Categories
Uncategorized

Prahara Perkawinan di Aceh

Di Aceh, bicara
mengenai perkawinan menjadi perkara yang sensitif. Sebelum meminang wanita
idaman, pria Aceh harus menyiapkan mahar yang lumanyan besar untuk takaran
masyakarat berkehidupan seadanya. Tetapi karena untuk dapat hidup bahagia
bersama wanita idaman tak apalah mengeluarkan emas sebanyak 10 sampai 20 mayam
bahkan lebih.
Ternyata, selain mahar
yang besar itu, pria Aceh juga harus menyiapkan “uang hangus” untuk segala
keperluan mempelai wanita. Uang hangus ini biasanya sudah ditentukan oleh pihak
keluarga wanita dengan jumlah menurut kesepakatan. Dengan uang hangus ini pula
mempelai wanita bisa membeli perlengkapan kamar dan sejenisnya supaya menunjang
keindahan pernikahan kelak.
Selain masalah rumit
di atas, ternyata masalah perwakinan di Aceh lumanyan panjang dan butuh
kesabaran. Kita lupakan masalah mahar karena saya sudah menulisnya di salah
satu cerpen yang dimuat di Majalah Femina. Mari kita lihat beberapa prosesi pernikahan
di Aceh yang menurut adat-istiadat merupakan hal yang sangat istimewa.
Malam Pacar
Kita mengenal malam
pengantin atau malam pertama, di Aceh ada yang namanya malam membubuhkan pacar
(inai) di jari tangan dan kaki, telapak tangan dan kaki. Pengantin wanita akan dirias
bagaikan penari India yang penuh warna merah tua di tangan dan telapak kaki.
Malam pertama
membubuhkan pacar tersebut punya tradisi tersendiri, di mana orang tua, sanak
famili dan kerabat dekat lainnya beramai-ramai ke rumah mempelai. Di malam itu
akan dilakukan peusijuk gaca, di mana
akan dilakukan tradisi khusus semacam meminta berkat melalui tradisi yang konon
diakui sebagai ajaran Hindu. Karena ini di Aceh, peusijuk udah dianggap sebagai budaya sendiri dan dilakukan sesuai
kaidah Islam yang berlaku. Biarpun masih banyak yang menyangsikan dan enggan
melakukan peusijuk tetapi ulama di
Aceh seakan diam saja dan ikut melakukan tradisi ini, karena itu pula masyarkat
yang melakukan peusijuk tidak
serta-merta disalahkan sepenuhnya.
Peusijuk gaca dimulai dengan melakukan ritual mempeusijuk
wadah menghaluskan pacar tersebut. Setelah itu, mempelai wanita juga dipeusijuk oleh minimal tiga orang yang
dianggap layak melakukannya. Peusijuk ini
pertama sekali dilakukan oleh orang yang dituakan seperti imam masjid atau
ulama terdekat.
Setelah prosesi peusijuk ini kemudian mempelai wanita
bersiap-siap untuk dihiasi telapak tangan dan kaki dengan pacar. Dalam membubuhkan
pacar pada mempelai wanita biasanya dilakukan oleh orang yang lumanyan telaten
dalam melukis sehingga hasilnya akan lebih bagus pula.
Pacar ini akan
dibubuhkan pada pengantin wanita minimal tiga malam berturut-turut. Bisa ktia
bayangkan bagaimana kreatifnya pelukis pacar ini, sanggup melukis bekas goresan
malam sebelumnya sehingga tetap terlukis model yang sama.
Pacar/inai ini menjadi
suatu keharusan dan ciri khas penting dalam perkawinan di Aceh. Dengan telapak
tangan dan telapak kaki berwarna merah menjadi pertanda bahwa seorang wanita
baru saja dipinang pria idamannya, dan akan melangsungkan akad nikah sampai
peresmian pernikahan mereka. Pacar ini pun merupakan suatu penghargaan kepada
wanita Aceh dalam mempercantik dirinya sendiri secara alami. Terlepas dari
simpang-siur boleh atau tidak, toh agama tidak mengharamkan pacar yang pohonnya
bisa kita temukan di belakang rumah.
Akad Nikah
Janji suci sehidup
semati yang diucapkan oleh pria di depan penghulu saya rasa tidak jauh berbeda
dengan daerah lain. Dan di Aceh pelaksanaannya bisa menjelang peresmian
pernikahan atau pun bisa sebulan sebelumnya.
Intat Linto dan Tueng Dara Baro
Ini merupakan dua hal
berbeda, Intat Linto merupakan prosesi di mana rombongan mempelai pria
mengantai pengantin pria ke rumah wanita. Intat Linto dilakukan pada hari
pelaksanaan pesta di rumah pengantin wanita. Sedangkan Tueng Dara Baro
merupakan prosesi kebalikan dari Intat Linto, di mana pengantin wanita diantar
secara berombongan ke rumah mempelai pria.
Pada intinya, kedua
prosesi ini memiliki kesamaan, sama-sama melakukan peresmian pernikahan. Perbedaannya
hanya pelaksanaan di tempat berbeda dan beberapa adat yang tidak sama. Pada saat
Intat Linto, para rombongan banyak membawa seserahan yang akan diberikan kepada
pengantin wanita, atau keluarga wanita. Seserahan ini dikenal sebagai peunuwo bisa dalam beragam bentuknya,
hal ini tentu tidak jauh beda dengan daerah lain, barangkali hanya disesuaikan
dengan kebutuhan dan penamaan.
Nah, pada saat Tueng
Dara Baro, pihak pengantin wanita juga melakukan prosesi yang sama disebut peunulang. Di mana memberikan seserahan
kepada pihak mempelai pria, seserahan ini pun saya pikir merupakan hal yang
wajar dan sesuai kemampuan ekonomi dalam membelinya.
Biasanya, saat Intat
Linto maupun Tueng Dara Baro, rombongan akan disambut oleh kemeriahan
penari-penari cilik yang menarikan tarian khas Aceh, seperti Ranup Lampuan. Hal ini tentu saja
membahagiakan raja dan ratu sehari yang baru tiba di rumah kediaman mereka
dengan penuh senyum tawa. Penari-penari cilik ini sudah dipersiapkan secara
khusus dan memang memiliki tempat tersendiri dalam menghibur dibandingkan
hiburan lain. Gaya-gaya kecil mereka mampu menghipnotis rombongan untuk melepas
lelah sejenak selama perjalanan.

Duek Dara
Kedua memperla
dipertemukan maka prosesi selanjutkan adalah duduk di pelaminan, namanya Duek Dara. Kedua mempelai duduk di atas
pelaminan mewah dalam suasana panas dan ribut tamu-tamu diundang.
Saat Duek Dara (baik di rumah pengantin pria
dan wanita) mereka sama-sama menjalani prosesi yang lumanyan lama. Dimulai dengan
peusijuk dari orang yang dituakan hingga
saling menyulam makanan maupun sesi foto bersama. Selama Duek Dara ini pula pengantin pria dan wanita harus benar-benar
sabar melawan panas dahaga dan sanak-saudara yang minta foto bersama.
Peusijuk
Seperti yang sudah
saya sebutkan di atas, peusijuk
merupakan prosesi yang merngandung kontroversi di Aceh. Sebagian berpendapat
bahwa peusijuk merupakan prosesi yang
sama dilakukan oleh umat Hindu. Namun dilihat dari pelaksanaannya, peusijuk di Aceh sudah mengalami
perubahan sesuai kebutuhan aturan dalam Islam.
Memang, peusijuk dianggap membuang-buang rejeki
dengan menaburkan padi maupun beras dari ujung rambut hingga ujung kaki
pengantin. Atau pun karena peusijuk
dianggap sebagai kepercayaan menolak bala. Pada dasarnya, bahan untuk melakukan
peusijuk ini terdiri dari beras, biji
padi, tepung tawar, air, ketan, dan dedaunan khas Aceh.


Peusijuk dilakukan dengan “melempar” beras dan padi yang sudah
dicampur antar kepala dan kaki pengantin yang duduk bersila, kemudian tepung
tawar yang sudah dicampur dengan air akan diteteskan pada kedua telapak tangan
dan kaki melalui setangkai daun khas Aceh tersebut,lalu orang yang mempeusijuk akan menyuapi ketan ke mulut
kedua mempelai dan diakhiri dengan salaman.
Proses ini dianggap
tidak sama dengan proses yang dimaui Islam. Saya sendiri tidak menemukan aturan
baku yang melarang peusijuk, bahkan
sampai menanyakan kepada ulama di daerah masih membolehkan peusijuk ini. Karena, budaya tidak bisa dihilangkan hanya saja
dikombinasikan dengan Islam. Pada peusijuk
sendiri – selain masih dianggap pemberkatan – selama prosesnya dibacakan basmalah dan doa-doa keselamatan dunia
akhirat.
Peusijuk tidak hanya dilakukan pada pasangan pengantin saja, pada kegiatan lain
pun kerap dilakukan prosesi ini.

Akhirnya, sebuah
pernikahan tetap akan bahagia sesuai kemauan
suami istri bukan dari faktor luar. Bagus tidaknya watak suami dan istri akan
menentukan kokohnya pernikahan. Bagus atau tidaknya proses menuju rumah tangga
bahagia, semua karena budaya adalah kebiasaan yang tidak bisa dibuang selama
kita hidup bermasyarakat! 
Categories
Uncategorized

Gempuran Smartphone “Murahan” Cina

Akhir-akhir ini produk
Cina sudah menjamur di mana-mana, harganya tentu saja sangat murah dibandingkan
dengan produk kelas atas dari vendor ternama. Banyak sekali merek dagang yang
kita tidak ketahui menggempur pangsa pasar negeri tirai bambu, maupun
negara-negara berkembang di Asia termasuk Indonesia.

Dan tidak main-main pula,
vendor-vendor tersebut rajin sekali dan terkenal tidak takut dalam menjiplak
atau mematenkan kembali produk yang hampir mirip dengan aslinya. Sebut saja
vendor kelas atas yang menelurkan produk spektakuler seperti Apple, Samsung,
Sony, Nokia, maupun HTC, ditiru habis-habisan oleh vendor asal Cina lalu dijual
dengan harga murah.

Dan lebih parahnya lagi, tidak ada satu pun yang berani
melayangkan gugatan paten terhadap mereka, termasuk Apple yang selalu perang
paten dengan Samsung. Analisa saya untuk hal ini, Samsung berada di negara
kecil dan mudah diperangi sedangkan Cina merupakan negara besar dan tentu saja
pangsa pasar iPhone maupun iPad termasuk kuat di sana, belum lagi rumah
produksi produk-produk Apple tak lain adalah Foxcon berdiri kokoh di negeri
terkenal dengan tembok besar tersebut.

Terlepas dari vendor
tidak kuat dari negeri paling ramai penduduk di dunia tersebut, ternyata masih
ada pula vendor kelas atas yang semakin jaya dan ditakuti lawan-lawannya. Vendor-vendor
ini pun dikenal sebagai penghasil smartphone
dengan kualitas terbaik dan mampu bersaing dengan merek dagang lain yang lebih
populer. Soal harga, tentu saja tidak semurah ponsel Cina lain yang mudah kita
dapatkan di pasaran saat ini. Soal kualitas?
Nah, itu dia yang jadi
persoalan saat Samsung terus menelurkan berbagai seri Galaxy, saat Apple sibuk
dengan paten dan tidak berinovasi, saat Sony sibuk dengan ponsel petak dan anti
air maupun debu, saat HCT terus memasarkan ponsel aluminium maupun saat Nokia
berpindah tangan ke Microsoft. Ternyata, harga smartphone dari vendor-vendor kelas atas negeri terbesar di dunia
tersebut tidak akan sanggup dibeli oleh orang kelas bawah seperti saya.
Oppo
Pertama kenal produk
ini saya mengira berasal dari Korea Selatan juga. Dalam bahasa hangul ada oppa
yang berarti kakak laki-laki, saya pikir berganti jadi oppo yang artinya saya
tidak tahu. Selidik punya kasus, ternyata Oppo ini berasal dari negeri tirai
bambu.
Menurut hemat saya,
Oppo termasuk vendor yang royal seperti Samsung dalam beriklan. Meski tidak
serakus Samsung, tetapi untuk sebuah pabrikan ponsel yang belum begitu diakui
keberadaannya, Oppo mampu menngeluarkan biaya besar untuk beriklan.

Hal ini
dapat dilihat dari akun Twitter Oppo Indonesia yang gencar mengadakan kuis
dengan membagikan produk terbaru kelas atas mereka. Belum lagi beberapa kali
terlihat menjadi sponsor acara televisi yang bertahan sampai beberapa lama,
serta iklan berdurasi kurang lebih semenit dengan menampilkan merek terbaru dan
keunggulan produk mereka.

Oppo yang berada di
bawah Oppo Electronics Corp merupakan salah satu vendor yang disegani di Cina,
sekarang di dunia, dengan produk-produk tipis mereka dan tahan banting.
Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2004 ini terletak di Dongguan, Guangding,
Cina. Semula perusahaan ini memproduksi pemutar musik, LCD-TV, eBook, lantas
sekarang terjun ke smartphone kelas
menengah sampai premium.
Oppo termasuk vendor
yang cukup bergerilya dalam berinovasi, contoh saja seri Oppo N1 yang menjadi
andalan vendor ini. Tidak tanggung-tanggung, kelebihan yang paling menonjol
tentu saja kamera depan dan belakang sama karena bisa diputar. Harganya? Cukup
menggiurkan untuk masyarakat menengah ke bawah seperti saya!
Sumber: www.dash.coolsmartphone.com
Huawei
Satu lagi vendor asal
Cina yang tidak tanggung-tanggung menelurkan smartphone kelas premium mereka. Huawei semula merupakan perusahaan
telekomunikasi terbesar di negeri yang sekarang dikenal dengan sebutan Tiongkok
ini. Huawei Technologies Co. Ltd.

Memiliki kantor yang sangat luas dikenal
dengan Kampus Huawei yang terletak berdekatan dengan pabrikan ponsel ternama,
Foxcon. Perusahaan yang terkenal dengan smartphone
seri Ascend ini terletak di Shenzhen, Cina.

Walaupun namanya belum
termasuk kuat dibandingan Oppo, tetapi produk premium yang dikeluarkan oleh
produsen ini cukup punya ciri khas tersendiri. Soal paling sensitif apalagi
kalau bukan harga, dan produk premium vendor ini lagi-lagi bukan untuk pembeli
kategori menengah ke bawah seperti saya!
Sumber: www.www.blogcdn.com
ZTE
Namanya barangkali
belum setenar kedua vendor di atas, tetapi produk premiumnya sudah pernah ada. ZTE
Corporation atau Zhong Xing Telecommunication Equipment Company Limited
merupakan perusahaan telekomunikasi yang sudah berdiri sejak tahun 1985 di
Shenzhen, Cina.
Barangkali, untuk
kalangan smarphone ZTE masih belum
termasuk kategori yang diperhitungkan. Tetapi vendor ini termasuk salah satu
produsen elit dibandingkan produsen penjiplak lain dari Cina.

ZTE masih memilih
aman dalam menelurkan smartphone
berbasis Android ini, ditandai dengan harga yang masih terjangkau. Namun
demikian, baru-baru ini ZTE telah meluncurkan produk yang bisa dikatakan untuk
kelas menengah ke atas. Walaupun tidak bisa dikategorikan ke dalam kelas
premium, produk ini patut diperhitungkan. Salah satunya ZTE Grand Memo.

Sumber: www.phonearena.com
Lenovo
Barangkali, produsen
komputer ini bisa dikatakan memiliki dua kantor besar baik di Morrisville,
Amerika Serikat maupun di Cina. Perusahaan yang berdiri tahun 1984 ini
sebenarnya lebih dikenal sebagai perusahaan penyedia komputer dengan kualitas
diperhitungkan oleh banyak kalangan. Belakangan, perusahaan bernama lengkap
Lenovo Group Limited ini terjun juga ke produksi smartphone.
Produk Lenovo cukup
diperhitungkan oleh konsumen mengingat nama besarnya. Walaupun masih fokus pada
komputer, Lenovo mampu juga bersaing memproduksi ponsel kelas premium seperti
Lenovo Vibe Z. Hal ini menunjukkan bahwa Lenovo tidak main-main dalam
memerankan dirinya di ranah smartphone
yang kini dikuasai oleh Samsung dan Apple.
Sumber: www.3.bp.blogspot.com
Asus
Kita mengenal Asus
sebagai produsen komputer terkemuka dan disegani hampir seluruh dunia. Asustek
Computer Inc. ini terletak di negara bagian Cina, Taiwan. Biar pun terletak di
Taipei, saya memasukkan Asus ke dalam kategori Cina.
Asus pun ikut-ikutan
menari di jagad smartphone dengan
menghasilkan berbagai produk unggulan mereka. Walaupun tidak gendar dan fokus
pada ponsel tetapi mereka masih bisa melahirkan produk unggulan kelas menengah
ke atas seperti PadFone Mini. Selain itu, Asus juga pernah ketiban rejeki saat
Google mempercayakannya melahirkan seri Tablet Nexus.
Sumber: www.gsmarena.com
Acer
Satu lagi produsen
komputer terbesar di Asia, bahkan dunia unjuk gigi dalam ranah smartphone. Kita mengenal Acer sebagai
salah satu produsen komputer yang paling laris manis di pasaran. Acer
Incorporated berdiri sejak tahun 1976 di Taiwan. Lagi-lagi saya masukkan ke
dalam kategori Cina karena Taiwan masih termasuk tanah peradaban negeri tirai
bambu tersebut.
Acer telah banyak
melahirkan produk inovatif dan murah untuk komputer maupun laptop. Lantas
bagaimana dengan smartphone buatan
Acer? Ternyata produsen hebat ini mengeluarkan banyak seri ponsel pintar dari
kelas bawah sampai menengah.

Barangkali karena nama besarnya, Acer tentu tidak
takut jika produknya tidak laku di pasaran. Walaupun tidak termasuk dalam kelas
premium, Acer Liquid E3 misalnya termasuk ponsel kelas menengah ke atas untuk
mengimbangi ponsel-ponsel dari produsen ternama lain.

Dari enam produsen
Cina (sekarang Tiongkok) tersebut tentu saja kita dapat melihat bahwa Asia
sejak dulu memang telah menguasai dunia teknologi. Enam produsen tersebut pula
tidak “main-main” dalam bermain di ranah smarphone.
Mereka jeli, waspada, dan kreatif serta inovatif dalam melawan kedigdayaan
barat.

Walau demikian, kita patut bangga bahwa hampir semua produsen hebat smartphone dunia berada di Asia; Samsung
(Korea Selatan), LG (Korea Selatan), Sony (Jepang), Panasonic (Jepang) dan HTC
(Taiwan; tidak saya beri ulasan karena produsen ini sudah cukup punya nama dan
bernyali di seluruh dunia). Masih banyak produsen Cina lain yang akan berjaya tanpa kita sadari suatu saat nanti. 

Barangkali, karena ini
pula barat (khususnya Apple maupun Microsoft) merasa ketakutan dengan
kebangkitan vendor berkekuatan besar dari Asia. Kita tunggu saja gempuran
apalagi yang akan dilancarkan produsen asal Asia ini! 
Categories
Uncategorized

Guru Kami, Pahlawan Semesta

Photo by Bai Ruindra
Saya mengenalnya lebih
kurang 13 tahun lalu, suatu masa yang panjang ketika dia masih tegap dalam langkahnya.
Sekarang, setelah lebih 37 tahun mengabdi, langkahnya tidak lagi setegak kala
muda. Tubuhnya sudah ringkih dan harus dibantu kruk untuk dapat menapaki
hari-hari bersama kami.
Dia, Dra. Rosmalawati
Idris, seorang guru saya dan guru kebanyakan orang sukses di kampung kami. Bu
Ros, begitu panggilannya merupakan guru tertua di sekolah kami dan hanya
mengabdi pada satu sekolah semenjak pengangkatan menjadi guru pegawai.

Bu Ros
selalu memberi senyum pada kami, walaupun langkahnya tidak pernah rata antara
kiri dan kanan. Dalam keseharian, tubuhnya boleh saja lemah tetapi suara dan
cara mengajarnya bahkan mampu menyaingi guru lain yang lebih muda. Semangatnya dalam
mengajar tidak pernah pudar dari semenjak saya kenal fisiknya hingga kini sudah
pensiun.

Bu Ros, satu-satunya
guru “titipan” dari Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Barat yang ditugaskan
kepada MAN Suak Timah (Kementerian Agama). Sebagai guru yang diperbantukan, Bu
Ros tetap mengajar anak-anak madrasah sesuai kemampuan beliau.

Walaupun banyak
sekali surat-menyurat yang harus diurus ke Dinas Pendidikan bukan berarti
membuatnya ingin cepat-cepat ditarik kembali oleh ibu kandung. Saat guru-guru
lain di bawah naungan bapak sendiri – semua administrasi lancar di bawah
kementerian agama – Bu Ros kadang tersandung karena harus melalui proses di
Dinas Pendidikan kemudian pindah tangan ke Kementerian Agama (dulu Departemen Agama).
Bu Ros tidak pernah mengeluh, dengan langkah tertatih beliau bertahan di
madrasah.

Bu Ros adalah seorang
guru kelahiran tahun 1959, perempuan kuat dan perkasa di mata saya sebagai
siswa dan sebagai rekan kerja kini. Sejak kecil Bu Ros sudah mengalami masalah
dengan kesehatannya.

Kaki sebelah kiri Bu Ros terkena penyakit folio, entah
karena dulu tidak cepat disembuhkan atau memang tidak tahu-menahu masalah ini,
Bu Ros pun tidak ingat apa yang dilakukan kedua orang tuanya waktu itu,
akhirnya kaki kiri Bu Ros lebih kecil dari ukuran normal.

Semasa muda dan masih
kuat, Bu Ros masih sanggup berjalan mengelilingi perkarangan sekolah kami,
tetapi menjelang masa pensiun, seiring usia yang lanjut, Bu Ros sudah
menggunakan kruk membawa langkahnya ke kelas.

Semula satu kruk, sampai akhirnya
dua kruk dan Bu Ros tetap mengajar sebagaimana kewajibannya. Jadwal mengajar
yang sudah diembannya sebagai guru profesional dengan 24 Jam Pelajaran,
dilaksanakan Bu Ros tanpa mengeluh maupun meminta bantuan guru lain apalagi
kepada guru honorer.

Bu Ros sanggup mengajar 4 sampai 6 jam dalam sehari,
walaupun kemudian atas kesadaran kami semua, jam Bu Ros disesuaikan dan diatur
supaya beliau tidak terbebani di usia senja dan kondisi fisiknya. Bu Ros malah
meminta tugas dan tanggung jawabnya diberikan penuh, karena baginya, gaji yang
diberikan pemerintah pada sisa umurnya merupakan amanah yang tidak bisa
dimanipulasi.

Benar kiranya, guru pahlawan tanpa tanda jasa, jika
melihat banyak sekali yang dilakukan Bu Ros. Dengan keterbatasan yang dimiliki,
Bu Ros berdiri di antara kegagahan dan kegarangan guru-guru muda di antara para
siswa. Terlepas dari semua itu, Bu Ros tetap menjadi salah seorang guru yang
disegani oleh siswa-siswinya.

Bukan karena kaki Bu Ros tidak normal, karena Bu
Ros mengajar dengan cara yang tidak sama dengan guru lain. Suara lantang, sikap
tegas dan berwibawa. Pelajaran Qur’an Hadist yang diajarkan beliau menjadi
pelajaran yang sempat ditakuti siswa-siswi.

Ketegasan Bu Ros terletak pada
siswa yang tidak bisa menghafal ayat al-Quran maupun sepotong hadits. Siswa yang
tidak bisa, tidak segan pula Bu Ros meminta hafal kembali maupun berdiri di
depan kelas sampai mampu menghafal.

Guru menjadi
satu-satunya penentu baik buruk seorang manusia. Sampai kapan pun pendidikan yang diberikan guru akan
selalu dikenang dan tidak pernah diletakkan di suatu tempat terendah. Bu Ros,
barangkali salah satu guru dengan keterbatasan yang telah mencerdaskan bangsa.

Pemerintah
hanya sanggup memberikan materi dengan jumlah tertentu selama pengabdiannya,
tetapi ilmu yang diajarkannya tidak akan pernah habis maupun menghilang dari
ingatan siswa-siswi. Bahkan untuk saya pribadi, tidak akan ada tulisan
inspiratif ini sebelum saya mengenal Bu Ros dengan segenap hasratnya
mengajarkan baik buruk dalam agama.

Mungkin, Tuhan punya
cara tersendiri memberikan penghargaan pada seorang guru seusia Bu Ros yang sudah
melahirkan generasi beragam prestasi. Suatu saat nanti! 
Dalam hal ini, Indonesia Move On dari kebodohan karena seorang guru. Guru punya andil dalam mencerdaskan
bangsa dan generasi sampai akhir masa. Gerakan Indonesia Move On yang dilakukan
Dompet Dhuafa merupakan salah satu cikal bakal melestarikan kepintaran yang
dimiliki negeri ini.

Barangkali, Dompet Dhuafa juga memperhatikan guru-guru di
seluruh negeri, banyak potret yang melahirkan nyata bahwa tidak semua guru
berada dalam bahagia. Melalui Indonesia Move On, Dompet Dhuafa bisa
memperhatikan guru-guru yang dianaktirikan oleh pemerintah kita. Bu Ros salah
seorang guru, hanya satu dari sekian guru lain yang bisa saja merasakan derita
berbeda. Dan guru tanpa tanda jasa ini akan menerima imbalan sesuai keikhlasan
hati mereka menerima. Semoga tulisan di blog ini bermanfaat. 

Categories
Uncategorized

Sejenak Bersama Geureute

Photo by Bai Ruindra
Bagi saya, istirahat
sebentar selama perjalanan, ngopi, makan mie instan, atau minum kelapa muda
merupakan keharusan begitu melintasi Banda Aceh ke Aceh Barat, demikian
sebaliknya.  Tempat paling strategis
tentu saja Gunung Geureute yang terletak di Aceh Jaya (sebelum pemekaran masih
termasuk Aceh Barat).
Tidak perlu
muluk-muluk, hidangan yang tersedia di atas gunung dengan jalan berliku ini
tidak mewah. Bukan itu yang membuat menarik, pemandangan mahahebat menyita
perhatian orang yang melintas menuju Banda Aceh atau ke Aceh Barat.

Lautan biru
menjadi satu-satunya alasan duduk manis di dalam gubuk yang mengarah ke laut. Tentu
saja harap-harap cemas takut gubuk yang terbuat dari kayu itu ambruk dan kami
akan jatuh vertikal ke jurang sebelum menyentuh lautan lepas.

Geureute merupakan
salah satu gunung mati fenomenal. Gunung ini merupakan jalur utama menuju ke
barat Aceh. Seiring berjalan waktu, sebelum tsunami sudah tersedia, masyarakat
lembah Geureute, sebagian besar dari Lamno membuka lapak peristirahatan.

Gubuk-gubuk
kayu itu dibangun menghadap ke laut, di mana sebuah pulau berdiri kokoh di
tengah lautan lepas. Sebagian besar penjual hanya menjajakan kopi, kelapa muda,
makanan ringan maupun mie instan. Khusus untuk kopi, bagi saya pribadi kopi
Geureute merupakan salah satu kopi terdahsyat yang pernah saya minum.

Bayangkan
saja, saat ngantuk menyerang sepanjang jalan dari Meulaboh ke Banda Aceh,
dengan segelas kopi di gunung ini bisa membuat mata saya kembali terbuka lebar
sampai ke Kutaraja. Menariknya lagi, perjalanan ini ditemani pemandangan yang
entah akan terlihat di benua mana lagi selain di sini.

Photo by Bai Ruindra
Photo by Bai Ruindra
Photo by Bai Ruindra
Gunung ini pula
menyimpan kenangan yang tidak bisa dilukiskan kala tsunami. Saya benar-benar
tidak habis pikir bagaimana Pencipta menjaga paku pembatas ibukota Aceh dengan
barat Aceh ini menjadi begitu kokoh.

Dengan gempa lebih kurang 8,9 SR, jalanan
berliku di atas gunung ini hanya sedikit yang rusak bahkan bisa dibilang masih
mulus.

Ah, Geureute memang
tempat untuk istirahat sejenak jika Anda melintasinya. Pemandangan yang
terlihat tidak akan membuat Anda kecewa sampai kapanpun. Selain lautan lepas,
pemukiman Lamno membuat mata terbinar.

Deretan pohon kebanggaan umat Nasrani
berjejer di bibir pantai, seperti kita sedang menonton film-film kartun, saat
seekor tupai maupun kelelawar loncat dan beterbangan di pohon berbentuk
segitiga itu.

Photo by Bai Ruindra

Photo by Bai Ruindra

Photo by Bai Ruindra
Dengan pemandangan
yang tidak biasa, secangkir kopi bisa langsung habis terteguk tanpa disadari. Mungkin
Anda patut mencoba, jarak lebih kurang 2 jam dari Banda Aceh tidak akan membuat
Anda kecewa melintasi barat Aceh yang begitu syahdu dengan irama lautan
mahaluas.
Duduklah sebentar di
Geureute, karena dia akan memanjakan Anda dengan lukisan Tuhan tiada tara! Selamat menikmati perjalanan Anda, saya putarkan sebuah lagu galau menemani jalanan berliku. 
Categories
Uncategorized

Negeri Adidaya Asia Bernama Korea Selatan

Tidak bermaksud
mempromosikan brand maupun negera tertentu, boleh dikatakan saya termasuk salah
seorang penggemar apapun berbau negeri gingseng tersebut. Jika ditanya negara
mana yang ingin saya kunjungi, Korea Selatan merupakan negara kedua setelah
negara kiblat saya sebagai seorang muslim. Mencium Ka’bah tetap menjadi
mimpi-mimpi tak terperikan yang tidak mungkin tertulis sampai kapan pun. Tetapi
untuk Korea Selatan, barangkali saya masih bisa berandai-andai sesuatu yang
indah berkenaan dengan negara beribu kota Seoul tersebut.
Bagi saya pribadi,
Korea Selatan sudah menjadi satu-satunya negara berkekuatan tinggi dalam
berbagai aspek selain Cina dan Jepang. Kedua negara terakhir sudah lebih dulu
menjadi acuan individu manapun dalam meraih cita-cita mereka dalam bidang
teknologi. Untuk negeri dengan julukan tirai bambu saja sudah terlebih dahulu
dianjurkan Muhammad saw. supaya kita berkunjung dan belajar di sana. Cina termasuk
satu-satunya negara penuh peradaban dan disegani banyak negara, sehingga sampai
kini mereka masih kokoh sebagai negara besar. Untuk Jepang, negara yang dikata
sebagai timbunan tanah hasil peperangan dan kalah di Perang Dunia II, di mana
Hiroshima dan Nagasaki menjadi dua kota besar luluh-lantak kala itu, tetap
menjadi negara besar karena kekuatan sumber daya manusia yang luar biasa.
Sekarang! Hampir –
bahkan – seluruh mata dunia berpaling pada negara tetangga Jepang dan Cina. Korea
Selatan yang diapit dua negara besar justru ikut-ikutkan berkembang menjadi
satu-satunya negara dengan berbagai mahakarya luar biasa. Kita lupakan
perseteruan antara Korea Selatan dengan Korea Utara, kita diamkan juga masalah
perseteruan paten antara Samsung dengan Apple. Saya memetik beberapa point
sehingga negara ini benar-benar diterima seluruh dunia.
Kebudayaan
Sudah bukan omong
kosong lagi saat semua orang mengenal drama korea. Jelas sekali. Drama korea
ibarat telenovela era 1990-an. Berbeda dengan telenovela yang penuh hiasa
percintaan dan dunia barat yang gramor, drama korea bisa lebih menang satu
peringkat dari itu. Masalah percintaan memang tidak bisa ditinggalkan karena
bumbu pemanis sebuah cerita yang tidak akan menjadi basi.
Pemerintah Korea
Selatan secara terang-terangan mendukung drama televisi menjamur dan digemari
oleh warga negaranya. Dukungan pemerintah ini pun dijadikan sebagai sponsor tak
tertulis sehingga kita mengenal beberapa drama yang mengangkat kebudayaan
korea. Drama-drama yang mengambil setting sejarah maupun kebudayaan korea laku
keras, tidak hanya di negara mereka sendiri, di luar negeri termasuk Indonesia
mengenal drama-dram tersebut. Kisah kerajaan yang di ramu dengan manis membuat
kita terkesan dan mengetahui bagaimana bentuk pemerintahan mereka kala itu.
Adat-istiadat dikemas dengan apik sehingga kita paham benar bahwa negara ini
sangat menjunjung tinggi peninggalan nenek moyang mereka. Sebut saja Faith yang
dibintangi Lee Min Ho, salah satu drama perbaduan antara kebudayaan modern
dengan tradisional. Terdapat pula drama-drama dengan tema unik dan menarik
seperti My Girl Friend is Gumiho, Good Doctor maupun drama dengan setting
sekolah yang sangat apik dan inspiratif seperti Dreams High dan School 2013.
Melalui drama pula
Korea Selatan dikenal sebagai ladangnya ide brilian, sehingga ada pula drama
yang memiliki kemiripan dengan mereka di negara lain, termasuk Indonesia yang
terkesan mencontek habis-habisan drama Korea tersebut. Pemerintah Korea sadar
betul bahwa budaya mereka harus dikenal oleh seluruh dunia. Dan terlepas dari
berbagai drama yang semakin bertaburan dengan cara penayangan tidak sampai
100-1000 episode, salah satu drama yang mengangkat drama-drama lain menjadi
dicari sampai sekarang adalah Full House. Drama yang dibintangi oleh Rain dan Song
Hye Kyo menjadi ikon dan laris manis.
Sumber: www.youtube.com
Bahasa
Saat semua orang
berlomba-lomba mengejar popularitas tingkat dunia dengan bahasa inggris, Korea
Selatan malah mewajibkan warga negaranya dengan bahasa sendiri. Tak bisa dipungkiri,
bahasa korea sangat dikenal di kalangan remaja dan pencinta drama dan lagu-lagu
korea. Dari bahasa pula suatu bangga akan dikenal dan disegani oleh banyak
orang. Korea Selatan tidak segan-segan menelurkan artis-artis dengan tampang
memukau (walau belakangan isu operasi plastik menjadi pemicu utama), mereka
bermain di drama dengan bahasa mereka sendiri, bernyanyi dengan bahasa mereka
juga.
Saya rasa semua orang
sangat setuju bahwa beberapa penyanyi Korea Selatan sudah go internasional
tanpa perlu mengubah bahasa dalam syair mereka. Sebut saja Girls Generations
yang mendapatkan Video of the Year dari Youtube Music Award, aktor Rain tetap
bernyanyi dalam bahasa korea walaupun sudah membintangi film skala hollywood,
Super Junior tetap bernyanyi dalam bahasa korea walaupun penggemar mereka
hampir di seluruh dunia, aktor Jang Dong Gun tetap terbata-bata berbicara dalam
bahasa inggris walaupun sudah disegani di barat. Bahasa adalah puncak segala,
mengetahui bahasa maka peradaban akan diajak serta. Korea Selatan sudah
membuktikannya.
Sumber: www.youtube.com
Sumber: www.youtube.com
Teknologi
Anda mengenal Samsung
atau LG? Dua vendor ponsel besar dunia ini tak lain berasal dari Korea Selatan.
Keduanya pun tidak hanya melahirkan smartphone
maupun tablet kelas atas, mereka juga menciptakan televisi LCD dengan layar
besar dan harga ratusan juta rupiah, mereka juga termasuk pemasok utama
perangkat ponsel lain, seperti processor, layar maupun kamera yang dipakai oleh
vendor besar seperti Apple.
Korea Selatan tahu
benar bahwa peperangan yang terjadi saat ini bukan lagi urusan tembak-menembak.
Pertahanan keamanan negara ini sudahlah bisa diacungi jempol. Tetapi kekuasaan
mereka di ranah teknologi tidak bisa dianggap sepele lagi melawan kedigdayaan
barat selama ini. Tidak hanya itu, kuatnya kedua vendor tersebut bukan tidak
ada dukungan pemerintahnya. Justru karena didukung pula mereka habis-habiskan
mengeluarkan biaya besar untuk mempromosikan produk mereka. Belum lama ini
Samsung terlibat dalam perhelatan Oscar yang tak lain satu-satunya acara paling
bergensi dunia. Selain itu, setiap ada drama terbaru kita pasti akan melihat
Samsung maupun LG dipamerkan aktor maupun aktis dalam akting mereka. Hal ini
menunjukkan bahwa kerja sama yang terjadi antara pemerintah, insan perfilman
dan pelakon teknologi sadar betul negara mereka akan menjadi hebat jika
disatukan.
Penyatuan tiga hal
tersebut memberi imbas tidak main-main bagi kita sebagai penikmat. Kita mengenal
bagaimana kebudayaan mereka, bahasa, arsitektur, merk terbaru hasil ciptaan
negeri mereka. Hal ini menandakan bahwa Korea Selatan benar-benar telah menjadi
salah satu negara kaya sumber daya alam dan manusia.
Sumber: www.youtube.com
Sumber: www.youtube.com
Lain-lain
Terakhir, tidak
berniat membanding-bandingkan, tetapi begitulah adanya. Korea Selatan tetap
mengedepankan sopan santun dalam beretika. Bahasa tubuh yang mereka berikan
menandakan bahwa mereka benar-benar tahu tata krama, saat, sedang berbicara
dengan siapa.
Jika di dunia
hollywood urusan tinggal bersama pasangan tanpa ikatan pernikahan lalu punya
anak merupakan hal biasa, Korea Selatan malah sebaliknya. Jika saja salah satu
dari mereka kedapatan punya pasangan, maka akan dianggap memiliki skandal. Sangat
jarang sekali kita mendengar gosip aneh-aneh tentang aktis dan aktor dari
Korea. Entah karena ditutup-tutupi atau memang begitu adanya. Saya mengetahui
aktor sekelas Jang Dong Gun baru menikah di usia 40 tahun. Kemudian Kim Min
Jong malah masih bertahan dalam kesendirian dalam usia 40 tahun. Seakan untuk
urusan ini mereka benar-benar tidak ingin dicampuradukkan dengan keartisannya. Sehingga
benar adanya saat Yoona dan Lee Seung Gi atau Tiffany dan Nickhun merahasiakan
hubungan mereka.
Tetapi bukan itu yang
menjadi acuan. Kebiasaan warga Korea Selatan yang kemudian memiliki nilai
tambah untuk mengetahui peradaban mereka. Negara yang dulu sempat kacau dan
bisa jadi tidak memiliki apa-apa, sekarang malah menjadi negara kaya raya
dengan berbagai pemasukan negara.

Categories
Uncategorized

Beranikah Apple Menyerang Google?

Samsung baru saja
memamerkan hanset terbaru mereka, Galaxy S5. Walaupun dari segi bentuk maupun
bawaaan dasarnya tidak jauh berbeda dengan model terdahulu, Samsung masih mampu
menduduki puncak tertinggi sebagai vendor smartphone
paling berkuasa di Asia, bahkan secara global. Para pencinta produk dari
produsen yang berdomisili di negeri gingseng tersebut tetap memilih seri S5
sebagai peningkatan S4. Tidak main-main, kekuatan yang dihadirkan seri S5 bisa
dikatakan sangat mumpuni di kelas premium, termasuk aplikasi bawaan seperti
kesehatan dan sidik jari.
Belum juga Samsung
meraup banyak keuntungan dari Galaxy S5 seperti saat S4 diserbu banyak
penggemar, lagi-lagi masalah lama muncul ke permukaan. Sebagian besar netizen,
khususnya di kanal DetikNet laman detik.com, memberikan beragam argumen. Tepatnya
lebih banyak yang memberi kritikan pedas terhadap sikap Apple. Inc yang kini
digawangi Tim Cook dalam menyerang kembali Samsung. Masalahnya tentu tidak jauh
dari paten dan royalti. Sebenarnya, kisruh ini sudah berulang kali dimenangkan
oleh Apple sebagai vendor egois dan merasa hebat dengan jenis smartphone maupun tablet yang
dimilikinya. Namun kedigdayaan iPhone maupun iPad digadang-gadang akan bernasib
sama dengan BlackBerry jika masih mempertahankan ego masing-masing tanpa berinovasi
lebih baik dan menarik.
Tahun lalu, saat
Samsung menang di meja hijau di kandang Apple, vendor ini malah mengemis pada
Presiden Obama untuk membela dan menjatuhkan Samsung. Dan benar, Samsung
dicerca dan Apple dibela. Sikap ini menjadi senjata makan tua bagi Apple,
kurang inovatif dan selalu mencari kesalahan orang lain membuatnya tidak lagi
jadi penghasil ponsel kelas atas. Banyak berita yang menyudutkan Apple terhadap
produk mereka yang dikatakan murah tetapi juga tidak termasuk low end, malah terkatung-katung
penjualannya. Serbuan Android yang dipimpin Samsung semakin mendominasi dan
mengalahkan kekuasaan Apple yang tidak pernah mau menjual produk mereka dengan
harga murah. Barangkali, Apple berpikir harga murah berarti murahan, jika lebih
teliti Samsung menjual produk mereka dengan harga relatif murah dan menjangkau
semua elemen. Apakah ini murahan? Anda bisa membandingkan sendiri jika memiliki
produk Samsung. Satu catatan penting, bahwa Samsung memiliki semua komponen
untuk menciptakan puluhan maupun raturan seri smartphone setara S5 maupun tablet seri Note 10 dalam waktu
berdekatan. Sedangkan Apple, harus ngemis ke mana-mana untuk mendapatkan hardware mumpuni untuk layar, kamera
maupun otak utama menjalankan produk mereka ke banyak vendor lain, khususnya di
Asia dan Samsung-lah pahlawan Apple dalam melahirkan iPhone dan iPad andalan
mereka.
Kembali ke masalah
yang muncul sekarang, Apple mengajak kembali Samsung berlaga di meja hijau
karena dianggap telah melanggar paten semisal slide to unlock, koreksi huruf, link
kontekstual, universal search dan backgound
syncing
data. Hal inilah yang dikatakan “gila” oleh pengacara Samsung, John
Quinn, dialamatkan kepada Apple. Siapapun juga tahu, kelima paten yang dituntut
Apple kepada Samsung tersebut bukanlah bawaan vendor Korea Selatan tersebut. Kelima
software bawaan Android tersebut
dimiliki semua smartphone bersistem
operasi milik Google seperti LG, HTC, Lenovo, Huawei, Oppo, bahkan merek yang
tidak sekuat vendor tersebut seperti Mito, Evercoss, dan merek-merek cina
lainnya juga menggunakannya.
Lantas, kenapa hanya
Samsung yang diserang? Apakah hanya Samsung yang melanggar “paten” tersebut? Apple
terlalu membesar-besarkan masalah paten ini, semua dipatenkan sama perusahaan
Amerika tersebut. Bahkan bentuk ponsel yang “bulat” di setiap sudut
dipermasalahkan. Samsung sangat baik memberi royalti karena masalah ini untuk
Apple, bagaimana produk lain yang membuat ponsel model demikian? Bukan tidak
mungkin suatu saat vendor-vendor Android menyerang balik Apple saat ada iPhone
layar di atas 5 inci. Barangkali juga, vendor Android yang rata-rata berada di
Asia ini akan mendiamkannya, toh memang Apple satu saja yang ribut di kandang
sendiri sedangkan vendor lain malah adem ayem di Asia.
Serangan yang
dilakukan Apple kali ini jelas sekali salah alamat. Tidak salah jika pengacara
Samsung naik pitam mendapatkan teguran dari pengadilan di kandang Apple,
Amerika. Ujung-ujungnya Apple kembali menang, dan seandainya tidak menang
seperti tahun lalu akan meminta bantuan presiden walaupun sebenarnya Obama
secara nyata tidak menggunakan iPhone melainkan BlackBerry.
Lima paten yang
dianggap Apple telah dilanggar Samsung merupakan fitur bawaan Android. Semua juga
tahu Android itu milik Google dan dinahkodai pakar software kelas atas di perusahaan mesin pencari ini. Jika ingin
menang, Apple seharusnya memberikan tuntutannya ke alamat Google, sama-sama di
Amerika. Mungkin Samsung memang pernah melanggar paten Apple, tetapi sudah
berulang kali ditebus. Pelanggaran lima paten ini bukan untuk Samsung tetapi
untuk Google. Semasa Steve Jobs, Apple pernah menggugat Google tetapi
perusahaan dengan logo buah apel itu membusuk di pengadilan. Hemat saya, sekali
ini saja Apple menuntut paten dan sejenisnya dari Google maka tamatlah riwayat
perusahaan produk mahal tersebut. Tidak tertutup kemungkinan Google akan
menyerang balik dengan menghilangkan Apple di semua ranah pemberitaan mesin
mencari, menuntut Apple Maps yang tak lain adalah gadungan Google Maps, bahkan
menarik semua layanan Google di iPhone maupun iPad seperti Youtube, Google Maps
(Apple Maps masih belum akurat), Gmail, Search engine yang dialamatkan ke
google. Tentu saja Apple tidak ingin ini terjadi, bukan karena sama-sama
Amerika, Google memilih diam dan menciptakan banyak inovasi, selama ini Google
terlalu berbaik hati menghadapi keangkuhan Apple.
Akhirnya, Samsung-lah
menjadi sasaran amukan emosi Apple karena vendor pencipta seri Galaxy yang
sukses besar ini berada di negara kecil, seakan tidak berkutik jika diperang,
sampai saat ini vendor cina yang jelas-jelas menjiplak Apple tidak pernah
dituntut seperti menyerang Samsung. Kita tidak tahu apa yang sebenarnya
terjadi, tetapi keserakahan Apple ingin mengambil modal dari perusahaan lain
tidak logis di saat vendor lain berkutat dengan produk inovatif.
Urusan jiplak-menjiplak
tidak ada yang tahu siapa yang benar pernah dan tidak pernah. Ponsel layar
sentuh sebenarnya sudah ada jauh sebelum iPhone lahir, IBM bahkan
menciptakannya di tahun 1994 dengan IBM Simon Personal Commulator, pernahkah
terdengar kabar IBM menuntut Apple melanggar paten mereka? Barangkali Apple
merasa sangat hebat telah melahirkan ponsel inovasi terbaru, padahal Nokia
telah melahirkan banyak seri yang tidak jauh beda dengan iPhone seperti Nokia
9300 Komunikator sekitar 2004, jauh meninggalkan iPhone yang lahir di 2007.
Masalah pembajakan
pula dialami Microsoft yang diam saja menghadapi softwarenya dipakai gratis banyak orang seluruh dunia. Nyatanya,
Microsoft tetap kaya raya dan disegani.
Tidak ada yang
benar-benar tidak menjiplak di ranah teknologi ini. Tetapi lain orang memang
lain bersikap, Apple yang semakin tergerus gempuran Android wajib waspada
tetapi bukan dengan “mencuri” ke pihak lain. Mungkin saja, jika ada iPhone dan
iPad yang relatif murah ada sebagian orang yang ingin membelinya bukan lagi
menghujat seperti saat ini.

Kita, nikmati saja
produk Asia yang inovatif, layar bening dan besar, dan banyak aplikasi gratis
terjamin dari Google! 
Berikut contoh beberapa touchwiz Samsung, mungkin bisa dibedakan dengan Apple iPhone, khususnya kunci yang tidak lagi berbentuk slide.
Categories
Uncategorized

Romansa Segala Rasa

Hanya ada kau dan aku dalam sebuah rasa yang
sama…
Perjalanan
panjang ini akan segera berakhir dengan kecupan mesra darimu. Antara Aceh dan
Bali jadi terasa sangat dekat saat membayangkan fisikku akan menyentuh fisikmu.
Hampir dua tahun pula kita hanya bersuara mesra melalui udara dan maya, bahkan
rasa cemburu yang kupendam sudah tidak terdefinisi.

Belum pula
ragaku menyentuh dinginnya tanah di antara deru ombak pulau Dewata, aku sudah
sangat tidak sabar menunggu burung besi putih dengan logo biru segera menghentikan
kipasan sayapnya dan senyummu menghilangkan penatku. Dari atas perairan biru
ini dapat kulihat dataran yang akan mempertemukan kita. Walau aku sudah sangat
sering melihat dan mendengar gelombang laut, tetapi rasanya pasti akan sangat
jauh berbeda. Laut Aceh sudah pernah pilu dengan musibah besar di akhir 2004,
laut Bali barangkali masih indah dihiasi pohon hijau dan pengunjung berlimpah
setiap saat.
Dan kita, akan segera mengulang manisnya rasa…

***
Kutapaki
langkah di atas jalan setapak menuju pertemuan kita. Tak sabar rasanya aku
ingin segera memelukmu yang entah masih kurus atau sudah lebih berisi. Terakhir
kali kau katakan padaku bahwa dirimu sedikit kelelahan menghadapi pekerjaan
yang menumpuk, mungkin ini akan berpengaruh pada pola makan dan kondisi berat
badanmu. Tapi sekali lagi, aku tidak pernah memandangmu sebagai bentuk terindah
dari pahatan Tuhan. Aku menerima jiwa yang kau punya karena aku tidak memiliki
pribadi dan bentuk fisik seperti dirimu.
Kau tahu?
Terakhir kali kita bertemu di salah satu sudut Ibu Kota, waktu itu hanya sehari
saja. Di bawah gerimis, di jalan setapak menuju penginapan, seperti jalan yang
kulalui kini. Perbedaannya, Ibu Kota sangat keruh dengan keadaan dan kita tidak
bisa saling memahami mau masing-masing. Kita juga tidak sempat menghabiskan
waktu bersama karena kau terlalu sibuk dengan tugas kantormu. Bahkan, untuk
minum secangkir kopi saja tidak bisa kau luangkan waktumu, aku memahami, karena
aku tidak mau kehilanganmu.
Di bawah
matahari Bali yang terasa lebih teduh dibandingkan negeriku, kita akan bisa
menghabiskan lebih banyak waktu di sini. Tempat ini pula sengaja kau pilih
sebagai pertemuan kita; rumput hijau, bunga entah bernama apa, pohon rindang,
patung khas pulau ini yang tidak akan pernah kulihat berdiri di kampung
halamanku, serta tempat persinggahan yang dibuat seakan khusus untuk kita
berdua. Seperti yang sudah kau katakan padaku, kita akan bertemu di sebuah
gubuk di depan kolam ikan yang ada patung berwarna putih.
Aku sudah menunggumu di sini…
***
Kau tersenyum melihatku!
Ah, betapa
tidak terbayangkan perasaanku melihat tubuhmu yang semakin mungil. Kau terlihat
lelah sekali. Bahkan, tubuhmu seperti tinggal tulang saat kupeluk erat.
Aku merindukanmu…
Sudah pasti.
Tanpa kau jawab, aku sudah tahu bahwa bahasa nonverbal darimu mengatakan hal
yang serupa. Kupeluk tubuhmu semakin erat, hal ini pun lumrah di pulau ini.
Banyak mata yang melihat tetapi tidak mempersoalkan, tentu beda dengan negeriku,
 tidak bisa sebebas ini memeluk tubuhmu
yang lembut seperti kapas.
Kutatap
matamu lebih lama, ada bintik merah dibalik kacamata biru itu.
Kau terlalu lelah, sayang!
Dan lagi, kau
selalu mengelak begitu kuutarakan protes terhadap apa yang sedang kau lakukan. Padahal
ini untuk kebaikanmu, kebaikanku, dan kebaikan kita semua. Delapan tahun bukan
waktu yang sebentar menjalin hubungan dalam jarak tak bertemu fisik. Ibu Kota
telah mengubah dirimu menjadi lebih garang dari yang kubayangkan. Ajakan
hubungan lebih serius pun tidak pernah kau balas dengan manja seperti saat
kubelai aura dalam dirimu. Kau seperti lupa bahwa aku harus mengakhiri masa
lajang di usia lewat 35 tahun. Kita sama-sama paham, pernikahan membutuhkan
kedekatan jiwa dan raga.
Dulu kau belum bisa memenuhinya. Sekarangkah
waktumu?
***
Kami duduk
berhadapan. Sisa makanan di atas meja lesehan itu masih sangat banyak. Kau
hanya memakan sedikit saja. Aku pun tidak berniat melanjutkan makanku karena
iba melihatmu.
Kita sama-sama tertekan dalam hal ini. Tidak ada
salahnya kita segera saling membuang ego masing-masing.
***
Kutahu, kau akan menerimanya!
Di bibir
pantai, kau duduk menyilakan kaki di bawah atap putih dari kain payung, di
kursi biru dengan bantal putih, di antara gelombang, kusarung cincin di jari
manismu.

Pinangan ini
memang berat untukmu, aku juga rela berbagi waktu denganmu sampai tua. Pulau
ini akan mengabadikan segala rasa yang kupendam untukmu dan untuk bahagia kita.
Sudah tak terhitung lagi berapa kali aku menyakinkanmu untuk bersedia
menemaniku selama nafas masih terhembus. Sabarku sampai pada batasnya saat kau
mengatakan hidup kita tidak mesti ada ikatan.
Aku berbeda, sayang. Nyawaku dititipkan oleh-Nya
tidak sekadar main-main, Dia sudah menentukan aturan khusus sebelum kita
memulai pergumulan lebih jauh. Ini bukan pula karena aku berdarah Aceh, ini
karena kita menyambah Tuhan yang sama. Kehidupan kita memang berbeda, kau di
Ibu Kota sedangkan pria yang mencintaimu ini di pelosok desa. Kau bahkan tidak
pernah menghirup udara segar di antara padi menguning pagi hari.
Kau telah
menerima. Aku harap-harap cemas. Dalam aturan kehidupan kota yang tidak
tertulis, tentu kau akan sulit menghadapi pria sepertiku. Pertemuan yang kau
ajak ke pulau romantis ini membuatku serba salah. Aku tidak pernah duduk manis
di dalam pesawat sejauh ini, hanya Ibu Kota tempatmu yang paling jauh
kusinggahi. Aku masih belum percaya sebentar lagi akan meninggalkan segala
urusan di pedalaman Aceh kemudian menetap di Ibu Kota.
***
Tempat ini
akan jadi saksi manisnya hidup yang kulalui bersamamu. Kau tahu apa yang
kurasa? Entahlah. Jauh-jauh kita ke mari menimbulkan rasa yang tak bisa
kusampaikan padamu. Malam ini pula kau sebut namaku berkali-kali sehingga aku
sulit berpaling dari dirimu. Di bawah temaram lampu kawasan Pirates Bay, Café &
Restaurant, Bali, kau suapi sepotong Apel yang lidahku merasakan lebih manis
dari biasanya. Di dalam kafe yang khusus diciptakan untuk pasangan seperti kita
ini kau peluk pinggangku dengan erat sekali. Kau sandarkan kepalamu di pundakku
sampai aku tidak bisa melihat rona matamu.
Di depan
kita, di tempat yang hampir sama dengan kita bermesraan, banyak pasangan lain
yang sedang melakukan sesuatu yang kita tidak tahu. Kau memang lebih agresif
dibandingkan saat bercakap-cakap sampai larut malam melalui udara. Karena
kuyakin, jiwamu sangat merindu kokohnya fisikku merangkul seluruh badanmu untuk
segera melepas keinginanmu.
Belum saatnya untuk itu
Kau telah
kupinang, tunggulah waktu setelah itu. Bahagia ini akan berbeda saat kita sudah
dalam ikatan resmi agama dan pandangan sosial. Tidak ada yang akan memisahkan
kita selama ikatan suci telah kuucapkan.
Mari kita nikmati saja malam ini!

*** 
Categories
Uncategorized

Berwisata di Bawah Bayang Syariat


“sebuah peradaban selalu berawal dari sejarah”

Aceh telah banyak
mengukir sejarah di kancah dunia internasional, mulai dari kisah kepahlawanan
sampai dengan tsunami di penghujung 2004. Sejarah telah menunjukkan begitu
kuatnya jiwa masyarakat Aceh, sehingga seorang penulis sekaliber Helvy TianaRosa sampai menulis kisah-kisah perjuangan perempuan Aceh dalam buku TanahPerempuan yang telah dipentaskan dalam teater di tingkat nasional.

Dari sejarah pula kita
mengetahui banyak hal sehingga suatu kebudayaan akan dikenang selamanya.
Sejarah Aceh menjadi sangat bernilai jika dibandingkan dengan kondisi Aceh masa
kini. Cara yang terbaik dalam mengenal suatu daerah adalah dengan mempelajari
sejarahnya. Aceh dikenal bukan karena satu-satunya provinsi pelaksanaan hukum
Islam, nanggroe kita ini dikenal
karena kegagahan dan ketangguhan pejuang semenjak dulu kala.

Bicara sejarah, tentu
saja sangat sulit menemukan peninggalan bersejarah di Banda Aceh tanpa singgah
ke Rumoh Aceh. Bicara sejarah modern pula, tidak elok rasanya tanpa
berleha-leha sebentar di Museum Tsunami. Dan bicara kedekatan emosional
terhadap Ilahi, tidak kuat iman seseorang tanpa sujud di lantai dingin Masjid Raya Baiturraman.


Rumoh Aceh
Photo by Bai Ruindra

Bangunan tua dari kayu
ini sudah teramat sering sendiri di era teknologi di mana hampir setiap sudut
kota Banda Aceh dipenuhi warung kopi berwifi.
Barangkali bisa dihitung dengan jari jumlah orang yang singgah ke tempat paling
beraura kepahlawanan dan adat-istiadat di ibu kota provinsi Aceh ini.
Kebanyakan dari kita yang tinggal di Banda Aceh, bahkan mungkin pelancong yang
datang ke Banda Aceh seakan-akan mencoret bangunan tua ini dari daftar tempat
yang ingin dikunjungi.

Barangkali, begitu
tidak bermaknanya sebuah benda mati yang bisa menceritakan sejarah kepada kita.
Tafsiran ini terjadi jika kita tidak pernah mau menginjakkan kaki ke halaman
tempat wisata yang bersih dan asri tersebut. Rumoh Aceh memiliki keistimewaan
dalam membicarakan rumah di masa arsitektur penuh rekayasa komputer. Rumah yang
tidak membenarkan semen pada dinding, keramik untuk alas maupun atap dari
genteng telah mampu meninggalkan kesan tradisional dalam benak kita. Jarang
sekali ditemui rumah berbentuk rumah adat tersebut di daerah-daerah Aceh masa
kini. Mungkin saj, hanya Rumoh Aceh inilah peninggalan yang sama persis seperti
rumah adat sebenarnya. Bayangkan saja seandainya generasi muda tidak pernah
menginjakkan kaki di sini?

Banyak sekali penulis
yang telah menguraikan sejarah Rumoh Aceh ini, termasuk Dinas Kebudayaan danPariwisata Banda Aceh telah mengupas seluruh isinya; tangga dari kayu, serambi
depan, serambi belakang, berbagai lukisan pahlawan di dalamnya, berbagai
peralatan rumah tangga zaman dulu, ayunan, dan masih banyak lagi. Sayangnya,
belakangan Rumoh Aceh ini sudah jarang bisa diberi izin masuk ke dalam melihat
pernak-pernik peninggalan sejarah di sana. Karena itu, sebagian pengunjung
tidak dapat lagi melihat peninggalan bersejarah tersebut. Sebenarnya, masalah
ini bukan alasan untuk tidak berkunjung ke Rumoh Aceh, masih banyak peninggalan
bersejarah lain yang tidak bisa ditinggalkan untuk mereka yang gemar
mempelajari sejarah masa lampau.

Masih di dalam
kompleks Rumoh Aceh, di sebelah kanan pintu masuk terdapat benda peninggalan
sejarah termasuk meriam. Di depan meriam terdapat kuburan keluarga kerajaan, di
depannya terdapat makam Sultan Iskandar Muda. Semua benda mati ini meninggalkan
keterangan di papan nama sehingga memudahkan kita mengetahui lahir maupun wafat
serta silsilah keluarga kerajaan Aceh.
Photo by Bai Ruindra

Photo by Bai Ruindra

Photo by Bai Ruindra

Berkunjung ke tempat
ini tidak hanya dihidangkan peninggalan sejarah Aceh, suasana alam di sekitar
Rumoh Aceh begitu nyaman dan sejuk setelah dikelilingi pohon besar yang
memayungi. Pada dasarnya, tempat ini harus menjadi tujuan utama saat berkunjung
ke Banda Aceh.
Museum Tsunami
Photo by Bai Ruindra
Bencana selalu
mengukir sejarah baru dan pahit dirasakan oleh mereka yang kena imbas. Tsunami
yang telah meluluh lantakkan Aceh pada 26 Desember 2004 telah berlalu dan
masyarakat Aceh telah menerima dengan ikhlas kepergian saudara mereka. Di balik
semua kepahitan tersebut, seorang intelektual ternama yang dimiliki Indonesia,
Ridwan Kamil, kemudian melahirkan sebuah gebrakan yang luar biasa dikenang.
Wali Kota Bandung ini merancang museum seperti yang kita lihat saat ini.

Lain Rumoh Aceh lain
pula Museum Tsunami yang terletak tidak jauh dari rumah adat tersebut. Masih
dalam satu kota dan masih sanggup dijangkau seandainya berjalan kaki, nasib
Museum Tsunami lebih beruntung dibandingkan Rumoh Aceh. Museum Tsunami kerap
dikunjungi banyak orang di waktu yang sudah ditentukan, antara pukul
09.00-12.00 sampai 14.00-16.00 WIB. Perawatan Museum Tsunami pun tak kalah
dengan rumah adat Aceh, sama-sama mengedepankan kebersihan dan keasrian.

Di antara dua bangunan
bersejarah ini memiliki visi dan misi berbeda, Rumoh Aceh merupakan peninggalan
perjuangan dan adat-istiadat, sedangkan Museum Tsunami merupakan kenangan
sisa-sisa bencana alam terbesar sepanjang sejarah manusia khususnya di Aceh. Di
dalam bangunan ini terdapat banyak sekali kerangka bekas tsunami dipajangkan
sebagai saksi bisu. Selain itu, terdapat pula persebaran tsunami di peta yang
menggiurkan begitu kita lihat di dinding yang bersebelahan dengan bioskop yang selalu
memutar film tsunami Aceh.  Termasuk gambar di bawah ini yang punya arti lebih dari apapun bagi saya pribadi. 
Photo by Bai Ruindra
Banyak hal yang
membuat Museum Tsunami memiliki daya tarik. Selain bangunan yang modern juga
tempat yang strategis di tengah-tengah kota. Lukisan, foto maupun ornamen mati
memang tidak akan cukup mencerminkan perihnya luka tetapi, berkunjung ke mari
paling tidak cukup bisa membuat bulu kuduk merinding bagi mereka yang tidak
merasakan bagaimana dahsyatnya bencana besar tersebut. Dua potret di bawah ini membuat hati teriris lebih dari biasanya, mereka yang sudah pergi memang tak akan kembali dan “mereka” yang lari di hari petaka besar itu akan dikenang sepanjang masa!
Photo by Bai Ruindra
Photo by Bai Ruindra
Menceritakan keelokan
sebuah bangunan memang tidak bisa mendukung semua argumen sebelum datang dan
lihat sendiri. Bagi orang yang tidak mau ketinggalan melihat kenangan pahit
tersebut tentu tidak cukup sekali dua kali masuk ke dalam bangunan yang
dirancang khusus untuk Aceh, hanya satu-satunya di dunia ini!

Masjid Raya Baiturrahman
Belum sampai di Banda Aceh sebelum menginjakkan
kaki di Masjid Raya Baiturrahman!

Photo by Bai Ruindra
Ini hanya sebuah
anggapan, tetapi memang benar adanya. Selain memiliki nilai artistik bernilai
tinggi, masjid ini menjadi pusat segala janji. Bayangkan saja, jika buat janji
ingin bertemu seseorang paling mudah di masjid dengan halaman luas, kolam ikan persegi panjang di depan, menara, serta bendera merah putih kokoh berkibar di sampingnya.

Masjid yang sudah
dikenal ke seluruh orang yang pernah membaca sejarah Aceh ini selalu penuh oleh
pengunjung. Sampai-sampai saat pertama kali kita masuk ke perkarangan masjid
seseorang pasti segera menarik kita untuk dipotret. Sekali lagi, masa telah
mengerus semua yang tak biasa menjadi biasa. Jika dulu fotografer di depan
masjid bisa panen rejeki sekarang malah terkuras oleh kamera pribadi yang
dibawa pengunjung. Namun, jika ingin menghasilkan hasil cetak dengan cepat
tidak ada salahnya menggunakan jasa fotografer yang sering berdiri termangu di
sana.

Photo by Bai Ruindra
Sampai di Masjid Raya
Baiturrahman seakan wajib hukumnya menyegerakan shalat sunat dua rakaat.
Kewajiban ini bisa dilakukan untuk kita yang kebetulan mampir ke masjid ini
diluar waktu shalat wajib, jika berbenturan pun tidak ada salahnya shalat sunat
bukan?
Photo by Bai Ruindra
Sejarah Masjid Raya
Baiturrahman sendiri begitu ajaib untuk dilupakan. Masjid yang diagung-agungkan
masyarakat Aceh ini menjadi saksi sejarah begitu panjang sekali. Sebelum
kemerdekaan sudah menjadi saksi bisu kegagahan pejuang mengusir penjajah,
konflik berdarah, masa referendum, dan terakhir tsunami. Dari berbagai kisah
pilu tersebut, banyak pula nyawa yang terselamatkan saat berada di masjid ini.
Seandainya masjid ini punya catatan penting yang bisa ditulis, sudah saatnya
kita akan mengetahui siapa yang berkhianat, jujur, amanah, dan lain-lain dari
kesaksian bisunya. Tetapi masjid ini tidak pernah menolak apapun, bahkan
sejarah bahagia telah lahir dari pernikahan di dalamnya.
Terakhir, melengkapi
tulisan ini setelah mengenang sejarah yang terlupa karena banyak orang sibuk
dengan celana ketat dan jilbab, ingin sekali rasanya kembali naik ke menara di
depan saya melihat-lihat seluruh kota Banda Aceh. Mungkin; sebelum tsunami
terakhir kali kita bisa melihat Masjid Raya Baiturrahman secara utuh dari atas
sana; seluruh kota, Krueng Aceh, bahkan Pulau Sabang sekalipun. Semoga saja
mata dunia kembali melihat indahnya Aceh dari berbagai sudut pandang mereka. Pelaksanaan
syariat Islam bukan pula halangan berkunjung ke mari asal tetap mengedepankan tata
krama dan sopan santun dalam bersikap maupun berbusana. Saya rasa, semua orang
memiliki kesopanan menurut makna masing-masing! 
Photo by Bai Ruindra
Categories
Uncategorized

Rosmala; Suara Lantang dan Kruk Kayu

Kukenal dia waktu SMA. Awal bertemu tidak begitu simpatik dan cenderung mencueki gerak-geriknya. Karena masih dianggap tidak perlu dan belum berhubungan dengannya sehingga alasan itu ada. Seiring berjalan waktu, mataku menjurus pada langkahnya yang berbeda dengan orang lain. Bila kuperhatikan, jalannya berat sebelah, tepatnya pincang sebelah.
Perkenalan lebih dekat saat menginjak kelas dua. Dia sudah masuk kelas kami dan duduk dengan manis di meja guru. Pandangannya yang tajam sering menusuk dan menghembuskan aroma tegas dalam setiap kata-katanya. 
Dia mengajar pelajaran agama, bagi kami anak laki-laki sangat malas berhadapan dengan pelajaran satu ini. Bertambah lagi dengan guru yang tak kenal ampun jika kedapatan siswanya tidak bisa hapal hadits atau ayat Alquran yang disuruh. Sikap tegas dan bijaksana yang dimilikinya menutupi segala kekurangan yang dia rasakan. 
Dia adalah Rosmala, guru agama sekolahku. Dulu dia guruku dan sekarang sebagai teman sesama guru, karena aku juga sudah menjadi guru setelah enam tahun melanglang buana di Banda. Dia tak pernah berubah. 
Semangat yang dulu ditanamkan padaku dan teman-teman, kurasakan hingga menjelang usia pensiunnya dari sekolah. Sudah lewat dua puluh tahun beliau mengajar di sekolah ini dan tak dipindah ke sekolah lain. Kecintaan beliau akan sekolah tak bisa didefinisikan dengan berbagai kata manis. 
Rosmala memang guru yang tegas. Punya pendirian dalam mengajar dan selalu jadi panutan. Bukan dituakan karena usianya yang sudah tua. Dia berhak dijadikan orang tua hebat disebabkan hal lain. 
Di umur yang hampir senja, beliau masih mengajar dengan mata menyala-nyala dan semangat menggebu-gebu. Suara lantang dan berkarakter. Hukuman tetap diterapkan jika ada siswa yang tak mampu menghapal dengan benar. 
Aku belum menemukan guru seperti beliau. Dengan kekurangan yang beliau punya, anak didik yang sudah diberikan bekal olehnya menjadi tokoh dan panutan dalam masyarakat. 
Dulu kekurangan itu masih tertutupi sebab beliau masih kuat menopang tubuh beratnya, sekarang ke mana saja langkah kaki kruk selalu memapah kakinya. 
Benar. Beliau cacat dari kecil. Kaki sebelah kiri tidak tumbuh sesuai perkembangan semestinya. Di masa-masa menjelang pensiun, setelah mengajar lebih dari dua puluh tahun, aku melihat beban yang sangat berat. 
Dengan menggunakan kruk beliau masuk kelas, kadang berkeringat, kadang terengah, kadang pula lelah menghadapi anak-anak yang tidak mendengar omongannya. Beliau tak pernah mengeluh akan kekurangan yang dimiliki. Itulah salah satu kekuatan yang kurasakan dalam menyemangati diriku sendiri. 
Bagiku, Rosmala adalah kartini setelah Kartini. Perjuangannya mungkin berbeda dengan Kartini, namun dalam menjalani hari-hari sebagai guru dengan cacat fisik tak lantas jiwa Kartini kuabaikan dalam dirinya. 
Ketidaksempurnaan fisik tak membuat perempuan tua ini meregang kesedihan tanpa berbuat apa-apa. Suatu masa dulu beliau kuliah di Banda, lalu pulang ke kampung mengabdi sebagai guru. Dilahirkan dalam keluarga yang sadar akan pendidikan menjadikan Rosmala sebagai perempuan tekun dalam belajar. 
Rosmala tetap dirinya dan Kartini tetap perempuan Indonesia yang dikenal seluruh khatulistiwa. Mungkin di berbagai pelosok, di tempat yang aku tidak tahu, sosok Rosmala tetap menghadirkan tawa, sedih, cerita suka duka, dalam mengajar generasi bangsa. 
Semangat Kartini, kesabaran Rosmala, kujadikan bekal memaknai arti kekurangan!