Selalu ingin pulang ke rumah jika bicara Ramadan. Bulan
penuh berkah ini pesonanya tak pernah tertandingi di negeri kami. Ramadan
di Aceh tidak hanya sebatas berpuasa sebulan penuh semata,
tetapi lebih dari itu. Aroma bulan puasa sudah jauh hari tercium dan barangkali
enggan untuk kembali jika melihat ini.
penuh berkah ini pesonanya tak pernah tertandingi di negeri kami. Ramadan
di Aceh tidak hanya sebatas berpuasa sebulan penuh semata,
tetapi lebih dari itu. Aroma bulan puasa sudah jauh hari tercium dan barangkali
enggan untuk kembali jika melihat ini.
Ramadan di Aceh – instagram @wisataaceh |
Ramadan di Aceh menjadi sorotan yang mematikan. Masa-masa
kuliah dulu, meskipun jadwal padat selalu ada rasa untuk berkumpul bersama
keluarga menjelang bulan puasa. Mungkin, kebersamaan ini hanya akan kau dapatkan jika lahir di Aceh atau menikah dengan orang Aceh.
kuliah dulu, meskipun jadwal padat selalu ada rasa untuk berkumpul bersama
keluarga menjelang bulan puasa. Mungkin, kebersamaan ini hanya akan kau dapatkan jika lahir di Aceh atau menikah dengan orang Aceh.
Ibu atau Nenek saya seringkali berujar, “Tidak enak kau puasa di negeri orang,” atau dengan ujaran lain, “Meugang kau pulanglah dulu!”
Indera penciuman kami orang Aceh seolah-olah telah mencium
bau Ramadan. Meugang menjadi tradisi
yang tak terlupa bagi masyarakat Aceh. Tua dan muda. Anak-anak sampai dewasa.
Suami dan istri. Orang tua dan anaknya. Kerabat saling bersilaturahmi. Hanya di Aceh pemandangan ini terlihat
kentara sekali.
bau Ramadan. Meugang menjadi tradisi
yang tak terlupa bagi masyarakat Aceh. Tua dan muda. Anak-anak sampai dewasa.
Suami dan istri. Orang tua dan anaknya. Kerabat saling bersilaturahmi. Hanya di Aceh pemandangan ini terlihat
kentara sekali.
Begitu terus dan melekat sampai kini. Saya memang tidak tahu
dari masa asal tradisi meugang jelang
puasa Ramadan di Aceh. Orang Aceh, siapapun
itu, belum ‘sah’ puasa esok hari jikalau belum makan daging meugang. Nggak cukup daging ayam, wajib
daging sapi atau kerbau!
dari masa asal tradisi meugang jelang
puasa Ramadan di Aceh. Orang Aceh, siapapun
itu, belum ‘sah’ puasa esok hari jikalau belum makan daging meugang. Nggak cukup daging ayam, wajib
daging sapi atau kerbau!
Ramadan di Aceh adalah indah dalam segala rupa. Kau akan terpesona dengan segenap rasa
dan gempita yang lahir begitu saja. Meugang
cuma pertanda bahwa esok kita akan
berpuasa. Meski kau berkelana ke
mana-mana, tradisi ini tetaplah di rindu. Karena, hanya di Aceh kau bisa menikmati makan besar, bersama
keluarga, sanak famili dan kawan-kawan sebelum berpuasa.
dan gempita yang lahir begitu saja. Meugang
cuma pertanda bahwa esok kita akan
berpuasa. Meski kau berkelana ke
mana-mana, tradisi ini tetaplah di rindu. Karena, hanya di Aceh kau bisa menikmati makan besar, bersama
keluarga, sanak famili dan kawan-kawan sebelum berpuasa.
Cukupkah meugang berlalu
begitu saja? Makan-makan daging? Kunjung-mengunjungi kerabat? Tidak. Makanya,
saya sebut, pesona Ramadan di Aceh tiada tara jika kau mau membandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
begitu saja? Makan-makan daging? Kunjung-mengunjungi kerabat? Tidak. Makanya,
saya sebut, pesona Ramadan di Aceh tiada tara jika kau mau membandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
Meugang; Makan Daging yang Banyak
Orang kurang mampu di Aceh berubah menjadi mampu saat meugang
tiba. Dulu, saya masih kanak-kanak yang tidak mengetahui apa yang dirasa oleh
orang tua, terutama Ayah. Orang tua akan melakukan segala cara agar bisa
membeli daging meugang. Meugang itu
adalah makan daging. Daging itu ‘bukan’ ayam tetapi kerbau atau sapi.
tiba. Dulu, saya masih kanak-kanak yang tidak mengetahui apa yang dirasa oleh
orang tua, terutama Ayah. Orang tua akan melakukan segala cara agar bisa
membeli daging meugang. Meugang itu
adalah makan daging. Daging itu ‘bukan’ ayam tetapi kerbau atau sapi.
Dua hari atau sehari sebelum bulan puasa, orang Aceh akan
beramai-ramai membeli daging kerbau atau sapi. Di seluruh kampung akan tercium
bau masakan dengan rempah pilihan untuk memasak daging.
beramai-ramai membeli daging kerbau atau sapi. Di seluruh kampung akan tercium
bau masakan dengan rempah pilihan untuk memasak daging.
Ibu pernah berkata kepada saya, “Setengah kilo saja kau beli nggak apa, asalkan ada daging meugang kali
ini!”
ini!”
Dan, saya baru benar-benar merasa perputaran waktu itu
terjadi begitu saja. Orang-orang yang telah dewasa, terutama mereka yang sudah
berkeluarga, akan mencari ‘upah’ di
mana rezeki bisa digais, untuk membawa pulang setengah kilo daging saja – tak apa.
terjadi begitu saja. Orang-orang yang telah dewasa, terutama mereka yang sudah
berkeluarga, akan mencari ‘upah’ di
mana rezeki bisa digais, untuk membawa pulang setengah kilo daging saja – tak apa.
Bau kuah daging saat di atas kompor luar biasa menyengat. Kau tahu hal itu. Orang tua di Aceh
punya prinsip yang demikian; dapur
tetangga ada asap daging meugang, dapur rumah sendiri juga demikian! Nggak
peduli berapa berat timbangan saat membeli daging meugang ini, dan tidak ada yang tanya berapa banyak kau beli daging meugang?
punya prinsip yang demikian; dapur
tetangga ada asap daging meugang, dapur rumah sendiri juga demikian! Nggak
peduli berapa berat timbangan saat membeli daging meugang ini, dan tidak ada yang tanya berapa banyak kau beli daging meugang?
Tradisi meugang di Aceh – suara,com |
Tiap rumah di Aceh akan mengepul asap daging meugang. Meskipun atap rumbia dengan
dinding papan yang sudah lapuk, daging meugang
dengan harga Rp 180.000 perkilo – harga tahun ini – tetap dibeli.
dinding papan yang sudah lapuk, daging meugang
dengan harga Rp 180.000 perkilo – harga tahun ini – tetap dibeli.
Saya sendiri bisa merinding membayangkan bagaimana orang tua di Aceh mendapatkan
daging meugang. Begitulah perjuangan
orang tua saya dulu, orang tua kita, untuk membuat anak-anak mereka makan enak sebelum berpuasa Ramadan.
daging meugang. Begitulah perjuangan
orang tua saya dulu, orang tua kita, untuk membuat anak-anak mereka makan enak sebelum berpuasa Ramadan.
Makan daging meugang tentu
makan enak di Aceh. Saya tahu, saya juga yakin, kerabat di kampung ‘hanya’ mau membeli daging saat meugang saja. Jika mereka makan daging
lain kali adalah di rumah orang pesta atau tidak sama sekali.
makan enak di Aceh. Saya tahu, saya juga yakin, kerabat di kampung ‘hanya’ mau membeli daging saat meugang saja. Jika mereka makan daging
lain kali adalah di rumah orang pesta atau tidak sama sekali.
Itulah nikmatnya daging meugang
yang tidak bisa diganti dengan apapun, “Setahun
bekerja untuk ibadah satu bulan!” Ibu saya sering berkata demikian.
yang tidak bisa diganti dengan apapun, “Setahun
bekerja untuk ibadah satu bulan!” Ibu saya sering berkata demikian.
Mungkin benar, sekilo daging meugang tidak ada apa-apa dibanding setahun lewat. Entah bagaimana
dan apa yang terjadi, orang-orang Aceh menjadikan tradisi meugang sebagai sarana untuk makan
besar atau makan enak bersama keluarga
tercinta. Mau tidak mau!
dan apa yang terjadi, orang-orang Aceh menjadikan tradisi meugang sebagai sarana untuk makan
besar atau makan enak bersama keluarga
tercinta. Mau tidak mau!
Meugang Penganti Baru
Menikah
dengan gadis Aceh tidak cuma soal mahar
yang mahal. Tradisi tidak bisa ditebang dengan pedang setajam
apapun. Aceh tetap Aceh dengan cita rasa dan beda yang bangga. Perbedaan ini
yang menjadikan orang suka dengan gairah di Aceh.
dengan gadis Aceh tidak cuma soal mahar
yang mahal. Tradisi tidak bisa ditebang dengan pedang setajam
apapun. Aceh tetap Aceh dengan cita rasa dan beda yang bangga. Perbedaan ini
yang menjadikan orang suka dengan gairah di Aceh.
Demikian pula soal meugang
bagi penganti baru di Aceh. Tradisi ini menarik dan unik bagi saya. Jelang
Ramadan adalah waktu yang sibuk sekali bagi pengantin baru. Pria maupun wanita.
Keduanya sama-sama memberi dan menerima.
bagi penganti baru di Aceh. Tradisi ini menarik dan unik bagi saya. Jelang
Ramadan adalah waktu yang sibuk sekali bagi pengantin baru. Pria maupun wanita.
Keduanya sama-sama memberi dan menerima.
Pengantin wanita akan mengantarkan kue khas Aceh untuk meugang – dan juga kue lebaran nantinya.
Kue ini tidak cukup satu atau dua talam saja. Kue khas Aceh berupa karah,
kue pret dan lain-lain ini disusun rapi dalam idang
yang kemudian dihias indah.
Kue ini tidak cukup satu atau dua talam saja. Kue khas Aceh berupa karah,
kue pret dan lain-lain ini disusun rapi dalam idang
yang kemudian dihias indah.
Kue dalam idang ini
kemudian diantar oleh orang tua pengantin wanita ke rumah pengantin pria. Kue-kue
ini menjadi sebuah tradisi yang ‘wajib’ dipenuhi oleh pengantin wanita di Aceh.
Entah siapa yang menikah nantinya, tradisi ini tidak bisa dilewatkan begitu
saja.
kemudian diantar oleh orang tua pengantin wanita ke rumah pengantin pria. Kue-kue
ini menjadi sebuah tradisi yang ‘wajib’ dipenuhi oleh pengantin wanita di Aceh.
Entah siapa yang menikah nantinya, tradisi ini tidak bisa dilewatkan begitu
saja.
Idang untuk mertua. |
Ada memberi, ada pula menerima. Pengantin pria akan membawa
pulang daging dalam jumlah banyak ke rumah mertua. Daging itu bisa berupa
kepala maupun sebelah kaki kerbau. Tradisi ini juga sudah terjadi sejak dulu
dan menjadi fenomena yang sulit dihapus di Aceh.
pulang daging dalam jumlah banyak ke rumah mertua. Daging itu bisa berupa
kepala maupun sebelah kaki kerbau. Tradisi ini juga sudah terjadi sejak dulu
dan menjadi fenomena yang sulit dihapus di Aceh.
Pengantin pria mau tidak mau, sanggup ataupun tidak, ‘wajib’
mengantar daging meugang ke rumah
mertua. Tandanya, puasa akan jadi esok
hari!
mengantar daging meugang ke rumah
mertua. Tandanya, puasa akan jadi esok
hari!
Kesibukan pengantin baru di Aceh tidak berhenti di antara
kue dan daging meugang semata. Pengantin
baru ini akan bersilaturahmi ke rumah saudara kedua belah pihak, sekadar untuk
‘mengenalkan’ kembali pasangan masing-masing kepada saudara.
kue dan daging meugang semata. Pengantin
baru ini akan bersilaturahmi ke rumah saudara kedua belah pihak, sekadar untuk
‘mengenalkan’ kembali pasangan masing-masing kepada saudara.
Bisa dibayangkan betapa repotnya pengantin baru di Aceh dengan
makan tape ketan, lemang sampai daging meugang
di banyak rumah saudara. Namun, ini hanya terjadi sekali seumur hidup. Dilalui
membawa kebahagiaan tersendiri, tidak dilewati mungkin akan ‘diminta’ suatu saat nanti yang tidak mungkin
terealisasikan kembali.
makan tape ketan, lemang sampai daging meugang
di banyak rumah saudara. Namun, ini hanya terjadi sekali seumur hidup. Dilalui
membawa kebahagiaan tersendiri, tidak dilewati mungkin akan ‘diminta’ suatu saat nanti yang tidak mungkin
terealisasikan kembali.
Meugang Orang-orang Aceh
Meugang orang-orang
Aceh tidak hanya sebatas makan daging semata. Tape ketan maupun lemang
adalah menu lain yang tidak boleh dilewatkan. Biasanya, dua hari sebelum puasa,
perempuan Aceh akan sibuk membuat tape ketan dan juga lemang.
Aceh tidak hanya sebatas makan daging semata. Tape ketan maupun lemang
adalah menu lain yang tidak boleh dilewatkan. Biasanya, dua hari sebelum puasa,
perempuan Aceh akan sibuk membuat tape ketan dan juga lemang.
Daging, tape ketan, dan lemang tak lain perpaduan yang
benar-benar ‘menggoda’ rasa untuk orang yang mencicipinya. Namun, kata orang
Aceh, “Setahun sekali,” adalah waktu
untuk makan enak ini.
benar-benar ‘menggoda’ rasa untuk orang yang mencicipinya. Namun, kata orang
Aceh, “Setahun sekali,” adalah waktu
untuk makan enak ini.
Di rumah mana saja kau
singgah untuk silaturahmi sebelum bulan puasa, kau akan dihidangkan tiga menu itu. Kau tak boleh menawar. Tidak pula merasa iba dan kasihan karena
kerabat yang dikunjungi kurang mampu. Tuan rumah sungguh akan senang jika kau mencicipi hidangan yang diberikan.
singgah untuk silaturahmi sebelum bulan puasa, kau akan dihidangkan tiga menu itu. Kau tak boleh menawar. Tidak pula merasa iba dan kasihan karena
kerabat yang dikunjungi kurang mampu. Tuan rumah sungguh akan senang jika kau mencicipi hidangan yang diberikan.
Ramadan di Aceh artinya kau
harus melewati meugang. Tradisi
ini hampir mirip dengan lebaran. Silaturahmi ke rumah kerabat. Mengunjungi
orang tua dengan menenteng tiga menu tadi. Ketuk rumah tetangga sekadar makan
satu bungkus tape. Semua itu dilakukan oleh orang-orang
Aceh.
harus melewati meugang. Tradisi
ini hampir mirip dengan lebaran. Silaturahmi ke rumah kerabat. Mengunjungi
orang tua dengan menenteng tiga menu tadi. Ketuk rumah tetangga sekadar makan
satu bungkus tape. Semua itu dilakukan oleh orang-orang
Aceh.
Nggak ada orang Aceh yang tidak menikmati momen ini. Orang
tua akan bersedih bila anaknya tidak pulang di hari meugang. Mertua akan mencemooh menantu laki-laki jika tidak membawa
pulang daging meugang. Mulut terasa
hambar sebelum mengunyah tape ketan atau lemang.
tua akan bersedih bila anaknya tidak pulang di hari meugang. Mertua akan mencemooh menantu laki-laki jika tidak membawa
pulang daging meugang. Mulut terasa
hambar sebelum mengunyah tape ketan atau lemang.
Semuanya itu berlalu begitu saja. Sejak saya lahir sampai
merasakan degup jantung pasar di hari meugang,
momentum itu dirayakan oleh orang-orang Aceh. Jika kau tanya lagi kenapa, saya tidak tahu. Bahkan, orang-orang Aceh
akan menitikkan airmata bila tidak membeli daging meugang!
merasakan degup jantung pasar di hari meugang,
momentum itu dirayakan oleh orang-orang Aceh. Jika kau tanya lagi kenapa, saya tidak tahu. Bahkan, orang-orang Aceh
akan menitikkan airmata bila tidak membeli daging meugang!
Lemang – ayooberita.com |
Kita lepaskan meugang yang
berlalu. Ramadan di Aceh pesonanya sangat berbeda. Semarak yang saya sebutkan
di atas adalah keacehan yang sampai kapan pun tidak mudah dilupa. Saya berdiri
di tengah-tengah masyarakat Aceh yang benar mencintai Ramadan dengan caranya
tersendiri.
berlalu. Ramadan di Aceh pesonanya sangat berbeda. Semarak yang saya sebutkan
di atas adalah keacehan yang sampai kapan pun tidak mudah dilupa. Saya berdiri
di tengah-tengah masyarakat Aceh yang benar mencintai Ramadan dengan caranya
tersendiri.
Serambi Mekkah memang julukan untuk Aceh. Syariat Islam
adalah dasar hukum di negeri ini. Ragam pendapat yang membenarkan, bahkan
menjatuhkan nama Aceh tidak lantas membuat negeri Teuku Umar ini terkucilkan.
adalah dasar hukum di negeri ini. Ragam pendapat yang membenarkan, bahkan
menjatuhkan nama Aceh tidak lantas membuat negeri Teuku Umar ini terkucilkan.
Aceh tetap kuat dengan keislamannya. Kau tak akan tahu seperti apa Ramadan di Aceh sebelum sehari saja
bersama kami. Bau Ramadan telah tercium sejak hari meugang pertama. Tak lama setelah itu adalah berpuasa dengan
sukacita.
bersama kami. Bau Ramadan telah tercium sejak hari meugang pertama. Tak lama setelah itu adalah berpuasa dengan
sukacita.
Adalah malam pertama salat tarawih di bulan Ramadan menjadi
sebuah momen yang tak terlupakan. Lepas pulang dari rumah saudara; makan tape
ketan dan lemang, serta kenyang dengan daging, akan terburu-buru ke masjid
kampung untuk ‘mengucapkan salam’ kepada Ramadan.
sebuah momen yang tak terlupakan. Lepas pulang dari rumah saudara; makan tape
ketan dan lemang, serta kenyang dengan daging, akan terburu-buru ke masjid
kampung untuk ‘mengucapkan salam’ kepada Ramadan.
Tarawih 20 Rakaat atau 8 Rakaat
Kau mungkin
sedikit merasa aneh dengan tabiat beberapa anak muda. Tidak hanya di Aceh.
Mungkin di tempat lain juga, yang saya tidak ketahui.
sedikit merasa aneh dengan tabiat beberapa anak muda. Tidak hanya di Aceh.
Mungkin di tempat lain juga, yang saya tidak ketahui.
Salat tarawih adalah pesona Ramadan yang tak pernah
terabaikan. Tarawih dan puasa sebulan penuh hanya ada di bulan Ramadan dan itu
keberkahan untuk umat Islam.
terabaikan. Tarawih dan puasa sebulan penuh hanya ada di bulan Ramadan dan itu
keberkahan untuk umat Islam.
Demikian pula soal salat tarawih yang memicu perdebatan
panjang. Namun, bagi kaum muda di Aceh ini adalah
di mana waktu salat paling cepat, di sanalah kaki akan melangkah. Fenomena
ini menjadi kebiasaan yang terus terjadi begitu saja dan masjid yang cepat
waktu salat tarawihnya akan ‘penuh’ hampir tiap malam.
panjang. Namun, bagi kaum muda di Aceh ini adalah
di mana waktu salat paling cepat, di sanalah kaki akan melangkah. Fenomena
ini menjadi kebiasaan yang terus terjadi begitu saja dan masjid yang cepat
waktu salat tarawihnya akan ‘penuh’ hampir tiap malam.
Itu kebiasaan mutlak yang menjadi kerinduan tersendiri. Perdebatan
yang sebenarnya alot adalah soal rakaat tarawih antara 20 rakaat atau 8 rakaat.
yang sebenarnya alot adalah soal rakaat tarawih antara 20 rakaat atau 8 rakaat.
Salat tarawih di Aceh – instagram @wisataaceh |
Beberapa masjid di Aceh terkenal memilah rakaat salat
tarawih ini. Jadi, ada imam yang salat 8 rakaat dilanjutkan dengan 3 rakaat
witir, lalu dilanjutkan oleh imam lain dengan 20 rakaat dengan 3 rakaat witir.
tarawih ini. Jadi, ada imam yang salat 8 rakaat dilanjutkan dengan 3 rakaat
witir, lalu dilanjutkan oleh imam lain dengan 20 rakaat dengan 3 rakaat witir.
Meskipun perbedaan kentara sekali di Aceh soal rakaat salat
tarawih ini, tidak pula menimbulkan perdebatan panjang sampai ‘tawuran’ untuk
mempertahankan ide. Ulama di Aceh membenahi sistem, memberikan solusi sehingga
masyarakat Aceh menerima perbedaan ini dengan mudah.
tarawih ini, tidak pula menimbulkan perdebatan panjang sampai ‘tawuran’ untuk
mempertahankan ide. Ulama di Aceh membenahi sistem, memberikan solusi sehingga
masyarakat Aceh menerima perbedaan ini dengan mudah.
Jadi, kau akan
mudah sekali menemui orang-orang Aceh salat tarawih 8 rakaat sampai 20 rakaat,
walaupun di masjid yang sama.
mudah sekali menemui orang-orang Aceh salat tarawih 8 rakaat sampai 20 rakaat,
walaupun di masjid yang sama.
Pinggir Jalan Milik Penjual Takjil
Ramainya di Aceh saat bulan puasa tidak sama dengan bulan
lain. Penjual takjil atau menu berbuka puasa hampir di seluruh Aceh adalah
sama. Boleh saya sebut ini pedagang musiman; selain dari mereka yang
benar-benar menjual kue harian di bulan lain.
lain. Penjual takjil atau menu berbuka puasa hampir di seluruh Aceh adalah
sama. Boleh saya sebut ini pedagang musiman; selain dari mereka yang
benar-benar menjual kue harian di bulan lain.
Entah siapa menjual kelapa muda atau es campur di pinggir
jalan di Aceh, adalah pemandangan yang wajar. Kau akan menemui mereka di mana-mana dengan berbagai rasa dan
aroma.
jalan di Aceh, adalah pemandangan yang wajar. Kau akan menemui mereka di mana-mana dengan berbagai rasa dan
aroma.
Sepanjang jalan adalah kenikmatan tersendiri menyaksikan
orang-orang berjualan takjil. Mungkin, kita berpikir bahwa nggak mungkin ada yang beli sebanyak itu. Tetapi, nama juga rezeki yang
diatur untuk mereka yang berusaha, selalu saja ‘laku’ takjil tersebut.
orang-orang berjualan takjil. Mungkin, kita berpikir bahwa nggak mungkin ada yang beli sebanyak itu. Tetapi, nama juga rezeki yang
diatur untuk mereka yang berusaha, selalu saja ‘laku’ takjil tersebut.
Jalanan yang biasanya sepi di sore hari dari sehabis Ashar sampai
jelang berbuka, padat oleh mereka yang mencari takjil. Semua dibiarkan begitu
saja. Tidak ada orang yang menyebut telah merusak tatanan kota, karena itu
adalah pemandangan ‘indah’ sementara waktu.
jelang berbuka, padat oleh mereka yang mencari takjil. Semua dibiarkan begitu
saja. Tidak ada orang yang menyebut telah merusak tatanan kota, karena itu
adalah pemandangan ‘indah’ sementara waktu.
Lepas Ramadan, semua itu sirna. Orang-orang Aceh yang
berpuasa juga menikmati pemandangan tersebut. Meskipun cuma melewati saja tanpa
membeli, penjual takjil yang memberi senyum menjadi pelepas lelah seharian
menahan haus dan lapar.
berpuasa juga menikmati pemandangan tersebut. Meskipun cuma melewati saja tanpa
membeli, penjual takjil yang memberi senyum menjadi pelepas lelah seharian
menahan haus dan lapar.
Penjual takjil di Aceh – tagar.id |
Istilah ngabuburit mungkin
saja tidak populer di Aceh. Masyarakat Aceh yang sudah melakukan aktivitas itu
menyebut ‘ajak main puasa’ sampai
waktu berbuka. Ibu saya sering berujar demikian.
saja tidak populer di Aceh. Masyarakat Aceh yang sudah melakukan aktivitas itu
menyebut ‘ajak main puasa’ sampai
waktu berbuka. Ibu saya sering berujar demikian.
Sewaktu kecil kita sering mengeluh lama sekali waktu
berbuka. Biasanya, Ayah mengajak ‘ngabuburit’
dan melihat orang berjualan takjil. Ada yang dibeli dan ada pula yang tidak. Orang
yang jualan juga tidak dikenal seperti penjual biasanya.
berbuka. Biasanya, Ayah mengajak ‘ngabuburit’
dan melihat orang berjualan takjil. Ada yang dibeli dan ada pula yang tidak. Orang
yang jualan juga tidak dikenal seperti penjual biasanya.
Sampai sekarang, saya masih penasaran dengan orang yang
berjualan di pinggir jalan selama bulan Ramadan. Namun, saya juga tidak tahu
jawaban apa yang sebenarnya dibutuhkan untuk itu. Kemudian, saya mengikuti
irama, menikmati pemandangan itu selama bulan puasa, dan berujar, “Begitulah pintu rezeki dibuka
selebar-lebarnya di bulan Ramadan!”
berjualan di pinggir jalan selama bulan Ramadan. Namun, saya juga tidak tahu
jawaban apa yang sebenarnya dibutuhkan untuk itu. Kemudian, saya mengikuti
irama, menikmati pemandangan itu selama bulan puasa, dan berujar, “Begitulah pintu rezeki dibuka
selebar-lebarnya di bulan Ramadan!”
Kue Lebaran Buatan Sendiri
Di Aceh, kebiasaan makan opor ayam dan lontong barangkali
belum seperti di daerah lain. Orang tua di Aceh terbiasa membuat kue khas Aceh
saat lebaran; walaupun tidak lagi ‘laku’ saat disuguhkan ke hadapan orang
berlebaran.
belum seperti di daerah lain. Orang tua di Aceh terbiasa membuat kue khas Aceh
saat lebaran; walaupun tidak lagi ‘laku’ saat disuguhkan ke hadapan orang
berlebaran.
Saya masih melihat perempuan Aceh membuat kue karah maupun
lainnya beberapa hari menjelang idulfitri. Saya pernah berujar ke Ibu, “Buat apa kue karah? Nggak ada yang makan
juga!”
lainnya beberapa hari menjelang idulfitri. Saya pernah berujar ke Ibu, “Buat apa kue karah? Nggak ada yang makan
juga!”
Ibu saya melotot, “Kau
seharusnya bangga dengan kue karah!” – maksud Ibu kue khas Aceh. Jika saya
pertimbangkan lagi, kue karah dan jenis kue khas Aceh lain memang dibuat saat
lebaran begini.
seharusnya bangga dengan kue karah!” – maksud Ibu kue khas Aceh. Jika saya
pertimbangkan lagi, kue karah dan jenis kue khas Aceh lain memang dibuat saat
lebaran begini.
Mulailah sibuk perempuan-perempuan Aceh membuat kue khas
Aceh. Pergeseran mungkin telah terjadi beberapa tahun ke belakang. Orang
membeli kue kering atau jenis kacang-kacangan yang lebih enak dimakan. Namun,
orang tua kami di kampung tetap ngotot untuk
membuat kue karah dan kerabatnya.
Aceh. Pergeseran mungkin telah terjadi beberapa tahun ke belakang. Orang
membeli kue kering atau jenis kacang-kacangan yang lebih enak dimakan. Namun,
orang tua kami di kampung tetap ngotot untuk
membuat kue karah dan kerabatnya.
Kembali ke pengantin wanita. Setelah kue meugang, dikenal pula kue lebaran yang
diantar paling telat di malam takbiran. Kue-kue kering khas Aceh ini menjadi
‘cinderamata’ pengantin wanita kepada mertuanya. Idang berisi kue ini hanya sekali seumur hidup diantarkan ke rumah
mertua yaitu idulfitri di tahun pertama pernikahan.
diantar paling telat di malam takbiran. Kue-kue kering khas Aceh ini menjadi
‘cinderamata’ pengantin wanita kepada mertuanya. Idang berisi kue ini hanya sekali seumur hidup diantarkan ke rumah
mertua yaitu idulfitri di tahun pertama pernikahan.
Kue lebaran buatan sendiri yang ketinggalan zaman memang
tidak ‘enak’ jika dibandingkan dengan kue modern. Tradisi yang enggan
ditinggal, kekayaan daerah yang tidak mau dilupa, membuat nenek-nenek di
kampung berani ‘mengebiri’ anak muda yang memprotesnya.
tidak ‘enak’ jika dibandingkan dengan kue modern. Tradisi yang enggan
ditinggal, kekayaan daerah yang tidak mau dilupa, membuat nenek-nenek di
kampung berani ‘mengebiri’ anak muda yang memprotesnya.
Anak perempuan yang tidak bisa membuat kue karah bisa disebut
telah menanggal keacehannya. Orang tua kita memang begitu kuat dalam memegang
tradisi sehingga tumbuh sampai kini, dan dikenal orang banyak sebagai pembeda
antara satu suku dengan suku lain.
telah menanggal keacehannya. Orang tua kita memang begitu kuat dalam memegang
tradisi sehingga tumbuh sampai kini, dan dikenal orang banyak sebagai pembeda
antara satu suku dengan suku lain.
Kebiasaan membuat kue khas Aceh jelang idulfitri membuat
saya bersyukur bahwa cita rasa dan ciri khas Aceh masih melekat di masyarakat
kita.
saya bersyukur bahwa cita rasa dan ciri khas Aceh masih melekat di masyarakat
kita.
Ramadan yang berlalu di Aceh akan meninggalkan serpihan
kenangan. Maka, saya bilang Aceh
berbeda dari berbagai cara memandangnya. Segenap rindu di perantauan akan tercipta
begitu saja jika mengenai puasa di Aceh.
kenangan. Maka, saya bilang Aceh
berbeda dari berbagai cara memandangnya. Segenap rindu di perantauan akan tercipta
begitu saja jika mengenai puasa di Aceh.
Karah kue khas Aceh – meutiarahmah.com |
Puasa sebulan penuh adalah kewajiban dalam Islam. Salat
tarawih 20 atau 8 rakaat adalah tergantung orang yang mengerjakannya. Tadarrus dianjurkan
selama bulan Ramadan. Beli baju lebaran adalah umum bagi umat muslim berpuasa
atau tidak. Takbir keliling tak lain kebiasaan masyarakat Indonesia sejak dulu.
Di mana-mana adalah sama. Cuma di sini, suatu yang beda menjadi catatan sejarah
manisnya Ramadan di Aceh sepanjang masa!
tarawih 20 atau 8 rakaat adalah tergantung orang yang mengerjakannya. Tadarrus dianjurkan
selama bulan Ramadan. Beli baju lebaran adalah umum bagi umat muslim berpuasa
atau tidak. Takbir keliling tak lain kebiasaan masyarakat Indonesia sejak dulu.
Di mana-mana adalah sama. Cuma di sini, suatu yang beda menjadi catatan sejarah
manisnya Ramadan di Aceh sepanjang masa!