Categories
Uncategorized

Waspada! Petir Bisa Menyambar Laptop

Tiada hari tanpa bercinta dengannya! Tepat
sekali. Aku yakin, kamu juga demikian. Tiap hari kerjanya pelototin layar
sepuluh atau dua belas inci. Ada kebanggaan tersendiri jika sudah berinteraksi
dengan perangkat elektronik ini.
Gayanya nggak gagap teknologi!
Ke
mana-mana, laptop dibawa. Apalagi, di Aceh, warung kopi dengan fasilitas
internet gratis itu bagai kita mencari makanan ringan.

Gampang sekali. Asalkan
ada uang lima ribu rupiah untuk menebus secangkir kopi. Terserah kamu mau ngapain,
kamu menghabiskan waktu dari pagi sampai sore pun nggak masalah, kamu
mau download film terbaru silakan saja. Asyik sekali pokoknya!

Dunia terasa milikku!
Orang
lain mah lewat. Mau dianggap pengangguran, terserah. Mau dianggap tak
ada penghasilan rapopo – kata Julia Perez. Mau dibilang cuma nongkrong
saja, no problem. Nyatanya? Nggak demikian.


Facebook cukup
jarang kubuka pakai laptop. Twitter pun jarang-jarang. Paling sering update
status dengan link tulisan terbaru. Dan ini, blogger adalah
laman website satu-satunya yang selalu kukunjungi, selain Kompasiana.

Aku
termasuk pembaca yang jarang komentar di blog orang lain. Mungkin ini
pula alasan orang jarang komentar di blog aku – hapus kalimat terakhir!

Duniaku hancur
Bukan
putus cinta, toh aku jomblo budiman. Bukan karena kehilangan ide
menulis. Bukan karena nggak ada lagi internet gratis.
Sedih
itu karena laptopku tiba-tiba tidak mau menyala!
Aku
kayak kembali ke masa purbakala. Kurang paham apa yang terjadi dengan kekasih
berukuran sepuluh inci ini. Jika dikata tiak paham teknologi sama sekali,
mungkin kurang tepat, aku masih bisa membedakan laptop blank total dan
tak bisa disembuhkan dengan blank setengah total yang datanya masih bisa
diselamatkan.

Laptopku masih hidup. Sesekali aku masih bisa masuk ke Windows.
Di lain kali malah lebih sering menampilkan barisan kalimat yang tak
kumenegrti. Di layar itu tertulis ada perangkat hardware yang mengalami
masalah.

Kepalaku
pusing. Kalimat mujarab itu, hindari kerusakan hardware! Tiba-tiba
menjadi kenyataan. Hardware. Kata kunci itu. Perangkat penting sebuah
laptop/komputer. Jika rusak artinya harus ganti baru. Aku selalu nggak masalah
jika software yang mati total karena cukup instal ulang.
Saatnya
mengejar tukang service. Mana tahu laptop tua ini salah menulis notifikasi.
Ya kan? Nama juga perangkat tua. Salah-salah wajar dong!
Laptopku
ini termasuk kategori laptop tahan banting. Sangat bisa kuandalkan. Dan aku
sangat percaya dengan produk keluaran IBM ini. Jika kusandingkan dengan produk
laptop terbaru sekarang, kecepatan laptopku dua kali lebih cepat dalam
mengakses data maupun konektivitas internet.

Walaupun laptop dengan slogan ThinkPad
ini hanya mendukung Windows XP namun hasil kerjanya lebih menjamin
dibandingkan laptop yang sudah support Windows 7 maupun Windows 8.

Aku
duduk santai di sebuah toko service komputer. Tak perlu kukatupkan kedua
tangan untuk mendoakan semoga si laptop yang tak kuberi nama itu baik-baik
saja.
“Ada
perangkat yang rusak,”
“Apa
itu, Bang?” mataku melotot.
“Kita
bongkar dulu,”
Aku
mendengus. Bongkar?
“Boleh?”
Aku
mengiyakan. Laptop tua itu dibongkar. Aku juga penasaran dengan perangkat mana
yang rusak.
“Kemungkinan
perangkat untuk Wi-Fi, Bang?” ujarnya sambil membuka bagian belakang laptop
itu.
Aku
menunggu. Menghitung berapa banyak nada yang tersimpan dalam lagu Ku menunggu,
Rossa Roslaina. Mana tahu sebuah keajaiban bisa datang. Aku tak perlu
mengganti perangkat keras yang dimaksud.
“Kita
coba copot yang ini,” tangannya langsung melepas kabel yang tersambung ke
perangkat keras sebesar tiga jari itu. “Kemungkinan memang ini yang tidak
mendukung lagi,”

Selesai
memisahkan perangkat kecil itu dengan badan laptop, ia menekan tombol Power.
Laptop menyala dengan mulus.
“Ini
tidak bisa lagi, Bang!”
Selesai.
Perangkat
sebesar tiga jari itu tak lain perangkat dukungan untuk konektivitas internet
melalui Wi-Fi. Perangkat itu dicopot, otomatis internet melalui Wi-Fi tidak
bisa disambung lagi.
Malapetaka!
Sehari-hari
aku bekerja dengan internet!
“Apa
penyebabnya, Bang?” tanyaku lugu. Padahal, aku sudah memprediksi alasan
rusaknya perangkat keras itu.
“Bisa
jadi karena tersambar petir!”
Benarkan?
“Masih
untung tidak terbakar semua, Bang,”
“Memang
bisa terbakar semua?”
“Bisa!”
ujarnya mantap. “Jika terbakar semua, laptop bisa meledak!”
Aku
membayangkan kemungkinan terburuk itu. Meledak? Habislah semua
data-dataku di hardisk.
Aku
pulang dengan lesu. Laptopku memang tidak kenapa-kenapa. Namun dicopotnya
perangkat keras untuk mendukung Wi-Fi sama saja aku bekerja tak terkoneksi
internet.

Perangkat keras serupa – seperti bawaan – tidak dijual terpisah,
katanya satu-satunya pendukung Wi-Fi adalah perangkat berbentuk flashdisk
yang harganya mendekati dua ratus ribu.

Jelas
saja aku jadi pelit. Entah kenapa aku menjadi sangat sensitif. Aku pun memutar
otak ke mana suka. Aku punya smartphone Android, akan kucoba mengoneksinya
dengan itu
.

Memang, Android sudah mendukung Portable Hostspot,
fungsinya sama dengan Wi-Fi kebanyakan. Namun laptopku sudah tidak bisa
tersambung lagi dengan Wi-Fi jika tak ada kabel pendukung.

Aku
duduk lemas di warung kopi. Mengutak-atik smartphone Android andalan,
yang sewajarnya tidak boleh dihidupkan dukungan Wi-Fi secara berlebihan.

Aku
berharap tidak lagi keluar biaya tambahan. Mataku terbelalak. Wi-Fi dari
Android bisa dikoneksikan dengan kabel. Dan, yang lebih semarak lagi, aku bisa
mencangkok jaringan Wi-Fi dari warung kopi itu, tak payah menggunakan jaringan
seluler.

Oh, Android
Tapi,
aku jadi sangat sensitif terhadap cuaca. Nggak lagi-lagi aku
menghidupkan laptop saat petir. Aku tidak tahu apakah tersambar saat online atau
offline. Kemungkinan bisa banyak hal. Laptop ini pun sudah tersambar
sekali. Jika kedua kali? Separuh nyawaku pergi, seperti kata Anang Hermansyah! Pengalaman ini cukup “menggiurkan” diulang kembali! 
Categories
Uncategorized

Perang dari Seoul; Teknologi dan Entertaiment

Sungai Cheonggyecheon (sumber:www.beritaunik.net)
Siapa
yang tidak tergoda dengan pesona Korea Selatan?
Mungkin,
dulu kita hanya mengenal perang saudara antara Korea Selatan dengan Korea
Utara. Lepas dari noda tersebut, walaupun masih tetap perang dingin, kedua
negara memilih jalan masing-masing. Korea Selatan menjadi negara sekuler. Korea
Utara ngotot dengan negara komunis. Korea Selatan diam-diam menggemparkan
dunia. Korea Utara diam-diam makan dalam dan abai cemoohan dunia. Korea Selatan
gemerlap cahaya lampu di malam hari. Korea Utara malah gelap gulita di sebagian
besar wilayahnya. Korea Selatan sudah hampir mencapai taraf kecepatan internet
tingkat tinggi (5G). Korea Utara masih melarang warga negaranya menggunakan
komputer secara universal, kecuali orang-orang tertentu saja yang bisa
mengakses komputer sampai internet.
Dalam
satu dekade, Korea Selatan tak hanya berbenah di satu segmen. Negara dengan
masyarakat bermata sipit ini justru banting stir mengejar ketertinggalan dari
negara-negara maju. Pemerintah bersama warganya berbondong-bondong mencuri ilmu
dari barat. Pemerintah Korea Selatan tidak melarang warganya mengungsi ke luar
negeri selama perang saudara. Hasilnya, bisa dilihat sendiri. Ternyata,
pengungsi tersebut tumbuh menjadi orang-orang hebat dan kembali ke negara
mereka.
Korea
Selatan menempatkan warga negaranya sebagai harta paling berharga. Negara ini
paham betul bahwa sumber daya alam tidak melimpah. Jalan lain menguasai dunia
adalah menghadirkan sesuatu yang memukau, sehingga dunia takluk di tangan
mereka.
Dan
akhirnya, kita kena!
Korea
Selatan melontarkan dua senjata. Keduanya sama-sama kuat di seluruh dunia. Senjata
pertama mereka adalah teknologi dan senjata kedua adalah entertaiment
(hiburan).
Senjata Pertama
Sejatinya,
Korea Selatan bukanlah negara maju. Negara ini kering-keronta setelah perang
saudara. Para pelajar dari seluruh penjuru negeri dilempar ke negara maju lain,
baik sesama Asia, Eropa sampai Amerika. Pelajar yang sudah berhasil menuntut
ilmu tersebut secara transparan “wajib” pulang ke Korea Selatan. Selain itu,
Pemerintah Korea Selatan juga bekerja sama dengan negara maju seperti Jepang
untuk mendatangkan ilmuwan-ilmuwan dari bidang-bidang teknologi. Negara yang
semula kuno, hanya sebagai konsumen, berubah menjadi produsen. Sebuah perusahaan
yang semula hanya menjual sayuran berubah menjadi perusahaan teknologi
terkemuka dunia.
Adalah
Samsung dan LG. Dua perusahaan besar. Sama-sama di Seoul. Sama-sama musuh
bebuyutan. Sama-sama ingin menguasai dunia.
Dua
perusahaan ini sebagian dari kesuksesan Korea Selatan setelah terpuruk. Samsung
dan LG dikenal sebagai produsen peralatan elektronik seperti smartphone,
tablet, laptop, televisi, kulkas, AC
dan lain-lain. Peperangan keduanya
memang telah dimenangkan oleh Samsung. Perusahaan yang juga pemasok utama
perangkat telekomunikasi ini juga menguasi rumah sakit sampai asuransi. Apple
Inc. saja tekuk lutut pada Samsung karena produk unggulan mereka (iPhone dan
iPad) masih tetap memakai Processor buatan Samsung.
Samsung
juga masih mendominasi dunia dengan beragam merek telepon pintar. Gempuran seri
termurah dan termahal membuat dunia tak bisa berkata banyak. Memang tidak ada
yang dapat memungkiri sampai kapan Samsung bertahan dengan kedigdayaan mereka. Satu
poin yang harus digarisbawahi; karena Samsung Asia menguasai dunia!
Senjata Kedua
Senjata
kedua Korea Selatan justru lebih mampu menghipnotis lebih banyak orang. Dunia hiburan
yang terstruktur mampu mengangkat lagu-lagu berbahasa hangul disukai
anak-anak muda. Tak hanya grup band, penyanyi solo yang menghibur jutaan mata
di seluruh dunia. Drama seri Korea Selatan juga mempunyai sisi cemerlang
menarik minat penonton.
Dunia
hiburan Korea Selatan terus berkembang seiring dukungan pemerintah. Pejabat setempat
secara langsung menegaskan K-Pop sebagai “alat” supaya dunia luar mengakui
keberadaan mereka. Dukungan pemerintah tak hanya membuat dunia hiburan semakin
kokoh. Pelakon seni berbondong-bondong memperkenalkan kebudayaan mereka melalui
bahasa maupun budaya. Bahasa hangul seakan telah menjadi bahasa
internasional. Lagu-lagu dari grup band ternama di putar di mana-mana. Siapa yang
tidak kenal Super Junior, Girls Generation, 2PM, 2AM, miss A, BoA, Kim Soo
Hyun, Rain, Song Hyo Gyo, dan deretan orang terkenal lainnya.
K-Pop
dan K-Drama telah menghipnotis penggemarnya sehingga berbondong-bondong orang
ke Seoul. Saya sendiri belum pernah ke Korea Selatan. Namun satu hal yang
pasti, kebudayaan mereka benar-benar memikat. Suguhan menarik langsung terasa
begitu turun dari pesawat di Bandara Incheon. Konsep kota Seoul yang rapi. Tempat-tempat
wisata yang menarik; seperti sungai Cheonggyecheon di pusat kota sampai
panorama Pulau Jeju.
Di
sinilah letak kerja sama pemerintah Korea Selatan dengan dunia hiburan. Tertulis
atau tidak, Pemerintah menyulap tempat-tempat umum menjadi menarik seperti yang
terlihat di layar kaca.
Dari
tiada menjadi ada. Sesungguhnya, perang yang dibidik Korea Selatan sangat
melankolis. Negara ini sangat lembut menyongsong peluru. Tetapi peluru-peluru
yang mereka tancapkan mengena bidikannya. Korea Selatan menjadi negara yang
memegang peranan penting di dua elemen tersebut di atas. Bandingkan dengan
Korea Utara yang masih membatasi warga negaranya untuk maju lebih banyak langkah.
Saat ribuan warga Korea Selatan berbondong-bondong mendaftarkan bakat mereka di
agensi hiburan, warga Korea Utara bahkan belum mampu mengeja dengan benar. Saat
lulusan terbaik Korea Selatan mendaftarkan diri sebagai calon karyawan Samsung,
warga Korea Selatan masih dibatasi menggunakan komputer.
Dua
negara satu bahasa. Dalam keadaan perang dingin. Sama-sama kuat di berbagai
bidang. Lembut versus garang. Membuat dunia takut di luas negara tak lebih
besar di pulau Jawa. Lalu, bagaimana dengan Indonesia yang kaya SDM dan SDA?
Categories
Uncategorized

Tiongkok: Penjiplak Smartphone Nomor Satu Dunia

Mengenal China –
sekarang Tiongkok – merupakan salah satu negara yang berkembang pesat dari
berbagai sektor. Mulai dari pariwisata yang dikenal dengan tembok besar yang
fenomenal hingga ranah telekomunikasi yang tidak mau tinggal diam dari negara
lainnya. Memang, Tiongkok menjadi salah satu negeri yang dipuji sejak dulu
kala, bahkan dalam sebuah hadist Nabi Muhammad saw. pernah menganjurkan untuk
menuntut ilmu sampai ke negeri ini. Lebih kurang begini artinya “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China!.”
Anjuran dalam hadist tersebut sangat mendasar mengingat Tiongkok merupakan
negara paling maju saat itu, hingga kini.
Tiongkok tidak
main-main dalam mengembangkan berbagai sektor untuk kemajuan negera mereka. Sehingga
tidak tanggung-tanggung, negara tirau bambu ini menjadi satu-satunya negara
yang berdiri sendiri tanpa mau berharap dan bergantung pada negara adidaya
Amerika Serikat. Apapun yang ingin diperoleh di Tiongkok dengan mudah
didapatkan di sana. Berbagai merek perangkat elektronik menjamur dengan harga
terjangkau. Mesin pencari seperti Baidu bahkan mengalahkan Google yang
menghentak seluruh jagad dunia maya.
Dan, terlepas dari
kemajuan teknologi dari negara ini, kita lupakan persaingan sehat dengan hadirnya
Xiamo, Oppo, Huawei, ZTE maupun merek-merek dagang lainnya, Tiongkok sangat
dikenal sebagai salah satu negara yang meniru produk unggulan dari produsen
lain sampai benar-benar mirip dengan aslinya. Seperti biasa, di saat produsen
sebuah teknologi informasi masih menggadang-gadangkan akan lahirnya sebuah
produk populer, produsen di Tiongkok bahkan sudah melahirkan replika produk
yang belum meluncur tersebut.
iPhone 6 Versi Tiongkok
Kita mulai dari yang
paling ditunggu oleh fanboy. Apple. Inc
akan meluncurkan iPhone dengan layar lebih besar, menurut informasi yang
beredar ada dua varian yang akan muncul yaitu 4.7 inci dan 5.5 inci. Namun kita
belum bisa pastikan mengingat Apple selalu punya rahasia yang tidak pernah
terungkap sebelum diperkenalkan pada publik. Setidaknya kita bisa
memprediksikan layar iPhone tidak akan jauh berbeda bahkan benar sesuai
perkiraan mengingat para kompetitor sudah terlebih dahulu melahirkan produk
unggulan dengan layar dia atas 5 inci.
Adalah sebuah produsen
Tiongkok yang sangat berani mempromosikan replika iPhone 6 yang belum
diluncurkan Apple. Sekilas, iPhone versi Tiongkok ini sangat mirip sengat
iPhone asli. Untuk pembeli awam seperti saya barangkali akan mudah tertipu dan
mau membeli iPhone 6 dengan harga relatif murah dibandingkan dengan iPhone
produksi Apple sendiri. Tidak hanya hardware
yang menipu, software yang menyerupai
iOS pun sudah dikustominasi dengan Android sehingga benar-benar terlibat
seperti tampilan iOS dari Apple.
Sejauh ini, kita belum
bisa membedakan antara iPhone 6 tiruan dengan asli karena Apple belum
mengumumkan secara resmi kehadiran produk teranyar mereka. Namun, secara sadar
saat menekan tombol Home maka
aplikasi yang seharusnya di iPhone akan keluar perintah Siri maka pada produk tiruan ini akan mengeluarkan perintah Google Now khas Android.
Untuk Anda yang sedang
menunggu kehadiran iPhone 6 dengan layar lebih besar tidak ada salahnya
menunggu pengumuman resmi dari Apple dan membelinya di retail resmi yang sudah
ditunjuk produsen bermarkas di Cupertino, California ini.
Samsung Galaxy S5 Versi Tiongkok
Produk populer dari
negara tetangga Tiongkok ini sudah terlebih dahulu wara-wiri di dunia. Penjualannya
yang mencapai peringkat bestseller
menjadikan produk ini sebuah pilihan untuk dijipak dan dijual dengan harga
lebih murah.
Dilihat dari bentuk
perangkat keras, Samsung Galaxy S5 KW ini sangat mirip dengan bentuk original
keluaran produsen Korea Selatan. Jika tidak cermat maka kita akan mudah sekali
tertipu dan mau mengeluarkan dana lebih kurang hampir setengah harga aslinya. Produsen
Tiongkok menjualnya di toko retail maupun toko online yang sangat mudah mengelabui konsumen. Karena sama-sama
menggunakan sistem Android tentu saja konsumen bisa mudah tertipu dan
membelinya. Namun saat dicermati dengan seksama baik layar maupun software bawaan S5 gadungan ini sangat
jauh berbeda.
Samsung S5 keluaran
Samsung Electronic mengunakan layar 5.1 inci Full HD Super Amoled yang hanya dipunyai Samsung sendiri dengan
resolusi 1920×1080 dengan kerapatan 432 ppi. Sedangkan S5 KW dengan nama produk
Goodphone S5 menggunakan layar 5 inci Full
HD
dengan resolusi 1920×1080 dengan kerapatan 1080 ppi. Untuk kamera belakang
Samsung S5 menyematkan 16 megapixel
dan Goodphone S5 13 megapixel, kamera
depan Samsung S5 2 megapixel dan
Goodphone S5 5 megapixel.
Hal yang paling
menarik tentu saja terletak pada konektivitas kedua smartphone ini. Jika benar-benar jeli maka kita akan membedakan S5
original dengan KW hanya dengan melihat penetrasi jaringan ini. Samsung S5
menyematkan HSPA, LTE sedangkan Goodphone S5 membenamkan GSM, CDMA, HSUPA,
HSDPA. Dari segi processor jelas-jelas sekali sangat jauh berbeda, Samsung S5
dengan kekuatan perkasa 2.5 GHz Quad-core Qualcomm Snapdragon 801, sedangkan
Goodphone S5 dengan 2 GHz Octa-core MediaTek MT6592. Perbedaan lain pada
penyimpanan internal, Samsung S5 menyuguhkan dua pilihan yaitu 16 dan 32 GB
dengan bantuan memori eksternal sampai 128 GB, Goodphone S5 memiliki memori 32
GB dengan memori eksternal tanpa diketahui sampai berapa besarnya. Dari segi
baterai kedua smartphone ini
membenamkan 2800 mAh. Perbedaan menonjol lainnya adalah pada versi Android yang
dibenamkan kedua ponsel kelas atas ini. Samsung S5 dengan Android 4.4.2 (Kitkat)
dengan TouchWiz kebanggan Samsung,
sedangkan Goodphone S5 dengan Android 4.2 (Jelly Bean) dengan TouchWiz gadungan yang tidak akan mampu
melampuai penampilan memukau dari Samsung.
Kedua smartphone unggulan dari produsen yang
saling mengejar hak paten tersebut menjadi alasan tersendiri dalam hal
duplikat. Samsung dengan keluarga Galaxy sukses besar di ranah ponsel pintar
yang mampu menggoyahkan kekuasaan iPhone di tahta kemegahan mereka. iPhone
sendiri sudah pasti memiliki penggemar tersendiri yang sangat fanatik dan mau
mengeluarkan biaya besar hanya untuk mendapatkan sebuah ponsel kelas atas
terbaru dari Apple tersebut.

Sebuah hal yang sangat
penting sekali sebelum kita membeli smartphone
original maupun tiruan. Sebuah ponsel palsu tidak akan pernah mampu menyajikan
pengalaman memukau sama halnya dengan ponsel asli. Ponsel gadungan hanya mampu
menyajikan kustominasi yang tidak semenarik ponsel asli. Dan tentu saja tidak
akan mendapat dukungan dari produsen jika terjadi sesuatu dengan ponsel tersebut.
Samsung sendiri dikenal sebagai produsen yang peduli dengan konsumen jika
terjadi suatu masalah, demikian juga dengan Apple. Semua tergantung kepada
pilihan kita masing-masing, membeli produk original yang mahal atau gadungan
yang murah. 
Categories
Uncategorized

Perebutan Tahta Kecanggihan Kamera Smartphone

Memang, perseteruan antara Apple Inc. dengan Samsung Electronic merupakan skandal
paling menarik di ranah teknologi. Nama Samsung sudah sangat melambung tinggi, padahal tidak ada apa-apanya sebelum tahun 2007 ke bawah sebelum perusahaan raksasa asal Korea Selatan ini mengadopsi sistem operasi Android besutan Google. Samsung mampu menukik menjadi
raksasa teknologi masa kini, tidak hanya smartphone,
tablet
maupun smartTV saja,
beragam barang elektronik lainnya dikuasai Samsung dengan pangsa pasar
mencengangkan.
Perang paten antara keduanya berujung panjang dari masa ke masa, seakan sudah
menjadi keharusan Apple menuntut Samsung maupun sebaliknya. Tentu saja, hak
cipta ini merupakan hak intelektual yang tidak dapat diambil begitu saja, namun
hal ini justru menjadikan bumerang sehingga tidak dapat berinovasi lebih baik
lagi. Hak paten ini kemudian menghambat suatu vendor untuk berkreasi, ketakutan dianggap telah melanggar paten si A atau si S karena mereka terlebih
dahulu memasang perangkat tertentu baik di smartphone
dan tablet.
Hal menarik, di antara sekian banyak perang paten antara Apple dan
Samsung, dan sebagian vendor lain, saya belum pernah mendengar ada yang ingin
menarik royalti dari paten kamera smartphone
yang kini dikenal menjadi alternatif lain pengganti kamera saku mengingat
resolusinya begitu tinggi.
Sebuah ponsel untuk zaman teknologi masa kini sudah wajib memiliki kamera. Seperti aturan
tidak tertulis, ponsel dengan harga murah pun harus memiliki kamera jika masih
ingin dilirik konsumen. Kenapa Apple yang selama ini gencar-gencarnya melirik
vendor Asia dalam melawan hak paten diam saja saat Samsung, HTC, Sony maupun
Oppo menambahkan kamera beresolusi tinggi di smartphone mereka. Satu saja alasannya, Apple tidak memiliki hak
paten sebagai pemasang pertama kamera di ponsel.
Dikutip di salah satu blog teknologi, rancangan awal pembuatan kamera
pada ponsel dilakukan oleh Daniel A. Henderson pada tahun 1993. Kemudian, pada
tahun 1997, Philippe Khan mengembangkan prototipe yang sudah tersimpan di
Smithsonian National Museum of America History dengan perangkat ponsel melalui software PictureMail. Vendor pertama
yang mengadopsi kamera ke dalam sebuah ponsel tak lain adalah Sharp pada tahun
2000 dengan seri J-SHO4. Vendor yang kemudian dikenal sebagai produsen
perlengkapan rumah tangga ini malah tidak terkenal lagi gaungnya di ranah
teknologi komunikasi (Handphone). Sharp yang berdomisili di Jepang kemudian fokus pada
barang-barang elektronik saja, walaupun pernah bertarung dalam perang ponsel bersama
sesama vendor Asia lainnya, tampaknya Sharp sudah kalah bersaing. Kamera pada ponsel
J-SHO4 terbilang cukup diperhitungkan pada masanya, spesifikasinya 110.000
pixel CMOS dengan 256 display warna. Tentu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kamera ponsel saat ini. 
Beranjak ke zaman gempuran beragam ponsel kelas tinggi, vendor-vendor
Asia tidak mau kalah bersaing dengan vendor barat. Tercatat, kamera tingkat
tinggi di sebuah smartphone mulai resolusi 8 megapixel sampai 41 megapixel menjadi pilihan vendor
memasangnya di produk premium mereka. Lantas, siapa saja yang sudah memasang
kamera tersebut?
Nokia Lumia 1020
Sejak dulu, Nokia masih menjadi idaman para pemilik ponsel. Sayangnya setelah Android merajalela Nokia seakan sudah ditelan bumi. Vendor asal
Finlandia yang kini berpindah hak milik kepada Microsoft, setidaknya pernah
menciptakan smarphone dengan kamera
tidak tanggung-tanggung. Nokia Lumia 1020 merupakan satu-satunya telepon pintar
yang berani menawar kamera sebagai daya pikat pembeli dengan resolusi 41 MP. Dilihat
dari spesifikasinya Nokia seri Lumia ini tidak main-main. Spesifikasi yang dihadirkan
oleh smartphone berbasis Windows
Phone 8 ini dalam 41 megapixel menghadirkan
38 megapixel effective, 7152×5368 pixels, carl zeiss optics, optical
image stabillization, aotu/manual focul, xenon & Led flash
. Dari spesifikasi
yang ada, kamera ponsel ini masih unggul dibandingkan dengan ponsel
lain di kelas premium lainnya. Lumia 1020 dapat dimiliki setelah ditebus dengan harga Rp.
6.5000.00,00 di Indonesia. Tertarik memilikinya? Bagi Anda yang fokus
mengabadikan setiap momen, ponsel ini bisa jadi salah satu pilihan, bukan?
Sony Xperia Z2
Peringkat kedua dipegang Sony dengan seri Xperia Z2. Vendor asal
Jepang ini memiliki keunggulan tersendiri dalam hal kamera, mengingat Sony
tidak hanya sebagai vendor telepon saja tetapi masih berjaya di ranah perangkat
keras, termasuk penyediaan kamera untuk vendor lain. Setelah menghadirkan
Xperia Z1, Sony meneruskan kedigdayaan seri antiair smartphone mereka ke Z2. Soal
kamera, Xperia Z2 bertahan di 20,7 megapixels.
Spesifikasi yang dihadirkan kamera ponsel ini adalah 5248×3936 pixels, outofocus, LED flash, ½.3” sensor size, geo-tagging, touch focus, face
detection, image stabillization, HDR, panorama
. Dilihat dari resolusi yang
ditanam pada kamera ini tentu saja mampu bersaing dengan Lumia 1020. Keunggulan
lain ponsel ini bisa diajak menyelam di dalam air dan bisa memotret
di sana. Bagi Anda yang tertarik memiliki smartphone
berbasis Android, senang bertualang di lautan lepas menemani ikan-ikan
berenang, Anda bisa mendapatkan ponsel ini dengan harga Rp. 8.499.000,00.
Jangan lupa, Anda tidak boleh melewati kedalaman 30 meter dalam membawa serta ponsel
premium ini!
Samsung Galaxy S5
Kekuasaan Samsung di dunia teknologi khususnya smarphone dan tablet masih
belum bisa digoyah selama beberapa tahun ke depan. Raja teknologi Asia yang berada di negeri bintang hallyu ini tidak hanya menciptakan ponsel kelas atas tetapi
menjual perangkat keras kepada beberapa vendor lain, termasuk Apple. Melahirkan
ponsel premium tidak cukup dengan hardware
mumpuni saja tanpa didukung kamera resolusi tinggi. Sayangnya, Samsung
belum berani bermain di kamera di atas 16 megapixels.
Selama ini Samsung masih bertahan di kamera 8 sampai 16 megapixels untuk smartphone unggulan mereka. Produk terbaru,
Galaxy S5 memiliki kamera 16 megapixels. Walaupun digadang-gadang tidak jauh berbeda
dengan adiknya Galaxy S4, ponsel ini bisa melahirkan suasana baru bagi Anda
yang ingin mencicipi beberapa produk unggulan, seperti detak jantung dan sidik
jari. Kamera 16 megapixel memiliki kerapatan 5312×2988 pixels, autofocus, LED flash, dual shot, simultaneous HD video and
image recording, geo-tagging, touch focus, face and smile detection, image
stabillization, HDR.
Meski tidak jauh berbeda dengan seri terdahulu, Galaxy
S5 mampu memposisikan dirinya sebagai salah satu suksesor Samsung lainnya
setelah Galaxy S4. Meski pada kamera yang dihadirkan tidak begitu istimewa,
bahkan tidak bisa diajak berenang, tetapi berkat nama besar Samsung seri Galaxy
ini tetap memiliki peminat di hampir seluruh dunia. Anda tertarik? Ponsel berbasis
Android besutan Google ini bisa didapat dengan harga Rp. 7.850.000,00.
LG G3
Satu lagi vendor Asia yang mampu bersaing dengan kamera resolusi tinggi, sama-sama berasal dari negeri gingseng LG tidak mau tinggal diam mengejar ketertinggalan.
LG tak lain adalah tetangga Samsung, satu negara, satu persaingan, satu sistem
operasi, pernah bersiteru masalah paten, merupakan pesaing terkuat satu sama
lain. Memiliki keunggulan tersendiri tidak lantas menjadikan LG masuk vendor
terkemuka seperti Samsung. LG masih harus berjuang keras untuk dapat mengalahkan kekuasaan Samsung. Gempuran seri Galaxy seakan membungkam kesenangan
seri G milik LG, termasuk seri G2 sampai G3. Dalam hal dapur picu sama-sama di kelas
premium, tetapi soal kamera LG G3 masih kalah dibandingkan vendor satu ayah kandung.
LG G3 hanya berani bertaruh di kamera 13 megapixels
saja. Padahal, jika mau berbenah, LG bisa meninggalkan 13 megapixels di G2 dan beranjak
ke resolusi lebih tinggi di G3 mengingat pesaingnya sudah melewati batas 16 megapixels.
Kamera G3 memiliki kerapatan 4160×3120 pexels,
phase detection/laser autofocus, optical image stabillization, dual-LED (dual
tone) flash, 1.3” sensor size, simultaneous video and image recording,
geo-tagging, face detection, HDR
. Dilihat dari spesifikasinya G3 tentu saja
tidak bisa bersaing dengan Galaxy S5, apalagi jika mau menandingi Xperia Z2
atau Lumia 1020. Kembali lagi pada soal keberuntungan saja, G3 akan mampu
bersaing dengan vendor lain jika benar-benar memiliki fans fanatik. Bagi Anda yang menyukai desain G3, bisa saja memiliki
smartphone berbasis Android ini
dengan harga Rp. 6.999.000,00.
Apple iPhone 5S
Pendapat saya pribadi, selain berkutat dengan paten, produk Apple
termasuk iPhone seperti kehilangan identitas. Apple sangat terlena dengan harga
mahal dan lupa pada gempuran produk murah besutan Google dan Microsoft dengan sekutunya. Produk-produk
Android maupun Windows Phone tidak dapat dipandang sebelah mata, vendor besar kian menghajar dengan kualitas smartphone
kelas atas dan harga lebih miring. iPhone 5S dengan kekuatan harga Rp.
11.775.000,00 di Indonesia menjadi salah satu ponsel yang hanya bisa dimiliki
oleh orang-orang sangat kaya saja.
Apple bisa bangga dengan fansboys
mereka, tetapi lambat-laun penggemarnya akan berpaling ke vendor lain jika
tidak mau berbenah. Belum lagi lambatnya Apple mengeluarkan seri terbaru
ditambah sederetan masalah, termasuk kamera. Biarpun banyak kalangan membela
hasil produksi kamera iPhone lebih bagus, tetapi vendor lain yang sudah saya
sebutkan di atas akan menggilas 8 megapixels
milik iPhone 5S. Kamera iPhone 5S memiliki kerapatan 3264×2448 pixels, autofocus, dual-LED (true tone) flash, 1/3” sensor size, 1.5 μm
pixel size, simultaneous HD video and image recording, touch focus, geo-tagging,
face detection, panorama
. Jenis kamera yang dihadirkan iPhone 5S jauh kalah saing
dengan kamera Lumia 1020, Xperia Z2, Galaxy S5 ataupun G3. Tentu saja Apple
tidak bisa mengajak duel vendor lain di pengadilan dengan alih melangar paten. Apple
hanya perlu menarik diri dari persaingan tidak sehat menjadi lebih produktif
melahirkan karya-karya terbarukan seperti pada masa keemasan yang diciptakan pendirinya, Steve Jobs.

Lima ponsel kelas atas tersebut menjadikan patokan bahwa Asia
benar-benar sangat berkuasa di jagad teknologi ini. Anda bisa menjadi salah satu penilai
terbaik dalam menentukan pilihan terhadap semua produsen. Ponsel terbaik pun
tidak hanya sebatas kamera dengan resolusi tinggi saja, tetapi kamera resolusi
tinggi saat ini hanya dimiliki oleh ponsel-ponsel terbaik, premium dengan harga
fantastis. Anda boleh mencoba memiliki salah satu ponsel tersebut, seperti
keinginan saya memilikinya.
Categories
Uncategorized

Negeri Adidaya Asia Bernama Korea Selatan

Tidak bermaksud
mempromosikan brand maupun negera tertentu, boleh dikatakan saya termasuk salah
seorang penggemar apapun berbau negeri gingseng tersebut. Jika ditanya negara
mana yang ingin saya kunjungi, Korea Selatan merupakan negara kedua setelah
negara kiblat saya sebagai seorang muslim. Mencium Ka’bah tetap menjadi
mimpi-mimpi tak terperikan yang tidak mungkin tertulis sampai kapan pun. Tetapi
untuk Korea Selatan, barangkali saya masih bisa berandai-andai sesuatu yang
indah berkenaan dengan negara beribu kota Seoul tersebut.
Bagi saya pribadi,
Korea Selatan sudah menjadi satu-satunya negara berkekuatan tinggi dalam
berbagai aspek selain Cina dan Jepang. Kedua negara terakhir sudah lebih dulu
menjadi acuan individu manapun dalam meraih cita-cita mereka dalam bidang
teknologi. Untuk negeri dengan julukan tirai bambu saja sudah terlebih dahulu
dianjurkan Muhammad saw. supaya kita berkunjung dan belajar di sana. Cina termasuk
satu-satunya negara penuh peradaban dan disegani banyak negara, sehingga sampai
kini mereka masih kokoh sebagai negara besar. Untuk Jepang, negara yang dikata
sebagai timbunan tanah hasil peperangan dan kalah di Perang Dunia II, di mana
Hiroshima dan Nagasaki menjadi dua kota besar luluh-lantak kala itu, tetap
menjadi negara besar karena kekuatan sumber daya manusia yang luar biasa.
Sekarang! Hampir –
bahkan – seluruh mata dunia berpaling pada negara tetangga Jepang dan Cina. Korea
Selatan yang diapit dua negara besar justru ikut-ikutkan berkembang menjadi
satu-satunya negara dengan berbagai mahakarya luar biasa. Kita lupakan
perseteruan antara Korea Selatan dengan Korea Utara, kita diamkan juga masalah
perseteruan paten antara Samsung dengan Apple. Saya memetik beberapa point
sehingga negara ini benar-benar diterima seluruh dunia.
Kebudayaan
Sudah bukan omong
kosong lagi saat semua orang mengenal drama korea. Jelas sekali. Drama korea
ibarat telenovela era 1990-an. Berbeda dengan telenovela yang penuh hiasa
percintaan dan dunia barat yang gramor, drama korea bisa lebih menang satu
peringkat dari itu. Masalah percintaan memang tidak bisa ditinggalkan karena
bumbu pemanis sebuah cerita yang tidak akan menjadi basi.
Pemerintah Korea
Selatan secara terang-terangan mendukung drama televisi menjamur dan digemari
oleh warga negaranya. Dukungan pemerintah ini pun dijadikan sebagai sponsor tak
tertulis sehingga kita mengenal beberapa drama yang mengangkat kebudayaan
korea. Drama-drama yang mengambil setting sejarah maupun kebudayaan korea laku
keras, tidak hanya di negara mereka sendiri, di luar negeri termasuk Indonesia
mengenal drama-dram tersebut. Kisah kerajaan yang di ramu dengan manis membuat
kita terkesan dan mengetahui bagaimana bentuk pemerintahan mereka kala itu.
Adat-istiadat dikemas dengan apik sehingga kita paham benar bahwa negara ini
sangat menjunjung tinggi peninggalan nenek moyang mereka. Sebut saja Faith yang
dibintangi Lee Min Ho, salah satu drama perbaduan antara kebudayaan modern
dengan tradisional. Terdapat pula drama-drama dengan tema unik dan menarik
seperti My Girl Friend is Gumiho, Good Doctor maupun drama dengan setting
sekolah yang sangat apik dan inspiratif seperti Dreams High dan School 2013.
Melalui drama pula
Korea Selatan dikenal sebagai ladangnya ide brilian, sehingga ada pula drama
yang memiliki kemiripan dengan mereka di negara lain, termasuk Indonesia yang
terkesan mencontek habis-habisan drama Korea tersebut. Pemerintah Korea sadar
betul bahwa budaya mereka harus dikenal oleh seluruh dunia. Dan terlepas dari
berbagai drama yang semakin bertaburan dengan cara penayangan tidak sampai
100-1000 episode, salah satu drama yang mengangkat drama-drama lain menjadi
dicari sampai sekarang adalah Full House. Drama yang dibintangi oleh Rain dan Song
Hye Kyo menjadi ikon dan laris manis.
Sumber: www.youtube.com
Bahasa
Saat semua orang
berlomba-lomba mengejar popularitas tingkat dunia dengan bahasa inggris, Korea
Selatan malah mewajibkan warga negaranya dengan bahasa sendiri. Tak bisa dipungkiri,
bahasa korea sangat dikenal di kalangan remaja dan pencinta drama dan lagu-lagu
korea. Dari bahasa pula suatu bangga akan dikenal dan disegani oleh banyak
orang. Korea Selatan tidak segan-segan menelurkan artis-artis dengan tampang
memukau (walau belakangan isu operasi plastik menjadi pemicu utama), mereka
bermain di drama dengan bahasa mereka sendiri, bernyanyi dengan bahasa mereka
juga.
Saya rasa semua orang
sangat setuju bahwa beberapa penyanyi Korea Selatan sudah go internasional
tanpa perlu mengubah bahasa dalam syair mereka. Sebut saja Girls Generations
yang mendapatkan Video of the Year dari Youtube Music Award, aktor Rain tetap
bernyanyi dalam bahasa korea walaupun sudah membintangi film skala hollywood,
Super Junior tetap bernyanyi dalam bahasa korea walaupun penggemar mereka
hampir di seluruh dunia, aktor Jang Dong Gun tetap terbata-bata berbicara dalam
bahasa inggris walaupun sudah disegani di barat. Bahasa adalah puncak segala,
mengetahui bahasa maka peradaban akan diajak serta. Korea Selatan sudah
membuktikannya.
Sumber: www.youtube.com
Sumber: www.youtube.com
Teknologi
Anda mengenal Samsung
atau LG? Dua vendor ponsel besar dunia ini tak lain berasal dari Korea Selatan.
Keduanya pun tidak hanya melahirkan smartphone
maupun tablet kelas atas, mereka juga menciptakan televisi LCD dengan layar
besar dan harga ratusan juta rupiah, mereka juga termasuk pemasok utama
perangkat ponsel lain, seperti processor, layar maupun kamera yang dipakai oleh
vendor besar seperti Apple.
Korea Selatan tahu
benar bahwa peperangan yang terjadi saat ini bukan lagi urusan tembak-menembak.
Pertahanan keamanan negara ini sudahlah bisa diacungi jempol. Tetapi kekuasaan
mereka di ranah teknologi tidak bisa dianggap sepele lagi melawan kedigdayaan
barat selama ini. Tidak hanya itu, kuatnya kedua vendor tersebut bukan tidak
ada dukungan pemerintahnya. Justru karena didukung pula mereka habis-habiskan
mengeluarkan biaya besar untuk mempromosikan produk mereka. Belum lama ini
Samsung terlibat dalam perhelatan Oscar yang tak lain satu-satunya acara paling
bergensi dunia. Selain itu, setiap ada drama terbaru kita pasti akan melihat
Samsung maupun LG dipamerkan aktor maupun aktis dalam akting mereka. Hal ini
menunjukkan bahwa kerja sama yang terjadi antara pemerintah, insan perfilman
dan pelakon teknologi sadar betul negara mereka akan menjadi hebat jika
disatukan.
Penyatuan tiga hal
tersebut memberi imbas tidak main-main bagi kita sebagai penikmat. Kita mengenal
bagaimana kebudayaan mereka, bahasa, arsitektur, merk terbaru hasil ciptaan
negeri mereka. Hal ini menandakan bahwa Korea Selatan benar-benar telah menjadi
salah satu negara kaya sumber daya alam dan manusia.
Sumber: www.youtube.com
Sumber: www.youtube.com
Lain-lain
Terakhir, tidak
berniat membanding-bandingkan, tetapi begitulah adanya. Korea Selatan tetap
mengedepankan sopan santun dalam beretika. Bahasa tubuh yang mereka berikan
menandakan bahwa mereka benar-benar tahu tata krama, saat, sedang berbicara
dengan siapa.
Jika di dunia
hollywood urusan tinggal bersama pasangan tanpa ikatan pernikahan lalu punya
anak merupakan hal biasa, Korea Selatan malah sebaliknya. Jika saja salah satu
dari mereka kedapatan punya pasangan, maka akan dianggap memiliki skandal. Sangat
jarang sekali kita mendengar gosip aneh-aneh tentang aktis dan aktor dari
Korea. Entah karena ditutup-tutupi atau memang begitu adanya. Saya mengetahui
aktor sekelas Jang Dong Gun baru menikah di usia 40 tahun. Kemudian Kim Min
Jong malah masih bertahan dalam kesendirian dalam usia 40 tahun. Seakan untuk
urusan ini mereka benar-benar tidak ingin dicampuradukkan dengan keartisannya. Sehingga
benar adanya saat Yoona dan Lee Seung Gi atau Tiffany dan Nickhun merahasiakan
hubungan mereka.
Tetapi bukan itu yang
menjadi acuan. Kebiasaan warga Korea Selatan yang kemudian memiliki nilai
tambah untuk mengetahui peradaban mereka. Negara yang dulu sempat kacau dan
bisa jadi tidak memiliki apa-apa, sekarang malah menjadi negara kaya raya
dengan berbagai pemasukan negara.