Jika mengikuti gaya hidup mewah, apapun akan dilakukan. Untuk mendapatkan sebuah produk branded, segala cara dilakoni termasuk tahan makan, berhemat di berbagai kebutuhan bahkan rela melakukan sistem pembelian kredit yang harganya bisa dua kali lipat dari beli kontan. Fenomena ini telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat kita dan terjadi secara kontinu. Mau tidak mau, gaya konsumtif yang terkena rayuan iklan tersebut merasuki banyak kalangan yang mampu maupun yang hidup pas-pasan.
![]() |
Ilustrasi – jalantikus.com |
Kebutuhan akan smartphone terus meningkat dan dalam
rangka memanjakan gaya hidup, tidak sedikit dari pengguna mengorek koceh
terlalu dalam. Mungkin saja mereka akan marah membaca poin ini tetapi pada
kenyataannya yang terus terjadi adalah demikian. Mereka yang memiliki kepentingan
akan memberikan alasan-alasan terkuat untuk menopang segala keinginan. Padahal,
di sisi berbeda sebagian dari mereka barangkali tercekik hidupnya, bahkan tak
cukup makan tiga kali sehari karena mengejar setoran untuk melunasi
utang-piutang.
rangka memanjakan gaya hidup, tidak sedikit dari pengguna mengorek koceh
terlalu dalam. Mungkin saja mereka akan marah membaca poin ini tetapi pada
kenyataannya yang terus terjadi adalah demikian. Mereka yang memiliki kepentingan
akan memberikan alasan-alasan terkuat untuk menopang segala keinginan. Padahal,
di sisi berbeda sebagian dari mereka barangkali tercekik hidupnya, bahkan tak
cukup makan tiga kali sehari karena mengejar setoran untuk melunasi
utang-piutang.
Pemaksaan terhadap sesuatu akan
berimbas kepada sesuatu yang lain. Memaksakan diri untuk membeli smartphone mahal sedangkan dapur akan berhenti
mengepulkan asap, tentu saja bukan bagian dari gaya hidup yang harus dipenuhi. Demi
memiliki sebuah smartphone mahal, mereka
harus menjual sepetak tanah di depan rumah padahal di sana mungkin saja rumah
masa depan yang segera dibangun, juga
bukan alternatif terbaik. Hingga kemudian, sebagian dari mereka yang tergiur,
putus asa, hilang harapan karena sebuah produk mahal, rela melakukan berbagai
cara seperti terjun bebas ke dunia prostitusi bahkan menjual organ tubuh.
berimbas kepada sesuatu yang lain. Memaksakan diri untuk membeli smartphone mahal sedangkan dapur akan berhenti
mengepulkan asap, tentu saja bukan bagian dari gaya hidup yang harus dipenuhi. Demi
memiliki sebuah smartphone mahal, mereka
harus menjual sepetak tanah di depan rumah padahal di sana mungkin saja rumah
masa depan yang segera dibangun, juga
bukan alternatif terbaik. Hingga kemudian, sebagian dari mereka yang tergiur,
putus asa, hilang harapan karena sebuah produk mahal, rela melakukan berbagai
cara seperti terjun bebas ke dunia prostitusi bahkan menjual organ tubuh.
Bagian yang dipaksakan ini tak
lantas menjawab solusi tetapi akan mendatangkan pekara yang lain. Jika dulu
sebuah ponsel hanya memiliki interaksi pesan singkat dan telepon saja, saat ini
bisa disebut komunikasi lebih kepada dunia maya yang makin hari makin semerbak
harumnya. Sebuah smartphone mahal,
konsumsi jaringan data semakin kuat (3G atau 4G), maka mereka yang belum lunas
mencicil akan semakin tercekik untuk memenuhi kuota yang juga tidak murah. Salah
satu provider terbesar di Indonesia yang dipercaya memiliki basis kuat dan
jaringan sampai ke pelosok, mematok harga yang benar-benar mahal untuk 2GB data
yang bisa habis seketika di smartphone
mahal. Kamu dipaksa untuk membeli paket baru karena komunikasi – mungkin saja –
hanya dilakukan melalui media sosial dan layanan chatting. Kondisi ini lebih parah karena kamu lebih memilih membeli
paket data daripada mengisi pulsa lima ribu rupiah untuk komunikasi konvensional.
Kamu bisa mengalikan sendiri berapa jumlah paket data dalam sebulan dan akan
terus dilakukan dalam jangka panjang. Belum lagi jika kamu nongkrong di warung
kopi dengan mengeluarkan dana segelas kopi padahal hanya untuk menggunakan
Wi-Fi.
lantas menjawab solusi tetapi akan mendatangkan pekara yang lain. Jika dulu
sebuah ponsel hanya memiliki interaksi pesan singkat dan telepon saja, saat ini
bisa disebut komunikasi lebih kepada dunia maya yang makin hari makin semerbak
harumnya. Sebuah smartphone mahal,
konsumsi jaringan data semakin kuat (3G atau 4G), maka mereka yang belum lunas
mencicil akan semakin tercekik untuk memenuhi kuota yang juga tidak murah. Salah
satu provider terbesar di Indonesia yang dipercaya memiliki basis kuat dan
jaringan sampai ke pelosok, mematok harga yang benar-benar mahal untuk 2GB data
yang bisa habis seketika di smartphone
mahal. Kamu dipaksa untuk membeli paket baru karena komunikasi – mungkin saja –
hanya dilakukan melalui media sosial dan layanan chatting. Kondisi ini lebih parah karena kamu lebih memilih membeli
paket data daripada mengisi pulsa lima ribu rupiah untuk komunikasi konvensional.
Kamu bisa mengalikan sendiri berapa jumlah paket data dalam sebulan dan akan
terus dilakukan dalam jangka panjang. Belum lagi jika kamu nongkrong di warung
kopi dengan mengeluarkan dana segelas kopi padahal hanya untuk menggunakan
Wi-Fi.
Beli smartphone kini bukan hanya untuk disimpan, sebagai kamera dan
mendengarkan musik saja. Intensitas penggunaan smartphone yang benar-benar menyita waktu membuat kamu terus
terkoneksi dengan jaringan internet. Bagaimana jika kondisi ekonomi kamu begitu
saja, tidak tinggi dan tidak rendah, lantas membeli smartphone mahal dan tidak tertutup kemungkinan kamu hanya bisa
mengandalkan koneksi Wi-Fi secara gratis di kantor atau di tempat umum lain. Mungkin
juga kamu mengandalkan ajakan ngopi
dari teman karena dia yang bayar dan kamu bebas bermain internet gratis di
warung kopi tersebut!
mendengarkan musik saja. Intensitas penggunaan smartphone yang benar-benar menyita waktu membuat kamu terus
terkoneksi dengan jaringan internet. Bagaimana jika kondisi ekonomi kamu begitu
saja, tidak tinggi dan tidak rendah, lantas membeli smartphone mahal dan tidak tertutup kemungkinan kamu hanya bisa
mengandalkan koneksi Wi-Fi secara gratis di kantor atau di tempat umum lain. Mungkin
juga kamu mengandalkan ajakan ngopi
dari teman karena dia yang bayar dan kamu bebas bermain internet gratis di
warung kopi tersebut!
Pakai smartphone mahal mungkin saja telah jadi fenomena. Alih-alih
memikirkan kebutuhan ‘rumah tangga’ yang banyak, mereka lebih mementingkan gaya
hidup dan aksi pamer ke orang lain. Belum puas batin mereka yang masuk ke dalam
golongan ini jika belum memiliki smartphone
dengan logo biru, merah, kuning, atau warna lain. Belum rela hati mereka jika
belum mendapatkan smartphone sesuai
keinginan terpendam. Belum terealisasi balas dendam mereka sebelum mendapatkan smartphone mahal untuk diberitahukan
kepada seluruh dunia melalui media sosial.
memikirkan kebutuhan ‘rumah tangga’ yang banyak, mereka lebih mementingkan gaya
hidup dan aksi pamer ke orang lain. Belum puas batin mereka yang masuk ke dalam
golongan ini jika belum memiliki smartphone
dengan logo biru, merah, kuning, atau warna lain. Belum rela hati mereka jika
belum mendapatkan smartphone sesuai
keinginan terpendam. Belum terealisasi balas dendam mereka sebelum mendapatkan smartphone mahal untuk diberitahukan
kepada seluruh dunia melalui media sosial.
Jauh sebelum memutuskan membeli
atau tidaknya smartphone mahal,
pertimbangkan juga beberapa kebutuhan lain yang akan tertutupi atau bolong di
sana-sini. Sudah pas posisi tiang di dapur? Sudah sesuai takaran garam dalam
menu sehari-hari? Sudah terpenuhi sabun sebulan ke depan di kamar mandi? Sudah
cukup dana untuk membayar air dan listrik? Atau pantaskah ‘saya’ memakai smartphone
mahal sedangkan rumah masih beralaskan semen kasar?
atau tidaknya smartphone mahal,
pertimbangkan juga beberapa kebutuhan lain yang akan tertutupi atau bolong di
sana-sini. Sudah pas posisi tiang di dapur? Sudah sesuai takaran garam dalam
menu sehari-hari? Sudah terpenuhi sabun sebulan ke depan di kamar mandi? Sudah
cukup dana untuk membayar air dan listrik? Atau pantaskah ‘saya’ memakai smartphone
mahal sedangkan rumah masih beralaskan semen kasar?
Pantas tidak pantas sebenarnya
kembali kepada pengguna itu sendiri. Nanti, akan ada jawaban uang saya, usaha
saya dan sah untuk melakukan apapun untuk itu. Tetapi, hidup kita bukan cuma
untuk sebuah smartphone mahal saja,
juga bukan untuk memenuhi gaya hidup saja, banyak pertimbangan lain sehingga
jangan gegabah untuk langsung meloncat hati mendapatkan sebuah smartphone mahal.
kembali kepada pengguna itu sendiri. Nanti, akan ada jawaban uang saya, usaha
saya dan sah untuk melakukan apapun untuk itu. Tetapi, hidup kita bukan cuma
untuk sebuah smartphone mahal saja,
juga bukan untuk memenuhi gaya hidup saja, banyak pertimbangan lain sehingga
jangan gegabah untuk langsung meloncat hati mendapatkan sebuah smartphone mahal.
Hari ini kamu membeli sebuah smartphone mahal, lalu pada beberapa jam
kemudian membutuhkan dana mendesak, harga smartphone
mahal tersebut bisa langsung terjun bebas. Jika besok kamu jual juga demikian.
Minggu depan, bulan depan sampai tahun depan, harganya makin turun. Kasus
pertama bisa menjadi penyesalan terpanjang di mana kamu membeli smartphone mahal berjuta-juta, bisa
hilang berjuta-juta dalam beberapa jam saja. Namun bila kamu termasuk golongan
yang ‘tidur’ dengan uang masalah apapun tidak menjadi alasan.
kemudian membutuhkan dana mendesak, harga smartphone
mahal tersebut bisa langsung terjun bebas. Jika besok kamu jual juga demikian.
Minggu depan, bulan depan sampai tahun depan, harganya makin turun. Kasus
pertama bisa menjadi penyesalan terpanjang di mana kamu membeli smartphone mahal berjuta-juta, bisa
hilang berjuta-juta dalam beberapa jam saja. Namun bila kamu termasuk golongan
yang ‘tidur’ dengan uang masalah apapun tidak menjadi alasan.
Jangan paksa kantong Kamumembeli
smartphone mahal karena akan ada dua kemungkinan setelah itu. Kemungkinan
pertama, Kamuakan bahagia. Kemungkinan kedua, Kamuakan sengsara. Kebahagiaan Kamuakan
terpancar dari pemenuhan gaya hidup yang semakin ganas. Hidup Kamusengsara
karena berkat sebuah smartphone mahal bisa saja beras di dapur tak terbeli
lagi!
smartphone mahal karena akan ada dua kemungkinan setelah itu. Kemungkinan
pertama, Kamuakan bahagia. Kemungkinan kedua, Kamuakan sengsara. Kebahagiaan Kamuakan
terpancar dari pemenuhan gaya hidup yang semakin ganas. Hidup Kamusengsara
karena berkat sebuah smartphone mahal bisa saja beras di dapur tak terbeli
lagi!
Solusi dari kegelisahan ini, jika
kamu berniat membeli smartphone baru
tahun ini, maka belilah yang benar-benar sanggup dan sesuai isi dompet. Toh, pada dasarnya smartphone tersebut memiliki fitur yang sama dengan smartphone lainnya, hanya beda beberapa
fitur saja pada smartphone mahal. Saya
yakin, saat kamu memposisikan diri pada dasar kesanggupan tersebut, kebahagiaan
akan datang dengan sendirinya. Mau smartphone
kamu murah atau mahal, tidak akan disebut oleh media sosial dan tidak pula
tertulis pada grup chatting. Keputusan
ada pada diri kamu, pertimbangkan dengan hati-hati sebelum menyesal kemudian!
kamu berniat membeli smartphone baru
tahun ini, maka belilah yang benar-benar sanggup dan sesuai isi dompet. Toh, pada dasarnya smartphone tersebut memiliki fitur yang sama dengan smartphone lainnya, hanya beda beberapa
fitur saja pada smartphone mahal. Saya
yakin, saat kamu memposisikan diri pada dasar kesanggupan tersebut, kebahagiaan
akan datang dengan sendirinya. Mau smartphone
kamu murah atau mahal, tidak akan disebut oleh media sosial dan tidak pula
tertulis pada grup chatting. Keputusan
ada pada diri kamu, pertimbangkan dengan hati-hati sebelum menyesal kemudian!