Categories
Uncategorized

Dilema Konsumen LPG 12 Kg dan 3 Kg

Semula,
saya termasuk orang yang sangat
anti terhadap
penggunaan LPG. Keengganan saya menggunakan tabung gas tersebut lebih karena
musibah yang menelan korban, perorangan maupun satu keluarga. Walaupun
kemudian, semakin hari semakin berkurang tabung gas yang meledak, dan setelah
dipelajari alasan meledak bukan karena tabung gas melainkan karena faktor
tertentu; misalnya pipa bocor dan lain-lain. Saya akhirnya berani memasak
menggunakan LPG.  

Penggunaan
LPG sudah sama halnya dengan memasak memakai kayu bakar maupun kompor di
masa-masa dahulu. Secara universal masyarakat sudah menggunakan LPG dalam
membantu kebutuhan memasak sehari-hari. LPG tidak hanya memberikan kemudahan
namun juga memberikan ketepatan waktu. Memasak dengan cara konvensional
(seperti dengan kayu bakar) akan memakan waktu sangat lama; menghidupkan api
saja butuh beberapa menit, menunggu makanan matang juga butuh waktu panjang tergantung
besar kecil api dikurangi terpaan angin. Saat sedang memasak penganan tertentu,
api terlalu besar bisa jadi masalah, terlalu kecil pun bisa jadi petaka.
Ketepatan waktu menggunakan LPG mendukung seseorang yang sedang memasak bisa
melakukan kegiatan lain tanpa takut apinya mengecil atau membesar. Barangkali,
Anda bisa mencuci sehelai celana jeans
ketika soup ayam akan mendidih di
dalam panci di atas kompor gas.
Dukungan
pemerintah terlihat jelas terhadap LPG (Liquified
Petroleum Gas
). Pemerintah bersama Pertamina sudah melakukan berbagai upaya
dalam rangka mewujudkan masyarakat mandiri serta berpindah ke cara memasak
lebih praktis. Kondisi ekonomi Indonesia yang masih berada di garis menengah ke
bawah menuntut pemerintah memberikan subsidi kepada LPG sehingga masyarakat kurang
mampu dapat merasakan memasak menggunakan LPG dengan dihadirkannya LPG 3 kg. Pemerintah
dan Pertamina sangat mempertimbangkan kebutuhan masyarakat sehingga tidak hanya
masyarakat menengah ke bawah yang diperhatikan tetapi masyarakat menengah ke
atas juga mendapat perhatian. Hal ini ditandai dengan murahnya harga LPG 12 kg di pasar Indonesia dibandingkan beberapa
negara Asia lain. Pemerintah dan
Pertamina sangat menyadari keputusan tersebut sudah berbuah rasa pahit terhadap
pengadaan LPG.
Pertamina
sendiri secara gamblang menjelaskan masalah kerugian yang dialami oleh mereka
sejak tahun 2009. Berikut ini kutipan dari Pertamina, “Kerugian sejak tahun 2009 –
2013 mencapai Rp 17 Trilyun.
Dengan asumsi
yang dipakai dalam RKAP 2014 (CPA 833 USD/Mton, kurs 10.500 Rp/USD) pasca
kenaikan harga Rp 1000 /kg
di Januari 2014
diperkirakan kerugian 2014 akan mencapai Rp
5.4
Trilyun. Namun apabila harga bahan baku dan kurs lebih

besar akan berpotensi rugi lebih besar
.
Besarnya
kerugian yang diterima Pertamina membuat perusahaan tersebut ketar-katir
mencari bahan baku dalam mengupayakan LPG tetap memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kerugian yang sudah disinggung oleh Pertamina kemudian diperkuat oleh temuan BPK
yang menyebutkan bahwa, “Pertamina
menanggung kerugian atas bisnis LPG 12 kg dan 50 kg selama tahun  2011 sampai Oktober 2012 sebesar Rp. 7,73
Triliun.
Menyikapi
hal tersebut, Pertamina mendiskusikan untung-rugi bersama Pemerintah lalu memutuskan
untuk menaikkan harga LPG secara berkala. Kenaikan harga LPG berdampak pada
kelangkaan LPG 12 kg maupun 3 kg di distributor atau agen. Masyarakat menengah
ke atas yang cenderung manja dengan harga LPG 12 kg, lantas mengalami kepanikan
saat terjadi peningkatan harga. Hal ini tidak menutup kemungkinan konsumen
menengah ke atas mencari LPG 3 kg dalam menunjang aktivitas dapur mereka.
Sebagai
warga negara yang baik, imbas kenaikan LPG tentu saja besar jika dihitung
menggunakan kalkulator kehidupan.
Namun belum tentu jika dihitung menggunakan kalkulator
cabai yang fungsinya menambah maupun mengurangi kebutuhan sehari-hari sesuai
pemasukan perbulan.
Konsumen LPG 12 Kg
Menurut
survey Nielsen, pengguna LPG 12 kg merupakan kaum menengah ke atas yang
menduduki peringkat 17% dengan pembagian 16% di rumah tangga perkotaan dan 6%
di pedesaan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih berada di
bawah garis kemampuan untuk dapat membeli LPG nonsubsidi.
LPG
12 kg diperuntukkan bagi mereka yang mampu dari segi penghasilan perbulan.
Masyarakat kita yang konsumtif dan kurang mendukung niat Pemerintah dan
Pertamina seakan-akan kenaikan harga LPG merupakan sebuah kesalahan. Dalam
aspek sosial saja, tingkat kebutuhan masyarakat tentu berbeda dari kelas
menengah ke atas dengan menengah ke bawah. Masyarakat yang hidup berkecukupan
dengan mudahnya membeli kebutuhan sekunder dari penghasilan mereka. Sebagai
contoh saja, masyarakat menengah ke atas tidak tanggung-tanggung mengeluarkan
tabungan puluhan juta untuk sebuah notebook,
smartphone, tablet maupun peralatan
rumah tangga termutakhir masa kini yang sudah dilengkapi konektivitas internet.
Pemerintah
dan Pertamina sudah berusaha memisahkan pemaketan LPG dikarenakan tingkat
ekonomi masyarakat kita. Masyarakat yang sudah berada di garis kemakmuran dan
sejahtera menurut definisi Pemerintah (menaikkan gaji PNS dan Upah Minimum
karyawan swasta), kenaikan ini bukanlah sebuah malapetaka. Kebutuhan sekunder
lain dapat dipenuhi dengan mudah sehingga tidak ada alasan beralih ke LPG 3 kg.
Menurut
saya, masyarakat yang masuk ke dalam golongan menengah ke atas antara lain PNS,
pegawai swasta, maupun pengusaha yang memiliki penghasilan di atas upah minimum
suatu daerah. Dengan demikian, anggapan apapun dari golongan ini, masyarakat
menengah ke bawah menilai bahwa mereka hidup senang tanpa perlu memikirkan pemasukan setiap harinya.
Kita
selalu berada di posisi mengeluh namun belum tentu mendapatkan imbasnya setelah
dihitung sesuai kebutuhan masing-masing. Jika dalam sebulan kita sudah memiliki
perencanaan keuangan yang mapan, membuat daftar kebutuhan primer dan sekunder,
pemasukan yang didapat sudah mencukupi segala kebutuhan. Kebutuhan LPG 12 kg
sendiri, menurut hemat saya sebagai konsumen, lebih kurang 3 bulan sekali baru
diganti dengan yang baru. Penghematan dapat dilakukan sesuai perilaku dapur
kita. Rumah tangga yang rutin memasak 3 kali sehari rata-rata akan memakan
waktu menghidupkan LPG lebih kurang setengah jam, jika makanan yang kita masak
beragam. Kecuali, kondisi hemat akan berbeda ketika posisi kita menjadi seorang
pedagang olahan makanan tertentu yang membutuhkan waktu memasak lebih lama. Penghematan
terjadi bukan pada besar kecil LPG namun lebih kepada penggunaan dari diri kita
sendiri.
Konsumen LPG 3 Kg
Pengguna
LPG 3 kg sudah cukup jelas sekali. Pemerintah dan Pertamina sudah jauh-jauh
hari menjelaskan bahwa LPG 3 kg hanya diperuntukan
kepada masyarakat menengah ke bawah atau kurang mampu. Dukungan pemerintah
tidak hanya sampai mensubsidi LPG 3 kg saja, sekitar tahun 2007 Pemerintah
sudah membagi LPG 3 kg untuk masyarakat menengah ke bawah di seluruh Indonesia.
Pembagian LPG 3 kg tersebut menggarisbawahi bahwa golongan mana saja yang
berhak memakai tersebut.
Bicara
golongan, bicara pula kemapanan masyarakat menengah ke bawah yang semestinya pengguna
LPG 3 kg. Saya menyadari, bukan pula merendahkan kedudukan mereka, masih banyak
masyarakat yang mencari nafkah dari pagi sampai malam dengan pemasukan sedikit
sekali. Tidak ada golongan lain yang layak menerima LPG bersubsidi dari
Pemerintah dan Pertamina selain pekerja tanpa terikat kontrak atau tanpa gaji
di atas upah minimum.
Di mana Posisi Kita?
Kenaikan
LPG 12 kg semakin marak diberitakan dan menyudutkan Pertamina maupun
Pemerintah. Sebagai konsumen, saya dan Anda berada di posisi masing-masing.
Saya berhak memilih LPG 12 kg maupun 3 kg. Anda juga memiliki hak yang sama.
Tetapi kesadaran untuk membantu Pertamina terletak pada sifat dalam diri kita
sendiri. Pertamina sudah sangat baik mensubsidikan LPG sampai Bahan Bakar
Minyak (BBM). Kesadaran lain lahir karena naluri manusiawi saat melihat dari
atas dan ke bawah. Melihat ke atas untuk membandingkan dengan orang yang sama
mapannya dengan kita. Melihat ke bawah untuk menyelami bahwa masih banyak orang
lain berada di bawah kemapanan ekonomi kita.
Dengan
memahami posisi ini, atas sadar sendiri pula, kita sudah membantu kebijakan
Pemerintah bersama Pertamina dalam menaikkan harga LPG 12 kg dengan alasan yang
sangat akurat. Saya tidak menjelaskan alasan tersebut secara terperinci, karena
tidak memiliki kepasitas seperti halnya Pemerintah dan Pertamina. Jelasnya,
kita dapat melihat dan membaca di berbagai media kedua pihak sudah menjelaskan
secara gamblang mengenai penjelasan ini.  
Secara
kecil-kecilan, bersama rekan-rekan saya melakukan survey ke sebuah toko distributor
di Aceh Barat. Saya menemui Mursalim, seorang pedagang LPG 12 kg dan 3 kg.
Menurut beliau, kenaikan LPG 12 kg sangat berimbas pada masyarakat walaupun
mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Sampai tanggal 16 September 2014, harga LPG
12 kg di kota Meulaboh berada di kisaran Rp. 135.000 per tabung. Sedangkan
harga LPG 3 kg berada antara Rp. 18.000 sampai Rp. 20.000 per tabung.
Sejauh
pengamatan Mursalim, masih sedikit masyarakat yang beralih ke LPG 3 kg.
Masyarakat sekitar masih menyadari posisi masing-masing dan Mursalim memperingatkan
konsumen membeli sesuai tingkat ekonomi mereka. Selain itu, LPG 3 kg sering
mengalami kekosongan disebabkan jadwal pemasokan selama 3 hari sekali. Mursalim
sendiri memiliki komitmen menjual LPG satu orang satu sehingga dapat merata.
Laki-laki yang berusia 54 tahun tersebut juga menyesalkan kenaikan LPG karena
membuat masyarakat resah, namun karena hal itu sudah menjadi kebijakan bersama
mau tidak mau terpaksa dipatuhi. Sebagai pedagang, beliau juga tidak meneliti
dengan cermat pembeli yang datang benar berasal dari golongan menengah ke bawah
atau ke atas. Baginya, setiap ada pembeli, baik 12 kg maupun 3 kg tetap akan
dijual.
Namun,
selama saya berada di toko Mursalim, terdapat hal unik yang membuat semua pembeli
tahu diri berada di posisi mana saat akan membeli LPG. Sebuah spanduk dengan
tulisan besar ditempel di dinding toko tersebut. Tulisan ini berbunyi, “Elpiji 3 KG Untuk Rakyat Kurang Mampu,
Elpiji 12 KG Untuk Rakyat Mampu Golongan Menengah  Ke Atas
.”
Tidak
hanya itu, masih terdapat tambahan tulisan lain di spanduk tersebut, “Golongan Menengah Ke Atas Jangan Merampas
Hak Rakyat Kurang Mampu!
Miris,
Bukan?
Dan
satu kalimat lainnya, “Tidak Malukah Anda
Menggunakan Elpiji 3 KG?
Sindiran
terakhir jelas sekali untuk golongan yang sudah dimaksud di atas. Lantas, benarkah kita sudah mengetahui posisi
masing-masing?
Saya
patut acungi jempol kepada Mursalim, membuat spanduk ini tentulah tidak
serta-merta datang dengan sendirinya tanpa didasari atas kerisauan hati beliau.
Mursalim mengerti sekali masyarakat menengah ke bawah akan kesulitan membeli
LPG 12 kg (LPG nonsubsidi).
Lalu,
bagaimana dengan kita? Ayo, kita pilih LPG yang ramah dengan kantong masing-masing. Lihat yuk, hasil liputan kami di video berikut ini. 
Categories
Uncategorized

Cerita Kehilangan Dua Ekor Kerbau

Sumber: www.dewinataatmadja.blogspot.com 
Kehilangan
– mungkin – mempunyai arti berbeda-beda. Tergantung bagaimana seseorang
mengintepretasikan makna dari kata tersebut. Bagi saya, kehilangan lebih kepada
perasaan tak bisa menjangkau segala sesuatu yang dirindukan. Artinya, dari
kehilangan tersebut akan mengakibatkan keputusasaan, kesedihan, kesendirian dan
kehampaan sepanjang waktu. Dan, apakah hanya saya saja yang merasakan hal
demikian?
Ternyata,
naluriah sebagai manusia yang memiliki akal pikiran bisa diperbudak oleh
kehilangan tersebut. Namun tidak hanya manusia, bintang pun mengalami hal
serupa.
Belum
lama ini, kehilangan itu turut saya rasakan sendiri. Saya mengira hanya manusia
saja yang sukar melupakan sesuatu yang hilang, tetapi arah pemikiran saya
tersebut sangat salah ketika binatang
juga teramat sulit melupakan sesuatu yang hilang.
Ceritanya
bermula dari sebuah persahabatan masa kecil. Dua ekor kerbau lahir dalam waktu
yang dekat, tentu saja berbeda induknya. Dengan alasan ini pula keduanya
berteman dan meloncat mengitari waktu bersamaan. Mereka saling kejar. Saling
beriringan di petak sawah yang baru dipanen. Saling bertukar pikiran dengan
cara mereka sendiri, mungkin saja itu pernah terjadi di dunia binatang.
Tibalah
pada satu hari, seekor dari keduanya jatuh sakit. Sakit yang diderita oleh anak
kerbau yang lebih tua dua bulan itu dalam bahasa kedokteran manusia
dikategorikan ke dalam stroke. Di hari sebelum kisah pilu menjadi semakin
parah, anak kerbau itu sedikit pincang dan perutnya lebih buncit dari biasanya.
Hari setelah itu, si anak kerbau ini semakin parah. Tidurnya terbaring dengan
keempat kaki lurus tak bisa digerakkan kembali. Dari mulutnya, tak henti ia
memanggil-manggil, mungkin induknya, mungkin juga temannya.
Si
anak kerbau yang tidak sakit, tidak pernah meninggalkan temannya. Sesekali ia
berbaring di samping temannya yang sakit itu. Dari gerak-geriknya ia sama
sekali tidak tenang melihat kesakitan yang dialami teman sepermainannya. Seekor
binatang, tidak memiliki kekuatan untuk membantu temannya yang sekarat. Jika manusia
akan membawa pertolongan, memberi makan maupun obat, maka bintang hanya
memutar-mutar dengan mata sendu. Si anak kerbau yang tidak sakit itu memang
tidak memiliki akal, tapi entah apa yang membawanya terus menunggu suatu keajaiban
sehingga temannya yang sakit bisa sembuh.
Di
hari setelah itu tidak ada perubahan yang berarti; kami sudah memanggil dokter
hewan, memberikan ramuan kampung yang dianggap paling mujarab, si anak kerbau
yang sakit itu belum juga menampakkan perubahan. Kakinya tetap tak bisa
digerakkan. Matanya mengisyaratkan makna yang saya artikan sebagai sebuah
permintaan untuk segera menyembuhkannya dari rasa sakit itu. Kami memutuskan membawa si anak kerbau itu ke tempat tak seharusnya.
Sebenarnya
berat melepas kepergiaan si anak kerbau tersebut. Saya benar-benar merasa bahwa
kehilangan itu bukan cuma perkara roman picisan semata. Barangkali, saya memang
tidak begitu dekat dengan si anak kerbau, hanya sesekali mengelus kepala mereka.
Tetapi Ayah dan Ibu tentu saja memiliki kedekatan yang sangat berarti. Ayah
saya bahkan sempat teriris tangannya saat sedang memotong padi karena mengingat
sakit si anak kerbau itu. Mendengar pekikan suaranya yang semakin parau saja
membuat saya ingin segera melupakan yang terjadi hari itu. Tidak hanya dia yang
sakit memanggil-manggil sebuah keajaiban,
induknya dan si anak kerbau yang sehat tak kalah serak suara keduanya. Saya tidak
tahu mereka meminta pertolongan kepada siapa. Sebagai manusia yang memelihara,
kami sudah mencari jalan keluar supaya derita si anak kerbau tersebut bisa
segera pulih.
Waktu
selalu saja mengarahkan pada keputusan di batas kemampuan kita menjangkaunya. Kami
memutuskan memanggil seorang agen. Dan si anak kerbau yang ngos-ngosan menahan
rasa sakit itu di bawa ke rumah potong.
Tidak
cukup sampai di sana. Saya kira si anak kerbau yang sehat itu dan induk kerbau
yang sakit akan merumpuk di padang yang hijau, lalu tidak ingat apa-apa. Saya sangatlah
salah. Si anak kerbau yang sehat itu
terus memanggil temannya. Induk kerbau itu juga memanggil-manggil anaknya. Tidak
cukup sampai di sana, si anak kerbau yang sehat berlari ke segala penjuru, ke
tempat-tempat yang biasa mereka main bersama, mencari-cari jejak langkah
temannya. Si induk kerbau juga melakukan hal yang sama, matanya mencari-cari ke
segala arah, berharap anaknya masih berlarian lantas menyusu padanya.
Siang
malam kedua hewan itu memekik pilu. Saya pikir mereka mudah tertidur. Namun lagi-lagi
mereka membangunkan saya tengah malam. Mereka masih memanggil-manggil. Dan kini,
seminggu sudah berlalu, panggilan si anak kerbau yang sehat kepada temannya
masih sering terdengar. Begitu juga dengan induknya. Saya tidak tahu berapa
lama waktu yang dibutuhkan oleh dua ekor kerbau tersebut agar kehilangan tidak
dirasakan lagi.
Ini
memang sebuah kisah yang tidak penting.
Namun kisah ini telah mengajarkan kepada saya bahwa kesempurnaan sebagai
manusia tetap bisa dikalahkan oleh hewan sekalipun. Saya sering merengek,
mengeluh akan sebuah kehilangan. Saya menganggap hanya saya saja yang
merasakannya.

Saya
– juga Anda – adalah manusia yang dibekali akal pikiran. Kita mampu melakukan
apapun. Kita mampu memberi pertolongan kepada orang lain. Si anak kerbau yang
sehat itu, juga induk dari anak kerbau yang sakit, mereka hanya meraung. Tidak menyentuh.
Tidak menyuap obat. Siapa tahu, raungan mereka adalah doa dan obat paling
mujarab akan sebuah kehilangan. Saya berharap itulah yang terjadi! 
*Saya tidak menyertakan foto sendiri karena satu dan lain hal. 
Categories
Uncategorized

Yahoo! Messenger Tinggal Sebuah Buzz

Sebelum
masa-masa keemasan Facebook, adalah layanan Yahoo! paling terkenal, mulai dari
email gratis mereka sampai layanan pesan langsung. Pada era tersebut (2004 ke
bawah) kehadiran perpesanan Yahoo! Merupakan terobosan yang teramat sangat
populer. Bahkan, bisa mengalahkan layanan pesan yang hadir saat ini. Sayangnya,
Yahoo! kurang bergerak agresif menghadapi layanan pesan instan yang hadir di smartphone.
Benar.
Yahoo! Messanger merupakan salah satu perpesanan hanya via komputer PC saja. Keterlambatan Yahoo! mengambil alih
perpesanan mobile membuat Yahoo!
Messanger tinggal kenangan. Sekarang ini kita lebih mengenal layanan pesan online melalui smartphone seperti BlackBerry
Messenger
, Line, KakaoTalk, WhatsApp,
WeChat
dan lain-lain. Padahal, jika diflasback
ke Yahoo! Messanger, semua perpesanan instan yang terkoneksi dengan internet
semua mencontek yang pernah dihadirkan Yahoo! Messenger pada masanya.

Percaya
atau tidak, mari kita melihat beberapa keunggulan Yahoo! Messenger pada era
jayanya.
Buzz
Siapapun
orang, jika pernah menggunakan Yahoo! Messenger pasti sangat mengenal istilah Buzz. Buzz ini adalah salah satu bentuk kejutan bagi sesama pengguna
layanan chatting ini. Begitu mengeklik buzz
maka kotak dialog akan bergetar atau bergoyang lantas mengeluarkan suara bip. Kemudian, buzz pada Yahoo! Messenger ini diadopsi mentah-mentah oleh BlackBerry Messenger dengan istilah
fenomenal ping!
Buzz ini menurut saya menjadi bagian penting dari Yahoo! Messenger dan
menjadi sangat familiar. Dengan kata lain buzz
di Yahoo! Messenger menjadi satu-satunya ciri khas layanan pesan langsung ini.
Karena pada masa tersebut, layanan chatting lain masih sangat kovensional
seperti MIRC.
Friends
Pertemanan
di Yahoo! Messanger tergolong sangat terjaga. Tidak sembarang orang bisa dengan
mudah masuk ke dalam layanan chat kita selain teman yang sudah tersimpan. Cara menyimpan
pertemanan tentu saja hanya bermodal email dari Yahoo!. Selain itu, untuk dapat
mencari teman dari lintas negara, kita bisa mengeklik room yang tersedia, bahkan berbagai orientasi terdapat di dalam room tersebut, termasuk hal-hal berbau
negatif.
Video Call
Jauh
sebelum layanan pesan seperti skype
hadir dengan layanan video call, Yahoo! Messenger sudah terlebih dahulu
mempopulerkannya. Pada masa jayanya, laptop atau notebook belum seperti
sekarang. Masa jayanya pula, jarang ada warnet yang menyediakan fasilitas webcam. Satu dua warnet menambahkannya
untuk menarik pengunjung. Jadi, saat berkirim pesan melalui Yahoo! Messenger
ini, pertanyaan yang sering muncul punya cam
tidak? Padahal di kotak dialog biasanya sudah diberikan informasi terkait,
misalnya menggunakan webcam maka akan
keluar ikon video, mendengarkan musik akan keluar ikon sedang memakai headset. Dan sayangnya lagi, video call
yang telah dipopulerkan Yahoo! Messenger ternyata diadaopsi oleh layanan pesan
lain dengan sangat mirip!
Voice
Kemajuan
lain yang dihadirkan Yahoo! Messenger dan tidak dimiliki oleh kompetitor lain,
bahkan sampai sekarang ini, saya rasa, adalah pemanggilan suara dari PC ke PC
melalui layanan pesan ini. Kita bisa bercakap-cakap secara langsung melalui
Yahoo! Messenger dengan lawan bicara kita yang sedang terhubung saat itu. Kekalahan
Yahoo! Messenger yang terlambat hadir – lebih tepatnya digilas habis oleh
layanan pesan lain, membuat Yahoo! kewalahan. Dan lagi-lagi, menurut hemat
saya, telepon online ini
habis-habisan dicontek oleh BlackBerry
Messenger
dengan sangat mirip. Perbedaannya barangkali pada versi mobile dan PC.
Lampiran File
Berkirim
foto, video, lagu maupun lampiran lain sudah terlebih dahulu bisa dilakukan
oleh Yahoo! Messenger. Penyempuraan ini dilakukan oleh layanan chatting masa
kini, tentu saja pada versi mobile. Layanan
chatting yang tersedia saat ini benar-benar mengambil
habis semua yang pernah jaya pada Yahoo! Messenger. Sekali lagi, bedanya pada
versi saja. Dan lagi-lagi keterlambatan Yahoo! menyadari pentingnya versi mobile membuat layanan ini bahkan tak
terdengar gaungnya melawan BlackBerry
Messenger, WhatsApp, Line
dan konco-konco mereka lainnya.
SMS
Ini
adalah keunggulan yang tak pernah dimiliki oleh layanan pesan populer saat ini.
Yahoo! Messenger memberikan fasilitas berkirim pesan ke nomor ponsel. Pada bagian
ini kita tinggal memasukkan nomor tujuan lalu menulis pesan sebanyak 140 huruf
dan langsung terkirim ke pemilik ponsel. SMS versi Yahoo! Messenger ini tentu
saja tidak memakan pulsa, hanya saja penerima pesan jika ingin membalas akan
dikenakan biaya lebih mahal dari SMS konvensional. Kita tidak pernah tahu perkembangan
zaman, barangkali pihak penyedia layanan chatting gratis juga akan menjiplak
keunggulan Yahoo! Messenger ini.
Yahoo! Messenger Kini
Sayangnya,
persaingan segit tidak lantas membuat Yahoo! Messenger mampu bersaing dengan
layanan pesan online versi mobile. Yahoo! sangat keteteran menerima
imbas dari sebuah sikap tidak peduli dan merendahkan era smartphone. Walaupun SEO cantik dan populer yang memimpin Yahoo!
saat ini tidak akan mungkin menjungkal kekuasaan perpesanan online.

Terlebih saat Facebook mengebrak
sosial media dan berjaya setelah 2004, Yahoo! Messenger hanya tinggal nama
saja. Tak hanya itu, saat Google semakin berkuasa, penguasa mesin pencari tidak
lagi memokuskan diri pada search engine
saja. Google merambah ke berbagai produk dan layanan. Layanan email Goole yang
semula tidak populer menjadi salah satu layanan email terekomendasi saat ini.
Apalagi untuk menghidupkan sebuah smartphone
Android dibutuhkan email Gmail, maka penetrasi email Google menjadi keharusan
ditengah-tengah gempuran smartphone
dengan spesifikasi tinggi.

Email
Google telah mengalahkan Email Yahoo! sekaligus menumbangkan harapan Yahoo!
menjadi raksasa dunia maya. Layanan pesan menggunakan email untuk bisa login pun dilakukan Google pada Gmail. Memiliki
Gmail maka memiliki Hangout. Dan Hangout ini tidak hanya terdapat pada PC
melainkan langsung tersinkronisasi saat menghidupkan sebuah smartphone.
Walaupun
demikian, Yahoo! Messengert tidak mau ketinggalan. Belum lama ini, Yahoo!
Messenger bekerja sama dengan Facebook dalam rangka mensinkronisasi fasilitas
chatting. Kita bisa login menggunakan
akun Facebook pada Yahoo! Messenger, sayangnya lagi-lagi masih tertinggal
dibandingkan layanan perpesanan lain.

Yahoo!
Messenger barangkali telah tinggal
kenangan. Bagi saya, walaupun sekarang tidak menggunakannya lagi, layanan pesan
instan ini memiliki pengalaman tak tertandingi. Patut berterima kasih pada
Yahoo! Messenger, semoga bisa kembali meraksasa suatu masa!