saya malu mengatakan bahwa guru tanpa tanda jasa di abad ini.
Mengapa saya malu? Karena; guru itu manusia yang butuh makan, butuh kebutuhan
ini dan itu. Saat para buruh berbondong-bondong melakukan demonstrasi, guru
honor khususnya di daerah-daerah terpencil malah sedang mengajar di dalam
kelas. Adakah media yang meliputnya? Mungkin saja jalan telah terputus ke sana.
![]() |
Bayaran guru honore sangat rendah. |
Menjelang
akhir tahun, saya menulis kembali mengenai nasib guru kita ini. Sebagai salah
satu bagian dari guru honor yang entah berada di langit mana saat disejajarkan
dengan guru pegawai lain, saya sibuk mengurus ini dan itu untuk urusan
fungsional guru honor tersebut. Segampang membalik telapak tangankah?
Dana yang keluar sampai puluhan juta seperti guru sertifikasi?
yang harus disiapkan oleh seorang guru honor untuk menerima fungsional 250 ribu
perbulan itu cukup rumit. Mulai dari SK dari dinas terkait terhitung mulai dari
pertama menghonor sampai sekarang, jadwal mengajar setahun terakhir (2
semester), surat aktif, keaktifan NUPTK dan lain-lain.
Pada NUPTK (Nomor Unik
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan) ini termasuk bagian terpenting untuk dapat
menerima fungsional. Pihak dinas terkait harus mengeluarkan bukti aktif NUPTK
dengan surat berkode S08a. Jika surat tersebut tidak bisa diprint lagi
maka jangan harap fungsional guru honor dapat dikeluarkan, walaupun guru
bersangkutan memang benar masih menghonor.
tidak sedang menyorot soal kelengkapan berkas tersebut. Toh, surat-menyurat
(data) memang penting sekali saat ini. Namun, masih wajarkan guru honor
diganjal 250 ribu perbulan?
hal demikian tidak berlaku. Sebanyak apapun guru yang telah tersertifikasi,
guru honor tetapkan jadi idola.
Banyak sekolah yang kelebihan jam sehingga
mencari guru honor untuk membantu mengajar. Guru sertifikasi hanya “boleh”
mengajar pelajarannya atau serumpun dengannya saja. Guru tersertifikasi jangan
harap mau mengajar lebih dari 24 jam perminggu karena bagi mereka jumlah jam
yang telah diberikan terlalu banyak.
Guru honor yang dibantukan untuk mengajar
bisa mencapai lebih dari 24 jam karena guru sertifikasi enggan mengajar lebih
dari jam mereka. Saat guru sertifikasi menerima gaji dua kali, guru honor hanya
bisa gigit jari karena fungsional “akan” bisa diurus akhir tahun. Jika
fungsional keluar, jika tidak?
ribu adalah angka sedikit sekali untuk penghargaan kepada guru honor. Walaupun
pemerintah mengatakan guru honor harus distop sementara waktu namun
tanpa guru honor jangan pernah harap proses belajar mengajar berimbang. Pembagian
jam di tiap sekolah hampir membutuhkan guru honor. Nasib kota besar bisa
berbeda karena sebagian guru terpenuhi.
Namun Indonesia tidak hanya di kota-kota
besar saja. 250 ribu perbulan itu tidak semua didapat oleh guru honor yang
pontang-panting mengajar sama dengan guru yang telah tersertifikasi. 250 ribu
bahkan harus dibagi sama rata jika di sekolah mereka tidak semua keluar dana
fungsional ini.
Mau mengajar seharian, datang lebih pagi atau pulang lebih
lama, mereka tetap akan dibayar segitu. Tak ada yang peduli dengan asap
mengepul di dapur mereka. Tak ada pula yang bertanya apakah bensin kendaraan
masih penuh. Tak ada yang mengubris perkara anak istrinya kelaparan di rumah.
yang berpendapat bahwa, silakan cari kerja lain saja. Tentu ini
perkara hati atau bahkan umur atau bahkan terlanjur kecewa tidak diterima di
perusahaan manapun. Apalagi di kampung – daerah pedalaman – hanya
sekolah-sekolah saja yang menerima orang-orang rapi bekerja.
Sarjana yang
terlanjur pulang kampung mau tidak mau mengajar di sekolah walaupun tidak
bayar. Banyak dari mereka yang masih mengantung cita-cita akan “diangkat”
menjadi pegawai suatu saat nanti. Mungkin saja di usia hampir pensiun NIP baru
disandang, atau bahkan tidak sama sekali.
250 ribu tak cukup untuk menghidupi guru honor di saat ini. Kenapa saya berani
mengatakan demikian? Ayolah, berapa kali rupiah bertekuk lutut terhadap dolar
Amerika. Berapa kali pemerintah menaikkan bahan bakar minyak.
Sudah tak
terhitung bahan pokok naik harga berkali-kali. Oh, dana talangan telah
diberikan oleh dinas tertentu. Beasiswa untuk anak-anak kurang mampu telah
“ditingkatkan”. Bantuan miskin telah diberikan.
di masa kini, naikkan saja fungsional untuk mereka sampai batas 500 ribu atau
lebih perbulan.
melakukan ini?
kas negara tidak cukup. Katanya guru honor tidak berkompetensi tinggi. Katanya
guru honor tidak mendapatkan tempat di jajaran terpenting pemerintah ini. Soal
kompetensi tinggi saat ini, guru honor bisa dikatakan lebih maju selangkah
dalam mengajar.
Guru honor bisa mengoperasikan komputer dengan baik, membuat slideshow
untuk dipresentasi di depan siswa dengan menarik, menguasai metode dan model
pembelajaran terbarukan, dan isu-isu lain yang tidak dimiliki oleh guru
bersertifikat sertifikasi sekalipun.
harus dinaikkan fungsional untuk guru honor? Seperti yang telah saya sebutkan
sebelumnya, bisa saja guru honor hanya dapat fungsional saja tetapi tidak
sempat diangkat menjadi pegawai. Jasa apa yang mampu diberikan pemerintah untuk
mereka ini?
Apabila melihat ke lapangan, guru honor tetap sama dengan guru
pegawai. Tugas dan tanggung jawab sama. Lelah yang sama. Gaji tiap bulan yang
tak ada.
sekarang guru turun ke jalan untuk minta diangkat jadi pegawai. Dahulu, atau
tidak usah mengambil perkara yang lalu. Di daerah pedalaman, guru honor hanya
mengajar saja, mengurus berkas-berkas yang diminta berulang kali, mengais
rejeki di tempat lain.
Semua mereka lakukan untuk menyambung hidup. Namun
pemerintah masih menutup mata perkara ini karena dianggap masih banyak guru
pegawai. Data di dinas terkait boleh-boleh saja penuh, namun fakta di lapangan
masih banyak sekali guru honor yang mengajar tanpa pamrih.
sekali memang, namun guru honor tidak pernah diPHK atau dipecat. Tanpa bayaran
pun guru honor tetap mengajar di sekolah. Keluar atau tidak fungsional untuk
mereka hanya mampur berujar, “Belum
rejeki!” Suara
hati dari ratusan ribu guru honor di negeri ini, siapa yang tahu?