Loading…
“House Forrester dipayungi bulan purnama.
Kemah-kemah berbentuk piramida terdapat di setiap sudut. Pohon-pohon kokoh
melingkari kesejukan yang elok dalam baju pahlawan. Obor-obor dengan gaya
modern menyala di malam itu, di antara gelak tawa dan diskusi kecemasan
‘orang-orang’ di sana. Gared Tuttle memulai cakap yang syahdu dengan…”
|
Cuplikan kejadian dalam Games of Thrones – Caption by Bai Ruindra |
Loading…
“… mereka yang sedang menanti gelap ke terang
dengan seketika. Tak terduga oleh malam, musuh datang dengan pedang terhunus. Gared
berlari mencari perlindungan. Sampai ke siang ia tertatih mencari dan mencari,
dengan pulang ke rumahnya, di mana sang Ayah sedang digertak oleh mereka…,”
Loading…
“… yang jahat dengan penutup kepala klas
pahlawa yang membunuh, menganiaya Ayah dan adiknya. Ia berkelahi, jatuh
tersungkur, pedang terpelanting…,”
Loading…
Oh,
rasanya ingin dibanting saja notebook yang loyo saat memainkan aktor
terbaik dalam Games of Thrones, Gared Tuttle. Cerita tersendat-sendat. Dialog
terputus-putus. Pedang jatuh sendiri. Gerak mouse yang bagai tersangkut
di atas meja. Permainan ini bercerita, menggelora dalam setiap hentakan napas,
membuat jantung tak berdentang seperti biasa, waktu yang ingin segera
mengakhiri kisah menyakitkan dengan pedang melayang ke angkasa. Tidak bisa
dibiarkan begitu saja. Saya butuh sebuah notebook teranyar dengan prosesor Intel Core yang
lincah. Kecepatan prosesor ini akan mengimbangi gerak pedang Tuttle dalam
menebas mata membara yang telah membunuh ayahnya. Intel Core akan bekerja bagai
kilatan pedang Tuttle di episode-episode ‘balas dendam’ dalam game yang
telah diremake ke drama seri televisi ini.
Mata
saya jelalatan ke segala sisi. Saya menyisir angin yang berhembus di antara malam
dalam Game of Thrones. Seketika itu, dalam ketakutan yang terlihat nyata dari
tatapan Tuttle, saya harus menemukan sebuah notebook yang gahar, bagai
‘dewa’ untuk menyelamatkan Tuttle dari rasa takut, dari keinginan-keinginan
untuk menebas paha, dada, bahkan kepala musuh yang menganiaya jiwa dan raganya.
Notifikasi
e-mail membuat langkah Tuttle terhenti. Saya beralih ke badan surat
elektronik itu. E-mail yang masuk membuat saya girang. Pengharapan
kembali menyala untuk menyelamatkan Tuttle. Isi e-mail yang saya yakin
akan membuat Tuttle terbang ke angkasa setelah meloncati pohon-pohon, singgah
di awan lalu jaya dengan notebook tingkat ‘dewa’, ASUS ROG GX800!
|
ASUS ROG GX800 yang memiliki spesifikasi tingkat ‘dewa’ – Facebook ASUS Indonesia |
Siapa
ROG GX800 yang Menarik Perhatian?
Saya
telah menemukan jawaban, sebuah notebook untuk mengalahkan musuh dalam
keseharian Tuttle. Mata yang terpana tak lekang ke mana-mana dari notebook
dengan harga Rp.95.499.000 ini. Siapa ROG GX800 sampai dihargai hampir
mendekati satu mobil baru?
– sebuah penyempurnaan –
Sesuatu
yang sempurna selalu mendapatkan tempat tersendiri. ROG GX800 adalah bagian
yang lebih sempurna dari generasi notebook game sebelumnya dari ASUS,
ROG GX700. Bodi yang gagah menjadi identitas tak terbantahkan dari notebook
gaming ini. Warna metallic grey atau abu-abu
mengkilap menjadi kemewahan tersendiri dari notebook
dengan tekstur lembut di sisi berbeda. Sekali pandang, notebook ini
seperti ‘superhero’ gold yang merajam musuh-musuh di kelasnya. Sihir itu
semakin terlihat dari logo ASUS yang dapat menyala pada kemiringan 70 derajat. Aluminium
yang halus membalut cover atau panel LID, area keyboard dan palm
rest sehingga kesan mewah semakin terasa. Kelembutan lain terasa begitu
melihat bodi bagian bawah yang terbuat dari material plastik khusus. Tentu
saja, material yang berbeda dengan bodi atas ini lebih bagus untuk sirkulasi
udara di mana mesin utama berada di sini seperti HDD, SSD dan RAM.
|
Caroline Adenan, blogger yang hadir dalam launching ASUS ROG GX800 di Empiria, SCBD Jakarta, 22 Maret 2017. |
Desain
yang gahar makin terlihat memesona dengan layar 18,4 inci. Barangkali, ada yang
bertanya untuk apa memiliki notebook ukuran lebih besar? Penyempurnaan
yang dilakukan ASUS tidak tanggung-tanggung. Gamer yang memainkan banyak
peran baik secara offline maupun online membutuhkan ‘rasa’ yang
lebih daripada sebuah layar yang biasa saja. Kamu tentu tahu, setiap celah
dalam sebuah game memiliki ‘musuh’ yang tidak jemu memerangi kebaikan. Display
yang besar didukung oleh kartu grafis yang mumpuni sehingga dapat
menampilkan detail yang baik. Notebook ini dibekali dua buah kartu
grafis berjenis Way SLI GTX1080. Performa dan
kinerja kedua kartu grafis ini akan menghasilkan kekuatan yang jauh lebih besar
ketika digabungkan.
Kartu grafis
atau VGA card Nvidia
GTX1080 sudah tidak diragukan lagi dalam mendukung
game kelas atas. Performa yang dihadirkan oleh satu Nvidia
GTX1080 cukup kuat dengan CUDA Core
sebanyak 2560, base clock
1607 MHz dan boost clock 1733 MHz, VRAM
sebesar 8 GB GDDR5X dengan jalur memori bus selebar 256 bit berkecepatan 10
Gbps. Selain itu, kekuatan yang besar ini telah dibekali dengan fitur VR Ready, Nvidia G-Sync, Vulkan API, OpenGL dan fitur lain. Fitur-fitur ini tidak hanya sebagai
pemanis saja tetapi untuk mengoptimalkan setiap efek yang dihadirkan dari game
yang sedang dimainkan.
Saya
tidak bisa membayangkan bagaimana tampang Tuttle saat dimainkan dengan ROG
GX800. Bisa dipastikan polesan wajahnya mulus kayak baru diajak selfie
dengan ZenFone 3. Pohon-pohon di House Forrester juga akan terlihat seperti nyata dari sudut
pandang seorang gamer.
Layar
yang bening saja tidak cukup jika masih tersendat-sendat. Saya butuh prosesor
yang sangat cepat agar tangan Tuttle yang terayun menjadi lebih gesit. Intel
Core i7-7820HK salah satu pilihan terbaik yang kini
telah dibenam dalam GX800. Tak diragukan lagi, prosesor ini mampu meningkatkan frame
rate (FPS) pada game yang sedang dimainkan karena kecepatan clock
speed yang lebih tinggi yaitu 4,6GHz. Cerita yang dihadirkan melalui
skenario pengembang game semakin cepat karena clock speed juga
mempercepat rendering 3D/video editing. Fitur ini juga bermanfaat untuk
aplikasi yang resource intentive (boros daya) agar bekerja lebih cepat seperti media sosial yang
menggabungkan teks, foto dan video dalam satu postingan.
|
Petrus Andre, blogger ini sedang mencoba kehebatan ROG GX800 saat launching di event yang sama, 22 Maret 2017.
|
ASUS
menyediakan ruang khusus dalam melakukan overclocking. ASUS Gaming
Center telah terpasang secara pre-installed sehingga dapat diaplikasikan dalam
waktu cepat. Fitur ini dapat membantu dalam hal menaikkan frekuensi tegangan
GPU dan CPU secara manual pada ambang batas tertentu sesuai keinginan pemakai. GPU
dapat di overlock mencapai batas 2,1 GHz melalui ASUS Gaming Center agar
dapat memainkan game berat dengan fitur 4K dengan nilai FPS sampai di
atas 60.
Dilihat
dari sudut pandang manapun, notebook ini terkesan sangat gagah dan berat
untuk dipangku. Memang benar, ROG GX800 memiliki bobot sampai 5,7 KG dengan tebal
45mm. Ketebalan dan berat ini mengacu kepada dua buah kartu grafis yang
membutuhkan ruang lebih besar.
Pendingin
Notebook yang Terkonsep Rapi
Tiba-tiba
notebook panas yang membuat jalan cerita loading lama, Tuttle
tertusuk pedang musuh karena tak tertolong jika itu terjadi. Hal ini tidak akan
terjadi karena ROG GX800 telah memiliki fitur yang terkonsep dengan baik.
Pendingin yang watercooling di generasi terbaru ini telah mengalami upgrade
terbaik. Radiator yang bekerja pada aliran watercooling mampu mengaliri
dua buah GPU dan CPU sekaligus sehingga mampu mendinginkan sistem. Penting
sekali sistem dalam kondisi stabil – dingin – karena permainan tak mudah untuk
ditekan pause.
ROG
GX800 telah terpasang docking watercooling sehingga CPU dapat dilakukan overlock
sampai pada frekuensi 4,6GHz dengan docking mode. Overlock ini
tentu saja aman dilakukan agar notebook dapat kembali bekerja dengan
sangat lincah. Pada saat melakukan overlock, ASUS menganjurkan untuk
melakukan docking mode untuk kenyamanan dan keamanan dua buah VGA dan
CPU yang mampu bekerja sampai batas maksimal.
Dua buah kartu
grafis yang terpasang pada GX800 tampaknya berpengaruh terhadap pendingin notebook
ini. Saat notebook memilih docking
mode, dua buah adapter yang berukuran 330W harus terpasang bersamaan. Satu charger
dipasang pada notebook dan satu lagi pada watercooling, sehingga
total menjadi 660W. Satu sisi, pengguna tentu merasa khawatir jika pasokan
listrik kurang dari besarnya kebutuhan saat menghidupkan notebook ini. Pasokan
listrik yang dibutuhkan bisa menghambat aktivitas lain seperti menghidupkan
televisi, kulkas yang tak bisa dicabut colokannya listrik, dan berbagai barang
elektronik lain. Indikasinya jika di rumah hanya terpasang listrik sebesar
1300W saja. Namun hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena ASUS telah menjamin
bahwa ROG GX800 tidak seboros yang tertera pada angka 660W. Meskipun docking watercooling telah terpasang dan telah dilakukan
overlock sampai 4,6 GHz, notebook
ini hanya akan memakan daya sampai 550W saja!
‘Koper’
Watercooling yang Kuat
Permainan game
semakin gesit saat cairan di dalam sebuah koper diaduk rata. Docking khusus
yang berisi cairan (watercooling) disimpan dalam koper. Kemampuan notebook
dipercaya mencapai tingkat
‘dewa’ saat keduanya bersatu. Docking yang disebut dengan nama Hydro Overclocking Station bekerja dengan baik dalam meredakan panas. Cara kerjanya adalah dengan mengalirkan cairan
yang berasal dari tangki melalui tabung selang yang didorong oleh pompa menuju
ke dalam perangkat untuk mendinginkan sistem. Cairan yang telah bertugas ini dialirkan kembali keluar sistem menuju docking
untuk mendinginkan temperatur dengan radiator. Panas yang berlebihan tersebut
akan dibuang melalui lubang ventilasi yang terdapat pada radiator.
Watercooling ini sangat mudah digunakan dengan cara menyambungkan konektor dari docking
ke notebook. Agar dapat memberikan
penyegaran dan pendinginan secara maksimal, desain radiator di notebook ini dibuat dengan proses manufaktur yang sama
dengan sebuah mobil. Pekerjaan dari pendingin ini jauh lebih berat karena harus
mendinginkan dua buah GPU dan 1 CPU agar sistem tetap stabil. Pendingin ini
memiliki bobot 4,7 KG karena harus menampung coolant (cairan pendingin)
lebih banyak.
Jika tidak ingin memakai docking karena alasan tertentu, kondisi notebook
dapat dibuat menjadi stabil dengan fan yang telah tersedia. Fan tersebut
hanya dapat diatur sampai batas 100% saja. Rotasi kipas akan menyesuaikan
pekerjaan dengan hasil maksimun, tetapi tidak ada jaminan suara menjadi lebih
berisik. Suara ini muncul karena tenaga dan daya putar kipas jauh lebih besar
untuk mendinginkan komponen-komponen tingkat tinggi di dalamnya.
Penyimpanan Cepat dan Ruang Lebih
Besar
Lega rasanya
saat Tuttle gesit memegang kendali dari pedangnya. Kendali ini sepenuhnya
dipegang oleh GX800 jika kamu memainkan peran Tuttle melalui notebook
ini. Cepatnya pedang Tuttle menghunus lawan sama cepatnya dengan penyimpanan
data di notebook yang memiliki banyak keistimewaan dari awal sampai
akhir. ROG GX800 memiliki media penyimpanan dengan jenis SM951 dari Samsung. Media
penyimpanan ini mendukung Solid State Drive (SSD) yang diklaim sebagai penyimpanan
tercepat sejauh ini. Fitur yang terdapat pada SSD antara lain NVMe atau
NonValatile Memory Express di mana memanfaatkan slot PCIE Generasi ke-3
M.2 dalam memaksimalkan kecepatan kinerja (bandwidth). Tak
tanggung-tanggung, ASUS membenamkan 3 (tiga) buah media penyimpanan berbasis
SSD dalam notebook ini. Satu saja memiliki kecepatan tingkat tinggi,
bagaimana dengan tiga?
|
Kabel-kabel yang terpasang terlihat saat ROG GX800 dipamerkan pada acara launching, 22 Maret 2017.
|
Informasi tambahan, slot PCIE 4 bisa dikatakan sebagai media
penyimpanan dengan koneksi paling cepat saat ini. Kecepatannya 4 (empat) kali
lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan yang terdapat pada SATA3. Slot PCIE
4 mampu membaca SSD sampai 20GB perdetik. Jika dibandingkan dengan Raid 0
kecepatan yang dihasilkannya adalah 4GB lebih cepat dari itu. Keuntungan lain
dalam penggunaan PCIE 4 adalah lebih aman dan tahan lama. Keraguan akan cepat
rusak dapat dilupakan karena jika salah satu keping SSD rusak, keping yang lain
masih dapat bekerja dengan maksimal.
Notebook yang khusus gaming memang harus
memiliki ruang penyimpanan yang lebih baik daripada notebook biasa. Jenis
game seperti Games of Thrones atau game lain yang semakin
populer, rata-rata memiliki jalan cerita yang panjang, level yang menjadi
‘rahasia’ sehingga membutuhkan ruang yang cukup untuk menyimpan data-data
penting pengguna. Makin naik level, data yang diperlukan makin besar pula
sehingga pekerjaan notebook semakin bertambah.
Wi-Fi
Antenna Eksternal yang Ngebut
Sebenarnya, untuk apa ASUS mencari susah dengan menambahkan Wi-Fi
Antenna Eksternal? Antenna standar (bawaan) yang tertanam di dalam notebook
sudah cukup untuk konektivitas internet. Namun, tanpa kita sadari bahwa antenna
standar bisa ‘memperlambat’ kinerja notebook sehingga diperlukan antenna
eksternal dalam rangka menunjang pekerjaan lebih ngebut. Notebook
khusus gaming perlu gebrakan yang lebih besar daripada notebook
biasa dalam menangkap sinyal internet (Wi-Fi).
Bagaimana jangkauan Wi-Fi dengan antenna eksternal ini? Notebook
yang disambungkan dengan Wi-Fi melalui antenna eksternal rupanya
dapat menangkap jangkauan lebih baik. ASUS percaya bahwa
jangkauan internet dengan Wi-Fi antenna eksternal ini dapat di
boost sampai 50% lebih baik daripada mengunakan antenna
standar. Tentu saja, jangkauan yang luas dan
internet cepat sangat membantu gamer saat memainkan game yang membutuhkan kuota lebih besar. Di sisi
lain, apabila seorang gamer memiliki kabel LAN, ada baiknya menggunakan
jaringan tersebut untuk konektivitas internet lebih stabil.
Warna-warni
Keyboard yang Cantik
Keyboard standar memang
tidak memiliki warna. Pada kondisi remang atau gelap, sukar sekali menekan
angka dan huruf. Beberapa notebook telah memberikan solusi dengan
menghadirkan warna pada keyboad dengan sebutan LED Keyboard. ROG GX800 memiliki
keyboard yang cantik dengan mengeluarkan bermacam warna. Keyboard ini
dikenal dengan sebutan RGB Keyboard yang tampil lebih menawan. Warna di keyboard
ini dapat disesuaikan nyala lampunya melalui ROG Aura yang telah tertanam di
ROG Gaming Center.
ASUS tidak hanya bermain dengan warna-warni saja pada keyboard di
notebook ini. RGB Keyboard mendapat pembaharuan yang berarti, ditandai
dengan lebih halus dan empuk saat mengetik di atasnya. Keyboard ini
memiliki trackpad yang sangat responsif sehingga memudahkan dalam banyak
pekerjaan. Konfigurasi RGB juga membuat logo ASUS yang terletak di sebelah
kanan notebook mengeluarkan warna-warni yang indah sekali. Kesan yang
muncul dari warna-warni ini adalah maskulin dan feminin, dipadukan dengan
sangat dahsyat dalam satu waktu.
Pembeda lain terdapat pada empat tombol yang menjadi khusus atau
mempunyai makna tersendiri, keempat tombol ini memiliki warna agak bold
dengan aksen putih di sekelilingnya. Empat tombol ini terlihat lebih menonjol
daripada yang lain. Tombol yang mendapatkan perhatian itu adalah W-A-S-D. Selain
keunikan warna pada empat tombol, keyboard ini juga terdapat shortcut
untuk memanggil ASUS Gaming Center. Jalan pintas ini terdapat di bagian atas berdampingan
dengan tiga tombol makro key, video record, dan volume.
|
Seorang pengunjung mencoba keyboard ROG GX800 saat launching, 22 Maret 2017.
|
Layar
4K yang Bersahabat dengan Mata
Reduksi warna yang pas dari luar dapat menyebabkan mata tidak mudah
lelah saat lama bercengkrama dengan notebook. ROG GX800 memiliki layar
dengan resolusi Ultra HD atau 4K (3840 x 2160) dan telah mendapatkan finishing matte yang
mereduksi pantulan cahaya dari luar sehingga gamer bertahan cukup lama
di depannya. Layar yang telah dilengkapi
dengan tingkat refresh rate 60Hz mampu menampilkan sebanyak 60 gambar perdetik dengan cukup baik.
Layar besar
(18,4 inci), aman untuk mata, rasanya tidak ada yang kurang dari notebook
ini. Namun tampaknya ASUS ingin menampilkan warna yang lebih cerah agar gamer
betah untuk menghunus pedang atau mengejar lawan di arena balap. ASUS bergerak
cepat dengan menanamkan teknologi terbaru yaitu NVIDIA
G-SYNC. Fitur yang ditempatkan pada layar notebook ini secara khusus bertugas untuk memperhalus
gerakan gambar dan menyesuaikan refresh rate layar
dengan refresh rate yang dihasilkan
oleh GPU. Apa yang terjadi setelah ini adalah
gerakan yang lebih mulus dan mampu menghilangkan screen
tearing akibat tidak
ada keseimbangan antara refresh rate layar dan GPU.
Keseimbangan
antara layar dan GPU saja tidak cukup tanpa dibarengi dengan teknologi in-plane switching atau IPS. Kegunaan dari
teknologi ini adalah untuk mereproduksi gambar yang lebih baik sehingga konten seperti fotografi, desain grafis, game
3D, editing film dan lain-lain
tampak benar-benar nyata. Gamer yang gemar pamer aksi ke orang lain
sangat terbantu dengan penanaman fitur IPS ini. Dukungan yang diberikan kepada gamer
adalah kemiringan 178 derajat secara vertikal maupun horizontal. Kondisi ini
memungkinkan gamer
memperlihatkan kemampuan menembak, memainkan pedang maupun balapan di arena
kepada orang-orang terdekat dengan tempat duduknya.
|
Orang lain dapat melihat apa yang dikerjakan di ROG GX800, diperlihatkan pada launching, 22 Maret 2017.
|
Selain IPS, ASUS
masih menanamkan fitur-fitur unggulan agar pengguna merasa aman dan nyaman
selama menatap ROG GX800. ASUS Spendid Display telah dibekali beberapa fitur
menarik sehingga pengguna dapat memilih fitur mana yang sesuai untuk mengetik
saja, saat bermain game
maupun saat menonton film. Fitur-fitur ini antara lain Normal
Mode, Eye Care Mode, Vivid Mode, dan Manual Mode.
Normal
Mode bisa dikatakan pilihan standar untuk layar
sebuah notebook. Mode ini secara otomatis berjalan dengan
sendirinya namun bisa diubah pada bagian setting. Saat mode ini
diaktifkan, tampilan visual berjalan secara optimal. Aktivitas sehari-hari
seperti mengedit dokumen sangat cocok dengan mode ini.
Eye Care Mode diaktifkan
apabila menggunakan notebook dalam
waktu lama. Cahaya biru pada layar akan dikurangi sampai 33% untuk menghindari
cedera pada retina mata. Fitur ini membuat cahaya pada panel LCD menjadi redup
sehingga aman untuk mata. Dalam keadaan normal, layar menampilkan cahaya biru pada
rentang spektrum 450nm sampai 495nm.
Vivid Mode diperuntukkan
kepada mereka yang gemar menonton film, melihat gambar (foto) dan sejenisnya. Pengalaman
visual akan lebih baik karena mode ini menawarkan warna yang kontras dan tingkat
ketajaman gambar yang lebih baik. Saat
menonton film, sebaiknya kondisi notebook telah dialihkan ke mode ini
agar dapat menikmati kekontrasan warna sehingga video yang diputar tampak lebih
nyata.
Manual Mode menentukan hal
paling penting karena tiap pengguna berhak untuk mengubah mode sesuka hati. Pengguna
dibebaskan untuk mengatur kecerahan dan tampilan pada layar sesuai keinginan.
‘Aksesoris’
Pendukung yang Tak Kalah Gahar
Bingung menyambungkan beberapa portable karena slot
kosong? Notebook yang mendapat julukan ‘The Real
Monster Gaming Machine’ ini memiliki port
yang banyak dan lebih baik dalam transfer data. Dukungan terhadap layar 4K agar
sampai pada tingkat refresh rate 60Hz, ASUS menambahkan port HDMI 2.0. Dalam mendukung 8K (60Hz) atau dual
4K pada monitor telah ditambahkan port 1.3 dengan posisi yang cukup
baik.
ASUS menyadari bahwa pengguna rentan sekali memiliki banyak kebutuhan
dalam mengirim data. Jawaban dari kerisauan ini adalah dengan ditanamnya 2 buah
USB 3.1 Type C yang telah mendukung Thunderbolt 3.0, 3 buah USB 3.0
Type A, headphone jack, mic jack, Wi–Fi
Antena Eksternal, 2-1
card reader, LAN port
dan Kensington Lock.
Panas yang
berlebihan dari notebook dengan dikeluarkan melalui exhaust yang terletak di bagian belakang. Di sisi
kanan dan kiri terdapat ventilasi yang berguna untuk menyaring udara yang
masuk. Hal ini akan membuat notebook tidak mengalami panas berlebihan
saat bekerja walaupun tidak dalam keadaan terpasang docking. Kondisi ini
memudahkan pengguna saat sedang di luar rumah, di warung kopi misalnya saat
mencari konektivitas internet melalui Wi-Fi gratis.
‘Aksesoris’ lain adalah fitur dual array microphones untuk menangkap suara dengan jernih. Pengunaan fitur ini juga akan
membendung suara berisik dari luar atau pada kondisi pengguna mengikuti
kompetisi gaming ourdoor. Fitur ini dibenamkan seiring perkembangan
zaman yang menuntut real time video chat yang kini sedang tren dalam
bermain game. Game-game tertentu seakan harus ‘chatting’ dengan
kawan untuk mendapat bantuan atau melakukan aksi yang lebih dahsyat daripada
dilakukan seorang diri. ASUS juga menanamkan teknologi
Noise Supression. Fitur ini akan melakukan penyaringan
suara ketika mengetuk keyboard, suara kipas maupun audio dari game yang sedang dimainkan.
Koneksi internet tidak stabil sehingga membuat tokoh game menjadi
kalah? Kekhawatiran ini telah dijawab dengan ASUS GameFirst III. Fitur ini akan
mengoptimalkan koneksi internet untuk kebutuhan bermain game dan memberikan
koneksi lebih sedikit kepada aplikasi lain di background seperti
mengunduh data. Dengan fitur ini kecepatan (bandwidth) internet lebih
diutamakan untuk kebutuhan gaming. Namun, proses mengunduh data juga
tidak mengalami kendala karena internet yang dihasilkan jauh lebih baik saat
disambung dengan Wi-Fi Antenna Eksternal.
Dalam mendukung pekerjaan menjadi lebih mudah, ASUS mem–bundle paket pembelian notebook ini dengan mouse
Gladius. Tetikus ini merupakan sebuah mouse gaming yang memiliki
kemampuan lebih baik dan responsif dibandingkan dengan mouse biasa.
Gladius dapat diatur DPI mencapai angka 6400 sehingga menjadi sangat ideal
dalam game dengan tipe First Person Shooter.
|
Mouse Gladius yang turut dipamerkan pada launching, 22 Maret 2017 |
Uji
Ketangkasan ASUS ROG GX800
Pada
dasarnya, benchmark dilakukan untuk menguji ketangkasan sebuah notebook
atau smartphone. Uji ini dilakukan dengan membandingkan perangkat lunak
dengan perangkat keras dalam waktu yang bersamaan. Hasil dari benchmark akan memperlihatkan bagus atau tidaknya kinerja
sebuah notebook atau smartphone. Meskipun, ROG GX800 disebut
sebagai notebook gaming tingkat ‘dewa’ namun pengujian ini perlu
dilakukan untuk memperlihatkan kepada calon pengguna bahwa kemampuannya patut
diadu!
Benchmark yang dilakukan terhadap notebook khusus
untuk gamer sejati ini adalah dengan Extreme Mode. Benchmark juga dapat dilakukan dengan mode-mode lain
namun mode yang hasilnya terlampir ini dipercaya menunjukkan hasil yang lebih
maksimal.
Lalu, pengujian juga dilakukan pada salah satu game dengan hasil benchmark seperti berikut.
|
Kondisi GameWorks-on. |
|
Kondisi GameWorks-off. |
‘Kerajaan’
yang Membentang Luas dari ASUS ROG GX800
– Pedang Tuttle terhunus dengan begitu gesit! –
Tiada
akhir untuk mengakhiri pertarungan dalam Games of Thrones. Gerak langkah Tuttle
tersendat, melaju kencang, melawan dan menghindar. Permainan yang terus
merangkak mencapai puncak ini tentu akan berjalan mulus di ROG GX800. Belum
lagi jika berbicara game-game kelas atas lain yang kini semakin mendapat
update atau bahkan game yang lahir hari ini dengan visual
lebih baik. ROG GX800 tak lain adalah kekuatan tiada akhir dari proses bermain game.
‘Kerajaan’ yang dibangun oleh ASUS dalam notebook ini benar-benar berada
pada ambang yang belum dicapai oleh vendor lain. Selama belum ada yang
menaikkan level ke spesifikasi lebih gahar dari ROG GX800, notebook ini
masih berada di tingkatan lebih tinggi dalam menaklukkan game-game yang
tercipta dari mahakarya ‘seniman’ di dunia maya!
Lahirnya
ROG GX800 juga merupakan apresiasi yang lebih besar kepada pengembang game
yang makan tidur tak enak sebelum visual tampak nyata. Apresiasi lain
juga dialamatkan kepada mereka yang sudah menjadikan dunia game sebagai
mata pencaharian utama. Tidak dapat dipungkiri bahwa dari tokoh seperti
‘Tuttle’ saja seorang gamer bisa mendapatkan pundi-pundi ‘amal’ dalam
jumlah banyak tiap bulannya.
Saat
gaming menjadi sebuah pekerjaan, maka gamer membutuhkan pendukung
kinerja tersebut, salah satunya adalah ROG GX800. Perjuangan gamer tak
akan pernah berakhir sampai batas lelahnya karena notebook ini tak
pernah ‘tidur’ dalam mengayun pedang. Siap atau siap, notebook seharga
mobil ini telah ada di depan mata!
Main Spec. ROG GX800 (G-SYNC)
CPU
Intel® Core™ i7-7820HK processor overclock up to 4,2GHz
Operating
System
Windows 10 Home
Memory
64GB DDR4 up to 2800MHz
Storage
M.2 PCIEX4 NVMe 512G*3 RAID0
Display
18.4” Anti Glare UHD IPS LED backlight (3840X2160) with G-SYNC
Graphics
NVIDIA® GeForce® GTX 1080 SLI 16GB GDDR5 VRAM
Input/Output
1 x Microphone-in/Headphone-out jack, 1 x VGA port/Mini D-sub 15-pin
for external monitor, 3 x USB 3.0 port(s), 2 x USB 3.1 port(s), 1 x RJ45 LAN
Jack for LAN insert, 1 x HDMI, 1x Thunderbolt
Camera
Built-in HD camera and array mic
Connectivity
Integrated 802.11ac, BT 4.0 support
Audio
Built-in Speakers and Analog Microphone, Built-in Azalia compliant
audio chip, SonicMaster. Built-in subwoofer, 4 speakers. ESS Sabre Headphone DAC
to enhance audio performance.
Warranty
2 years full global warranty
Mengapa
ROG GX800 Harus Mendapat Perhatian?
Ya. Mengapa? Satu hal, jangan pernah meremehkan sesuatu yang belum tentu
kita tahu maksud dari itu. Pedang Tuttle mudah saja terhunus ke dada gamer
jika ia kalap atau lupa dirinya sedang bertarung di dunia nyata. Pertarungan
itu telah dimulai semenjak dunia game mendukung segala rasa dalam hal audio
visual. Kita lantas mengenal kompetisi gaming dengan hadiah ratusan
bahkan milyaran rupiah, baik itu tingkat nasional maupun internasional. Pengembang
game lalu datang dengan ‘hadiah-hadiah’ menarik melalui level yang sulit
dipecahkan maupun game yang memiliki skenario bagai drama seri, tak
habis sampai mati tokoh utama muncul lagi tokoh tandingan. Begitulah dunia game
yang kini menjadi perkasa. Pertarungan itu baru saja dimulai saat kamu
menyentuh keyboard warna-warni dari ROG GX800.
Apa kata ASUS tentang ROG GX800? Berikut kutipannya!
*Sumber gambar berasal dari Press Release ASUS Indonesia dan Facebook ASUS Indonesia.