Categories
Uncategorized

Mau Sewa Apartemen? Perhatikan Hal-hal Berikut Ini

Kamu pernah berpikir untuk tinggal di apartemen mewah? Memilih tinggal di apartemen kini menjadi pilihan sebagian orang. Terlebih bagi beberapa orang yang baru merantau ke kota besar, mereka akan lebih memilih untuk mencari hunian yang praktis, minimalis dan nyaman. Banyak sekali saat ini apartemen yang disewakan seperti sewa Apartemen Mediterania Garden Residences yang letaknya sangat srategis.
Apartemen mewah di Jakarta.
Bagi sebagian orang yang belum pernah menyewa apartemen pasti akan bingung bagaimana caranya serta syarat dan ketentuan apa saja yang harus dilengkapi. Jika kamu ragu dan bingung seperti apa, tidak ada salahnya kamu mencari informasi apartemen melalui internet. Namun ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyewa apartemen. 
Berapa Anggaran Kamu? 
Bagi kamu yang menginginkan tinggal di apartemen dengan fasilitas yang lengkap serta pemandangan yang menarik, pastinya tidak murah untuk anda mendapatkan semua itu. Sebelum kamu benar-benar ingin menyewa, pastikan terlebih dahulu apakah anggaran sewa dan biaya iuran apartemen sudah sesuai dengan budget bulananmu? Cek terlebih dahulu penghasilan anda tiap bulannya dengan pengeluaran makan, hiburan, dan pengeluaran pribadi sebelum kamu pindah ke apartemen. Belum lagi ditambah iuran pengelolaan dan biaya sewa apartemen. Jika penghasilan kamu sudah cukup untuk melengkapi semua itu, tidak ada salahnya untuk anda berpindah ke apartemen. 
Berapakah Biaya Sewa dan Tambahan Iuran yang Perlu Dibayarkan? 
Cara yang paling mudah bagi anda yang baru pertama kali menyewa apartemen yaitu kamu harus mencari tahu berapa biaya sewa yang dibayarkan dan apakah sudah sudah cukup untuk biaya kebutuhan mendasar saat menyewa apartemen. Karena jika tidak, kamu akan merasa kecewa jika anda tidak bisa menikmati fasilitas tertentu hanya karena tidak jeli memeriksa dulu cakupan dari biaya sewa yang kamu keluarkan. 
Apakah Ada Biaya Tambahan untuk Proses Pindah? 
Pada saat kamu pindah tempat tinggal pastinya memerlukan bantuan orang lain untuk mengurus barang-barang. Terlebih kamu sebagai seorang perantau, terkadang bingung harus minta bantuan ke siapa. Jika kamu meminta bantuan ke rekan atau tetangga pastinya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membayarnya, cukup dengan mengajaknya makan. Tetapi jika anda mencari bantuan dengan menghubungi perusahaan penyedia jasa angkut barang, pasti anda harus membayarnya dan biasanya ada paketan harga tertentu mulai dari pengemasan hingga pengiriman barang sampai ke apartemen. Bsar kecilnya tergantung berapa banyak barang yang harus di kemas dan diangkut. 
Apa yang Perlu Dibayar Ketika Menyewa Apartemen? 
Apabila kamu menyewa apartemen, ada beberapa aturan yang wajib kamu ketahui. Tidak semua apartemen itu sama aturannya, masing-masing manajemen berbeda. Ada beberapa hal yang perlu kamu bayar ketika menyewa apartemen. 
Pertama, kamu wajib membayar DP atau uang muka sewa apartemen senilai satu bulan. Uang muka ini sebagai tanda bukti keseriusan kamu dan pemilik mengenai sewa apartemen. 
Kedua, pembayaran utilitas atau yang dikenal dengan tagihan air, saluran pembuangan, gas, sampah dan listrik. 
Ketiga yaitu biaya parkir, untuk biaya ini biasanya ditentukan berdasarkan kendaraan yang dibawa. Tetapi beberapa apartemen ada yang tidak menarik biaya parkir. 
Keempat, bagi yang memiliki hewan peliharaan kamu diminta untuk membayar deposit hewan peliharaan untuk berjaga-jaga jika ada kerusakan di area atau fasilitas gedung apartemen tersebut. Namun, ada juga apartemen yang tidak memperbolehkan penghuninya untuk memelihara hewan peliharaan apapun. Jika peraturan tersebut dilanggar, biasanya penghuni apartemen akan dikenakan sanksi. 
Kenyamanan tinggal di apartemen di Jakarta.
Nah, apakah kamu sudah memiliki target khusus dalam memilih apartemen? Nggak ada salahnya lho untuk memulai sebuah rencana dan tinggal di apartemen yang lebih praktis, cepat akses ke mana-mana dan juga tentunya memiliki ruang tertentu untuk kita yang lebih suka kita nyaman dan aman.
Categories
Uncategorized

ASUS VivoBook S; Pilihan Warna Cerah dan Kerja Lebih Bertenaga untuk Kaum Milenial

Suasana hati memang sangat memengaruhi apa yang sedang dikerjakan. Dalam keadaan bad mood apapun menjadi rancu. Namun, kadangkala pakaian, pernak-pernik lain yang kita pakai bisa menjadi penunjang naikkan mood itu sendiri. Segala keindahan yang ada di sekeliling kita sebenarnya adalah motivasi yang tidak tersentuh namun sangat berperan penting. Dalam bekerja dengan laptop misalnya, perubahan itu terjadi apabila saat bekerja baterai cepat habis, keyboard yang keras maupun software yang tidak lagi cepat.

Adakalanya, kita butuh perubahan. Kecil atau besar akan membawa pengaruh kepada pekerjaan yang sedang dijalani. Misalnya, pemilihan warna laptop menjadi ciri khas atau bahkan mengantarkan mood kembali ke tempat yang sebenarnya. Warna-warna cerah ini tidak hanya sekadar tempelan semata tetapi sangat dipercaya dalam memperkaya hari. ASUS berani keluar dari zona aman di mana laptop hanya warna hitam dan putih semata. Kali ini, ASUS membawa laptop-laptop dengan warna cerah dan benar-benar membuat hari lebih menyenangkan. 
Laptop itu adalah VivoBook S S430UN. Dengan pilihan warna yang tepat, dibuat dengan ringkas, tipis dan ringan pula, tentu akan menjadi sebuah godaan menarik untuk anak muda. Laptop yang menyasar kalangan muda ini memang penuh stylish, bisa bergaya saat menentengnya, dinamis dalam bekerja dan tentu saja bertenaga. Meskipun ASUS ‘mewarnai’ laptop ini dengan lima pilihan bukan berarti memangkas hal-hal penting seperti prosesor. Laptop yang tipis dan ringan sudah menjadi bagian dari gaya hidup hampir semua orang, hanya saja tidak semua mau membeli laptop dengan harga mahal. Tetapi, laptop ini memiliki pilihan menarik dan mampu bersaing untuk urusan harga. 
ASUS VivoBook S warna hijau yang mengoda.
Saya rasa, ASUS akan kembali menarik calon pengguna untuk memilih laptop dari pabrikan ini karena elegan sudah pasti didapat, mendukung gaya hidup apalagi untuk seorang selegram yang penuh warna, dan pekerjaan akan mudah selesai karena performa yang ditawarkan. ASUS VivoBook S ini merepresentasikan jiwa muda, kreativitas dan inovasi tinggi dalam berkarya. Maka, tak heran jika ASUS memboyong tiga Key Opinion Leader (KOL) dalam mengenalkan produk ini. Kelima KOL ini antara lain Rizki Febian, Tya Magdalena (Paopao), Franda, Ayuenstar, dan Cecil Xu. 
KOL yang mewakili jati diri mereka dalam warna berbeda.
Kelima KOL ini – seperti yang sudah saya sebut – mewakili masing-masing warna dari laptop ASUS. Misalya, Franda yang menyebut sangat menyukai warna merah karena bisa menambah mood dan semengat. Rizki memberi pendapat bahwa warna hitam adalah pilihan yang sangat cocok untuk pria karena universal. Demikian dengan ketiga KOL lain yang memiliki alasan tersendiri memilih warna yang tepat. 
Sebenarnya, apa yang patut dinanti dari VivoBook S S430UN ini? Pertama, tampil dengan NanoEdge Display yang mana sangat cocok untuk anak-anak muda di gaya hidup digital ini. Bodi yang ramping, tipis dan material yang sangat cocok dimiliki oleh mereka yang produktif dengan karya-karyanya. Kombinasi yang keren juga dengan konsep internet saat ini yang terus-menerus mengejar anak-anak muda agar terus berbenah mendapatkan hal terbaik dalam hidup mereka. Stylish sudah pasti, lantas prosesor Intel Core akan sangat menunjang aktivitas menjadi lebih baik lagi. 
Kombinasi Warna Mewakili Emosi 
Warna-warni ASUS VivoBook S.
Saya sudah sebut bahwa ASUS VivoBook S S430UN memiliki 5 warna. Kelima warna itu adalah Firmament Green, Starry Grey-Red, Silver Blue-Yellow, Gun Metal, serta Icicle Gold. Warna yang akan memberikan nilai lebih kepada laptop dengan tebal 18 mm dan berat hanya 1,4 kg. 
Hal ini sangat menarik yang mana laptop murah yang ringan saat ini belum banyak di pasaran. Apalagi jika menyasar anak muda yang suka berpergian namun dituntut untuk tetap update, maka laptop ini sangat cocok untuk dibawa. Desain khusus dari laptop ini juga mewakili perasaan anak muda apalagi yang tak bisa lepas dari laptop yang mana sedikit saja hilang mood maka kreativitas juga tidak dapat ditarik kembali. 
Catatan penting soal warna adalah perkembangan dari laptop yang tidak hanya berhenti di satu sisi saja. Laptop dengan warna hitam dan putih sangat mendominasi saat ini sehingga anak-anak muda merasa kaku dan bahkan enggan menentengnya. Belum lagi bicara bobot yang berat, ke kampus saja seolah malas sekali dibawa karena berat. Namun, saat ASUS memberi solusi terbaik dengan pilihan warna yang pas, berat yang tidak akan membuat punggung sakit atau tipis yang mudah masuk ke dalam tas dan ransel. 
Kemewahan lain didapat dari fitur NanoEdge Display yang mana layar terkesan sangat tipis. Tampilan bezel yang tipis ini dihadirkan lewat tiga sisi layar, yaitu bagian atas dan samping, sehingga tampilannya terlihat lebih lega dibandingkan laptop lainnya. Tidak ada lagi limitasi di layar laptop ini sehingga kita bisa melihat tampilan lebih lega dari sebelumnya. 
Laptop dengan fitur NanoEdge Display juga sangat nyaman untuk multimedia yang mana saat ini sangat digemari anak-anak muda. Rasio layar sebesar 84% terhadap bodi sangat membantu saat menonton. Sudut pandang sampai 178 derajat juga membuat laptop ini bisa dilihat dari beberapa sudut tanpa halangan. 
Selain itu, ASUS memberikan hal istimewa untuk laptop ini yang mana fitur ErgoLift memungkinkan bodi bagian bawah VivoBook S S430UN terangkat dan membentuk sudut 3,5° ketika layarnya dibuka. Desain ini membuat kegiatan mengetik menjadi lebih nyaman. Keyboard laptop ini juga sudah dilengkapi dengan LED backlight yang memungkinkan penggunaan dalam kondisi gelap. Padahal, jika menelusuri fitur ini biasanya hanya terdapat pada laptop-laptop kelas atas. 
Biasanya, saat bekerja dalam waktu lama dengan laptop, perangkat ini akan panas. Namun karena desain ErgoLift membuat sistem pendinginan dapat berjalan lebih lebih optimal berkat adanya ruang di bawah bodi yang terangkat. Desain ErgoLift akan meningkatkan pengalaman penggunaan serta menjamin performa yang lebih stabil. Maka, dapat dipastikan bodi panas akan mudah terhindari meskipun menggunakan laptop ini dalam waktu lama. 
Powerful untuk Bantu Pekerjaan Sehari-hari 
Peluncuran resmi di Jakarta. 
ASUS mewakili kemauan anak-anak muda untuk berkreativitas. VivoBook S S430UN dibekali dengan prosesor Intel Core generasi ke-8 yang dikombinasikan dengan RAM DDR4 2400MHz sebesar 8GB membuat laptop ini memiliki performa yang luar biasa. Media penyimpanan SSD sebesar 256GB di laptop ini memastikan aplikasi dapat berjalan lebih kencang dan tidak memiliki waktu loading yang lama. Hal ini sangat dibutuhkan kaum milenial untuk mengedit video, mengakses internet secara cepat maupun mengerjakan grafis lain. 
ASUS membenamkan chip grafis Nvidia GeForce MX150 yang mampu melewati tugas berat seperti video editing, photo editing, bahkan bermain game casual dengan baik. Tak bisa dipungkiri lagi bahwa kebutuhan edit video telah menjadi makanan sehari-hari bagi anak muda yang gemar main Youtube. ASUS juga menawarkan versi tertinggi untuk laptop ini yaitu prosesor Intel Core i7-8550U yang memiliki konfigurasi 4 core 8 thread dengan kecepatan pemrosesan hingga 4.0GHz. 
Dukungan penting lain adalah daya tahan baterai. Kenapa ini penting? Kembali lagi bahwa kaum milenial saat ini lebih banyak bekerja di luar luar ruangan daripada berada di dekat colokan listrik. Maka, ASUS VivoBook S S430UN dengan baterai Lithium-Ion yang memiliki 3-cell dengan daya 42Wh sangat cocok untuk mereka. Baterai di laptop ini mendukung teknologi fast charging yang mampu mengisi 60% daya baterai hanya dalam 49 menit. Jadi, untuk mereka yang kreatif di mana-mana masih bisa berkarya. 
Kaum milenial adalah Youtuber atau blogger atau selegram keren yang tidak bisa jauh dari internet. ASUS VivoBook S S430UN dilengkapi dengan Wi-Fi 802.11ac yang telah didukung WiFi Master Technology. Tentu, sangat berguna untuk terus terkoneksi dengan internet dalam waktu lama dan cepat. Laptop juga memiliki Bluetooth 4.2 yang memungkinkan penggunanya menghubungkan berbagai peripheral mulai dari mouse, wireless headphone, serta perangkat lainnya. Kecepatan dan ketepatan waktu menjadi pertimbangan khusus dalam memilih laptop ini. 
VivoBook S S430UN memiliki 3 port USB Type-A yang salah satunya merupakan USB 3.1. Port lain adalah USB Type-C, HDMI, MicroSD Card Reader dan Combo Audio Jack. ASUS menawarkan VivoBook S S430UN dengan harga Rp. 15.099.000 untuk Intel Core i7 8550U, Rp. 12.799.000 untuk Intel Core i5 8250U dan Rp 8.599.000 untuk VivoBook S330. Sudah siap untuk menjadi generasi milenial yang keren dan kreatif?
Main Spec. ASUS VivoBook S S430UN
CPU Intel Core i7 8550U Processor Quad Core (8M Cache, up to 4.0GHz)
Intel Core i5 8250U Processor Quad Core (6M Cache, up to 3.4GHz)
Operating System Windows 10
Memory 8GB DDR4 2400MHz SDRAM
Storage 256GB SATA 3 M.2 SSD + 1TB HDD
Display 14” (16:9) LED backlit FHD (1920×1080) with NanoEdge Display
Graphics Discrete graphics Nvidia MX150 2GB GDDR5 VRAM
Integrated Intel UHD Graphics 620
Input/Output 1 x Type-C USB3.1 (GEN 1), 1 x HDMI, 1 x USB 3.1 port (Gen 1),
1 x Microphone-in/Headphone-out jack,
2 x USB 2.0 port, 1 x MicroSD Card Reader
Camera HD Web Camera
Connectivity Dual-band 802.11ac Wi-Fi, Bluetooth 4.2
Audio ASUS SonicMaster stereo audio system with surround-sound,
Array microphone with Cortana voice-recognition support
Battery 3 Cells 42 Whrs Lithium-Ion battery with Fast Charging
Dimension (WxDxH) 323 x 226 x 18 mm
Weight 1,4Kg with Battery
Colors Firmament Green,
Starry Grey-Red,
Silver Blue-Yellow,
Gun Metal,
Icicle Gold
Price Rp15.099.000 (Intel Core i7 8550U model)
Rp12.799.000 (Intel Core i5 8250U model)
Warranty 2 tahun garansi global senilai Rp900.000
Categories
Uncategorized

Guru Honorer; Kerja Dipaksa Namun Nggak Dibayar

Jangan mengejek dengan
kalimat; mereka mengajar karena tidak ada pilihan, siapa suruh menjadi guru
honorer, mereka adalah orang-orang bodoh, mereka tidak pintar, mereka tidak
layak mendapatkan posisi sebagai pegawai negeri, kenapa tidak mencari kerja lain
saja, sudah dibilang tidak akan diangkat jadi pegawai kenapa masih mau menjadi
guru honorer!
Biasanya,
cibiran itu terjadi begitu saja di antara ‘penggemar’ dunia maya yang mungkin
lebih penggangguran daripada guru honorer, atau bahkan masih gemar ‘memalak’
orang tua untuk membeli paket internet. Posisi guru honorer di Indonesia memang
tidak menguntungkan saat ini, mereka kerja, dipaksa memenuhi tuntutan pekerjaan
sama dengan guru pegawai namun tidak dibayar layak.

Saya guru honorer, lantas saya harus bagaimana?
Pendapat yang
berulangkali muncul – bahkan dari orang berkepentingan, lembaga dan juga tokoh
masyarakat – tentang, berhenti menerima
tenaga guru honorer
, namun mereka tidak pernah terjun ke lapangan. Tidak pernah
melihat langsung proses belajar mengajar. Mereka yang gemar memberikan pendapat
di media massa atau memenuhi status media sosial tersebut sama sekali ‘jijik’
untuk terjun  ke pedalaman Indonesia
dengan becek meskipun tanpa hujan lebat semalam.
Semua sekolah
saat ini membutuhkan guru honorer untuk memenuhi tuntutan kurikulum yang terus
diubah sesuka hati tanpa memihak kepada anak didik. Guru pegawai yang telah
disebut profesional dengan gaji tetap, tunjangan harian dan tunjangan
sertifikasi, tidak akan pernah mau mengajar lebih dari 24 jam. Maka, pelajaran-pelajaran
atau jam-jam yang tidak terisi tersebut dilimpahkan kepada guru honorer, untuk
memenuhi jam yang telah ada di sistem online,
SIMPATIKA (Kementerian Agama) dan DAPODIK (Kementerian Pendidikan). Sistem online ini secara jelas membaca
kekurangan dan nama-nama guru honorer yang malang itu ada, memiliki NUPTK,
punya NPK, punya atribut lain dalam keaktifan mengajar tiap semester, bahkan
dibaca dengan otomatis berapa lama mengabdi sebagai guru honorer.

Baca Juga:

Semua Orang Bisa Jadi Penulis; Semua Orang Bisa Naik Pesawat Gratis di Era Digital

Kubuka Inspirasi dari Meja Guru Honorer ke Blogger Terbaik

Kemudian,
masih juga disebut tidak kekurangan guru? Nicaya hal ini memanipulasi data di hari
terik. Sistem online yang dibuat oleh
pemerintah tersebut guna memudahkan, mendata dan kebutuhan mendesak lain yang
terbaca secara menyeluruh dan tidak bisa dimanipulasi. Guru honorer yang telah
sekian tahun mengajar, dibaca oleh sistem sebagai tenaga pendidik dengan jumlah
jam, absensi harian dan juga urusan administrasi lain yang harus dipenuhi sama
dengan pegawai negeri. Namun, sekali lagi, di sistem saja telah terbaca dengan
jelas bahwa tidak ada pemasukan untuk tenaga lepas ini. Guru honorer tetap saja
pulang sekolah harus ke sawah, menjual sayur-mayur, menjala ikan atau merajut
benang dalam asa untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.
Bahkan,
saat anak-anak muridnya telah jadi pegawai, tentara, polisi maupun karyawan swasta
sekalipun, guru honorer tetap sama derajatnya dalam bekerja. Saat anak-anak
murid mereka telah memiliki rumah besar, mobil mewah berkat kerja kerasnya,
guru honorer masih menggigit jari untuk menemukan cara menanak nasi yang entah
di mana rupiah itu ada. Ini berlangsung bertahun-tahun. Terus terjadi. Begitu
saja.
Ada permintaan,
pemerintahan daerah ‘haram’ rekrut guru honorer. Kepala sekolah jangan terima
guru honorer. Lantas siapa yang mengajar? Guru pegawai? Tentu tidak mau dan
tidak boleh sesuai aturan di sistem online
tersebut. Guru Fisika HARAM mengajar Geografi karena tidak sesuai ‘kode’ sertifikasi
meskipun kaidah ilmunya hampir sama. Namun, guru honorer yang bagai hantu di
siang bolong ‘terserah’ mau mengajar apa asalkan jam kosong di sekolah terpenuhi.
Jangan pernah
merekrut guru honorer lagi! Pendapat ini terus mengalir dari luar pagar
sekolah. Dari orang yang tidak tahu-menahu. Dari mereka yang sok elit hidupnya.
Dari orang yang sok mengerti pendidikan. Dari orang yang hanya mengunjungi
sarana pendidikan untuk kebutuhan penelitian, naik pangkat, golongan sampai
menjadi profesor. Tetapi, keadaan akan membalik situasi saat tuntutan kurikulum
melonjak tajam, jam-jam bertambah sesuai banyaknya peserta didik, guru pegawai
tidak ada atau tidak mau mengajar lebih dari 24 jam, maka tenaga guru honorer
yang tunggang-langgang dengan sepeda ontel masuk ke dalam kelas.
Sama sekali
tidak mungkin memecat guru honorer di Indonesia ini. Pecat guru honorer sama saja
tutup sekolah dimaksud.
Apakah guru
honorer tidak profesional? Saya rasa tidak demikian dalam memandang seorang
guru honorer. Guru pegawai dengan sertifikasi saja bisa sangat tidak
profesional dalam segala hal saat ini. Saya berikan perbandingan. Guru honorer
mampu mengerjakan tugas dengan baik untuk urusan perangkat pembelajaran, guru
pegawai ‘hanya’ mampu mengeluarkan uang untuk kebutuhan tersebut. Mereka cukup
duduk santai, manis, mempercantik diri, karena urusan RPP, Silabus, dan
lain-lain telah diselesaikan oleh guru honorer. Contoh lain, saat Kurikulum
2013 menuntut pembelajaran menggunakan media digital; penggunaan infokus, slideshow dan laptop, maka guru pegawai
akan merapat dan sedikit ‘memaksa’ guru honorer untuk menghidupkan laptop,
infokus dan juga membuat slideshow
yang menarik. Guru dimaksud hanya tinggal menekan tanda panah ke atas dan ke bawah
di keyboard.
Di sisi
lain, kurikulum yang terus naik derajat, mau tidak mau pengisian raport juga dilakukan
melalui aplikasi Excel. Kembali dalam keanggunan dan keindahan hidupnya, guru pegawai
akan mendekati guru honorer yang profesional untuk membuat nilai perkelas dan perbidang
studi, juga membuat raport sampai selesai. Guru yang telah profesional itu
hanya menunggu hasil print out saja
untuk dibagikan kepada peserta didik.

Baca Juga:

UNBK: Ini Belum Berakhir Tetapi Baru Dimulai

ZenFone Max Pro M1 Ubah Era Primitif Gaming Jadi Berkelas



Fenomena ini
terus terjadi. Di mana-mana. Dikeluhkan. Didengar namun tidak dipedulikan sama
sekali. Soal mengajar tentu hal tentatif dan relatif. Saat ini, siapa yang
tidak bisa mengajar? Asalkan mental ada, semua materi bisa dikuasi dengan
mudah. Masuk ke dalam kelas cuma mengandalkan slideshow hasil unduhan internet sudah bisa jadi guru. Mengajar cuma
teriak-teriak di dalam kelas selama 45 menit kali 2, lepas dari itu kembali
bercerita soal gaji atau tunjangan yang belum masuk rekening. Saat kesusahan,
ada guru honorer yang siap membantu.
Namun, di
mana posisi guru honorer tersebut? Entah di langit. Entah di bumi. Entah di
alam khayalan. Entah di dunia nyata. Masih saja guru honorer dianggap tidak
profesional, tidak bisa diandalkan meskipun telah 10 sampai 15 tahun mengabdi
untuk negeri. Padahal, guru honorer sama kedudukan bahkan lebih baik dari guru
pegawai dalam mencetak anak negeri. Jika kondisi yang saya sebutkan tadi, semua
kebutuhan guru pegawai adalah ‘isi’ otak guru honorer, maka yang profesional
itu adalah guru honorer.
Datanglah solusi
dari pemerintah dengan merekrut calon guru melalui sistem CAT. Pemerintah melupakan
jasa guru honorer yang telah lama mengabdi, memiliki nomor induk mengajar,
telah profesional dalam segala hal namun dicampakkan karena kesalahan sistem. Guru
honorer ikut tes, jawab soal yang terkadang terlalu mengawur untuk mencari
seorang guru profesional, lalu guru honorer hanya mendapatkan nilai 200 yang
artinya tidak lulus passing grade
sesuai yang dibekukan oleh pemerintah saat ini. Kemudian, datang sarjana baru
mampu menjawab sampai 400 nilainya, lulus menjadi pegawai namun begitu tiba di
sekolah akan mendekati guru honorer yang tidak lulus tes tersebut dalam segala
urusan karena guru pegawai sudah tidak bisa diandalkan!
Layakkah guru
honorer yang lebih profesional di lapangan disebut bodoh? Tentu saja tidak. Ada
yang disebut keberuntungan, adapula kesalahan sistem. Soal keberuntungan
misalnya, saya yakin sekali dari sekian orang yang ikut tes hasil tebak-tebakan
kancing baju lalu memenuhi passing grade.
Namun, adapula yang menjawab dengan serius, benar namun karena kesalahan sistem
malah tidak lulus.
Saya teringat
waktu pelaksanaan UNBK. 2 jam tes tinggal lima menit yang artinya peserta harus
mengakhiri ujian. Saya mendampingi semua siswa untuk menekan SELESAI, saya cek jawaban
sudah terjawab semua atau belum. Peserta keluar ruangan, saya ke komputer server – operator – lalu mengecek
kembali jawaban mereka. Sayangnya, beberapa dari siswa saya ini tidak menjawab
semua jawaban. Misalnya, soal 50 terjawab 45 padahal waktu menekan selesai
semua soal telah terjawab. Tidak ada cara lain untuk solusi ini selain terus
mengirim hasil ujian ke pusat. Saya tekan kirim, gagal, kirim lagi, gagal, kirim
lagi sampai semua data siswa ini terkirim ke server pusat di Jakarta.
Apakah proses
ini sehat? Tentu saja tidak. Sistem ujian online
– UNBK atau CAT – belum sebesar server
Facebook atau Youtube. Jadi, kesalahan ping
soal jawaban bisa tersangkut di alam khayangan sehingga peserta dirugikan. Ribuan
klik dalam perdetik dengan server
yang demikian maka wajar jika dalam 550 peserta CAT hanya 1 orang saja yang
lulus. Tentu, tidak semua 550 itu tidak bisa menjawab, tidak pintar, namun
karena masalah ‘kekinian’ ini menjadi sebuah perkara yang serius.
Guru honorer
yang lebih profesional, ikut tes meski telah beruban adalah beruntung tidak
beruntung dalam menjawab soal dan bersaing dengan mereka yang masih fresh graduate. Beban kerja yang
ditinggal, keluarga yang penuh harap, lalu tidak lulus dianggap bodoh, maka pulang
ke sekolah kembali menjadi guru honorer ‘bodoh’ meskipun mereka telah mengajar
lama, menjadikan anak didiknya seorang pejabat, bahkan jadi pegawai di
sekolahnya sendiri!
Dari sudut
apapun menilai tentang ini, guru honorer tetap lebih unggul meskipun dikucilkan,
dibuang dan disebut bodoh. Pemerintah atau pejabat mengharamkan rekrutmen guru
honorer, tetapi di sekolah membutuhkannya. Pejabat berkoar-koar, apakah mereka
mau mengajar di sekolah? Tidak akan pernah. Kembali lagi, guru honorer yang
menjadi tumbal terbaik.

Baca Juga:

Wonderful Indonesia; Titip Rindu dari Jejak Tsunami Aceh

Writingthon Asian Games 2018; Sebuah Pengantar di Rindu ke-18



Nah, tahun
ini telah direkrut begitu banyak guru melalui sistem yang disebut baik sekali
itu. Namun, kebutuhan guru juga tetap masih sama. Guru honorer juga tetap diandalkan
dalam urusan mengajar, kebutuhan administrasi sekolah, sampai mengurusi anak-anak
di ujian nasional. Pemerintah menutup mata, meskipun sistem online berbicara lantang. Saya tidak
mengerti kebijakan, saya tidak paham soal aturan ini dan itu. Mungkin benar,
saya adalah golongan ‘bodoh’ di lingkaran guru honorer itu. Apakah ke depan
guru honorer akan mendapat tempat? Saya tidak tahu. Apakah kami yang telah
profesional terus menjadi tenaga honorer sampai pensiun? Saya juga tidak
mengerti.
Di akhir, saya
ingin membutuhkan catatan. Tidak semua guru honorer kurang beruntung. Bukan karena
tidak ada pilihan. Tetapi, karena sekolah butuh maka guru honorer itu ada. Kita,
biasanya, akan kehilangan ketika tidak ada!
Categories
Uncategorized

UNBK: Ini Belum Berakhir Tetapi Baru Dimulai

Pengalaman pertama tidak selamanya membawa pengaruh besar dan tidak semuanya berdampak baik terhadap kelangsungan ke depannya. Demikian pula dengan pelaksanaan UNBK di MTsN 1 Aceh Barat di mana kami baru memulai untuk tahun ini dan tidak mungkin mencapai taraf sempurna tetapi hanya berada pada tingkat mendekati sempurna. Kami telah mengerahkan kekuatan sampai lebih besar daripada sebelumnya dan mampu melewati masa sulit seperti yang telah disebutkan. Maka, kami mengapresiasikan kesuksesan ini untuk semua komponen pendukung dan juga kepada siswa-siswi sebagai peserta ujian yang tidak mengeluh meskipun internet ngadat maupun menunggu TOKEN bagai seabad purnama. 
Catatan UNBK.
Tantangan ke depan justru lebih besar di mana ketika kami memulai pelaksanaan ujian berbasis komputer tahun ini, maka tahun-tahun selanjutnya adalah ‘wajib’ untuk ujian serupa. Apabila kami tidak melaksanakan maka disebut telah mengalami kemunduran. Pilihan yang akan dibuat adalah tetap melaksanakan ujian berbasis komputer ini meskipun banyak kendala dan hambatan yang bisa saja terjadi, terutama perangkat pendukung yang tidak selamanya tersedia dengan baik. 
Tahun ini semua laptop disediakan oleh orang tua peserta ujian dengan berbagai cara namun tahun berikutnya belum tentu orang tua memiliki kemampuan yang sama. Kekhawatiran ini barangkali menjadi dasar pertimbangan bahwa permulaan yang sukses menjadi cambuk yang sangat sakit di masa mendatang. Pertarungan yang sebenarnya di masa mendatang yang tidak diketahui keberadaannya. 
Pelaksanaan UNBK untuk seluruh sekolah dan madrasah maupun ujian penyetaraan akan terus disempurnakan menjadi 100%. Meskipun di lapangan terkendala teknis maupun perangkat pendukung tetapi pemerintah telah berniat kuat untuk melaksanakannya. Strategi dan cara terbaik diberikan keluasaan kepada sekolah atau madrasah yang menjadi pelaksana ujian berbasis komputer ini. 
MTsN 1 Aceh Barat tak lain sebuah madrasah yang cukup terpandang di Kecamatan Samatiga bahkan Kabupaten Aceh Barat. Meskipun berada di suasana pedesaan yang adem tetapi tidak menutup kemungkinan nama madrasah ini dikenal lebih luas. Tidak hanya angka 1 tetapi sarat prestasi dan juga keberanian untuk melaksanakan ujian berbasis komputer. Di saat madrasah lain berpikir dua kali untuk meminjamkan laptop kepada siswa, maka kami telah berani bertaruh untuk itu. Tidak mudah mengumpulkan kepercayaan dari orang tua dan siswa soal laptop ini. 
Seandainya orang tua siswa tidak mau meminjamkan laptop untuk pelaksanaan ujian berbasis komputer tahun ini maka tak akan ada UNBK di MTsN 1 Aceh Barat. Kepercayaan orang tua siswa terhadap madrasah telah menjadi sebuah apresiasi yang tidak bisa diganti dengan apapun. Bagaimana tidak? 30 laptop dengan rata-rata harga Rp 5.000.000 maka setidaknya membutuhkan dana sebesar Rp 150.000.000 (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah). 
Angka tersebut tidak sebanding dengan kepercayaan yang telah diberikan orang tua kepada madrasah yaitu MTsN 1 Aceh Barat. Laptop yang dipinjamkan itu hampir 1 bulan penuh dengan memisahkan hari berdasarkan simulasi, gladi bersih, UNBK, dan juga UAMBK. Risiko yang muncul bahkan jauh lebih besar tetapi berhasil dilewati sehingga kepercayaan orang tua masih tetap bisa dijaga dengan baik. 
Waktu yang dihabiskan pelaksana ujian; termasuk di dalamnya, teknisi, operator, waka kurikulum yang bertugas lebih besar, kepala sekolah dan juga pihak lain yan terlibat memang tidak bisa diganti dengan materi dalam jumlah banyak. Teknisi dan operator adalah dua sosok yang lebih banyak menghabiskan waktu sebelum dan sesudah ujian. Kekhawatiran teknisi dan operator melebihi siapapun meskipun tidak dijabarkan dalam kata-kata dan bahkan emosi. Sesekali tidak bisa dielak saat siswa yang melakukan kesalahan atau sengaja mengangkat laptop sehingga kabel LAN terputus. 
Proses yang dinikmati ini akan kembali terjadi di tahun-tahun berikutnya di mana pelaksanaan ujian berbasis komputer kembali digelar. Apakah akan sama atau berbeda? Tiada yang tahu. Pelaksanaan UNBK dan UAMBK tahun ini saja banyak sekali perubahan aturan dan bisa saja di tahun-tahun ke depan akan dilakukan penyempurnaan kembali, meskipun – sekali lagi – sekolah atau madrasah harus meminjam laptop kepada orang tua siswa. 
Di akhir tulisan ini, UNBK baru dimulai dan belum berakhir dalam beberapa tahun ke depan. Semoga semangat dan menikmati setiap proses karena senyum siswa lebih menyenangkan daripada mengerutkan kening akan proses yang tersendat-sendat. [] 
Categories
Uncategorized

Catatan Penting dari Teknisi dan Operator UNBK

Teknisi dan operator adalah 2 tokoh penting dalam pelaksanaan UNBK di semua sekolah dan madrasah. Kedua orang ini memastikan bahwa ujian berbasis komputer dapat berjalan dengan aman, lancar dan tanpa kendala yang berarti. Keduanya juga yang terlibat aktif dalam memulai dan mengakhiri proses pelaksanaan ujian berbasis komputer ini.
Siswa mengikuti UNBK dengan penuh konsentrasi.
Catatan apa yang sebenarnya harus dibuat oleh teknisi maupun operator? Jika ingin dikalkulasikan tentu saja sangat banyak sekali. Teknisi terlibat langsung terhadap perangkat pendukung ujian seperti laptop, jaringan LAN dan lain-lain. Operator tak lain sosok yang tidak hanya melakukan sinkronisasi tetapi juga yang akan memastikan bahwa pelaksanaan ujian berlangsung aman. 
Soal tugas dan tanggung jawab dari teknisi dan operator sudah tertuang dalam peraturan pelaksanaan UNBK itu sendiri. Kami menilai itu sangat tentatif karena ketika di lapangan sangat jauh berbeda. Pelaksanaan ujian berbasis komputer di MTsN 1 Aceh Barat memang memiliki teknisi dan operator tetapi pada pelaksanaan, keduanya saling membantu satu sama lain. Hal ini yang kemudian membuat pelaksanaan ujian lebih ringan dan tidak menemukan kendala yang berarti. 
Pelaksanaan UNBK di MTsN 1 Aceh Barat telah selesai dilaksanakan. Selama proses tersebut, peserta ujian cukup kooperatif dalam mengerjakan soal dan menggunakan waktu dengan baik. Kendala yang telah disebutkan sebelumnya dapat kami atasi dengan mudah seperti dengan sigap mengganti laptop yang bermasalah dengan laptop lain, menulis kembali TOKEN yang berganti setelah 15 menit lalu meminta siswa melanjutkan ujian. 
Kendala yang paling dirasakan adalah kekhawatiran saat pelaksanaan ujian itu sendiri, baik mengenai laptop, jaringan internet maupun koneksivitas dari komputer server ke server pusat yang terkendala. Di hari pertama pada sesi pertama UNBK manakala server pusat belum membuka akses, kami begitu khawatir tentang semangat peserta ujian yang akan padam karena harus menunggu 1 jam. Begitu pula saat satu laptop terputus jaringan karena kabel LAN bergeser, harapan siswa yang bersangkutan adalah kepada kami yang ada di dalam ruang ujian tersebut. 
Jika berbicara tentang perangkat pendukung, kami selalu waspada terhadap laptop yang mungkin saja bermasalah. Efek dari ini tentu saja pertanyaan siswa yang bersangkutan mengenai laptop miliknya. Kami pikir wajar jika siswa khawatir karena laptop termasuk ke dalam barang mewah yang akan digunakan dalam waktu lebih lama. Maka dari itu, alangkah baiknya perangkat pendukung ujian ini disediakan oleh pemerintah. 
Catatan penting dari pelaksanaan ujian berbasis komputer di MTsN 1 Aceh Barat telah membuka jalan terbaik untuk proses ujian itu sendiri. Dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan karena ujian model ini tidak serupa dengan ujian model lama. Salah strategi dan tidak begitu paham akan sistem, maka pelaksanaan ujian bisa berdampak tidak baik. Kendala yang kami hadapi selama proses ujian memang tidak serumit yang madrasah lain alami, tetapi kendala ini kemudian menjadi catatan untuk melaksanakan ujian serupa di tahun-tahun berikutnya. 
Tahap demi tahap kami nikmati bersama peserta ujian karena dengan itu proses yang dilewati tampak sangat mudah. Kami selalu memastikan bahwa peserta ujian mampu melakukan login dengan benar, memasukkan TOKEN dengan cepat dan logout dengan sempurna. Salah satu alasan kenapa kami tidak membenarkan peserta ujian membawa pulang kartu ujian karena saat salah satu siswa lupa logout, maka kami yang akan melakukannya tanpa mengubah jawaban. 
Kenapa logout peserta ujian sangat dibutuhkan? Proses ini adalah mengakhiri ujian yang sedang dilaksanakan. Jika siswa tidak melakukan logout lalu komputer server memutuskan hubungan maka bisa dipastikan – kemungkinan – jawaban siswa bersangkutan tidak dapat dikirim. Di dalam sistem komputer server sendiri telah disebutkan dan terlihat dengan jelas siapa saja yang berhasil logout dan tidak. Himbauan yang tertuang di sana adalah memastikan bahwa semua siswa telah logout sebelum data ujian dikirimkan ke server pusat. 
Teknisi dan operator tidak bisa terlena dan bahkan meninggalkan peserta ujian sendirian di dalam ruangan. Kami secara bergantian di dalam ruangan apabila salah satu akan mengerjakan tugas lain. Hal ini dilakukan karena saat terjadi kendala teknis bisa langsung diatasi dengan segera. Jika tidak diatasi dengan cepat maka siswa yang bersangkutan akan ketinggalan waktu mengerjakan soal berikutnya. 
Pekerjaan yang dilakukan bersama-sama ini pula yang membuat pelaksanaan UNBK di MTsN 1 Aceh Barat tidak mengalami banyak masalah. Patut disyukuri bahwa hasil kerjasama ini membawa pengaruh besar terhadap hasil ujian meskipun tidak berada di angka 1 pencapaian secara keseluruhan. Kami telah menjawab tantangan dan tidak ada seorang siswa pun yang gagal dalam ikutserta ujian berbasis komputer ini. 
Maksimalnya pelaksanaan UNBK di mata kami bukanlah hasil akhir tetapi proses panjang yang dilalui itu sendiri. Proses tahap demi tahap ini tidak akan pernah bisa diganti dengan hasil sempurna sekalipun. Kami bersyukur bahwa peserta ujian tidak hanya bersenang-senang dalam menjawab soal tetapi mampu menghadirkan wajah baru dalam proses ujian. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh kepada adik tingkat yang akan ujian tahun depan. 
Sikap tanpa beban yang dihadirkan peserta ujian tahun ini semacam promosi untuk peserta ujian tahun depan. Selama ini adalah ketakutan tersendiri soal UNBK karena belum terlibat dan tidak tahu celah mana yang akan ditempuh jika mengalami masalah. Dengan selesainya ujian berbasis komputer tahun ini, dengan demikian telah berhasil kami mengantarkan masa depan mereka ke ambang lebih tinggi.
Categories
Uncategorized

Ujian Berbasis Komputer yang Membuat Jantung Berdebar

Perang sesungguhnya adalah hari pelaksanaan UNBK itu sendiri. Sama seperti yang telah dilakukan pada simulasi maupun gladi bersih, kami mewajibkan peserta ujian untuk datang minimal 1 jam sebelum jadwal masuk ke dalam laboratorium komputer – ruang ujian dilaksanakan. Satu hal yang patut diapresiasi dari siswa-siswi MTsN 1 Aceh Barat ini adalah ketepatan waktu mereka sehingga pelaksanaan ujian mudah saja dilanjutkan tanpa harus menunggu peserta yang terlambat.
Senyum siswa usai UNBK di MTsN 1 Aceh Barat.
Pelaksanaan UNBK pada dasarnya berlangsung aman dan peserta ujian tidak mendapatkan masalah yang berarti kecuali secara teknis. Teknis ini pun terjadi karena tidak sengaja atau ketidaktahuan mereka mengenai komputer, misalnya menggeser laptop sehingga kabel LAN terputus jaringannya dari komputer server, dan juga salah menggerakkan touchpad sehingga tampilan layar mengecil atau membesar yang dalam waktu singkat diatasi seperti semula. 
Kami dapat menyebut bahwa secara keseluruhan pelaksanaan ujian berbasis komputer di MTsN 1 Aceh Barat telah mencapai taraf yang diinginkan. Peserta ujian sangat tenang dalam mengerjakan soal, perangkat pendukung aman, internet lancar, pengiriman data hasil ujian ke server pusat juga tidak mengalami kendala dan juga pengawas ruang yang tidak menuntut apa-apa selain mengawasi saja. 
Kendala itu justru datang dari server pusat – rata-rata dialami oleh hampir seluruh sekolah di Indonesia – di mana jadwal ujian yang tertera di kartu ujian adalah pukul 07.30 untuk sesi pertama. Sayangnya, server pusat belum membuka akses masuk ke jaringan dalam waktu hampir 1 jam lebih. Masalah ini tentu saja membuat kami ketar-ketir dan peserta ujian sesi pertama sudah tidak nyaman karena terlalu lama login namun belum mendapatkan TOKEN. 
Hari pertama ujian berbasis komputer ini memang membutuhkan kesabaran untuk menunggu akses dari server pusat. Apakah server pusat tidak siap dengan gempuran banyak data yang masuk, apakah server pusat tidak mengantisipasi hal demikian di mana diketahui bahwa sebagian ada yang mendapat TOKEN dan sebagian lain menunggu waktu lebih lama, atau bahkan pemerintah belum benar-benar siap dalam melaksanakan ujian berbasis komputer! 
Dengan tidak serentaknya keluar TOKEN ujian di hari pertama untuk sesi pertama ini disebabkan bukan dari sekolah atau madrasah yang melaksanakan ujian. Pemerintah yang tidak siap menerima gempuran data masuk dari seluruh sekolah yang ujian. Maka, jalan terbaik adalah dengan membuka akses secara bertahap agar server pusat tidak jebol dan gagalnya pelaksanaan ujian berbasis komputer. 
Pelajaran penting dari pelaksanaan ujian berbasis komputer sebenarnya bagaimana pelaksana ujian maupun peserta ujian paham betul akan sistem. Tahun pertama UNBK memang terasa berat sekali tetapi setelah simulasi dan gladi serta hari pertama ujian, proses itu bahkan terasa lebih ringan. Kami telah menemukan cara terbaik sehingga membuat ujian sukses. 
Cara terbaik itu sebenarnya terletak kepada tiap madrasah yang melaksanakan UNBK. Misalnya saja dengan tidak membenarkan kartu ujian dibawa pulang peserta dengan alasan lupa dibawa keesokan harinya. Trik lain adalah siswa-siswi yang memiliki laptop didahulukan untuk masuk dan duduk di laptop miliknya. Tampaknya, hal teknis yang kami lakukan ini cukup berhasil dan membuat peserta ujian begitu nyaman melaksanakan ujian. 
Setelah hari pertama, pelaksanaan ujian berbasis komputer di MTsN 1 Aceh Barat benar-benar berhasil dilalui dengan mudah dan tanpa kendala. Hari yang mendebarkan hanyalah pada sesi pertama di hari pertama saja. Di mana, operator kami sibuk menghubungi madrasah lain dan menanyakan hal serupa yaitu akses ke server pusat yang belum dibuka. Hari kedua, ketiga dan keempat kondisi sudah kondusif dan normal di mana sesi pertama dapat login dan mendapatkan TOKEN pada pukul 07.30 WIB. 
Barangkali, hari pertama di sesi pertama adalah server pusat yang melakukan ‘cek ombak’ untuk seluruh pelaksanan UNBK. Tes tersebut berhasil dilakukan dan tidak membuat server bermasalah sehingga hari berikutnya telah aman terkendali. Ke depan, kami berharap pemerintah benar-benar harus memiliki komitmen yang lebih kuat dalam melaksanakan ujian berbasis komputer ini. Bahkan, jika perlu menyiapkan kotak masuk atau pemberitahuan lanjutan kepada sekolah atau madrasah yang belum mendapatkan kode akses. Dengan demikian, tidak akan terdapat lagi kegundahan dan kerisauan pada pelaksana ujian di lapangan. Di mana, sejauh ini, petugas lapangan selalu was-was saat server pusat belum memberikan izin masuk untuk memulai ujian. 
Akhir Ujian dengan Sebuah Senyum dari Siswa 
Hari terakhir adalah hari untuk bersenang-senang karena ujian telah selesai. Raut wajah peserta ujian tidak lagi segusar di hari pertama dengan TOKEN lama dirilis. Bahkan, saat sesi pertama masuk ke ruangan kami sudah melihat raut wajah lega dari sebagian mereka yang ujian. Tentu saja raut wajah ini menjadi pertanda baik bahwa kesuksesan ujian telah kami rasakan sama-sama. 
Rintangan dan hambatan tidak mudah dilalui begitu saja selama pelaksanaan UNBK di MTsN 1 Aceh Barat. Hari pertama yang tersendat-sendat telah berhasil dilalui dengan proses yang cukup berarti. Kami telah melewati masa-masa ‘kritis’ pelaksanaan ujian berbasis komputer dan telah menemukan celah saat terjadi masalah. 
Pelaksanaan ujian telah terakhir dilakukan selama 4 hari berturut-turut dengan sesi pertama dimulai pukul 07.30 WIB, sesi kedua pukul 10.00 WIB dan sesi ketiga pukul 14.00 WIB. Tiap sesi berbeda pula karakter peserta ujian ini namun dapat dilalui dengan ketegangan dan kenyamanan tersendiri. Proses demikian sebenarnya hanya dirasakan oleh kami yang terlibat di dalam ruang ujian semata. Proses ini kemudian dinikmati seperti air mengalir sehingga mendapatkan hasil yang maksimal yaitu tidak ada siswa yang gagal login, tidak bisa logout maupun tersisa jawaban kosong. 
Sebuah senyum saja dari peserta ujian telah menandakan bahwa pelaksanaan UNBK di MTsN 1 Aceh Barat telah berhasil. Tidak mudah melalui proses yang cukup panjang yaitu mulai dari simulasi, gladi bersih sampai pelaksanaan itu sendiri. Siswa-siswi tentu saja telah memiliki hati baja melalui proses ini sehingga maksimal sesuai ukuran yang diharapkan. 
Bagi siswa-siswi MTsN 1 Aceh Barat, akhir ujian berbasis komputer ini adalah bersenang-senang dengan berfoto maupun merayakannya dengan berbagai aktivitas lain. Namun bagi kami sebagai pelaksana ujian berbasis komputer ini, tugas selanjutnya hampir sama dengan memulai ujian. Napas lega boleh saja tetapi kami punya tanggung jawab yang lebih besar di mana laptop siswa yang telah dipinjamkan. 
Usai sesi ketiga di hari terakhir pukul 16.00 WIB, pengiriman hasil ujian ke server pusat dilakukan dengan cepat lalu tugas kami adalah membongkar kembali ke-30 laptop siswa. Tugas pertama adalah meng-uninstal atau menghapus Exambro, lalu mengaktifkan kembali update Windows dan meng-instal kembali antivirus. Kami kembali memastikan bahwa semua laptop siswa tersebut dalam kondisi aman saat dikembalikan. 
Pada saat mengembalikan laptop tersebut kami tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih kepada mereka yang terlibat. Tanpa jasa siswa-siswi itu sendiri maka pelaksanaan UNBK di MTsN 1 Aceh Barat tidak akan berjalan. Dukungan penuh dari siswa-siswi dan juga orang tua mereka yang membuat pelaksanaan ujian berbasis komputer berjalan sangat maksimal. Kami telah menepis keraguan dan telah membuat prestasi baru bahwa ujian berbasis komputer hanya membutuhkan cara dalam melaksanakannya. Setelah itu, tinggallah teknis di lapangan yang akan berkata ujian tersebut berjalan mulus atau tidak. 
Pelaksanaan ujian berbasis komputer di madrasah kami tidak hanya berjalan mulus tetapi cukup menyenangkan bagi peserta ujian. Di mana, hampir keseluruhan peserta ujian menikmati proses dalam mengerjakan soal meskipun di sisi lain terbeban dengan hasil akhir saat pengumuman kelulusan. Peserta ujian yang menikmati proses ini menjadi acuan bahwa UNBK berhasil mengubah persepsi dari ujian rumit menjadi lebih menyenangkan. 
Tak bisa dipungkiri lagi bahwa pelaksanaan ujian berbasis komputer ini setelah masa sulit adalah masa senang di mana lebih mudah, aman dikendali dan tidak repot seperti ujian konvensional. Maka dari itu, ke depannya pemerintah barangkali cukup memiliki andil besar dalam menyediakan perangkat dukungan ujian bukan cuma soal-soal berbasis online. Tidak selamanya dan tidak semua madrasah memiliki orang tua yang mampu membeli laptop untuk anak-anak mereka. Tiba pada saat ini nanti, pelaksanaan ujian berbasis komputer tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.
Categories
Uncategorized

Sistem CAT BKN Sebuah Hal Baru Rekrut Pegawai

Bicara soal
tes pegawai negeri yang baru saja usai maka kita langsung dihadapkan pada
sistem CAT BKN yang katanya unggul tersebut. Sistem CAT sendiri tak lain adalah
proses menjawab soal dengan bantuan komputer dan jaringan untuk menyaring peserta
secara transparan.
Computer Assisted Testing System (CAT) merupakan hal baru di Indonesia bahan
dunia. Negara yang maju seperti Korea Selatan saja belum menggunakan sistem
ini. Padahal, negeri ginseng tersebut telah sangat maju dalam hal teknologi.
Namun, Indonesia bisa disebut maju selangkah dalam hal ini.

Dalam sistem
CAT yang telah dipuji banyak orang ini memang unggul jika mau menilainya dari
segi transparan dan kecepatan. Di mana, peserta langsung mengetahui hasil akhir
dari soal-soal yang telah dijawab – terlepas dari passing grade yang menjadi monster
banyak sebagian besar peserta tes CPNS tahun ini. Sistem CAT yang terintegrasi
dengan internet melalui kabel LAN ke komputer server memang menarik di mana sistem ini juga diterapkan pada
pelaksanaan UNBK mulai tahun ini.
Ujian dengan komputer.
 Perekrutan pegawai
melalui sistem CAT dimulai dari proses pendaftaran sampai proses tes. Yang mana
peserta hanya perlu duduk di depan komputer lalu melewati tahap demi tahap
untuk sampai akhirnya diketuk palu lulus. Di satu sisi, sistem CAT memang
sangat unggul karena meminimalkan penggunaan kertas dan hemat waktu. Artinya,
jika jadwal ujian pukul 07.30 maka TOKEN atau PIN untuk masuk ke sesi ujian
tidak akan bisa digunakan lagi selepas sesi yaitu usai 90 menit.
Nah, sistem
CAT membuat sesi-sesi ujian yang menarik. Misalnya ada 5 sesi tiap harinya. Maka,
tiap peserta yang telah terdaftar di sesi I secara otomatis tidak bisa ikut
ujian di sesi II jika terlambat datang atau karena alasan lain. Meskipun, bisa
diolah oleh operator sistem tersebut tetapi hal ini mengajarkan kedisiplinan
sebelum lulus – sekali lagi, terlepas dari kesalahan teknis misalnya mati lampu
atau jaringan error.
Sistem CAT dengan Kelebihan dan Kekurangan
Sistem ujian
model begini memang mendapatkan kelebihan, seperti yang telah saya sebutkan
sebelumnya. Kelebihan lain adalah ketepatan waktu, yang mana selain disiplin
untuk masuk ke dalam ruang ujian juga peserta dapat melihat sisa waktu masih
ada dalam mengerjakan soal. Komputer secara otomatis akan menghitung mundur
waktu jika peserta tes telah melakukan login,
memasukkan PIN atau TOKEN.
Sistem CAT BKN.
 Waktu yang
diatur ini sebenarnya menarik sekali yang mana peserta bisa mengalkulasikan
sendiri berapa menit – atau detik – satu soal harus selesai dikerjakan. Peserta
juga tidak perlu bertanya kepada pengawas soal batas waktu yang tersisi. Apabila
waktu telah habis dan peserta belum menekan tombol ‘Selesai’ maka komputer akan
otomatis mengakhiri proses dan hasil ujian langung keluar dengan sendirinya.
Bukan berarti
sistem CAT tidak memiliki kekurangan. Barangkali, ini yang akan menjadi masukan
kepada BKN nantinya dalam memperbaiki sistem agar putra-putri terbaik tidak
terjebak dalam tes sampai akhirnya gagal ujian.
Salah satu adalah server yang digunakan haruslah lebih besar
– meskipun belum sanggup menyediakan sebesar Facebook atau Google. Dalam sekali
ujian – katakanlah – 800 peserta di sesi tersebut. Maka, tiap detik, peserta
akan menjawab. Jika di sistem konvensional adalah membulatkan dengan benar maka
di sistem CAT komputer client akan
melakukan ping jawaban atau mengirim jawaban ke komputer server.
Nah, jika
dalam proses terjadi kesalahan, maka di antara 800 peserta di sesi tersebut
bisa saja seperempat dari mereka gagal ping
jawaban. Jika gagal mengirim jawaban karena server
sibuk maka jawaban mereka tidak akan masuk. Lebih jelasnya, bahwa meskipun di
komputer client telah terjawab tetapi
belum terekam di komputer server. Hal
ini, tentu saja peserta dimaksud tidak akan mendapatkan nilai.
Maka, di
tahun depan – atau di tahun kapan ujian CAT kembali dilaksanakan – BKN wajib
menyediakan server yang cakupannya
lebih besar. Jaringan lebih baik dan komputer ujian juga lebih baik agar tidak
merugikan peserta tes.
Sistem CAT
telah dilakukan dalam merekrut calon pegawai tahun ini. Intinya, dalam menjawab
soal sama saja tetapi proses yang berbeda. Sistem CAT BKN ini mendapat perhatian
dunia di mana World Bank memasukkannya ke dalam kategori
Civil Service
Management.
In Indonesia, the
Civil Service Agency (BKN) succeeded in introducing a computer-assisted testing
system (CAT) to disrupt the previously long-standing manual testing system that
created rampant opportunities for corruption in civil service recruitment by
line ministry officials. Now the database of questions is tightly controlled,
and the results are posted in real time outside the testing center. Since its
launch in 2013, CAT has become the defacto standard for more than 62 ministries
and agencies
,” sebut Bank Dunia dikutip dari liputan6.com (15/11/18).
Suasana ujian CAT BKN.
Unsur
inovasi yang dinilai adalah sebagai berikut!

1. Aspek Political Leadership, di mana sistem CAT ditetapkan sebagai sistem rekrutmen CPNS di seluruh kementerian, 
2. Aspek Teknologi, di mana penggunaan teknologi untuk transparansi, keamanan dan kecepatan proses,
   
3. Aspek Transparansi, di mana sistem proses secara terbuka dan real time (langsung), 
4. Aspek Kapasitas Institusi, di mana kesanggupan semua kementerian dan kelayakan sistem sebelum ujian. 
Di akhir, apapun
sistem yang dipakai pemerintah kita harapkan mendapatkan pegawai yang unggul. Jangan
hanya pegawai yang tidak kreatif dan inovatif. Toh, sistem CAT bisa dikerjakan meskipun peserta tidak mahir komputer
sama sekali!
Categories
Uncategorized

Wonderful Indonesia; Titip Rindu dari Jejak Tsunami Aceh

Entah rindu
darimana mendera begitu saja jika bicara Aceh. Terkesan begitu cengeng saat
menyalut luka ke permukaan. Tetapi, tak ada seorang manusia mampu menghalau
perkara ini; mungkin akan berbeda dengan mereka yang amnesia. Di saat sendiri,
adalah potongan ayat senja yang pernah melabuh luka terperih lewat sewindu
lalu. Tak mau dikenang namun melintas begitu saja.

Tiap waktu,
adalah itu yang dilihat, dirasa dan diraba. Maka, wajar jika rindu berpendar ke
mana-mana karena ia merasa akan iba dan suka yang pernah mengabadikan kenangan.
Potongan itu saya mulai dari bibir pantai yang akhir 2004 hanya jerit tak
bersuara dalam kecamuk ombak ganas. Sebuah pantai yang indah, tak ada kata
untuk menjabarkan tiap kenangan dari sini. Meski saya memberi definisi dalam
banyak warna, tidak ada yang bisa mendeskripsikannya dengan sempurna keindahan
di dalam dirinya. Semenit saja berlalu, haluan itu akan berbeda bahkan
memberikan suguhan lebih manis dari sebelumnya.
Kau tak
akan pernah lupa tentang Cut Nyak Dien atau Teuku Umar. Begitu juga dengan kami
di sini. Di Ujung Kalak yang penuh sejarah, pernah disapu tsunami hingga ke
akar-akarnya, tugu kopiah menjadi tempat paling bersejarah di pantai barat
Aceh. Kau mungkin berpikir bahwa kami gagal move
on
karena musibah mahadahsyat sepanjang kehidupan manusia itu. Tetapi, roda
becak di seputar Kota Meulaboh tak pernah berhenti. Deru mesin kendaraan makin
hari makin banyak. Kota yang dulu pernah sepi, dalam sekejap bangkit dan
mengubah haluan menjadi salah satu kota ‘metropolitan’ di Aceh.
Memang,
dalam sejengkal kau bisa menemui warung kopi tetapi kota ini telah menabur
keindahan dalam menciptakan wonderful
Indonesia
dalam sesaat. Mari kita mulai dari bibir pantai, tempat di mana
Tugu Kopiah Teuku Umar telah berdiri kembali – serupa – seperti dahulu. Deru
ombak tak pernah berubah dari waktu ke waktu; gahar, ganas, menggeliat, menabur luka, memerihkan hati, dan juga
sangat lembut di sisi lain dalam mengalun pernak-pernik rindu pada luka dan
suka.
Pantai Aceh Barat yang meleburkan rindu bersama matahari terbenam.
Tiap sore, pantai
yang hanya lima menit dari pusat kota ini dipenuhi oleh muda-mudi sekitar, juga
dari daerah lain. Alam selalu berbicara dalam definisi berbeda tentang
keindahan. Matahari yang terbenam di tiap senja memancarkan aroma yang lebih
perkasa meski usianya tak lagi muda. Awan bergumpal membentuk ‘payung’ yang
teduh di senja hari. Angin laut yang kencang menggoyang-goyangkan daun kelapa
yang telah tinggi lagi, meskipun tsunami
telah mencabutnya sampai ke akar.
Apakah
ombak di sini masih ganas? Tentu. Di mana-mana barangkali demikian. Sejauh mata
memandang adalah laut yang tak pernah berhenti mengayunkan nada-nada terindah. Kepiting-kepiting
kecil bersorak gembira saat menjumpai bibir pantai, lalu membawa kesan kecewa
saat air laut surut. Mereka ditinggal, dalam ingin dan tak ingin kembali
mengejar ombak yang datang silih berganti.
Matahari terbenam adalah keindahan di sini.
Kau yang
suka aroma laut. Bibir pantai yang indah. Buih yang memiliki irama tersendiri. Pantai
ini cukup menjadi pelepas dahaya itu. Bukan belok kanan Barcelona, tetapi belok
kanan dari jalan Manek Roo, Kota Meulaboh, Aceh Barat, kau akan menemukan tugu
pahlawan Indonesia itu, ciri khas yang kami punya, segala upaya untuk
dikenalkan kepada banyak orang, kemudian deru ombak mengalun sangat merdu di
belakangnya.
Ombak yang indah di pantai Aceh.
Saya
menyukai keindahan ini. Walaupun tiap hari adalah laut. Meskipun tiap saat
selalu mendengar deru ombak. Jelang tidur adalah hentakan lautan dalam perang
ombak besar. Saya selalu menikmati keindahan ini karena seolah-olah hanyalah kami yang punya! Bukankah
sebuah gambar bisa menjabarkan suasana hati dan keadaan? Mungkin saja gambar di
atas bisa menjelaskan kondisi pantai kami usai tsunami. Ini bukanlah lukisan
tangan, ini perkara ketangkasan mengarahkan kamera smartphone lalu berkejaran dengan ombak agar sepatu tidak basah.
Tiap senja,
saat matahari tidak lagi panas, kau akan menemui sepilu apapun irama laut di
pinggir pantai ini. Bukankah ini sangat menggoda rasa?
Tugu Kopiah Teuku Umar di Aceh Barat.
Lihat
kopiah model begini, tentu Aceh di dalam benak banyak orang. Benar sekali. Itu
tentang kami. Tentang pahlawan dari jati diri kami. Tentang kenangan pahit dan
manis. Tentang perang sebenarnya melawan penjajah. Juga, tentang keindahan tiap
senja jika suatu saat kau ke mari. Kopiah Teuku Umar menjadi landmark di Kota Meulaboh. Tempat ini
menjadi persinggahan banyak orang, bukan saja mengenang sejarah tetapi
‘keindahan’ yang hanya bisa dijabarkan jika kau merasa sendiri di sini
nantinya!
Lantas, penat
yang sebenarnya belum ada saat mengelilingi Kota Meulaboh yang kecil, kau pasti
wajib mencicipi kopi ciri khas Bumi Teuku Umar. Kopi terbalik atau kupi khop. Segelas saja dengan ampas
yang hampir setengah gelas, akan membuat mata terbelalak hingga pagi. Kerasnya
kafein dari kopi ini tiada tanding namun cara mencicipinya juga sangat
istimewa.
Menikmati kopi terbalik di Aceh Barat.
Jangan
pernah kau angkat gelas ini. Jangan pula khawatir kopi tidak keluar. Kau cukup
meniup perlahan lalu rasa kopi yang pahit langsung membangunkan nada-nada indah
di alam bawah sadar. Tiup lagi. Hirup lagi. Sesederhana itu tentang keindahan
di kami, pada wonderful Indonesia
yang lain, yang lebih kompleks dari sekadar kopi mahal!
Catatan
untuk kau yang mungkin akan singgah di sini, tidak semua warung kopi
menyediakan kopi terbalik. Jadi, saya sarankan untuk ke tempat khusus yang
mungkin guide dari rombonganmu tahu
tentang itu. Duduk di warung kopi di tengah kota, dengan Wi-Fi sangat kencang
barangkali sama dengan kehidupan perkotaan yang kau jalani. Lekuk jalan yang menanjak,
masuk ke pemukiman penduduk yang padat, kau akan menemui gelas-gelas kopi
terbalik ditiup dan dihirup. Nikmat aromanya.
Candu.
Tentu. Kau tak akan pernah bisa melupakan ‘rasa’ segala rupa yang dihadirkan
kopi ini. Sekali dihirup, berkali-kali keinginan untuk mengulang waktu.
Dan, kita
tutup tentang wonderful Indonesia dengan sujud
panjang di Masjid Agung di tengah Kota Meulaboh. Kubah orange juga menempatkan rindu teramat sangat. Tiang-tiang tinggi
adalah saksi tsunami lalu. Namun keindahan yang kini terasa lebih kepada
kebahagiaan dari rasa syukur tak pernah henti.
Masjid Agung Baitul Makmur di Meulaboh, Aceh Barat.
Jika di
Banda Aceh ada Masjid Raya Baiturrahman, maka di Meulaboh adalah Masjid Agung Baitul
Makmur dengan segala keanggunan yang dimilikinya. Arsitektur yang mirip gaya
bangunan Eropa dipadu dengan ciri khas Timur Tengah membuat masjid ini tak
hanya sebagai ikon tetapi wisata religi bagi hampir semua orang yang singgah. Letaknya
di pinggir jalan utama lintas barat selatan Aceh – juga menuju ke Medan –
menjadikan masjid ini sangat strategis. Kini, saatnya kau merasakan sendiri
teduhnya keindahan di atas lantai keramik yang dingin, langit-langit yang
tinggi dengan kaligrafi indah di sekitarnya!

***

Artikel ini diikutsertakan dalam Wonderful Indonesia Blog Competition. Tertarik ikut lomba ini? Ayo tuliskan tentang keindahan Indonesia dan daftarkan di sini https://goo.gl/forms/RJuGs5pjTXEj5ZpD3

Categories
Uncategorized

Semua Orang Bisa Jadi Penulis; Semua Orang Bisa Naik Pesawat Gratis di Era Digital

Dulu, majalah Annida menjadi langganan saya sewaktu di sekolah menengah pertama dan atas. Masa itu, di penghujung tahun 1999, majalah tersebut masih menjadi primadona. Saya terbius dengan tulisan dari beberapa penulis yang telah besar di masa itu.

Sebut saja Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa maupun penulis lain yang mengawal karir mereka di majalah bernapas Islami tersebut. Mungkin, karena lingkungan yang memengaruhi kondisi, saya seolah hanya membaca Annida, lantas Ummi, dan ‘tidak’ mendapatkan majalah lain seperti Gadis, Hai, femina, maupun Aneka Yes!

Di eranya, majalah Annida menjadi salah satu media untuk penulis muda berkarya. Tak sekali, saya merasa kurang puas dengan pendapat maupun jalan cerita dari penulis yang namanya tertoreh di halaman majalah berwarna tersebut.

Maka, saya tidak mau memungkiri bahwa gaya menulis, ide maupun proses kreatif di awal karir kepenulisan dipengaruhi oleh majalah ini. Mulailah saya menulis; fiksi, yang bisa disebut mengikuti gaya cerpen maupun tata bahasa yang telah dimulai oleh Annida.

Kelas 2 sekolah menengah atas, saya terobsesi untuk mengirim cerpen ke Annida. Sulitnya akses di kampung membuat saya ketar-ketir. Belum ada komputer yang bisa saya andalkan untuk mengetik. 


Komputer masih menjadi barang langka dan mewah jikapun saya melihatnya di rental dekat sekolah. Alternatif yang kemudian saya dapatkan adalah meminjam mesik tik di kelurahan. 


Malam yang berselimut dingin, kokok ayam yang merdu, dan menyalaknya anjing yang disebut kerusupan tidak membuat saya takut. Mungkin juga, irama mesin tik terlalu indah untuk memedulikan suara malam.
Ketikan saya cukup ‘kacau’ namun bagi anak sekolahan kala itu sangat indah sekali. Dengan penuh percaya diri saya mengirim naskah-naskah yang telah diketik rapi melalui Kantor Pos di kecamatan. Seminggu menunggu, tak ada kabar. 


Dua minggu, juga demikian. Sebulan, juga demikian. Tak ada sistem cek nomor resi; atau mungkin saya tidak mengerti untuk cek di Kantor Pos. 


Namun, ada bagian dari majalah Annida yang keren masa itu adalah pertiga bulan, terdapat halaman yang menyebut nama pengarang dan judul cerpen tidak layak muat.
Oh, waktu tunggu yang cukup lama sampai akhirnya ditolak. Saya tidak berhenti menulis. Saya kirim lagi. Ketik lagi. Sampai mesin tik diminta balik oleh kelurahan untuk urusan surat-menyurat. 


Di kelas 3, saya ikut les komputer di rental depan sekolah. Saya mulai mengetik di perangkat yang modern. Mencetak hasil karya dan mengirimkannya kembali melalui Kantor Pos. Kamu bisa memprediksinya, tulisan saya kembali ditolak!
Pertengahan 2005, saat saya masih kalut dengan ke mana harus melangkah usai musibah tsunami, tulisan saya dimuat di Annida. Baiklah. Saya pikir, perjuangan panjang telah usai. Saya menulis lagi banyak cerita, mengirim kembali dan masih ditolak. 


Perkuliahan di Banda Aceh membuat saya akrab dengan majalah-majalah yang telah saya sebutkan di atas. Saya pun mengirim cerpen sesuai dengan karakteristik majalah tersebut. 


Namun, tidak ada satupun yang berhasil membius redaksi dengan tulisan saya. Lantas, Oktober 2013 cerpen saya muncul di majalah femina, lalu berturut-turut di Ummi, dan tidak pernah hadir di Gadis maupuan Hai!
Waktu yang cukup panjang untuk sebuah tulisan dimuat media massa. Enam tahun sebelumnya – mungkin lebih – saya telah berselancar dengan indah di dunia maya. Multiply yang penuh bunga, emoticon menarik, dan tulisan penuh aroma cinta saya gagahi dengan gahar dan ganas. 


Era digital bagi saya dimulai sejak saat itu, di mana entah membuat tawa atau rindu, saya benar-benar telah ‘mengabdi’ kepada Multiply sebelum memulai di Blogger, Kompasiana dan juga WordPress. Bekal yang mendayu-dayu sebagai penulis fiksi saya curahkan saat menulis blog – sampai kini. 


Terkadang, ada kangen untuk membaca tulisan-tulisan di Multiply yang telah tamat masa jayanya. Dulu, tidak ada pengetahuan untuk melakukan backup data; duduk di warnet, menulis, posting, berbalas komentar lalu ditinggalkan begitu saja. Maka, puisi-puisi dan cerpen ‘meremaja’ tidak membekas di mana-mana. 
Jadi penulis masa itu, kayaknya memang ribet dan ‘ah nggak mau menulis lagi’ karena sering mendapatkan penolakan. Begitu blogger ‘datang’ tak diundang, semua masuk ke era digital karena ingin eksis atau mencari ‘penghasilan’ yang lebih besar. 


Ada banyak cara untuk seseorang memulai di blog. Ada yang berangkat dari niat tulus untuk berbagi, menjadikan media yang tepat karena sering ditolak media arus utama, atau dengan niat mencari uang.
Tak bisa dipungkiri lagi, saya pun merasa demikian. Saat cerpen dimuat Annida atau femina, misalnya, yang paling saya tunggu adalah honor yang diterima tak lama setelah itu. Di dunia blogging juga demikian. 


Sebagian mengandalkan clickbait untuk mendapatkan keuntungan dari Google Adsense, sebagian lain memilih mengikuti lomba menulis blog yang hadiahnya juga makin menggiurkan, dan ada pula yang membangun personal branding dengan kuat sehingga mendapatkan job review dengan nilai fantastis.

Era Digital Ubah Seseorang Jadi Penulis

Kamu semestinya percaya dengan hal ini. Bahkan, seseorang yang telah memiliki branding kuat di blog maupun vlog, bisa lebih kaya dari profesor sekalipun – jika semua dinilai dari segi materi. 


Jika pejabat pemerintah, atau pegawai negeri, bahkan pegawai swasta; tiap bulan menerima penghasilan tetap sejumlah tertulis, maka content creator di dunia maya ‘cuma’ diam saja karena bisa Rp 0 rupiah, bisa juga Rp 100 juta, atau bahkan lebih.
Berkah menulis blog, undangan salah satu produsen smartphone di Jakarta.
Kamu nggak mesti sekolah tinggi untuk main di internet. Percaya dengan apa yang saya sebut dan alami selama ini. Bekal di universitas bahkan sama sekali tidak terpakai saat ‘bekerja’ dengan internet.

Pekerja di internet tidak memandang seorang lulusan sekolah dasar maupun perguruan tinggi nomor 1 dunia sekalipun. Kamu cuma perlu memperbaharui ‘jati diri’, mempermak ‘identitas’ dan menjadikannya sebagai bekal bertarung di dunia maya.

Tugas kita adalah duduk di depan komputer. Lahirkan konten. Biarkan berselancar di mesin pencari. Ditemui oleh banyak pembaca atau penonton. Disukai. Dihujat. Diberikan umpan balik. Lalu, ‘fee’ akan berdatangan dengan berbagai cara. 


Tidak ada pemisahan antara golongan A atau B, tidak ada bos dan bawahan, tidak ada pula siapa paling tinggi jabatan dan rendah. Hanya saja, siapa yang kreatif, inovatif dan bekerja keras, dirinya yang akan berhasil.
Seseorang yang tidak ada basic menulis sekalipun bisa menjadi sangat populer di era digital. Kenapa saya sebut demikian? Jika kamu mencari salah satu kata kunci di Google, misalnya saja, kamu akan menemukan ragam blog yang mengulas perihal yang kamu cari. 


Mereka bermain dengan konten. Mereka mencari celah untuk masuk ke halaman pertama mesin pencari. Mereka mencari pembaca setia. Mereka menulis – posting – tiap hari. Dan, mereka mencari uang!
Kita? Di mana keberadaan kita di era digital ini? Tentu, serunya hidup di era digital tiap orang berbeda-beda. Namun, kita memiliki celah yang sama untuk menjadi sukses sebagai penikmat maupun pelakon utama. 


Tinggal kita yang memilih mau jadi apa di dunia maya. Jika diminta memilih, saya tentu menjadi pelakon utama. Bekal sudah punya. Niat sudah ada. Cukup mencari celah menjadi siapa dalam membangun personal branding!

Guru Blogger Itu Identitas Penting

Kita mengenal travel blogger. Bahkan, banyak sekali traveler yang mengabadikan kisah mereka di blog. Ada yang berangkat sebagai penulis andal. Ada pula yang sekadar melampiaskan kata-kata maupun keluhan setelah pergi ke suatu tempat. 


Nah, identitas sebagai travel blogger begitu melekat di tubuh mereka sehingga saat kamu ingin pergi ke suatu tempat di dalam maupun luar negeri, kamu akan mengunjungi blog dimaksud untuk mencari tahu tentang destinasi itu.
Era digital itu membentuk personal branding dengan sendirinya. Aktivitas sehari-hari bisa menjadi sebuah kewajaran untuk ditulis lalu dipublikasikan. 


Saya berangkat dari guru – meskipun belum menjadi pegawai negeri – di mana banyak sekali kisah yang bisa saya abadikan, bahkan menjadikan sekolah sebagai ‘objek’ menarik kesimpulan sebuah tulisan. 


Dalam membangun kepercayaan ini tentu saja saya harus membuat tulisan yang beraroma pendidikan atau edukasi, atau hanya sekadar curahan hati seorang guru semata.
Tidak banyak guru yang mau menulis. Apalagi berbicara dunia blog yang penghasilannya kadang ada, kadang tiada. Lantas, kenapa saya membangun identitas sebagai guru? Di satu sisi karena bagian ini telah menjadi jati diri saya. 


Misalnya, saat kamu ingin tahu soal ujian nasional berbasis komputer, saya bisa memberikan penjelasan dari kacamata guru, teknisi maupun operator. Saat kamu kebingungan melanjutkan pendidikan usai kelas duabelas, saya bisa memberikan alternatif berdasarkan pandangan kemampuan, keahlian, dan kondisi ekonomi orang tua. 


Saat kamu mau berdiskusi soal bahan ajar, saya bisa menjawab dengan menarik beberapa kesimpulan berdasarkan mata pelajaran yang kamu ajarkan.
Makin banyak saya menulis, makin kuat pula personal branding yang saya bangun atas nama guru blogger. Maka, hal ini cukup penting karena mengingat keseharian saya adalah demikian. 


Tidak mungkin saya melabeli diri sebagai travel blogger yang mana kisah jalan-jalannya hanya sesekali. Tidak mungkin saya berkata sebagai penulis profesional, sedangkan buku solo belum satupun yang diterbitkan lantas bestseller.
Saya pikir, semua ada identitas masing-masing. Nah, saat saya menyebut guru blogger, maka saya mengikuti perubahan zaman; mengenalkan efek digital kepada anak-anak di sekolah dalam kacamata positif dan negatif. 


Sebagai catatan, anak-anak sangat paham teknologi saat ini sehingga butuh pendampingan untuk mengarahkan mereka menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif.
Bersama siswa, mengenalkan dunia internet yang makin seru tiap harinya. 

Di sinilah peran saya sebagai seorang guru. Selain mengajar pelajaran, saya ‘wajib’ mengarahkan anak-anak – bagi yang mau – menjadi content creator di era digital. Saya mulai memberi pengetahuan tentang blogger, konten video yang bisa mereka sajikan, menjadi calon influencer, bahkan komikus di dunia maya. 


Semua ini ada di jiwa anak-anak kita. Anak kampung yang tiap hari melihat sawah, mungkin kesal melihat saya di kelas, adalah sebagian kecil dari mereka yang butuh ‘teman’ untuk mengarahkan ke pembenahan diri selama berada di dunia maya.

Saya pernah berujar, “Kamu buat yang unik, nyeleneh dan aneh. Kamu memang akan malu. Tetapi, orang terkenal di internet itu harus buang malu. Kamu malu? Kamu tidak akan dapat apa-apa!”
Artinya, saya tidak mengarahkan anak-anak menjadi orang yang melakukan hal-hal negatif untuk menjadi terkenal. Annisa Mahira, salah seorang siswa yang benar-benar saya arahkan untuk menjadi influencer Instagram. 


Semula, konten yang dilahirkan di akunnya biasa saja. Karena Annisa tidak memiliki kemauan besar untuk menjadi blogger, saya arahkan ke Instagram. Di mana, fashion, inner beauty, style dan juga fotogenik ada pada dirinya. Saat ini, pengikut Annisa dan jumlah like foto di akunnya melebihi akun saya pribadi.

Saya sadar bahwa perkembangan internet makin melambung tinggi. Siapa yang mau, dirinya sajalah yang mendapatkan hasil. Meskipun di kampung yang selalu mendengar suara jengkrik malam hari, saya tidak mau anak-anak pulang sekolah; tidur, menonton televisi, atau bermain saja.

Tetapi, mereka harus memiliki bekal yang kuat di internet. Jika lulus sekolah tidak memiliki pekerjaan, maka internet masih bisa diandalkan. Kamu yang sudah bergelut di dunia blogging atau internet secara umum, tentu paham sekali biaya belajar jadi ‘sesuatu’ di internet.

Saya menghadirkan sebuah pembelajaran karena efek kreatif di internet tak lain bekal mereka untuk melakukan yang berbeda, menarik perhatian dan juga memiliki penghasilan selepas sekola – sekali lagi apabila tidak melanjutkan pendidikan atau belum mendapatkan pekerjaan layak. 

Annisa hanya salah satu dari sekian siswa saya yang ingin menjadi ‘sesuatu’ dari internet. Bersama yang lain, setidaknya saya telah menjabarkan serunya menjadi pelakon di dunia maya.

Saya tidak lantas berujar semata tetapi memberi bukti bahwa dari menulis saya bisa naik pesawat gratis, misalnya. Saya tidak memaksa harus mengikuti jalan yang saya pilih.

Tetapi, pekerjaan ‘sampingan’ di internet lebih menggiurkan daripada bekerja sebagai pengajar, penyiar radio dan lain-lain di Aceh untuk mengisi dompet selama kuliah. 

Era Digital Ubah yang Tidak Mungkin Menjadi Mungkin 

Tidak mungkin saya naik pesawat terbang; pikir saya waktu itu. Saya tidak sedang berbicara soal siapapun bisa naik pesawat terbang karena harga tiket murah.

Semurah apapun tiket tidak mungkin saya beli karena belum ada kemampuan untuk itu dan tidak ada destinasi yang benar-benar ingin saya kunjungi. Tetapi naik pesawat terbang gratis siapa yang tidak mau.

Semua dibayar. Semua dihargai. Tentu, hanya satu jalan yang bisa saya lakoni yaitu menjadi penulis. Untuk saya yang tinggal di kampung, ke Ibukota Provinsi Aceh, Banda Aceh, saja sudah ‘terhebat’ mengingat 5 jam di jalan dengan ongkos pergi Rp 100 ribu. 

Jadi penulis di internet kemudian menjadi profesi yang sangat seru. Selain dikenal banyak orang, dihujat pula karena pendapat kita tidak mudah diterima, juga melewati batas yang tidak pernah terbayangkan oleh saya sendiri sebagai seorang guru honorer yang selalu dikucilkan dan direndahkan.

Kita ketepikan profesi saya sebagai guru honorer yang makin hari makin tidak dianggap keberadaannya, lihatlah saya sebagai seorang blogger. Saya bangga dengan profesi ini. Tentu.

Bandar udara seolah-olah telah menjadi terminal bus antarkota yang mana cukup sering saya singgahi. Meski, di dompet hanya tersisa selembar berwarna biru, tetapi saya menikmati keindahan yang cuma bisa dinikmati dari hasil kerja keras. 

Jika saya bertahan dengan mengirimkan saja tulisan ke media massa – yang mana kini rata-rata telah tutup – maka tidak mungkin saya jadi begini. Tidak akan pernah saya rasakan serunya era digital.

Tidak akan pernah dikenal banyak orang. Tidak akan pernah disebut sebagai guru blogger. Atau paling tidak, jika ditanya blogger Aceh adalah tidak akan saya yang menjadi sosok yang dikenalkan selain blogger daerah lain.

Berkah penulis blog saat ini bisa traveling dengan mudah.
Hal mustahil telah saya raih dari dunia digital ini. Mungkin tidak mungkin tetapi itu sangat mungkin. Jika kamu masih enggan menyebut ini sebuah keberuntungan maka saya bisa menyebut usaha tidak pernah mengelabui hasil.

Proses panjang yang telah saya lewati, kecewa karena ditolak, belajar dari kesalahan bahkan titik dan koma, kemudian saya menikmati dengan sebuah perjalanan udara yang ‘mahal’ harganya dan ekslusif dari segala pandangan.

Proses tertinggi dari seorang penulis blog saat ini adalah menang lomba atau diundang ke suatu acara dengan akomodasi dan transportasi ditanggung panitia. Saya yakin sekali hukum ini berlaku pada sebagian besar blogger.

Bukan karena materialistis tetapi blogger itu tak lain profesi yang mirip dengan selebriti, influencer atau penamaan lain yang mana datang ke suatu acara, memotret, lalu menulis. Artinya, memiliki pengaruh besar di dunia maya. 

Mungkin, sebagian menganggap ‘ah biasa saja’ tetapi algoritma mesin pencari akan berbeda kedudukannya jika berhadapan dengan blogger. Sponsor tidak akan pernah rugi mengirimkan tiket pesawat karena tulisan yang ditulis blogger akan naik ke permukaan.

Media online menjadi sebuah ‘kemunafikan’ saat ini karena iklan yang tayang lebih menarik dibanding iklan televisi. Kamu mau membeli smartphone baru, maka Google yang akan menjadi bantuan utama.

Selain naik pesawat gratis, era digital juga mengubah gaya hidup saya yang semula hanya mengandalkan smartphone kelas menengah ke bawah untuk naik level ke smartphone high end. Kenapa ini terjadi?

Di sinilah letak ‘keutamaan’ blogger yang saya sebut tadi. Produsen smartphone sangat bergantung kepada reviewer; dari sisi baik dan tidak baik. Makin banyak diulas, makin banyak pula data yang tersimpan di internet.


Blogger yang dikasih smartphone akan mengulas produk sedalam-dalamnya. Blogger yang diundang ke acara, dikasih smartphone gratis, lalu akan banyak sekali tulisan yang lahir di antaranya hand on, suasana acara sampai review produk. Yang mana di judul dan kata kunci tentu akan menggunakan tipe produk yang baru saja diluncurkan.

Smartphone dibutuhkan semua orang untuk saat ini di mana tidak hanya mengganti feature phone tetapi teman gaya hidup. Saya selalu bertanya kepada anak-anak di sekolah, “Kalian pilih isi paket data atau pulsa?” kamu pasti bisa menebaknya.

Paket data bisa digunakan untuk semua kebutuhan, pulsa hanya untuk komunikasi konvensional yang mahal dan cenderung ditinggalkan atau tidak dipakai oleh anak-anak usia sekolah.

Tentu, era digital bagi saya tidak hanya seru saat menggenggam sebuah smartphone yang baru launching dan belum ada di pasaran. Saya terlibat langsung dalam kemajemukan dunia digital.

Apalagi bicara posisi saya di daerah yang bagai mendapat durian runtuh manakala menerima e-ticket untuk sebuah penerbangan. Duduk di depan artis yang memamerkan smartphone terbaru dan tak lupa catatan kecil di hotel berbintang.

Belum lagi jika berbicara diundang ke acara lain dalam skala lebih besar. Kita tidak hanya dihargai sebagai ‘manusia’ semata tetapi diistimewakan dalam segala aspek. Saya tidak akan pernah lupa, barangkali berterima kasih kepada blog yang memberikan kesempatan untuk saya lebih diakui di era digital.

Salah satu adalah mendapat undangan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dalam rangka menyaksikan Opening Ceremony Asian Games 2018 di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta.

Hal ini tentu saja sangat istimewa karena 50 tahun lalu Indonesia menjadi tuan rumah dan belum tentu 50 tahun lagi akan kembali. Saya menjadi saksi acara besar ini bahkan ikut mengabadikannya dalam buku yang dicetak khusus oleh pemerintah

Berkah menulis blog lain bisa ikut serta dalam ajang bertaraf internasional – Opening Ceremony Asian Games 2018 atas undangan Kominfo RI.
Cuma-cuma. Benar. Ini hanyalah dirasakan oleh blogger – penulis – di era digital. Bahkan, penulis blog lebih tajam daripada penulis lain. Penulis blog lebih ditakuti daripada akun media sosial yang sering menghujat.

Satu tulisan penulis blog yang melampiaskan kekesalan pada suatu produk, diviralkan, maka akan runtuhlah brand yang dimaksud. Berbeda dengan selebriti yang bekerja sebagai seniman semata.


Blogger bahkan tidak terdeteksi dengan baik kecuali telah membangun personal branding seperti yang saya lakukan. Ada sebagian dari blogger berprofesi sebagai pegawai negeri, dokter, pejabat bahkan profesi lain yang telah memiliki penghasilan tetap bulanan. Maka, sekali lagi, tidak ada yang tidak mungkin di era digital ini.

Ulasan Teknologi Bawa Berkah 

Sudah saya sebut di awal, saya adalah penulis fiksi. Karya pertama yang dimuat media cerita pendek. Tulisan saya ‘semula’ lebih banyak fiksi sebelum blog memberikan ruang berbeda dan sentuhan magic yang tidak bisa saya kembali ke bentuk serupa.

‘Sihir’ itu mengubah pilihan hidup saya untuk lebih mencintai dunia digital daripada kehidupan seperti biasanya. Toh, orang lain juga berinteraksi dengan intens di internet sebagai penikmat saja. Mengapa saya harus mengikuti mereka? 

Ulasan teknologi kemudian menjadi pilihan yang tepat. Ada sebab, ada akibat. Alasan utama, saya naik pesawat karena menulis tentang teknologi itu sendiri. Menulis blog mengantarkan keuntungan yang tidak sedikit untuk saya secara pribadi.

Produk-produk smartphone terbaru saya tahu lebih cepat. Harga produk menjadi tanya jawab antara saya dengan teman yang ingin mengganti perangkat. Semua berjalan sesuai keinginan saya sebelumnya. 

Di sekolah, apapun permasalahan yang berbau teknologi adalah pangkuan saya sebagai pelabuhan terakhir. Anak-anak. Sesama guru. Seolah, mereka sadar betul bahwa saya tahu benar suatu permasalahan, komputer maupun smartphone.

Anak-anak tentu saja menjadi daya tarik yang luar biasa saat ini mengingat mereka pengguna aktif internet. Bahkan, saya sendiri tidak bisa mempublikasi status atau foto ‘aneh’ karena anak-anak bisa menekan like atau memberi komentar. 

Kemudahan dalam akses ke dunia teknologi yang kian tak terbatas, mengantarkan saya untuk fokus, belajar interaksi yang baik dan membuat blog khusus teknologi. Kenapa saya yakin dengan blog teknologi ini?

Karena ide tentang teknologi saat ini tidak pernah habis, bulan ini bisa 2 sampai 5 produk diluncurkan. Ulasan bisa beragam untuk satu produk. Bulan depan datang lagi yang lain.

Belum lagi berbicara soal kerjasama dan kepercayaan, juga soal aktivitas sehari-hari saya yang tidak pernah lekang dengan teknologi. Sehingga, Tekno Update saya lahirkan untuk mengulas teknologi lebih mendalam. 

Namun, karena blog tekno ini menggunakan hosting gratis, penetrasinya juga begitulah adanya. Saya cukup kewalahan dalam menaikkan ratingnya. Sebagai penulis blog yang telah rutin mengulas tema teknologi, tentu saja saya ingin mendapatkan performa yang terbaik untuk blog tekno ini.

Sebagai blogger, blog bairuindra.com telah menjadi identitas saya. Sebagai penulis blog tekno, saya juga ingin mengecap manisnya keseruan di era digital dengan terus meng-update berita teknologi; terlepas tulisan mendayu-dayu di bairuindra.com. 

Rasanya, hidup saya kurang seru jika belum update blog. Blog utama barangkali tidak memungkinkan saya menulis tiap hari tetapi untuk blog Tekno Update, bisa saja sehari beberapa artikel.

Hal pertama yang harus saya lakukan untuk membuat hidup makin seru di era digital ini adalah memindahkan atau men-transfer domain dan hosting techno-update.com dari provider sebelumnya ke Domainesia. Domain yang masih mengandalkan hosting dari Google ini akan mendapatkan hosting murah dari Domainesia dengan penawaran terbaik. 

Kenapa Saya Wajib Pindahkan Domain Blog ke Domainesia? 

Seperti yang kamu lihat, blog Tekno Update yang saya miliki saat ini sangatlah sederhana dan masih menggunakan BloggerBlogspot. Kelebihan dan kekurangan pasti ada. Namun, untuk mencapai puncak tertinggi dan melawan blog tekno lain di Indonesia, saya tentu saja membutuhkan tenaga lebih besar yaitu hosting yang baik dan juga murah.

Saya juga membutuhkan cara membuat blog yang tepat, praktis dengan plugin simpel dan ringan, serta penempatan iklan yang sesuai agar blog mudah diakses. 

Hal ini, tidak bisa saya dapatkan dengan mudah di Blogspot yang mana saya harus berpusing dulu dengan rumus HTML. Hijrah ke Domainesia, artinya, Tekno Update akan segera beralih ke WordPress yang mana memiliki plugin keren dan template responsif serta SEO (Search Engine Optimization) yang akan memungkinkan blog tekno ini mudah masuk ke mesin pencari.

Saya membutuhkannya untuk menunjang performa blog tekno yang makin hari makin diincar oleh produsen smartphone

Saya juga telah memiliki satu akun WordPress dari provider lain dengan harga yang cukup mahal. Asyiknya, jika saya migrasi hosting ke Domainesia maka akan mendapatkan potongan harga sebesar 25%. Saya juga bisa memilih server antara Singapura, Dallas, Tokyo maupun Jakarta.


Server yang beda dengan domain blog bairuindra.com tentu menjadi bahan yang menarik. Di satu sisi, sangat bagus di mata Google maupun Bing. Di sisi lain memiliki tingkat keamanan yang terjamin dan juga tidak mudah putus jaringan karena alasan tertentu. 
Di laman resminya, Domainesia memberikan penjelasan bahwa mereka akan memberikan pelayanan yang maksimal selama 24 jam. Standar tinggi ini tentu saja sangat sangat butuhkan untuk performa, mencurahkan permasalahan dan juga berkomunikasi intens terkait jaringan maupun hal lain. 
Terkait pindah domain juga sangat murah sekali, jika saya masih ingin bertahan di Blogspot. Namun jika ingin pindah ke WordPress tentu saja harus membeli domain + hosting yang sama-sama murah di Domainesia. 
Pindah domain murah di domainesia.

Bayar cepat domain murah di domainesia.
Namun, jika saya ingin pindah dari Blogspot ke WordPress maka saya mesti membeli hosting terlebih dahulu dengan harga murah tadi. Kemudian melakukan pengaturan seperti biasa pemindahan domain dari Blogspot ke WordPress. 
Migrasi hosting di domainesia dapat diskon 25%.

Cara Transfer Domain ke Domainesia Mudah dan Praktis

Yang harus saya lakukan pertama sekali adalah login ke Blogspot lalu menuju Setelan, Lainnya dan mengambil Backup Konten. Nanti, file yang tersimpan adalah dalam bentuk .xml yang berisi artikel, gambar-gambar maupun konten lain bisa diunduh. 

Cara Backup Konten dari Blogspot sebelum pindah ke WordPress.
Langkah selanjutnya adalah login ke WordPress. Yang perlu dilakukan adalah memasang plugin Blogger Importer agar data-data yang sebelumnya telah tersimpan dalam formal .xml dari Blogspot bisa segera dipindahkan ke WordPress. Perhatikan gambar di bawah ini untuk lebih jelasnya. 
Pasang plugin Blogger Importer terlebih dahulu.
Pastikan plugin Blogger Importer terpasang dan diaktifkan.
Saya harus benar-benar pastikan bahwa Blogger Importer telah aktif dengan masuk ke Plugins. Jika telah aktif maka langkah selanjutnya adalah menekan Run Importer lalu saya akan diminta untuk meng-upload data .xml yang sebelumnya telah disimpan.

Jika proses menginput data telah berhasil maka akan keluar kotak dialog lain yang meminta persetujuan. Saya cukup menekan Submit apabila data yang diberikan telah benar. Dan, Tekno Update resmi berpindah domain dan hosting ke Domainesia! 

Masuk ke plugin lalu Blogger Run Importer.
Unggah data dalam bentuk .xml yang telah disimpan sebelumnya. 
Jika sudah yakin benar maka Submit.
Apabila proses telah selesai, selanjutnya adalah memilih template yang sesuai untuk sebuah blog tekno. Tentu saja saya tidak mau melewatkan plugin untuk memasang Google Adsense agar nilai jual blog makin menarik dan terpercaya. Mudah, simpel, terpercaya dan cepat begitulah pemindahan domain ke Domainesia.

Era digital yang terus berbenah, tidak mungkin saya hanya diam saja. Blog tekno makin aktif, makin banyak pula suguhan menarik yang akan saya hadirkan di internet.

Sekarang adalah tugas saya untuk mengoptimalkan blog, bersama Domainesia saya yakin sekali bahwa blog tekno yang saya rilis lebih kurang setahun lalu akan semakin mendapatkan peringkat terbaik di Google.

Tentu, bairuindra.com akan tetap menjadi personal branding saya sebagai guru blogger. Inilah serunya kisah saya bersama era digital. Saya tak mau ditinggal, saya hanya mau menjadi bagian terpenting dari dunia digital dengan cara saya sendiri!

Categories
Uncategorized

Kenapa Harus Menulis

Kenapa Harus Menulis?
Ada banyak hal yang menjadikan seseorang ingin menjadi penulis. Ada yang berpandangan bahwa dengan menulis ia akan kaya raya seperti halnya JK Rowling. 
Ada pula yang memandang dengan menulis akan dikenal banyak orang seperti Asma Nadia atau Hilman ‘Lupus’ Hariwijaya. Atau ada pula yang menjadikan menulis sebagai hobi yang musti disalurkan.
Fenomena dunia kepenulisan sekarang tidak jauh berbeda dengan dunia entertainment. Banyak penulis yang disejajarkan dengan para aktor atau artis yang selalu tampil di layar kaca. 
Banyak penulis yang beken karena disanjung-sanjung karena tulisannya. Banyak penulis yang dikenal karena tulisannya yang menggugah. Banyak pula penulis yang dijadikan panutan karena tulisannya tersebut. So, mau pilih mana?

Nulis Harus Nekat

Kenapa saya katakan demikian? Karena bila tidak nekat mana jangan harap akan lahir satu paragraph saja dari apa yang ingin kita tulis. Gerakkan pena terlebih dahulu baru kamu bisa berkata kalau “Saya ingin jadi penulis!” setelah itu kamu baru bisa menyombongkan diri dengan title kamu itu. 
Kamu bisa! Jangan pernah menunggu esok pagi untuk membubuhkan kertas buram kamu dengan kata-kata indah dan bermakna yang kelak akan dibaca banyak orang. Ingatlah! Nekat untuk nulis adalah satu kewajiban untuk kamu sebagai awal kamu menggerakkan pena.

Nulis Bukan Bakat

Bakat? Siapa bilang? Menulis itu bukanlah bakat yang terpendam dalam diri kamu. Cobalah kamu mencoba satu paragraph hari ini. Nah, kamu bisa bukan? Apakah itu bakat kamu? Juga bukan nyatanya.
Tepislah ungkapan bahwa menulis adalah bakat terpendam yang harus kamu kembangkan. Jangan pernah terpaku pada hal nggak ‘laku’ seperti itu karena yang akan menulis adalah kamu – sekali lagi – bukan bakat kamu. 
Contoh yang paling ngetren saat ini, Neno Warisman yang seorang artis papan atas saja nulis apalagi kita. Atau Tamara Geraldin yang nampangnya selalu nangkring di tipi juga nulis. Atau Happy Salma, pemain sinetron itu juga nulis. Bukankah itu bukan berawal dari bakat?
Jadi, buanglah kata ‘bakat’ itu jauh-jauh dari kamu sebelum kamu memulai satu kata. Menulis!

Nulis Nggak Bikin Miskin

Ini yang lebih keliru. Siapa bilang dengan menulis kamu bakal miskin? Contohnya saja JK Rowling, dari seorang miskin bisa menjadi kaya setelah menelurkan resep praktis Harry Potternya. 
Atau Asma Nadia dengan Jangan Jadi Muslimah Nyebelinnya. Atau Habiburrahman El-Shirazy dengan Ayat-Ayat Cintanya. Rata-rata buku mereka semua best seller di pasaran. Kuncinya ya nulis!
Tak ada kata lain selain nulis. Pastikan kamu udah siap untuk menggerakkan pena untuk menulis hari ini. Apapun itu. Mau sebait puisi. Lagu cinta. Sebuah cerpen atau pantun jaman beuhula, nggak apa-apa. Yang penting kamu nulis!
Nah, sebelum kamu nulis ada hal yang penting buat kamu perhatiin baik-baik. Apa yang akan kamu tulis? 
Dan idea pa yang akan kamu tuangkan. Banyak! Bahkan bersemak. Kamu mau nulis puisi, silahkan. Mau nulis cerpen, boleh-boleh aja. Mau nulis novel, siapa yang larang. Dunia nggak selebar daun kelor, bukan?
Ini dia bumbu untuk kamu memulai nulis.

Ide

Hal yang satu ini harus kamu perhatikan betul-betul. Jangan sampai kamu menulis yang nggak laku lagi pada saat ini. Contohnya, kamu nulis tentang perjodohan dengan kakek-kakek (seperti Siti Nurbaya gitu lho), pada saat ini cerita kayak gitu udah basi dan nggak bagus lagi karena udah banyak ide segar lain yang belum di angkat. 
Apalagi kalau kamu jadi menulis tulisan seperti itu pembaca akan berkata begini ”Hari gini penulis masih kurang ide, cape dehhhh!” yang kena kan kamu, sebagai penulis. Masa penulis nggak banyak ide seh?
Contoh yang paling mudah kamu angkat untuk iede ceritamu, misalnya, sekarang kan banyak orang asing di Aceh nih. Angkat tuh utnuk cerita kamu. Misalnya, tentang seorang bule kesasar ke desa terpencil (baca kelanjutannya….)

Karakter Tokoh/Logika Cerita

Kamu udah punya ide tentang cerita kamu tadi? Nah, sekarang yang harus kamu perhatiin baik-baik adalah karakter dari tokoh cerita kamu itu. 
Misalnya, di awal cerita kamu nulis kalau bule tersebut sedikitpun nggak bisa bahasa Aceh tetapi dipertengahan cerita kamu udah nulis kalau bule itu ngomong bahasa Aceh dengan lancar. Jelas aja nggak nyambung kan? 
Pembaca pasti akan mengira kamu emang benar-benar ngayal sambil nulis (ngayal tempang bule kamu itu kalee). Logika cerita kamu udah nggak ada lagi sekarang. Hilang sama sekali, bahkan pembaca akan langsung meninggalkan karya kamu! Ingat, pembaca akan terkesan pada tulisan pertamamu.

Setting

Kamu mau nulis tentang jepang? Silahkan. Kamu mau nulis tentang Amerika? Nggak apa-apa. Kamu mau nulis tentang Irak atau Iran? Nggak ada yang marah. Atau kamu mau nulis tentang daerah kamu sendiri? Itu malah lebih bagus. 
Tapi ingat, kamu harus punya data-data yang cukup untuk tulisan kamu itu. Jangan mereka-reka tentang suatu daerah. Misalnya kamu nulis tentang Melbourne, di awal udah bagus banget, tetapi kamu ceroboh saat kamu menyelipkan kalimat berikut “Kangguru berlompatan di tengah kota,” jelas aja sangat janggal bukan? 
Mana mungkin kangguru ada di tengah kota? Iya. Australia dikenal dengan negara kangguru tetapi di mana dan tentunya bukan di tengah kota bukan? Kamu benar-benar harus memahami suatu daerah jika kamu ingin menuangkannya ke dalam tulisan kamu. 
Nggak usah gusar, selama kamu masih punya tekad untuk menulis tak akan habis ide yang akan dapat kamu tulis, kuncinya harus banyak referensi. Banyak baca. Banyak tanya. Banyak nulis tentunya.

Judul

Dalam memilih judul kamu juga harus hati-hati, bahkan sangat hati-hati. Jangan pernah tergoda dengan judul-judul jaman dahulu kala itu. 
Pilih judul yang semenarik mungkin. Seperti judul berikut Ada Rindu di Mata Peri (Asma Nadia), Ayat-Ayat Cinta (Habiburrahman El-Shirazy) atau Malaikat dan Iblis (Dan Brown). Atau apa aja deh yang menurut kamu bagus dan enak untuk dilirik.

Alur

Kamu dapat memilih alur cerita itu bagaimana, ada alur maju dan ada alur fastback (maju mundur), suka-suka kamu mau pilih seperti apa. Biasanya untuk penulis remaja mereka banyak mengambil alur maju sedangkan untuk sastra ada yang mengambil alur mundur, namun terasa berat. Terserah kamu deh mau pilih yang mana.
Itu aja dulu yang perlu kamu perhatiin baik-baik jika kamu ingin memulai menggerakkan pena. Nggak usah gusar dan bengong. Ayo gerakkan pena kamu dan menulislah!
Tak ada kata yang indah selain menulis, menulis, menulis…..
So, kapan kamu gerakkan pena untuk memulai memaknai kata?