Categories
Uncategorized

Rapikan Kategori Tulisan di Blog dengan Program Post Type dari Udemy

Suatu ketika – bahkan sampai sekarang – saya
sering mengeluh dengan kriteria tulisan yang engagement-nya baik
di mata mesin pencari. Saya maunya begini tapi yang diberikan Google begitu.

Belajar optimalisasi blog di Udemy.com
Apakah tulisan yang saya bagikan kurang
menarik? Saat traveling ke Jakarta, Bandung atau ke tempat lain, bahkan luar negeri. Saya selalu menulis artikel dengan foto agar lebih menarik
dan nyata. Tetapi, tulisan ini mendatangkan sedikit trafffic, bahkan
yang komentar orang yang sama dari tulisan sebelumnya.
Di manakah yang kurang dari tulisan saya? Saya
sudah mengemas tulisan dengan bumbu-bumbu yang berbeda dari yang lain bahkan
sudah dibagikan ke semua media sosial yang saya miliki.  
Selama ini saya menulis saja sesuai apa yang
dirasa bahkan pengalaman dari sebuah perjalanan. Share, tunggu ada yang baca
dan comment di blog post itu. Saya sama sekali tidak tahu
trik khusus dalam sharing ke mesin pencari. Saya bertanya-tanya, apakah
mungkin ada pelajaran khusus agar sebuah blog menjadi lebih
menarik?
Seorang teman, merekomendasikan udemy.com
yang merupakan kursur online dengan banyak sekali pelajaran.
Salah satu materi adalah Become a WordPress Developer: Unlocking Power
With Code
yang sedang saya butuh sekali pemahamannya. Jadi nantinya,
pembaca akan dengan mudah memisahkan tipe tulisan yang ada di dalam blog.
Artinya, kalau mau membaca tentang traveling saja, cukup masuk ke kanal
ini. Atau, mau baca-baca kategori lain tinggal masuk ke kanal yang dimaksud
misalnya education maupun technology.
Tampilan awal kursus di Udemy.
Kemudian, saya membuat akun di Udemy untuk
bisa belajar lebih lanjut. Saya ambil kelas dengan materi tersebut yang membutuhkan
waktu dua minggu lebih untuk mempelajarinya. Disela-sela kesibukan saya sebagai
guru, saya belajar dengan serius – meskipun hasilnya adalah urusan rezeki
beberapa waktu ke depan
.

Kita mulai dengan Udemy

Udemy salah satu kursus online berskala
global. Kita bisa belajar lebih dari 100 ribu materi kursus yang diajarkan oleh
tentor seluruh dunia. Selain materi yang saya pilih, ada materi lain misalnya
optimalisasi Instagram (Instagram marketing), pengembangan diri, perangkat
lunak komputer, desain, kesehatan, musik dan lain-lain.
Materi kursur yang disiapkan tentu berbeda
antara satu tentor dengan lainnya. Materi ajar yang disiapkan juga tidak
membosankan. Proses belajar berangsung nyaman dengan visualisasi yang mudah
dicerna. Meskipun materi dalam bahasa Inggris tetapi terdapat terjemahan dalam
bahasa Indonesia, atau bahasa lain.
Tiap materi yang dipelajari terdapat tombol play
& pause
, sehingga kita bisa belajar kapan saja dan di mana saja asalkan
koneksi internet stabil. Selain menggunakan desktop, aplikasi Udemy juga
tersedia di Android dan iOS. Jadi, bisa belajar di mana pun, bahkan melanjutkan
pelajaran tertunda tanpa kenal waktu dan tempat.
Akun yang dibuat di Udemy tidak berlaku expired.
Kita bebas mau belajar kapan saja dengan materi ajar yang telah dibeli. Besok-besok
mau belajar lagi kita bisa membuka kembali materi kursus yang sudah dipelajari
sebelumnya.

Mulai belajar di Udemy

Instruktur saya dalam mempelajari Become
a WordPress Developer: Unlocking Power With Code
adalah Brad Schiff,
seorang Web Developer profesional di bidangnya. Pelajaran penting dari materi
ini adalah bagaimana memulai sebuah blog, apa yang harus dilakukan maupun
mengapa memulai sebuah blog
, langkah coding maupun maunya WordPress
itu apa saja
sehingga blog lebih optimal.
Instruktur yang membimbing di Udemy.
Tiap sub materi itu memiliki sub-sub lain,
tergantung berapa banyak materi ajar yang akan diberikan. Langkah demi langkah
diajarkan oleh Schiff dengan tepat dan mudah dipahami. Kita bisa mengulang
kembali ke menit sebelumnya jika belum paham, ataupun pause terlebih
dahulu untuk memahami dengan benar atau mencatat poin penting.
Salah sub materi yang menarik minat saya
adalah Programs Post Type. Selama ini mungkin saya abaikan
saja tipe tulisan di blog. Saya bebas mau menulis apa saja tanpa
mengkategorikan tulisan itu masuk ke mana.
Materi yang saya perdalami di Udemy.
Sebenarnya, kata Schiff, sebuah tulisan yang
ditulis itu harus masuk ke dalam tipe tertentu sehingga pembaca tidak kebingungan
mau ke mana setelah mengunjungi blog kita. Misalnya, di blog
saya ada tulisan Terbayar Sudah Nonton Bioskop Setelah Jalan Kaki PuluhanKilometer atau Bandung Tak Sekadar Cinta Picisan Dilan dan IdeKreatif Ridwan Kamil.
Kategori traveling dan technology di
blog saya menjadi primadona karena; saya suka dengan perkembangan
gadget
dan suka jalan-jalan. Saya mengemas tulisan dengan tipe ini
lebih banyak karena memang materi tulisan itu lebih diterima berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman.
Bagian 9: Programs Post Type dari Become a WordPress Developer: Unlocking Power With Code terdiri
dari tiga sub materi. Materi Creating Relationships Between Content diajarkan
dalam waktu 19 menit dengan materi yang diarahkan kepada pemisahan
konten-konten sesuai dengan tipe tulisan.
Materi Bagian 9 poin 37.
Perlu diketahui bahwa sebuah blog pemula
wajib memisahkan konten berdasarkan tipe sehingga lebih mudah dan terarah saat
pembaca mengunjungi blog. Namun bisa dibayangkan jika saat tulisan sudah
mencapai ratusan bahkan ribuan tanpa ada pemisahan kategori, pembaca tidak bisa
membedakan informasi yang didapat.
Dengan memisahkan konten ini, pembaca yang
suka traveling akan membaca tulisan lain di kanal traveling tanpa
perlu back to home untuk mencari lagi tulisan serupa. Identitas pembaca
beragam, ada yang suka satu topik ada pula yang suka penasaran dengan banyak
topik. Jika sudah ada kategori ini maka pembaca bisa dengan mudah masuk ke
topik-topik yang diinginkan agar lebih mudah mendaparkan beragam informasi.
20 menit digunakan untuk mempelajari Displaying
Relationships (Front-End)
. Kadangkala kita dibuat enggan untuk
melanjutkan bacaan karena tampilan blog yang nggak menarik. Tampilan
antarmuka penting sekali dari sebuah blog sehingga pembaca bisa bertahan
lama.
Materi Bagian 9 poin 38.
Pelajaran ini membawa pengaruh besar kepada
saya yang suka tampilan blog simpel dan ringan. Di mana pembaca akan
bertahan tak lebih 30 detik untuk loading sebuah halaman. Lebih
dari itu, pembaca akan kabur ke blog lain yang serupa. Tampilan yang
menarik dengan kecepatan stabil bisa membuat pembaca bertahan lama di blog untuk
membuka kategori konten lain yang lebih banyak di blog kita.
Makin baik tampilan antarmuka, makin banyak
pembaca yang mengunjungi blog kita. Pembaca yang sudah datang bisa
membagikan kepada teman-temanya, direkomendasikan atau menjadi tulisan
andalan di mesin pencari
.
Bagian terakhir dari materi yang saya pelajari
adalah Quick Program Edits yang dipelajari selama 9 menit. 
Materi Bagian 9 poin 39.
Ini adalah
bagian finishing dari pelajaran yang saya ikuti secara keseluruhan
selama 27 jam. Pelajaran saya akhiri pada 21 September 2019 dengan sertifikat
digital yang menarik dan bisa digunakan suatu waktu nantinya.

Usai belajar di Udemy

Belajar sekali memang tidak cukup. Saya maunya
belajar lagi nanti untuk memantapkan materi ajar dan pengetahuan. Setelah proses
pembelajaran selesai dengan semua materi pelajaran tercentang, kita akan
mendapatkan sertifikat.
Sebelum itu, kita bisa memberikan peringkat
berupa bintang satu sampai lima untuk pembelajaran ini. Kita juga bisa Ceritakan
pengalaman pribadi Anda saat mengikuti kursus ini. Apakah cocok bagi Anda?
Rating untuk Udemy.
Saya menulis sedikit saja bahwa materi ajar
dari Brad Schiff tentang Become a WordPress Developer: Unlocking Power
With Code
khususnya Programs Post Type sangat membantu
optimasi blog saya ke depan.
Udemy juga meminta kita untuk memberikan
penghargaan kepada mereka sesuai keyakinan yang kita dapatkan selama belajar. Kita
bisa memilih YA untuk pertanyaan Apakah instrukturnya menguasai topik? atau
TIDAK untuk pertanyaan Apakah pemaparan konsep cukup jelas? mungkin juga
TIDAK YAKIN untuk pertanyaan Apakah penyampaian instruktur menarik?
Masukan untuk Udemy sangat berarti,
Semua masukan ini bisa langsung di SIMPAN DAN
LANJUTKAN atau LOMPATI untuk segera mengambil sertifikat. Masukan kita tentu
berarti untuk Udemy dalam memperbaharui cara belajar maupun materi ajar ke
depannya.

Daftar dan bayar kursus di Udemy

Ragam materi yang ditawarkan dan berbeda pula
harganya. Materi Become a WordPress Developer: Unlocking Power With Code
dapat dibeli dengan harga Rp 2.800.000 namun saat saya mendapatkannya diberi
diskon menjadi Rp 280.000 saja. Saya tentu saja tidak mau menyia-nyiakan
kesempatan untuk belajar lebih cepat dan menerapkan ilmu ke blog. Kapan lagi Belajar Coding PHP kalau bukan sekarang?
Sertifikat bisa diunduh kapan saja.
Daftar Udemy sangat mudah sekali, cukup dengan
memasukkan nama, e-mail dan password. Kita bisa memilih materi apa
yang akan dipelajari dengan proses pembayaran bisa dilakukan melalui Indomaret
atau Alfamart.
Saya sudah tidak sabar untuk mempelajari
materi lain agar blog lebih optimal. Tetapi, kayaknya saya
mau belajar Instagram Marketing terlebih dahulu agar media sosial
ini makin mantap!
Categories
Uncategorized

Salah Cara Pindah Data dari Smartphone Bisa Picu Kekesalan Panjang

Jakarta dua bulan lalu. Dalam terburu-buru
saya memindahkan data berupa foto dan video dari smartphone ke dalam
laptop melalui kabel data. Waktu tempuh sampai semua data terkirim sekitar 10
menit lebih. Saya asyik mengobrol dengan teman sekamar sambil menunggu proses
pengiriman data selesai.

Simpan data smartphone sebelum terlambat.
Memori smartphone yang hampir penuh
menjadi alasan terkuat saya memindahkan foto-foto ke laptop, yang nanti
diteruskan ke dalam flashdisk. Saya berencana melanjutkan perjalanan ke
Bandung selepas acara di Jakarta. Sudah pasti saya membutuhkan ruang kosong di smartphone
agar bisa menampung banyak kenangan.
Jika traveling begini, saya memang
jarang sekali membawa laptop karena agak merepotkan. Dari Aceh ke Jakarta,
lanjut ke Bandung, terus pulang juga dengan jarak yang sama. Belum lagi selama
di destinasi akan ke mana-mana yang menambah beban di punggung. Teman
sekamar membawa laptop, suatu kebetulan yang menjawab bingung saya dalam
memindahkan data.
Kami larut dalam pembicaraan yang penting
nggak penting
. Saya mau ngapain di Bandung dan teman sekamar mau ke
mana di Jakarta. Kami sama-sama extend namun beda tujuan wisatanya. Bukan
tanpa alasan, saya sangat ingin ke Bandung karena kidung pernah menari dalam
mimpi di sana. Selagi ada kesempatan dan teman jalan, saya mengiyakan dengan
senang.
Notifikasi di laptop berbunyi bip. Proses
pengiriman data selesai. Saya tidak langsung membuka data yang terkirim
tersebut, langsung memindahkan ke flashdisk karena teman sekamar mau
segera check-out; teman dekatnya sudah menunggu di lobi hotel.
Setelah pamitan dan berjanji akan ketemu lagi
di kesempatan lain, saya juga beres-beres. Rombongan kami akan ke Stasiun
Gambir sekitar jam 9 lewat. Saya masukkan semua barang ke dalam koper dan
beberapa yang penting ke dalam ransel, termasuk flashdisk yang datanya
baru saya kirim tadi.
Berangkatlah saya ke Bandung
dalam kerinduan yang pernah ada, saya tulis
di babak sebelumnya!
Pulang ke Aceh tentu dengan kenangan manis dan
lelah. Saya bongkar-bongkar foto selama perjalanan, juga dari flashdisk
yang akan dipublikasikan ke media sosial. Saya yakin sekali banyak foto bagus di
sana. Di jembatan Jakarta Central Park yang fenomenal. Di booth acara
yang meriah maupun beberapa foto bersama teman yang indah.
Flashdisk saya
sambungkan ke laptop. Buka folder foto yang terbaru. Saya mencari beberapa
foto; kita pasti ingat di mana saja pernah berfoto. Saya menarik kursor
ke bawah, kembali ke atas. Mengerutkan kening. Kayaknya ada beberapa
foto yang hilang. Saya masih belum yakin. Saya geser lagi kursor, bolak-balik.
Tetap nggak ketemu.
Saya buka galeri smartphone, berharap
ada jejak di sana. Sayangnya cuma foto Bandung yang tersisa. Saya buka folder
foto WhatsApp yang telah diunduh, mungkin saja pernah saya kirim ke grup. Tetap
sama.
Saya mulai panik, sedikit. Balik lagi ke layar
laptop. Saya amati baik-baik dan memang benar, beberapa foto dengan sudut
pandang yang ‘bagus’ menurut saya telah lenyap; tepatnya tidak terkirim
sempurna sewaktu di Jakarta. Sedangkan foto di smartphone sudah terlebih
dahulu dihapus sebelum ke Bandung.
Sah. Sebagian data saya hilang….
Mau melakukan apa juga entahlah. Saya
terus berpikir ke mana foto itu bisa ditarik kembali. Saya diamkan diri
beberapa saat sebelum terpikir, mungkin sempat tersinkronisasi dengan Google
Photo. Saya membuka Google Crome lalu masuk ke Google Photo. Harap-harap cemas
menanding loading internet yang sebenarnya standar tetapi sangat lamban
di mata saya.
Saya menggeser kursor ke bawah, terus menarik
sampai terhenti di tanggal saya memindahkan foto ke laptop. Sayangnya, memori
Google Photo tidak merekamnya. Mungkin waktu itu smartphone saya tidak
terkoneksi dengan Wi-Fi hotel. Kebiasaan Wi-Fi hotel lambat karena mungkin banyak
yang pakai, saya lebih sering mengaktifkan data seluler.
Kenangan tinggallah lupa. Saya mendesah karena
kecerobohan waktu itu. Seandainya saya cek dulu mungkin tidak demikian. Seandainya
teman saya mau menunggu sebentar lagi. Seandainya saya memakai microSD di smartphone.
Seandainya yang nggak penting disesali.
Jika nanti traveling lagi, saya mungkin
harus menyiapkan jauh-jauh hari perangkat yang mendukung. Apabila memori smartphone
hampir penuh, saya langsung bisa mengatasi dengan cara cepat dan ampuh. USB
OTG SanDisk Dual Drive
bisa menjadi teman terbaik keliling nusantara bahkan
dunia.

Apa Itu USB OTG SanDisk?

Sebagian orang mungkin masih bingung dengan
perangkat ini. Dalam definisi dasar, USB OTG itu sendiri adalah sebuah
perangkat ‘flashdisk’ yang dapat memindahkan data langsung dari smartphone
tanpa perantara seperti laptop. Jadi, jika kita menyambungkan USB OTG ke smartphone
kita bisa langsung memindahkan data secara manual maupun otomatis.
USB OTG (On The Go) ke depannya akan menjadi
primadona mengingat cara pakainya yang mudah dan ekosistem pengguna smartphone
yang meningkat. Back-up data sangat mudah, cepat dan tidak menganggu
aktivitas lain membuat perangkat ini dinanti kehadirannya.
SanDisk sebagai legenda media penyimpanan
eksternal mengenalkan USB OTG SanDisk Dual Drive untuk smartphone berbasis
Android, dan iXpand Flash Drive untuk smartphone berbasis iOS (iPhone).
USB OTG SanDisk yang praktis digunakan.  
Kita tentu mengenal flashdisk dari
SanDisk dengan ciri khas fisik yang keren. USB OTG SanDisk Dual Drive juga
tidak jauh berbeda. Dalam memudahkan transfer data secara otomatis dari smartphone
ke perangkat ini, kita cukup mengunduh aplikasi SanDisk Memory Zone di
Google Play atau iXpand Drive di Apple Store.
SanDisk sangat memahami kondisi pengguna smartphone
yang multitasking. Setelah menginstal software pendukung
tadi, aplikasi akan berjalan secara otomatis di belakang layar. Begitu USB OTG
SanDisk Dual Drive disambungkan ke konektor smartphone, back-up otomatis
akan terus berjalan sepanjang kita mengerjakan apapun pada smartphone. #
SanDiskAPAC memang keren sekali bukan?
Data lama di dalam smartphone tentu
langsung ter-back-up. Yang menarik adalah saat foto dan video dari media
sosial, baik yang kita upload maupun tag dari teman bisa juga
masuk ke dalam back-up oleh USB OTG SanDisk Dual Drive. Beberapa data
memang #DibuangSayang sehingga kita memerlukan back-up di beberapa
tempat. Nggak ada yang tahu beberapa tahun ke depan kita ingin melihat kembali
kenangan itu.
Tipe USB OTG SanDisk yang bisa dibeli.
Detail produk USB OTG SanDisk.
 

Kode penjualan berdasarkan negara.

Garansi USB OTG SanDisk.
SanDisk sendiri dikenal sebagai pencipta
teknologi flash memory. Smartphone yang saat ini populer tidak
lagi menyertakan slot microSD sehingga kita kerepotan untuk memindahkan
data. Dengan USB OTG SanDisk Dual Drive kita bisa mengganti microSD yang
terlupakan itu.
USB OTG ini mengandalkan SanDisk Extreme®
microSD yang masuk ke dalam kategori SDXC, di mana kecepatan transfer adalah
R/W up to 160Mbps/ 90 Mbps. Kecepatan transfer data ini biasanya
kita temui di media penyimpanan kamera digital.
Bagi saya yang sering mengalami full memory
smartphone
, USB OTG SanDisk Dual Drive sangat dibutuhkan. Di mana-mana bisa
memindahkan data sebelum pulang nanti dipindahkan ke laptop. Satu keunggulannya
adalah kita bisa mengecek kembali data yang telah ditransfer sebelum
dihapus dari memori smartphone

Perilaku Pengguna Smartphone yang Lupa Back-up Data

Di sekolah, teman sesama guru sering mengeluh
karena beberapa foto hilang akibat ‘over’ memori. Saya juga pernah
mengalami hal serupa pada salah satu merek smartphone papan atas. Karena
beberapa teman guru tidak paham penyimpanan awam seperti Google Photo, kondisi
ini tidak mungkin bisa diselamatkan dengan mudah. Bahkan, tidak bisa
diselamatkan sama sekali.
Perasaan kesal dan campur aduk lain yang dirasakan
oleh teman guru ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh DEKA yang
dibantu oleh Western Digital Corp. Dalam penelitian ini menyebutkan bahwa 67%
pengguna smartphone di Indonesia kehilangan data karena tidak melakukan back-up.
Penelitian ini juga menyebut 80% pengguna smartphone menyadari pentingnya
back-up data meskipun tidak melakukannya.
Amy Tan, selaku Direktur Sales Regional
Western Digital, menyebut, “Selama ini, banyak yang berpikir bahwa proses
pencadangan atau back-up data adalah sesuatu yang rumit atau terlalu memakan
waktu, sehingga mereka jarang melakukannya. Salah satu brand dalam naungan
Western Digital Corp., yaitu SanDisk® adalah brand terdepan dalam solusi
penyimpanan mobile. Kami ingin memberikan solusi kepada para pengguna dengan
mempermudah dan mempercepat proses penyimpanan dan back-up data di perangkat mobile,
Perilaku pengguna smartphone di Indonesia.
Kembali ke kondisi teman sesama guru di
sekolah yang rata-rata adalah ibu-ibu yang tidak pada masanya untuk paham
perkembangan teknologi, tetapi mereka adalah pengguna aktif. Dalam enggan
belajar mereka sering bertanya bahkan meminta saya untuk memindahkan data-data
mereka ke dalam flashdisk atau microSD yang baru dibeli.
Kurang paham pengetahuan didukung oleh stimulus
‘sulitnya’ memindahkan data itu membuat mereka malas cari tahu. Akhirnya,
banyak data berupa foto dan video penuh kenangan hilang karena masalah sepele
itu. Dengan hadirnya USB OTG dari SanDisk ini setidaknya bisa melegakan nasib
nahas dari guru-guru ini.
Menariknya, Indonesian Consumer Mobile Habit
and Data Management Survei yang dilakukan oleh Western Digital ini menyebutkan
bahwa 97% responden mengandalkan smartphone sebagai perangkat utama
dalam beragam aktivitas. Survei yang dilakukan pada 27 Februari 2019 sampai
dengan 11 Maret 2019, melibatkan responden usia 18 tahun ke atas.
Umumnya pengguna smartphone mengandalkan
perangkat ini sebagai pengganti kamera digital karena lebih praktis dan segala
guna; termasuk langsung share ke media sosial. Pengguna smartphone di
Indonesia yang ‘ramah’ budget juga tertahan untuk membeli smartphone dengan
memori besar, sebanyak 56% responden memberi jawaban 16GB atau 32GB adalah pilihan
yang tepat.
Smartphone dengan
dua jenis memori internal ini memang sangat menyulitkan. Aplikasi bawaan
ditambah aplikasi yang diinstal lainnya cukup memakan ruang. Di antara responden
menyebut 1GB sampai 3GB memori tersisa setelah banyak data tersimpan. Hal ini
tentu tidak mungkin karena tiap waktu data terus bertambah; belum lagi soal update
aplikasi media sosial yang makin mendapat pembaharuan makin besar memakan tempat.
Smartphone rusak
atau terkena virus bisa menjadi masalah besar bagi pengguna. Sebanyak 67%
responden pernah mengalami masalah kehilangan data karena keteledoran ini. Sebagian
ada yang rutin melakukan back-up, dan sisanya harus rela kehilangan data-data
penting mereka.

Buruan Back-up Data dengan USB OTG SanDisk

Alasan mengapa kita penting sekali back-up
data sudah saya kasih gambarannya, termasuk perangkat apa yang mesti dipakai. USB
OTG SanDisk Dual Drive maupun iXpand Flash Drive memberikan solusi terbaik
dalam hal back-up data smartphone. Karena #SanDiskAPAC solusi terbaik. 
Solusi pertama adalah Bebaskan Memori
Penyimpanan di Smartphone
. SanDisk merancang sebuah mobile storage agar
mudah memindahkan data di manapun dan kapanpun. Dengan menyambungkan USB OTG SanDisk
ke smartphone maka secara otomatis data bisa langsung dipindahkan. Kita bebas
mau memindahkan ke smartphone lain atau ke laptop, yang penting data
sudah aman terlebih dahulu.
Solusi kedua adalah Plug and Play yang
Praktis
. Back-up data yang tidak teratur membuat kita lupa data
mana yang sudah dipindahkan atau dicadangkan dan mana yang belum. Dengan USB
OTG SanDisk ini, data-data yang sudah atau belum dicadangkan akan otomatis ter-back-up
begitu perangkat disambungkan dengan smartphone. Jadi kita tidak perlu
repot-repot meneliti kembali mana data yang sudah dan belum.
Solusi ketiga adalah Lakukan Back-up
untuk Konten Media Sosial
. Kadangkala kita ingin mengambil kembali foto
dari media sosial yang sudah dipublikasikan. Biasanya, kita melakukan screenshot
di layar smartphone setelah mencari foto mana yang mau disimpan. Namun,
dengan USB OTG SanDisk ini, kita nggak perlu repot lagi karena data dari media
sosial juga otomatis akan ter-back-up juga.
Solusi keempat adalah Upgrade Smartphone
untuk Menambah Kapasitas
. Tak bisa dipungkiri bahwa foto adalah data dominan
dari smartphone kita. Selain itu, game adalah aplikasi ‘wajib’ lain
yang mau tidak mau menyita ruang lebih besar. Kartu memori SanDisk Extreme®
microSDTM dengan spesifikasi A23 akan memberikan kenyamanan saat
bermain mobile game dengan kapasitas penyimpanan lebih besar serta
proses pemuatan aplikasi yang lebih cepat.
Model USB OTG SanDisk yang bisa dibeli di Shopee.
Kunjungi Official Store SanDisk di Shopee siapa tahu ada yang menarik untuk dibeli.
Buruan back-up data
sebelum terlambat. Memang saat ini kesannya, “Ah, nggak butuh,” atau “Nggak
begitu penting,” tetapi di saat-saat genting nanti pasti ada saja data yang
ingin kita tarik kembali. Jangan sampai terlewat dalam melakukan back-up
karena sebelum menyesal kemudian!
Categories
Uncategorized

Terbayar Sudah! Nonton Bioskop Setelah Jalan Kaki Puluhan Kilometer di Jakarta

Impian ke Jakarta adalah milik semua orang.
Gemerlap Ibu Kota meskipun kemacetan di mana-mana tak
lain sebuah rindu untuk dilalui. Percuma saja jika ke Jakarta tanpa terhalang
padatnya lalu lintas; karena akan mirip saat kau berdiri di pematang sawah
di kampung yang indah.
Irama langkah pejalan kaki yang cuek dan angkuh juga
menjadi lantunan yang sulit ditemui pada orang-orang kampung yang terbiasa
berjalan lambat.

Jika kau tanya bagaimana senang hati
begitu tiba waktu ke Jakarta? Tidak hanya suka-cita dan haru airmata, tetapi saya
ingin menonton bioskop!
Mungkin, alasan yang nggak penting sama sekali
bagi sebagian orang. Mau duduk manis di dalam bioskop kok mesti di
Jakarta? Padahal Ibu Kota punya sejuta pesona yang sulit dilalui untuk
dijadikan kenang-kenangan ataupun pemantik semangat agar terus berjuang.
Saya tetap ngotot harus masuk bioskop. Sekadar
merasakan bagaimana rupa ‘layar tancap’ besar di dalam gedung itu. Mungkin saja
ini adalah pertama dan terakhir saya menonton bioskop. Maka, saya tidak
mau menyia-nyiakan waktu untuk menjadi bagian dari gebung bioskop.
Nanti, saya bisa berkata, oh begini rupanya
menonton film di dalam bioskop
. Dengan ramai orang, duduk rapi sesuai nomor
kursi, layar besar dengan warna terang, dan juga sound system yang
menyalak dengan gahar.
Matikan TV, ayo ke bioskop!
Mulailah perjuangan saya untuk menonton
bioskop di Jakarta. Anak kampung yang bukan merantau tetapi ‘cuma’ ingin masuk
ke gedung bioskop. Akhir tahun 2015 yang begitu memesona bagi saya, karena bisa
ke Jakarta dan berlagak orang kota saat bertemu orang lain.
Saya janjian dengan Citra Rahman di Mampang
Prapatan, Jakarta Selatan. Tak jauh dari gedung SMESCO, kerabat saya tinggal dengan
bahagianya. Kebetulan waktu itu, Citra Rahman masih bekerja di Jakarta dan saya
minta dirinya jadi guide untuk ke beberapa tempat penting di Ibu Kota,
termasuk tujuan akhir – yang sebenarnya utama – adalah menonton bioskop.
Kerabat saya mengantar sampai ke halte di
depan SMESCO. Sambil menanti Citra Rahman yang masih di dalam bus TransJakarta,
saya menikmati suasana kota besar yang begitu rumitnya. Orang-orang yang lewat
di depan sama sekali tidak melirik ke arah saya. Gedung pencakar langit tampak
angkuh sekali dengan orang-orang hebat di dalamnya. Lalu lintas begitu padat
dengan satu arah membuat kita sulit untuk menyeberanginya.
Saya mungkin terlalu manja waktu itu. Mungkin
juga karena belum terbiasa dengan suasana Jakarta yang semerbak harumnya ke
mana-mana; soal apa saja. Makanya, Citra Rahman menjemput saya dari
Tangerang ke Jakarta Selatan. Yang sekarang saya tahu bahwa itu adalah perjalanan
yang jauh sekali!
Kami bertemu di negeri orang dengan kecupan
senyum yang diterbangkan angin Jakarta. Saya dan Citra Rahman selama ini cuma
berkomunikasi melalui pesan instan meskipun dirinya juga orang Aceh.
Kami langsung akrab dan memulai perjalanan
yang mengasyikkan. Naik TransJakarta ke Kota Tua lalu ke Masjid Istiqlal. Setelah
salat dhuhur di sana, kami ke Monumen Nasional. Cerita tentang Kota
Tua
sudah saya tulis sebelumnya.
Belum ke Jakarta jika tidak ke Monas! Anggapan ini masih berlaku sampai sekarang. Meskipun selembar foto
sudah lebih dari cukup dan menegaskan bahwa saya pernah ke Jakarta.

Dan, saatnya ke bioskop….

Dari Jakarta Pusat, Citra Rahman menganjurkan
kami untuk langsung ke daerah Jakarta Selatan. Katanya, “Biar nggak repot ngantarnya
kalau sudah keluar dari bioskop,”
Waktu begitu cepat berlalu, dalam kemacetan
sambil Citra Rahman mencari-cari bioskop mana yang cocok untuk kami masuk di
Jakarta Selatan. Saya benar-benar lupa di daerah mana waktu itu. Turun di salah
satu halte di Jakarta Selatan, kami jalan sekitar 15 menit ke salah satu mall. Saya
cuma ingat di mall itu sedang ada fashion show dengan artis sebagai
jurinya.
Kami langsung naik ke lantai yang ada gedung
bioskop. Ada beberapa film yang sedang tayang namun saya hanya ingin menonton
bagian akhir dari serial Hunger
Games: Mockingjay – Part 2
. Pesona Katniss Everdeen masih menggoda untuk
diteruskan sampai ke babak penentuan, dan juga Peeta Mellark yang masih
misterius menjadi baik atau malah makin antagonis.
“Nggak ada kursi tersisa, Bai!” saya langsung
menghela napas panjang. Sudah jalan jauh sampai di gedung bioskop hanya bisa
gigit jari. “Coba aku cari bioskop lain yang dekat dari sini,” Citra Rahman
kemudian mulai mencari informasi di smartphonenya.
Film lain nggak ada yang menarik minat saya,
Citra Rahman juga belum menonton seri terakhir dari Hunger Games ini jadi kami
sama-masa tidak ada pilihan selain keluar dari mall tersebut. Lalu, kembali
berjalan kaki.
Saya mengikuti langkah Citra Rahman yang melesat
cepat. Entah karena ingin berhemat atau yakin sekali gedung bioskop itu ‘dekat’
kami tidak memesan taksi atau naik TransJakarta. Google Maps memperlihatkan
titik yang dekat sekali. Lima menit pertama saya meyakini kalau gedung bioskop
itu ada di depan mata. Sepuluh menit saya bertanya-tanya di mana gedung bioskop
itu di antara gedung-gedung pencakar langit yang kami lewati.
Lima belas menit terlewati dalam panas. Dua
puluh menit keringat mulai berkucuran. Saya mau bertanya sudah sampai di
mana kita
, takutnya saya yang bingung sendiri karena nggak tahu alamat. Tahu-tahu
malah ketemu alamat palsu!
Tiga puluh menit berjalan belum ada
tanda-tandanya. Di trotoar itu cuma ada kami berdua yang jalan kaki
tergesa-gesa. Citra Rahman celingak-celinguk ke kiri dan kanan. Saya yang belum
terbiasa jalan jauh begini mulai merasa kelelahan. Entah sudah berapa kilometer
kami berjalan sampai akhirnya gedung Hollywood XXI terlihat sudah.
Oh lelahnya. Tapi
saya harus semangat karena ini cita-cita ke Jakarta dengan dalih yang kuat di
Aceh nggak ada bioskop.
Citra Rahman langsung membeli tiket di kasir
yang sepi. Saya harap-harap cemas, jangan sampai jalan kaki lagi.
Tak lama, Citra Rahman menyerahkan tiket
kepada saya, dan “YES!!!” akhirnya menonton film di dalam bioskop. Sudah tidak
sabar saya ingin masuk ke dalam gedung pertunjukan itu!

It’s Show Time

Begini rupanya menonton film di dalam bioskop;
bikin terkejut, remang-remang yang menghanyutkan dan juga pegal karena
duduk sampai 2 jam lebih. Nama juga ingin, sesulit apapun tetap dijalani
dengan senang.
Menonton film di dalam bioskop memang sesuatu
cita rasanya. Tetapi, perjuangan untuk bisa masuk gedung bioskop pertama kali
itu bukan main. Dan, tidak boleh gagal. Jalan kaki puluhan kilometer, tidak
dapat seat atau film yang ingin kita tonton sudah turun layar, rasanya
itu menyesakkan sekali.
Saat melewati Hollywood XXI dengan salah satu
mall di Jakarta Selatan itu sekarang ini, memang terbukti ampuh jauhnya. Belum
lagi Hollywood XXI ke Mampang Prapatan. Jakarta itu meskipun gedungnya kayak
dekat-dekat tetapi sangat jauh jaraknya.
Akhirnya nonton film di bioskop!
Kembali ke pasal satu, ingin menonton film
di bioskop
, jadi perjuangan penuh keringat itu tidak sia-sia. Kata Citra
Rahman, “Biar sehat, Bai!” oh baiklah. Terima kasih Citra Rahman untuk
sebuah pelajaran dan juga teman bermain saat pertama menginjakkan kaki di Ibu
Kota Indonesia. Dan, alasan Citra Rahman memilih Jakarta Selatan karena begitu
keluar gedung bioskop, hari makin gelap. Citra Rahman harus mengantar saya
kembali ke depan SMESCO sedangkan dirinya pulang ke Tangerang.  
Mungkin nanti, kalau mau menonton film lagi di
bioskop, saya sudah nggak mau jalan kaki jauh untuk mencari bioskop mana yang
masih kosong. Selain hemat waktu juga hemat tenaga. Lelah berjalan bisa nggak
konsentrasi lagi saat sudah berada di dalam gedung pertunjukan.

Beli Tiket Bioskop Online di Traveloka Xperience

Karena sudah terbiasa dengan suasana Jakarta. Jika
nanti ingin menonton di bioskop, apabila ke Jakarta lagi, saya akan memilih
yang simpel saja. Saya mau berandai-andai di tahun 2015 sudah ada Traveloka
Xperience
mungkin saja saya dan Citra Rahman tidak seperti pengejar waktu
di siang terik. Mungkin juga, tenaga dan waktu yang dibuang percuma bisa
kembali untuk ke destinasi lain di Ibu Kota.
Waktu nggak mungkin kembali. Saya bisa
mengubah strategi jike ke Jakarta dan ingin kembali masuk ke gedung bioskop.
Traveloka baru saja meng-update aplikasi miliknya dengan menambahkan
fitur baru yaitu Traveloka Xperience. Ada yang menarik minat saya dari halaman
ini, yaitu bisa memesan tiket bioskop dengan mudah.
Sebagai informasi, Traveloka Xperience menawarkan
berbagai jenis produk dan aktivitas liburan serta gaya hidup di Asia Tenggara. Kita
bisa memilih atraksi, bioskop, event, hiburan, spa & kecantikan, olahraga,
taman bermain, transportasi lokal, tur, perlengkapan travel, makanan &
minuman dan kursus & workshop
. Traveloka Xperience memudahkan pengguna
dengan metode pembayaran beragam, proses pemesanan cepat dan praktis dan juga
layanan konsumen 24 jam dalam 7 hari kerja. Selain itu, terdapat 6 pilihan
bahasa yang memudahkan pengguna dari berbagai negara untuk mengaksesnya.
Fitur baru Traveloka keren banget!
Pengalaman yang tidak menggenakkan di tahun
2015 saya jadikan pelajaran penting. Saya tidak mau mengulangi ‘pemborosan
waktu’ cuma untuk mendapatkan seat kosong di bioskop. Waktu begitu mudah
hilang sedangkan tiket film yang ingin ditonton juga laku bagai kacang rebus
pinggir jalan, di musim hujan.
Saya buka aplikasi Traveloka dengan ikon
burung terbang berwarna putih dalam balutan biru muda. Say hi dari
aplikasi langsung memperlihatkan akun terdaftar dengan beragam pilihan di
bawahnya. Terakhir, saya pesan tiket kereta api dari Stasiun Kereta Api
Gambir
menuju Stasiun Kereta
Api Bandung
, sekitar dua bulan lalu.
Tentu saja, saya belum ada rencana untuk memesan
tiket kereta api maupun tiket pesawat terbang dalam waktu dekat ini. Begitu masuk
ke aplikasi yang memang sering saya buka untuk mengintip harga tiket
pesawat terbang, saya langsung tertuju pada fitur baru di antaranya JR Pass,
Asuransi, Antar Jemput Bandara, Eats dan yang tak kalah menarik adalah Traveloka
Xperience
.
Saya coba untuk membuat Traveloka Xperience
dengan tanpa alasan khusus. Namun begitu melihat Bioskop di antara fitur
lain, mata saya langsung terbinar. Inilah yang saya cari-cari selama ini. Ini yang
saya butuhkan jika suatu saat ke Jakarta lagi. Ini yang bisa membuat saya terbahak.
Tak menunggu waktu lama, saya langsung membuka
fitur Bioskop di Traveloka Xperience. Cari-cari beberapa film dan
bagaimana caranya memesan nanti. Ada film yang lagi box office di Korea
Selatan, yang diperankan oleh member Girl Generation, Lim Yoona bersama
Cho Jung-Seok, yang katanya tak cuma keren tetapi ada lucunya juga.
Saya membuka gambar film EXIT yang di samping
kanan aplikasi terdapat 13+ itu. Genre film action ini memang menarik
minat saya sebagai penggemar girl grup fenomenal Korea Selatan itu. Film dengan
durasi 104 menit itu ditampilkan sangat menarik oleh aplikasi Traveloka
Xperience
. Deskripsi film juga jelas, dan juga jenis gambar apa yang akan
kita lihat di bioskop. Untuk film ini tertera 2D.
Saya tidak lagi membaca sinopsi film ini
karena secara garis besar sudah dibaca pada beberapa review blog. Saya langsung
menuju pada pesan atau tidak tiket bioskop ini yang ternyata tanggal 19 September
adalah hari terakhir tayang di bioskop yang ada di Grand Indonesia itu. Tentu tidak
mungkin saya langsung terbang dari Aceh ke Jakarta secepat kilat itu.
Film EXIT yang ingin saya tonton di bioskop.
Pemesanan tiket bioskop di Traveloka
Xperience
sangat mudah. Selain memilih tanggal, jenis layar, waktu tayang,
kita juga bisa memilih kursi mana yang membuat nyaman dalam menonton. Traveloka
Xperience
juga memberitahu jumlah kursi tersisa di bawah total harga yang
harus kita bayar.
Setelah memilih waktu, kita bisa langsung
memilih seat dengan keterangan waktu putih tersedia, abu-abu terisi dan
warna biru dipilih. Sebelum melanjutkan proses pemesanan, kita masih bisa mengubah
posisi duduk apabila masih belum diisi oleh orang lain.
Proses pembayaran juga mudah, baik melalui
Kartu Kredit maupun transfer bank. Pengalaman saya biasanya saat traveling itu
selalu mengisi saldo untuk beberapa aplikasi di smartphone. Pembayaran non
tunai di Traveloka Xperience bisa dilakukan dengan PayLater maupun
UANGKU. Karena saya belum jalan-jalan, saldo UANGKU belum diisi mengingat kebutuhan
sehari-hari tidak mendesak untuk pembayaran melalui non tunai.
Pembayaran mudah dan cepat.
Pemesanan tiket bioskop melalui Traveloka
Xperience
sangat jelas, dengan keterangan nomor pemesanan lengkap dari
Traveloka. Kita tinggal datang dan tanpa perlu antre lagi di kasir kecuali jika
ingin membeli snack.
Film apa yang kita beli tiketnya dan menarik
setelah ditonton, bisa dibagikan langsung melalui Traveloka Xperience ke
media sosial. Selain rekomendasi film, kita juga merekomendasikan akses yang
mudah di Traveloka #XperienceSeru dalam hal memesan tiket bioskop
secara cepat dan hemat waktu.
Saya makin tidak sabar untuk ke Jakarta dan
memesan tiket bioskop melalui Traveloka Xperience. Selain fitur Bioskop,
adalah fitur Kursus & Workshop yang menarik perhatian saya. Salah satu
kelas yang menarik adalah Kelas di Ganara Art Kemang. Alamatnya di
Mampang Prapatan, yang dekat dengan rumah kerabat saya.
Mitsubisi Xpander menanti siapa yang beruntung.
Seni ‘memahat’ tanah liat yang menarik minat
saya karena artistiknya yang kuat. Selama ini saya hanya menonton di tayangan
televisi bagaimana seorang belajar membentuk karya kerajinan seperti asbak
maupun pot bunga dengan halus dan indah.
Mungkin nanti jika bermalam di rumah kerabat
saya bisa ikut kelas membuat cangkir minum atau pot bunga untuk dibawa pulang
ke Aceh. Harga yang sesuai ditambah poin dari Traveloka bisa menghemat pengeluaran
saya. Bahkan, jika beruntung belanja terus-menerus melalui Traveloka
Xperience
kita berkesempatan mendapatkan kendaraan roda empat, Mitsubishi
Xpander.

Traveloka Xperience dan Alasan Rekomendasi 

Ada bagian terpenting dalam hidup kita yang
terkadang diabaikan begitu saja, yaitu waktu. Gaya hidup yang ‘terbiasa’
menawar membuat kita ingin terus demikian. Padahal, saat itu terjadi kita telah
membuang-buang waktu.
Saat memesan transportasi misalnya, kita
seolah-olah tersiksa dengan harga mahal lalu terjadi tawar-menawar dengan sopir
taksi. Saat membeli perlengkapan travel seperti ransel maupun koper,
kita rela berpindah dari satu toko ke toko lain cuma untuk mendapatkan diskon
Rp 5.000 saja.
Betapa kita lupa bahwa waktu telah terbuang, bensin
juga habis untuk bolak-balik dari satu toko ke toko lain. Namun, hal itu tidak
akan terjadi apabila kita memilih ‘jalan pintas’ dengan memesan perlengkapan travel
maupun transportasi melalui online.
Traveloka Xperience tak lain jawaban dari kebutuhan kita sehari-hari. Seperti pengalaman
saya yang mencari seat kosong dari satu bioskop ke bioskop lain. Tidak hanya
lelah tetapi waktu terbuang sia-sia. Mungkin saja jika langsung pesan online
waktu itu, saya dan Citra Rahman tidak kemalaman begitu keluar dari gedung
bioskop.
Efisiensi waktu dari Traveloka Xperience membawa
pengaruh besar terhadap gaya hidup kita. Misalnya telah memesan tiket bioskop,
kita langsung ke gedung bioskop yang dituju tanpa perlu mencari bahkan menunggu
pembelian tiket di kasir. Saat waktu tiba, kita bisa langsung masuk ke dalam
gedung dan menikmati pertunjukan.
Demikian pula dengan transportasi, kita tidak
akan kerepotan memilih jenis mobil apa dan nyaman untuk mengantar kita ke
tujuan – misalnya antar jemput bandara. Belum lagi fitur-fitur lain yang
sebagian bisa refund dan dilayani selama 24 jam apabila ada masalah.
Kemudahan akses dan bisa dilakukan di mana
saja membuat kita nyaman dan aman saat traveling. Kita nggak kerepotan
mencari mesin ATM karena saldo UANGKU sudah cukup untuk berbelanja. Kita nggak
harus menunggu lama karena kendaraan yang dipesan akan datang cepat waktu.
Inilah yang saya cari. Mungkin orang lain
juga. Traveloka Xperience membawa kemudahan dalam setiap langkah. Ke mana-mana
akan senang dan nyaman; dan itu sebenarnya yang saya inginkan!
Categories
Uncategorized

Pengalaman Pertama Naik Kereta Api; Kok Mual dan Pusing?

Terburu-buru kami berangkat ke Stasiun Gambir
Jumat menjelang siang itu. Kemacetan dari Jakarta Barat mulai terasa. Tapi,
saya begitu bersemangat untuk hari itu karena pengalaman pertama naik kereta api.

Bentar lagi naik kereta api!
Idaman dalam impian yang sulit dibuyarkan
begitu saja. Dibenak saya, naik kereta api itu begini begitu yang sulit dideskripsikan. Tetapi, lama khayal tetap
saja ada karena iming-iming dari
tayangan televisi maupun gambar lain yang dilihat di internet.
Saya membayangkan Tiket KLIA Ekspres dalam sekali jalan
itu hampir seharga tiket pesawat. Bisa dipastikan orang-orang di Pulau Jawa
kebingungan jika hal demikian terjadi. Begitu saya cek secara online, rupanya sekali jala Jakarta ke
Bandung itu cuma Rp 150 ribuan saja.

Baiklah. Kita Berangkat. Ke Bandung yang menggelora dalam asa dan cinta!

Cerita tentang Bandung sudah
saya ceritakan di babak sebelumnya. Kau mungkin
bisa balik ‘kanan’ untuk bermain-main dalam kata penuh cumbuan asmara di sana. Sekali
kau buka lembaran itu, sulit sekali kau hempaskan karena memang bumbu dalam meraciknya mungkin
sekuat Dilan merayu Milea!
Taksi online
yang membawa kami, parkir di depan pintu masuk. Bayangan saya soal stasiun
kereta api yang ‘kumuh’ langsung buyar. Calon penumpang yang ramai dan suasana
yang mirip bandara membuat kita bisa terlena di sini. Segala jenis makanan dan
minuman bisa dengan mudah kau dapatkan.
Dan, hei! Itu pengurus rombongan kami yang
melambai. Katerina dan lain-lain sudah sampai terlebih dahulu padahal taksi
kami berangkat duluan. Mungkin begitu pula dengan jodoh, datang cepat belum tentu bisa melaju kencang.
Saya celingak-celinguk melihat yang lain. “Buruan,
Bai, cetak boarding pass di komputer
itu!” entah Primastuti Satrianto atau Elvina yang berujar demikian.
Dalam bingung saya mengikuti Afit dan Maseko
yang tentu saja sudah terbiasa dengan aktivitas di stasiun kereta. Jangan tanya
Afit lebih banyak, ‘suhu’ yang cukup panas di dekatnya itu bisa dibilang sudah
seperti naik sepeda ontel dari Yogyakarta ke Jakarta, dengan kereta api.
Kerjaan sampingan Afit.
Di depan komputer yang sedang menge-print boarding pass kereta api
adalah Febri, Dedew Rieka dan juga Kang Didno. Dedew Rieka membantu saya
memasukkan nomor pemesanan tiket untuk selanjutnya boarding pass tercetak seperti mesin ATM.
Lucunya, Elvina yang sudah lebih dahulu
mencetak boarding pass terkikik di
samping kiri saya. Hacker cewek
sebutan kami itu ternyata salah mencetak boarding
pass
, lembaran yang keluar adalah boarding
pass
untuk pulang dua hari lagi, bukan untuk pergi.
Kata Dedew Rieka, nggak masalah sudah
tercetak. Tapi, jika nanti hilang bisa cetak lagi di hari keberangkatan. Elvina
kemudian mencetak kembali boarding pass untuk
pergi.
Duduk di kursi tunggu stasiun kereta api tidak
serapi di bandara. Dian Radiata cuek saja melihat saya kelelahan. Padahal, jika
mau membandingkan dirinya lebih ‘gagah’ dibanding saya yang menarik koper ke
mana-mana. Dian cukup ‘menenteng’ ransel yang katanya tidak berat di
punggunggnya.
Cukup sudah saya duduk di atas koper. Suara halo-halo
dari cewek cantik di balik tirai itu memberitahukan kereta api apa saja yang
baru tiba dan akan berangkat. Kami masih menunggu bos idaman, Bang Emmet, yang
tadi izin pulang dulu ke rumahnya selepas acara.
Bang Emmet sampai, cetak boarding pass, lalu kami masih menunggu panggilan untuk masuk ke
kursi menunggu kereta api di depat peron di atas sana – entalah di mana –
beberapa menit lagi.
Sama seperti di bandara, kita diwajibkan membawa
kartu pengenal dan memperlihatkan boarding
pass
ada petugas check-in. Setelah
dipastikan sama, kita baru diperkenankan untuk menuju tempat menanti kereta api
sesuai dengan gerbong yang tertera di boarding
pass
.
Karena gerbongnya panjang, kita harus teliti
di gate berapa. Saya mengikuti Katerina
yang sibuk mengurus kerepotan kami. Namun, foto selfie tetap bertebaran
di mana-mana.
Selfie-nya tetap karena ada ratu selfie!
Tidak sama dengan naik pesawat udara, semua
barang bawaan kita sendiri yang membawanya ke dalam gerbong. Di mana-mana
terlihat calon penumpang sibuk dengan koper, kotak kardus, ransel, maupun
barang bawaan lain.
Laskar jaket kebanggaan siap berangkat!
Kami sempat bersenda gurau sebentar sebelum
kereta api datang. Saya sudah tidak sabar untuk masuk ke dalam gerbong, mencari
tempat duduk dan menikmati perjalanan!

Saya maunya seru perjalanan dengan kereta api ini!

Di dalam kereta api, saya duduk terpisah
dengan yang lain. Beberapa kursi di depan ada Bang Emmet, Febri, Kang Didno dan
Dian. Di belakang saya ada Katerina dan Elvina. Di samping kiri, Kang Didno dan
Afit. Dan kawan saya? Adalah seorang cewek yang mendadak menawarkan senyum. 
Afit cekikikan di belakang. Katerina bilang, “Pepet
terus,” yang entah mereka foto candid atau
didiamkan begitu saja. Mereka sukanya begitu, gemar membuat orang senang di
atas penderitaan.
Ini lho di dalam kereta api.
Masinis mungkin sudah membunyikan klakson. Saya
yang gaduh sendiri mencari-cari seat-belt
kemudian geram melihat Afit tertawa. Saya kira benar di tiap kursi ada
sabuk pengaman, rupanya hanya ‘halusinasi’ Afit saja.
Kereta api mulai berjalan dari Stasiun Gambir
menuju perhentian terakhir di Stasiun Bandung, setelah melewati beberapa
stasiun lainnya.
Suara kereta api berjalan mulai bergerak. Tak lama
jalan berliku mulai terasa. Mulailah saya apa
adanya
.
Semula, dalam benak saya
itu naik kereta api kayak kita duduk
manis di dalam pesawat terbang. Nggak ada
goyang-goyang
dan nggak ada ‘tanjakan’
apalagi berliku-liku yang membuat
pusing
.
Setengah jam berlalu, saya
masih menikmati perjalanan. Namun makin jauh berjalan, saya mulai
grasak-grusuk. Pusing dan mual!
Pemandangan dari dalam kereta api.
Niat awalnya saya ingin
sekali menikmati perjalanan, seperti orang lain yang santai saja di dalam
kereta api, hilanglah sudah. Afit sibuk dengan gadgetnya seolah-olah nggak mau kehilangan ‘dolar’ sehari saja. Kang
Didno juga mengetik di laptopnya. Katerina dan Elvina entah ngobrol apa di belakang saya.
Dalam mimpi entah ada
dan tiada. Saya terbangun; lihat sekeliling. Tidur lagi; berharap mimpi indah,
juga tak muncul. Terbangun lagi; pusing lagi. Tiba-tiba, Dian membangunkan saya
yang tidur-tidur ayam jago untuk ke ‘restoran’
kereta api.
Saya lihat Afit sudah
tidak ada di kursinya. Kang Didno terlelap, Elvina juga. Saya mengekor Dian diikuti
Katerina ke restoran. Mungkin ada makanan lezat yang bisa menganjal perut yang
mules. Dan mungkin juga bisa mencairkan suasana hati yang yang sibuk memikirkan
pusing dan mual saja.
Di restoran sudah
ramai penumpang lain. Afit duduk sendiri dengan makanan di mejanya sudah habis.
Kami bertiga ikut memesan dan menyantap menu masing-masing. Di dalam kereta
api, harga makanan jauh lebih mahal dibandingkan dengan di luar sana, sama
dengan di atas pesawat udara.
Tetapi, bukan itu
korelasi yang ingin saya dapatkan. Nggak mau juga ‘pelit’ sekali karena mungkin
ini hanya seumur hidup naik kereta api atau mungkin cuma sekali mau makan di
atas kereta api.
Pemandangan yang
dilewati tidak lagi membuat mules karena kami mengobrol banyak. Cerita ini itu.
Foto, buat video boomerang dan juga
tertawa. Termasuk, belanja di mana nanti di Bandung!
Perempuan itu ke mana-mana tetap cantik ya!
Bang Emmet datang
belakangan, mau makan juga dan tak lupa dirinya buat video seorang diri. Ada pula
seorang bapak dengan santai bekerja dengan laptop di salah satu
kursi restoran.
Hampir satu jam kami
duduk di restoran. Kata Dian dan dibenarkan sama Afit, “Kalau nggak mau diusir,
pesan lagi!” entah kopi atau teh saja nggak masalah.
Selamat menikmati!
Perut saya sudah agak
mendingan. Pusing memang belum berkurang tetapi karena sudah kenyang bawaannya
mengantuk saja. Balik ke kursi, saya langsung terlelap dan baru bangun lima
belas menit hampir sampai ke Stasiun Bandung.
Naik kereta api
pertama sekali dinikmati saja. Lima belas menit pertama untuk dinikmati
perjalanan, lalu tidur sampai bangun lagi lima belas menit sebelum sampai
tujuan. Toh, di tengah perjalanan
cuma itu-itu saja yang dilihat.
Perjalanan 3 jam dari
Stasiun Gambir ke Stasiun Bandung cukup melelahkan. Tetapi karena kursi
penumpang yang nyaman membuat badan tidak begitu sakit. Saatnya kami
berkeliaran di Kota Bandung yang romantis dalam dingin dan melankolis dan
menyikapi perasaan!
Categories
Uncategorized

Bandung Tak Sekadar Cinta Picisan Dilan dan Ide Kreatif Ridwan Kamil

Bermula dari sebuah ucapan, lalu berangkat
kepada keinginan, akhirnya saya sampai ke Bandung. Kau patut mengetahui soal cerita ini, karena memang benar bahwa ucapan,
keinginan, adalah ‘sebentuk doa’ yang
akan dikabulkan kapan-kapan oleh
pemilik jiwa di semesta yang penuh cinta kasih.

Halo-halo Bandung dari Museum Asia Afrika.
Saya tidak begitu mengingat sejak kapan
terucap, “Saya ingin ke Bandung!” atau “Saya akan ke Bandung suatu saat nanti!”
karena waktu terlalu lama mengelabui rasa yang tertinggal dalam kecewa dan
suka.
Mungkin, pertengahan perkuliahan setelah dimulai
pada tahun tsunami Aceh. Mungkin juga, karena faktor ada orang-orang tertentu yang telah ke Bandung dan menceritakan
kepada saya tentang fenomena kota itu.
Dulu, belum terkenal Ridwan Kamil dengan
mahakaryanya, apalagi Dilan yang ceritanya nggak
penting sama sekali untuk orang-orang dewasa bukan budak cinta
. Aroma
Bandung begitu melankolis pada tekstur sejarah dan komposisi orang-orang di
sana yang bersemanyam dalam kelembutan, kehangatan dan tak boleh lupa soal
dinginnya kota penuh seniman itu.
Saya juga tidak mengingat lagi berapakali
mengucapkan keinginan itu kepada kawan-kawan terdekat, dan juga di dalam hati
sendiri. Selalu, saat orang-orang bercerita tentang Bandung hati saya tersayat
sembilu, “Tidak mungkin saya bisa ke sana, dengan keadaan yang serba
berkecukupan,”
Kembali ke ucapan yang dibenarkan menjadi doa,
saya bisa menapak Bandung meskipun lebih sewindu setelah angan-angan itu. Saya
percaya nggak ada yang tidak mungkin, nggak mungkin juga Tuhan mengabaikan
keinginan kecil kita meskipun itu terkesan sangat mustahil.
Naik
kereta api … tut … tut … tut
Siapa
hendak turut
Ke
Bandung … Surabaya…
Siulan saya begitu gembira ketika tiba di
Stasiun Gambir untuk pertama kali. Rombongan kami cuma 13 orang dengan pesona
masing-masing yang tak boleh dilupakan sama sekali. Katerina nggak hanya
sebatas ‘travel blogger’ terkenal
tetapi ‘pengurus’ utama grup kami yang selalu gembira.
Grup kami yang selalu ceria.
Penulis seterkenal Dewi Dedew Rieka dengan
Anak Kos Dodolnya juga ikut rombongan kami. Seperti biasa, meski dirinya telah
melahirkan banyak buku tetapi sifatnya tetap lembut dan membuat kita senang
dekat-dekat dengannya yang kalem.
Ada yang merasa sangat cantik di rombongan
kami, Primastuti Satrianto, ke mana-mana selalu selfie, nggak kenal arang-melintang, dingin Bandung maupun Kereta
Api lewat dengan bunyi klaksonnya membahana.
Hacker dan gamer cewek yang selalu
disebut sok imut, Elvina, nggak pernah mau ditinggal di hotel sendirian dengan
alasan masih anak mami. Sebenarnya, kalau sedang bermain game, dirinya bisa lebih garang dari suara kakak tua di malam hari.
Dan, peramal masa depan kami yang tak boleh
ditinggalkan begitu saja, Dian Radiata, yang telah melanglang buana dengan
ransel di pundaknya. Katanya sih,
bisa melihat yang aneh-aneh di sekitar kami tetapi karena tawa yang menggelora
tak pernah padam makanya ‘hal aneh’ itu tak pernah terceritakan.
Bagaimana dengan cowok-cowok keren dalam grup
kami ini? Ada karyawan televisi yang sama-sama penggila Korea seperti saya,
Maseko. Namanya sih Eko Yudistira tetapi
kurang senang dipanggil Mas Eko. Dirinya juga pecinta kopi Aceh yang hampir tiap
meet-up saya bawa ke Jakarta.
Bapak guru Didno nggak bisa saya lewatkan
begitu saja. Sikapnya yang tenang selalu membuat nyaman berada di dekatnya. Tapi
jangan salah, urusan menulis blog
meski sibuk bapak guru kita ini sangat produktif.
Ada Febri dan Aditya yang berbeda di antara
keduanya. Febri seorang perawat yang suka review
 smartphone,
Adit seorang karyawan swasta yang merangkap jadi fotografer dan bahkan sesekali
model yang baik dengan gayanya yang lepas.
Di antara kami, aktor utama nggak boleh
dilupakan begitu saja. Afit yang selalu menarik perhatian, bukan karena
fisiknya yang menarik tetapi pesona lain dalam dirinya yang membuat kami ingin
dekat-dekat terus dengannya. Kalau ada ‘maunya’ kami akan merangkul Afit ke
mana-mana.
Travel
blogger
terkenal lain, Deddy Huang, dengan story telling yang baik dan selalu suka
membaca tiap tulisannya. Gayanya yang khas membuat suasana di rombongan kami
makin lengkap.
Saya tentu tak boleh lupa ‘si bos’ yang ngekor bersama kami, Bang Emmet, yang ke
mana-mana suka makan untuk kepentingan channel
YouTube-nya yang makin ramai pengikut.
Jalan Braga juga terkenal bukan?
Kereta Api melaju kencang karena memang maunya begitu. 

Tiba di Bandung….

Dengan kepala pusing dan perut mual. Saya kira,
naik kereta api itu sangat santai sekali tetapi rel kereta yang melingkar bagai
ular, pemandangan di luar yang cepat sekali berbeda, membuat perut saya tidak
bisa bersahabat.
Sepanjang jalan saya lebih banyak tidur
daripada menikmati pemandangan di sekitar. Waktu 3 jam berlalu dengan sangat
lama – memang lama jika mau dihitung
pakai rumus fisika
. Begitu sampai di Bandung, “Akhirnya…!”
Usai sudah penantian. Habis sudah halusinasi
tentang Bandung yang selama ini cuma dilihat dalam sebentuk mimpi dan aroma
televisi.
Meski sore sampai di Bandung tetapi aromanya
tetap terasa dingin. Hiruk-pikuk di Stasiun Kereta Bandung terasa sekali. Mungkin
ada yang ke Jawa ataupun Jakarta.
Saya sudah tidak sabar untuk segera menikmati
Bandung yang diidam-idamkan sejak dulu. Mau
ke mana
memang nggak tahu. Saya ikut guide
yang entah siapa dalam rombongan kami. Tapi yang pasti, beberapa kawannya
Katerina telah menawarkan makanan lezat untuk kami cicipi.
Bergegas check-in
dan mulai menelanjangi Bandung yang penuh dengan bangunan tua. Jalanan yang
sedikit lengang diikuti oleh bangunan bergaya Eropa tetapi dengan warna cat
yang memudar. Nilai seni tinggi yang tidak dibuang sama sekali.
Tiap tikungan jalan yang kami lewati, adalah
arsitektur zaman dulu dengan gagahnya. Tiap sudut adalah kesibukan yang
menebarkan seniman-seniman berbagai keahlian. Sore menjelang malam, para
seniman ini sibuk bersolek – menjadi hantu atau tokoh superhero – untuk mendapatkan rupiah sampai tengah lama – mungkin juga
dini hari.
Dari siang mereka sudah memakai make-up untuk jadi ‘hantu’ malam hari.
Benar kata orang, di
Bandung nggak cuma jaket murah dan bagus 100 ribuan saja tetapi penginapan
murah
juga banyak sekali. Sejarah yang dipadu dengan kehidupan sosial juga
mudah didapatkan di kota ini.
Tamu negara dalam
pelaksanaan Konferensi Asia Afrika pertama menginap di salah satu hotel di Jalan
Asia Afrika
. Bicara jalan kenamaan ini, bukan saja soal Museum Asia Afrika
semata tetapi panorama alam, kesibukan, bangunan-bangunan tua maupun ornamen
khas Bandung yang begitu melekat padanya.
“Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah
geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika
sunyi!” kata Pidi Baiq
.
Seniman yang sangat dihargai di Bandung.
Dan memang benar, tiap
sudut Kota Bandung adalah ‘sesuatu’ yang sulit sekali dilupakan. Perpaduan sejarah
dengan gaya modern yang eksotik. Tempat nongkrong yang asyik maupun suasana
kotanya yang bersih.
Hampir di tiap
bangunan adalah bahasa Belanda yang tidak saya tahu artinya. Tidak saja cat
yang memudar namun jendela, pintu sampai atapnya adalah ciri khas yang terlupa
dari sejarah panjang kemerdekaan negeri ini.
Ini bangunan tua di Bandung.
Tiap ‘nama’ dalam Bahasa Belanda.
Di beberapa dinding
kota, terdapat lukisan yang menarik untuk sekadar berfoto. Lukisan ini beragam
temanya, misalnya berdaya India yang melambangkan bahwa kota ini sangat ramah
dengan suku bangsa lain yang singgah ke sini.
Namaste!
Masjid Raya Bandung
yang berada di Alun-alun Kota Bandung menjadi perhatian bersama. Begitulah
nilai seni dalam kuadran tinggi. Mungkin di tempat lain nggak terpikirkan untuk
membuat rumput buatan. Namun ini Bandung, ‘miliknya’ Ridwan Kamil dengan ide
kreatif di dalam dirinya.
Rumput buatan itu
menarik perhatian saya. Anak-anak dan orang tua bermain di atas rumput buatan
itu. Sangat bagus untuk pemandangan di halaman masjid yang sejuk – sayangnya karena
keterbatasan waktu kami tidak sempat masuk ke dalam masjid ini.
Alun-alun Kota Bandung.
Tokoh sejarah penting dengan
catatan kaki di masing-masing nama adalah bagian terpenting yang tidak boleh
dilupakan. Nama-nama ini tercatat rapi di dinding maupun di tengah ruang Museum
Asia Afrika.
Banyak gambar tokoh di dalam Museum Asia Afrika. 
Selesai sidang pertama kami di Museum Asia Afrika.
Tiap kenangan hanyalah
waktu yang membuatnya indah. Demikian juga Paket Wisata
Bandung
yang tidak semudah itu untuk melupakannya. Tiap
sendi dalam sejarah Indonesia adalah Bandung sebagai penengah segala rasa.
Salah satu bangunan yang menarik perhatian; ini adalah masjid di Bandung.
Wajar jika banyak
orang ingin ke Bandung karena cita rasanya berbeda. Banyak sekali seniman lahir
dari Kota Bandung. Banyak pula kenangan untuk segenap perjuangan yang telah
dilalui oleh orang-orang sebelum kita. Berwisata ke Bandung bukan sekadar
untuk, “Ke negeri Dilan!” atau “Mau melihat mahakarya Ridwan Kamil!”
Mau keliling Kota Bandung dengan ini?
Tetapi, tentang
sejarah, tentang seniman di tiap sudut kota, maupun tentang rindu pada suatu
masa sebelum merdeka. Jika kau mungkin
ke Bandung suatu ketika, sampaikan rindu saya kembali kepadanya. Mungkin bersua
atau tidak, kita hanya setumpuk asa yang melankolis dalan gelora.
Bandung adalah kota seniman!
Cerita saya tentang
Bandung belum sepaket lengkap. Masih tersimpan potongan puzzle di sudut hati lain, belum beranjak pergi atau mungkin telah
dilupa. Mungkin nanti, saya akan menceritakan kembali bila rindu datang
menghampiri!
Categories
Uncategorized

Menaiki Kereta Api Jurusan Semarang – Solo – Jogja

Siapa yang tidak tahu Joglosemar? Joglosemar merupakan singkatan dari Jogja Solo Semarang. Bagi Anda yang hendak bepergian ke Solo/Jogja dan sekitarnya dari Kota Semarang ataupun sebaliknya untuk naik Kereta Solo Semarang, Anda patut mencoba transportasi kereta api yang memiliki keunggulan mudah, nyaman, dan tentunya murah karena kereta api ini mendapat subsidi dari pemerintah.
Naik Kereta Api.
Saya akan sampaikan pengalaman mudik seorang teman dari kota Semarang ke Klaten via Kereta Api. Karena Kereta Api Semarang langsung ke Klaten tidak ada, maka setelah naik kereta Semarang-Solo, sampai di Solo langsung ganti kereta prameks Solo-Jogja. 
Perjalanan saya mulai pada pukul 07.00 WIB karena untuk mengejar Kereta Api Semarang-Solo yang hanya beroperasi satu kali saja dalam sehari yaitu pada pukul 08.45 WIB dari Stasiun Poncol Semarang Kota. 
Karena teman saya berdomisili di Ngaliyan (Kota Semarang), untuk pergi ke Stasiun Poncol teman saya menggunakan jasa angkot. Angkot ini biasanya berwarna orange atau kuning yang bertuliskan Mangkang-Johar yang beroperasi di Jalan Pantura. Dengan angkot ini kita nanti langsung turun di Stasiun Poncol dengan biaya yang sangat murah yaitu Rp.5000,- saja. 
Sesampainya di Stasiun Poncol kurang lebih jam 07.30 WIB, langsung saja ke tempat antrian pembelian tiket yaitu di sebelah kiri plank pemberangkatan. Di sana ada beberapa loket. Pilih saja loket yang paling kanan yang bertuliskan KA Kalijaga (Semarang-Solo). 
Dengan biaya yang sangat murah yaitu Rp.10.000,- per tiketnya. Setelah kita mendapatkan tiketnya, sebaiknya kita menunggu di tempat tunggu. Kurang lebih pukul 08.30 Kereta Kalijaga datang dari Solo. 
Setelah penumpang dari Solo turun, sebaiknya kita cepat naik. Lebih baik menunggu di dalam kereta daripada ketinggalan kereta. Kereta Kalijaga berangkat dari Stasiun Poncol pukul 08.45 WIB. Namun, bila kita mau naik dari Stasiun Tawang juga bisa karena kereta juga singgah sebentar di stasiun ini. 
KA KALIJAGA merupakan Kereta Api yang memberikan kenyamanan bagi penumpang terbukti dengan dilengkapinya Ac serta pelayanan yang bagus dari pihak kereta. 
Jika kita lapar, tenang saja karena di dalam kereta akan ada petugas yang menjajakan makanan mulai dari popmie, nasi goreng, hingga kopi. 
Selama perjalanan Solo-Semarang kurang lebih 3 jam, Kereta Api Kalijaga singgah/ berhenti di beberapa stasiun antara lain Stasiun Tawang, Stasiun Brumbung, Stasiun Kedungjati, Stasiun Telawa, Stasiun Gundih, Stasiun Salem, Stasiun Balapan, dan terakhir Stasiun Purwosari. 
Di setiap akan berhenti, kereta selalu mengumumkan stasiun yang sebentar lagi disinggahi. Jadi kita tidak perlu khawatir akan tersesat. 
Ini tambahan tips buat kita yang hendak oper ke Jogja atau Klaten dan sekitarnya dengan KA Prameks. Walaupun kereta berhenti terakhir di Stasiun Purwosari, lebih baik anda turun saja di stasiun solo balapan. 
Karena, kereta prameks nantinya akan memulai perjalanan dari stasiun solo balapan. Dan ingat bahwa KA PRAMEKS adalah Kereta Api tanpa tempat duduk, jadi supaya anda mendapatkan tempat duduk, anda lebih baik naik prameks dari Stasiun Solo balapan ini. 
Kereta Api Prameks ini berjalan dari Solo Balapan dan berakhir di Stasiun Tugu Yogyakarta. Kereta Api Prameks akan melewati beberapa stasiun kecil seperti Stasiun Purwosari, Stasiun Klaten, Stasiun Maguwo (Bandara), Stasiun Lempuyangan, dan Terakhir Stasiun Tugu. 
Karena teman saya menuju Klaten, maka dirinya turun di Stasiun Klaten. Tiba di Stasiun Klaten kurang lebih pukul 12.45 WIB. Jika tujuan Anda ke Stasiun Tugu, maka kereta akan tiba pukul 13.26 WIB.
Categories
Uncategorized

6 Cara Beli Rumah Murah di Indonesia

Membeli rumah adalah salah satu impian banyak orang. Kini ada banyak cara untuk membeli rumah murah. Mulai dari melihat iklan yang ada di jalanan, website, pameran, atau bahkan pada event tahunan seperti Harpropnas 2019.
Beli rumah di Indonesia.
Semua ini bisa dilakukan agar kita mendapatkan rumah impian di tempat yang kita inginkan. Di kawasan BSD sendiri misalnya, ada banyak rumah yang dijual. Harganya pun beragam. Mulai dari harga yang terjangkau, sampai rumah dengan harga fantastis. Semua itu tergantung dari lokasi, luas rumah, fasilitas, dan juga kualitas bangunan. 
Karena ada banyaknya proyek perumahan, membeli rumah di BSD tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa. Kita perlu mempertimbangkan banyak hal. Sehingga bisa membeli rumah yang paling tepat dengan kebutuhan kita. 
Salah faktor utama dalam membeli rumah adalah soal harga. Kita tentu ingin membeli rumah terbaik dengan harga termurah yang bisa kita dapatkan. Karenanya, kita perlu mempelajari promo yang ditawarkan. Apakah developer yang satu memberikan diskon yang lebih besar dari developer satunya. 
Selain itu, kita juga perlu memilih momen yang tepat untuk membeli rumah. Jangan sampai kita membeli rumah di saat yang kurang tepat, sehingga kita membeli rumah dengan harga tinggi. Padahal semua itu bisa didapatkan dengan harga yang lebih murah. 
Untuk itu, sebaiknya kita mengetahui beragam cara untuk mendapatkan dan bisa membeli rumah murah. 

Membeli Rumah Bekas 

Salah satu cara untuk membeli rumah murah adalah dengan membeli rumah bekas. Memang, tidak banyak orang yang ingin membeli rumah bekas, apalagi untuk rumah pertama mereka. Tapi, membeli rumah bekas memiliki beberapa keuntugan tersendiri. 
Pertama, rumah bekas biasanya berada di lokasi yang lebih baik dari rumah baru. Sehingga biasanya lokasinya lebih dekat ke pusat kota dan memiliki banyak fasilitas yang sudah ada. 
Kedua, walaupun terkadang kita perlu merenovasi rumah bekas, tapi kita bisa menyesuaikannya sesuai keinginan. Kita juga bisa membeli rumah yang memang memenuhi kebutuhan kita. Tidak seperti rumah baru yang dibuat dengan dsain dari developer. 
Ketiga, rumah bekas memiliki range harga yang bervariasi. Tidak seperti rumah baru. Sehingga kita bisa menyesuaikannya dengan budget yang kita miliki. Dan biasanya, ada saja pemilik yang memang menjual rumahnya dengan harga miring atau murah sehingga sangat menguntungkan. 

Membeli Lewat Agen & Bank 

Salah satu cara lain yang bisa dilakukan adalah membeli rumah lewat agen properti. Agen properti yang ternama biasanya akan memiliki banyak proyek rumah dijual. Rumah-rumah ini memiliki banyak macam dan beragam harganya. 
Kita bis amendatangi kantor agen properti dan bertanya tentang rumah yang akan dijual. Dari sana, kita bisa menentukan rumah mana yang cocok untuk kita beli. 
Selain membeli pada agen, kita juga bisa bertanya pada bank. Biasanya mereka memiliki daftar rumah yang dijual dan pembayarannya bisa menggunakan jasa produk KPR dari bank tersebut. Ada banyak proyek yang tentunya bisa kita beli saat kita bertanya tentang proyek rumah di bank. 

Membeli Saat Promo

Semua orang suka promo. Apalagi saat propmo yang ada memberikan diskon gede-gedean. Tentu itu semua akan sangat menarik. Kita bisa mendapatkan rumah dengan lebih murah saat membeli promo. 
Hanya saja, kita perlu untuk mencari promo dengan rajin. Karena, terkadang developer memberikan promo di saat yang tidak terduga. 
Apakah mereka baru memasarkan, atau memang ada event yang khusus untuk memberikan diskon. Yang pasti, kita sebagai pembeli harus rajin untuk mencari tahu tentang promo membeli rumah. 

Membeli di Pameran

Pameran properti seringkali diadakan setiap tahunnya. Pameran diadakan di kota-kota besar yang biasanya memang memiliki banyak developer yang memiliki proyek perumahan. Developer tingkat kota dan nasional biasanya bersaing mendapatkan pembeli di pameran. 
Salah satu strategi yang diberikan adalah dengan memberikan banyak diskon jika pembeli bertransaksi di pameran tersebut. 

Mencari Tahu Lewat Website Jual Beli Properti

Sekarang, membeli rumah sudah semakin mudah. Salah satunya adalah dengan cara mencari rumah murah yang dijual di website jual beli properti. 
Salah satu website properti yang memiliki banyak listing misalnya 99.co Indonesia, bisa dijadikan pilihan. Ada banyak rumah murah yang diiklankan di sana. 
Rumah di BSD misalnya, kita bisa mencarinya, mengelompokkan berdasarkan lokasinya, dan mengurutkan berdasarkan harganya. Sehingga kita bisa dengan mudah mencari rumah yang memang kita inginkan. 

Membeli di Harpropnas 2019

Salah satu langkah terakhir membeli rumah dengan harga murah adalah dengan membelinya saat Harpropnas. Di Harpropnas 2019, akan ada banyak rumah murah yang dijual karena Harpropnas menawarkan diskon hingga 25 persen! 
Tidak hanya itu, harpropnas juga diikuti oleh developer-developer besar ternama yang memang memiliki proyek perumahan berkualitas tinggi. 
Acara Harpropnas 2019 akan dilaksanakan 9 September selama 9 hari lamanya. Event ini sudah berlangsung sejak tahun 2018 lalu, dan berjalan sangat sukses. 
Diskon beli rumah.
Developer dan juga pembeli berhasil dipertemukan dan banyak pihak yang puas akan hal itu. Pembeli tidak lagi sulit mencari rumah, penjual tidak sulit lagi mencari pembeli. Tidak hanya itu, pembeli juga mendapatkan harga terbaik untuk rumah impiannya.
Categories
Uncategorized

Pentingnya Asuransi Kesehatan untuk Seorang Traveller

Begitu banyak hal penting yang semestinya masuk ke dalam list saat traveling tiba. Nggak cuma soal, “Oh, kita mau ke mana?” tetapi
lebih daripada itu, baik tentang planning
secara matang maupun apa saja yang bisa dibawa saat traveling.

Aktivitas traveling saat
ini memang sudah sangat menyenangkan. Ke mana-mana bisa dilakukan baik sendiri
maupun bersama teman-teman. Traveling ke
berbagai destinasi pun bisa dilakukan oleh siapa saja asalkan dana tercukupi.
Namun, nggak cuma soal senang-senang
saja yang masuk ke dalam list kita. Ada
hal penting yang selama ini luput dari apa
dan penting nggak diurus agar
perjalanan lebih aman dan nyaman.
Catatan ini kemudian menjadi poin penting untuk saya saat traveling. Seiring waktu, semakin
banyaknya relasi kerja dan kepercayaan dari dunia maya, terutama profesi
sebagai blogger, maka saya cukup
sering bepergian.
Rencanakan hidup lebih baik. 
Saya tentu fine saja
saat berkenaan dengan tempat ini bagus
untuk dikunjungi
. Namun, bagaimana tiba-tiba terjadi sesuatu. Sakit misalnya.
Mungkin urusan lain yang mendadak sedangkan saya mesti membutuhkan dokumen
dengan segera. Di saat demikian, saya tentu saja akan pusing sekali dan sangat
repot untuk urus ini dan itu.
Maka, asuransi menjadi
pilihan terbaik untuk ketimpangan yang saya rasakan. Memang, masing-masing dari
kita telah memegang kartu kesehatan yang dikenal, BPJS. Tetapi, tidak semua
kebutuhan kita saat sakit mendadak di perjalanan bisa tercukupi dengan BPJS.
BPJS ‘hanya
menanggung beban tertentu saja tetapi tidak mampu mencukupi banyak dana yang
kita butuhkan untuk biaya rumah sakit dan juga obat. Bisa dibayangkan bagaimana
jika di perjalanan, seorang diri maupun bersama orang lain yang bukan saudara, kita
akan kerepotan manakala membutuhkan biaya tambahan untuk rumah sakit dan obat.
Minimnya ‘fitur’ yang ditawarkan oleh BPJS membuat kita
mesti berpaling kepada asuransi
kesehatan
lainnya. Kita butuh pertolongan dengan segera dan tidak bisa
ditunda-tunda. Asuransi kesehatan yang cepat dan mudah diakses akan segera
membantu kita dalam kesusahan.
Dalam suatu waktu, kita tidak mungkin menghindari apa yang
sudah disebut takdir. Proses dari asuransi kesehatan selain BPJS yang
tidak ribet soal urusannya, sangat membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongan
segera.
Biasanya, saat kita ingin berobat menggunakan BPJS, tidak ‘cuma’
kartu sehat itu saja yang dibutuhkan, tetapi harus dilengkapi dengan KTP bahkan
juga Kartu Keluarga, juga rujukan dari puskesmas di mana alamat terdekat dengan
kita.
Jika sudah demikian, kita yang sedang di daerah yang jauh
dari daerah kita sendiri tentu tidak mudah untuk berobat. Urusan administrasi
saja bisa bertele-tele dan lama prosesnya, sedangkan kita harus segera mendapatkan
pertolongan sehingga tiket pesawat yang terlanjur dibeli tidak hangus.
Dengan asuransi kesehatan yang tidak
mengenal di mana dan kapan kita berobat, kita akan dimudahkan untuk semua kebutuhan.
Sakit di mana saja akan terpenuhi dana karena asuransi ini berlaku untuk
seluruh daerah di Indonesia.
Mengapa asuransi kesehatan itu sangat penting? Sebagai traveler yang waktunya tentatif, mau ke
sana dan sini suka-suka hati. Kesehatan
tubuh tidak ada yang bisa menebak. Bisa sehat sekali. Bisa juga tumbang karena
kena gerimis. Saat inilah kita butuh pelayanan prima agar bisa melanjutkan traveling.
Kita cukup mengeluarkan kartu asuransi kesehatan untuk urusan
administrasi, lalu berobat dengan tenang tanpa perlu memikirkan biaya ‘sampingan’
yang harus dikeluarkan. Pikiran yang tenang akan membuat tubuh cepat pulih dan
kita tidak akan ketinggalan tempat-tempat menarik di destinasi yang telah kita
pilih itu.
Dalam memilih asuransi kesehatan, kita tentu saja tidak boleh
terbius dengan rayuan dari mereka yang suka merayu. Kita harus tegas dan sigap,
apa saja yang akan diberikan kepada kita
yang suka traveling
dari asuransi yang kita pilih.
Apakah bisa dijangkau oleh seluruh rumah sakit maupun klinik
di Indonesia. Apakah menjamin pengobatan traveler
meskipun sakit ringan. Apakah benar tidak perlu biaya tambahan meskipun berobat
di tempat yang jauh dari identitas kita.
Semua itu harus dipikirkan baik-baik agar kita tidak merugi.
Asuransi
kesehatan
yang ramah dengan traveler
sangat dibutuhkan agar kita mudah berobat, cepat sembuh dan bisa segera pulang
dari perjalanan jauh.
Hidup lebih nyaman selama kita menjaga kesehatan. Maka, tak
ada salahnya untuk merencanakan semua soal kesehatan sehingga saat sakit tidak
kesusahan. Asuransi rawat jalan adalah yang dibutuhan saat ini.