Kampung Tibang, alunan tsunami yang tak pernah
padam sampai kapanpun. Hamparan lautan yang pernah ganas di akhir 2004 menjadi
pemandangan yang semerbak rindu akan kenangan. Waduk mengelilingi kampung yang
bersebelahan dengan deru ombak. Di sanalah berdiri Rumoh Tiram, sebuah kado
terindah Ichsan Rusydi untuk warga pesisir Aceh.
padam sampai kapanpun. Hamparan lautan yang pernah ganas di akhir 2004 menjadi
pemandangan yang semerbak rindu akan kenangan. Waduk mengelilingi kampung yang
bersebelahan dengan deru ombak. Di sanalah berdiri Rumoh Tiram, sebuah kado
terindah Ichsan Rusydi untuk warga pesisir Aceh.
![]() |
Ichsan Rusydi, pelopor Rumoh Tiram di kampung Tibang, Aceh. |
Di Tibang ini, tsunami menderu begitu ganas. Meski
15 tahun telah berlalu, gersang masih teras, tanah lapang ada di mana-mana, dan
pemukiman yang tidak merata. Entah karena pemiliknya telah tiada atau ada yang
enggan untuk menapaki hari kembali di sini.
15 tahun telah berlalu, gersang masih teras, tanah lapang ada di mana-mana, dan
pemukiman yang tidak merata. Entah karena pemiliknya telah tiada atau ada yang
enggan untuk menapaki hari kembali di sini.
Pagi ke sore, kapal nelayan menjadi
pemandangan terindah di bawah bayang matahari terbenam. Kita pikir, cahaya
keemasan itu menenteram kabahagiaan yang dipungut dari mimpi-mimpi indah. Tidak
demikian saat sebuah dialog dibangun dari keberanian, bertanya dalam malu dan
menanti jawaban dalam suara bariton, dari mereka yang bertanah lahir di pesisir
ini.
pemandangan terindah di bawah bayang matahari terbenam. Kita pikir, cahaya
keemasan itu menenteram kabahagiaan yang dipungut dari mimpi-mimpi indah. Tidak
demikian saat sebuah dialog dibangun dari keberanian, bertanya dalam malu dan
menanti jawaban dalam suara bariton, dari mereka yang bertanah lahir di pesisir
ini.
Alunan Harapan dalam Secangkang Tiram
Air di waduk begitu tenang. Namun lautan lepas
di sebelahnya tidak demikian. Aroma pagi begitu romantis dalam balutan kabut
tipis dan suara angin laut yang bisa membawa keberkahan. Begitu matahari
sepenggalah, suasana romansa berubah menjadi dahaga tak terkira, lalu sampai ke
cakrawala senja yang keindahannya terukir dengan kanvas terbaik dari-Nya.
di sebelahnya tidak demikian. Aroma pagi begitu romantis dalam balutan kabut
tipis dan suara angin laut yang bisa membawa keberkahan. Begitu matahari
sepenggalah, suasana romansa berubah menjadi dahaga tak terkira, lalu sampai ke
cakrawala senja yang keindahannya terukir dengan kanvas terbaik dari-Nya.
Salbiah baru saja duduk di depan waduk kala
itu. Matanya menatap air pasang yang menenggelamkan setengah dari bambu kering,
yang tak lain sebagai penyangga bagi rumah tiram. Di tangannya, tertenteng ember
pecah dengan pengait besi yang berisi tiram segar.
itu. Matanya menatap air pasang yang menenggelamkan setengah dari bambu kering,
yang tak lain sebagai penyangga bagi rumah tiram. Di tangannya, tertenteng ember
pecah dengan pengait besi yang berisi tiram segar.
“Dari kecil saya sudah cari tiram,” perempuan yang
masa kanak-kanaknya di tahun 1962 itu memulai cerita. “Orang tua cari tiram,
terus saya ikut mereka karena tak bersekolah. Tiram-tiram itu kami jual untuk
beli beras, lauk dan kebutuhan lain,”
masa kanak-kanaknya di tahun 1962 itu memulai cerita. “Orang tua cari tiram,
terus saya ikut mereka karena tak bersekolah. Tiram-tiram itu kami jual untuk
beli beras, lauk dan kebutuhan lain,”
![]() |
Salbiah, petani tiram sejak puluhan tahun lalu. |
Mata Salbiah menatap kenangan ke renung
hatinya yang tak terlihat. “Saya mulai pintar mencari tiram sejak itu. Kami
bisa panem tiram banyak sekali dalam seharinya. Saya tak perlu diajarkan lagi
bagaimana membedakan tiram dengan bongkahan batu. Orang tua sangat bangga
dengan saya waktu itu,” tampak Salbiah menyeka air mata dengan tangannya, tidak
melepaskan pisau di tangan yang tengah mengupas tiram dari cangkangnya yang
keras.
hatinya yang tak terlihat. “Saya mulai pintar mencari tiram sejak itu. Kami
bisa panem tiram banyak sekali dalam seharinya. Saya tak perlu diajarkan lagi
bagaimana membedakan tiram dengan bongkahan batu. Orang tua sangat bangga
dengan saya waktu itu,” tampak Salbiah menyeka air mata dengan tangannya, tidak
melepaskan pisau di tangan yang tengah mengupas tiram dari cangkangnya yang
keras.
![]() |
Tiram yang belum dilepas dari cangkangnya. |
“Saya tak bersedih dengan kondisi keluarga
kami, dengan itu saya bisa mandiri seperti sekarang,” Salbiah tak henti
menerawang ke suatu masa yang lewat. “Saya berhenti cari tiram waktu tsunami
datang, tak lama saya balik lagi, tak ada yang saya takutkan, saya yakin di
sinilah rezeki yang Allah titipkan untuk saya,”
kami, dengan itu saya bisa mandiri seperti sekarang,” Salbiah tak henti
menerawang ke suatu masa yang lewat. “Saya berhenti cari tiram waktu tsunami
datang, tak lama saya balik lagi, tak ada yang saya takutkan, saya yakin di
sinilah rezeki yang Allah titipkan untuk saya,”
Suara deru ombak sayup-sayup terdengar yang
kontras dengan air tenang di waduk. Tangan Salbiah tak henti mengupas tiram
dari cangkang yang dibalut batu keras itu. Ia ketuk-ketuk cangkang tiram dengan
keras, lalu dikupas dan keluar daging tiram segar yang siap untuk disantap –
jika berani menyantap mentah.
kontras dengan air tenang di waduk. Tangan Salbiah tak henti mengupas tiram
dari cangkang yang dibalut batu keras itu. Ia ketuk-ketuk cangkang tiram dengan
keras, lalu dikupas dan keluar daging tiram segar yang siap untuk disantap –
jika berani menyantap mentah.
![]() |
Tiram segar dari waduk Kampung Tibang. |
Senyum tak lepas dari wajah Salbiah. Tenang
dan tabah menghampiri perempuan setengah baya itu. Lanjut dari sebuah cerita
panjang, Salbiah sungguh berbeda dengan petani tiram lain. Tiap hari, lepas subuh,
dirinya menjual tiram sendiri ke Pasar Peunayong yang berjarak 7,5 km dari
Tibang. Ia berangkat pagi sekali dengan tiram segar yang sudah dikupas dari
cangkangnya, menanti labi-labi – kendaraan umum di Banda Aceh – atau berangkat
dengan becak.
dan tabah menghampiri perempuan setengah baya itu. Lanjut dari sebuah cerita
panjang, Salbiah sungguh berbeda dengan petani tiram lain. Tiap hari, lepas subuh,
dirinya menjual tiram sendiri ke Pasar Peunayong yang berjarak 7,5 km dari
Tibang. Ia berangkat pagi sekali dengan tiram segar yang sudah dikupas dari
cangkangnya, menanti labi-labi – kendaraan umum di Banda Aceh – atau berangkat
dengan becak.
Atas apa yang dikerjakan Salbiah, adalah hasil
yang bisa lebih dari rasa syukur. Dalam sehari, ia bisa mendapatkan penghasilan
antara Rp 100 ribu sampai dengan Rp 200 ribu. Jika waktu yang tidak menentu, ia
akan menjual ke agen dengan harga yang lebih murah.
yang bisa lebih dari rasa syukur. Dalam sehari, ia bisa mendapatkan penghasilan
antara Rp 100 ribu sampai dengan Rp 200 ribu. Jika waktu yang tidak menentu, ia
akan menjual ke agen dengan harga yang lebih murah.
Salbiah tak pernah berlama-lama di Pasar Peunayong.
Saat matahari mengintip dari timur, ia bergegas pulang. Ia siapkan kebutuhan
keluarga, lalu air pasang surut ia buru-buru menuju waduk untuk memanen tiram.
Saat matahari mengintip dari timur, ia bergegas pulang. Ia siapkan kebutuhan
keluarga, lalu air pasang surut ia buru-buru menuju waduk untuk memanen tiram.
Ia mulai bercerita kembali, “Dulu, saya ambil
tiram di waduk lepas dengan susah-payah. Tapi karena pengalaman puluhan tahun, saya
bisa dengan mudah mengambil tiram itu. Sekarang, dengan adanya rumah tiram,
saya tidak kesusahan lagi walaupun sesekali harus ambil di waduk lepas karena
di rumah tiram masih kecil,”
tiram di waduk lepas dengan susah-payah. Tapi karena pengalaman puluhan tahun, saya
bisa dengan mudah mengambil tiram itu. Sekarang, dengan adanya rumah tiram,
saya tidak kesusahan lagi walaupun sesekali harus ambil di waduk lepas karena
di rumah tiram masih kecil,”
Keluh Salbiah, “Tiram sudah tidak besar-besar
lagi. Mungkin, karena saya ambil tiap hari. Mau bagaimana lagi, rezeki saya
cuma ada di tiram ini!”
lagi. Mungkin, karena saya ambil tiap hari. Mau bagaimana lagi, rezeki saya
cuma ada di tiram ini!”
Tak terasa, hampir separuh tiram di dalam ember
plastik itu Salbiah kupas. Selain tiram, ia juga mengambil kerang jika
mendapatkannya.
plastik itu Salbiah kupas. Selain tiram, ia juga mengambil kerang jika
mendapatkannya.
![]() |
Kerang juga diambil jika mendapatkannya. |
“Kami bersyukur sekali dengan datang Pak
Ichsan ke sini,” binar di wajah Salbiah mulai cerah kembali. Lelah di hari
tuanya memang tidak bisa dimanipulasi. “Saya baru tahun ini terpilih dapat
bantuan dari Pak Ichsan, sebelumnya tak pernah ada,” Salbiah hanya mengandalkan
tiram di waduk lepas.
Ichsan ke sini,” binar di wajah Salbiah mulai cerah kembali. Lelah di hari
tuanya memang tidak bisa dimanipulasi. “Saya baru tahun ini terpilih dapat
bantuan dari Pak Ichsan, sebelumnya tak pernah ada,” Salbiah hanya mengandalkan
tiram di waduk lepas.
Salbiah menunjuk ke ‘kebun’ tiram miliknya. Area
itu terpancang bambu-bambu yang sebagian sudah patah. Di bambu itu dikaitkan ban-ban
mobil bekas yang sudah dibersihkan sebagai rumah tiram nantinya. Selain bambu,
kayu-kayu juga dipancang di tengah waduk yang memperlihatkan tiram-tiram
menetas di atasnya. Salbiah berkata, dengan adanya rumah tiram itu, dirinya dan
petani tiram lain tidak kesusahan dalam mencari tiram lagi di waduk lepas yang
luas.
itu terpancang bambu-bambu yang sebagian sudah patah. Di bambu itu dikaitkan ban-ban
mobil bekas yang sudah dibersihkan sebagai rumah tiram nantinya. Selain bambu,
kayu-kayu juga dipancang di tengah waduk yang memperlihatkan tiram-tiram
menetas di atasnya. Salbiah berkata, dengan adanya rumah tiram itu, dirinya dan
petani tiram lain tidak kesusahan dalam mencari tiram lagi di waduk lepas yang
luas.
![]() |
Rumoh Tiram dari bambu dan kayu, juga ban bekas. |
“Saya sangat berterima kasih kepada Pak
Ichsan!” senyum Salbiah tidak ragu sama sekali. Karena itu, soal dirinya, dan
perputaran roda ekonomi yang harus berputar tak henti di Tibang.
Ichsan!” senyum Salbiah tidak ragu sama sekali. Karena itu, soal dirinya, dan
perputaran roda ekonomi yang harus berputar tak henti di Tibang.
Ichsan Rusydi Sang Pelopor Rumoh Tiram di
Tibang
“Ban bekas jadi materi bagus untuk rumah tiram,”
ujar Ichsan Rusydi di bawah bayang matahari senja sore itu. Ban mobil bekas di
depan kami itu sebagian masih utuh dan sebagian lainnya sudah dibersihkan
bagian dalam yang biasanya terdapat kawat-kawat, dan material keras lainnya.
ujar Ichsan Rusydi di bawah bayang matahari senja sore itu. Ban mobil bekas di
depan kami itu sebagian masih utuh dan sebagian lainnya sudah dibersihkan
bagian dalam yang biasanya terdapat kawat-kawat, dan material keras lainnya.
![]() |
Ban bekas yang akan dikaitkan pada pipa paralon maupun bambu di atas waduk. |
Ichsan memberikan pandangan, jika ban itu
dibersihkan bukan soal keindahan saja tetapi habitat tiram lebih terjaga
sehingga ekosistemnya makin banyak. Selain itu, ban yang tidak menyisakan bahan-bahan
tajam juga akan melindungi daging tiram dari senyawa berbahaya, dan tentu mencegah
tangan petani tergores saat sedang memanem.
dibersihkan bukan soal keindahan saja tetapi habitat tiram lebih terjaga
sehingga ekosistemnya makin banyak. Selain itu, ban yang tidak menyisakan bahan-bahan
tajam juga akan melindungi daging tiram dari senyawa berbahaya, dan tentu mencegah
tangan petani tergores saat sedang memanem.
Sederhana. Itulah metode yang dikembangkan
Ichsan di bawah Yayasan Pendidikan Kemaritiman Indonesia. Ia bersama 10 mahasiswa
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala, memberikan
solusi dan alternatif termurah kepada masyarakat pesisir Aceh. Ia sadar bahwa kemampuan
masyarakat yang relatif enggan membeli sarana pendukung mahal, lebih baik
memulai dengan yang simpel dan ringan namun efektif dan efisien.
Ichsan di bawah Yayasan Pendidikan Kemaritiman Indonesia. Ia bersama 10 mahasiswa
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala, memberikan
solusi dan alternatif termurah kepada masyarakat pesisir Aceh. Ia sadar bahwa kemampuan
masyarakat yang relatif enggan membeli sarana pendukung mahal, lebih baik
memulai dengan yang simpel dan ringan namun efektif dan efisien.
Ban mobil bekas mudah didapatkan di mana saja;
gratis dan juga murah jika dibeli. Tiram yang melekat di ban bekas ini akan
terus berkembang biang dalam waktu 5 sampai 6 bulan siap panen. Usia yang tepat
untuk mendapatkan tiram yang jauh lebih besar dibandingkan membiarkan ekosistem
tiram di waduk lepas.
gratis dan juga murah jika dibeli. Tiram yang melekat di ban bekas ini akan
terus berkembang biang dalam waktu 5 sampai 6 bulan siap panen. Usia yang tepat
untuk mendapatkan tiram yang jauh lebih besar dibandingkan membiarkan ekosistem
tiram di waduk lepas.
Budidaya tiram menjadi masalah yang wajib
diperhatikan karena mayoritas masyarakat sekitar pesisir ini adalah nelayan,
yang hidup dari ikan dan tiram. Hal sederhana akan membawa pengaruh besar
kepada masyarakat.
diperhatikan karena mayoritas masyarakat sekitar pesisir ini adalah nelayan,
yang hidup dari ikan dan tiram. Hal sederhana akan membawa pengaruh besar
kepada masyarakat.
Ichsan berujar di senja itu, kalau dirinya
memberikan contoh pembuatan rumah tiram yang kemudian dipraktikkan oleh
masyarakat sekitar. Penerapan metode ini sangat efektif dan meringankan beban
dari petani tiram. Kemelut di hati petani tidak lagi terasa manakala tiram
mudah diambil, tidak lagi mencari di dalam waduk yang kotor dan berbahaya
dengan bekas benda tajam maupun senyawa kimia lain.
memberikan contoh pembuatan rumah tiram yang kemudian dipraktikkan oleh
masyarakat sekitar. Penerapan metode ini sangat efektif dan meringankan beban
dari petani tiram. Kemelut di hati petani tidak lagi terasa manakala tiram
mudah diambil, tidak lagi mencari di dalam waduk yang kotor dan berbahaya
dengan bekas benda tajam maupun senyawa kimia lain.
Masyarakat semula mengandalkan bambu karena
itulah kemampuan mereka. Salbiah berujar, mereka membeli bambu dari Blang
Bintang atau daerah sekitarnya dengan jarak 16,9 km dari Tibang. Satu batang
bambu lebih kurang Rp 30 ribu dengan ongkos antar menggunakan becak. Rata-rata
petani tiram membutuhkan banyak bambu agar rumah tiram miliknya lebih besar,
dan hasil panen lebih banyak.
itulah kemampuan mereka. Salbiah berujar, mereka membeli bambu dari Blang
Bintang atau daerah sekitarnya dengan jarak 16,9 km dari Tibang. Satu batang
bambu lebih kurang Rp 30 ribu dengan ongkos antar menggunakan becak. Rata-rata
petani tiram membutuhkan banyak bambu agar rumah tiram miliknya lebih besar,
dan hasil panen lebih banyak.
![]() |
Tiram yang senang berkembang-biak di atas ban bekas. |
Ichsan datang dengan perubahan yang membuat
hela napas lebih lega dari masyarakat pesisir Aceh ini. Keluh yang dirasa oleh Salbiah
dan perempuan lain yang tiap hari bernapas dengan tiram, terasa lebih mengasyikkan.
hela napas lebih lega dari masyarakat pesisir Aceh ini. Keluh yang dirasa oleh Salbiah
dan perempuan lain yang tiap hari bernapas dengan tiram, terasa lebih mengasyikkan.
Rumah tiram sudah mulai dibangun dengan pipa
paralon. Pipa paralon ini sebelumnya diisi pasir dan semen agar padat dan
menjadi media keras, sehingga mudah dipancangkan ke dasar air di waduk yang mengelilingi
kampung. Di beberapa tempat sudah terpancang pipa paralon dan ban bekas telah
dikaitkan di sana. Di sisi lain, pipa paralon berwarna putih itu sedang
dipancangkan menggunakan mesin bor.
paralon. Pipa paralon ini sebelumnya diisi pasir dan semen agar padat dan
menjadi media keras, sehingga mudah dipancangkan ke dasar air di waduk yang mengelilingi
kampung. Di beberapa tempat sudah terpancang pipa paralon dan ban bekas telah
dikaitkan di sana. Di sisi lain, pipa paralon berwarna putih itu sedang
dipancangkan menggunakan mesin bor.
![]() |
Petani tinggal ambil tiram di ban bekas di dalam waduk tanpa perlu mencarinya lagi. |
Ichsan menyakini bahwa tiap rumah tiram
memiliki keistimewaan tersendiri. Sebutnya, bisa dibayangkan dalam 6 bulan ke
depan bagaimana panen tiram di kampung ini. Ia mencoba mendefinisikan, jika
seorang petani membudidayakan tiram dalam sehari 10 ban maka dalam setahun petani
tiram akan memiliki 3.600 rumah tiram.
memiliki keistimewaan tersendiri. Sebutnya, bisa dibayangkan dalam 6 bulan ke
depan bagaimana panen tiram di kampung ini. Ia mencoba mendefinisikan, jika
seorang petani membudidayakan tiram dalam sehari 10 ban maka dalam setahun petani
tiram akan memiliki 3.600 rumah tiram.
Umur 5 sampai 6 bulan, tiram sudah bisa
dipanen. Dalam satu ban, petani bisa mengambil minimal 2 mug tiram dengan
kualitas lebih baik. Dalam sehari, petani bisa mendapatkan minimal 20 mug
tiram. Keesokan harinya, petani bisa mengambil tiram di ban lain, begitu
seterusnya jika petani tiram mau mengambil konsep dari Ichsan ini. Petani tiram
tidak memaksa untuk mengambil tiram di ban yang sama dengan ukuran kecil tetapi
membuat perputaran yang lebih baik sehingga pemasukan juga lebih banyak.
dipanen. Dalam satu ban, petani bisa mengambil minimal 2 mug tiram dengan
kualitas lebih baik. Dalam sehari, petani bisa mendapatkan minimal 20 mug
tiram. Keesokan harinya, petani bisa mengambil tiram di ban lain, begitu
seterusnya jika petani tiram mau mengambil konsep dari Ichsan ini. Petani tiram
tidak memaksa untuk mengambil tiram di ban yang sama dengan ukuran kecil tetapi
membuat perputaran yang lebih baik sehingga pemasukan juga lebih banyak.
Katakanlah harga satu mug tiram itu Rp 15
ribu, maka dalam sehari petani tiram bisa mendapatkan pemasukan sebanyak Rp 300
ribu. Jika perputaran konsep ini berlaku dengan baik, petani tiram akan kontinu
mendapatkan hasil panen tiap hari. Dalam sebulan, petani tiram bisa mendapatkan
penghasilan Rp 9 juta, dan dalam setahun bisa mencapai Rp 108 juta.
ribu, maka dalam sehari petani tiram bisa mendapatkan pemasukan sebanyak Rp 300
ribu. Jika perputaran konsep ini berlaku dengan baik, petani tiram akan kontinu
mendapatkan hasil panen tiap hari. Dalam sebulan, petani tiram bisa mendapatkan
penghasilan Rp 9 juta, dan dalam setahun bisa mencapai Rp 108 juta.
Warga kampung yang sudah berhasil adalah Dedi
dan juga Kandar. Dedi sendiri telah mengambil konsep ini dengan baik dan
mendapatkan hasil yang maksimal. Sedangkan Kandar, selain membudidayakan tiram
juga ikut terlibat dalam pemasaran bagi dirinya sendiri maupun warga kampung
yang tidak menjual sendiri hasil panen seperti Salbiah.
dan juga Kandar. Dedi sendiri telah mengambil konsep ini dengan baik dan
mendapatkan hasil yang maksimal. Sedangkan Kandar, selain membudidayakan tiram
juga ikut terlibat dalam pemasaran bagi dirinya sendiri maupun warga kampung
yang tidak menjual sendiri hasil panen seperti Salbiah.
Namun, sekali lagi, hal ini berlaku jika
petani tiram mau menerapkan konsep yang telah disarankan oleh Ichsan. Tidak
tertutup kemungkinan hal itu terjadi karena program Astra di Tibang – dan juga
Alue Naga – masih akan berlangsung sampai tahun 2022.
petani tiram mau menerapkan konsep yang telah disarankan oleh Ichsan. Tidak
tertutup kemungkinan hal itu terjadi karena program Astra di Tibang – dan juga
Alue Naga – masih akan berlangsung sampai tahun 2022.
Tahun ini menjadi awal yang baik untuk petani
tiram di mana Ichsan telah memberikan pelatihan kepada 108 masyarakat, yang
terdiri dari petani tiram, nelayan dan juga pengolahan tiram. Mulai tahun
depan, petani tiram akan mendapatkan rumah tiram, lalu diantarkan ke tempat
pengolahan tiram yang dibangun di belakang masjid Alue Naga, dan juga nelayan
mendapatkan dukungan penjualan ikan.
tiram di mana Ichsan telah memberikan pelatihan kepada 108 masyarakat, yang
terdiri dari petani tiram, nelayan dan juga pengolahan tiram. Mulai tahun
depan, petani tiram akan mendapatkan rumah tiram, lalu diantarkan ke tempat
pengolahan tiram yang dibangun di belakang masjid Alue Naga, dan juga nelayan
mendapatkan dukungan penjualan ikan.
![]() |
Pipa paralon sedang dipancangkan ke dasar waduk untuk membentuk rumah tiram. |
Di satu sisi, sembari rumah tiram dari pipa
paralon ini rampung, masyarakat telah mendapatkan pengetahuan bahwa tiram tidak
saja dijual mentah tetapi bisa dijadikan nuget, dimsum maupun kerupuk.
paralon ini rampung, masyarakat telah mendapatkan pengetahuan bahwa tiram tidak
saja dijual mentah tetapi bisa dijadikan nuget, dimsum maupun kerupuk.
Kualitas tiram di dalam rumah tiram ini akan
terjaga dengan baik. Makin hari, pertumbuhan tiram ini makin baik karena wadah
yang baik. Tiram yang berkembang-biak di dalam rumah tiram tidak lagi
terkontaminasi dengan zat-zat kimia lain yang tercemar di waduk. Tiram yang
menempel di ban-ban bekas itu mudah diambil oleh petani manakala usianya sudah
masuk masa panen.
terjaga dengan baik. Makin hari, pertumbuhan tiram ini makin baik karena wadah
yang baik. Tiram yang berkembang-biak di dalam rumah tiram tidak lagi
terkontaminasi dengan zat-zat kimia lain yang tercemar di waduk. Tiram yang
menempel di ban-ban bekas itu mudah diambil oleh petani manakala usianya sudah
masuk masa panen.
Harapan yang dibawa Ichsan dengan dukungan
penuh dari Astra diharapkan mampu membawa perubahan di daerah pesisir ini. Harapan
Salbiah, perempuan-perempuan lain di sini bisa didengarkan untuk perubahan
nyata. Dengan adanya rumah tiram, masyarakat bisa terberdaya!
penuh dari Astra diharapkan mampu membawa perubahan di daerah pesisir ini. Harapan
Salbiah, perempuan-perempuan lain di sini bisa didengarkan untuk perubahan
nyata. Dengan adanya rumah tiram, masyarakat bisa terberdaya!
Dialog saya dengan Ichsan di dalam video ini
menegaskan bahwa keyakinan, harapan dan keikhlasan membantu masyarakat pesisir
adalah senyawa yang tak bisa dipisahkan.
menegaskan bahwa keyakinan, harapan dan keikhlasan membantu masyarakat pesisir
adalah senyawa yang tak bisa dipisahkan.
Ichsan Rusydi dan Rizkan Jadid mendapatkan penghargaan
Semangat Astra Terpadu (SATU) Indonesia Awards 2016 untuk kategori kelompok. Kini,
Ichsan melanjutkan estafet program Rumoh Tiram ini sampai 5 tahun program
semenjak penghargaan diberikan.
Semangat Astra Terpadu (SATU) Indonesia Awards 2016 untuk kategori kelompok. Kini,
Ichsan melanjutkan estafet program Rumoh Tiram ini sampai 5 tahun program
semenjak penghargaan diberikan.
![]() |
Harapan Ichsan Rusydi untuk petani tiram. |
Pandangan lurus ke depan, pipa paralon itu bisa
memberikan wajah baru untuk perekonomian Tibang dan Alue Naga. Tibang adalah
tiram. Alue Naga adalah tiram. Keduanya saling padu, memberi senyum dan
angan-angan lebih tinggi.
memberikan wajah baru untuk perekonomian Tibang dan Alue Naga. Tibang adalah
tiram. Alue Naga adalah tiram. Keduanya saling padu, memberi senyum dan
angan-angan lebih tinggi.
Asa yang digantung pada Ichsan oleh Salbiah bukan
sebagai penawaran. Perempuan tua dengan pengalaman mencari tiram puluhan tahun
itu, sungguh berterima kasih atas apa yang diterimanya tahun ini. Tiram adalah
dirinya. Dan, Ichsan sebagai pertanda baik perekonomiannya lebih bagus beberapa
waktu ke depan.
sebagai penawaran. Perempuan tua dengan pengalaman mencari tiram puluhan tahun
itu, sungguh berterima kasih atas apa yang diterimanya tahun ini. Tiram adalah
dirinya. Dan, Ichsan sebagai pertanda baik perekonomiannya lebih bagus beberapa
waktu ke depan.
![]() |
Ichsan Rusydi penerima penghargaan SATU Indonesia Awards 2016. |
Jangan lagi jadi angan untuk menjadi lebih
baik. Semangat tak boleh pudar meskipun hidup jauh dari kaya. Asalkan ikhlas,
rezeki sedikit jauh lebih berkah!
baik. Semangat tak boleh pudar meskipun hidup jauh dari kaya. Asalkan ikhlas,
rezeki sedikit jauh lebih berkah!
1 reply on “Rumoh Tiram Kampung Tibang, Sebuah Kado Ichsan Rusydi untuk Warga Pesisir Pantai Aceh”
Semoga dengan keberadaan Rumoh Tiram ini bisa mengangkat perekonomian para nelayan pencari tiram ya Bai aamiin.