Categories
Uncategorized

Sambut Ramadhan, Smartphone Paling Murah Ini Pilihan Terbaik

Bulan Ramadhan sebentar lagi. Saat yang sangat dinantikan barangkali ngabuburit atau sahur keliling. Jika dulu cuma mengandalkan sahutan “Sahur… sahur… sahur…!” untuk membangunkan orang. Sekarang, tentu sudah berbeda. Kita bisa pasang alarm atau kirim pesan siaran melalui aplikasi chatting. Jadi, kita butuh smartphone yang tahan lama namun juga harga terjangkau. ASUS ZenFone Live L2 jadi pilihan terbaik itu. 
ASUS ZenFone Live L2
Kenapa harus smartphone harga terjangkau yang wajib dibeli jelang bulan puasa? Ada banyak pertimbangan, di antaranya pengeluaran selama bulan puasa itu banyak sekali; misalnya saat ngabuburit lihat sup buah ingin makan, lihat es campur juga ingin makan, atau lihat timphan juga ingin makan. Sudah dipastikan kantong kita harus ‘tebal’ atau harus hemat di bagian lain. 
Tradisi orang Indonesia yang beli baju baru untuk lebaran juga membuat kita memangkas anggaran lain. Pilihan smartphone murah namun berkualitas seperti ASUS ZenFone Live L2 tak lain bisa membuat kita memiliki semua yang diinginkan selama bulan Ramadhan maupun lebaran nanti. 
ZenFone Live L2 adalah sebuah smartphone yang menyasar anak muda dengan ragam keunggulan. Jimmy Lin, Country Manager ASUS Indonesia menyebut, “Sudah merupakan misi ASUS untuk menghadirkan teknologi terbaik bagi semua orang. Melalui ZenFone Live L2 terbaru, semua orang kini dapat memiliki perangkat mobile canggih dengan harga yang terjangkau,” 
Impian memiliki smartphone ‘berkelas’ namun juga makan enak selama berpuasa dan baju baru, bisa segera terealisasi berkat ZenFone Live L2. Kita bisa dapat gaya hidup, bisa main game dengan aman, bisa juga mengabadikan momen selama bulan Ramadhan. 

Kesegaran Desain dan Warna Lebih Cerah

ASUS tampaknya ingin menghadirkan suasana berbeda di lini smartphone murah mereka. ZenFone Live L2 memiliki desain yang sangat berbeda dari pendahulunya. Gaya kekinian dengan bodi yang elegan dan mewah membuatnya tampak menarik. Pemilihan warna yang keren juga sangat bersaing yaitu Cosmic Blue dan Rocket Red yang terinspirasi oleh luar angkasa. 
ZenFone Live L2 memiliki ukuran layar kekinian yaitu full-view sebesar 5,5 inci dengan rasio 18:9. Screen-to-body sampai dengan 82% yang membuatnya lebih imut. Kualitas layar smartphone ini juga sangat baik dan jernih di kelasnya. Tingkat kecerahan sampai 400 nits yang akan memberikan pengalaman menonton sinematik dan unik. 
ZenFone Live L2 dijual murah.
Agar membantu ragam kebutuhan, ZenFone Live L2 menghadirkan fitur triple-slot. Di mana 2 slot untuk kartu SIM dan sisanya untuk memori MicroSD. Kartu memori eksternal ini bisa dipasang sampai dengan 2TB yang memungkinkan kita menyimpan banyak lagu, video maupun game dan konten lain. 
Kesegaran yang dihadirkan oleh ZenFone Live L2 tak lain untuk meningkatkan kepercayaan kepada pengguna. Dengan harga yang murah, smartphone ini sangat bersaing selama bulan Ramadhan ini. 

Kamera Canggih di Kelasnya 

ZenFone Live L2 memiliki sensor 13MP yang sudah dilengkapi dengan LED Flashlight untuk kebutuhan pemotretan dalam kondisi gelap. Kamera utama tersebut menggunakan lensa dengan bukaan (apperture) F2.0 untuk hasil foto lebih baik. Jadi bisa digunakan untuk kebutuhan ngabuburti atau sahur yang lebih sempruna. 
Kamera depan adalah sebesar 5MP dengan bukaan lensa F2.4 dan didukung oleh Softlight Flashlight yang memungkinkan foto selfie tetap baik dalam minim cahaya. Kamera depan ini juga dilengkapi teknologi face unlock yang membuat lebih aman dari orang usil. 
ZenFone Live L2 memiliki berbagai mode pengambilan gambar dan video sehingga penggunanya dapat menghasilkan foto dan video yang lebih kreatif. Beberapa mode pengambilan gambar dan video yang tersedia mulai dari Beauty untuk foto potrait lebih baik, Panorama untuk pengambilan gambar ekstra lebar, hingga video TimeLapse. 

Dapur Picu Kencang di Harga Murah

Harga murah belum tentu menawarkan kecepatan kerja. ZenFone Live L2 tidak hanya mendapat pembaharuan pada segi desain tetapi juga performa. Salah satu yang terpenting adalah kapasitas baterai sebesar 3.000 mAh yang bertahan selama 28 jam di jaringan 3G, bisa memutar 8 film, dengar musik selama 4 hari dan standby di jaringan 4G selama 28 hari. 
Bagaimana dengan prosesor? Dapur picu yang digunakan adalah Qualcomm Snapdragon 430. Dapur picu ini lebih kencang dari Snapdragon 425 sehingga menghadirkan performa lebih kencang. Dukungan ZenUI 5 juga menghadirkan pengalaman terbaik dalam multitasking. 
Warna elegan ZenFone Live L2.
Fitur lainnya adalah Video Trimmer & Collage. Fitur ini memungkinkan pengguna ZenFone Live L2 memangkas dan menggabungkan klip video secara mudah tanpa perlu aplikasi pihak ketiga. Fitur ini memudahkan pengguna berkreasi dengan video klip yang dimilikinya untuk kemudian dibagikan ke media sosial. 
Kapan lagi menggunakan smartphone kelas atas di harga murah? Nggak perlu mahal-mahal untuk menunjang gaya hidup selama bulan puasa. ZenFone Live L2 sangat cocok untuk itu. ASUS menjual ZenFone Live L2 dengan harga Rp 1.199.000 di situs e-commerce BliBli.com dan juga di toko-toko terdekat yang telah menjadi mitra kerja ASUS Indonesia.
Model ZenFone Live L2 (ZA550KL)
Display, Resolution 5.5-inch HD (720 x 1440) full-view display IPS display,
400nits / Capacitive touch panel with 5 points multi-touch (supports glove touch) /
82.3% screen-to-body ratio
CPU Qualcomm Snapdragon 430 with 64-bit Quad-core Processor
GPU Qualcomm® Adreno™ 505 GPU
RAM / Storage LPDDR3 2GB RAM, 16GB EMMC
Supports up to 2TB MicroSD, 100GB Google Drive (free 1 year)
Rear (main) Camera 13 MP with F2.0 wide aperture and PDAF
Front camera 5MP, F2.2 with Softlight Flash
Camera feature PixelMaster camera mode: Beauty, Auto (with Night HDR and Potrait),
8 various filters, 1080p recording at 30fps
Wireless WLAN 802.11 b/g/n, 2.4HGHz with Wi-Fi Driect / Bluetooth 4.0
Sensor Face Recognition, Accelerator, E-Compass,
Proximity, Ambient Light Sensor, Gyroscope
SIM card and SD slot Triple Slots: dual SIM, one MicroSD card
Slot 1: 2G/3G/4G Nano SIM Card
Slot 2: 2G/3G/4G Nano SIM Card
Slot 3: Supports up to 2TB MicroSD card
Both SIM card slots support 3G WCDMA / 4G LTE network band. But only one SIM card can connect to 4G LTE service at a time.
Network LTE Cat4: UL 42 / DL 150 Mbps
GPS GPS, AGPS, Glonass, BDS
OS Android 8.1 Oreo with ZenUI 5
Battery 3.000mAh capacity
Audio/Microphone   Loudspeaker, Audio CODEC integrated into PMIC, Single microphone
Size/Weight 147.26 X 71.77 X 8.15 mm / 140 grams
Color Rocket Red, Cosmic Blue
Harga Rp 1.199.000
Categories
Uncategorized

12 Model Celana Pria yang Hits Tahun 2019

Dunia fashion memang tidak mengenal gender, dalam arti fashion ini akan terus berkembang baik untuk kalangan wanita ataupun pria. Dengan kata lain adanya perubahan di dalam fashion ini adalah sebuah kepastian. 
Celana pria modis dan keren – seriau.com
Sebagai contoh di dalam fashion pria, jika dulu model celana pria tampak terlihat lucu tetapi mungkin saja pria dimasa lalu akan kebingungan pada saat melihat pria masa kini yang menggunakan celana cargo. Tetapi memang seperti itulah fashion di mana setiap tahunnya akan selalu berkembang. 
Pada umumnya setiap pria tidak suka dengan fashion yang bermacam macam. Yang terpenting bagi mereka adalah apa yang digunakannya itu nyaman dan awet. 
Ada banyak jenis celana pria yang bermunculan seperti cargo, chino, bermuda, jeans, baggy, cutbrai, dan yang lainnya. Di mana setiap jenis celana tersebut mewakili setiap tahun dan setiap generasi. 
Di tahun 2019 ini, model celana pria apa saja yang masih hits? Berikut beberapa model celana pria yang hits ditahun 2019 diantaranya yaitu : 

Celana Model Chino

Celana chino beberapa belakangan ini sangat hits. Padahal sebenarnya ini adalah hanya sebuah celana yang terbuat dari bahan katun saja. Hanya saja celana chino ini pada umumnya terbuat dari bahan katun yang dianyam rapat dan halus. 
Adanya beberapa orang yang menyamakan celana ini dengan khaki karena memang kebanyakan warna chino ini sama dengan warna khaki model tentara. Tetapi yang membedakannya dengan celana khaki adalah chino ini terlihat halus dan formal dengan jahitannya yang tersembunyi. 

Celana Model Drawstring

Kebanyakan orang menyebut celana drawstring ini sebagai celana kolor, karena pada bagian pinggangnya ada tali yang berfungsi sebagai pengikat celana supaya tidak melorot. 
Drawstring ini pada umumnya didesain khusus untuk memberikan kenyamanan bagi para penggunananya didalam berbagai kesempatan. Celana model ini sangat cocok digunakan untuk acara santai. 

Celana Model Corduroy

Pastinya setiap pria hapal dengan celana corduroy, celana ini terkesan berbeda dari celana lainnya karena memiliki pola bergelombang yang khas. 
Celana corduroy ini bisa terbuat dari berbagai bahan, tetapi yang akan membuat paling nyaman tetaplah bahan katun 100 %. Sangat cocok digunakan di daerah dingin karena dapat menghangatkan. 

Celana Model Cargo

Celana cargo ini jika dilihat dari desainnya merupakan celana yang paling mudah dibedakan dari yang lainnya karena memiliki banyak saku. 
Selain itu juga pada umumnya celana cargo ini dibuat longgar.Celana cargo ini memang didesain khusus untuk beraktivitas diluar ruangan. 
Celana cargo ini bisa dikatakan sebagai spin off dari celan militer yang praktis dan utilitarian. Tetapi dikalangan masyarakat sipil, celana cargo ini bisa menjadi salah satu fashion icon yang wajib ada di setiap lemari pakaian pria. 

Celana Model High Water Pants

High water pants secara harfiah dapat dikatakan sebagai celana kebanjiran. Ada beberapa istilah yang diterapkan pada celana ini seperti cropped pants, kick flares, ankle length, dan kemungkinan saja ada yang menyebutnya celana kutung. 
Celana model ini pada umumnya memiliki ujung sekitar satu kepal diatas mata kaki. Pada tahun 2004 lalu model celana ini untuk pertama kalinya diperkenalkan lalu tenggelam. Tetapi beberapa waktu yang lalu muncul kembali dan menjadi hits. 
Ini dia beberapa celana pria hits dari beberapa brand yang bisa kamu gunakan ditahun 2019 diantaranya yaitu: 

NHS Wear Slim Fit Chino

Jika kamu sedang mencari celana chino yang keren dan kekiniaan, maka bisa dengan mencoba NHS Wear Slim Fit Chino. 
Chino nyaman yang dipadukan dengan potongan slim fit akan membuat kamu merasa nyaman setiap waktu dan sekaligus akan tampak slim. 
Celana ini terbuat dari bahan cotton stretch yang bisa melar, sehingga membuat kaki memiliki ruang bebas untuk melakukan setiap pergerakan. 

SECOND Men – men stretch casual chinos 2 101051713

Pilihan lain celana chino yang tidak kalah kerennya adalah SECOND Men – men stretch casual chinos 2 101051713. 
Di mana celana ini terbuat dari bahan stretch yang akan membuat nyaman pada saat digunakan didalam berbagai kesempatan. Selain itu juga perawatan untuk celana ini sangatlah mudah. 

Hammer – Drawstring Pants

Drawstring Pants ini sangat cocok digunakan pada saat melakukan aktivitas di rumah atau bersantai di sore hari. 
Kamu bisa mencoba Drawstring Pants dari Hammer yang terbuat dari bahan yang sangat ringan dan nyaman berupa katun. 
Celana ini membuat kamu merasa nyaman pada saat melakukan aktivitas apapun karena modelnya longgar dan regular fit. Kenyamanannya bertambah karena adanya kantong dibagian samping celana dan adanya karet elastis pada bagian pinggangnya. 

Uniqtee – Basic Joggers With Drawstring

Pilihan celana Drawstring jogger lain yang tidak kalah kerennya adalah UniqTee – Basic Joggers With Drawstring. 
Celana yang sangat nyaman ini terbuat dari bahan katun yang dingin dan perawatannya sangatlah mudah. Memiliki model potongan regular fit dan pada bagian pinggangnya bermodel mid rise. Dan pada bagian pinggangnya juga dilengkapi dengan karet elastis. 

Levi’s 505 Non Denim Corduroy Timberwolf Regular Fit Pria 00505-1397

Jika kita membicarakan tentang celana keren maka pastinya tidak akan pernah bisa lepas dari brand Levi’s. Brand ini merupakan legenda didalam dunia fashion celana. 
Sekarang ini Levi’s tidak hanya menyediakan celana jeans saja, tetapi juga menyediakan corduroy seperti Levi’s 505 Non Denim Corduroy Timberwolf Regular Fit Pria 00505-1397. 
Seri corduroy dari Levi’s ini memiliki model regular fit yang nyaman dengan potongan kakinya yang lurus dan klasik. 

Jimmy Martin – Celana Panjang Corduroy Premium 

Kamu juga bisa mendapatkan celana panjang corduroy premium dari Jimmy Martin. Ditawarkannya celana berwarna hitam macho dengan potongan regular fit atau bagian pinggangnya mid rise. 
Pada bagian depannya tersedia 3 kantong dan pada bagian belakangnya tersedia 2 kantong. Celana ini bisa kamu gunakan pada saat acara santai ataupun acara semiformal. 
Dengan menggunakan celana ini tidak akan pernah hilangnya kesan maskulin dari seorang pria. 

Papercut Men By Moral Celana Cargo Panjang Pria

Memang celana cargo sangatlah universal kamu bisa menggunakannya untuk mendaki gunung, membangun rumah, dan bahkan bisa digunakan pada saat akan bersantai di Mall. 
Sangat cocok dikombinasikan dengan kaos oblong, dan kamupun telah siap untuk melakukan kegiatan apa saja baik bekerja ataupun hangout. 
Dari ketujuh model celana pria yang sedang hits diatas, mana yang menjadi celana favoritmu? Model celana manapun yang kamu pilih pastinya kamu ingin mendapatkan celana yang original kan? 
Untuk bisa mendapatkan salah satu model celana dari salah satu brand yang telah disebutkan diatas, kamu bisa membelinya di iLotte.com yang merupakan situs untuk belanja online barang original konsep mall.
Categories
Uncategorized

Baca Quran Lebih Mudah selama Ramadhan Cuma dengan Aplikasi Quran Best

Baca Quran selama bulan
Ramadhan
akan mendapatkan pahala sangat besar. Wahyu pertama – ayat-ayat
Quran – juga diturunkan pertama sekali di bulan Ramadhan, yang pertanda bahwa
Islam dimulai sejak saat itu. Wajar jika orang berlomba untuk meng-khatam­ al-Quran selama bulan puasa. Tadarrus selama bulan Ramadhan juga ada
di mana-mana. Semarak bulan puasa tak lain karena lantunan ayat-ayat suci
sepanjang malam.
Quran Best, aplikasi al-Quran digital.
Bulan Ramadhan tinggal beberapa hari lagi. Apa yang sudah
kita persiapkan untuk menyambut bulan puasa ini? Semarak Ramadhan di Aceh sudah
mulai terasa dengan tradisi
meugang
. Namun, sebagai muslim
yang akan menjalankan puasa sebulan penuh, kita tentu saja mempunyai target
tertentu.
Tiap orang berbeda-beda capaian yang ingin diraih selama
Ramadhan. Ada yang ingin memperbanyak sedekah. Ada yang mempelajari ilmu agama
lebih dalam lagi. Ada yang sibuk dengan aktivitas seperti biasa – dalam pekerjaan.
Dan, ada pula yang ingin meng-khatam-kan
beberapa kali al-Quran.
Boleh saja. Daripada ‘cuma’ menghabiskan waktu mencari rezeki,
waktu senggang yang banyak selama berpuasa tidak ada salahnya untuk membaca
al-Quran. Jika selama ini kita cukup kesulitan membaca ayat-ayat Quran karena mushaf yang sulit dibawa ke mana-mana. Kini
bisa diatasi dengan mudah.
Era digital sangat membantu aktivitas sehari-hari kita. Aplikasi
apa yang paling banyak di smartphone
kamu? Media sosial atau game adalah
dua model aplikasi yang wajib tertanam di dalam ponsel pintar.
Pernah nggak terpikir untuk memasang aplikasi yang lebih
bermanfaat – secara kerohanian. Mungkin sebagian ada, tetapi sebagian lagi
tidak. Menjelang bulan Ramadhan barangkali kita bisa memikirkan beberapa
aplikasi untuk mengais pahala.
Aplikasi yang wajib terpasang untuk menemani puasa kita
adalah Quran Best. Beberapa aplikasi
serupa memang menawarkan pilihan namun untuk Quran Best lebih baik dari itu. Salah
satunya adalah bisa digunakan dalam kondisi offline.
Menu yang terdapat di halaman utama juga menarik, antara lain: alQuran
Indonesia
, alQuran Indonesia Tajwid, alQuran Per Ayat, alQuran
Madinah
, alQuran Madinah Tajwid, dan Qiblat.
Menu di Quran Best.
Saya paling suka menu Tilawahku yang memuat informasi ayat
atau surat apa yang terakhir kita baca. Seperti memegang mushaf, kita melipat batasan bacaan, di Quran Best secara otomatis
akan mendeteksi batas akhir bacaan kita.
Fitur Waktu Salat juga menarik perhatian saya di mana
mendeteksi lokasi secara otomatis. Dengan mengaktifkan GPS atau Lokasi, maka
waktu salat segera menyesuaikan. Selain itu, kita bisa mengaktifkan Adzan,
membuatnya bergetar saja atau didiamkan. Kita dibuat seperti diri sendiri
dengan menggetarkan peringatan waktu salat ini.
Fitur Waktu Salat ini tentu sangat berguna juga selama bulan
Ramadhan. Apalagi waktu Adzan Magrib. Jadi nggak perlu khawatir kita akan terlambat
berbuka selama fitur pengingat ini diaktifkan.

Quran Best Penyejuk
Jiwa

Saya sudah sebut, selama bulan Ramadhan nanti, kita nggak
perlu ribet mencari mushaf di dalam
masjid yang pasti selalu ramai. Kita cukup membuka Quran Best dan melanjutkan
bacaan.
Ayat dan Surat al-Quran di Aplikasi Gratis Quran Best ini
sangat lengkap yaitu 30 Juz. Kita bisa memilih jenis bacaan maupun terjemahan
ayat. Hal menarik lain adalah kita bisa Putar
Murottal
bahkan menyalin atau membagikan ayat.
Putar Murottal sangatlah menarik bagi saya. Kita tidak asal
baca Quran namun bisa mendalami bacaan. Apakah bacaan kita sudah benar atau
masih keliru. Apakah panjang pendek sudah tepat. Apakah lafalan sudah benar.
Dengan memutar ayat yang sedang kita baca, setidaknya kita
bisa mempelajari cara membaca sebelum kemudian mempraktikkan kembali. Kadangkala
sebagian kita ada yang malu untuk belajar kembali bacaan al-Quran, dengan Quran
Best kita bisa belajar sendiri.
Quran Best jadi penyejuk jiwa selama bulan Ramadhan. Tampilan
aplikasi yang mirip dengan mushaf
kebanyakan, termasuk pemilihan warna, tidak hanya membiasakan kita tetapi
memudahkan kita dalam membaca.

Quran Best Sahabat
Sejati

Tiap aplikasi digital tentu memiliki kelebihan dan
kekurangan. Quran Best yang masih dalam pengembangan memiliki banyak sekali
kelebihan. Sebagai aplikasi digital Islami, Quran Best sangat membantu
pengguna.
Tampilan ayat di Quran Best.
Kelebihan Quran Best yang bisa saya gambarkan antara lain:
  1. Aplikasi Islami yang ramah terhadap pengguna. Kita
    bisa nyaman dengan tampilan dan mudah digunakan. Kita tidak kerepotan soal
    batas bacaan karena otomatis terekam jejaknya. Pemilihan warna cerah – merah –
    juga memiliki ciri khas tersendiri.
  2. Bagi yang ingin memperbaiki bacaan, Tajwid
    sangat bagus di aplikasi Quran Best di mana diberikan warna tertentu. Jika masih
    ragu bisa memutar bacaan yang kemudian bisa kita dengarkan bacaan yang benar.
  3. Quran Best juga menerjemahkan ayat per ayat. Kita
    tidak perlu khawatir untuk mengetahui arti dari bacaan, cukup memilih menu Per
    Ayat dan langsung mendapatkan terjemahan per ayat yang dimaksud.
  4. Abdurrahman As-Sudais, Abdul Baasit, Abdullah Matroud
    dan lain-lain akan memandu bacaan kita. Kita tinggal memilih qari mana yang nyaman untu kita ikuti
    bacaannya.
  5. Putar Murottal juga menarik karena bisa dipilih
    untuk diputar sekali, dua kali atau berulangkali untuk ayat yang sama.
  6. Fitur Swipe
    sangat memudahkan kita untuk memindahkan dari satu halaman ke halaman
    berikutnya.
  7. Selain transliterasi ke huruf latin juga
    terdapat Bookmark yang menjadi pembatas bacaan kita.
  8. Untuk mengetahui progres dari bacaan, kita bisa
    langsung masuk ke profil di Daily Activity User. Fitur ini akan memperlihatkan
    angka darn grafik bacaan kita dalam suatu periode. Misalnya bulan Ramadhan
    berapa halaman yang sudah dibaca, bulan selanjutnya akan keluar kalkulasi yang
    lain.
Ini aplikasi Quran Best Indonesia.
Quran Best Indonesia siap menemani bulan penuh berkah. Kapan lagi
mendapatkan keberkahan dalam kemudahan? Dengan banyak kemudahan yang diberikan
oleh Quran Best ini sangat layak untuk diunduh. Download di sini aplikasi Quran
Best dan semoga Bulan Ramadhan tahun ini penuh keberkahan!
Categories
Uncategorized

Keheningan Pura Taman Ayun di Bali yang Eksotik dan Kental Ajaran Hindu

Pura Taman Ayun Bali
Pura Taman Ayun, Bali – Photo by Bai Ruindra
“Di
mana tempat umat Hindu beribadah?” tanya saya kepada Pandu. Kentalnya Islam di
Aceh membuat saya ingin menyelami seperti apa dan bagaimana khusyuknya umat
Hindu, selagi ada kesempatan.
“Ada.
Kita ke Pura Taman Ayun!” Pandu penuh semangat menjadi guide gratisan
untuk saya dan Sandi.

Baca Juga

ASUS
Memanjakan Blogger di Hotel Courtyard by Marriot Nusa Dua Bali pada Launching Zenfone
3

Udara
pagi 10 September di Bali begitu mendayu dan menderu. Jalan kami termasuk
melambat karena alasan
ini dan itu
. Padahal, Pandu telah mengisyaratkan untuk pagi-pagi sekali
kami berangkat ke Pura Taman Ayun.


View untuk mengambil gambar cukup
menarik saat pagi hari di sana. Matahari yang menanjak tajam di hari itu pun
membenarkan teori Pandu, bahwa panas membuat wajah saya memerah.

Pandu dan
Sandi terkekeh melihat saya yang seperti orang sedang kepedasan. Wajah saya
benar-benar seperti telah dibakar habis begitu kami keluar dari Pura Taman
Ayun.

Pura
yang “sepi” dari suara-suara melengking ini terletak di Jalan Ayodya, Mengwi,
Badung, Bali. Letaknya yang di pusat kota menjadikan tempat ini mudah dijangkau
oleh turis.

Pura Taman Ayun sejatinya sangat melankolis dengan aroma Hindu yang
kental. Keheningan yang saya rasa setelah membayar tiket masuk sebesar 10 ribu,
seakan menusuk sampai ke pori-pori.

Tempat ini seperti sedang beribadah kepada
Tuhannya. Padahal, waktu yang melewati pukul sepuluh pagi telah menjelma
menjadi lautan manusia di mana-mana.

Kami benar telah terlambat karena beberapa
langkah telah keluar dari pura ini.

Gerbang
masuk Pura Taman Ayun cukup untuk mengabadikan kenangan termenarik mungkin.

Pura
di setiap sisi yang terlihat telah “usang” namun jernih untuk segala pandangan
baru seperti saya dan Sandi. Jepret sana dan sini tak bisa dilewatkan begitu
saja.

Salah satu pura yang berdiri kokoh di tengah jalan setapak – Photo by Bai Ruindra
Turis mematuhi aturan dengan tidak menginjak rumput – Photo by Bai Ruindra
Gubuk seniman yang berisi ragam seni dan seorang seniman sedang melukis – Photo by Bai Ruindra 
Tempat
wisata bersejarah ini menyediakan jalan setapak untuk pengunjung.

Jalan setapak
yang bersih itu membawa kami ke tempat-tempat pura berdiri, patung-patung, seniman,
lukisan, aksesoris dan bahkan orang-orang Hindu yang sedang beribadah.

Langkah saya
begitu tegap setelah mengambil beberapa gambar di antara seniman dan lukisan
penuh arti. Kami memasuki bagian inti dari tempat wisata ini.

Napas saya
mendengus begitu masuk ke jalan sempit itu.

 

Salah satu karya seni yang menarik – Photo by Bai Ruindra
Seniman sedang melukis – Photo by Bai Ruindra
“Nggak
bisa masuk ke dalam ya?” tanya saja polos.
“Itu
khusus untuk umat Hindu yang beribadah!” ujar Pandu penuh penegasan. Benar saja,
di antara pura yang berbentuk piramida, tampak beberapa orang berpakaian putih
khas Bali.

Di telinga mereka tersangkut bunga, pinggang diikat kain, rambut
disanggul dan khusyuk memanjatkan doa-doa kepada Tuhan mereka.

Pura yang
mencakar langit sangat kaku menerima kedatangan kami. Rombongan demi rombongan melewati
jalan setapak berbentuk U tersebut.

Ciri khas pura itu tak bisa dibiarkan
begitu saja. Ada pula bunga-bunga yang sebenarnya nggak berbeda dengan di Aceh,
tetapi saya kira sudut pandang yang menarik akhirnya bunga tersebut layak
diabadikan dengan kamera
autofocus
.  

Umat Hindu sedang beribadah di dalam Pura – Photo by Bai Ruindra
Khusyuknya umat Hindu dalam beribadah di Pura Taman Ayun, Bali – Photo by Bai Ruindra
Kami
tinggalkan umat Hindu yang sedang beribadah dengan tenang. Antri foto kemudian
menjadi sebuah keharusan di depan pura.

Di sini pula kami bertemu dengan Mike, seorang
blasteran Jerman-Indonesia. Mike cukup lancar berbahasa Indonesia, pernah
kuliah di Bandung dan kemudian kembali ke Jerman untuk bekerja di sana.

“Halo,
apa kamu bisa berbahasa Indonesia?” tanya Mike, mendekati saya. Ciri khas bule,
Mike tentu tampan, berkulit putih, cara komunikasi yang menusuk ke hati, tatapan
mata yang tajam, dada bidang yang sedikit membungkuk.
“Hai,
saya orang Indonesia,” mumpung disapa bule saya senyum manis. Mau sapa
bule duluan nggak berani karena bahasa Inggris kacau balau. Nah, ini kesempatan
disapa dalam bahasa Indonesia pula.
“Bisa
foto saya dengan ibu saya?” tanya Mike masih dengan logat yang sama. Aura
bulenya membuat hati dagdigdug.

Jika wanita yang sendirian dan tanpa pasangan tentu
ingin segera berlabuh ke dalam pelukan yang berperawakan tenang ini.

“Teman
saya ini seorang fotografer!” seru saya sambil menunjuk Pandu. Tak lama Mike
dan ibunya telah berdiri di depan pura. Sayang sekali saya tidak mengabadikan
momen ini.

Sebenarnya, saya nggak berani mengambil foto Mike dan ibunya dengan
kamera smartphone di tangan. Baru di Pura
Ulun Danu Bratan
, saya menyempatkan selfie bersama Mike, kembali bertemu
secara tidak disengaja.

Baca Juga

Pura
Ulun Danu Bratan Ikon Lima Puluh Ribu Rupiah yang Bersih dan Nyaman

Pura
Taman Ayun layak dikunjungi untuk kamu yang ingin tempat sepi dan nyaman. Di
pura ini pula kamu memiliki kesempatan melihat umat Hindu dengan pernak-pernik
di badan dan kepala saat beribadah.

Di atas rumput yang tertata rapi, sudah
terdapat anjuran untuk tidak menginjaknya. Keheningan yang tercipta di Pura
Taman Ayun seadanya saja.

Suara alam begitu terasa dan kita dapat menikmatinya
dengan perasaan tenang dan lega. 

Anjuran untuk tidak menginjak rumput – Photo by Bai Ruindra
Bunga-bunga yang mekar di Pura Taman Ayun, Bali – Photo by Bai Ruindra
Fokus kamera yang jernih dari ASUS Zenfone 3 – Photo by Bai Ruindra
Bule sedang melihat umat Hindu berjalan usai beribadah – Photo by Bai Ruindra
Umat Hindu usai beribadah di Pura Taman Ayun, Bali – Photo by Bai Ruindra 
Jalan setapak yang bersih dan terawat mengelilingi Pura Taman Ayun, Bali – Photo by Bai Ruindra
Di sini banyak terdapat turis mancanegara – Photo by Bai Ruindra
Note: foto diambil menggunakan ASUS Zenfone 3.
Categories
Uncategorized

Will You Marry Me di Bayang Sunset Tanah Lot Bali

 

bule lamar kekasih di Bali
Seorang bule melamar kekasihnya di Pantai Tanah Lot, Bali. Momen ini diabadikan oleh Pandu akibat saya terlalu terlena dengan kerumuman orang dan tidak paham dengan situasi yang sedang terjadi.

“Say
yes!”
“Say
yes!”
“Say
yes!”
Apaan? Anak muda yang
sedang nongkrong manis di bawah pohon rindang, matahari yang
perlahan-lahan menukik, melongo, terpana dan heran dengan orang-orang yang
kemudian berkerumun ke satu sisi, menghadap ke matahari terbenam di sebelah
kanan kami.

Saya masih duduk sesantai mungkin dan merajuk pada Pandu dan Sandi
untuk memotret anak muda calon model nggak laku ini dengan sebagus mungkin.

Tiba-tiba
saja, mendengar teriakan-teriakan itu, Pandu berlari ke arah kerumuman dan
menyela ke sana dengan memberi sinyal kepada saya dan Sandi.

Saya dapat sinyal
itu lebih kencang, Sandi tidak. Saya dapat memotret momen yang sedang
orang-orang elu-elukan walaupun sudah bubar jalan.

Sandi kemudian terbengong
sendiri melihat hasil tangkapan kamera saya dan Pandu. Tentu saja, gelagak tawa
dari mereka yang berkerumun itu tak lagi serenyah saat menyerukan say yes!

Will you marry me orang
bule itu memang sesuatu. Momennya tentang hal-hal yang sangat istimewa. Berbeda.
Tak terduga. Surprise. Survive. Dan akan lebih bahagia di akhir masa.

Di
depan mata kami, sepasang bule itu tengah berbahagia. Ada cemburu yang tiba-tiba
mendera melihat pemandangan tak biasa di bawah sunset yang sedang turun
bebas ke laut Tanah Lot, Bali.

Pria yang gagah dan tampan rupanya itu tampak
telah sempurna sebagai seorang laki-laki. Wanitanya terharu dan menangis, sudah
pasti, saya juga menduga demikian.

Jauh-jauh liburan ke Bali membawa kabar baik
untuknya dan kehidupannya setelah hari itu.

Saya
juga cukup bahagia melihat hal yang sakral tersebut. Wajar sih, momen lamaran
di Aceh
pada dasarnya digembar-gemborkan lebih besar daripada di lain
tempat. Sebelum lamaran, kedua belah pihak bertemu, membawa emas dan berkumpul
seluruh keluarga saat proses lamaran berlangsung.

Baca Juga

Menikahi
Gadis Aceh

Keunikan
di Tanah Lot ini, saat mata saya terpana dengan cara-cara istimewa, pemikiran
saya sudahlah tidak lagi sempit.

Saya terlalu sering membaca momen-momen serupa
dan belum pernah menikmati pemandangan nyata di depan mata. Rasa canggung di
antara dua bule yang tengah berbahagia itu tetaplah ada.

Binar bahagia tak
dapat saya definisikan dengan kata-kata sampai kapanpun. Saksi-saksi yang
berdiri, lewat saja di depan mereka menjadi makna yang tak pernah lekang.

Bagaimanapun
kehidupan bule, saya lebih mengapresiasikan apa yang saya lihat dari
keberanian, kepekaan, romantisme, dan segala hal lain yang mengangkat derajat
mereka di mata kami.

Proses lamaran bubar jalan saya baru terbangun untuk mengabadikannya. Kisah haru ini menjadi momentum yang tak terlupakan oleh saya – Photo by Bai Ruindra
Sebagian
dari kita mungkin pernah melihat hal yang demikian. Tidak hanya di pantai, di
dalam pesawat bahkan di tempat-tempat yang lebih ekstrim dari ini.

Tantangannya
tentu tetap sama. Gemetar. Takut salah. Salah tingkah. Dan harap-harap cemas
bercampur menjadi satu. Sekilas, saya dapat melihat dari raut wajah pria bule
itu. Namun lega mendera saat wanitanya mengangguk.

Saya
baru merasakan momen lamaran secara tak biasa ini dan sangat merinding akan hal
itu. Saya kemudian merenung banyak hal.

Momentum yang terjadi pasti telah
ditunggu lama oleh bule pria untuk meyakinkan kekasihnya agar mau mengiyakan
pertanyaan will you marry me? Tak mudah dan tak bisa diiyakan begitu
saja mengingat kehidupan modern yang mereka jalani.

Keramaian di Tanah Lot, Bali – Photo by Bai Ruindra
Menanti sunset di Tanah Lot, Bali – Photo by Bai Ruindra
Anak-anak bermain di Tanah Lot, Bali – Photo by Bai Ruindra
Sunset yang perlahan menukik – Photo by Bai Ruindra
Akhir
sebuah kisah cinta di Tanah Lot sungguh sempurna di mata kami. Pendar-pendar
bahagia elok dirasa. Belum tentu saya akan mendapatkan momen yang berharga ini
di lain kesempatan.

Pertanyaan lain, belum tentu saya berani melamar – entah siapa
itu – di saat-saat romantis seperti ini!

Baca Juga

Puluhan
Juta untuk Sebuah Cinta dari Gadis Aceh

Categories
Uncategorized

Bliss Surfer Hotel Kuta Bali Area Surfing untuk yang Belum Bisa Berenang

Bliss Surfer Hotel Kuta Bali
Bliss Surfer Hotel, Kuta, Bali – Photo by Bai Ruindra
Laut
dan saya tidak bisa dipisahkan lagi. Tsunami memang telah lama menjadi berita
heboh untuk kami di Aceh dan seluruh negeri. Mandi laut telah menjadi hal
biasa.

Ke laut sebagai nelayan pun bukan lagi persoalan yang menggetarkan jiwa
untuk segera kembali apabila ada ombak besar datang tiba-tiba.


Surfing inilah
permainan baru untuk kita yang pribumi. Bule-bule sih biasa saja
mendengar istilah surfing. Apalagi untuk ukuran pantai dan deru ombak
seindah Pantai Kuta, Bali.

Siapapun itu, ombak yang mendayu-dayu, berirama
syahdu, teratur menggulung pasir, besar membuncah karang, saling kejar para
peselancar di dalam ombak membesar, tak lain suasana yang mengharukan dan
memesona.

Baca Juga
Pura Ulun Danu Bratan Ikon Lima Puluh Ribu Rupiah yang Bersih dan Nyaman 

Papan
selancar dengan saya tentu begitu asing. Namun untuk menikmati papan-papan
selancar itu nggak mesti wajib ke laut lalu menjadi seorang peselancar andal.

Panorama
surfing dengan papan-papan selancar indah itu juga bisa kamu dapatkan di
Bliss Surfer Hotel di kawasan Kuta, Bali. Bliss Surfer Hotel
merupakan anak usaha dari Avilla Hospitality.

Kesan pertama saat sampai ke hotel
ini adalah soal keunikan dan pembeda dengan hotel-hotel lain yang pernah saya
inap.

– Bliss Surfer Hotel memiliki tema surfing.
Sama seperti hotel-hotel lain dari Avilla, Bliss Surfer juga menghadirkan tema
khusus agar wisatawan betah saat menginap di sini! – Cindy Levina, Digital
Marketing Coordinator Avilla Hospitality.

Benar
saja. Mulai dari pintu masuk sampai ke dalam kamar, papan-papan selancar
bertebaran di mana-mana.

Pandangan Pertama tentang Bliss Surfer Hotel

Di
mana-mana adalah orang sedang berselancar. Pintu masuk Bliss Surfer Hotel saja
ditandai dengan papan selancar besar dengan nama penuh warna.

Saat mata tertuju
ke atap, jendela-jendela itu seakan terbuat dari papan selancar saja padahal
itu adalah papan selancar yang dibuat sebagai pemanis hotel ini.

Beranjak ke
dalam, di lobi hotel langsung terasa aura orang sedang berselancar. Di atap
adalah papan-papan selancar yang digantung acak.

Di ruang tunggu, lukisan
peselancar dengan menghadang ombak yang garang. Di halaman yang tidak begitu
luas, selain kolam renang juga terdapat area untuk duduk-duduk santai dengan
rasa pantai.

Tentu saja setiap sudut dihiasi dengan papan selancar sebagai
penunjuk arah. Menuju ke kamar sekonyong-konyong telah berada di pantai nan
indah.

Warna biru seperti air laut yang sedang membawa papan selancar
menari-nari. Segala pandangan di lorong maupun sampai ke dalam kamar, adalah
lautan lepas yang enggan beranjak.

Bliss Surfer Hotel Bali Murah dan unik
Bliss Surfer Hotel di Kawasan Kuta, Bali, memiliki tema surfing yang unik dan menarik – Photo by Bai Ruindra
Suasana malam di depan Hotel Bliss Surfer, Bali – Photo by Bai Ruindra
Tempat bersantai pun bercirikan pantai, lantainya saja dari pasir – Photo by Bai Ruindra
Keterangan penting juga di papan surfing – Photo by Bai Ruindra
Anak-anak bebas berenang di kolam renang Bliss Surfer Hotel, Kuta, Bali – Photo by Bai Ruindra
Bersantai di malam hari – Photo by Bai Ruindra
Caption halaman Bliss Surfer Hotel dari lantai tiga – Photo by Bai Ruindra
Lobi Bliss Surfer Hotel dengan aroma surfing yang khas – Photo by Bai Ruindra

Kamar yang Penuh Ombak

Cat
kamar warna putih sih biasa saja. Namun pernak-pernik yang ada di dalam
kamar begitu unik dan menarik.

Papan selancar dan lukisan orang sedang
berselancar merupakan ciri khas yang enggan membuat mata berpaling.

Kamar Biss
Surfer Hotel sendiri terkesan elegan dari satu sisi dan garang di sisi lain
dengan papan selancar dan orang sedang berselancar. Suasana pantai tetap terasa
apabila kita membuka pintu dan keluar untuk melihat suasana.

Di tiap kamar terdapat
ruang khusus untuk bersantai, terdapat kursi dan meja yang dibuat khas kursi
dan meja di pantai.

Kamu bisa lesehan di sini menikmati pemandangan Kuta
ataupun bule-bule yang sedang bercengkrama di halaman hotel.

Penunjuk arah di Bliss Surfer Hotel juga dari papan selancar – Photo by Bai Ruindra
Malam yang romantis di lorong Bliss Surfer Hotel menuju kamar – Photo by Bai Ruindra
Kamar Duluxe Double yang remang menambah suasana hati yang segera ingin istirahat selepas mengitari Pantai Kuta – Photo by Bai Ruindra
Ini lho juga ada papan selancarnya di dalam kamar kami – Photo by Bai Ruindra

Ruang Makan yang Bagai Kafe Pinggir Pantai

Ruang
makan Bliss Surfer Hotel benar-benar menggiurkan untuk tetap lengket di
kursinya. Setiap sudut adalah aroma pantai.

Meja dan kursi dari kayu seperti
melayangkan kita ke bibir pantai. Pemandangan di dinding ruangan ini adalah
suasana pantai yang aduhai.

Ruang
makan hotel ini ditata dengan rapi dengan menghadirkan suasana yang cukup
nyaman. Suasana santainya dapat banget apabila sedang bersama
teman-teman.

Tatanan ruang makan Bliss Surfer Hotel lebih berasa anak muda
dibandingkan untuk keluarga. Semua ikon yang ada di ruang makan ini misalnya
adalah ciri khas anak muda.

Tidak tertutup kemungkinan untuk keluarga karena
arena bermain untuk anak, misalnya kolam renang, juga cukup nyaman.

Breakfast yang mewah di Bliss Surfer Hotel, Kuta, Bali – Photo by Bai Ruindra
Pilihan menu sarapan di Bliss Surfer Hotel, Kuta, Bali – Photo by Bai Ruindra
Perpaduan pantai yang unik dan menarik di ruang makan Bliss Surfer Hotel, Kuta, Bali – Photo by Bai Ruindra
Bisa santai sejenak di sini kok – Photo by Bai Ruindra
Bliss
Surfer Hotel merupakan salah satu hotel untuk kamu yang tidak mau melewatkan sunset
di Pantai Kuta. Jalan kaki saja kamu dapat mencapai Pantai Kuta selama 20
menit.

Pengalaman saya, Sandi dan Pandu saat mengitari Kuta memang tidak terasa
sama sekali. Hotel ini cukup mudah untuk menjangkau segala kebutuhan seperti
rumah makan halal, supermarket, taksi maupun hal-hal ringan lain.

Pemandangan surfing
beneran dapat kamu lihat di Pantai Kuta, surfing ala-ala pun bisa
kamu dapatkan di lingkungan hotel. Hotel bintang empat ini terletak di Jalan
Sriwijaya No. 88 Kuta, Badung, Bali.

Kamu bisa memesan kamar di Bliss Surfer
Hotel mulai dari Rp. 459.898 sampai Rp. 2.500.000, sudah termasuk breakfast.
Kamar yang bisa kamu pesan terdiri atas Kamar Duluxe Double atau Twin, Junior
Suite dan Suit Keluarga. Nikmati suasana pantai di Bliss Surfer Hotel!

Baca Juga ASUS Memanjakan Blogger di Hotel Courtyard by Marriot Nusa Dua Bali pada Launching Zenfone 3 

*harga
tentatif. 
Anak mudah Korea eh Aceh bergaya sekali klik di sofa halaman Bliss Surfer Hotel – Photo by Pandu
Categories
Uncategorized

Pura Ulun Danu Bratan, Ikon Lima Puluh Ribu Rupiah yang Bersih dan Nyaman

Kamu
sedang memegang uang lima puluh ribu rupiah? Coba deh perhatikan gambar
bangunan di lembaran berwarna biru tersebut. Kamu tidak salah, itu adalah
gambar dari Pura Ulun Danu Bratan, Bedugul, Bali.

Dulu, saya tidak
pernah berpikir dan membayangkan suatu saat akan ke tempat ini. Jauh sekali
kaki saya menanjak dari Aceh menuju Bali.

Namun langkah itu tidak pernah
berhenti dengan mengeluh saja. Setiap perkataan adalah doa, inilah janji Tuhan
kepada umatnya.

Apapun yang kamu doakan, suatu saat pasti akan terwujud. Ibarat
karma, pemintaan tersembunyi dari dalam hati kamu ini akan terlaksana suatu
saat nanti. Kamu pegang saja perkataan saya ini!

PURA ULUN DANU BRATAN BALI
Pura Ulun Danu Bratan, Bedugul, Tabanan, Bali – Photo by Bai Ruindra

Bali
menyuguhkan segala keindahan yang tidak terdapat di Aceh. Seringkali saya
berucap dan tersemat di dalam hati bahwa suatu saat saya akan ke Bali. September
ceria ini, saya benar berangkat ke Bali. 



Pura-pura ninja bersama tiga blogger
ternama,
Sandi dan Pandu, kami merencanakan jejak ke mana suka
selama di Pulau Dewata. Tentu, ikon lembaran Rp. 50.000 tidak boleh terlewatkan
begitu saja. Pura ini menjadi saksi betapa indahnya Indonesia di mata kita dan
di mata dunia. 



Pura Ulun Danu Bratan menyusuhkan panorama yang tidak bisa saya
kedipkan begitu saja. Wajar Pemerintah Indonesia mengabadikan pura ini ke dalam
lembaran mata uang karena tak ada alasan untuk tidak melakukan hal tersebut. 



Beragam
rindu terkuak begitu kamu menginjakkan kami di sini dan melihat betapa “mewah”
Pura Ulun Danu Bratan dari dekat. Andai-berandai lenyap sudah. 



Lembaran lima
puluh ribu lupa sudah tertarik dari dalam saku untuk menyamakan gambar itu
dengan nyata di sini.

Dua
jam perjalanan dari Denpasar membuat penat benar-benar hilang begitu sampai di
Bedugul, Kabupaten Tabanan.

Pura Ulun Danu Bratan berdiri dengan kokoh,
eksotik, penuh misteri di Danau Bratan, penuh rahasia dari puncak Gunung
Bedugul, kekhasan Bali yang kental, taman bunga yang asri, rumput yang terjaga
rapi, dan tentu saja wisatawan dalam dan luar negeri yang enggan berpaling dari
keindahan nyata dari segala pandangan.

Pura Ulun Danu Bratan yang ramai wisatawan – Photo by Bai Ruindra
Pasangan bule ini tidak mau melewatkan momentum berharga saat di Pura Ulun Danu Bratan, Bali – Photo by Bai Ruindra
Saya cuma tahu arah panah saja dari bahasa Bali ini – Photo by Bai Ruindra
Sisi jalan yang sepi padahal tidak demikian di Pura Ulun Danu Bratan ini – Photo by Bai Ruindra
Gunungan ini tentu memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Bali – Photo by Bai Ruindra
Bersih
dan nyaman. Dua kata yang terlintas di benak saya begitu menginjakkan kaki di
lokasi wisata Pura Ulun Danu Bratan. Jalan berliku yang membuat perut
keroncongan, kepala pening dan ingin muntah hilang sudah.

Bli Kangin, driver
kami, menghilang begitu saja, mungkin lelah melihat pemandangan yang sama tiap
kali ke tempat ini. Janji dengan Bli Kangin adalah pukul 15.00 WITA di tempat
parkir dan melanjutkan perjalanan ke Pantai Kuta, melihat sunset yang
menawan di sana.

Saya
bersorak begitu masuk ke area tempat wisata yang sejuk ini. Saya dan Sandi
adalah dua manusia baper yang klik sana-sini untuk mendapatkan
hasil kamera yang bagus dan menarik.

Pandu, si pribumi yang mungkin
berulangkali ke mari sesekali memotret dan lebih banyak menjadi juru kamera
saat saya dan Sandi mengantre dan berdiri di salah satu pura untuk difoto.

Mau foto? Antre dulu! – Photo by Bai Ruindra
Antrean berfoto di pintu masuk Pura Ulun Danu  Bratan, Bali – Photo by Bai Ruindra
Pura
Ulun Danu Bratan memiliki suasana yang romantis di satu sisi dengan kebersihan,
pohon-pohon tinggi, patung binatang, tempat istirahat yang luas, pura-pura yang
memiliki makna tertentu, taman bunga yang asri dan jalan setapak yang sepi di
suatu waktu.

Kamu yang sedang berbulan madu – honey moon istilah bekennya
– Pura Ulun Danu Bratan bisa dijadikan tempat bermanja bersama pasangan. Suara
alam yang syahdu menggetarkan nada-nada cinta penuh kemenangan untuk mengisi
suasana hati yang terluka di saat tiba-tiba.

Riak air dari Danau Bratan mengalir
saja dengan tenang dan tersandung ke tepian menjuntai kaki-kaki mereka yang
sedang terbahak.

Atap pura yang tinggi menandakan kokohnya pertahanan Bali masa
itu dan kini. Angin yang datang dari Gunung Bedugul membawa kesejukan dan
kehangatan dalam pelukan sekali kecup.

Bersama harum bunga wisatawan mengelilingi Pura Ulun Danu Bratan dengan nyaman dan damai – Photo by Bai Ruindra
Caption area yang bersih dan rumput berbangga diri tanpa ada yang injak – Photo by Bai Ruindra
Ini jalan setapak yang romantis apabila berdua saja dengannya – Photo by Bai Ruindra
Sepasang patung ini melambangkan romantisme yang nyata di Pura Ulun Danu Bratan, Bali – Photo by Bai Ruindra
Fokus ke dia yang manja, mau saya duduk dipangkuannya namun Sandi dan Pandu meledek sampai nyali saya tenggelam tiba-tiba – Photo by Bai Ruindra
Taman bunga yang tertata rapi di Pura Ulun Danun Bratan, Bali – Photo by Bai Ruindra
Saya yang bandel menginjakkan rumput hijau untuk mendapatkan foto bunga mekar ini – Photo by Bai Ruindra
Ke
mana mata saya memandang tak ada kantong plastik maupun botol bekas minuman
berserak. Selama mutar sana-sini bersama dua jagoan blog itu, saya
bahkan tidak melihat tanda-tanda “dilarang buang sampah sembarangan” sekecil
apapun.

Mungkin karena saya terlena dengan Pura Ulun Danu Bratan atau memang
tidak ada lagi peringatan semacam itu karena sudah sama-sama tahu bahwa
kebersihan itu sebagian dari iman!

Kebersihan sebagian dari iman memang diajarkan dalam Islam. Namun wisatawan dari berbagai daerah
bahkan luar negeri yang nonmuslim mungkin saja memiliki makna yang berbeda.

Di mana-mana
bersih. Di mana-mana orang mengantongi plastik bekas makanan maupun botol
minuman. Di mana-mana rumput hijau itu tak ada yang injak.

Orang-orang taat pada
peraturan untuk melintasi jalan setapak permanen yang dibentuk sedemikian rupa
sehingga tak ada halangan untuk menginjak rumput.

Saya
telah sampai ke Pura Ulun Danu Bratan yang bersih dan nyaman. Bangganya luar
biasa karena kemudahan dari ngeblog. Kamu yang belum sampai ke sana,
bermanis manjalah pada doa dan cita-cita serta usaha, suatu saat panggilan itu
pastilah ada.

Tiba-tiba saja kami bertiga memotret seorang cewek bule yang memengkur kepala menghadap Danau Bratan. “Jangan loncat ke sana, Kak!” – Photo by Bai Ruindra
Namanya Jalan-Jalan tentu saja berbuah kenangan yang tak terlupa, di sini adalah kebersihan yang benar-benar memancarkan keindahan Indonesia dari berbagi sisinya.

Tempat ini sangat layak untuk masuk ke dalam perencanaan liburan nanti. Kapanlagi keindahan alam berpatri dalam kenangan panjang?

Categories
Uncategorized

Eksplore Bali dengan Kamera Zenfone 3

sunset pantai kuta bali
Sunset dan bule bersama selancarnya di Pantai Kuta, Bali – Photo by Bai Ruindra
ke Bali ku akan kembali!
Bumbu-bumbu
cinta memang memiliki intonasi yang pas jika berbicara tentang Bali. Sisi
romantis, sisi sejarah, sisi budaya dan keegoisan Pulau Dewata tampak begitu
dalam dari segala pandangan.

Wajar jika ke Bali ingin keliling tempat-tempat
bersejarah, berselancar di pantai atau mengelilingi kota yang padat bule-bule
cakep. ASUS Zenvolution 2016 mengantarkan saya ke Bali pada 07
September 2016.

Kesempatan ini tidak saya lewatkan, saya kemudian membalas
email Davina Larissa dengan membubuhkan permintaan khusus, pulang ke Aceh
tanggal 11 September 2016. Khawatir tetap ada karena 12 September 2016 adalah
Idul Adha, takut tiket mahal dan pertimbangan lain yang mungkin saja tidak bisa
dikabulkan oleh ASUS.

Kekhawatiran itu memudar setelah saya menerima tiket
penerbangan Pulang Pergi bersama Garuda Indonesia dari tanggal 06 September
(semalam di Jakarta) sampai 11 September.

Hati
yang berbunga begitu merekah saat Zenfone 3 yang baru saja
diluncurkan oleh Jerry Sen, CEO ASUS, di Nusa Dua Convention Centre, Bali, saya
pegang dengan erat.

Ini adalah kesempatan untuk mengeksporasikan kamera 16 megapixel
yang dibenamkan pada smartphone yang dijual dengan harga Rp.4.099.000 di
akhir September 2016 (tentatif). Gestur ponsel pintar ini begitu licin, halus
dan memancarkan kilau dari bodi kacanya.

Tanggal 08 September pukul 22.00 WITA
lebih, acara puncak perhelatan Zenvolution usai digelar. Kami sudah boleh
bergerilya ke mana suka.

Bagi yang pulang tanggal 09 September tentu siap-siap
berkemas, kami yang minta extend lebih santai dengan perencanaan selama
di Bali.

Saya,
Sandi Iswahyudi dan Mas Bocah akhirnya lepas “dinas” dan bergembira ria dengan
Zenfone 3. Klik sana dan sini terus dimulai. Sebagian hasil kamera smartphone
terbaru ASUS ini telah kami publikasikan ke media sosial dengan hashtag #ASUSIncredibleRace,
#BuiltForPhotography, #ZenvolutionID dan
#Zenfone3ID
.
perjalanan kami dimulai dari…

Paninsula Island

Paninsula
Island terletak di Nusa Dua, Bali. Pemandangan yang ada di sekitar pantai ini
adalah monumen Arjuna dan Krisna, race untuk jogging, pantai yang
menderu, lapangan yang luas dan laut membiru.

Kondisi tempat wisata ini sangat
cocok untuk kamu yang membutuhkan suasana tenang dan nyaman, serta jauh dari
keramaian. Selain itu, di sini juga terdapat pantai yang disekat khusus untuk area
privat. 

Paninsula Island banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal pada
hari itu, 08 September, saat kami sedang ikut serta dalam ASUS Incredible Race.
Tidak mau melewatkan momentum ini, saya abadikan beberapa kenangan di Pulau
Paninsula ini.

Hasil foto yang kamu lihat tanpa melewati editing, difoto dengan
menggunakan fitur Autofokus, HDR dan HDR Pro yang telah tertanam di Zenfone 3.

Patung Arjuna dan Krisna di Paninsula Island, Nusa Dua, Bali
Patung Arjuna dan Krisna di Paninsula Island, Nusa Dua, Bali – Photo by Bai Ruindra
Pantai biru Paninsula Island, Nusa Dua, Bali – Photo by Bai Ruindra
Fitur low light dari Zenfone 3 menangkap indah Paninsula Island, Nusa Dua, Bali – Photo by Bai Ruindra

Monumen Perjuangan Rakyat Bali

Tidak
lengkap rasanya ke Bali tanpa ke tempat bersejarah. Monumen Perjuangan Rakyat
Bali dikenal juga dengan Bajra Sandhi, salah satu tempat yang patut disinggahi,
terletak Jalan Raya Puputan, Niti Mandala Renon.

Awalnya, Bajra Sandhi tidak
termasuk ke dalam rancangan traveling ala-ala kami bertiga. Karena Pandu
aka Mas Bocah menunggu di Lapangan Renon, akhirnya saya dan Sandi ikut
menyaksikan foto pra wedding di tempat ini.

Triadi, blogger dari
Makassar juga ikut bersama kami ke tempat ini sebelum kami tinggal di jalan
raya untuk bergegas ke bandara.

Tak
elok rasanya tanpa masuk ke dalam Bajra Sandhi. Sambil jalan, kami jepret
sana-sini menggunakan Zenfone 3. Halaman Bajra Sandhi yang luas, rumput yang
hijau, serta race untuk jogging membuat area ini cocok untuk
duduk-duduk santai.

Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp.10.000 kami
langsung membuka tabir yang tersembunyi di dalam monumen bersejarah ini. Bajra
Sandhi terdiri dari 17 anak tangga di pintu utama, 8 tiang agung di dalam
monumen, dan monumen yang menjulang 45 meter.

Masuk ke dalam monumen terdapat
candi-candi dan kita bisa melihat pemandangan Kota Denpasar.

Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Lapangan Renon, Denpasar, Bali
Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Lapangan Renon, Denpasar, Bali – Photo by Bai Ruindra
Bajra Sandhi yang bersih – Photo by Bai Ruindra
Bergaya di atas ini rasanya telah terbang tinggi – Photo by Pandu
foto pra wedding di Barja Sandhi Bali
Eit! Klik yang lagi foto pra wedding dulu di dalam Bajra Sandhi – Photo by Bai Ruindra

Masjid Sudirman

Kami
salat Jumat di Masjid Sudirman selepas dari Bajra Sandhi. Masjid Sudirman
terletak di Kompleks Kodam Udayana, Denpasar, Bali. Arsitektur masjid ini masih
bercirikan budaya Hindu.

Masjid Sudirman tampak sederhana namun mewah di sisi
berbeda mengingat kekentalan Hindu di Bali. Umat Islam yang datang untuk
menunaikan salat Jumat di masjid ini memenuhi seluruh saf dari depan sampai
belakang.

Masjid Sudirman, pengakuan Pandu, merupakan salah satu masjid
terbesar di Denpasar yang tak pernah sepi.

Masjid Sudirman, Kompleks Kodam Udayana, Denpasar, Bali
Masjid Sudirman, Kompleks Kodam Udayana, Denpasar, Bali – Photo by Bai Ruindra
Salat Jumat di Masjid Sudirman, Bali – Photo by Bai Ruindra
Selonjoran Sandi dan Triadi seusai salat Jumat – Photo by Bai Ruindra

Tanah Lot

“Kita
harus berfoto di candi itu, Pandu!” begitu ujar saya sebelum berangkat ke Bali.
Pandu sengaja mengirimkan beberapa foto tempat wisata sebagai alternatif kami
selama di sana.

Tanah Lot termasuk ke dalam list penting karena di sana
terdapat Pura yang menghadap ke lautan lepas. Pura Karang Bolong merupakan
tempat tujuan wisata yang tidak boleh ditinggalkan begitu saja.

Sayangnya, hari
itu kami tidak dapat menaiki Pura tersebut karena air laut sedang pasang. Tanah
Lot terletak di Beraban, Kediri, Tabanan.

Tanah
Lot tidak hanya menyisakan Pura saja. Orang-orang yang ingin mengintip matahari
terbenam juga berserak di sini. Lelah berebut foto di depan Pura Karang Bolong,
kami bergegas mencari tempat aman untuk menunggu sunset di Tanah Lot.


Sunset di Tanah Lot tidak boleh dilewatkan dari atas tebing dan ombak
memecah karang di bawah sana. Pemandangan ini tentu berbeda karena matahari
akan terbenam di antara tebing dan Pura.

Jika kamu ingin menikmati sunset  di Tanah Lot harus bergegas mencari tempat
aman karena semua orang akan berebut ke sisi matahari terbenam. Matahari
terbenam di Tanah Lot sekitar pukul 18.15, bahkan lebih dari itu.

Hari itu,
kami tidak dapat menggenapkan matahari terbenam seutuhnya karena harus segera
pulang. Alasan pertama, mobil yang kami sewa akan sampai batas 10 jam tepat
pukul 19.00. Lima menit saja lewat 10 jam kami harus membayar denda sebesar
Rp.50.000.

Alasan kedua, jalanan akan macet karena begitu matahari tenggelam
sempurna semua orang akan keluar dari arena permainan indah ini.

Pura Karang Bolong Tanah Lot Bali
Tidak lengkap ke Bali tanpa berfoto di depan Pura Karang Bolong, Tanah Lot – Photo by Pandu
Ada ular jinak di Tanah Lot – Photo by Bai Ruindra
Lesehan sambil menunggu sunset di Tanah Lot – Photo by Bai Ruindra
Ada yang selfie sebelum sunset – Photo by Bai Ruindra
sunset di tanah lot bali
Sunset di Tanah Lot, Bali – Photo by Bai Ruindra

Pura Taman Ayun

Hari
kedua, 10 September 2016, kami bergegas ke Pura Taman Ayun. Bli Kangin, driver
kami telah menunggu di lobi Hotel Bliss Surfer, tempat kami menginap hasil
kerjasama blog.
“Saya
ingin melihat orang-orang Bali beribadah, Pandu!” permintaan saya ke Pandu
sebelum kami sampai di Bali.
Pura
Taman Ayun merupakan salah satu Pura yang masih menyisakan kenangan manis untuk
umat Hindu. Pura ini terletak di Jalan Ayodya, Mengwi, Kabupaten Badung. Pintu
masuk ke Pura ini sudah sangat megah dari arsitek Tan Hu Cin Jin.

Kemewahan
sejarah langsung menyentakkan ulu hati saya begitu menapaki jalanan setepak di
dalam Pura setelah membayar tiket masuk Rp.10.000. Di atas rumput menghijau, terdapat
larangan untuk menginjaknya.

Pura-pura yang terdapat di Pura Taman Ayun masih
semerbak aroma Bali. Sayangnya, kami tidak diperbolehkan masuk ke dalam karena
di sana sangat sakral dan khusus untuk mereka yang beribadah saja. Dari luar,
kami dapat melihat ritual umat Hindu sedang sembahyang.

Di sisi yang lain, seorang
lelaki tua sedang melukis lukisan yang kemudian disejajarkan untuk kami
nikmati.  

Umat Hindu sedang beribadah – Photo by Bai Ruindra
Tempat peribadatan umat Hindu – Photo by Bai Ruindra
Salah satu Pura yang menonjol – Photo by Bai Ruindra
Jangan menginjak rumput ya! – Photo by Bai Ruindra
Seniman sedang melukis – Photo by Bai Ruindra
Salah satu karya seni yang menarik – Photo by Bai Ruindra

Pura Ulun Danu Bratan

“Ayo
kita berfoto di depan ikon uang lima puluh ribu!” seru Pandu.
Pura
Ulun Danu Bratan jaraknya 2 jam perjalanan dari Pura Taman Ayun. Pura yang
menjadi “ikon” uang Rp.50.000 ini terletak di Bedugul, Kabupaten Tabanan, Bali.

Kami melewati jalan yang berliku, semakin menanjak semakin dingin. Jalanan semakin
padat karena rata-rata wisatawan menuju ke tempat yang sama. Memasuki kawasan
Bedugul, penjual strawberry terlihat di mana-mana. Tidak hanya penjual
saja, kebun strawberry juga tak kalah dari itu.

Danau
Bratan yang terhempas luas, pengunungan Bedugul yang elok, Pura yang menjulang
tinggi, hamparan taman yang luas dan bersih, menjadi suatu kenyamanan saat
berada di sini.

Tentu, saya tak lupa berfoto di depan Pura yang menjadi ikon
uang lima puluh ribu tadi. Untuk kamu yang beragama Islam, jangan khawatir
tidak dapat menunaikan ibadah.

Di dekat Danau Bratan, terdapat masjid yang
cukup luas dan sejuk, Masjid Besar Al-Hidayah.

pura ulun danu bratan bali
Akhirnya sampai di sini, Pura Ulun Danu Bratan, Bedugul, Bali – Photo by Pandu
Suasana yang asri – Photo by Bai Ruindra
Salah satu patung hewan di antara yang lain – Photo by Bai Ruindra
Pose di depan pintu masuk – Photo by Pandu 
Pose di pinggir jalan dengan pemandangan gunung dan aura sejuk – Photo by Bai Ruindra
Ini dia “ikon” uang lima puluh ribu yang disalup awan – Photo by Bai Ruindra

Pantai Kuta

Petualangan
terakhir adalah Pantai Kuta, sebelah selatan Kota Denpasar, Bali. Kami mengejar
waktu dari Pura Ulun Danu Bratan ke Pantai Kuta agar dapat landing
sempurna begitu matahari terbenam. Pantai Kuta merupakan salah satu pantai
idola untuk pecinta sunset.
Area
Pantai Kuta adalah tempat yang sangat padat. Di mana-mana adalah bule. Sepanjang
jalan menuju bibir pantai, kafe-kafe menjajakan minuman beralkohol dan
bule-bule duduk santai. Bli Kangin telah kami tinggal di kemacetan dan mungkin
akan bertemu lagi kapan-kapan.
Pantai
Kuta, benar salah satu pantai yang padat. Bule berjemur, orang berselancar, ombak
besar dan anak-anak mandi laut menjadi pemandangan khas.

Kami menyiapkan kamera
Zenfone 3 untuk merekam jejak sunset di pantai ini. Momentum yang tidak
bisa dilewatkan begitu saja.

Matahari yang berwarna keemasan terlihat syahdu
sekali menarik diri. Di setiap pandangan, adalah orang-orang memotret dengan kamera
ponsel maupun kamera lain.

Matahari
terbenam hari itu tidak begitu sempurna. Awan menutupi sebagian warna
keemasannya. Di sisi kiri kami, pesawat take off dan landing di
Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan silih berganti.

Kepadatan bandar udara ini
terlihat sampai kami meninggalkan Pantai Kuta. Di sisi lain, sekelompok bule
sedang mengudarakan lampion untuk menutup malam.

Menanti sunset di Pantai Kuta, Bali – Photo by Bai Ruindra
sunset di pantai kuta bali
Sunset di Pantai Kuta, Bali – Photo by Bai Ruindra
Cewek Jepang sedang mengabadikan kenangan di Pantai Kuta, Bali – Photo by Bai Ruindra
bule surfing di kuta bali
Abang Bule mengangkat selancarnya setelah lelah surfing di Pantai Kuta, Bali – Photo by Bai Ruindra

Malam
Minggu yang mendayu, Pantai Kuta padat merayap. Jalanan macet oleh kendaraan
dan trotoar macet oleh pejalan kaki. Kami membuka Google MAP untuk menentukan
arah jalan pulang ke Hotel Bliss Surfer.

Jalan kaki selama 20 menit di antara
malam yang panas, gerah dan wajah kusam. Tetapi, kepuasan batin tak bisa saya
ungkapkan dengan perkataan lebih besar dari terima kasih.

Terima kasih kepada
ASUS Indonesia. Davina Larissa yang telah mengabulkan permintaan extend.
Marissa Pratiwi yang telah mendengar curahan hati saya.

Dan tentu, dua sahabat
Sandi dan Pandu yang membuat hari-hari kami penuh warna, penuh tawa, penuh
tantangan dan penuh pembelajaran terutama soal kamera Zenfone 3. Sampai
ketemu di lain kesempatan!

Baca Juga Kemenangan Tim 22 ASUS Incredible Race Dimulai dari Tebak Lagu

Bliss surfer hotel bali
Bliss Surfer Hotel yang bertema surfing – Photo by Bai Ruindra
Categories
Uncategorized

ASUS Memanjakan Blogger di Hotel Courtyard by Marriot Nusa Dua Bali pada Launching Zenfone 3

Hotel Courtyard by Marriot Nusa Dua Bali
Kolam renang yang adem di Hotel Courtyard by Marriot Nusa Dua, Bali – Photo by Bai Ruindra
ASUS
Zenvolution dan semua kenangan yang terukir dari tanggal 7 sampai 9 September,
tak lain kemewahan yang belum pernah saya rasakan.

Babak baru dari produk ASUS
dimulai begitu kami sampai di Denpasar, Bali, pada siang 7 September. Kami yang
baru saja tiba dari daerah masing-masing langsung melanjutkan langkah ke launching
Zenfone 3 di Nusa Dua Convention Center.

Penat
dari Aceh – sebelumnya singgah semalam di Jakarta – terbayar sudah saat kami
memegang Zenfone 3, dari kaca, bening, seakan-akan memekik begitu saya rengkuh
bodinya. Ini sebuah karya yang luar biasa dari ASUS. Sebuah perubahan besar
pada lini
smartphone dari produsen Taiwan ini.

Baca Juga

Zenfone
3 dan Cita Rasa Bali dalam Zenvolution

Mata
yang kian berkunang, tangan tak mau melepas Zenfone 3, langkah yang
sekonyong-konyong gontai, tetapi raga tak bisa memihak kepada istirahat
sejenak.

Waktu istirahat yang kemudian diberikan menjadi panorama yang lebih
mengasyikkan dalam mengutak-katik Zenfone 3. Bus yang menunggu kami lantas
membawa raga penuh semangat ke Paninsula Island.

Tugas pertama diberikan kepada
kami, mengabadikan momen, mengandalkan kamera 16 megapixel dalam lomba
foto Built For Photography. Jepret sana dan sini di jalan setapak
yang remang, patung Arjuna dan Krisna yang gagah. Lalu pulang ke penginapan, Hotel Courtyard by Marriot Nusa Dua, Bali.

Sorak-sorai
hari itu terjadi begitu saja. ASUS benar sekali telah memanjakan kami, para blogger
dan wartawan media.


Hotel Courtyard by Marriot Nusa Dua merupakan salah satu hotel bintang
lima yang eksotik, khas Bali, modern di sisi lain, remang di sisi berbeda, romantis
di sudut tertentu, keangkuhan begitu melihat patung-patung di depan pintu masuk
dan tentu saja terletak di kawasan elit, Kawasan
Pariwisata Lot SW1, Nusa Dua
.

Hotel
ini membutuhkan waktu lebih kurang 10 menit ke pantai
Paninsula Island
. Bagi mereka kaum
berada 1 kilometer
jaraknya
bisa langsung menuju ke Bali National Golf Club. Perjalanan
pulang pun tidak begitu jauh dengan 12 kilometer dari Bandar Udara Internasional
I Gusti Ngurah Rai
.

Baca Juga

Eksplore
Bali dengan Kamera Zenfone 3

Terharu
pasti. Aktivitas pergi pagi, pulang malam sebagai seorang blogger terbayar
sudah begitu kemudahan yang diberikan ASUS saya rasakan sendiri. Kawasan Nusa
Dua, Bali, dikenal sebagai tempat wisatanya kaum elit dengan ditandai sepi di
jalanan dan rapi suasananya.

Bli
Kangin
, driver kami selepas dari kegiatan ASUS menyebutkan bahwa
tidak sembarang orang dapat masuk ke kawasan Nusa Dua ini. Nusa Dua Bali
ibaratnya perumahan kaum laborgini dengan kenyamanan, kekhusyukan, dan
kemewahan segala rasa.

Saya
berada di sini, Nusa Dua Bali, bahkan di salah satu hotel dengan pernak-pernik
keunikan, keelokan Bali yang tidak bisa saya rasakan tanpa ASUS terbangkan kami
ke Pulau Dewata.

Sejenak saya merenung, ASUS membuka jalan pada setiap doa yang
seringkali saya ucapkan lewat kata-kata.

“Saya
ingin ke Bali!”
“Saya
harus ke Bali!”
“Biar
dapat tiket promo maskapai itu, saya akan ke Bali suatu saat nanti!”
Dan
kata-kata “lelucon” lain yang saya ucapkan sambil lalu saat ngopi
bersama teman-teman. Keinginan tersebut terjawab saat Davina Larissa mengirim invitation
untuk menghadiri Launching Zenfone 3 di Nusa Dua Bali.
ASUS
telah memanjakan saya dan blogger yang lain. Hotel Courtyard
by Marriot
Nusa Dua Bali berdiri kokoh dengan
kolam renang sebagai pemanis suasana adem.


Hotel Courtyard
by Marriot
Nusa Dua tampil
semerbak harum seperti gadis Bali yang menanti kepulangan kami dari ASUS The
Incredible Race di senja itu.

Untuk ukuran orang yang datang dari negeri entah
seperti apa kemewahan itu saya definisikan; gemerlap kamar, lorong yang
menjembatani kamar-kamar, lampu-lampu temaram, lobi yang penuh lampu di setiap
sudut, patung-patung berbagai gaya di halaman hotel, atap yang terkesan kuno, sarapan
yang mewah, tak lebih dari sebuah rasa syukur.

Tentu, di bagian lain, jika saya
cuma duduk-duduk manis di rumah, mengandalkan tayangan televisi saja, segala
kemewahan ini tidak bisa saya rasakan.

Hotel Courtyard by
Marriot
Nusa Dua Bali dan ASUS Zenvolution
telah membuat saya mendaki beberapa anak tangga ketika pulang ke Aceh.

Momen
berharga selama di Hotel Courtyard by Marriot Nusa Dua Bali telah saya abadikan pada caption  di bawah ini. Semua gambar saya ambil
menggunakan kamera ASUS Zenfone 3.

Hotel Courtyard by Marriot Nusa Dua Bali – Photo by Bai Ruindra
Hotel Courtyard by Marriot Nusa Dua Bali dari lantai dua – Photo by Bai Ruindra
Kolam renang yang menggiurkan dari Hotel Courtyard by Marriot Nusa Dua Bali – Photo by Bai Ruindra
Sepertinya, istirahat sejenak di kursi malas ini membuat badan terasa lebih rileks selepas beraktivitas – Photo by Bai Ruindra
Air ini dibersihkan dengan rutin oleh petugas Hotel Courtyard by Marriot Nusa Dua Bali, jangan takut untuk berenang. Sayangnya aktivitas yang padat selama Zenvolution, kami tidak sempat berenang di sini – Photo by Bai Ruindra
Salah satu patung dengan ciri khasnya di depan Hotel Courtyard by Marriot Nusa Dua Bali – Photo by Bai Ruindra
Mari sarapan yang enak di Hotel Courtyard by Marriot Nusa Dua Bali – Photo by Bai Ruindra
Buah menjadi hidangan wajib tiap kali sarapan di Hotel Courtyard by Marriot Nusa Dua Bali – Photo by Bai Ruindra
gadis bali enak dikawini
Ini Gadis Bali yang elok di pintu masuk tiap senja – Photo by Bai Ruindra
Panorama senja di Hotel Courtyard by Marriot Nusa Dua Bali – Photo by Bai Ruindra

Baca Juga

Kemenangan
Tim 22 ASUS The Incredible Race Dimulai dari Tebak Lagu

Categories
Uncategorized

Janji Muara Kuin Pada Dukuh dan Panyambangan

Akhir 2014, dalam sebuah pejamuan tak terduga saya bertemu dengan seorang pria Banjar. Logatnya yang kental sekali membuat saya kebingungan mengartikan maksud perkataannya. Pria Banjar ini tampak sangat hati-hati memilih kata.

Ucapannya selalu bermuara pada rasa syukur kepada Tuhan atas apa yang telah diterimanya. Celoteh kami berujung dari pertanyaannya mengenai Aceh yang menerapkan hukum Islam dan keingintahuan saya terhadap negeri Borneo. 


Pria ini antusias mendengar setiap kata yang keluar dari mulut saya. Tak pelak, saya pun tergiur dengan ceritanya tentang masyarakat Banjar yang alim agama. Saya semakin tertarik untuk mengetahui lebih banyak mengenai peradaban Banjar dan aktivitas mereka di Kalimantan.
Abdul Hadi duduk ditemani secangkir teh hangat di pelataran Malioboro, Yogyakarta. Berhadapan dengan saya yang sedang mengaduk-aduk kopi yang hampir dingin. Hiruk-pikuk di sekitar tidak membuat kami berhenti membagi cerita. Saya mengambil kesempatan untuk bertanya banyak hal karena ada alasan saya ingin sekali ke Kalimantan!

Pasar Terapung Muara Sungai Kuin, salah satu destinasi wisata Kalimantan Selatan yang ingin saya kunjungi sejak kecil. Photo by rigaah.wordpress.com

“Sejak dulu saya ingin ke Kalimantan karena Pasar Terapung!” mata Hadi tampak membulat, mungkin juga perasaan saya saja karena malam semakin beranjak larut.

“Apa yang menarik dari Pasar Terapung?” tanya Hadi.
“Eksotik!” jawab saya lugas. “Abad digital yang semuanya serba instan, masih ada lho pasar tradisional seperti itu. Saya ingin melihat, merasakan dan menikmati bagaimana proses jual-beli di atas air.

Tidak mudah melakukan transaksi di antara tubuh tidak seimbang dan konsentrasi berkurang karena takut tenggelam ke sungai. Saya juga tidak habis pikir bagaimana wanita di sana begitu kuat dan telaten mendayung perahu sekecil itu yang dipenuhi barang dagangan.”

Dukuh dan Panyambangan sudah terbiasa berdagang di muara, sejak kecil pun ada yang melakoninya.” Hadi menggarisbawahi bahwa Pasar Terapung telah menjadi salah satu Destinasi Wisata Kalsel.

Banyak wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Selatan hanya ingin melihat eksotisme Pasar Terapung. Kalimantan sendiri menyimpan banyak Pasar Terapung sehingga daerah ini dijuluki sebagai daerah seribu sungai.

“Apa itu Dukuh dan Panyambangan?”

Dukuh itu gelar untuk pedagang wanita yang memasarkan dagangan sendiri atau milik tetangga di Pasar Terapung. Panyambangan adalah gelar untuk pembeli yang membeli dagangan dari Dukuh untuk dijual kembali!”

Saya terkesima. Bahkan, sebelum semuanya menjadi lebih menarik, istilah penamaan saja telah membuat saya tak ingin berangkat dari hadapan Hadi.

Pria Banjar itu dengan senang hati memberikan “arahan” kepada saya yang awam dan terbelalak mengenai Pasar Terapung. Dari kecil saya telah tahu banyak tentang Pasar Terapung di Kalimantan, namun tak pernah kesampaian untuk menjejaki langkah ke sana.

Dukuh dan Panyambangan sedang terlibat transaksi di Pasar Terapung Muara Sungai Kuin – Photo by baliphotographyguide.com 
Masjid Sultan Suriansyah di Muara Sungai Kuin, salah satu masjid yang wajib saya kunjungi apabila ada kesemptan ke sini – Photo by dhannysurya.blogspot.com
Kata Hadi, salah satu Pasar Terapung yang terkenal ada di sungai Barito tepatnya muara sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Butuh waktu lebih kurang lima jam perjalanan darat dari kediaman Hadi untuk dapat menjangkau pasar tradisional tersebut.

Benar-benar tempat yang jauh bagi saya dan tentu sangat “primitif” jika dilihat dari satu sisi. Tak berhenti sampai di situ, Hadi semakin membuat raga saya terbang di atas hutan Kalimantan bersama burung Cendrawasih karena Pasar Terapung ini tak lain pasar pagi, layaknya pasar-pasar sayur di mana-mana.

Aktivitas di Pasar Terapung ini tergolong singkat dan hemat waktu. Para dukuh mulai berdatangan selepas salat Subuh dan dipastikan belum selesai pukul tujuh pagi dagangan mereka telah ludes. Jika ingin melihat aktivitas di atas sungai itu tentu saja saya harus menyetel waktu lebih cepat, atau menginap saja di muara sungai Kuin.

“Kamu akan menyaksikan keringat bercucuran di bawah sinar ultraviolet!”

Saya berdecak kagum. Hadi menggoda saya melalui barisan kalimat yang sangat mujur. Kalimat ini membawa khayalan tingkat tinggi kepada saya yang telah lama mengidam-idamkan Pasar Terapung.


Sunrise yang menukik di antara riak air muara sungai Kuin, para dukuh yang menawarkan dagangan mereka, para panyambangan yang menawar dengan harga murah, sayur-mayur segar tampak bercahaya diterpa matahari pagi, jukung – sebutan untuk perahu dalam bahasa Banjar – diparkir tak teratur oleh para dukuh dan panyambangan, transaksi demi transaksi terjadi dalam waktu cepat, matahari yang menanjak semakin panas, dan tentu saja transaksi bapanduk yang masih menjadi primadona.
“Kenapa harus barter?” tanya saya galau. Mungkin karena seumur hidup saya belum pernah melakukan transaksi secara barter atau bapanduk.
“Inilah keistimewaan Pasar Terapung!” kata Hadi. Saya kok fokus pada perahu, aliran sungai, dan barang dagangan saja? Padahal bapanduk merupakan salah satu ciri khas Pasar Terapung. Para dukuh dan panyambangan melakukan bapanduk hampir di setiap transaksi. Wajar jika melihat pisang ditukar dengan sayur-mayur – misalnya.
Dukuh sedang mendayung jukung di Pasar Terapung Muara Sungai Kuin – Photo by Elly Nurul Janah via kompasiana.com
Ah, tidak sabar saya menjelajah Destinasi Wisata Kalsel setelah mendengar cerita Hadi. Terlahir sebagai masyarakat biasa, tanpa sengaja Hadi telah mempromosikan daerahnya secara cuma-cuma. Pertemuan tidak sengaja ini ternyata telah membawa Hadi sebagai duta wisata.

Pasar Terapung di muara sungai Kuin akan saya jejaki setelah Garuda Indonesia terparkir dengan mulus di Banjarmasin. Maskapai penerbangan anggota SkyTeam ini akan memberikan pelayanan terbaik mereka untuk wisatawan yang ingin menjelajah Borneo, termasuk Kalimantan Selatan.

Rencana boleh saja telah saya goreskan dalam sebuah catatan penting. Urusan berangkat atau tidak ke Pasar Terapung hanya tinggal menunggu waktu dan kemudahan rejeki.

Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia yang melayani rute penerbangan ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan – Photo by garudamiles.com

Pasar Terapung di negeri Borneo, tunggulah sesaat lagi!

***
Referensi:
Kalimantan Selatan https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Selatan
Pasar Terapung Sungai Kuin https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Kuin
Provinsi Kalimantan Selatan http://www.kalselprov.go.id/
Pesona Pasar Terapung Muara Kuin http://www.kompasiana.com/ellynuruljanah/panorama-pasar-terapung-muara-kuin-banjarmasin-kalimantan-selatan_5520450581331174739de153