![]() |
Anak usia sekolah masih berada dalam masa keemasan; bermain, bercerita, bercengkrama dan belajar banyak hal tentang kehidupan. – Photo by Bai Ruindra |
“Pak,
si Cantik sudah menikah minggu lalu!” begitu ujar seorang siswi yang baru tamat
MTs – setingkat SMP – saat mengambil ijazah. Salam-salaman terjadi antara guru
dan segerombolan mantan siswi yang masih berusia rata-rata 15 tahun.
si Cantik sudah menikah minggu lalu!” begitu ujar seorang siswi yang baru tamat
MTs – setingkat SMP – saat mengambil ijazah. Salam-salaman terjadi antara guru
dan segerombolan mantan siswi yang masih berusia rata-rata 15 tahun.
Deretan
pertanyaan kemudian muncul dari guru yang tak tahan dengan berita besar
tersebut.
pertanyaan kemudian muncul dari guru yang tak tahan dengan berita besar
tersebut.
Baca Juga
Wanita Ini Jadikan Pria Lebih Muda sebagai Ayah Anaknya
“Dengan
siapa?”
siapa?”
“Bagaimana
bisa?”
bisa?”
“Apa
bisa menikah baru tamat sekolah?” – maksudnya MTs –
bisa menikah baru tamat sekolah?” – maksudnya MTs –
Pertanyaan-pertanyaan
lain muncul tak terbendung, karena ibu-ibu guru ini seakan benar-benar tidak
rela anak didiknya terenggut masa depan begitu saja. Belakangan, saya
mengetahui bahwa siswi tersebut telah memanipulasi identitas agar dapat
menikah. Usia 15 tahun diubah menjadi 17 tahun. Siapa yang memanipulasi? Siapa
lagi kalau bukan orang tua siswi yang ingin segera anaknya menikah. Kabar yang
datang kemudian siswi ini menikah dengan pria berusia 25 tahun yang dikenalnya
melalui media sosial, Facebook. Entah bagaimana caranya, pernikahan mereka
tidak bisa dibendung.
lain muncul tak terbendung, karena ibu-ibu guru ini seakan benar-benar tidak
rela anak didiknya terenggut masa depan begitu saja. Belakangan, saya
mengetahui bahwa siswi tersebut telah memanipulasi identitas agar dapat
menikah. Usia 15 tahun diubah menjadi 17 tahun. Siapa yang memanipulasi? Siapa
lagi kalau bukan orang tua siswi yang ingin segera anaknya menikah. Kabar yang
datang kemudian siswi ini menikah dengan pria berusia 25 tahun yang dikenalnya
melalui media sosial, Facebook. Entah bagaimana caranya, pernikahan mereka
tidak bisa dibendung.
Saya
tidak tahu alasan orang tua menikahkan anak mereka begitu usai bangku MTs. Pernikahan
yang bisu itu telah membuat rona bahagia teramat jelas. Benar atau tidak nggak
ada yang tahu ke depannya bagaimana. Apakah anak ini benar-benar akan bahagia.
Apakah mereka hidup sejahtera. Bagaimana membesarkan anak jika ternyata mereka
langsung dikarunia keturunan. Logika saya menari bertalu-talu. Tidak ada
jawaban yang bisa menguraikan ini kecuali waktu, di masa yang entah sampai
kapan saya harus menunggu.
tidak tahu alasan orang tua menikahkan anak mereka begitu usai bangku MTs. Pernikahan
yang bisu itu telah membuat rona bahagia teramat jelas. Benar atau tidak nggak
ada yang tahu ke depannya bagaimana. Apakah anak ini benar-benar akan bahagia.
Apakah mereka hidup sejahtera. Bagaimana membesarkan anak jika ternyata mereka
langsung dikarunia keturunan. Logika saya menari bertalu-talu. Tidak ada
jawaban yang bisa menguraikan ini kecuali waktu, di masa yang entah sampai
kapan saya harus menunggu.
Pernikahan
yang terjadi pada siswi saya yang tamat MTs tahun ini, 2016, merupakan sebuah isu
yang cukup besar bagi generasi muda yang sejatinya harus berkarya sebanyak
mungkin. Namun, yang terjadi semudah membalik telapak tangan. Pernikahan terjadi
seperti biasa saja. Sama seperti makan kerupuk rasa ayam. Kisah ini bukan pula
kisah Siti Nurbaya yang dikumandangkan, kisah jalinan kasih ini seperti
percintaan semalam saja, melalui media sosial, cocok di mata, suka di hati lalu
menikah terburu-buru dengan menyuap Kantor Urusan Agama (KUA) untuk
mengeluarkan fatwa pernikahan sah.
yang terjadi pada siswi saya yang tamat MTs tahun ini, 2016, merupakan sebuah isu
yang cukup besar bagi generasi muda yang sejatinya harus berkarya sebanyak
mungkin. Namun, yang terjadi semudah membalik telapak tangan. Pernikahan terjadi
seperti biasa saja. Sama seperti makan kerupuk rasa ayam. Kisah ini bukan pula
kisah Siti Nurbaya yang dikumandangkan, kisah jalinan kasih ini seperti
percintaan semalam saja, melalui media sosial, cocok di mata, suka di hati lalu
menikah terburu-buru dengan menyuap Kantor Urusan Agama (KUA) untuk
mengeluarkan fatwa pernikahan sah.
Pernikahan
telah seperti permainan karena semua mudah dilalui. Pernikahan normal di Aceh
membutuhkan mahar emas cukup besar. Pernikahan yang terburu-buru, karena alasan
hanya mereka yang tahu, hanya menghabiskan sedikit biaya lalu bisa berbahagia
selamanya. Si anak yang tak tahu arah akan ke mana, mudah saja mengiyakan
permintaan orang tua agar segera menikah. Mau melanjutkan pendidikan orang tua
menggelengkan kepala karena tak mampu. Pernikahan menjadi solusi terbaik agar
orang tua lepas tanggung jawab. Pemikiran lain, daripada ditangkap orang
kampung atau polisi syariat Islam di Aceh ini, bikin malu
keluarga, lebih baik dinikahkan saja walaupun menyulap identitas. Toh, anak
perempuan yang telah mengalami menstruasi wajar saja menikah karena akan hamil
jika tidur dengan pria manapun!
telah seperti permainan karena semua mudah dilalui. Pernikahan normal di Aceh
membutuhkan mahar emas cukup besar. Pernikahan yang terburu-buru, karena alasan
hanya mereka yang tahu, hanya menghabiskan sedikit biaya lalu bisa berbahagia
selamanya. Si anak yang tak tahu arah akan ke mana, mudah saja mengiyakan
permintaan orang tua agar segera menikah. Mau melanjutkan pendidikan orang tua
menggelengkan kepala karena tak mampu. Pernikahan menjadi solusi terbaik agar
orang tua lepas tanggung jawab. Pemikiran lain, daripada ditangkap orang
kampung atau polisi syariat Islam di Aceh ini, bikin malu
keluarga, lebih baik dinikahkan saja walaupun menyulap identitas. Toh, anak
perempuan yang telah mengalami menstruasi wajar saja menikah karena akan hamil
jika tidur dengan pria manapun!
Teramat
kasar jika saya mengatakan hal-hal demikian. Namun nasi telah menjadi bubur. Tanggung
jawab saya sebagai guru tidak bisa melarang atau pun memberikan nasehat di
waktu yang berpacu begitu kencang. Siswi ini telah lepas dari atribut sekolah kami
dan telah pula kami kembalikan ke orang tuanya. Mau diarahkan ke mana oleh
orang tua, seyogyanya ia akan menuruti. Bayangan dari kami saat akhir semester
kedua kelas sembilan, gapailah mimpi setinggi angkasa!
kasar jika saya mengatakan hal-hal demikian. Namun nasi telah menjadi bubur. Tanggung
jawab saya sebagai guru tidak bisa melarang atau pun memberikan nasehat di
waktu yang berpacu begitu kencang. Siswi ini telah lepas dari atribut sekolah kami
dan telah pula kami kembalikan ke orang tuanya. Mau diarahkan ke mana oleh
orang tua, seyogyanya ia akan menuruti. Bayangan dari kami saat akhir semester
kedua kelas sembilan, gapailah mimpi setinggi angkasa!
Masa
pubertas tak bisa dihindari seperti saat kita membelok ke arah kiri di
persimpangan yang ada lampu merahnya. Masa-masa MTs saat ini, pubertas itu
telah mencapai tingkat tinggi. Anak-anak teramat mudah terlena dengan sebuah
kisah cinta. Pendewasaan di dalam diri mereka bahkan lebih romantis
dibandingkan saya yang berusia di atas kepala tiga. Anak-anak bahkan lebih
berani memamerkan hadiah ulang tahun yang akan diberikan kepada pacarnya di depan
kelas, daripada memamerkan hasil ujian matematika yang berada di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimun (KKM).
pubertas tak bisa dihindari seperti saat kita membelok ke arah kiri di
persimpangan yang ada lampu merahnya. Masa-masa MTs saat ini, pubertas itu
telah mencapai tingkat tinggi. Anak-anak teramat mudah terlena dengan sebuah
kisah cinta. Pendewasaan di dalam diri mereka bahkan lebih romantis
dibandingkan saya yang berusia di atas kepala tiga. Anak-anak bahkan lebih
berani memamerkan hadiah ulang tahun yang akan diberikan kepada pacarnya di depan
kelas, daripada memamerkan hasil ujian matematika yang berada di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimun (KKM).
Pembicaraan
tentang penikahan memang selalu manis, menggelora dan menggoda. Tak mungkin
pahit seperti daun pepaya jika ada orang mau memanipulasi data untuk dapat
menikah secara sah menurut hukum negara. Isu pernikahan juga menjamur di antara
anak-anak MTs. Terlalu manis untuk dibuang karena mereka pasti akan sampai ke
masa itu. Namun, apakah wajar di usia MTs membicarakan pernikahan dengan
serius? Pacaran sudah seperti suami istri?
tentang penikahan memang selalu manis, menggelora dan menggoda. Tak mungkin
pahit seperti daun pepaya jika ada orang mau memanipulasi data untuk dapat
menikah secara sah menurut hukum negara. Isu pernikahan juga menjamur di antara
anak-anak MTs. Terlalu manis untuk dibuang karena mereka pasti akan sampai ke
masa itu. Namun, apakah wajar di usia MTs membicarakan pernikahan dengan
serius? Pacaran sudah seperti suami istri?
Semua
orang pasti akan menikah, suatu saat nanti. Pernikahan yang ideal sangat
dipengaruhi oleh usia yang matang. Kematangan ini tidak hanya melihat usia
semata tetapi juga pola pikir dan cara menyelesaikan masalah. Kenapa saya
mengambil contoh kasus dari siswi tersebut? Karena caranya yang serba instan
membuat pola pikir di masyarakat bahwa anak-anak yang telah tamat MTs sederajat
sah-sah saja untuk menikah. Ketakutan ini menjadi sebuah pekerjaan rumah untuk
kita semua. Karena apa? Si A boleh saja telah dewasa di usia 15 tahun (walau
ini tentatif), si B bahkan masih seperti remaja walaupun berusia 25 tahun. Karakter
seseorang sangat menentukan kepiawaiannya dalam mendayung perahu rumah tangga.
Gula-gula saja bisa terasa pahit apabila telah lama disimpan. Walaupun cuma
terasa diujungnya namun tetap saja akan keluar kata “Pahit!” dari mulut
pengecapnya. Pernikahan tak lain ikatan suci yang tidak hanya berkaitan antar
sesama manusia namun juga dengan Tuhannya.
orang pasti akan menikah, suatu saat nanti. Pernikahan yang ideal sangat
dipengaruhi oleh usia yang matang. Kematangan ini tidak hanya melihat usia
semata tetapi juga pola pikir dan cara menyelesaikan masalah. Kenapa saya
mengambil contoh kasus dari siswi tersebut? Karena caranya yang serba instan
membuat pola pikir di masyarakat bahwa anak-anak yang telah tamat MTs sederajat
sah-sah saja untuk menikah. Ketakutan ini menjadi sebuah pekerjaan rumah untuk
kita semua. Karena apa? Si A boleh saja telah dewasa di usia 15 tahun (walau
ini tentatif), si B bahkan masih seperti remaja walaupun berusia 25 tahun. Karakter
seseorang sangat menentukan kepiawaiannya dalam mendayung perahu rumah tangga.
Gula-gula saja bisa terasa pahit apabila telah lama disimpan. Walaupun cuma
terasa diujungnya namun tetap saja akan keluar kata “Pahit!” dari mulut
pengecapnya. Pernikahan tak lain ikatan suci yang tidak hanya berkaitan antar
sesama manusia namun juga dengan Tuhannya.
Hukum
Islam memang tidak menjabarkan batasan usia seseorang dapat menikah. Namun
pandangan dari Prof. Muhammad Quraish Shihab, saya kutip dari makassar.tribunnews.com (20/12/14) dapat
mewakili perasaan tabu dalam diri kita.
Islam memang tidak menjabarkan batasan usia seseorang dapat menikah. Namun
pandangan dari Prof. Muhammad Quraish Shihab, saya kutip dari makassar.tribunnews.com (20/12/14) dapat
mewakili perasaan tabu dalam diri kita.
“Al-Quran
dan Sunnah Nabi saw. tidak menetapkan usia tertentu untuk perkawinan. Ini
karena dasarya, Al-Quran tidak merinci persoalan-persoalan yang dapat mengalami
perubahan akibat perkembangan masa atau perbedaan situasi dan pelaku. Yang
dirincinya adalah hal-hal yang dibutuhkan manusia tetapi tidak dapat dijangkau
oleh nalarnya seperti persoalan-persoalan metafisika. Istri oleh Nabi diserahi
tugas pokok yaitu mengurus rumah tangga. Bahkan boleh jadi dewasa ini lebih
dari itu, karena pada hakikatnya fungsi keluarga bukan hanya reproduksi, atau
ekonomi, tetapi lebih dari itu antara lain fungsi sosialisasi dan pendidikan.
Nah, bagaimana mungkin seorang anak berumur enam belas tahun – yakni belum
tamat sekolah menengah atas dapat melaksanakan fungsi tersebut, kalau dia
sendiri belum siap secara fisik, mental dan spiritual?”
dan Sunnah Nabi saw. tidak menetapkan usia tertentu untuk perkawinan. Ini
karena dasarya, Al-Quran tidak merinci persoalan-persoalan yang dapat mengalami
perubahan akibat perkembangan masa atau perbedaan situasi dan pelaku. Yang
dirincinya adalah hal-hal yang dibutuhkan manusia tetapi tidak dapat dijangkau
oleh nalarnya seperti persoalan-persoalan metafisika. Istri oleh Nabi diserahi
tugas pokok yaitu mengurus rumah tangga. Bahkan boleh jadi dewasa ini lebih
dari itu, karena pada hakikatnya fungsi keluarga bukan hanya reproduksi, atau
ekonomi, tetapi lebih dari itu antara lain fungsi sosialisasi dan pendidikan.
Nah, bagaimana mungkin seorang anak berumur enam belas tahun – yakni belum
tamat sekolah menengah atas dapat melaksanakan fungsi tersebut, kalau dia
sendiri belum siap secara fisik, mental dan spiritual?”
Lalu,
nikah usia ideal itu berada di mana? Jika kamu telah siap secara mental. Kemapanan
mental lebih penting daripada menyebut material. Soal rejeki itu bisa datang
dari mana saja asalkan kamu berusaha bukan cuma berdiam diri di rumah menikmati
masa bulan madu. Tetapi mental menjabarkan lebih dari itu. Bagaimana jika
piring beterbangan di rumah saat lauk tak duduk manis di meja makan. Bagaimana
menyikapi susu anak yang tiba-tiba habis tengah malam di mana hujan sangat
lebat. Apa yang dapat dilakukan jika anak demam tinggi sedangkan uang tak ada
sepeser pun di dalam dompet.
nikah usia ideal itu berada di mana? Jika kamu telah siap secara mental. Kemapanan
mental lebih penting daripada menyebut material. Soal rejeki itu bisa datang
dari mana saja asalkan kamu berusaha bukan cuma berdiam diri di rumah menikmati
masa bulan madu. Tetapi mental menjabarkan lebih dari itu. Bagaimana jika
piring beterbangan di rumah saat lauk tak duduk manis di meja makan. Bagaimana
menyikapi susu anak yang tiba-tiba habis tengah malam di mana hujan sangat
lebat. Apa yang dapat dilakukan jika anak demam tinggi sedangkan uang tak ada
sepeser pun di dalam dompet.
Pernikahan
bukan hanya aku dan kamu hidup dalam bahagia semata. Kamu siap
menimang anak pada usia 15 tahun? Kamu nggak akan protes cucian menumpuk di
usia 16 tahun? Kamu nggak iri melihat anak muda lain terbahak-bahak bersama
teman-teman mereka? Kamu lapang dada saat jatah baju baru diganti dengan susu
bayi? Kamu nggak apa-apa bangun tengah malam memberi ASI?
bukan hanya aku dan kamu hidup dalam bahagia semata. Kamu siap
menimang anak pada usia 15 tahun? Kamu nggak akan protes cucian menumpuk di
usia 16 tahun? Kamu nggak iri melihat anak muda lain terbahak-bahak bersama
teman-teman mereka? Kamu lapang dada saat jatah baju baru diganti dengan susu
bayi? Kamu nggak apa-apa bangun tengah malam memberi ASI?
Jika
siap, silakan sampaikan unek-unek pernikahan kepada kekasihmu.
siap, silakan sampaikan unek-unek pernikahan kepada kekasihmu.
Jika
nanti anak diurus ibu kamu atau ibu mertua, kamu tahu solusi terbaik dalam
memecahkan masalah ini.
nanti anak diurus ibu kamu atau ibu mertua, kamu tahu solusi terbaik dalam
memecahkan masalah ini.
Pernikahan
tidak hanya pandangan masyarakat yang terlalu usil. Pernikahan juga berhadapan
dengan negara. Kamu tak hanya terikat dengan pasangan sehidup semati, namun
juga dengan negara yang mengaturnya dalam undang-undang Republik Indonesia No.
1 Tahun 1974 tentang pernikahan. Pria diizinkan menikah pada usia 19 tahun dan
wanita pada usia 16 tahun. Usia ini dipandang sebagai usia yang cukup untuk
sebuah pernikahan, hubungan seksual, hamil dan mengurus anak.
tidak hanya pandangan masyarakat yang terlalu usil. Pernikahan juga berhadapan
dengan negara. Kamu tak hanya terikat dengan pasangan sehidup semati, namun
juga dengan negara yang mengaturnya dalam undang-undang Republik Indonesia No.
1 Tahun 1974 tentang pernikahan. Pria diizinkan menikah pada usia 19 tahun dan
wanita pada usia 16 tahun. Usia ini dipandang sebagai usia yang cukup untuk
sebuah pernikahan, hubungan seksual, hamil dan mengurus anak.
Kembali
saya tekankan bahwa usia bisa memanipulasi data. Kamu siap secara seksual,
belum tentu mau hamil muda. Kamu senang cepat hamil, belum tentu akan
bersenang-senang menerima kehadiran seorang anak. Pernikahan bukan untuk
membuat seseorang khawatir akan masa depan. Pernikahan ideal justru membuat
seseorang berbahagia seadanya. Batin dan fisik akan berbenturan jika kamu
benar-benar belum siap.
saya tekankan bahwa usia bisa memanipulasi data. Kamu siap secara seksual,
belum tentu mau hamil muda. Kamu senang cepat hamil, belum tentu akan
bersenang-senang menerima kehadiran seorang anak. Pernikahan bukan untuk
membuat seseorang khawatir akan masa depan. Pernikahan ideal justru membuat
seseorang berbahagia seadanya. Batin dan fisik akan berbenturan jika kamu
benar-benar belum siap.
Salah
satu resiko pernikahan dini adalah saat masa kehamilan. Perempuan yang belum
matang akan membahayakan dirinya dan bayi yang dikandung. Bayi yang lahir akan
memiliki berat badan rendah bahkan lahir dalam kondisi prematur. Seorang ibu
muda yang belum siap secara organ reproduksi juga akan mengalami anemia,
kondisi ibu mudah lelah dan preeklamsia, kondisi ibu mengalami peningkatan
protein dalam urine dan mengalami tekanan darah tinggi. Perempuan yang
menderita preeklamsia akan mengalami kaki dan tangan bengkak. (alodokter.com).
satu resiko pernikahan dini adalah saat masa kehamilan. Perempuan yang belum
matang akan membahayakan dirinya dan bayi yang dikandung. Bayi yang lahir akan
memiliki berat badan rendah bahkan lahir dalam kondisi prematur. Seorang ibu
muda yang belum siap secara organ reproduksi juga akan mengalami anemia,
kondisi ibu mudah lelah dan preeklamsia, kondisi ibu mengalami peningkatan
protein dalam urine dan mengalami tekanan darah tinggi. Perempuan yang
menderita preeklamsia akan mengalami kaki dan tangan bengkak. (alodokter.com).
Jauh
sebelum medis menemukan resiko nikah usia dini, Islam telah menjabarkan perkara
pernikahan dengan sangat matang. Islam tentu tidak mau umatnya tersesat dan
dibawa pengaruh hawa napsu sehingga kehidupan tidak diridhai dunia dan akhirat.
sebelum medis menemukan resiko nikah usia dini, Islam telah menjabarkan perkara
pernikahan dengan sangat matang. Islam tentu tidak mau umatnya tersesat dan
dibawa pengaruh hawa napsu sehingga kehidupan tidak diridhai dunia dan akhirat.
“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal
menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan
(hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang
hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian
jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka
upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan
jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu)
untuknya.” (Q.S. At-Thalaq: 6).
menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan
(hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang
hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian
jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka
upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan
jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu)
untuknya.” (Q.S. At-Thalaq: 6).
Tanggung
jawab yang begitu besar untuk suami dan istri. Tidak hanya berurusan dengan
kebahagiaan saja, pada saat suami dan istri memutuskan untuk berpisah pun Islam
mengaturnya dengan baik. Sanggupkah menjalani aturan ini?
jawab yang begitu besar untuk suami dan istri. Tidak hanya berurusan dengan
kebahagiaan saja, pada saat suami dan istri memutuskan untuk berpisah pun Islam
mengaturnya dengan baik. Sanggupkah menjalani aturan ini?
Di
ayat lain, bahkan lebih besar tantangannya bagi suami istri. Darah muda yang
bergelora, digebu napsu, terburu-buru, tidak lantas melanggar aturan ini.
ayat lain, bahkan lebih besar tantangannya bagi suami istri. Darah muda yang
bergelora, digebu napsu, terburu-buru, tidak lantas melanggar aturan ini.
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan
isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian
bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu,
karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang
campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan
makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu
fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi)
janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid. Itulah
larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.” (Q.S. Al-Baqarah:187).
isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian
bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu,
karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang
campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan
makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu
fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi)
janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid. Itulah
larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.” (Q.S. Al-Baqarah:187).
Di
usia mana kamu sanggup memikul “beban” berat ini? Di usia itu pula kamu nikahkan
pujaan hati dengan suka cita!
usia mana kamu sanggup memikul “beban” berat ini? Di usia itu pula kamu nikahkan
pujaan hati dengan suka cita!
***
Referensi:
ALODOKTER
http://www.alodokter.com/ini-alasan-pernikahan-dini-tidak-disarankan
http://www.alodokter.com/ini-alasan-pernikahan-dini-tidak-disarankan
TRIBUN
MAKASSAR http://makassar.tribunnews.com/2014/12/20/islam-melarang-pernikahan-dini-ini-penjelasannya
MAKASSAR http://makassar.tribunnews.com/2014/12/20/islam-melarang-pernikahan-dini-ini-penjelasannya
***