Categories
Uncategorized

Rumoh Tiram Kampung Tibang, Sebuah Kado Ichsan Rusydi untuk Warga Pesisir Pantai Aceh

Kampung Tibang, alunan tsunami yang tak pernah
padam sampai kapanpun. Hamparan lautan yang pernah ganas di akhir 2004 menjadi
pemandangan yang semerbak rindu akan kenangan. Waduk mengelilingi kampung yang
bersebelahan dengan deru ombak. Di sanalah berdiri Rumoh Tiram, sebuah kado
terindah Ichsan Rusydi untuk warga pesisir Aceh.
Ichsan Rusydi, pelopor Rumoh Tiram di kampung Tibang, Aceh.
Di Tibang ini, tsunami menderu begitu ganas. Meski
15 tahun telah berlalu, gersang masih teras, tanah lapang ada di mana-mana, dan
pemukiman yang tidak merata. Entah karena pemiliknya telah tiada atau ada yang
enggan untuk menapaki hari kembali di sini.
Pagi ke sore, kapal nelayan menjadi
pemandangan terindah di bawah bayang matahari terbenam. Kita pikir, cahaya
keemasan itu menenteram kabahagiaan yang dipungut dari mimpi-mimpi indah. Tidak
demikian saat sebuah dialog dibangun dari keberanian, bertanya dalam malu dan
menanti jawaban dalam suara bariton, dari mereka yang bertanah lahir di pesisir
ini.

Alunan Harapan dalam Secangkang Tiram

Air di waduk begitu tenang. Namun lautan lepas
di sebelahnya tidak demikian. Aroma pagi begitu romantis dalam balutan kabut
tipis dan suara angin laut yang bisa membawa keberkahan. Begitu matahari
sepenggalah, suasana romansa berubah menjadi dahaga tak terkira, lalu sampai ke
cakrawala senja yang keindahannya terukir dengan kanvas terbaik dari-Nya.
Salbiah baru saja duduk di depan waduk kala
itu. Matanya menatap air pasang yang menenggelamkan setengah dari bambu kering,
yang tak lain sebagai penyangga bagi rumah tiram. Di tangannya, tertenteng ember
pecah dengan pengait besi yang berisi tiram segar.
“Dari kecil saya sudah cari tiram,” perempuan yang
masa kanak-kanaknya di tahun 1962 itu memulai cerita. “Orang tua cari tiram,
terus saya ikut mereka karena tak bersekolah. Tiram-tiram itu kami jual untuk
beli beras, lauk dan kebutuhan lain,”
Salbiah, petani tiram sejak puluhan tahun lalu.
Mata Salbiah menatap kenangan ke renung
hatinya yang tak terlihat. “Saya mulai pintar mencari tiram sejak itu. Kami
bisa panem tiram banyak sekali dalam seharinya. Saya tak perlu diajarkan lagi
bagaimana membedakan tiram dengan bongkahan batu. Orang tua sangat bangga
dengan saya waktu itu,” tampak Salbiah menyeka air mata dengan tangannya, tidak
melepaskan pisau di tangan yang tengah mengupas tiram dari cangkangnya yang
keras.
Tiram yang belum dilepas dari cangkangnya.
“Saya tak bersedih dengan kondisi keluarga
kami, dengan itu saya bisa mandiri seperti sekarang,” Salbiah tak henti
menerawang ke suatu masa yang lewat. “Saya berhenti cari tiram waktu tsunami
datang, tak lama saya balik lagi, tak ada yang saya takutkan, saya yakin di
sinilah rezeki yang Allah titipkan untuk saya,”
Suara deru ombak sayup-sayup terdengar yang
kontras dengan air tenang di waduk. Tangan Salbiah tak henti mengupas tiram
dari cangkang yang dibalut batu keras itu. Ia ketuk-ketuk cangkang tiram dengan
keras, lalu dikupas dan keluar daging tiram segar yang siap untuk disantap –
jika berani menyantap mentah.
Tiram segar dari waduk Kampung Tibang.
Senyum tak lepas dari wajah Salbiah. Tenang
dan tabah menghampiri perempuan setengah baya itu. Lanjut dari sebuah cerita
panjang, Salbiah sungguh berbeda dengan petani tiram lain. Tiap hari, lepas subuh,
dirinya menjual tiram sendiri ke Pasar Peunayong yang berjarak 7,5 km dari
Tibang. Ia berangkat pagi sekali dengan tiram segar yang sudah dikupas dari
cangkangnya, menanti labi-labi – kendaraan umum di Banda Aceh – atau berangkat
dengan becak.
Atas apa yang dikerjakan Salbiah, adalah hasil
yang bisa lebih dari rasa syukur. Dalam sehari, ia bisa mendapatkan penghasilan
antara Rp 100 ribu sampai dengan Rp 200 ribu. Jika waktu yang tidak menentu, ia
akan menjual ke agen dengan harga yang lebih murah.
Salbiah tak pernah berlama-lama di Pasar Peunayong.
Saat matahari mengintip dari timur, ia bergegas pulang. Ia siapkan kebutuhan
keluarga, lalu air pasang surut ia buru-buru menuju waduk untuk memanen tiram.
Ia mulai bercerita kembali, “Dulu, saya ambil
tiram di waduk lepas dengan susah-payah. Tapi karena pengalaman puluhan tahun, saya
bisa dengan mudah mengambil tiram itu. Sekarang, dengan adanya rumah tiram,
saya tidak kesusahan lagi walaupun sesekali harus ambil di waduk lepas karena
di rumah tiram masih kecil,”
Keluh Salbiah, “Tiram sudah tidak besar-besar
lagi. Mungkin, karena saya ambil tiap hari. Mau bagaimana lagi, rezeki saya
cuma ada di tiram ini!”
Tak terasa, hampir separuh tiram di dalam ember
plastik itu Salbiah kupas. Selain tiram, ia juga mengambil kerang jika
mendapatkannya.
Kerang juga diambil jika mendapatkannya.
“Kami bersyukur sekali dengan datang Pak
Ichsan ke sini,” binar di wajah Salbiah mulai cerah kembali. Lelah di hari
tuanya memang tidak bisa dimanipulasi. “Saya baru tahun ini terpilih dapat
bantuan dari Pak Ichsan, sebelumnya tak pernah ada,” Salbiah hanya mengandalkan
tiram di waduk lepas.
Salbiah menunjuk ke ‘kebun’ tiram miliknya. Area
itu terpancang bambu-bambu yang sebagian sudah patah. Di bambu itu dikaitkan ban-ban
mobil bekas yang sudah dibersihkan sebagai rumah tiram nantinya. Selain bambu,
kayu-kayu juga dipancang di tengah waduk yang memperlihatkan tiram-tiram
menetas di atasnya. Salbiah berkata, dengan adanya rumah tiram itu, dirinya dan
petani tiram lain tidak kesusahan dalam mencari tiram lagi di waduk lepas yang
luas.
Rumoh Tiram dari bambu dan kayu, juga ban bekas.
“Saya sangat berterima kasih kepada Pak
Ichsan!” senyum Salbiah tidak ragu sama sekali. Karena itu, soal dirinya, dan
perputaran roda ekonomi yang harus berputar tak henti di Tibang.

 Ichsan Rusydi Sang Pelopor Rumoh Tiram di
Tibang

“Ban bekas jadi materi bagus untuk rumah tiram,”
ujar Ichsan Rusydi di bawah bayang matahari senja sore itu. Ban mobil bekas di
depan kami itu sebagian masih utuh dan sebagian lainnya sudah dibersihkan
bagian dalam yang biasanya terdapat kawat-kawat, dan material keras lainnya.
Ban bekas yang akan dikaitkan pada pipa paralon maupun bambu di atas waduk.
Ichsan memberikan pandangan, jika ban itu
dibersihkan bukan soal keindahan saja tetapi habitat tiram lebih terjaga
sehingga ekosistemnya makin banyak. Selain itu, ban yang tidak menyisakan bahan-bahan
tajam juga akan melindungi daging tiram dari senyawa berbahaya, dan tentu mencegah
tangan petani tergores saat sedang memanem.
Sederhana. Itulah metode yang dikembangkan
Ichsan di bawah Yayasan Pendidikan Kemaritiman Indonesia. Ia bersama 10 mahasiswa
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala, memberikan
solusi dan alternatif termurah kepada masyarakat pesisir Aceh. Ia sadar bahwa kemampuan
masyarakat yang relatif enggan membeli sarana pendukung mahal, lebih baik
memulai dengan yang simpel dan ringan namun efektif dan efisien.
Ban mobil bekas mudah didapatkan di mana saja;
gratis dan juga murah jika dibeli. Tiram yang melekat di ban bekas ini akan
terus berkembang biang dalam waktu 5 sampai 6 bulan siap panen. Usia yang tepat
untuk mendapatkan tiram yang jauh lebih besar dibandingkan membiarkan ekosistem
tiram di waduk lepas.
Budidaya tiram menjadi masalah yang wajib
diperhatikan karena mayoritas masyarakat sekitar pesisir ini adalah nelayan,
yang hidup dari ikan dan tiram. Hal sederhana akan membawa pengaruh besar
kepada masyarakat.
Ichsan berujar di senja itu, kalau dirinya
memberikan contoh pembuatan rumah tiram yang kemudian dipraktikkan oleh
masyarakat sekitar. Penerapan metode ini sangat efektif dan meringankan beban
dari petani tiram. Kemelut di hati petani tidak lagi terasa manakala tiram
mudah diambil, tidak lagi mencari di dalam waduk yang kotor dan berbahaya
dengan bekas benda tajam maupun senyawa kimia lain.
Masyarakat semula mengandalkan bambu karena
itulah kemampuan mereka. Salbiah berujar, mereka membeli bambu dari Blang
Bintang atau daerah sekitarnya dengan jarak 16,9 km dari Tibang. Satu batang
bambu lebih kurang Rp 30 ribu dengan ongkos antar menggunakan becak. Rata-rata
petani tiram membutuhkan banyak bambu agar rumah tiram miliknya lebih besar,
dan hasil panen lebih banyak.
Tiram yang senang berkembang-biak di atas ban bekas.
Ichsan datang dengan perubahan yang membuat
hela napas lebih lega dari masyarakat pesisir Aceh ini. Keluh yang dirasa oleh Salbiah
dan perempuan lain yang tiap hari bernapas dengan tiram, terasa lebih mengasyikkan.
Rumah tiram sudah mulai dibangun dengan pipa
paralon. Pipa paralon ini sebelumnya diisi pasir dan semen agar padat dan
menjadi media keras, sehingga mudah dipancangkan ke dasar air di waduk yang mengelilingi
kampung. Di beberapa tempat sudah terpancang pipa paralon dan ban bekas telah
dikaitkan di sana. Di sisi lain, pipa paralon berwarna putih itu sedang
dipancangkan menggunakan mesin bor.
Petani tinggal ambil tiram di ban bekas di dalam waduk tanpa perlu mencarinya lagi.
Ichsan menyakini bahwa tiap rumah tiram
memiliki keistimewaan tersendiri. Sebutnya, bisa dibayangkan dalam 6 bulan ke
depan bagaimana panen tiram di kampung ini. Ia mencoba mendefinisikan, jika
seorang petani membudidayakan tiram dalam sehari 10 ban maka dalam setahun petani
tiram akan memiliki 3.600 rumah tiram.
Umur 5 sampai 6 bulan, tiram sudah bisa
dipanen. Dalam satu ban, petani bisa mengambil minimal 2 mug tiram dengan
kualitas lebih baik. Dalam sehari, petani bisa mendapatkan minimal 20 mug
tiram. Keesokan harinya, petani bisa mengambil tiram di ban lain, begitu
seterusnya jika petani tiram mau mengambil konsep dari Ichsan ini. Petani tiram
tidak memaksa untuk mengambil tiram di ban yang sama dengan ukuran kecil tetapi
membuat perputaran yang lebih baik sehingga pemasukan juga lebih banyak.
Katakanlah harga satu mug tiram itu Rp 15
ribu, maka dalam sehari petani tiram bisa mendapatkan pemasukan sebanyak Rp 300
ribu. Jika perputaran konsep ini berlaku dengan baik, petani tiram akan kontinu
mendapatkan hasil panen tiap hari. Dalam sebulan, petani tiram bisa mendapatkan
penghasilan Rp 9 juta, dan dalam setahun bisa mencapai Rp 108 juta.
Warga kampung yang sudah berhasil adalah Dedi
dan juga Kandar. Dedi sendiri telah mengambil konsep ini dengan baik dan
mendapatkan hasil yang maksimal. Sedangkan Kandar, selain membudidayakan tiram
juga ikut terlibat dalam pemasaran bagi dirinya sendiri maupun warga kampung
yang tidak menjual sendiri hasil panen seperti Salbiah.
Namun, sekali lagi, hal ini berlaku jika
petani tiram mau menerapkan konsep yang telah disarankan oleh Ichsan. Tidak
tertutup kemungkinan hal itu terjadi karena program Astra di Tibang – dan juga
Alue Naga – masih akan berlangsung sampai tahun 2022.
Tahun ini menjadi awal yang baik untuk petani
tiram di mana Ichsan telah memberikan pelatihan kepada 108 masyarakat, yang
terdiri dari petani tiram, nelayan dan juga pengolahan tiram. Mulai tahun
depan, petani tiram akan mendapatkan rumah tiram, lalu diantarkan ke tempat
pengolahan tiram yang dibangun di belakang masjid Alue Naga, dan juga nelayan
mendapatkan dukungan penjualan ikan.
Pipa paralon sedang dipancangkan ke dasar waduk untuk membentuk rumah tiram.
Di satu sisi, sembari rumah tiram dari pipa
paralon ini rampung, masyarakat telah mendapatkan pengetahuan bahwa tiram tidak
saja dijual mentah tetapi bisa dijadikan nuget, dimsum maupun kerupuk.
Kualitas tiram di dalam rumah tiram ini akan
terjaga dengan baik. Makin hari, pertumbuhan tiram ini makin baik karena wadah
yang baik. Tiram yang berkembang-biak di dalam rumah tiram tidak lagi
terkontaminasi dengan zat-zat kimia lain yang tercemar di waduk. Tiram yang
menempel di ban-ban bekas itu mudah diambil oleh petani manakala usianya sudah
masuk masa panen.
Harapan yang dibawa Ichsan dengan dukungan
penuh dari Astra diharapkan mampu membawa perubahan di daerah pesisir ini. Harapan
Salbiah, perempuan-perempuan lain di sini bisa didengarkan untuk perubahan
nyata. Dengan adanya rumah tiram, masyarakat bisa terberdaya!
Dialog saya dengan Ichsan di dalam video ini
menegaskan bahwa keyakinan, harapan dan keikhlasan membantu masyarakat pesisir
adalah senyawa yang tak bisa dipisahkan.
Ichsan Rusydi dan Rizkan Jadid mendapatkan penghargaan
Semangat Astra Terpadu (SATU) Indonesia Awards 2016 untuk kategori kelompok. Kini,
Ichsan melanjutkan estafet program Rumoh Tiram ini sampai 5 tahun program
semenjak penghargaan diberikan.
Harapan Ichsan Rusydi untuk petani tiram.
Pandangan lurus ke depan, pipa paralon itu bisa
memberikan wajah baru untuk perekonomian Tibang dan Alue Naga. Tibang adalah
tiram. Alue Naga adalah tiram. Keduanya saling padu, memberi senyum dan
angan-angan lebih tinggi.
Asa yang digantung pada Ichsan oleh Salbiah bukan
sebagai penawaran. Perempuan tua dengan pengalaman mencari tiram puluhan tahun
itu, sungguh berterima kasih atas apa yang diterimanya tahun ini. Tiram adalah
dirinya. Dan, Ichsan sebagai pertanda baik perekonomiannya lebih bagus beberapa
waktu ke depan.
Ichsan Rusydi penerima penghargaan SATU Indonesia Awards 2016.
Jangan lagi jadi angan untuk menjadi lebih
baik. Semangat tak boleh pudar meskipun hidup jauh dari kaya. Asalkan ikhlas,
rezeki sedikit jauh lebih berkah!
Categories
Uncategorized

Oli Motor Terbaik dari Pertamina Enduro Rawat Kendaraan dalam Waktu Lama

Oli motor terbaik merawat kendaraan lebih lama, bahkan bertahun-tahun. Dalam menjaga mesin motor atau mesin mobil, kita diharuskan untuk rutin mengganti oli terbaik. Sebagaimana diketahui bahwa oli merupakan pelumas pada kendaraan kita. Saat pelumas ini sudah kering, maka komponen di dalam kendaraan akan aus akibat gesekan kasar. Alasan memilih oli motor terbaik bisa dibaca sampai akhir tulisan ini.

4 Keuntungan Ganti Oli Motor Terbaik 

5 Mengapa Harus Memilih Oli Terbaik

Ketahui Pentingnya Oli Kendaraan

Kendaraan membutuhkan oli agar bisa bergerak maksimal. Oli motor atau oli mobil dikenal sebagai pelumas dapur picu kendaraan. Cairan kental berwarna pekat ini wajib diganti secara rutin. Kekentalan oli kendaraan sangat bergantung pada masa pemakaian. Makin lama dipakai, oli akan makin cair dan berubah warna.
Oli yang sudah dipakai lebih dari 3 bulan biasanya akan berkurang kadar kentalnya. Sehingga, dianjurkan untuk mengganti oli dalam waktu 3 bulan sekali agar performa mesin tetap terjaga. Oli motor maupun oli mobil memiliki zat pelumas aditif yang mampu menjaga komponen kendaraan.
Kita sering merasakan suara mesin yang bising saat berkendara? Atau mungkin asap knalpot yang berubah warna dan bau? Salah satu faktornya adalah tidak mengganti oli terbaik secara rutin. Oli juga berfungsi sebagai peredam suara dan membuat suara mesin terdengar lebih halus.
oli-motor-terbaik
Oli motor terbaik – otomania.gridoto.com
Dalam menilai penting atau tidaknya oli kendaraan, di sini kita harus benar-benar paham sekali bahwa sebetulnya oli memiliki peranan penting. Banyak pengalaman pengendara yang kemudian turun mesin atau masuk bengkel karena tidak mengganti oli secara rutin. Zat aditif yang dimiliki oli akan mencegah komponen berkarat.
Komponen mesin berkarat karena pelumas yang sudah habis. Saat komponen mesin berkarat semua akan ikut mengalami kendala karena tidak berjalan secara seimbang. Transfer respon antara satu komponen ke komponen lain akan terganggu karena satu kerusakan saja, akibatnya kita harus segera membawanya ke bengkel untuk mendapat perawatan.
Oli yang lama tidak diganti akan membawa pengaruh besar terhadap mesin, bahkan bisa saja kerusakan besar terjadi. Komponen yang telah aus mau tidak mau harus diganti dengan komponen lain. Untuk menghindari hal ini tentu saja kita harus mengganti oli secara rutin.
Oli juga berfungsi sebagai perapat komponen. Celah antara silinder dan piston akan dirapatkan oleh oli agar terhindar dari kemungkinan kebocoran kompresi dan juga berkurang tekanan hasil pembakaran.

Waktu yang Tepat Ganti Oli Kendaraan

Kita kadang sering bingung kapan waktu yang tepat untuk mengganti oli motor maupun oli mobil. Ada beberapa pendapat menyebut 6 bulan sekali atau 3 bulan sekali, saya memilih opsi kedua untuk ini.
Namun, ada pula yang memberi pendapat sebaiknya mengganti oli setelah menempuh jarak 5000 KM atau 10.000 KM. Tentu dalam perhitungan ini agak sulit untuk kendaraan lama, berbeda dengan kendaraan baru yang dimulai dari angka 0.
Kendaraan baru dianjurkan untuk mengganti oli saat odometer menunjukkan angka 1000 KM. Tak jarang oli akan diganti kembali pada jarak tempuh 2.500 KM. Untuk kendaraan baru biasanya terdapat beberapa promosi dari tempat service atau tempat kita membeli kendaraan seperti gratis oli selama 3 kali.
Dalam buku manual kendaraan, terdapat anjuran untuk mengganti oli kendaraan tiap menempuh jarak 10.000 KM. Pembuat mesin kendaraan memiliki standar tersendiri dan mengetahui betul kadar kerja dari sebuah mesin.
Sebagai pengguna kendaraan roda dua maupun roda empat, tidak selamanya kita bisa mengandalkan anjuran dari buku manual. Konsultasi juga dengan bengkel langganan kapan waktu terbaik untuk mengganti oli. Kondisi kendaraan yang sering terjebak kemacetan akan berbeda dengan kendaraan yang selalu berjalan di jalanan sepi.
Saya termasuk orang yang sering mendengar pendapat dari tukang service kendaraan. Misalnya, saat mengecek kondisi filter oli dan dirasa telah kotor dan perlu diganti, saya akan menggantinya dengan yang baru.
oli-motor-terbaik
Ganti oli secara rutin – kompas.com
Filter oli akan adalah tempat mengendap kotoran yang lama-kelamaan akan menumpuk dan menghambat kinerja. Penyumbatan ini membuat sirkulasi oli tidak merata ke beberapa bagian. Ganti filter ini biasanya tergantung dari jarak tempuh maupun kondisi kendaraan. Filter oli yang kurang baik biasanya akan diketahui oleh tukang service dan kita bisa segera menggantikannya dengan yang baru.
Ganti oli rutin adalah wajib namun perhatikan juga kualitas oli. Oli terbaik memiliki kekentalan yang lebih kental dan tidak mengalami perubahan warna. Oli yang berubah warna lebih hitam dan mengeluarkan bau tengik dipastikan bahwa oli tersebut tidak layak pakai lagi.
Kondisi oli akan membawa perubahan durasi ganti oli. Oli yang berubah warna menjadi putih susu dan kekentalan cukup pekat itu artinya oli telah terkontaminasi dengan air. Oli yang tidak baik membuat kondisi mesin bermasalah di kemudian hari.

Oli Motor Terbaik

Saat mengganti oli motor kita akan memilih yang terbaik. Kendaraan juga akan memilih oli mana yang sesuai dengan komponen mesin dan tidak. Oli yang sesuai akan membuat tarikan dan suara lebih halus. Oli yang tidak sesuai, tarikan akan berat dan suara lebih menggema.
Beda kendaraan tentu beda oli yang akan dipakai. Sepeda motor matic tidak akan bisa memakai oli kendaraan biasa. Efeknya akan terasa selama durasi pemakaian. Ibarat kita memasukkan kancing ke lubang yang sama, makin dipaksa tidak akan sesuai.

Oli Motor Terbaik untuk Honda

Honda menjadi merek kendaraan bermotor yang digemari. Oli motor honda sebenarnya bisa apa saja namun soal kualitas menjadi pilihan lain. Kita tentu tidak boleh asal-asal dalam memilih oli motor karena berdampak buruk beberapa waktu ke depan.
Sepeda motor Honda memiliki komponen yang berbeda dengan merek lain. Honda sendiri merupakan salah satu merek sepeda motor yang dikenal sangat irit bahan bakar. Hal ini tentu dipengaruhi oleh komponen yang dipakai.
Honda menjadi salah satu brand yang mengusung hemat bahan bakar dan mendapatkan pelayanan terbaik dalam hal oli. Teknologi mesin PGM-FI menjadi cikal-bakal irit bahan bakar yang dimiliki honda.
Irit bahan bakar saja tidak cukup tanpa dukungan oli terbaik. Honda memiliki performa yang baik sehingga oli yang dipakai haruslah baik pula. Salah satu oli terbaik untuk sepeda motor honda matic adalah oli Enduro dari Pertamina Lubricants.
Oli Enduro sendiri memiliki banyak varian antara lain Enduro 4T Racing SAE 10W-40, Enduro 4T SAE 20W-50, Enduro Matic-G SAE 20W-40, Enviro 2T SAE 20, Enduro 4T Sport, Enduro Matic SAE 10W-30. Penjelasan lengkap pada point berikutnya.

Oli Motor Terbaik untuk Yamaha

Yamaha memiliki peranan penting yang memilik tagline kuat yaitu, Yamaha Semakin di Depan. Dalma memilih oli, sepeda motor Yamaha juga tidak boleh main-main. Yang namanya sepeda motor tentu saja memiliki komponen yang serupa sehingga perawatannya juga sama.
Motor Yamaha memiliki kekuatan tersendiri yaitu sangat responsif terhadap kecepatan rendah. Hal ini tentu dipengaruhi oleh mesin dan juga komponen lain. Pemilihan komponen yang tepat akan membuat kendaraan lebih nyaman.
Komponen terbaik juga harus didukung dengan oli terbaik pula. Sama halnya dengan sepeda motor lain, motor Yamaha haruslah memiliki kemampuan yang serupa dalam memilih oli. Jangan asal pilih oli karena membawa pengaruh besar terhadap usia komponen.
Enduro juga menjadi alasan sepeda motor Yamaha bertahan lebih lama. Tiap motor Yamaha agar bergerak lebih responsif lagi tentu saja sangat membutuhkan oli terbaik ini. Dengan oli yang baik maka lebih maksimal dalam bekerja. Salah memilih oli akan berakibat fatal terhadap sepeda motor Yamaha.

Oli Motor Termahal

Kadangkala, kita merasa gengsi karena memilih oli motor termurah. Sehingga, kita beralih ke oli motor termahal agar tidak malu dan bisa dipamerkan kepada siapa saja yang tanya. Dalam memilih oli motor sebenarnya bukan terletak pada murah dan mahal saja.
Kompas.com (12/05/2016) menyebut dalam memilih oli bukan harga yang menjadi patokan. Salam Isadat, Technical Service Engineer for Indonesia memberikan pendapat, “Mobil dan motor yang tua seperti tahun 1990-an berbeda karakter dengan mesin mobil dan motor yang saat ini. Jangan sembarang membeli oli. Jangan mentang-mentang membeli oli dengan harga mahal lalu digunakan ke mobil dan motor tua, yang ada malah mesin jadi loyo,”
Kunci utama dalam memilih oli itu terletak pada kental atau encer suatu oli motor. Tidak semua yang mahal itu menjamin kualitasnya. Oli juga demikian pada sepeda motor Honda maupun Yamaha.
Oli sama dengan pasangan hidup. Motor yang kita kendarai cocok dengan oli Enduro maka pakai saja oli ini dan jangan ganti dengan merek lain. Komponen di dalam mesin akan mengenal jenis oli yang berbeda.
Saat oli diganti dengan merek lain yang lebih mahal dan diyakini terbaik. Komponen di dalam mesin akan beradaptasi terlebih dahulu lagi dengan oli tersebut. Jika tidak sesuai maka kendaraan akan lambat, tarikan tidak lagi kencang dan bisa jadi komponen menjadi rusak.
M Abidin, GM After Sales dan Motorsport Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), dikutip dari halaman yang sama menyebut, “Semahal apa pun olinya, bila tidak cocok digunakan dengan teknologi motornya akan sia-sia dan buang-buang duit saja. Motor era sekarang cenderung memiliki setelan RPM yang tinggi, mesin juga didesain lebih kompak dengan celah sirkulasi makin sempit di mesin sehingga membutuhkan pelumas yang viskositasnya rendah agar mudah ditransfer, beda dengan motor era ’80 dan ’90-an,”
Maka sebagai pengendara, kita harus benar-benar paham betul bahwa motor kita cocok dengan oli yang mana. Enduro ya harus setia. Semua berpengaruh satu sama lain yang berefek kepada nyaman atau tidaknya. Salah pilih saja nanti sebentar-sebentar ganti oli.

Oli Motor Matic Terbaik

Saya sudah sebut di atas bahwa Endoru memiliki beberapa varian oli yaitu Enduro 4T Racing SAE 10W-40, Enduro 4T SAE 20W-50, Enduro Matic-G SAE 20W-40, Enviro 2T SAE 20, Enduro 4T Sport, Enduro Matic SAE 10W-30.
Khusus sepeda motor matic mendapatkan tempat yang berbeda karena bisa disebut motor matic sangat bergantung kepada oli. Motor matic yang lama diganti oli akan membuat mesin aus karena gesekan di komponen kasar. Akibat dari aus ini paling fatal akan kena piston yang menggantinya membutuhkan biaya berkali lipat dari harga oli yang murah.
Oli motor matic dari Endoru memberikan pelayanan terbaik kepada komponen mesin sehingga tidak cepat aus. Penting diketahui bahwa enduro adalah satu-satunya oli yang membuat komponen lebih bersahabat meskipun kita lupa mengganti oli.
Oli Enduro untuk motor matic yang pertama adalah Enduro Matic-G SAE 20W-40. Oli ini dibuat khusus untuk motor matic dengan mesin 4 tak atau 4 langkah. Kualitas tinggi yang ditawarkan akan memberikan kehangatan kepada komponen motor. Oli ini mendapatkan desain base oil sintetik yang mana membuat pengendara lebih nyaman meskipun di tengah kemacetan maupun jalanan yang tidak stabil atau penuh tanjakan.
Pilihan kedua oli motor matic adalah Enduro Matic SAE 10W-30. Oli ini masih untuk motor matic 4 tak. Zat yang terkandung di dalam oli ini adalah moly additive. Zat aditif ini akan mengurangi pergeseran pada kondisi kecepatan dan temperatur tinggi yang dialami oleh mesin kendaraan bermotor. Hal ini akan berdampak pada tidak cepat panasnya komponen meskipun berjalan jauh.
Selain kedua oli tersebut terdapat varian lain adalah Enduro 4T Racing SAE 10W-40. Oli ini memiliki standar kendaraan di Jepang. Oli yang dimaksud memiliki tingkat kekentalan tinggi sehingga menjadi rekomendasi. Kualitas yang baik diformasikan dengan base oil sintetik dan aditif pilihan yang membuatnya bertahan lama.
Oli Enduro 4T SAE 20W-50 memiliki mutu tinggi. Oli ini diformulasikan antara bahan dasar mineral dengan kualitas tinggi dan aditif-aditif pilihan, didesain khusus untuk motor 4 tak. Pemilihan oli ini tepat untuk mereka yang butuh performa tinggi dalam berkendara.
Oli Enduro 4T Sport tak lain oli yang sesuai namanya. Penggunaan oli ini berkaitan dengan jenis sepeda motor. Oli motor sintetik ini mendapatkan perlindungan maksimal sehingga jauh dari keausan yang sering dikhawatirkan pengguna kendaraan roda dua. Terakhir adalah Enviro 2T SAE 20 yang mana menjadi oli motor terbaik Pertamina dengan sistem pendingin udara.

Oli Mesin Motor Full Synthetic

Oli Full Synthetic dinilai yang terbaik karena memiliki bahan dasar yang sama dengan pelumas lain seperti hasil olahan minyak bumi. Oli ini lebih baik karena bebas dari karbon reaktif yang biasa ditemui pada oli Semi Synthetic dan Mineral. Asam, oksigen dan logam berat dihasilkan oleh karbon reaktif yang mempengaruhi kinerja mesin.
Kelebihan lain dari Oli Full Synthetic adalah tidak mudah menguap, tahan terhadap oksidasi, pelumasan disebut lebih merata, dan juga dalam temperatur tinggi akan bekerja lebih maksimal. Hal ini sangat dibutuhkan oleh sebuah kendaraan agar bertahan lebih lama.
Bagi seorang pemilik kendaraan, hal pertama yang dipikirkan saat membeli motor adalah berapa lama dipakai. Sebagian besar dari kita bukanlah orang yang mau mengganti motor karena bermasalah sedikit.
Kita cenderung memakai kendaraan dalam waktu lama sehingga oli terbaik itu sangatlah membantu dalam merawat komponen mesin. Semakin baik kita menjaga maka akan semakin bagus pula kondisi kendaraan, dan tentu saja akan semakin lama pemakaiannya.

Oli Motor Terbaik untuk Perjalanan Jauh

Tak bisa dipungkiri lagi bahwa masyarakat Indonesia mau melakukan perjalanan jauh dengan kendaraan roda dua. Misalnya saat liburan akhir tahun maupun liburan hari raya idulfitri di mana budaya mudik masih menjadi primadona.
Mudik dengan kendaraan roda dua masih menjadi pilihan. Namun sebelum mudik tentu saja harus memperhatikan kondisi kendaraan, termasuk oli apa yang dipilih. Dalam menempuh perjalanan jarak jauh, oli tidak boleh asal pilih.
Oli yang dianjurkan untuk pemudik atau siapa saja yang menempuh perjalanan jarak jauh adalah oli full synthetic. Oli ini soal bertahan lama berkendara dan keramahan bagi mesin kendaraan. Selama perjalanan jauh kita hanya akan berhenti di beberapa tempat dalam waktu sebentar. Mesin yang belum stabil, pelumas yang belum kental lagi langsung diajak kembali berperang di medan.
Dengan memilih oli full synthetic atau paling minimal semi synthetic, kita sudah merawat kendaraan dengan baik. Nanti, saat kembali dari perjalanan jauh kendaraan akan kembali dalam kondisi seimbang dan kita tidak perlu kerepotan dalam memperbaikinya.

Oli Motor Terbaik untuk Perjalanan Jarak Dekat

Dalam keseharian, kita ke mana-mana menggunakan sepeda motor. Mau beli ikan dalam jarak dekat, naik motor. Mau ke rumah kerabat yang atapnya terlihat beberapa meter di depan, juga naik motor. Kebiasaan ini sudah tidak bisa diubah lagi.
Enduro dari Pertamina menjadi pilihan terbaik untuk oli motor yang menempuh perjalanan jarak dekat ini. Oli yang memiliki elemen penting dalam mendinginkan mesin, pelumas yang baik, tidak akan mudah membuat kendaraan aus.
Mungkin, sebagian kita menganggap bahwa jarak dekat nggak begitu berpengaruh terhadap oli. Namun jangan salah, dalam durasi pemakaian yang lama juga akan membuat komponen aus. Meskipun kita hanya pulang pergi ke rumah kakek-nenek dalam satu kampung, oli tetap harus diganti rutin.
Nama juga motor dihidupkan dan jalan maka komponen di dalamnya akan bergesekan. Makin digesek makin ‘memakan’ pelumas. Makin lama makin aus. Hal sepele bagi pengendara adalah malas mengganti oli padahal jika diganti akan mengurangi masalah.
Coba lihat di beberapa tempat di kampung-kampung. Anak-anak muda yang katanya tidak pergi jarak jauh mengeluarkan asap hitam dari knalpot. Berbanding terbalik dengan orang lain yang pergi jarak jauh tetapi suara mesin masih halus.
Hal ini karena tidak mengganti oli secara rutin dan membuat mesin bermasalah. Jika demikian perawatannya, bisa saja mereka yang cuma memiliki perjalanan jarak dekat yang akan turun mesin motor untuk diperbaiki yang akan membutuhkan biaya lebih besar.

Keuntungan Ganti Oli Motor Terbaik

Motor – seperti yang sudah disebut – termasuk kendaraan yang juga sensitif terhadap keenceran oli. Oli begitu penting bagi komponen di dalam motor. Oli yang dipilih untuk motor haruslah sesuai dengan spesifikasi motor, tidak boleh asal pilih. Pelumas untuk kendaraan roda dua ini sangat bergantung pada kualitas dan kuantitasnnya.
Oli motor terbaik penting dipilih dan memang tidak mudah. Di pasaran banyak sekali oli motor yang dijual bebas dan kembali lagi kepada kita memilih yang mereka apa. Kualitas rendah akan menurunkan performa motor dan keawetan mesin jadi berkurang sehingga tidak akan bertahan lama.
Oli yang beredar di pasaran sangat banyak. Kualitas terbaik oli ditentukan oleh tingkat kekentalan oli itu sendiri. SAE atau Society of Automotive Engineer, mendefinisikan oli dengan tingkat kekentalan tinggi akan bekerja lebih efisien dan optimal. Hal ini akan membuat mesin motor bertahan lama.

Oli Motor Bersihkan Mesin

Tanpa sadar, kita terlalu suka dengan lupa merawat mesin motor. Dalam 3 bulan terakhir, kapan motor dibawa ke tempat service untuk mendapatkan pelayanan? Minimal ganti oli saja tak masalah, terutama untuk motor matic.
Konsep motor matic yang berbeda dengan motor bergigi pada umumnya, membuat jenis motor ini rentan sekali terhadap turun mesin. Salah perawatan apalagi abai terhadap oli, otomatis berakibat buruk dan biaya pebaikan tidak sedikit.
Komponen motor matic yang sangat bergantung kepada oli. Komponen motor yang cenderung tertutup tidak mudah mendapatkan sirkulasi udara sehingga debu yang masuk mudah menjadi kerak.
Pembakaran di dalam mesin makin lama akan meninggalkan kerak-kerak yang banyak. Maka sampai di sini kita paham betul bahwa pelumas ini memiliki peranan penting terutama sebagai pembersih utama.
Ibarat di dalam sebuah kamar yang membutuhkan perangkat agar sirkulasi udara tetap terjaga. Namun pendingin ruangan tersebut juga harus mendapat perawatan agar terjaga kesterilannya. Manusia yang sensitif akan mudah merasakan perbedaan lalu akan membereskan masalah sebelum sakit.
Mesin motor yang tak bisa berbicara adalah kita yang paham kapan waktu yang tepat untuk mengganti oli motor itu.

Membuat Mesin Motor Awet

Pengalaman mengajarkan saya bahwa oli harus tetap terjaga. Begitu knalpot mengeluarkan bau di motor matic, langsung saja ganti oli. Jika diperlambat akibatnya mesin motor tidak akan awet seperti yang diharapkan.
Pada dasarnya, oli motor yang diganti tiap periode akan melindungi mesin dari kerusakan. Gesekan yang terus terjadi membuat pelumas ini cepat pula berkurang kadar kekentalannya.
Untuk mencoba pengecekan ini, kita bisa membandingkan dua kendaraan. Motor pertama diganti oli secara rutin sedangkan motor kedua diabaikan saja. Pastikan juga bahwa kondisi mesin kedua motor dalam keadaan baik.
Selama percobaan, motor dipakai seperti biasa dalam jarak dekat maupun jauh. Nah, kita akan segera mengetahui kondisi mesin kedua motor selama periode percobaan ini. Motor dengan rutin ganti oli dipastikan akan tetap mengeluarkan suara halus, asap knalpot tidak bau maupun tarikan yang lembut.
Motor yang tidak diganti oli berbanding terbalik dengan motor ganti oli terbaik. Motor ini jika beruntung cuma batuk-batuk saja dengan tarikan yang susah, suara yang menderung, asap knalpot bau dan paling parah adalah harus turun mesin.
Demikian pentingnya oli sampai-sampai membuat kita berpikir dua kali untuk tidak mengganti oli motor. Orang awam saja paham bagaimana sebuah oli berperan penting dalam kelancaran mesin motor bekerja.

Mencegah Terkena Aus

Saya pernah mengganti piston motor matic lebih dari Rp 600 ribuan. Dari sini sudah bisa ditebak apa masalahnya. Saya cenderung mengabaikan asap knalpot yang bau atau nanti saja kalau ganti oli. Padahal menunda-nunda ini berbahaya sekali untuk usia komponen di dalam sebuah motor.
Motor matic yang piston tidak bekerja lagi atau telah aus langsung mati di tengah jalan. Akibatnya adalah kita harus mendorong sepeda motor menuju bengkel. Waktu itu, saya harus memanggil becak membawa motor matic yang telah mati ke bengkel yang jauh.
Ada sebab ada akibat. Aus atau karat karena pelumas tidak berfungsi. Aus di motor matic sebenarnya mudah dideteksi. Misalnya, tarikan sudah tidak lagi lembut, suara sudah agak bergetar maupun bau asap knalpot yang tidak lagi bersahabat.
Saat itu terjadi segera ganti oli motor matic agar sirkulasi lebih baik, pelumas kembali membuat komponen bekerja maksimal dan biaya perawatan tidak begitu banyak. Saran saya, saat ganti oli motor matic adalah dengan mengganti kedua oli jangan cuma satu saja.

Hemat Biaya dengan Ganti Oli Rutin

Sebagai informasi, harga oli Enduro untuk sepeda motor matic berkisar antara Rp 34.000 sampai dengan Rp 40.000. Pada kisaran harga ini jika masih ada yang merasa enggan untuk rutin ganti oli adalah golongan kaya raya.
Dengan ganti oli rutin bukan saja motor lebih baik dalam pemakaian tetapi hemat biaya. Begitu mesin motor bermasalah, piston rusak maka kita akan segera menyesal tidak mengeluarkan uang Rp 34.000 saja untuk mengganti oli tiap – minimal – 3 bulan sekali.
Dalam hal ini mari kita definisikan dengan pengeluaran lain. Sebut saja ganti oli dengan harga paling murah tadi yaitu Rp 34.000 untuk jenis oli Enduro Matic-G 20W-40 0,8 liter. Dalam tiga bulan kita hanya mengeluarkan Rp 34.000 saja untuk oli terbaik agar mesin aman. Namun itu masih malas karena berbagai alasan.
Kita bandingkan dengan pengeluaran lain misalnya rokok perbungkus bisa Rp 20.000 dalam beberapa hari; bahkan bisa sehari bagi yang candu. Dalam sebulan kita mengeluarkan Rp 600.000 untuk rokok jika sehari perbungkus. Dalam 3 bulan adalah Rp 1.800.000 untuk kesenangan yang tidak mengenyangkan itu.
Tiba di saat demikian, kita harus berpikir lebih realitis di mana kebutuhan yang banyak manfaatnya harus diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang bahkan bisa mendatangkan penyakit.
Dengan memahami spesifikasi motor, oli yang dipilih juga tidak akan salah. Mesin motor akan menyesuaikan dengan oli mana yang terbaik buat dirinya sendiri.

Motor Enak Dikendarai

Apa yang diharapkan dari sebuah mesin kendaraan selain enak dipakai? Dikutip dari detik.com (02/03/2018) sebuah sepeda motor yang enak dikendarai karena empat faktor, yaitu dilengkapi banyak fitur modern, bodi yang ringan, tidak bising saat dinyalakan, dan dilengkapi digital speedometer modern dan informatif.
Untuk saat ini, hampir semua motor telah mengikuti karakteristik dari keempat keinginan tersebut. Motor modern dipercaya memiliki kemampuan yang baik dalam bekerja dan membuat pengendara lebih nyaman.
Motor yang enak dikendarai sudah lengkap spesifikasi yang kekinian. Misalnya, kita sering terganggu dengan bising motor saat dihidupkan. Untuk menghindari hal demikian sebaiknya menggunakan motor dengan mesin Blue Core 125cc LC4V, dan juga motor yang dibekali teknologi Variable Valve Actuation (VVA). Kedua fitur ini akan membuat torsi merata di setiap putaran mesin sehingga tidak begitu bising saat dinyalakan.
Selain itu, motor dengan teknologi Smart Motor Generator (SMG) akan halus suaranya. Fitur lain seperti Stop dan Start System memastikan mesin stop atau mati saat berhenti lebih dari 5 detik dan start atau menyala kembali saat tuas gas diputar. Biasaya fitur ini berfungsi jika dinyalakan saat di lampu merah. Bahan bakar jadi irit dan mesin bisa berhenti sejenak.
Lepas dari itu semua, kembali lagi ke pemilihan oli dan juga rutin ganti oli. Dengan spesifikasi lengkap saja tidak cukup tanpa perawatan maksimal yang akan membuat kita tidak nyaman berkendara. Rawat mesin dengan spesifikasi modern tersebut dengan ganti oli secara kontinu sehingga mesin aman, berkendara nyaman.

Memudahkan Pemeliharaan Motor

Tips mudah dalam hal pemeliharaan motor adalah perawatan secara rutin. Tak ada kata lain selain ke bengkel tanpa harus rusak terlebih dahulu.
Kapan waktu yang tepat service sepeda motor? Saya sudah sebut bahwa 3 bulan barangkali adalah pemilihan waktu maksimal. Boleh saja sebulan sekali tetapi 3 bulan sekali bisa dilakukan agar lebih hemat biaya dan motor juga belum terkendala.
Motor yang mendapatkan pergantian oli secara rutin, pada pemeliharaan juga tidak begitu repot. Spare part tidak ada yang harus diganti, jika memang harus barangkali perangkat sederhana saja. Akan berbeda dengan tidak ganti oli yang bisa saja spare part yang harus diganti membutuhkan biaya mahal.
Saat dibawa ke bengkel, motor yang rutin ganti oli biasanya akan cepat pula servicenya. Komponen-komponen tertentu hanya dibersihkan saja. Jika ada komponen yang harus diganti mungkin seperti busi maupun minyak rem.
Saiful, Service Advisor Yamaha Deta Ciputat kepada GridOto.com (20/08/2018) menyebut, “Untuk pemakaian normal, minyak rem di motor sebaiknya dikuras dan diganti baru setiap 25 ribu kilometer,”
Jadi, jangan ragu untuk memelihari motor agar performa tidak menurun meskipun usianya tidak lagi muda.

Mengapa Harus Memilih Oli Terbaik

Enduro oli motor terbaik saat ini. Saat memilih sesuatu kita tentu akan senang terlebih dahulu. Jika sudah nyaman makan kita akan bersamanya selamanya. Demikian pula dalam memilih oli terbaik untuk motor.
Komponen di dalam motor tidak selamanya memihak kepada oli mahal saja, juga tidak kepada oli murah selalu. Untuk memastikan berjodohnya oli dengan motor, kita bisa coba pakai oli A selama sebulan lalu ganti oli B bulan berikutnya.
Kenapa butuh waktu lama? Tentu saja makin lama oli dipakai makan berkurang kadar kekentalannya. Kita akan tahu siapa yang bertahan lama dan siapa yang segera membuat motor melambat tarikannya.
Dengan membandingkan kedua oli ini kita akan bisa menjatuhkan pilihan kepada oli A atau oli B. Dianjurkan bahwa jangan mengganti merek oli motor karena komponen akan kembali beradaptasi dalam waktu lama.

Terjamin Kualitas Oli

. Kualitas adalah nomor satu. Tidak hanya soal kepercayaan konsumen saja tetapi pengaruh terhadap mesin motor juga sangat perlu sekali.
Jaminan kualitas suatu oli tentu saja berangkat dari perjalanan panjang. Oli Enduro dari Pertamina mendapat perhatian khusus di hati konsumen.
Pertamina Enduro bukan oli biasa. Dari oli motor terbaik ini, PT Pertamina Lubricants mendapatkan penghargaan Superbrands Awards 2017 untuk kategori kategori “Automotive Lubricants” sebagai pelumas unggulan roda dua. Pertamina Enduro menyusul Mesran mendapatkan penghargaan serupa. (oto.detik.com, 07/06/2017).
Syafanir Sayuti, VP Sales & Marketing Domestic Retail Automotive, menyebut, “Kami berterima kasih kepada seluruh konsumen Indonesia atas kepercayaannya kepada Pertamina Enduro sebagai pelumas motor pilihan masyarakat. Enduro merupakan salah satu brand pelumas unggulan kami. Enduro memiliki berbagai varian dan spesifikasi yang memang di formulasikan khusus untuk beragam kendaraan roda dua dan cocok untuk kondisi jalanan di Indonesia,”
oli-motor-terbaik
Penghargaan untuk Pertamina Enduro 2017 – detik.com
Oli Enduro mengubah pandangan terhadap oli terbaik yang hanya memberikan pelayanan terbaik pula pada sepeda motor.

Harga Oli Terbaik Sangat Terjangkau

Bagi sebagian orang, oli motor matic adalah segalanya bagi kehidupan mereka. Jika sudah demikian maka beberapa pilihan dari Enduro bisa dipertimbangkan.
Motor matic telah menjadi andalan saat ini dan oli mau tidak mau harus rutin diganti. Pertamina Enduro menawarkan harga yang spesial untuk oli motor matic.
Jenis Oli Harga
Pertamina Enduro Matic-G 20W-40 0,8 liter           Rp 34.000
Pertamina Enduro Matic-G 20W-40 1 liter Rp 40.000
Pertamina Enduro Matic-G 10W-30 0,8 liter Rp 37.000
Pertamina Enduro Matic-G 10W-30 1 liter Rp 39.000
Dengan harga yang murah ini namun performa yang lebih baik, tidak ada keraguan untuk rutin mengganti oli motor. Membiarkan komponen motor berkarat adalah menyia-nyiakan kesempatan dan waktu di mana selagi mudah kenapa harus dipersulit.

Layanan Konsumen

Salah satu hal yang menarik dari Pertamina Enduro adalah pelayanan yang mudah diperoleh. Layanan konsumen bisa didapatkan di mana saja dan kapan saja. POM bensin menjadi salah satu tempat untuk mendapatkan Pertamina Enduro.
Fokus konsumen yang diberikan oleh Pertamina Enduro ini tidak main-main. Biasanya di hampir tiap POM bensin terdapat sebuah kios yang menyediakan ganti oli Enduro maupun konsultasi kepada tenaga teknis yang ada di sana.
oli-motor-terbaik
Layanan konsumen terbaik – pertaminalubricants.com
Kemudahan akses ini memberikan peluang yang lebih besar kepada konsume untuk segera mengganti oli motor mereka. Jadi, bagi mereka yang sedang dalam perjalanan jauh dan merasa ragu soal ketahanan oli motor bisa langsung menggantikannya di POM bensin Pertamina yang mana sudah terdapat tenaga teknis yang siap membantunya.

Persediaan Oli Selalu Ada Sepanjang Tahun

Pertamina Enduro dipastikan ada sepanjang tahun. Pertamina Lubricants memastikan bahwa oli motor terbaik mereka akan tersedia dalam waktu lama.
Dengan penghargaan yang telah didapat, kepercayaan konsumen dan juga keunggulan yang dimilikinya, sulit sekali stok oli Enduro ini kosong.
Jangkauan yang luas dan sistem penjualan yang mudah dengan menggandeng hampir semua POM bensin berlogo Pertamina, Pertamina Enduro memastikan diri dalam stok yang banyak, pembelian mudah dan harga terjangkau.

Mudah Didapatkan di mana-mana

Kita tentu bingung mau ganti oli di mana dan tempat apa yang menyediakan Pertamina Enduro. Jangan khawatir karena tidak saja di tempat khusus saja tetapi di bengkel-bengkel biasa kita service motor juga menyediakan oli ini.
Oli motor Enduro telah merata penjualannya di seluruh Indonesia. Pertamina Lubricants memastikan bahwa sepeda motor masyarakat Indonesia akan tetap aman dan nyaman digunakan. Dengan oli terbaik ini, Pertamina Lubricants tak akan sia-sia dalam menjaga keawetan motor matic maupun motot bergigi di Indonesia.

Siapa Saja Bisa Mengganti Oli Terbaik

Setiap orang punya hak yang sama dalam mengganti oli motor mereka. Dengan harga yang pas, kesempatan yang sama dan mudah didapatkan di mana-mana, Pertamina Enduro adalah oli yang tepat untuk sepeda motor kita.
Oli motor terbaik ini tidak memandang orang kaya maupun miskin. Asalkan ada keyakinan untuk membuat mesin motor awet, langsung saja ganti oli ke Pertamina Enduro.
Kita yang tahu benar bahwa motor sedang membutuhkan oli baru atau cukup dengan oli lama dalam beberapa waktu. Satu catatan bahwa jangan pernah menunda mengganti oli karena akan menyesal kemudian dengan biaya yang lebih banyak buat perbaikan mesin.

Oli Terbaik Bagus buat Motor dan Mobil

Oli terbaik hanyalah milik mereka yang butuh kenyamanan dalam berkendara. Oli terbaik yang bagus buat motor adalah Pertamina Enduro dan oli terbaik buat mobil adalah Pertamina Fastron.
Cukup memilih sesuai kendaraan yang dikendarai dan rasakan pengalaman berkendara lebih kencang, tidak tersendat-sendat, suara halus dan tarikan lembut.
oli-otor-terbaik
Pertamina Enduro, oli motor terbaik – detik.com
Oli motor terbaik hanyalah milik kita saja. Perhatikan soal oli maka kenyamanan akan dirasakan dalam waktu lama. Kita harus pelit sesekali untuk membuat yang lain senang. Boleh tidak merokok sehari saja untuk mengganti oli. Bisa dibayangkan motor rusak dan tidak bisa ke mana-mana saat orang lain liburan? Akhir tahun tidak akan menyenangkan!
Categories
Uncategorized

Koperasi dan Generasi Milenial yang Suka ‘Hostpot Dulu, Bro?’

Hostpot dulu, Bro?” mungkin cuma saya
yang tidak bisa memalingkan pendengaran dari permintaan itu. Suasana kampung
yang asri, dengan anak-anak milenial berkumpul di kios atau di sawung tengah
sawah, adalah pemandangan yang melekat dari dulu sampai kini. Bedanya, kita
dulu menunggu giliran main congklak atau diskusi taktik main petak umpet, generasi
sekarang lebih banyak perang jempol di atas layar smartphone.
Koperasi dan generasi milenial.
Sulit sekali menemukan anak-anak main layangan sore hari. Tidak mudah pula menemukan anak-anak mandi sungai menjelang magrib. Semua
berpaku dalam dunia maya yang entah mencari pembenaran atau halusinasi semata. Paket
data habis, mereka mencari Wi-Fi, tidak juga didapat keduanya; bagi hostpot
dulu boleh?
Adalah hal yang wajar jika kita ‘berteman’
baik dengan generasi milenial. Gaya hidup mereka memang demikian. Mau
tidak mau akan terus mengikuti gerak waktu yang tidak bisa ditebus dengan
apapun. Perilaku generasi milenial di mana-mana saya rasa selalu sama
cuma berbeda tempat dan waktu. Coba kita tanya, ‘apakah kau bisa main
layangan?’
atau dengan tanya, ‘kau tahu permainan congklak?’
Perilaku generasi milenial sudah berubah
total. Mereka ‘mungkin’ hanya tahu soal Mobile Legends, PUBG, Free Fire
atau game lain, dan juga Atta Halilintar maupun Ria Ricis. Generasi
milenial terbiasa dengan aktivitas multitasking. Dalam keseharian mereka
mengandalkan room chat dari nama Anak Muda Berkarya, Gila Bola, Drakor
Update, Cewek Manis Manja, Cowok Paling Tampan sampai dengan nama-nama lain misalnya
Girl&Boy, LUV BTS, KING EXO, atau room lain yang menggambarkan identitas
dari generasi milenial.
Kembali ke kebutuhan, gaya hidup yang
dijalani generasi milenial itu membutuhkan smartphone dan paket data
penuh sepanjang bulan. Atta update video baru, langsung ditonton. Ricis melampiaskan
curahan hati seorang gadis, langsung disukai. Grup band papan atas Korea
Selatan, BTS, rilis lagu baru langsung streaming berkali-kali agar
merangkak tajam ke trending atau chat music. Satu persatu member
EXO masuk wajib militer, update berita tentang itu tak boleh ‘lepas’
sambil streaming lagu-lagu lama mereka di YouTube, Melon, LangitMusik
maupun iTunes.
Itulah gaya hidup generasi milenial milik
kita. Sepanjang malam – entah belajar atau tidak – room chat bolak-balik
dari Gila Bola ke Girl&Boy atau dari LUV BTS dengan KING EXO, untuk
berdebat panjang lebar soal siapa yang lebih hebat, lebih ganteng, kirim video,
kirim foto yang akhirnya paket data terkuras seperti meneguk air putih. Belum
lagi chat dengan pacar yang minta diperhatikan, minta dikirim foto ‘lagi
apa
’ atau minta video call padahal sedang live streaming pertandingan
Liga 1.
Tak jarang, lima menit setelah itu sudah
beralih ke Instagram untuk update foto terbaru yang paling keren dengan backgound
gunung terbelah dengan lautan lepas sebagai pemandangannya. Di saat yang
sama, sebagian dari generasi milenial duduk termenung di depan laptop sambil
memikirkan ide menjadi konten kreator sukses.
Perilaku generasi milenial.
Kita – sebagai generasi tua ­– sama
sekali tidak bisa menghindari perilaku generasi milenial karena waktu menuntut
demikian. Dengan pemikiran yang lebih matang, kita bisa mengarahkan ke mana
atau begini saja lebih baik daripada menghujat, merundung bahkan
melarang aktivitas mereka. Suatu waktu, generasi milenial yang tidak awam akan
berkata, “Atta lebih kaya kok dari Bapak,” sampai di sini kita tidak
bisa berbuat apa-apa karena it’s that true!
Dari apa yang saya ceritakan, semua berkaitan
dengan interaksi jual beli atau perputaran ekonomi sesuai standar
generasi milenial. Mereka terlibat aktif dalam berbagai aktivitas di dunia maya
karena butuh, mau jadi lebih atau having fun semata. Tetapi, gaya
hidup mereka membutuhkan biaya yang tidak sedikit, butuh ide kreatif yang berlangsung
lama dan usaha yang tidak main-main.
Bagaimana koperasi berjalan sesuai dengan arah
generasi milenial? Secara harfiah, koperasi adalah perserikatan yang
bertujuan memenuhi keperluan para anggotanya dengan cara menjual barang
keperluan sehari-hari dengan harga murah (tidak bermaksud mencari untung)
.
Generasi milenial memiliki pandangan sedikit-sedikit
jadi bukit
, atau, asalkan bisa internetan makan sekali tak apa. Jika
dulu mungkin rokok ada boleh tak makan, namun sekarang benar-benar berubah pada
sebagian besar anak-anak. Mereka menjurus pertanyaan, “Ada paket data?” bukan
lagi, “Ada rokok?” artinya kalau ada paket data, “Bagilah hotspot,” yang
menjadi fenomena dalam waktu lama.
Di sinilah, koperasi harus beriringan dengan
generasi milenial. Paket data adalah hal ‘kecil’ tetapi berdampak panjang
kepada kebutuhan lain yang membuat generasi milenial memilih koperasi daripada
kios pinggir jalan yang menjual paket data seribu lebih mahal, minuman lima
ratus lebih mahal atau roti isi 50% lebih mahal tetapi mau tidak mau
mereka tetap beli atau, “Ngutang dulu,”

Koperasi Zaman Now Wajib Ikuti Mau Generasi Milenial ‘Do You Know?’

Banyak ingin dari generasi milenial yang
dituntut untuk from now bukan excuse karena mereka akan mencari
jejak lain. Sama seperti berselancar di internet, tak lebih dari lima detik user
akan berpaling ke halaman lain. Generasi milenial barangkali lebih cepat dari
itu saat membuka peramban.
Do you know karena
kita hidup di generasi milenial yang serba simple, terburu-buru sebelum
musuh datang dari gim yang mereka mainkan. Ide kreatif harus digerakkan
oleh orang dewasa yang mengaku bahwa kebutuhan atau yang membeli isi
toko adalah anak-anak generasi ini. Orang tua hanya akan membeli sebatas garam,
gula, minyak, cabai, bawang,
dan bumbu dapur lain; seminggu sekali. Sedangkan
generasi milenial butuh asupan tenaga agar lebih super power dalam
menarikan jempol di layar smartphone.
Coba bayangkan, di sebuah gerai dekat rumah
hanya menjual peralatan masak, lalu bumbu dapur, generasi milenial akan membuka
room chat, “Kau tahu nggak di mana jual paket data murah?” atau “Beli
cemilan di mana, Bro?” di mana kawan-kawannya akan merekomendasikan tempat-tempat
lain.
Generasi milenial yang mengemban tugas hemat
pangkal kaya
tidak akan mudah terpengaruh dengan harga diskon. Kalau perlu,
mereka akan mencari gerai lain yang menjual dengan harga lebih murah walaupun cuma
beda 1000 saja. Bagi mereka, lebih baik ‘jalan-jalan’ daripada menawarkan;
dengan mengecualikan bensin kendaraan dan tenaga yang terkuras. Nanti, mereka
bisa menemukan view bagus buat foto atau ketemu kawan lama untuk adu game.
Sesimpel itu mau generasi milenial karena mereka selalu berurusan dengan
selagi ada yang murah buat apa yang mahal!
Ikuti mau generasi milenial maka
koperasi akan sukses besar. Anak-anak yang kita tahu hanya dikasih sedikit uang
jajan, dimarahi jika minta lagi, maka akan berhemat untuk semua kebutuhan. Paket
data ada, bensin jangan sampai habis, cemilan atau makan enak juga didapat.
Kenal baik dengan generasi milenial tidak ada
salah karena mereka sebenarnya adalah generasi konsumtif. Mereka banyak makan. Mereka
banyak minum; terlebih jika ditunjang dengan olahraga rutin. Dan, mereka
‘peminum’ paket data bergalon-galon untuk memanjakan gaya hidup yang kini
tergadaikan dengan kesenangan dari visual yang mereka saksikan.
Koperasi ramah generasi milenial.
Sebuah pasar bisa sepi pembeli kalau tidak
menjual kebutuhan masyarakat sekitar. Generasi milenial yang masih labil mudah
saja berpindah ke satu gerai ke gerai lain karena produk tidak ada atau mahal
dalam kemampuan mereka.
Pulang olahraga mau beli air mineral dalam
botol tetapi tidak tersedia, besoknya jangan harap mereka balik lagi. Minuman
kekinian yang sering kita lihat di iklan televisi bahkan iklan di YouTube,
mereka mau beli saat sedang main game, tetapi sekali lagi yang
mereka dapatkan hanya jenis minuman warna-warni dengan banyak pengawet,
meskipun sama pengaruh pada kesehatan, mereka memilih hengkang ke gerai
lain.
Makanan sehat seperti buah-buahan juga menjadi
pertimbangan di mana generasi milenial mudah tergiur, dan mudah terbawa suasana
sehingga mau beli. Intinya, ‘barang’ yang dijual itu ada di dalam
pikiran generasi milenial.
Generasi milenial memang penuh kreativitas
tetapi mereka masih enggan untuk membeli barang yang tidak menunjang gaya
hidup. Dengan uang ‘pas-pasan’ mereka juga berpikir lebih baik ini daripada
itu, ini lebih bermanfaat daripada itu. Maka, saat masuk ke gerai, mereka akan
mengambil apa yang benar-benar butuh saja.
Koperasi zaman now memanfaatkan
generasi milenial do you know keinginannya. Paket data internet, kartu
perdana, makanan ringan, air mineral, maupun cemilan lain adalah yang paling
diincar oleh mereka, bahkan Wi-Fi menjadi pemasukan yang menjanjikan. Dalam
membentuk koperasi di dekat dengan generasi milenial tidak boleh sama sekali
mengikuti mau generasi zaman old.
Dengan harga yang murah sesuai cita-cita
koperasi, generasi milenial dengan mudah mendekat. Sebaiknya, menghindari
koperasi dengan barang-barang yang sama sekali tidak digemari oleh generasi
milenial. Misalnya, ada kerajinan warga dari anyaman bambu, dijual sebagai
bentuk penghargaan kreativitas yang mana generasi milenial tidak akan
mau membelinya.
Zaman berubah maka ikutilah mau dari
zaman itu. Pengaruh generasi milenial begitu besar. Saya sudah sebut, mereka
punya banyak room chat. Sekali saja ada yang tanya, “Beli paket data
murah di mana, Bro?” selanjutnya akan berdatangan anak-anak lain.
Dari satu room chat ke room chat
lain, akhirnya cerita bersambung itu tak pernah putus. Itu baru satu produk
saja. Bagaimana dengan banyak produk. Misalnya, saat membeli paket data melihat
bungkusan cokelat dengan harga 10% lebih murah dari gerai sebelah, lalu dibeli
dan pamer foto ke room chat atau sekadar ingin update feed Instagram.
Yang terjadi bisa dibayangkan sendiri, begitulah gaya hidup ‘netizen
dalam jiwa generasi milenial. Yang nggak penting bahkan bisa menjadi viral,
bagaimana dengan yang penting seperti yang sering kita baca, twitter please do
your magic
, maka kita ganti, Gen Y please do your magic!
Jadi, maka jadilah!
Kadang, hal-hal sepele bisa membawa
pengaruh besar. “Cuma sebuah room chat?” memandang rendah demikian sama
saja seperti saat BlackBerry merendahkan Android yang kemudian ditendang sampai
jatuh serendah-rendahnya dari persaingan industri smartphone dunia.
Perilaku konsumen yang wajib koperasi ketahui.
Bob Sadino menyebut networking sebagai
bentuk penting dari sistem ekonomi. Dengan modal kecil bisa meraup keuntungan
lebih besar. Siapa yang tidak ingin. Maka, jangan sepelekan hal yang dianggap
sepele di dunia digital ini.

Koperasi Digital Ikuti Gaya Hidup Generasi Milenial

Networking adalah
hal simpel saja. Tetapi, konsep ini sebenarnya sudah dari dulu di mana promosi
dari mulut ke mulut tampaknya sangat berhasil. Di era digital begini, kita bisa
memanfaatkan peran generasi milenial. Nggak perlu muluk-muluk dengan
membuat toko online atau sejenisnya, satu cara sudah saya sebutkan di
atas dengan mengandalkan room chat.
Begitu meledak, maka langkah selanjutnya
adalah beri diskon besar-besaran seperti mau generasi milenial. Sediakan
Wi-Fi meskipun harus beli Rp 5.000 seperti Wi-Fi ID, mereka tetap akan mau
pakai karena butuh, karena itulah gaya hidup yang harus diselesaikan.
Cukup andalkan generasi milenial yang nongkrong
malam-malam sepi atau sore sepulang sekolah di depan koperasi, makin lama makin
ramai. Apa keuntungan yang didapatkan setelah itu bisa ditebak; cemilan habis, minuman
habis, roti-roti ludes, yang ada hanyalah kuota internet di koperasi
harus segera ditambah karena generasi milenial akan mengundang kawan-kawannya
secara tidak sengaja.
Koperasi Digital tidak selalu dengan, “Ayo posting
dengan foto ke media sosial,” atau “Promosikan saja barang-barang ke toko online,”
karena generasi milenial yang jauh dari koperasi milik kita akan mendapatkan ‘koperasi’
lain yang dekat dengan rumahnya. Kita harus benar-benar tahu bahwa generasi
milenial tengah berkubang dengan internet dalam waktu yang lama. Sediakan itu
maka barang lain akan ikut terjual; sekali lagi rumus ini wajib.
Sanggupkah mengikuti jalan cerita generasi milenial?
Jadi, mau kita dibawa ke mana koperasi di
zaman now ini? Satu-satunya cara dengan mengikuti arah perkembangan zaman
dengan berpikir simpel dan mudah. Sudah cukupkah ide ini? Saya kembalikan
kepada ‘mereka’ yang sedang dan akan menjalankan koperasi. Selamat mencoba!
Categories
Uncategorized

Jangan Ragu Bayar Zakat Sebelum Kikir Seperti Tsa’labah

Sejak kecil, saya sudah dibiasakan untuk
sekadar tahu tentang cara membayar zakat. Orang tua kami di kampung menyuruh
anak-anaknya membayar zakat, terutama zakat fitrah kala malam idulfitri.
Pelajaran penting bagi saya bukan saja soal kewajiban tetapi pembiasaan yang
kemudian digenapkan menjadi arahan dan bimbingan.

Jangan ragu bayar zakat.
Biasanya, tiga atau dua hari menjelang malam hari
raya puasa, orang tua kami sudah menyiapkan eumpang breuh (sejenis
kantong plastik yang ditempa dari anyaman daun pandan samak). Eumpang breuh
dianyam seukuran berat zakat fitrah. Tiba malam lebaran, kami akan
berbondong-bondong membayar zakat fitrah ke rumah teungku (orang yang
mengajar mengaji). Anak-anak di kampung kami memang membayar zakat fitrah
kepada teungku bukan ke masjid atau fakir miskin secara langsung. Sedangkan
orang tua baru menyerahkan zakat fitrah ke masjid sebelum diteruskan ke
orang-orang yang wajib menerima zakat.
Di usia remaja atau sudah tidak lagi mengaji,
ada sebagian kecil dari kami yang masih memberikan zakat fitrah kepada teungku,
sebagian besar lain menyerahkannya ke masjid. Kebiasaan dari kecil itu membawa
pengaruh besar terhadap mengapa zakat itu wajib dibayarkan. Secara tidak
langsung, orang tua kami di kampung mengajarkan pentingnya berzakat. Hal-hal
kecil
seperti ini meskipun telah terjadi pergeseran di beberapa tempat
tetapi masih menjadi kebiasaan di tempat lain. Dengan itu, anak-anak mendapat
pelajaran penting sebelum mengetahui lebih banyak tentang zakat bukan sebatas
teori saja.
Di dewasa kini, step by step pelajaran membayar
zakat masih tetap ada. Orang tua kami tidak meninggalkan anak-anak mereka dalam
ketidaktahuan soal kewajiban zakat. Pelajaran di sekolah ‘hanya’ teori
sedangkan penerapannya adalah di kehidupan sehari-hari. Zakat fitrah adalah ada
masanya di waktu akhir Ramadan. Zakat maal adalah ‘keseharian’ yang dibayar
apabila kesanggupan sudah cukup.
Orang tua kami di kampung adalah petani yang ada
kadang tidak ada
rezeki untuk membaginya dengan membayar zakat. Nisab zakat
pertanian tidak semua orang mampu tetapi orang tua saya – selama ini – selalu
sampai nisab. Proses membayar zakat konvensional tetapi dinikmati begitu saja. Amil
zakat datang ke rumah, diberikan makan minum, lalu diserahkan zakat, dan padi
yang sudah ijab kabul itu nanti ada orang lain yang akan mengantarkannya
ke lumbung zakat kampung. Begitu seterusnya sampai sekarang dan masyarakat di
sekitar mendapatkan manfaat dari orang-orang yang membayar zakat.

Mengapa Wajib Tahu tentang Zakat?

Zakat adalah salah satu rukun Islam. Zakat ada di rukun keempat dengan kata lain zakat adalah wajib, sama
seperti puasa, naik haji apabila mampu, salat yang tak boleh ditinggal dan
tentu saja dua kalimah syahadah. Pelajaran yang diberikan oleh orang tua kami
dari kecil membawa pengaruh besar soal ‘arti’ membayar zakat.
Tiap umat yang telah ber-Islam wajib tahu
tentang zakat. Zakat bukanlah seperti utang-piutang, atau pinjaman, atau kredit
macet, tetapi menyucikan harta dengan demikian harta akan berkah dan
berlimpah. Arti berlimpah bukan pula ditambah banyak melainkan harta yang
didapat itu seakan-akan tidak pernah habis sampai nanti pada musim panen
berikutnya. Tak bisa dielak pula orang-orang yang enggan membayar zakat hartanya
seperti cepat sekali habis meskipun hasil panen begitu banyak.
Saya punya seorang tetangga. Semoga jadi
hikmah bagi kita semua. Tetangga ini sama seperti kami, bertani. Namun lahan
yang digarap sangat luas dengan hasil panen juga tak kalah banyak dari
orang-orang kampung. Tiap panen, ia langsung menjual sebagian besar hasil dan
sisanya disimpan untuk makan sehari-hari. Dengan penghasilan yang begitu besar
itu pula, ia tak segan-segan memamerkan perhiasan emas, kendaraan baru maupun pakaian
baru dan wangi tiap saat.
Tetangga saya itu, di mana-mana memperlihatkan
diri berkecukupan. Tiba musim tanam ia kembali ke sawah. Saat musim panen, ia
juga tak pernah sekalipun meninggalkan area persawahannya yang luas. Satu hal
yang kemudian orang-orang yang dekat dengan rumahnya saja yang ketahui, sebulan
atau setengah bulan lebih sebelum musim panen tiba, ia selalu datang ke
tetangga untuk meminta utang beras. Padahal, hasil panennya jauh lebih besar
daripada tetangga rumahnya. Yang tidak ia lakukan adalah membayar zakat
penghasilan dari pertanian yang telah dilimpahkan kepadanya.
Bukankah soal zakat ini sangat pedih seperti
janji Allah? Coba kita baca sedikit sejarah, tentang Tsa’labah bin Haathib.
Hidup melarat tidak ada seorang pun yang mau, meskipun nyaman dan aman di
masa Rasulullah. Tsa’labah membuat tanda tanya pada para sahabat dan
Rasulullah, soal dirinya langsung tergesa-gesa pulang usai salat berjamaah,
tanpa berdoa atau bahkan mengikuti kajian ilmu agama bersama Rasulullah dan
para sahabat.
Muhammad saw. kemudian mengutus sahabat untuk
mencari tahu alasan Tsa’labah tidak ikut kegiatan usai salat berjamaah. Sahabat
memberi tahu Rasulullah sekiranya Tsa’labah cepat-cepat pulang karena ‘setelan’
yang ia pakai cuma satu-satunya dan ia harus berbagi dengan istrinya agar bisa
salat juga tepat waktu; dan tidak ketinggalan waktu salat jika berlama-lama
seusai subuh dipastikan istrinya tidak bisa menunaikan ibadah.
Tsa’labah datang menemui Rasulullah dan
meminta pertolongan, karena doa Rasulullah tidak akan pernah ditolak Allah. Tsa’labah
menjadikan Rasulullah sebagai perantara untuk kebahagiaan hidupnya. Dalam hadits
yang diriwayatkan oleh Ibnu Jabir dalam Jami’ul Bayaan (VI/425 No. 17002),
ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabir (VIII/218/219 No. 7873), ad-Dailamy, Ibnu
Hazm dalam al-Muhalla (XI/208) dan al-Wahidi dalam Ashaabun Nuzul (hal.
257-259) berbunyi, “Kemudian ia (Tsa’labah) berkata, “Demi Dzat yang
mengutusmu dengan benar, seandainya engkau memohon kepada Allah agar aku
dikarunia harta (yang banyak) sungguh aku akan memberikan haknya
(zakat/sedekah) kepada yang berhak menerimanya,”
(dikutip dari
almanhaj.or.id, 05/11/07).
Dalam sambungan hadits, “Lalu Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam berdoa, “Ya Allah, karunikanlah harta kepada Tsa’labah!
Riwayat menyebut bahwasanya Tsa’labah
mendapatkan seekor kambing, yang beranak-pinak dan memenuhi Kota Madinah. Tsa’labah
mencari tanah lapang di pinggiran kota dan hanya salat berjamaah pada dhuhur
dan ashar saja. Kambing Tsa’labah terus bertambah dan ia meninggalkan semua
waktu salat berjamaah sampai salat Jumat. Rasulullah bertanya-tanya ke mana
Tsa’labah yang taat. Rasulullah sudah mengetahui bahwa Tsa’labah telah
bergemilangan harta maka diutuslah dua orang sahabat untuk mengambil zakat dengan
sabda yang ditafsirkan untuk mengambil zakat ke orang-orang mampu sampai
kini, “Pergilah kalian ke tempat Tsa’labah dan tempat fulan dari Bani
Sulaiman, ambillah zakat mereka berdua,
Apa yang diterima dua sahabat adalah, “Apakah
yang kalian minta dari saya ini, pajak atau sebangsa pajak? Aku tidak tahu apa
sebenarnya yang kalian minta ini!
” masih disadur dari riwayat yang sama. Kedua
sahabat pulang dengan tangan kosong saat menghadap Rasululah, Rasululah
bersabda, “Celaka engkau, wahai Tsa’labah!
Atas hal itu Allah menurunkan Q.S. At-Taubah
ayat 75-76, “Dan di antara mereka ada yang telah berikrar kepada Allah:
‘Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami,
pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang
shalih.’ Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari
karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling, dan mereka
memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran),”
Tsa’labah kemudian datang kepada Rasulullah
dan memohon untuk menerima zakatnya. Rasulullah tidak pernah menerima zakat
Tsa’labah sampai Beliau wafat, dan Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khattab dan
Utsman bin Affan juga tidak menerima zakat dari Tsa’labah. Hadits yang jadi
pelajaran penting soal zakat itu bunyi lengkapnya adalah, “Celaka engkau,
wahai Tsa’labah! Sedikit yang engkau syukuri itu lebih baik dari harta banyak
yang engkau tidak sanggup mensyukurinya. Apakah engkau tidak suka menjadi
seperti Nabi Allah? Demi yang diriku di tangan-Nya, seandainya aku mau
gunung-gunung mengalirkan perak dan emas, niscaya akan mengalir untukku!”
Tsa’labah yang kikir.
Tsa’labah di kehidupan kita juga banyak, hanya
saja tidak terlihat karena tertutupi oleh enggan  mengurus kehidupan orang lain, atau kehidupan
kita yang individualis.

Kenapa Kisah Tsa’labah Perlu Diceritakan?

Sebagian kita masih enggan membayar zakat
karena merasa telah cukup atau tidak ada lagi orang susah. Sebagian juga bermain
dengan kemewahan dan berkata, harta itu hasil usaha sendiri,
dengan menulikan mata hati bahwa semua itu pemberian Allah.
Di kampung saya sendiri, sering sekali khatib
salat Jumat menceritakan Tsa’labah dan sifat kikirnya. Kala musim panen tiba
seakan khatib mengingatkan betapa Tsa’labah ingkar janji. Memang sekadar
‘sindiran’ halus kepada masyarakat agar menunaikan zakat tetapi hal ini
berhasil karena mayoritas masyarakat di kampung saya membayar zakat penghasilan
dari hasil bumi.
Tsa’labah yang tidak sekali didengungkan dalam
tiap tahun mengantarkan saya akan sadar yang tinggi. Orang membayar zakat
karena memang wajib. Berapa besar kemampuan adalah segitu yang wajib
kita bayarkan. Misalnya tahun ini hasil panen tidak sampai nisab maka tidak
wajib untuk membayar zakat.
Islam itu meringankan kita dalam segala
urusan. Dengan membayar zakat, sekali lagi, harta kita tidak akan berkurang
tetapi bertambah di mana rasa syukur yang berlebihan kita curahkan. Di dalam
harta kita terdapat harta fakir miskin, orang-orang mualaf, maupun ibnu sabil. Mereka
yang wajib menerima zakat selalu ada di sekitar kita. Lihatlah ke sekiling di
mana orang-orang ini bersemanyam kepada apa yang pernah kita rasa. Kita makan
enak mereka belum tentu. Kita makan tiga kali sehari, mereka bisa cuma sekali
saja.
Kewajiban berzakat juga tidak dipaksakan. Berulangkali
disebutkan bahwa sampai nisab sehingga kita yang hidup pas-pasan tidak
diwajibkan membayar zakat.
Kewajiban berzakat.
Selama penghasilan kita sampai nisab, selama
itu pula kita diwajibkan untuk berzakat. Jangan pernah menyebut, nggak ada
lagi orang fakir dan miskin
, karena itu hanyalah misteri yang hanya dapat
dipecahkan oleh keadaan. Maka, penuhilah rukun Islam ini agar kita sempurna
sebagai umat yang bersyukur atas rezeki yang diberikan.

Sekecil Apapun, Tunaikan Zakat!

Saya tidak sanggup bayar zakat sekaligus!
ini bukan alasan untuk saat ini. Zakat pertanian misalnya sampai nisab maka
wajib dibayar zakat. Namun, berbeda dengan zakat penghasilan lain. Bagi seorang
pekerja lepas seperti saya, penghasilan yang tidak menentu membuat enggan
membayar zakat padahal sudah wajib zakat.
Di dalam keseharian, saya bisa makan enak,
bisa main internet dengan lancar, bisa jalan ke mana suka tanpa takut kehabisan
bensin di dalam tangki sepeda motor, tidak khawatir pula kelaparan dan alasan
lain yang membuat hidup lebih senang. Dalam kondisi ini, meskipun tidak
memiliki penghasilan tetap tetapi sudah hidup nyaman, maka berbagilah
kepada mereka dengan cara berzakat.
Zakat yang dikeluarkan tidak selalu harus
banyak dan besar. Sekarang ada cara yang memudahkan kita dalam membayar zakat
seperti ‘menyicil’ tiap bulannya. Kita dimudahkan tanpa membuat khawatir tidak
bisa makan, tidak bisa main internet maupun tidak bisa melakukan hal-hal yang
disenangi lain karena kehabisan uang setelah berzakat.
BAZNAS atau Badan Amil Zakat Nasional telah
melakukan suatu perubahan yang signifikan dalam membayar zakat. Jenis zakat
yang dibayarkan antara lain zakat penghasilan dan zakat maal. Selain itu,
BAZNAS juga menerima infaq dan kurban. Kita cukup memilih mau membayar apa dan
dengan cara modern maupun konvensional.
Saya sendiri mencoba cara yang modern. Sebuah
terobosan dari BAZNAS dalam mengerti generasi sekarang yang semua serba simpel.
Kembali lagi karena penghasilan saya ‘pas-pasan’ maka saya memilih sedikit saja
dulu menyisihkan penghasilan untuk membayar zakat dalam bentuk zakat maal. Bulan
berikutnya, saya akan membayar kembali sesuai kemampuan. Yang penting adalah
memiliki Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ) sehingga saat membayar zakat bulan
berikutnya langsung diakumulasikan jumlah yang telah dibayar.
Saat ini BAZNAS memiliki sistem bayar zakat online.
Di mana saja bisa membayar zakat tanpa terkendala. Sistem ini di satu sisi
memudahkan kita yang serba multitasking dan gerak cepat. Saya melakukan hal-hal
kecil
itu terlebih dahulu dengan membuka https://baznas.go.id/bayarzakat –
bisa juga instal aplikasi Muzaki Corner di smartphone Android.
Saya membayar zakat maal sesuai kemampuan hari
itu yaitu tanggal 10 Oktober. Semua proses yang dilewati sangatlah mudah dan
membuat saya cepat pula menerima hasilnya. Bukti setor zakat telah saya terima
seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Dari bayar zakat secara online saya
melewati banyak hal terutama tidak repot mengurus kebutuhan bayar zakat seperti
makan minum saat membayar zakat seperti yang sudah saya ceritakan di awal. Saya
cukup masuk ke laman yang dituju, pastikan kalau saldo GoPay cukup – bisa juga memilih
metode lain – lalu mengikuti proses yang cepat sekali.
Bayar zakat lebih mudah dan cepat tanpa perlu
antrean panjang. Bagi orang yang sibuk atau malas keluar rumah, alternatif
bayar zakat secara online ini adalah yang terbaik.

Cara Baru Bayar Zakat

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 Pasal 22,
menyebut, “Zakat yang dibayarkan oleh muzaki kepada BAZNAS atau LAZ
dikurangkan dari penghasilan kena pajak.
” Laman sikapiuangmu.ojk.go.id
menuliskan manfaat dari zakat antara lain pembersih harta dan jiwa, sebagai
sarana pengendalian diri, mengelola uang, mengurangi pajak penghasilan, dan
sarana pemerataan untuk mencapai keadilan sosial
.
Bayar zakat segera melalui BAZNAS sangatlah mudah.
Setelah laman https://baznas.go.id/bayarzakat terbuka kita diminta untuk
memilih metode Transfer, Online Payment atau QR Code. Saya memilih
metode yang pertama di mana informasi yang tertera untuk dipilih adalah Jenis
Dana (Zakat, Infaq dan Kurban), kemudian memilih Zakat Maal atau Zakat
Penghasilan. Saya diminta mengisi Profil Penyumbang Dana dengan memilih Bapak
atau Ibu lalu mengisi nama lengkap, nomor telepon dan e-mail.

BAZNAS memberikan penawaran yang cukup baik di
mana orang yang tidak memiliki Virtual Account (BCA, BNI, Mandiri atau Permata)
dan tidak memiliki Internet Banking (BCA Klik Pay, Klik BCA, Mandiri Click Pay)
dapat memilih metode pembayaran melalui GoPay, seperti yang saya lakukan. Siapapun
bisa mengakses GoPay asalkan telah mengaktifkan fitur ini melalui aplikasi Go-Jek.

Proses pembayaran dengan cara melakukan scan
barcode
setelah menekan Pay now with GoPay. Harap diperhatikan bahwa
masa aktif barcode di halaman website BAZNAS ini adalah 15 menit
setelah proses pembayaran dilakukan. Scan barcode juga tidak membutuhkan
waktu lama setelah smartphone diarahkan persis di tengah-tengah barcode.
Halaman berikutnya menunjukkan Transaction succesful atau di sudut kiri
bawah terdapat DONE dengan warna putih.

Pembayaran akan muncul setelah kita memilih
metode pembayaran. Jika sudah berhasil, BAZNAS otomatis akan mengeluarkan nomor
transaksi dan juga pesan singkat ke nomor ponsel yang didaftarkan bahwa
transaksi telah berhasil.

Secara otomatis pula, BAZNAS akan mengirimkan e-mail
bahwa pembayaran berhasil dilakukan dengan melampirkan CETAK BUKTI SETOR. Kita bisa
langsung mencetak bukti dalam bentuk PDF itu untuk disimpan dan juga untuk
melakukan konfirmasi pembayaran zakat kepada BAZNAS agar mudah dalam pendataan
sesuai dengan NPWZ yang tercatat di sistem. Dengan demikian, saat dilakukan pembayaran
di lain waktu sistem akan mengenalinya dengan mudah.

Kemudian masuk ke laman BAZNAS tadi dan
mengambil Form Konfirmasi Pembayaran Zakat. Data yang harus diisi adalah nama, nomor
telepon, jenis pembayaran, NPWZ, e-mail dan jumlah. Selain itu kita
diminta untuk meng-uplpad bukti setor dalam bentuk PDF yang sudah kita
unduh tadi, dan terakhir sebelum Submit harap memasukkan kode unik pada kolom
yang tersedia.

Tata cara bayar zakat secara online di
BAZNAS dapat dilihat pada infografis berikut ini.
Tata cara bayar zakat online di BAZNAS.
Sudahkah kita berpikir untuk segera bayar zakat?
Jangan ragu untuk bayar zakat karena dengan itu hidup kita akan ‘baik-baik saja’
sampai akhir hayat.
Categories
Uncategorized

Syair Ayat-Ayat Cinta yang Memudar Hampir Senjakala

Aisha mungkin masih ada atau telah tiada – suara hati Fahri.

Ayat-Ayat Cinta 2
dimulai dengan getaran asmara seorang suami kepada istrinya. Cinta yang belum
bisa digantikan dengan yang lain. Keperihan selalu hadir ketika ingin mengganti
kedudukan wanita tercinta dengan wanita lain, walaupun bayangan semesta
menghadirkan pesona-pesona wanita tak terkira.
resensi ayat-ayat cinta
Ayat-Ayat Cinta 2 – Photo by Bai Ruindra

– alangkah manis bidadariku ini, bukan main
elok pesonanya, matanya berbinar-binar, alangkah indahnya, bibirnya, mawar
merekah di taman surga – puisi Fahri kepada Aisha di musim salju kota Freiburg.
Sabda
cinta Fahri belumlah usai. Ia masih mengarungi bahtera kesucian cinta sebelum
menemukan akhir dari semua. Habiburrahman El Shirazy menawarkan pesona
lain dalam Ayat-Ayat Cinta 2. Pesona ini justru menjadi cambuk
dalam melahirkan novel setebal lebih kurang 696 halaman. Tak cukup sehari untuk
menghabiskan buku ini.

Tak ada padang pasir di novel ini. Tak ada Fahri yang
tinggal di flat kecil Kairo. Tak ada pula mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang
ramai seperti di Ayat-Ayat Cinta sebelumnya. Sekadar mengulang memori, saya
hadirkan untuk Anda soundtrack Ayat-Ayat Cinta untuk mengulang sedikit
kenangan.

Apakah
cinta Fahri kepada Aisha tetap sama? Getaran nada lagu dari Rossa memang
menyisakan sejuta pesona antara Fahri dan Aisha, waktu itu. Namun kebahagiaan
tersebut sirna begitu membuka Ayat-Ayat Cinta 2.

Tak ada Aisha yang mengalunkan
cinta kepada Fahri. Hanya Fahri yang selalu mendamba cinta dalam dirinya. Fahri
belum beranjak dari butiran cinta untuk Aisha walaupun waktu hampir membuatnya
pudar.

Bukan
tidak ada wanita lain datang mengenalkan diri atau dikenalkan kepadanya. Fahri masih
belum mampu berpaling sebelum Aisha benar-benar sempurna hilang atau sempurna
datang kembali.

Perasaan bersalah Fahri tak bisa diganti dengan Aisha yang lain
biarpun anggun seperti bidadari, kaya hampir bisa membeli seluruh dunia. Fahri yang
salah membiarkan Aisha menjemput bahaya ke Palestina, melintasi Israel yang angkuh
kepada dunia.

Itulah
nyata. Fahri melepas kepergian Aisha ke Palestina untuk sebuah penelitian
novelnya. Aisha berangkat ke Palestina bersama wartawan Amerika, Alicia. Pada November
2007 itu Aisha dan Alicia dengan gagah menepi ke Tepi Barat.

Fahri terlalu
egois dengan persiapan sidang akhir Ph.D di Uni-Freiburg. Aisha melayang. Tak kembali.
Kabar perih datang dengan ditemukannya jasad Alicia yang hampir membusuk.

Hati
Fahri terlanjur membeku untuk memulai dari awal. Cinta itu benar-benar tidak
mudah. Tiap saat adalah Aisha. Bahkan, gesekan biola Keira saat memainkan nada Viva
La Vida
sekonyong-konyong tangan Aisha yang menggesekkannya.

Keira – si tetangga
sombong dan anti Islam – teramat sering memainkan biola, bahkan di tengah malam
buta. Ingatan Fahri akan Aisha terngiang tak bisa dibuang. Hati Fahri teramat
perih. Satu hela napas saja tentang Aisha bisa membuatnya terkapar, bagaimana
dengan sebuah nada yang teramat panjang untuk ia tutup telinga mendengarnya.

Paksaan
untuk menikah lagi datang dari Ozan, orang terdekat dengan Aisha. Ozan bersama
Paman Aisha, Eqbal mengenalkan Hulya yang bersaudara dekat dengan Aisha dengan
perawakan hampir sama. Syaikh Utsman, guru talaqqi dari Mesir juga
menyarankan hal serupa dengan mengenalkan Salma.
– Sekali nafsu itu kau manjakan, maka nafsu itu
akan semakin kurang ajar dan tidak tahu diri! Jangan pernah berdamai dengan
nafsu! Sekali kau berdamai, maka nafsu itu akan menginjak harga dirimu dan
menjajahmu! Jangan beri kehormatan sedikit pun pada nafsumu. Perlakukan dia
sebagai makhluk hina, pengkhianatan yang tidak boleh diberi ampun! – nasihat
Syaikh Utsman Abdul Fatah.
Bagaimana
Fahri memanjakan nafsu sedangkan ia belum tahu nasib Aisha. Permainan emosi
Fahri lebih condong kepada salah langkah seperti sebelumnya. Aisha hilang di
Palestina karena dirinya. Ia masih berharap Aisha kembali dengan selamat dan mereka
bisa kembali membina rumah tangga bahagia.

Orang lain memang menilai Fahri
terlalu egois untuk membujang walaupun banyak wanita yang cocok untuknya. Paman
Hulusi yang tiap saat bersamanya malah tidak menyarankan Fahri kembali menikah
karena pria setengah baya ini paham betul kondisi Fahri. Paman Hulusi teramat
sering mendapati Fahri menangis saat mengingat Aisha.

– Jika telah tiada akan lebih tenang. Karena belum
ada kepastian, harapan itu selalu ada! – anonim.
Pada
sebuah kenangan bersama Aisha, puisi Kekasih karya Paul Eluard membuat
keduanya terlena semakin lama.
– agar dapat melukiskan hasratku, kekasih,
taruh bibirmu seperti bintang di langit kata-katamu, ciuman dalam malam yang
hidup, dan deras lenganmu memeluk daku, seperti suatu bertanda kemenangan
mimpiku pun berada dalam benderang dan abadi – Paul Eluard, penyair Prancis
abad ke-19.
Kenangan-kenangan
bersama Aisha terus hadir dan tidak bisa dibuang oleh Fahri. Walaupun ia telah “menyendiri”
ke Edinburgh, Skotlandia, Aisha hadir begitu saja dalam ingatannya. Sedikit saja
ada yang sentil perihal Aisha, ia akan terlarut dalam sedih. Wajar saja Fahri
bersedih karena Aisha bukanlah meninggal namun hilang di negeri zionis.
Perjalanan
Fahri terus menanjak di tangga The University of Edinburgh. Fahri dipercaya
oleh Profesor Charlotte sebagai pengajar tetap di kampus tersebut.

Artikel-artikel
ilmiah Fahri terus dipublikasikan dalam bentuk jurnal, tidak hanya di kampusnya
namun juga di Turki dan di negara lain. Tidak hanya dipercaya menjadi pengajar,
Fahri juga menjadi pembimbing tesis mahasiwa Cina, Ju Se yang tak lain temannya
Heba, putri Tuan Taher, seorang wanita cantik yang diam-diam mengagumi Fahri.

Kang
Abik mengaduk pembaca sampai ke titik sabar tertinggi. Perlahan-lahan
permasalahan diangkat sampai benar-benar meledak. Hulya yang semula hanya
menyukai dari jarak jauh telah mulai nekad mencuri start.

Berbekal biola
milik Aisha, Hulya ikut kompetisi biola dunia di Italia bersama Keira. Hulya
mendapat juara kedua dan Keira juara ketiga. Sebelumnya, Fahri membantu Keira
untuk dapat ikut kompetisi atas bantuan karyawannya, Nyonya Suzan dan Madam
Varenka, seorang pelatih biola dunia.

Keira yang membenci Islam karena ayahnya
meninggal akibat bom orang Islam menganggap Fahri sebagai biang teror. Tabiat Keira
diwarisi kepada Jason yang ikut-ikutan membenci Fahri – muslim. Jason lebih
cepat berubah dibandingkan Keira karena sikap lembut Fahri.

Keira yang tidak
mengetahui bahwa malaikat penyelamat hidupnya adalah Fahri kembali menodong
dengan serentetan peluru. Emosi Keira membludak saat mengetahui Jason ingin
memeluk Islam.

Kedekatan
Fahri dengan para tetangga semakin nyata. Brenda yang berhutang budi telah
ditolong semakin baik kepada Fahri. Nenek Caterina – seorang Yahudi – tak pernah
menyangka Fahri begitu baik kepadanya.

Berulangkali Fahri menolong Nenek
Caterina, mengantar ke tempat ibadah, membagikan makanan bahkan menyelesaikan
masalah dengan anak tiri Nenek Caterina yang seorang tentara Israel.

Perlahan-lahan
pengetahuan Fahri mengenai Yahudi semakin membaik, termasuk satu kata dari
orang Yahudi yang selalu disematkan kepada umat Islam. Amalek. Kata tersebut
lebih hina dari binatang dan Fahri menerima ejekan tersebut dengan lapang dada.

Pertemuan
dengan Hulya pun semakin tidak bisa dibendung. Hulya lebih berani karena
baginya Aisha telah tiada.
– Kenapa sunnah Nabi terhalang oleh sebuah
kerinduan tak jelas yang berlebihan? Bukankah berlebih-lebihan itu tidak baik
dalam ajaran agama kita? Maafkan jika pesan ini mengganggu – pesan Hulya kepada
Fahri.
Tak
hanya Hulya yang berani menantang Fahri, Ibu menitipkan pesan lebih bermakna
dan dalam. Ibu tentu tidak ingin Fahri berlama-lama merenung nasib hidupnya
yang tidak kunjung membaik.
– Pertama, mencarinya sampai ketemu. Kalau sudah
segala cara kau gunakan untuk mencarinya tapi tidak juga ketemu, itu adalah
takdir. Kau harus cari Aisha yang lain! – Ibu kepada Fahri.
Fahri
telah mencari, berulangkali namun hasilnya nihil. Kang Abik menghadirkan sosok
sabar yang teramat dalam dari seorang Fahri. Memang tidak mudah namun Fahri
menunggu kepastiaan mengenai Aisha karena Ayat-Ayat Cinta itu tak pernah ada
selagi Aisha belum kembali.
– Tidak sempurna ibadah seorang ahli ibadah
sampai ia menikah! – Ibnu Abbas.
Apakah
ibadah Fahri tidak berguna? Fahri pasrah pada keadaan dan terus menunggu
sebelum perkataan Ibu membentuk rona bahagia kembali ke keadaan sebenarnya.
– Hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna;
istri itu pakaian bagi suami dan suami pakaian bagi istri – Ibu kepada Fahri.
Fahri
meminang Hulya karena Aisha tak kunjung tiba. Namun keputusan Fahri kali ini
teramat salah. Kesalahan yang serupa pernah ia lakukan saat melepas Aisha. Kesalahan
Fahri setelah menikahi Hulya karena beragam kejadian sebelumnya tidak terbaca
oleh Fahri.

Sabina telah menancapkan peluru secara diam-diam. Sabina mengejar
Fahri ke manapun langkah gagah itu berjalan. Sabina mengemis di mana Fahri ada.
Sabina yang buruk rupa sampai masuk media massa dan online karena
dianggap sebagai penganggu kota nyaman tersebut.

Fahri kemudian menolong Sabina
dan menjadikannya pembantu rumah tangga. Tak cuma sampai di situ, Sabina bahkan
memasak dengan cita rasa Aisha. Sayangnya, Fahri hanya curiga seadanya. Fahri
tidak peka. Fahri terlampau bahagia bersama kedudukannya sebagai orang kaya,
orang terpandang, dosen terkemuka, alim agama, dan suami setia pada Hulya.

Pernikahan
Fahri dengan Hulya teramat bahagia untuk diganggu. Fahri menolong orang tanpa
pamrih. Uang tak lagi berharga di matanya. Ia membiaya kuliah Misbah yang
hampir terbengkalai. Jason dapat bersekolah bola karena beasiswa penuh dari
Fahri.

Keira menang dua kompetisi biola dunia karena uluran tangan Fahri. Dan Nenek
Caterina bisa kembali ke rumahnya setelah Fahri membeli rumah tersebut. Hulya
membuat Fahri lupa kepada Aisha. Hingga suatu ketika, Aisha kembali dengan
selamat, dalam balutan orang lain yang begitu dekat dengan Fahri.

Fahri
adalah manusia sempurna. Kang Abik menjadikan Fahri tanpa cacat sedikitpun. Fahri
yang sering menangis apabila mengingat Aisha hidup dalam pujian orang banyak. Bahkan
debat bersama Yahudi dan Nasrani yang dipandu oleh Profesor Charlotte
dimenangkan Fahri secara sempurna. Fahri alim ulama yang menguasai ilmu dunia
sampai ke detailnya.
Apakah
Fahri masih sempurna sebelum Paman Hulusi menegurnya?
– Saya melihat ada kesombongan dalam diri Hoca,
semua mau diselesaikan dengan uang. Masalah Keira diselesaikan dengan uang. Sabina
dengan uang. Nenek Caterina dengan uang. Semua dengan uang. Tapi apa hasilnya? Hanya
kemubaziran belaka! Inilah jadinya kalau Hoca terperangkap cara kapitalis! –
Paman Hulusi kepada Fahri.
Kang
Abik menghadirkan Ayat-Ayat Cinta 2 di tengah gempuran novel populer. Ayat-Ayat
Cinta lahir dengan segudang ilmu agama yang sulit dilewatkan begitu saja. Melalui
Fahri, Kang Abik telah “berdakwah” dengan sempurna. Petikan hadis, ayat
al-Quran bahkan kutipan dari kitab Yahudi maupun Nasrani menambah alot cerita
dalam novel ini. Ayat-Ayat Cinta 2 tak lain novel terlengkap pada tahun
2015!
– Ayat-Ayat Cinta 2 ini adalah karya sastra
racikan Kang Abik yang mengejutkan. Lebih berani dan dinamis. Tapi tetap sarat
makna dan pesan! – Melly Goeslaw.
Dibalik
kesempurnaan Ayat-Ayat Cinta 2, Kang Abik – dengan penerbit – sangat kecolongan
dalam beberapa hal. Alasan ini sepatutnya tak pernah terjadi karena penulis
maupun editor bekerja sama untuk menghilangkan typo – kesesuaian EYD.

Misalnya,
dalam percakapan hadir “aku” padahal Kang Abik menulis dari sudut pandang orang
ketiga yaitu Fahri. Fahri adalah Fahri namun satu kesalahan terjadi saat Fahri
menjadi Fahmi. Lantas, saat berdialog dengan Heba, malah muncul Hulya.

Kesenjangan
lain adalah sosok Fahri yang teramat sempurna. Bagi saya. Entah bagi Anda. Hidup
Fahri sempurna dari segala rupa. Saya bahkan bertanya-tanya apakah ada di dunia
nyata yang seperti ini adanya?

Sulit sekali orang “membuang” materi dalam
jumlah besar untuk orang tanpa ikatan keluarga. Urusan sedekah pun seadanya
saja karena hidup ini bukanlah pada hari itu saja namun pada hari-hari
berikutnya yang belum tentu gagah perkasa.

Jangan
pernah bermimpi setting Ayat-Ayat Cinta 2 akan selembut, sedalam,
sepeka, sedetail Ayat-Ayat Cinta 1. Kota Skotlandia hanya sepenggal-penggal
yang merupakan loncatan Fahri berpindah dari suatu tempat ke tempat lain. Padahal,
jika lebih fokus pada setting seperti novel pertama, novel ini akan
lebih nendang bagi pembaca.
Fahri
telah hadir dalam fiksi. Akankah Fahri akan lahir di dekat kita?
– Jadilah muslim yang hanif, penuh cinta, dan
berakhlakul karimah pada siapa saja! Itulah pesan kuat novel dahsyat ini. –
Fahmi Salim, MA., Wasekjen MIUMI dan Anggota Majelis Tarjih PP. Muhammadiyah.
Categories
Uncategorized

Pentingnya Asuransi Bagi Anak

Mungkin saja, mereka saat ini sedang bersenang-senang karena sedang berada di depan kamera atau karena saya ‘paksa’ untuk menjadi model di halaman sekolah kami yang sederhana.

Namun, satu hal yang pasti bahwa mereka memiliki mimpi-mimpi tentang masa depan; baik itu soal tubuh selalu sehat, cita-cita yang tercapai maksimal maupun pendidikan setinggi langit.

Ketika saya menulis tentang ‘senyum’ mereka di sini, saat itu pula mereka sedang melukiskan angan-angan di secarik kertas, lalu diberikan kepada guru dan bahkan mendapat ejekan dari teman-temannya.

“Kamu bisa kok menjadi dokter,” ujar guru menyemangati, atau “Kamu belajar saja malas mana mungkin jadi tentara,” ujar anak-anak lain. Saya sering mendengar itu, saya bahkan ikut terlibat dalam debat panjang anak-anak yang tengah beradaptasi dengan usia remaja.

Wajar jika mereka belum terbiasa dengan cita-cita dan masa depan di bangku SMP. Tetapi, saya kerapkali membubuhkan catatan di akhir pelajaran, “Bahwa, kalian punya cita-cita dan masa depan cerah namun bagaimana cara meraihnya tergantung pada hari ini!”

Senyum anak-anak tiap hari di sekolah.
Kenapa hari ini? Kenapa tidak besok? Kenapa sekarang? Karena ‘sekarang’ adalah waktu untuk menentukan arah, menancapkan jiwa raga pada apa yang ingin diraih dan menyegerakan ‘pekerjaan rumah’ agar hari esok lebih baik.

Anak-anak yang berganti tiap tahun, ragam pula tata krama maupun keinginan-keinginan. Tetapi, satu hal yang pasti bahwa mereka ingin menjadi ‘sesuatu’ di masa depan.

Usia belasan tahun yang indah memang belum mampu menjabarkan apa dan bagaimana tetapi dalam senang-senang itu mereka ingin sukses, ingin bahagia, ingin memiliki percintaan yang hebat – jika berbicara asmara.

Lihatlah mereka yang sedang melompat di lapangan voli. Indahnya bola di udara saat dipukul. Begitu terus terjadi tiap hari di halaman sekolah kami. Anak-anak tidak mau mengambil kesimpulan bahwa kesehatan mereka besok akan tumbang. 


Anak-anak hanya tahu cara bermain, cara memainkan perasaan guru dengan banyak alasan dan tentu tidak akan lupa soal cita-cita. Mereka terlena di lapangan voli untuk membentuk otot lebih baik atau membuat perut jadi ‘roti sobek’ seperti atlet-atlet. 


Saat kembali masuk ke dalam kelas, mereka akan bertanya, mereka akan antisipasi soal masa depan yang entah suram dan benar-benar memihak kepada mereka.
Anak-anak gemar sekali olahraga, pilihan di sekolah cuma voli.
Saya tentu saja tidak ingin kehidupan mereka berikutnya menjadi ‘suram’ sebagaimana yang ditakutkan.

Saya kemudian tidak hanya mengajar pelajaran, tidak hanya sebagai pembentak anak-anak yang malas di sudut kelas, tidak juga sebagai sosok yang tak peduli dengan membubuhkan nilai merah pada rapor siswa bandel.

Saya datang dengan cerita-cerita. Soal tubuh yang mesti selalu dijaga, soal apa yang akan menjadi rencana di masa depan atau paling keren adalah sekolah mana yang akan mereka jejaki setelah ini!

Sangat penting meluruskan tujuan usai tamat SMP. Babak penentuan itu dimulai karena mereka akan terus berakhir pada babak demi babak seiring berjalan usia. 


Jika tidak dibumbui pada masa SMP, maka mereka akan terlena saja dengan bola sedangkan di sini jauh sekali klub besar yang akan melirik mereka. Senyum indah dari anak-anak saya di sekolah mungkin tidak seberapa. 


Mungkin juga tidak bermanfaat untuk sebagian orang namun tahukah kamu bahwa senyum mereka mampu melahirkan semangat lebih besar dan melupakan duka sesaat.
Anak-anak memiliki masa depan indah sekali. Mereka perlu arahan yang tepat. Mereka membutuhkan tangan-tangan dewasa untuk memoles apa yang sebenarnya telah dicita-citakan. 


Sebagai guru, tugas saya tidak semata menghukum mereka di depan kelas karena tidak bisa menghapal besaran fisika. Tetapi, saya mencoba ‘meramal’ masa depan satu persatu anak yang duduk di bangku depan sampai belakang.
Siapa yang sudi melihat senyum mereka memudar?
Mereka memang tersenyum. Mereka memang menawarkan diri sebagai pembawa keceriaan. Namun, saya kembali masuk ke dalam angan-angan mereka.

“Kamu cocok jadi guru karena sifat keibuan,” atau “Ayo berlatih lebih keras, kamu sangat layak jadi polisi,” mungkin saya juga akan berujar,

“Jangan takut darah, hapalan kamu sangat kuat, bisa jadi dokter suatu saat nanti,”

Hal-hal kecil ini berlaku dalam keseharian saya. Saya memahami anak-anak satu persatu karena tahu bagaimana mereka bersikap, cara mereka menyesuaikan diri dengan teman-temannya maupun tingkat kecerdasan tiap anak. 
Categories
Uncategorized

WhatsApp Pending, Anak Jadi Tahu VPN Bisa Buka Situs Pornografi

Saya cukup kewalahan menghadapi sebagian anak-anak dengan
pertanyaan tabu mereka. Perlu saya garisbawahi, anak-anak zaman now sangat pintar mengibuli guru mereka,
atau bahkan sangat kritis terhadap berita-berita yang belum tentu benar. Di kelas,
guru yang awam terhadap teknologi akan terbata-bata karena anak-anak selangkah
lebih cepat ke depannya.

VPN.

Begitu pula dalam hal tabu atau bahkan hoax sekalipun. Berita
bohong yang beredar di kalangan anak-anak karena mereka mencari tahu, mereka akan menggali informasi yang kita larang, mereka akan terus mencari apa yang membuat penasaran, sehingga
didapatkan jawaban.

Blokir atau tutup
sementara terhadap sesuatu sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak. Selama
proses belajar, seminimal mungkin saya menghindari interaksi dengan anak-anak;
soal jaringan data, soal bagaimana meng-hack
akun media sosial kawannya, atau cara mencuri password Wi-Fi sekolah. Sekali saja saya beri celah, anak-anak akan
‘mudah’ sekali mendapatkan jawaban.
Hasilnya? Kita lihat sendiri saat ini. Dalam kacamata saya
sebagai seorang guru, kitalah orang dewasa dengan egosnya yang menjerumuskan
anak-anak ke dalam hal-hal tabu itu. Kita melarang,
anak-anak mencari. Kita membungkam
suara mereka, detik kemudian langsung bisa berteriak lantang.
Tanpa disadari, kita sendiri yang memberikan akses kepada
anak-anak untuk membuka situs
pornografi itu sendiri – sekalipun telah kita haramkan. Kisruh yang terjadi
akhir-akhir ini, bukan saja kerugian secara meterial yang harus dicatat, dan juga kerugian secara moral
yang mengakibatkan generasi muda makin terjerumus ke dalam penjelajah waktu di
sisi negatifnya.
Kita telah tahu sama-sama bahwa belakangan, media sosial,
termasuk WhatsApp diblokir aksesnya karena alasan tertentu. Kita Indonesia, sebuah
negeri yang berbeda dengan negara lain yang sekali dihujam jantung rakyatnya
akan diam.
Mereka yang beramai-ramai memprotes dan menuntut keadilan ‘hanya’
mendapatkan dampak dari rasa sakit kena tampar atau lelah bergadang. Lepas dari
itu, mereka akan sembuh sediakala setelah mengoleskan obat atau minum pil pahit
sehari kemudian.
Luka yang didapatkan anak-anak saya di sekolah – dan anak-anak
lain yang semula tabu – siapa yang akan bertanggung jawab? Memang, hal yang
simpel sekali, menutup akses, lalu
dibiarkan berkembang dengan sendirinya sampai muncul trending topic instalasi aplikasi pihak ketiga untuk membuka blokir situs maupun aplikasi
yang ditutup itu.
Di sinilah kita mengenal Virtual Private Network (VPN). VPN
tak lain sebuah layanan koneksi yang memberikan akses ke situs secara secure (aman) dan private dengan cara
mengubah jalur koneksi melalui server
dan menyembunyikan pertukaran data.
Sebuah smartphone yang
terkoneksi dengan jaringan VPN, akan mengubah koneksi dan bahkan IP sesuai ‘tembakan’
negara yang tercepat terhubung ke satelit. Secara sederhana, saat kamu tahu di
jalan utama sedang ada razia helm, maka insting kita yang tidak memakai helm
akan segera mencari jalan tikus.
Apa yang terjadi adalah kita tidak kena razia dan cepat
sampai tujuan tanpa ada yang ketahui. Demikian juga dengan VPN yang
menyembunyikan lokasi secara realtime
di mana tidak mudah untuk orang lain mengetahui lokasi kita saat mengakses
internet.
Saat jaringan di smartphone
kita ‘menembak’ server di dalam
negeri, lalu diputuskan, maka akan dilemparkan ke server luar negeri ‘terdekat’ untuk mengakses situs-situs yang
telah di-blokir itu.
Karena pemutusan jaringan itu maka hampir sebagian besar
masyarakat Indonesia mengetahui cara menggunakan VPN. Anak-anak saya yang notabene
‘tidak’ pernah saya kasih tahu cara ini mengetahuinya dari pesan siaran ataupun
trending topic di media sosial.
Anak-anak sudah tidak ada batasan lagi dalam mengakses situs
‘apapun’ meskipun situs dimaksud telah ‘dimatikan’ jalan indahnya di Indonesia.
Instalasi aplikasi VPN yang mudah dan aman melalui PlayStore dapat dilakukan
oleh siapa saja. Gratis dan mudah meskipun ada ‘larangan’ pencurian data.
“Data apa yang akan dicuri, Pak?” anak-anak langsung tertawa
saat saya menyebut aktivitas perbankan, nomor seluler, chatting, maupun foto atau video.
“Kami nggak punya buku bank, Pak!” sah saja mereka berkata
demikian karena memang belum berhak untuk akses ke bank, apalagi untuk
melakukan transaksi debit atau kredit melalui mobile banking.
“Nomor HP sekali pakai saja, Pak, besok beli baru lagi,” entah
saya yang tidak paham atau memang anak-anak yang terlalu ‘pintar’ memaknai itu
semua. Toh, mereka sangat tahu soal
gonta-ganti nomor ponsel meskipun ada batasan pembelian harus memiliki NIK.
Bebasnya orang menjual kartu simCard aktif yang memiliki
paket data menjadi pekerjaan rumah
yang mematikan saat ini. Siapa saja bisa membeli kartu telepon ini tanpa perlu
membawa KTP atau kartu identitas lain.
Chatting grup
kami cuma bahas si Cantik putus sama pacarnya, Pak!” aduh, benar-benar bingung bukan. Untuk apa data ‘itu’ dicuri karena
memang nggak dibutuhkan sama sekali. Lag
pula, “Nggak mungkinlah, Pak, orang luar negeri mau culik kami di sini!”
Atau, “Kami chat
pakai room private, Pak, langsung
dihapus setelah chat. Kemarin cuma bilang
masuk sekolah favorit itu lebih mahal daripada sekolah lain,” apa pentingnya itu?
Anak-anak sangat tahu, dan paham soal situasi yang mereka
hadapi. Enteng saja bagi mereka ‘membatasi’
diri di media sosial maupun internet. Saya bahkan setuju dengan pemikiran mereka soal nggak mungkin orang luar negeri yang disebut
mencuri data datang ke rumahnya untuk menculik dirinya
.
Yang ada, orang luar negeri itu nyasar ke sawah baru di tanam padi, atau ke hutan penuh kebun karet
karena Google Map salah kasih peta. Mungkin juga, saat orang luar negeri yang ‘mencuri’
data itu datang ke kampung kami yang selalu sejuk di pagi hari itu, akan bengong sendiri karena tak ada yang
mengerti bahasanya.
Mau pulang entah jalan
mana. Mau kabur, tapi bagaimana. Di sisi
lain, parang atau golok akan terhunus ke perutnya begitu menarik lengan anak
gadis orang. Tidak semudah itu ‘mengambil’
hak milik orang lain di negeri kita ini.
Gampanglah, Pak. Tinggal
blokir saja, orang itu nggak bisa chat lagi kita!” media sosial seperti
Instagram memiliki fitur blokir permanen
yang membuat kita tidak bisa lagi terhubung dengan orang tersebut; mencari saja
tidak akan keluar lagi namanya.
“Ganti nomor HP, hapus akun, bebaslah kami dari orang yang
curi data itu!”
Jadi, anak-anak kita telah kebal terhadap apa yang
dirisaukan atau dikhawatirkan oleh orang-orang yang pintar di negeri ini. Namun,
pembatasan yang telah terjadi mengakibatkan masalah yang jauh lebih besar.
Akses situs porno. Selama ini, anak-anak ‘mungkin’ telah
lupa bisa mengakses situs-situs porno karena mereka menganggap telah ditutup. Memang
tidak bisa saya sebut semua anak, ada sebagian malah sudah tahu VPN dalam diam-diam.
Jika sudah seperti ini sekarang, tidak ada lagi yang
diam-diam kecuali kapan waktu anak-anak
mengakses situs porno tersebut. Kita tidak akan pernah mengetahui karena orang akan malu untuk diketahui tindakannya
itu
.
Orang-orang dewasa yang ‘membuka jalan’ yang ‘membuat’
anak-anak kita tahu celah ini. Kami sebagai guru – yang paham teknologi –
sebisa mungkin menutupi hal-hal demikian, namun terbongkar dengan sendirinya sesuai kaidah yang tidak diinginkan.
Saya harus melarang, tentu tidak semudah itu. Karena saya tidak
bisa menarik kesimpulan anak ini buka
situs porno, anak itu baru saja
menonton video porno. Anak-anak sangat ‘pintar’ di mana setelah membuka situs
porno langsung menghapus riwayat pencarian atau bahkan, clear cache browser.
Aman terkenali. Tidak ada yang tahu. Besok-besok buka lagi. Meskipun
guru dan orang tua menyita smartphone mereka
karena terinstal VPN, kita tidak akan menemukan apa-apa. Selain, mereka
berkata, “Buat buka WhatsApp, Pak, kan
kemarin di-blokir!”
“Orang Instagram cuma gaya-gayaan terus dapat endorse, kok, Pak!” saya tidak hanya
bingung tetapi jadi guru yang ‘bodoh’ di depan siswanya. Kenyataan yang demikian
memang benar adanya.
Saya tidak mau berbicara yang ‘aneh’ tetapi konsep dari foto-foto
Instagram anak-anak berjalan sesuai usia mereka. Anak cewek memamerkan kecantikan
mereka terus dapat produk gratis dari sponsor. Anak cowok screenshot main game
terus mendapat lawan sepadan lalu dapat poin dan juga ‘uang’ setelah itu.
Kita orang dewasa yang mengarahkan anak-anak ke hal-hal yang
tabu. Lalu, melepaskan tanggung jawab karena masalah yang kita inginkan terjadi telah selesai. Proses yang
dihadapi anak-anak jauh lebih rumit.
Kita orang tua mungkin besok sudah tiada, atau menjadi
pikun, atau sakit tak sembuh-sembuh. Namun, generasi yang kita ‘ajak bermain’ dalam
ego kita untuk mendapatkan kepuasan batin itu tidak bisa mengulang masa-masa
keemasan mereka.
Saya mungkin punya alasan untuk ‘mendebat’ hal-hal demikian dengan
anak-anak. Mereka ngotot VPN aman,
saya bisa menjelaskan dari sisi berbeda VPN tidak aman. Namun, rekan-rekan saya
sesama guru yang 99 persen tidak tahu, akan membiarkan anak-anak bergerilya
dengan VPN itu. Baik dalam bermain WhatsApp, Instagram, Facebook, YouTube, maupun
membuka situs porno.
Batasan yang telah dilanggar oleh kita orang dewasa ini
mengerucutkan daya pikir anak untuk menjadi
apa. Kita menyuap ‘nasi’ ke mereka sampai bisa menyuap sendiri. Kita yang
mengajarkan mereka berdiri sampai bisa berlari.
Salah kita. Namun sifat temperamental kita tidak bisa
menerima kenyataan itu. Saya tidak bisa menjelaskan mana yang benar dan salah
di depan anak-anak, saat informasi yang datang berbeda. Akses mereka yang
internet lebih stabil karena VPN, saya mungkin lupa mengaktifkan VPN karena sibuk
dengan yang lain.
Kita tidak sama-sama menjaga anak-anak negeri ini. Kita yang
terus menyalahkan ‘orang lain’ telah berbuat jahat terhadap hidup kita. Anak-anak yang punya waktu lebih banyak
di internet, mudah mengakses semua media sosial. Video ini tidak bisa dibuka,
akan ada cara bagi mereka untuk membukanya.
Seperti bermain game,
anak-anak akan tahu kesalahan mereka saat tidak naik level. Mereka akan berulangkali melakukan trik ini dan itu sampai
akhirnya gembok itu terbuka. Giliran guru
di sekolah yang dituntut untuk ‘meluluskan’ semua anak-anak dibiarkan seorang
diri menjelaskan mana yang benar dan salah.
Satu hal yang pasti, guru saat ini tidak hanya mengajar
materi pelajaran sesuai kurikulum yang berlaku, tetapi menuntun anak-anak menjadi
pribadi yang berkarakter baik. Jika masalah VPN bisa merusak segalanya, apa
yang harus dilakukan?

Tonton juga ulasannya di video ini.

Categories
Uncategorized

Buka Buku untuk Gapai Dunia Baru dengan Goresan Pena Ilmu

Pelajaran pertama dari semua pelajaran adalah membaca. Iqra’ jadi keyword ajaran
Islam di muka Bumi. Dan, terbukti benar bahwa sosok Muhammad yang tidak bisa
membaca berubah menjadi manusia paling berpengaruh di dunia dalam berbagai
versi.

Baca. Maka, kau akan
mengerti bahwa dunia ini terbentang luas. Tak ada yang bisa menafikan bahwa
kaidah membaca menjadi rasa untuk mengetahui segala. Duduk manis di warung kopi
dengan kaki menyilang, berbicara seakan-akan telah mengelilingi dunia; adalah omong
kosong apabila koran lusuh di atas meja tak disentuhnya.

Seorang anak dengan perkembangan audio visual adalah mengeja
apa yang didengar dan mempraktikkan apa yang dilihat. Kita sebut A
maka ia berujar huruf yang sama. Ia dengar SATU maka ia akan mengejar angka 1. Mereka
belum mampu membedakan kata atau huruf bahkan kalimat lain tanpa didengar.

Usia bertambah. Sekolah menanti. Jika dulu, orang tua
melepaskan semua ‘kewajiban’ proses belajar mengajar cuma di pundak guru semata, sekarang orang tua sudah ‘menyicil’
mengajari anak di rumah. Begitu masuk sekolah, anak-anak masa kini sudah bisa
menghitung – paling tidak 1 sampai 10 – atau mengeja A, B, C dan seterusnya,
beberapa huruf saja.
Dunia tulis menulis tidak bisa lepas dari membaca. Audio tak
lain bentuk ‘bacaan’ sempurna sebelum seseorang memahami sesuatu. Kenapa nenek
moyang kita pintar berbahasa Belanda padahal tidak sekolah? Karena hidup dalam
lingkungan orang-orang bermata biru dengan rambut warna emas itu.
Kenapa Nabi Muhammad menjadi ‘guru’ terbaik di muka Bumi?
Karena ayat-ayat suci yang diturunkan secara ‘audio’ kemudian dihapal oleh
Rasulullah, disampaikan ke sahabat, baru kemudian ditulis pada masa Khalifah
Utsman bin Affan – dikenal mushaf Utsmani
– setelah dikumpulkan pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Proses yang sangat panjang dalam ‘literasi’ keislaman. Namun, semua berbuah manis ketika Islam
berjaya, semua ilmu pengetahuan berangkat dari Kalam Ilahi. Dunia modern sekalipun masih menjadikan Alquran
sebagai pedoman untuk merancang bangunan, pesawat, dan segala rupa di dunia.
Dunia tak pernah lupa pada tokoh peradaban Islam seperti Ibnu
Sina, Al-Khawarizmi, Al-Farabi, Ibnu Khaldun, Al-Kindi, Ibnu Rusyd, Ibnu
Batutah, bahkan Bukhari Muslim yang memulai ‘literasi’ dunia dengan karya-karya
fenomenal mereka.
Saat saya kembali ke ruang lingkup lebih sempit, dengan
profesi sebagai guru honorer – yang dianggap atau tidak – kedudukan membaca dan menulis tak lain dua hal yang berkesinambungan. Apapun yang terjadi
di sekolah adalah ‘baca’ dan ‘tulis’. Konsepnya tidak semata-mata membaca untuk dapat menjawab soal
Sejarah, atau menulis sekadar
mendapatkan jawaban Matematika.
Saya tahu betul bagaimana guru di tingkat menengah pertama menatih anak-anak dalam membaca. Kebiasaan
yang menjadi monster karena mereka tidak terbiasa. Kampung yang indah dengan
sawah menguning tidak sama dengan kota besar yang sadar akan baca tulis sebagai
sarana menggapai ‘bintang’ di angkasa raya.
Saya melucuti tali pinggang untuk memukul genderang
anak-anak ke suatu masa. Di antara ratusan anak-anak di sekolah, tidak mungkin
dari mereka enggan menulis atau
bahkan tidak bercita-cita menjadi penulis. Tidak tahun ini, maka tahun depan,
tidak juga, saya tetap menunggu kabar baik tentang itu.
Memang, bukan ranah saya untuk memaksa anak-anak menggeluti dunia literasi. Tetapi, apa yang telah
membesarkan saya sebagai blogger tak
bisa lepas dari dunia tulis-menulis. Saya membuka mata anak-anak; bahwa dari
belajar literasi bisa menjadi sesuatu
yang keren.
Bacalah untuk genggam dunia!
Itulah yang anak-anak harapkan. Ditengah gempuran trending YouTube dengan gosip dan hidup
glamor selebritas, saya menghadirkan contoh ke arah yang lebih positif. Saya
guru mereka yang bisa traveling gratis
karena menulis. Saya guru mereka yang mudah sekali mengganti smartphone dari menang lomba menulis
atau endorse dari sponsor.
Arah ke sana sudah diketahui oleh anak-anak masa kini. Anak-anak
yang kebal terhadap teori harus diberikan bukti nyata. Jika, kita ingin suatu saat mereka akan demikian.
Saya pikir, tidak ada waktu untuk bersenang-senang saja dengan pelajaran Fisika
di dalam kelas. Atau mungkin, saya dengan mudah menyebut, lelah menjadi
operator Ujian Nasional Berbasis Komputer (UN-BK). Lalu, meletakkan hobi
‘tersembunyi’ dari anak-anak di salah satu sudut sampai mereka tamat sekolah.
Padahal, kerapkali saya mendapatkan pertanyaan serupa, “Pak,
bagaimana kami bisa seperti Bapak?”
Let’s see.
Demikian keinginan mereka. Profesi apapun saat ini bisa menjalankan ‘hobi’
sebagai pemasukan tambahan. Bahkan, dari literasi di internet seseorang bisa
mendapatkan kesejahteraan lebih dari apapun yang didapatkan di dunia nyata.
Apa yang kau cari;
maka googling saja. Mudah kita berujar
demikian. Guru-guru di sekolah juga, “Cari di Google bisa kan?” untuk materi
ajar dengan slideshow menarik atau bahan ajar lain
berupa video.
Pengenalan dunia literasi kepada anak-anak adalah dengan
bukti kerja keras saya selama ini sebagai blogger.
Tidak mudah untuk dikenal orang. Tidak gampang
untuk diundang ke event besar
dengan biaya tiket perjalanan ditanggung panitia. Masa itu ada karena menulis adalah
bagian penting untuk mencapai
sukses.
Saya selalu berujar kepada anak-anak, “Menulis tidak akan
mengganggu aktivitas kalian kemudian hari,” jika sudah bekerja
sekalipun
. Orang-orang sukses menulis di malam hari dan bekerja di siang
hari. Cuma, malas yang mungkin
menjadi alasan kapan mau
berbuat.

Sebuah Karya dari Anak Didik

Bermula ketika Elvitiana Rosa meminjamkan sebuah novel. Saya
pikir, Elvi ‘cuma’ seorang remaja yang gemar membaca roman picisan. Elvi mengaku kalau dirinya suka sekali membaca buku dan
bercita-cita menjadi penulis.
Elvitiana Rosa (kanan) saat meminjamkan buku 4 tahun lalu.
Saya ubah pandangan terhadap Elvi di kemudian hari, “Belajar
dulu menulis di blog, Vi!” dengan terstruktur
dan rutin menulis di blog bisa
menjadi bekal melanjutkan calon novel yang masih di awang-awang.
Ketika di kelas dua belas, lebih kurang 4 tahun setelah saya
memberikan novel kepada Elvi, perkembangan menulis anak didik saya ini menanjak
tajam. Saya ketemu Elvi
di madrasah tsanawiyah, lalu bertemu lagi di madrasah aliyah, karena saya
mengajar di dua madrasah ini.
Di tingkat aliyah saya curi waktu untuk mengajarkan
anak-anak menulis – tidak lagi memberdayakan
literasi saja – lebih serius, berdasarkan tingkat kedewasaan mereka. Anak-anak
butuh kerja nyata. Dan, saya sudah memberikan bukti namun belum menepati janji
sebuah pelajaran menulis.
Pelajaran membuat blog.
Elvi menjadi salah satu anak yang mendapat perhatian dari
saya. Chatting panjang kemudian
berbuah manis saat Elvi memamerkan calon novel yang telah ditulis, beberapa
hari setelah pengumuman kelulusan.  
Saya merinding. Perjalanan panjang dari seorang anak didik;
dari bertanya, meminjamkan novel, mendengar teguran, menahan emosi saat saya
marahi, kemudian menghasilkan karya.
Tidak mudah. Saya
akui. Tak pernah sekalipun terlintas dibenak saya bahwa Elvi berhasil
menyelesaikan sebuah novel. Doa saya saat ini adalah semoga novelnya segera dicetak.
Karya Elvi yang akan terbit dan blog miliknya.
Dari kampung; susah membuka pandangan soal menulis, sulit
memadukan antara halusinasi dengan kenyataan. Dari bukti ‘sukses’ saya sebagai
guru dan blogger, bisa menghasilkan
sebuah novel dari anak didik. Itu luar
biasa
. Meskipun, orang lain menganggap, “Ah, biasa saja!” tetapi jangan
lupa proses menulis novel itu wajib diberikan apresiasi yang tinggi.
Apalagi di usia remaja. Di kampung yang masih terbatas bahan
bacaan. Hanya mengandalkan beberapa novel yang saya pinjamkan, yang kemudian
entah sesuai genre novel yang Elvi
sukai atau tidak.
Pelajaran ‘literasi’ yang tidak diajarkan dengan benar di
sekolah membuat anak didik saya menghasilkan karya. Buah ini yang sebenarnya
diharapkan dari apapun jenis
sosialisasi literasi, pengenalan literasi maupun praktik literasi itu sendiri.
Saya akui. Perjalanan menjadi penulis itu rumit. Elvi
menjadi satu di antara sekian proses
yang saya mimpikan berhasil. Tentu, saya
tidak bisa melupakan nama-nama lain yang berhasil memenangkan lomba menulis
tingkat daerah.
Seperti Muhammad Rifaldi Putra yang mendapatkan Juara Harapan I
Lomba Karya Tulis Ilmiah oleh Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat Tahun 2017,
10 Besar Karya Tulis Terbaik Lomba Menulis Esai Perikanan Universitas Teuku
Umar se-Barat Selatan Aceh Tahun 2018, dan Juara 2 Lomba Menulis Puisi Islami oleh
Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat Tahun 2018.
Rekannya yang lain Yusnidar yang mendapatkan Juara Harapan 3
Lomba Karya Tulis Ilmiah oleh Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat Tahun
2017, dan Rahmatil Adha Phonna yang mendapatkan Juara Harapan I Karya Tulis
Terbaik Lomba Menulis Esai Perikanan Universitas Teuku Umar se-Barat Selatan
Aceh Tahun 2018.
Tetapi, Elvi memiliki motivasi
berbeda dibandingkan tiga nama yang saya sebutkan. Sejak awal Elvi
meminjamkan novel, meminta diajarkan menulis, belajar menulis blog sampai kemudian menghasilkan novel
– yang saya sendiri belum berhasil lolos seleksi penerbit – ambisinya sangat
kuat.
Literasi yang Elvi pahami dari guru honorer yang bukan
mengajar pelajaran Bahasa Indonesia, jauh berbeda dengan rekannya yang menang
lomba. Saya menilai jauh tentang sebuah proses; bukan saja menang lomba menulis
lalu tidak pernah menulis lagi. Elvi tidak menang lomba tetapi berhasil menulis
sampai akhir. Ini tidak main-main.
Bagian literasi mana yang harus diabaikan? Bagi saya tidak
ada. Meski belum cukup, proses menuju ‘seseorang
di dalam dunia literasi Indonesia yang rumit baru dimulai.
Tak ada guna bagi saya duduk di depan anak-anak, memberi
materi tentang menulis, menjabarkan pengalaman tanpa proses berbuat. Tanpa hasil pasti. Dalam
keterbatasan itulah saya berangkat untuk mengajar
mereka keluar dari zona aman.
Siapa yang mau, saya ajarkan menulis dan membuat blog. Urusan berhasil hanya bagi mereka
yang sabar dan tekun. Cambuk yang terus saya campakkan ke sisi anak-anak adalah
membaca banyak buku.
Tulisan ‘terbaik’ tidak akan pernah lahir tanpa membaca.
Dunia tidak akan sanggup ‘dibelah’ tanpa membaca. Gudang ilmu adalah dengan membaca.

Literasi dari Keluarga untuk Sebuah Cita

Tugas guru Bahasa Indonesia ‘hanya’ mengajarkan kaidah
bahasa dengan benar. Entah saya yang tidak mengetahui guru bahasa menatih
anak-anak dalam menulis, atau memang tidak ada sama sekali. 
Dunia literasi biasanya ‘diajarkan’ oleh mereka yang telah
jadi penulis. Pengalaman yang memberikan segenap harapan perbukuan mungkin saja jadi dasar kuat untuk
saling membagi pelajaran penting itu.
Alasan ini pula yang membuat saya mengajarkan anak-anak
menulis, terutama di blog. Dunia
digital yang mudah dan simpel, dekat dengan anak-anak, kenapa tidak
diberdayakan dengan mudah sebelum mereka menjadi ‘seseorang’ yang disegani
dalam dunia literasi negeri ini.
Dari cerita anak-anak, saya bisa memahami begitu sulitnya
memulai pelajaran literasi dari rumah. Keluarga di lingkungan saya ‘hanya’
memandang bahwa aparatur sipil negara sebagai profesi yang menjanjikan.
Penulis? Entah berada
di rangking terbawah ke berapa
. Saya memahami hal demikian karena anak-anak
yang berkumpul untuk mendapatkan ilmu soal menulis tidak banyak. Ratusan anak
tiap tahun, hanya beberapa yang berhasil saya hipnotis.
Karena yang mau belajar itu akan bertahan. Mereka
mungkin juga melihat saya sering jalan-jalan; yang mana membuat sebagian
anak-anak ingin mendapatkan hal
serupa.
Ilmu yang saya dapat berikan adalah tentang literasi itu. Dari
pengalaman menjadi blogger, belajar
menulis secara otodidak, dan bacaan yang sering dijadikan pelajaran, saya transfer untuk anak-anak yang ‘dilarang’
orang tua membaca novel.
Anak-anak seperti Elvi hanya sebagian yang saya tahu membaca
novel secara diam-diam di rumah. Sebab yang pasti karena orang tua anak-anak
tidak tahu bahwa di luar sana banyak sekali penulis yang hidupnya tidak kurang
suatu apapun.
Pelarian anak-anak yang dilarang membaca novel meskipun di
hari libur adalah sekolah; jam pelajaran maupun jam istirahat. Orang yang
kemudian bisa menjadi tokoh penyelamat adalah saya – karena guru lain yang memahami literasi
di sekolah sangat sedikit.
Saya tentu tidak beradu argumen dengan orang tua anak-anak. Pemahaman
literasi yang kurang di keluarga. Impian pekerjaan mapan dengan gaji bulanan.
Adalah hak tiap orang tua.
Namun, saya tidak mau membatasi anak-anak yang ingin
berkarya. Saya berikan bukti – kembali – kepada anak-anak dengan bekerja juga
sempat menulis. Anak-anak melihat hasil dari media sosial yang mana kami
berteman di sana. Saya berhasil
mendampingi mereka lulus ujian akhir, juga melahirkan karya meski hanya di blog ini saja.
Belum saatnya Elvi atau anak-anak yang lain memainkan peran
antagonis di dalam keluarga, “Aku harus jadi penulis!” atau “Aku harus
menulis!”
Buktikan. Maka
dengan itu, orang tua akan membuka
mata. Kontrol orang tua tak
lain
adalah rangking di kelas, dapat nilai bagus, lalu lulus perguruan tinggi tanpa tes. Dan,
Elvi telah membuktikan hal itu menjadi
kenyataan
.
Nggak ada yang sia-sia. Saya yang jadi kenangan di masa-masa sekolah mereka akan mencari lagi ‘bibit-bibit’ serupa.
Seperti Elvi yang belajar literasi, orang tuanya tentu harus bangga dengan novel yang
baru saja dilahirkan dan lulus perguruan tinggi tanpa tes dengan beasiswa penuh
– BidikMisi. Harap cemas membaca novel di rumah berbuah manis. Belajar
‘literasi’ seorang diri berhasil dilalui dengan indah dan masa depan
perkuliahan akan membuat lebih dewasa dalam berpikir dan mengatur waktu.
Mungkin, ada orang tua yang membaca ini, biarkan saja anak-anak membaca novel di rumah. Dari sekadar hobi nanti bisa mendapatkan jajan bahkan lebih, atau bisa membiayai
kuliah dan hidup mereka kelak.
‘Pembiaran’ yang dilakukan oleh orang tua dengan anak-anak
membaca buku tentu tidak sedikit. Bukti sukses ini telah dicontohkan oleh
penulis-penulis kita. Elvitiana Rosa mungkin saja akan seperti Helvi Tiana Rosa
di masa depan. Tiada yang tahu. Bukan sekadar mirip nama tetapi proses
perjuangan di dunia literasi yang membawa keberkahan.
Jangan pernah tinggalkan buku!
Saya hanya sebagian kecil dari apa yang anak-anak ingin
ketahui. Saya telah berbagi. Meski berganti tahun hanya secuil harapan tetapi
asa tak pernah pudar. Saya masih di sini untuk sebuah kata kunci literasi yang akan kita bangun untuk cita-cita dan
masa depan lebih baik!
Categories
Uncategorized

Jadi Guru di Daerah 3T Indonesia Bagai Menusuk Jarum ke Jantung Sendiri

Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno pernah berkata, ‘Beri aku 10 pemuda niscaya akan
kuguncangkan dunia!’
falsafah yang membumi sepanjang kemerdekaan Indonesia.
Sejalan dengan wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad, saw. alquran surat
al-Alaq ayat 1 sampai 5. Bacalah.
Bukan sekadar ‘membaca’ tetapi lebih tepatnya mencari ilmu.

Soekarno, Bapak Bangsa Indonesia.
Dengan membaca; mencari ilmu, semua dapat dilakukan. Seorang anak dari keluarga miskin akan mampu
menaikkan derajat keluarganya, dengan cara, bersekolah setinggi-tingginya. Pendidikan
bukan saja mengubah watak, perilaku, menstimulasi pengetahuan namun memberikan
kelayakan hidup sewajarnya.
Kita lihat contoh di sekitar. Kehidupan yang timpang. Orang
yang berpendidikan rendah dengan berpendidikan tinggi. Orang yang kurang mampu
bersekolah tinggi, hanya terpaku pada apa yang sanggup dikerjakan. Lalu pasrah
pada keadaan, memang sudah begini nasib.
Beda dengan orang berpendidikan tinggi – ada titel atau
tidak, sekolah formal maupun nonformal – di mana akan mengubah nasib dengan
ide-ide segar, kreativitas yang dibentuk akibat berpikir dalam jangka panjang,
kerja keras yang tak kenal waktu. Juga, ada media maupun orang-orang yang
mendukung sesuai takaran kemampuan dan pergaulan.
Batavia sebelum menjadi Jakarta adalah daerah yang kumuh. Kita
tahu bagaimana ‘rupanya’ dalam dikte sejarah panjang. Tanah yang tidak begitu
subur, bahkan rawa-rawa yang sebenarnya ‘enggan’ untuk orang ke sana. Karena
Batavia pelabuhan bebas, mudah masuk siapa saja mau penjajah ataupun pendagang,
maka gemerlap Jakarta kini karena pembangunan dalam waktu lama.
Tentu, bukan karena banyak pengusaha dan perusahaan datang membedah
Batavia menjadi Jakarta yang mewah. Orang-orang yang berpendidikan memiliki
andil besar dalam mengubah struktur Ibu Kota Indonesia itu. Seorang arsitek
yang menggambar gedung-gedung pencakar langit, mereka telah melewati masa
‘karantina’ tidak sehari atau dua hari di pendidikan formal dan juga pengalaman
menggambar ribuan kali sebelum jadi gambar utuh!
Jepang ‘kembali’ dibangun di atas laut dengan mengerok pasir
pasca kekalahan di Perang Dunia II. Mata dunia memberi sanksi terhadap negeri
Sakura tersebut. Biarlah hancur akibat
ulah sendiri
. Apa yang terjadi kemudian berbanding terbalik dengan
keinginan negeri barat yang mau mereka Jepang terus menderita dalam kekalahan.
Penguasa Jepang tahu mereka telah kalah. Tidak ada bala
bantuan dari sekutu. Pemikiran yang serupa dengan Soekarno, Jepang kemudian
menyelamatkan guru dan pemuda. Sah.
Jepang kembali berkuasa dan adidaya di Asia bahkan dunia sampai detik ini. Tanpa
perlu saya sebut, beberapa merek dagang elektronik maupun kendaraan bermotor
adalah produksi negeri Doraemon ini.

Belajarlah Jika Kau Ingin Mengubah Dunia

Ilmu adalah untuk mengubah dunia. Pemuda adalah pemangku
estafet yang tak pernah berhenti mencari ilmu. Kapanpun ilmu akan mengubah
keadaan seseorang menjadi lebih baik. Ilmu membawa perubahan ke dua sisi;
menjadi manusia berbakti dalam kaya raya atau menjadi manusia bengis dalam
banyak harta. Namun, sekali lagi, ilmu yang mengubah itu semua.
Saat saya berdiri di depan kelas, dengan tabiat anak-anak pedalaman,
mungkin saya akan segera kabur karena cap daerah tertinggal itu begitu nyata. Di
sinilah saya berada; mengajar ilmu, memapah pengalaman, mencambuk kenakalan. Untuk
apa?
Biar mereka bisa
membelah dunia!
Bersama anak-anak di dalam kelas.
Daerah saya pernah masuk ke dalam daerah 3T di Indonesia; Terdepan,
Terluar dan Tertinggal. Dengar sebutan 3T saja bayangan kita langsung tertuju
kepada daerah yang penetrasi pendidikan tidak merata. Orang-orang berpakaian
kusut. Sektor pertanian terbelakang. Rumah-rumah kumuh di mana-mana.
Meski demikian, Aceh Barat terus berbenah menjadi daerah yang
layak masuk ke dalam kategori daerah dengan pembangunan yang cukup pesat. Mungkin,
di satu sisi, peran ‘kecil’ orang seperti saya tidak dianggap ada.
Saya terburu di pagi hari. Saya masuk kelas. Saya mengajar. Semua
itu dilakoni sesuai porsi seorang guru. Semata-mata untuk anak-anak mendapatkan
‘ijazah’ yang kemudian sekolah lebih tinggi lagi.
Jadi guru di daerah 3T tidaklah mudah. Jika kau mengajar di
salah satu sudut kota dengan anak-anak sadar maunya apa. Kau sama sekali tidak
mudah bergaul dengan anak-anak di pedalaman ini. Meskipun perlahan-lahan makin
modern tetapi tingkah mereka tetap serupa dalam suatu waktu.
Seiring waktu, tentu saja anak-anak yang masih ingusan telah
jadi ‘orang’ dan bahkan saya tidak lagi mengenali mereka. Terharu sebagai guru
tidak bisa ditipu. Inilah hasil didikan saya selama ini. Itulah potret
pentingnya pendidikan seperti yang diagung-agungkan oleh Soekarno.
Waktu yang terus berpacu, gelora yang menjemput asa tidaklah
pernah pudar. Kami terus mengajar. Kami terus mencambuk amunisi ke lara dan asa
anak-anak. Tidak pernah sekalipun kami membongkar tabiat jelek anak-anak ke
luar pagar sekolah.
Mereka punya cita-cita tersendiri. Mereka punya angan panjang.
Demi masa depan yang sejatinya telah kami rasakan sampai kini. Sekali lagi,
tidak mudah menjadi guru di daerah 3T. Namun, begitu kau lihat hasil jerih
payah selama bertahun-tahun; ada yang jadi guru juga, polisi, dokter, perawat,
arsitek, pekerja sosial bahkan fasilitator pertanian sekalipun, rasa bangga itu
menyeruak tajam.
3T hanya sebutan saja. Kunci utama perubahan itu adalah guru
dan pemuda. Orang tua juga berangkat dari anak-anak, jadi pemuda, menempuh
pendidikan sampai kemudian jadi ‘orang’ sesuai definisi masyarakat kita.
Porsi saya adalah mengajar. Saya tidak memedulikan apakah
mereka di daerah tertinggal, diabaikan karena ada di pedalaman, namun kurikulum
dari pemerintah tetaplah sama. Anak kota mendapatkan pelajaran Fisika, anak
desa juga demikian. Anak kota bisa berbahasa Inggris, anak desa juga diajarkan
pelajaran yang sama.

Anak Muda Jadi Agen Perubahaan

Perubahan untuk Indonesia
yang lebih baik
sejak dulu dimulai dari pendidikan. Saya bangga terlibat
langsung dalam perubahan itu. Tak akan ada kebun sawit dengan pohon tinggi dan
buah matang sepanjang waktu, tanpa penyuluh perkebunan. Tak bisa seorang montir
menempel ban bocor tanpa melalui proses pembelajaran dan pengalaman. Hal-hal simpel
yang kita anggap sepele sebenarnya berasal dari proses panjang mempelajari,
belajar tak kenal waktu dan hasil akhir maksimal.
Saya melalui proses perubahan itu step by step; dari kelas tujuh sampai kelas sembilan. Bisa kau
bayangkan masa yang saya lalui begitu berat. Mereka adalah agen perubahan itu
sendiri. Saya tidak tahu apa yang terjadi di kehidupan mereka berikutnya. Tugas
kami hanyalah mengajar. Itu saja.
Pola pendidikan yang berbeda dengan daerah maju, sikap apatis
yang terbentuk karena lingkungan, tetapi mereka ingin perubahan. Pengaruh media
sosial yang memperlihatkan gerak-gerik anak-anak kota mengubah pola pikir
anak-anak di 3T.
Tugas saya tidak hanya berat dalam mengajar sesuai kurikulum
tetapi memberikan pengarahan dalam beretika di internet. Saya mengajar persebaran sawit di Indonesia, bisa saja
mereka telah tahu terlebih dahulu daerah mana saja sebagai penghasil sawit
terbesar di negara kita.
Saya menyebut panel surya sebagai pendukung dalam pertanian,
mereka bisa saja lebih dahulu menonton di YouTube cara kerjanya. Diketahui atau
tidak, tantangan seorang guru itu lebih besar di kala internet masuk ke daerah
3T.
Perubahan yang terjadi mau tidak mau harus diterima. Sebagai
guru dan orang yang lebih dewasa dari anak-anak, memberikan pengarahan kepada mereka
menjadi sangat penting.
Kacamata orang di luar sekolah memang selalu membenarkan pemikiran
mereka. Guru cuma ingin yang terbaik untuk anak-anak walaupun di daerah
tertinggal dan dikucilkan sekalipun.

Daerah Tertinggal, Anak-anak Belum Tentu Demikian

Hidup di daerah 3T memang tidak semudah di kota besar. Akses
ke dunia luar yang sedikit, pola pikir yang lebih rendah, keinginan berubah
tidak tinggi, tetapi masih mau meningkatkan derajat kehidupan. Sekali lagi saya
tegaskan, tak ada kota sebelum adanya desa.
Saya ikuti irama anak-anak. Perlahan tetapi pasti perubahan
itu terlihat nyata. Sulit menebak mau anak-anak di usia remaja – sekolah menengah
pertama. Dasar pendidikan yang kuat membuat keyakinan bahwa suatu saat mereka
akan berbenah ke arah lebih baik.
Daerah tertinggal boleh menjadi label untuk kami tetapi
anak-anak belum tentu demikian. Mereka adalah agen perubahan yang akan mengubah
taraf hidup, masa depan dan ragam kebutuhan lain.
Anak-anak belajar. Kami mengajar. Tiap hari kecuali hari
Minggu. Pagi ke siang. Siang ke sore. Semua dilakukan untuk mendapatkan
perubahan, ubah desa menjadi kota, dan bahkan Bangun
Perbatasan Jadi Terasnya Indonesia
. Dimulai dari pendidikan secara
kontinu. Tanpa pendidikan, jangan coba-coba mau berubah!
Kau tidak bisa membaca tanpa belajar. Kau tidak dapat membangun
ruang tanpa belajar. Manakala orang menyebut sukses tanpa belajar, maka dirinya
sosok yang tidak bersyukur pernah bersekolah meskipun cuma sampai sekolah
dasar.
Akses pendidikan yang kini makin mudah membuat anak-anak 3T
jadi terdepan. Saya masih ingat ketika haru melanda beberapa anak yang lulus
kuliah tanpa tes dan mendapat beasiswa BidikMisi. Suatu kebanggaan ‘memuluskan’
cita-cita mereka menjadi nyata.
Kemungkinan yang tidak mungkin bisa terjadi meskipun di
daerah yang dikucilkan. Asal mau maka kau akan dapat. Saya telah membuktikan bahwa
dengan pendidikan perubahan itu nyata sekali di depan kita.
Demikian juga dengan KORINDO. Daerah-daerah 3T telah
mendapat ‘perbaikan’ kehidupan dari perusahaan yang telah berlayar selama 48
tahun ini. Kontribusi yang tidak sebentar dalam membangun perekonomian warga
lebih matang, dengan menanamkan nilai ramah lingkungan. Sehingga, masyarakat
setempat masih bisa menghirup usaha segar meskipun pabrik-pabrik di bangun
untuk kemajuan bersama.
KORINDO adalah perusahaan besar yang membutuhkan bibit-bibit
unggul dalam menggerakkan berbagai sektor. Mereka yang telah mengenyam
pendidikan tinggi kemudian bekerja dalam membuat kertas koran, memilih
perkebunan kayu agar dibangun miniatur terbaik, maupun perkebunan kelapa sawit
yang sangat menjanjikan sampai kini dan pola tanam padi agar menjadi gabah
terbaik.
Pekerja di KORINDO memiliki skil dan berpendidikan agar terampil.
Orang-orang
yang telah belajar tinggi, lalu pulang kampung untuk membangun negeri terlibat
aktif dalam unit usaha KORINDO. Sebut saja 10.000 pekerja di Asiki yang
merupakan bisnis utama di Propinsi Papua. Pekerja lokal yang terampil
mendapatkan lapangan pekerjaan selayaknya di daerah sendiri.
Anak-anak
muda yang berpendidikan tinggi sangat diperhatikan oleh KORINDO, tidak hanya
untuk satu jurusan kuliah semata. Kerjasama dengan Korea Internasional
Cooperation Agency membuahkan hasil terbaik dalam membangun rumah sakit umum
dengan tingkat pelayanan kesehatan kepada lebih 20.000 orang.
Salah satu klinik di Papua – korindo.co.id
Filosofi
KORINDO cukup menarik yaitu berorientasi masa depan, inovatif dan berorientasi
pada konsumen. Pemberdayaan masyarakat setempat menjadi tolak ukur kesuksesan
KORINDO dalam meningkatkan taraf kehidupan daerah 3T.
Filosofi KORINDO – korindo.co.id
Semua
yang dilakukan oleh KORINDO tidak terlepas dari peran pendidikan; guru dan
pemuda. Pendidikan yang mengajarkan banyak hal sehingga perusahaan terbesar di
Asia Tenggara ini bertahan cukup lama.
Categories
Uncategorized

Begini Kehidupan Malam SPG yang Mudah Dirayu Pria dengan Setangkai Rupiah

Kehidupan SPG malam hari tidak ada yang tahu. SPG bisa dipakai oleh siapa saja adalah hal biasa. Rahasia umum SPG bisa ditelepon untuk kebutuhan hidup. Kisah Hidup SPG menggetirkan. Dunia malam SPG mengkhawatirkan. SPG yang mencari uang sendiri dengan berbagai cara. Apa cerita SPG itu?

“Kami bisa dipakai, Bang!” ujarnya.

Sebut saja namanya Dia. Seorang perempuan cantik, murah senyum, bertutur teratur, memamerkan segala pesona pada dirinya – apapun itu. Dia adalah seorang Sales Promotion Girl (SPG). Sama-sama kita ketahui bahwa seorang SPG itu begitulah cara bercakap-cakap dan berpenampilan.

Barangkali, jika di luar Aceh, mereka yang menjajakan beragam produk ini berpakaian lebih minim untuk menarik minat pelanggan. Berbeda dengan kondisi Aceh yang menerapkan syariat Islam yang menuntut penampilan para SPG ini lebih tertutup.

Namun, dalam keadaan tertutup kesan “seksi” dalam diri perempuan cantik ini tak bisa dibuang percuma. Pakaian mereka tetap ketat walaupun kepala telah tertutup jilbab.

“Jika berkata jujur, saya lelah sekali, Bang!” lanjut Dia. 
dunia malam SPG
Ilustrasi 
Alasan ini saya jabarkan di bagian berikutnya. Padahal, tugas Dia sebagai SPG rokok cukup manja. Para SPG cantik dan tinggi gemulai ini bekerja berdasarkan waktu yang telah ditetapkan oleh manager mereka.

Istilah bekennya shift; apakah bekerja pagi, siang atau malam. SPG ini memiliki gaji tetap dan akan mendapat bonus apabila penjualan mereka melebihi target.

SPG Jual Rokok untuk Kebutuhan Hidup

Sebagai SPG rokok, perempuan cantik ini telah ditugaskan di beberapa daerah, mulai dari Medan yang penuh kemelut, Batam yang menggoda, sampai Aceh yang adem-ayem.

Dia bercerita tantangan sebagai SPG rokok yang kerap dijahili di berbagai tempat. Tahu sendiri bagaimana kondisi Medan dan Batam yang gemerlap siang maupun malam.

Colek-mencolek sudah hal biasa yang dialami oleh para SPG. Berbeda dengan di Aceh yang cenderung lebih sopan dan menghargai perempuan lebih dari definisi mereka mau; kata Dia.

Lelah Dia karena pekerjaan sebagai SPG menuntut profesionalisme tinggi dan tidak cacat dalam bekerja. Mau sedang galau. Mau ada masalah besar.

Mau utang menumpuk di mana-mana. Mau belum makan. SPG harus memberikan senyum terbaik mereka ketika sedang bekerja. Dan Dia mengatakan bahwa, “ SPG itu harus mau diapa-apain!”

Kehidupan Malam SPG yang Tidak Wajar

“Apabila ingin hidup tetap sejehtara,” bisiknya. 
Antena saya menjulang tinggi. Saya paham betul maksudnya. Para SPG ini bermain cantik sebagai perempuan panggilan.

Memang, tidak semua mau berperilaku demikian. Namun tuntunan pekerjaan, gaya hidup, serta mendapat bonus besar seakan-akan melupakan kodrat sebagai perempuan baik-baik.

Semula, Dia hanya melakukan “itu” karena dirinya merasa bahwa gaji tidak cukup. Belum lagi untuk mengirim ke orang tua dan kebutuhan lain yang mendesak.

Ada yang booking, harga pas maka lanjut saja. Toh, sama-sama SPG telah saling tahu dan hampir melakukan pekerjaan “sampingan” ini sebagai penunjang penampilan dan gaya hidup mereka.

Bahkan, ada pula secara terang-terangan para manager menjadikan perempuan cantik ini sebagai ladang meraup keuntungan lebih banyak. 

SPG ini tidak menolak. Kenikmatan double kok ditolak?

Manusiawi memang. Rahasia ini menjadi sangat umum di kalangan SPG dan mereka menjalani sebagai pelengkap serta “gaya hidup” supaya tidak mendapat ejekan dari sesama.


Syukur-syukur dapat bonus besar. Paling apes yang dikasih jatah sesuai perjanjian awal setelah napsu birahi terlampiaskan. Nama juga “sampingan” ya disyukuri saja. Katanya sih begitu. 
Beda bodi beda harga. Bodi “artis” dibayar mahal. Bodi “kampung” banting stir ke mana suka di bawa oleh pembooking. Tidak salah saat SPG ini berlomba-lomba mempercantik diri.

Untuk tampil “cantik” sesuai definisi mereka dan maunya “konsumen” butuh biaya besar dan tidak tertutupi dengan gaji dari perusahaan atau bonus penjualan.

Dia dan teman-temannya yang telah merangkap jabatan ini mesti memutar otak supaya penampilan mereka menarik. Semakin menarik semakin besar bonus pekerjaan “ranjang” tersebut.

“Di Aceh sedikit berbeda, Bang!”

Dunia Malam SPG Ada di Mana-mana

Kata Dia, laki-laki Aceh cenderung tidak peduli atau lebih tepatnya tidak secara terang-terangan apabila ingin membooking mereka.

Bahkan, di warung kopi yang sering SPG cantik ini singgahi sungguh tak pernah mereka mendapat perlakuan tidak mengenakkan, yang paling ringan misalnya minta nomor handphone atau PIN BlackBerry Messenger, hanya satu dua saja.

Karena Aceh berbeda, Dia sedikit tersiksa ketika ditugaskan ke daerah bekas tsunami ini. Dia ingin cepat-cepat mendapat “SK” penugasan di daerah lain yang mudah baginya terbang ke pangkuan para laki-laki hidung belang.


Gaji “sedikit” menurutnya dan penjualan rokok yang melempen di Aceh, walaupun warung kopi cukup banyak, membuatnya dan SPG lain kelimpungan menopang gaya hidup.

Laki-laki Aceh memang perokok namun sangat jarang membeli pada SPG yang menawarkan pada mereka di warung kopi terbuka.

Rata-rata perokok di Aceh yang duduk di warung kopi telah membeli rokok di tempat lain.

Menawarkan rokok kepada laki-laki Aceh dengan cara mendesah-desah atau merajuk manja bisa-bisa mendapat sorotan tajam dari pengunjung lain, bahkan bisa dihardik sebagai perempuan tidak benar walaupun Dia mengaku dirinya memang telah “tidak benar”. 

“Paling enak di Batam,” Dia mengenang masa-masa tugasnya di daerah kepulauan itu. 
Batam menawarkan sejuta pesona untuk SPG. Pelabuhan bebas membuat mereka bebas sebebasnya mengekspresikan diri tanpa dikekang aturan.

Bonus SPG Tidak Cukup Beli Gaya Hidup Mewah

Bonus dari hasil penjualan meningkat tajam karena para laki-laki mudah dirayu untuk membeli rokok bahkan “dirinya” sendiri.

Rata-rata laki-laki yang mau memakai jasa SPG ini adalah mereka telah membeli rokok terlebih dahulu bahkan langganan tetap.

Cara bookingnya melalui telepon atau pesan instan BlackBerry Messenger. Ada saja cara untuk mengetahui dan mendapatkan SPG mana yang mau diajak “kencan” lengkap dengan tarifnya. 

“Sampai kapan?” Dia balik bertanya pertanyaan saya. “Entahlah, Bang!” 
Sebuah jawaban klise. Dia berkata sambil mencoba tersenyum semanis mungkin. Dia tahu betul bahwa tubuhnya tak selamanya semampai, dirinya tidak selamanya cantik dan mau dipakai orang.

SPG itu adalah pekerjaan yang mengutamakan faktor umur, faktor kecantikan dan kekencangan kulit. Lepas dari itu semua, pekerjaan ini hanyalah mimpi bagi mereka yang buruk rupa.

Namun, jika menelaah cerita Dia – mungkin – lebih baik buruk rupa dengan pekerjaan pas-pasan asalkan perut terisi tiga kali sehari dari pada memuaskan batin orang lain.

Apakah SPG sama dengan Kupu-kupu Malam?

Dia hanya satu, di antara berjuta kupu-kupu yang ingin cepat pulang ke kandangnya.

Saya tidak tahu berapa banyak kupu-kupu serupa Dia yang merintih, menghentak-hentakkan kaki meminta pertolongan saat tubuh laki-laki ganteng, gendut, jelek, gagah atau sejenisnya menindih tubuh Dia tanpa ampun.

Saya sangat awam tentang data perempuan seperti Dia yang merajuk-rajuk manja pada laki-laki di warung kopi atau tempat umum lainnya supaya membeli rokok dari mereka.

Saya hanya menulis tentang Dia yang termenung di salah satu warung kopi selepas dinasnya di sore hari.

Dengan pakaian santai Dia menyeruput kopi Aceh yang membuatnya tak bisa tidur semalaman nanti. 

“Kopi tidak berpengaruh pada saya, Bang!” 
Lantas? Karena kemelut pikirannya yang ingin segera berlabuh ke tempat lebih aman yang membuat Dia tak bisa tidur.

Tentang masa depan yang diungkit Dia walaupun dia mengaku begitu sensitif sekali membicarakan ini. 

“Apakah ada yang mau dengan saya jika mereka tahu kisah ini?” 
Saya? Diam saja. 
Jodoh bukan urusan saya. Tetapi manusia selalu menuntut sesuatu yang normal. Yang lumrah dalam masyarakat. Yang diterima agama dan adat-istiadat. 
Dia? 
Profesinya mungkin benar, tetapi pekerjaan “sampingannya” tidaklah menarik untuk diperbincangkan. Banyak hal yang membuat saya enggan mengetahui lebih banyak lebel perempuan malam ini.

Pilihan hidup boleh apa saja namun urusan rejeki tetaplah ada. Profesi sebagai perempuan panggilan entahlah berada di posisi berapa dalam kitab yang isinya hanya perempuan saja di hati saya. 

Bukankah Dia masih bisa bertahan hidup sebagai SPG rokok saja?