Semula,
saya termasuk orang yang sangat anti terhadap
penggunaan LPG. Keengganan saya menggunakan tabung gas tersebut lebih karena
musibah yang menelan korban, perorangan maupun satu keluarga. Walaupun
kemudian, semakin hari semakin berkurang tabung gas yang meledak, dan setelah
dipelajari alasan meledak bukan karena tabung gas melainkan karena faktor
tertentu; misalnya pipa bocor dan lain-lain. Saya akhirnya berani memasak
menggunakan LPG.
saya termasuk orang yang sangat anti terhadap
penggunaan LPG. Keengganan saya menggunakan tabung gas tersebut lebih karena
musibah yang menelan korban, perorangan maupun satu keluarga. Walaupun
kemudian, semakin hari semakin berkurang tabung gas yang meledak, dan setelah
dipelajari alasan meledak bukan karena tabung gas melainkan karena faktor
tertentu; misalnya pipa bocor dan lain-lain. Saya akhirnya berani memasak
menggunakan LPG.
Penggunaan
LPG sudah sama halnya dengan memasak memakai kayu bakar maupun kompor di
masa-masa dahulu. Secara universal masyarakat sudah menggunakan LPG dalam
membantu kebutuhan memasak sehari-hari. LPG tidak hanya memberikan kemudahan
namun juga memberikan ketepatan waktu. Memasak dengan cara konvensional
(seperti dengan kayu bakar) akan memakan waktu sangat lama; menghidupkan api
saja butuh beberapa menit, menunggu makanan matang juga butuh waktu panjang tergantung
besar kecil api dikurangi terpaan angin. Saat sedang memasak penganan tertentu,
api terlalu besar bisa jadi masalah, terlalu kecil pun bisa jadi petaka.
Ketepatan waktu menggunakan LPG mendukung seseorang yang sedang memasak bisa
melakukan kegiatan lain tanpa takut apinya mengecil atau membesar. Barangkali,
Anda bisa mencuci sehelai celana jeans
ketika soup ayam akan mendidih di
dalam panci di atas kompor gas.
LPG sudah sama halnya dengan memasak memakai kayu bakar maupun kompor di
masa-masa dahulu. Secara universal masyarakat sudah menggunakan LPG dalam
membantu kebutuhan memasak sehari-hari. LPG tidak hanya memberikan kemudahan
namun juga memberikan ketepatan waktu. Memasak dengan cara konvensional
(seperti dengan kayu bakar) akan memakan waktu sangat lama; menghidupkan api
saja butuh beberapa menit, menunggu makanan matang juga butuh waktu panjang tergantung
besar kecil api dikurangi terpaan angin. Saat sedang memasak penganan tertentu,
api terlalu besar bisa jadi masalah, terlalu kecil pun bisa jadi petaka.
Ketepatan waktu menggunakan LPG mendukung seseorang yang sedang memasak bisa
melakukan kegiatan lain tanpa takut apinya mengecil atau membesar. Barangkali,
Anda bisa mencuci sehelai celana jeans
ketika soup ayam akan mendidih di
dalam panci di atas kompor gas.
Dukungan
pemerintah terlihat jelas terhadap LPG (Liquified
Petroleum Gas). Pemerintah bersama Pertamina sudah melakukan berbagai upaya
dalam rangka mewujudkan masyarakat mandiri serta berpindah ke cara memasak
lebih praktis. Kondisi ekonomi Indonesia yang masih berada di garis menengah ke
bawah menuntut pemerintah memberikan subsidi kepada LPG sehingga masyarakat kurang
mampu dapat merasakan memasak menggunakan LPG dengan dihadirkannya LPG 3 kg. Pemerintah
dan Pertamina sangat mempertimbangkan kebutuhan masyarakat sehingga tidak hanya
masyarakat menengah ke bawah yang diperhatikan tetapi masyarakat menengah ke
atas juga mendapat perhatian. Hal ini ditandai dengan murahnya harga LPG 12 kg di pasar Indonesia dibandingkan beberapa
negara Asia lain. Pemerintah dan
Pertamina sangat menyadari keputusan tersebut sudah berbuah rasa pahit terhadap
pengadaan LPG.
pemerintah terlihat jelas terhadap LPG (Liquified
Petroleum Gas). Pemerintah bersama Pertamina sudah melakukan berbagai upaya
dalam rangka mewujudkan masyarakat mandiri serta berpindah ke cara memasak
lebih praktis. Kondisi ekonomi Indonesia yang masih berada di garis menengah ke
bawah menuntut pemerintah memberikan subsidi kepada LPG sehingga masyarakat kurang
mampu dapat merasakan memasak menggunakan LPG dengan dihadirkannya LPG 3 kg. Pemerintah
dan Pertamina sangat mempertimbangkan kebutuhan masyarakat sehingga tidak hanya
masyarakat menengah ke bawah yang diperhatikan tetapi masyarakat menengah ke
atas juga mendapat perhatian. Hal ini ditandai dengan murahnya harga LPG 12 kg di pasar Indonesia dibandingkan beberapa
negara Asia lain. Pemerintah dan
Pertamina sangat menyadari keputusan tersebut sudah berbuah rasa pahit terhadap
pengadaan LPG.
Pertamina
sendiri secara gamblang menjelaskan masalah kerugian yang dialami oleh mereka
sejak tahun 2009. Berikut ini kutipan dari Pertamina, “Kerugian sejak tahun 2009 –
2013 mencapai Rp 17 Trilyun. Dengan asumsi
yang dipakai dalam RKAP 2014 (CPA 833 USD/Mton, kurs 10.500 Rp/USD) pasca
kenaikan harga Rp 1000 /kg di Januari 2014
diperkirakan kerugian 2014 akan mencapai Rp 5.4
Trilyun. Namun apabila harga bahan baku dan kurs lebih
besar akan berpotensi rugi lebih besar.”
sendiri secara gamblang menjelaskan masalah kerugian yang dialami oleh mereka
sejak tahun 2009. Berikut ini kutipan dari Pertamina, “Kerugian sejak tahun 2009 –
2013 mencapai Rp 17 Trilyun. Dengan asumsi
yang dipakai dalam RKAP 2014 (CPA 833 USD/Mton, kurs 10.500 Rp/USD) pasca
kenaikan harga Rp 1000 /kg di Januari 2014
diperkirakan kerugian 2014 akan mencapai Rp 5.4
Trilyun. Namun apabila harga bahan baku dan kurs lebih
besar akan berpotensi rugi lebih besar.”
Besarnya
kerugian yang diterima Pertamina membuat perusahaan tersebut ketar-katir
mencari bahan baku dalam mengupayakan LPG tetap memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kerugian yang sudah disinggung oleh Pertamina kemudian diperkuat oleh temuan BPK
yang menyebutkan bahwa, “Pertamina
menanggung kerugian atas bisnis LPG 12 kg dan 50 kg selama tahun 2011 sampai Oktober 2012 sebesar Rp. 7,73
Triliun.”
kerugian yang diterima Pertamina membuat perusahaan tersebut ketar-katir
mencari bahan baku dalam mengupayakan LPG tetap memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kerugian yang sudah disinggung oleh Pertamina kemudian diperkuat oleh temuan BPK
yang menyebutkan bahwa, “Pertamina
menanggung kerugian atas bisnis LPG 12 kg dan 50 kg selama tahun 2011 sampai Oktober 2012 sebesar Rp. 7,73
Triliun.”
Menyikapi
hal tersebut, Pertamina mendiskusikan untung-rugi bersama Pemerintah lalu memutuskan
untuk menaikkan harga LPG secara berkala. Kenaikan harga LPG berdampak pada
kelangkaan LPG 12 kg maupun 3 kg di distributor atau agen. Masyarakat menengah
ke atas yang cenderung manja dengan harga LPG 12 kg, lantas mengalami kepanikan
saat terjadi peningkatan harga. Hal ini tidak menutup kemungkinan konsumen
menengah ke atas mencari LPG 3 kg dalam menunjang aktivitas dapur mereka.
hal tersebut, Pertamina mendiskusikan untung-rugi bersama Pemerintah lalu memutuskan
untuk menaikkan harga LPG secara berkala. Kenaikan harga LPG berdampak pada
kelangkaan LPG 12 kg maupun 3 kg di distributor atau agen. Masyarakat menengah
ke atas yang cenderung manja dengan harga LPG 12 kg, lantas mengalami kepanikan
saat terjadi peningkatan harga. Hal ini tidak menutup kemungkinan konsumen
menengah ke atas mencari LPG 3 kg dalam menunjang aktivitas dapur mereka.
Sebagai
warga negara yang baik, imbas kenaikan LPG tentu saja besar jika dihitung
menggunakan kalkulator kehidupan.
Namun belum tentu jika dihitung menggunakan kalkulator
cabai yang fungsinya menambah maupun mengurangi kebutuhan sehari-hari sesuai
pemasukan perbulan.
warga negara yang baik, imbas kenaikan LPG tentu saja besar jika dihitung
menggunakan kalkulator kehidupan.
Namun belum tentu jika dihitung menggunakan kalkulator
cabai yang fungsinya menambah maupun mengurangi kebutuhan sehari-hari sesuai
pemasukan perbulan.
Konsumen LPG 12 Kg
Menurut
survey Nielsen, pengguna LPG 12 kg merupakan kaum menengah ke atas yang
menduduki peringkat 17% dengan pembagian 16% di rumah tangga perkotaan dan 6%
di pedesaan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih berada di
bawah garis kemampuan untuk dapat membeli LPG nonsubsidi.
survey Nielsen, pengguna LPG 12 kg merupakan kaum menengah ke atas yang
menduduki peringkat 17% dengan pembagian 16% di rumah tangga perkotaan dan 6%
di pedesaan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih berada di
bawah garis kemampuan untuk dapat membeli LPG nonsubsidi.
LPG
12 kg diperuntukkan bagi mereka yang mampu dari segi penghasilan perbulan.
Masyarakat kita yang konsumtif dan kurang mendukung niat Pemerintah dan
Pertamina seakan-akan kenaikan harga LPG merupakan sebuah kesalahan. Dalam
aspek sosial saja, tingkat kebutuhan masyarakat tentu berbeda dari kelas
menengah ke atas dengan menengah ke bawah. Masyarakat yang hidup berkecukupan
dengan mudahnya membeli kebutuhan sekunder dari penghasilan mereka. Sebagai
contoh saja, masyarakat menengah ke atas tidak tanggung-tanggung mengeluarkan
tabungan puluhan juta untuk sebuah notebook,
smartphone, tablet maupun peralatan
rumah tangga termutakhir masa kini yang sudah dilengkapi konektivitas internet.
12 kg diperuntukkan bagi mereka yang mampu dari segi penghasilan perbulan.
Masyarakat kita yang konsumtif dan kurang mendukung niat Pemerintah dan
Pertamina seakan-akan kenaikan harga LPG merupakan sebuah kesalahan. Dalam
aspek sosial saja, tingkat kebutuhan masyarakat tentu berbeda dari kelas
menengah ke atas dengan menengah ke bawah. Masyarakat yang hidup berkecukupan
dengan mudahnya membeli kebutuhan sekunder dari penghasilan mereka. Sebagai
contoh saja, masyarakat menengah ke atas tidak tanggung-tanggung mengeluarkan
tabungan puluhan juta untuk sebuah notebook,
smartphone, tablet maupun peralatan
rumah tangga termutakhir masa kini yang sudah dilengkapi konektivitas internet.
Pemerintah
dan Pertamina sudah berusaha memisahkan pemaketan LPG dikarenakan tingkat
ekonomi masyarakat kita. Masyarakat yang sudah berada di garis kemakmuran dan
sejahtera menurut definisi Pemerintah (menaikkan gaji PNS dan Upah Minimum
karyawan swasta), kenaikan ini bukanlah sebuah malapetaka. Kebutuhan sekunder
lain dapat dipenuhi dengan mudah sehingga tidak ada alasan beralih ke LPG 3 kg.
dan Pertamina sudah berusaha memisahkan pemaketan LPG dikarenakan tingkat
ekonomi masyarakat kita. Masyarakat yang sudah berada di garis kemakmuran dan
sejahtera menurut definisi Pemerintah (menaikkan gaji PNS dan Upah Minimum
karyawan swasta), kenaikan ini bukanlah sebuah malapetaka. Kebutuhan sekunder
lain dapat dipenuhi dengan mudah sehingga tidak ada alasan beralih ke LPG 3 kg.
Menurut
saya, masyarakat yang masuk ke dalam golongan menengah ke atas antara lain PNS,
pegawai swasta, maupun pengusaha yang memiliki penghasilan di atas upah minimum
suatu daerah. Dengan demikian, anggapan apapun dari golongan ini, masyarakat
menengah ke bawah menilai bahwa mereka hidup senang tanpa perlu memikirkan pemasukan setiap harinya.
saya, masyarakat yang masuk ke dalam golongan menengah ke atas antara lain PNS,
pegawai swasta, maupun pengusaha yang memiliki penghasilan di atas upah minimum
suatu daerah. Dengan demikian, anggapan apapun dari golongan ini, masyarakat
menengah ke bawah menilai bahwa mereka hidup senang tanpa perlu memikirkan pemasukan setiap harinya.
Kita
selalu berada di posisi mengeluh namun belum tentu mendapatkan imbasnya setelah
dihitung sesuai kebutuhan masing-masing. Jika dalam sebulan kita sudah memiliki
perencanaan keuangan yang mapan, membuat daftar kebutuhan primer dan sekunder,
pemasukan yang didapat sudah mencukupi segala kebutuhan. Kebutuhan LPG 12 kg
sendiri, menurut hemat saya sebagai konsumen, lebih kurang 3 bulan sekali baru
diganti dengan yang baru. Penghematan dapat dilakukan sesuai perilaku dapur
kita. Rumah tangga yang rutin memasak 3 kali sehari rata-rata akan memakan
waktu menghidupkan LPG lebih kurang setengah jam, jika makanan yang kita masak
beragam. Kecuali, kondisi hemat akan berbeda ketika posisi kita menjadi seorang
pedagang olahan makanan tertentu yang membutuhkan waktu memasak lebih lama. Penghematan
terjadi bukan pada besar kecil LPG namun lebih kepada penggunaan dari diri kita
sendiri.
selalu berada di posisi mengeluh namun belum tentu mendapatkan imbasnya setelah
dihitung sesuai kebutuhan masing-masing. Jika dalam sebulan kita sudah memiliki
perencanaan keuangan yang mapan, membuat daftar kebutuhan primer dan sekunder,
pemasukan yang didapat sudah mencukupi segala kebutuhan. Kebutuhan LPG 12 kg
sendiri, menurut hemat saya sebagai konsumen, lebih kurang 3 bulan sekali baru
diganti dengan yang baru. Penghematan dapat dilakukan sesuai perilaku dapur
kita. Rumah tangga yang rutin memasak 3 kali sehari rata-rata akan memakan
waktu menghidupkan LPG lebih kurang setengah jam, jika makanan yang kita masak
beragam. Kecuali, kondisi hemat akan berbeda ketika posisi kita menjadi seorang
pedagang olahan makanan tertentu yang membutuhkan waktu memasak lebih lama. Penghematan
terjadi bukan pada besar kecil LPG namun lebih kepada penggunaan dari diri kita
sendiri.
Konsumen LPG 3 Kg
Pengguna
LPG 3 kg sudah cukup jelas sekali. Pemerintah dan Pertamina sudah jauh-jauh
hari menjelaskan bahwa LPG 3 kg hanya diperuntukan
kepada masyarakat menengah ke bawah atau kurang mampu. Dukungan pemerintah
tidak hanya sampai mensubsidi LPG 3 kg saja, sekitar tahun 2007 Pemerintah
sudah membagi LPG 3 kg untuk masyarakat menengah ke bawah di seluruh Indonesia.
Pembagian LPG 3 kg tersebut menggarisbawahi bahwa golongan mana saja yang
berhak memakai tersebut.
LPG 3 kg sudah cukup jelas sekali. Pemerintah dan Pertamina sudah jauh-jauh
hari menjelaskan bahwa LPG 3 kg hanya diperuntukan
kepada masyarakat menengah ke bawah atau kurang mampu. Dukungan pemerintah
tidak hanya sampai mensubsidi LPG 3 kg saja, sekitar tahun 2007 Pemerintah
sudah membagi LPG 3 kg untuk masyarakat menengah ke bawah di seluruh Indonesia.
Pembagian LPG 3 kg tersebut menggarisbawahi bahwa golongan mana saja yang
berhak memakai tersebut.
Bicara
golongan, bicara pula kemapanan masyarakat menengah ke bawah yang semestinya pengguna
LPG 3 kg. Saya menyadari, bukan pula merendahkan kedudukan mereka, masih banyak
masyarakat yang mencari nafkah dari pagi sampai malam dengan pemasukan sedikit
sekali. Tidak ada golongan lain yang layak menerima LPG bersubsidi dari
Pemerintah dan Pertamina selain pekerja tanpa terikat kontrak atau tanpa gaji
di atas upah minimum.
golongan, bicara pula kemapanan masyarakat menengah ke bawah yang semestinya pengguna
LPG 3 kg. Saya menyadari, bukan pula merendahkan kedudukan mereka, masih banyak
masyarakat yang mencari nafkah dari pagi sampai malam dengan pemasukan sedikit
sekali. Tidak ada golongan lain yang layak menerima LPG bersubsidi dari
Pemerintah dan Pertamina selain pekerja tanpa terikat kontrak atau tanpa gaji
di atas upah minimum.
Di mana Posisi Kita?
Kenaikan
LPG 12 kg semakin marak diberitakan dan menyudutkan Pertamina maupun
Pemerintah. Sebagai konsumen, saya dan Anda berada di posisi masing-masing.
Saya berhak memilih LPG 12 kg maupun 3 kg. Anda juga memiliki hak yang sama.
Tetapi kesadaran untuk membantu Pertamina terletak pada sifat dalam diri kita
sendiri. Pertamina sudah sangat baik mensubsidikan LPG sampai Bahan Bakar
Minyak (BBM). Kesadaran lain lahir karena naluri manusiawi saat melihat dari
atas dan ke bawah. Melihat ke atas untuk membandingkan dengan orang yang sama
mapannya dengan kita. Melihat ke bawah untuk menyelami bahwa masih banyak orang
lain berada di bawah kemapanan ekonomi kita.
LPG 12 kg semakin marak diberitakan dan menyudutkan Pertamina maupun
Pemerintah. Sebagai konsumen, saya dan Anda berada di posisi masing-masing.
Saya berhak memilih LPG 12 kg maupun 3 kg. Anda juga memiliki hak yang sama.
Tetapi kesadaran untuk membantu Pertamina terletak pada sifat dalam diri kita
sendiri. Pertamina sudah sangat baik mensubsidikan LPG sampai Bahan Bakar
Minyak (BBM). Kesadaran lain lahir karena naluri manusiawi saat melihat dari
atas dan ke bawah. Melihat ke atas untuk membandingkan dengan orang yang sama
mapannya dengan kita. Melihat ke bawah untuk menyelami bahwa masih banyak orang
lain berada di bawah kemapanan ekonomi kita.
Dengan
memahami posisi ini, atas sadar sendiri pula, kita sudah membantu kebijakan
Pemerintah bersama Pertamina dalam menaikkan harga LPG 12 kg dengan alasan yang
sangat akurat. Saya tidak menjelaskan alasan tersebut secara terperinci, karena
tidak memiliki kepasitas seperti halnya Pemerintah dan Pertamina. Jelasnya,
kita dapat melihat dan membaca di berbagai media kedua pihak sudah menjelaskan
secara gamblang mengenai penjelasan ini.
memahami posisi ini, atas sadar sendiri pula, kita sudah membantu kebijakan
Pemerintah bersama Pertamina dalam menaikkan harga LPG 12 kg dengan alasan yang
sangat akurat. Saya tidak menjelaskan alasan tersebut secara terperinci, karena
tidak memiliki kepasitas seperti halnya Pemerintah dan Pertamina. Jelasnya,
kita dapat melihat dan membaca di berbagai media kedua pihak sudah menjelaskan
secara gamblang mengenai penjelasan ini.
Secara
kecil-kecilan, bersama rekan-rekan saya melakukan survey ke sebuah toko distributor
di Aceh Barat. Saya menemui Mursalim, seorang pedagang LPG 12 kg dan 3 kg.
Menurut beliau, kenaikan LPG 12 kg sangat berimbas pada masyarakat walaupun
mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Sampai tanggal 16 September 2014, harga LPG
12 kg di kota Meulaboh berada di kisaran Rp. 135.000 per tabung. Sedangkan
harga LPG 3 kg berada antara Rp. 18.000 sampai Rp. 20.000 per tabung.
kecil-kecilan, bersama rekan-rekan saya melakukan survey ke sebuah toko distributor
di Aceh Barat. Saya menemui Mursalim, seorang pedagang LPG 12 kg dan 3 kg.
Menurut beliau, kenaikan LPG 12 kg sangat berimbas pada masyarakat walaupun
mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Sampai tanggal 16 September 2014, harga LPG
12 kg di kota Meulaboh berada di kisaran Rp. 135.000 per tabung. Sedangkan
harga LPG 3 kg berada antara Rp. 18.000 sampai Rp. 20.000 per tabung.
Sejauh
pengamatan Mursalim, masih sedikit masyarakat yang beralih ke LPG 3 kg.
Masyarakat sekitar masih menyadari posisi masing-masing dan Mursalim memperingatkan
konsumen membeli sesuai tingkat ekonomi mereka. Selain itu, LPG 3 kg sering
mengalami kekosongan disebabkan jadwal pemasokan selama 3 hari sekali. Mursalim
sendiri memiliki komitmen menjual LPG satu orang satu sehingga dapat merata.
Laki-laki yang berusia 54 tahun tersebut juga menyesalkan kenaikan LPG karena
membuat masyarakat resah, namun karena hal itu sudah menjadi kebijakan bersama
mau tidak mau terpaksa dipatuhi. Sebagai pedagang, beliau juga tidak meneliti
dengan cermat pembeli yang datang benar berasal dari golongan menengah ke bawah
atau ke atas. Baginya, setiap ada pembeli, baik 12 kg maupun 3 kg tetap akan
dijual.
pengamatan Mursalim, masih sedikit masyarakat yang beralih ke LPG 3 kg.
Masyarakat sekitar masih menyadari posisi masing-masing dan Mursalim memperingatkan
konsumen membeli sesuai tingkat ekonomi mereka. Selain itu, LPG 3 kg sering
mengalami kekosongan disebabkan jadwal pemasokan selama 3 hari sekali. Mursalim
sendiri memiliki komitmen menjual LPG satu orang satu sehingga dapat merata.
Laki-laki yang berusia 54 tahun tersebut juga menyesalkan kenaikan LPG karena
membuat masyarakat resah, namun karena hal itu sudah menjadi kebijakan bersama
mau tidak mau terpaksa dipatuhi. Sebagai pedagang, beliau juga tidak meneliti
dengan cermat pembeli yang datang benar berasal dari golongan menengah ke bawah
atau ke atas. Baginya, setiap ada pembeli, baik 12 kg maupun 3 kg tetap akan
dijual.
Namun,
selama saya berada di toko Mursalim, terdapat hal unik yang membuat semua pembeli
tahu diri berada di posisi mana saat akan membeli LPG. Sebuah spanduk dengan
tulisan besar ditempel di dinding toko tersebut. Tulisan ini berbunyi, “Elpiji 3 KG Untuk Rakyat Kurang Mampu,
Elpiji 12 KG Untuk Rakyat Mampu Golongan Menengah Ke Atas.”
selama saya berada di toko Mursalim, terdapat hal unik yang membuat semua pembeli
tahu diri berada di posisi mana saat akan membeli LPG. Sebuah spanduk dengan
tulisan besar ditempel di dinding toko tersebut. Tulisan ini berbunyi, “Elpiji 3 KG Untuk Rakyat Kurang Mampu,
Elpiji 12 KG Untuk Rakyat Mampu Golongan Menengah Ke Atas.”
Tidak
hanya itu, masih terdapat tambahan tulisan lain di spanduk tersebut, “Golongan Menengah Ke Atas Jangan Merampas
Hak Rakyat Kurang Mampu!”
hanya itu, masih terdapat tambahan tulisan lain di spanduk tersebut, “Golongan Menengah Ke Atas Jangan Merampas
Hak Rakyat Kurang Mampu!”
Miris,
Bukan?
Bukan?
Dan
satu kalimat lainnya, “Tidak Malukah Anda
Menggunakan Elpiji 3 KG?”
satu kalimat lainnya, “Tidak Malukah Anda
Menggunakan Elpiji 3 KG?”
Sindiran
terakhir jelas sekali untuk golongan yang sudah dimaksud di atas. Lantas, benarkah kita sudah mengetahui posisi
masing-masing?
terakhir jelas sekali untuk golongan yang sudah dimaksud di atas. Lantas, benarkah kita sudah mengetahui posisi
masing-masing?
Saya
patut acungi jempol kepada Mursalim, membuat spanduk ini tentulah tidak
serta-merta datang dengan sendirinya tanpa didasari atas kerisauan hati beliau.
Mursalim mengerti sekali masyarakat menengah ke bawah akan kesulitan membeli
LPG 12 kg (LPG nonsubsidi).
patut acungi jempol kepada Mursalim, membuat spanduk ini tentulah tidak
serta-merta datang dengan sendirinya tanpa didasari atas kerisauan hati beliau.
Mursalim mengerti sekali masyarakat menengah ke bawah akan kesulitan membeli
LPG 12 kg (LPG nonsubsidi).
Lalu,
bagaimana dengan kita? Ayo, kita pilih LPG yang ramah dengan kantong masing-masing. Lihat yuk, hasil liputan kami di video berikut ini.
bagaimana dengan kita? Ayo, kita pilih LPG yang ramah dengan kantong masing-masing. Lihat yuk, hasil liputan kami di video berikut ini.