Categories
Uncategorized

Siap-siap ASUS GaAdaMatinya Segera Hadir di Indonesia

ASUS mulai menarik minat pasar dengan tagline GaAdaMatinya. Percaya atau tidak, sebuah smartphone dengan kapasitas baterai besar ini adalah yang terbaik di kelasnya. ASUS cukup percaya diri karena keluarga Max telah memberikan bukti paling nyata pada generasi sebelumnya. Wajar jika di smartphone yang telah mengalami peningkatan ini, ASUS memberikan pengalaman lebih baik agar pecinta smartphone berani bertaruh di sisi keunggulan baterai dan kamera. Padatnya aktivitas membuat kita kesal saat smartphone padam, namun hal ini nggak berlaku lagi jika kamu telah memiliki ASUS ZenFone 3 Max.
“Saat ini, sebagian besar dari kita tidak bisa lepas dari smartphone. Apapun profesi kita, baik mahasiswa, karyawan, ibu rumah tangga yang banyak berinteraksi dengan rekan-rekan bisnis atau pengusaha, hampir semuanya memanfaatkan smartphone untuk berkomunikasi. Namun semua itu tidak ada artinya jika ponsel pintar tidak bisa menemani kita setiap saat. Bayangkan saja jika kita sedang ingin menjepret sebuah pemandangan atau mencari rute terdekat ke lokasi yang kita tuju tetapi ponsel kita kehabisan baterai. Pengalaman seperti itu tentu sangat menyebalkan.” Benjamin Yeh, Regional Director ASUS South East Asia.
Rata-rata, ponsel pintar yang hadir saat ini menawarkan kepasitas baterai yang rendah sehingga sebentar saja telah habis. ASUS memberikan penawaran lebih baik pada ZenFone 3 Max dengan 4100 mAh. Kapasitas baterai ini didukung oleh kemampuan saving yang mumpuni sehingga kinerjanya dapat diadu. Baterai yang tahan lama menjadi sebuah keharusan saat ini mengingat hampir semua kebutuhan internet dijalankan dalam waktu yang sama. 
Smartphone yang telah menjadi gaya hidup mau tidak mau harus ikut dalam meramaikan media sosial maupun bermain aman dalam memotret. Saat ini kebutuhan akan sebuah smartphone dirasa cukup bernyali dalam mengabadikan momentum berharga. Saat demikian dibutuhkan smartphone yang GaAdaMatinya untuk menunjang aktivitas tersebut. Dalam bermain smartphone pula, aktivitas yang paling sering dilakukan adalah main internet, mendengar musik maupun menonton video. Kebutuhan sehari-hari seperti telepon dan pesan singkat telah berganti ke perpesanan online dan video call. Untuk itu dibutuhkan sebuah smartphone dengan baterai yang cukup kuat dalam menunjang aktivitas ini. 
“Bayangkan kalau smartphone yang kita isi penuh tersebut bisa membagikan energinya ke perangkat-perangkat lain yang juga kita bawa, tentu sangat menarik. Apalagi kalau smartphone tersebut juga punya baterai yang besar sehingga masih punya energi yang cukup meski sudah menyerahkan sebagian energinya pada gadget-gadget kita lainnya, ZenFone 3 Max seriesbisa melakukan ini, ia GaAdaMatinya.” Benjamin Yeh.
Keseharian yang mengandalkan kamera pun telah berganti dengan kamera dari smartphone. ZenFone 3 Max cukup baik soal kamera di kelasnya. Dengan harga yang bersahabat, smartphone ini menawarkan pengalaman yang lebih baik dalam menangkap hasil foto. Bermain dengan foto telah menjadi aktivitas sehari-hari, kamera smartphone ini bisa diadu dalam menyemarakkan hari-hari. 
“Saat ini, sudah banyak smartphone yang menawarkan kemampuan fotografi yang juga mengagumkan. Memang masih jauh dibandingkan dengan kamera profesional. Tetapi yang pasti, smartphone kita bawa kapanpun dan ke manapun, dan muat diselipkan di saku celana atau kantong baju. Tetapi, smartphone yang punya kemampuan fotografi mumpuni biasanya harganya juga tinggi.” Benjamin Yeh. 
ZenFone 3 Max dengan kamera GaAdaMatinya memiliki kualitas foto yang baik, tajam, akurasi warna yang sesuai dan mampu mendeteksi fokus dengan cepat. Smartphone dengan harga terjangkau namun kualitas lebih baik adalah ini pilihannya. Smartphone yang mewah dan tekstur halus ini akan segera hadir di Indonesia. Hari di mana bersenang-senang dengan tagar GaAdaMatinya adalah besok, 7 Februari 2017. Kamu bakal terenyuh dengan kehadiran seri Max yang semakin sempurna di sisi baterai dan kamera. Dengan prosesor yang hemat energi, ZenFone 3 Max menyasar kalangan yang rindu smartphone high end namun belum kesampaian untuk menggenggamnya.

Kamu wajib catat tanggal rilisnya di Indonesia dan segera serbu toko-toko yang menjual ZenFone 3 Max. Saya memberikan penghargaan luar biasa kepada sebuah smartphone yang terjangkau namun berada di kelas menengah ke atas. Kapan lagi mencoba kemampuan tingkat tinggi jika bukan di GaAdaMatinya ASUS ZenFone 3 Max? 
Categories
Uncategorized

Keindahan Bunga dari Kamera Smartphone ASUS Zenfone 3

foto kamera ASUS Zenfone 3
Foto bunga kamera smartphone yang detail dan fokus – photo by Bai Ruindra
“Bunga
kok difoto!”
Sindiran
yang ngena jika saya sangat sensitif terhadap segala rasa. Benar sih,
ngapain foto bunga? Konteks keindahan itu sebenarnya terletak pada
bunga. Jika saya kembali bertanya, siapa yang nggak suka bunga?

Baca Juga

Eksplore
Bali dengan Kamera Zenfone 3

Apapun
alasannya, setiap orang suka bunga. Jika tidak bunga hidup, suka kepada bunga
mati, atau aroma bunga di parfum. Intinya, suka atau tidak dengan bunga itu
sangat universal sekali. Bukan pula seorang pria suka bunga karena hidupnya
melankolis, melodrama, sensitif atau berperangai seperti wanita. Ada alasan
yang membuat seorang pria mengarahkan indera ke bunga, membidik kamera ke
bunga, dan itu hanya pria tersebut yang tahu.
Bidikan
kamera smartphone saat ini tidak bisa lagi dimanipulasi. Memang, banyak
aplikasi pemanis yang bisa diinstal dari Google Play atau App Store. Seiring perkembangan
teknologi, smartphone yang digagahi dengan segenap fitur menarik,
fitur-fitur kamera DSRL kemudian juga diboyong ke kamera ponsel pintar. Smartphone
high end
yang laris bagai kacang rebus membuat produsen berlomba-lomba
dalam memamerkan hasil tangkapan kamera ponsel tersebut. Salah satu fitur yang
dibenamkan adalah autofocus. Bunga menjadi salah satu objek yang mudah
didapat, mudah ditangkap oleh autofocus kamera ponsel, warna yang
mencolok, dan detail yang rapi.
Bunga ini ada di Terima 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten – Photo by Bai Ruindra
Bunga ini biasa saja tetapi tampak sangat detail dari kamera smartphone yang dibekali fitur autofocus – Photo by Bai Ruindra
Sudut pandang yang berbeda membuat bunga juga tampil unik dan menaik. Bunga ini ada di Pura Ulun Danu Bratan, Bedugul, Bali – Photo by Bai Ruindra
Kamera
smartphone high end yang ada saat ini telah mampu menangkap detail bunga
dengan jelas, jernih dan tidak pecah walau dilakukan pembesaran. Memotret bunga
pada dasarnya tidak memerlukan teknik khusus, kamu hanya memerlukan kamera yang
“bagus” dengan autofocus, objek bunga akan langsung ditangkap dengan
mudah. Teknik-teknik dasar dalam memotret bunga sebenarnya kembali kepada
pembiasaan kamu. Seberapa sering memotret, mau atau tidak mencoba memotret
bunga, nyaman nggak dengan hasil foto tentang bunga, dan tentu kendala lain.
Belajar
fotografi untuk kamera smartphone dapat dimulai dengan memotret bunga. Toh,
di mana-mana kamu dengan mudah bisa melihat bunga. Bunga yang sedang mekar
menjadi objek yang begitu menarik. Pertama kali mengarahkan kamera smartphone
ke bunga sedang mekar, kamu memang tidak akan mendapatkan detail yang
akurat. Mengejek orang sedang memoret bunga memang sangat mudah, memoret bunga
sehingga dapat hasil yang benar-benar fokus, detail, unik dan backgroud yang
blur tidak mudah.
Fokus ke langit dengan bunga kecil juga menjadi menarik. Ranting dan bunga ini ada di Pura Taman Ayun, Bali – Photo by Bai Ruindra
Belajar fokus dan blur bisa diawali dari memoret bunga. Kebiasaan ini bisa diterapkan pada objek yang lain. Bunga ini terdapat di Pura Taman Ayun, Bali – Photo by Bai Ruindra
Gampanglah
memotret bunga!”
Benar.
Sederhana pula. Tetapi lihat dulu hasil tangkapan kamera smartphone mahal
kamu itu. Sudah fokus? Masih goyang? Sudah detail? Sudah blur bagian belakang?
Syarat
memoret bunga adalah mendekatkan kamera smartphone ke objek. Kamera
smartphone seperti ASUS Zenfone 3
yang telah dibekali autofocus
dengan mudah akan mengunci objek. Saat mengambil foto bunga berbeda dengan
foto alam. Bunga adalah objek yang sederhana namun belum tentu mudah ditangkap
dengan kamera. Bunga adalah objek biasa saja sehingga memerlukan sudut pandang
yang berbeda sehingga hasilnya tampil lebih manis.
Mengapa
kamera ponsel harus didekatkan dengan bunga? Karena tangkapannya akan lebih
detail, lebih fokus dan juga latar belakang yang dapat disamarkan atau tidak
sesuai selera pemotret.
Rangkaian bunga yang sudah layu ini terdapat di kamar kecil Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali – Photo by Bai Ruindra
Keindahan
bunga dari kamera smartphone sangat beragam. Semua ini tergantung dari
sudut pandang kamu mengarahkan kamera. Sudut pandang dalam mengambil foto
dengan objek bunga juga sangat diperlukan. Sekeliling bunga tentu memiliki
pemandangan tersendiri. Apakah kamu mengabaikannya. Apa akan dijadikan latar
belakang. Apa akan dibiarkan sekenanya saja.
Proses
coba-coba yang saya lakukan dalam memotret bunga perlahan-lahan mendapat hasil.
Dukungan kamera smartphone mumpuni membuat bunga lebih hidup di layar
ponsel maupun laptop.
Apakah
saya memotret semua bunga? Tentu tidak. Ibarat menyukai seseorang, feeling
itu juga datang dengan sendirinya. Bunga ini layak nggak difoto. Bunga ini
memiliki sudut pandang yang bagus atau nggak. Bunga ini memiliki rentang yang
luas atau kecil. Latar belakang bunga ini akan seperti apa. Semua pertimbangan
ini akan muncul tiba-tiba saja begitu melihat bunga sedang mekar. Tak heran
jika ada hasil foto yang biasa-biasa saja padahal sudah sangat yakin dengan
objek yang dimaksud.

Baca Juga

Pura
Ulun Danu Bratan Ikon Lima Puluh Ribu Rupiah yang Bersih dan Nyaman

Bunga
memang selalu indah. Belajar memotret terutama soal fokus, detail, dan insting
tentang objek, bunga bisa menjadi pilihan. Tips ini berdasarkan pengalaman
pribadi. Teori perlu dipelajari seperlunya saja. Praktik jauh lebih penting
dari itu. Saya tidak mempelajari teori ini dan itu. Smartphone dengan
kualitas kamera bagus ada di tangan, coba-coba itu perlu dilakukan. Soal keindahan,
begitu saja seadanya, mengalir seperti air!
Categories
Uncategorized

Cari Makanan Halal di Bali, Colek Saja Ayam Betutu Bu Agung Ulan

ayam betutu halal di bali
Ayam Betutu yang pedas dan khas di Bali – Photo by Bai Ruindra
ke Bali, ada nggak ya makanan halal?
Pertanyaan
yang wajar mengingat Bali merupakan salah satu destinasi yang didominasi oleh
umat Hindu. Kuliner halal tentu masuk ke dalam catatan paling atas. Pandu sebagai
guide dadakan juga telah memberikan list tempat makan yang layak
untuk saya, dirinya, dan Sandi.

Baca Juga

Bliss
Surfer Hotel Kuta Bali, Area Surfing untuk yang Belum Bisa Berenang
 

Saya
sempat berpikir akan susah sekali mendapatkan makanan halal di Bali. Saat sarapan
di penginapan
saja, saya sedikit deg-degan dan menyenggol Sandi. Penginapan
kami hampir semua dihuni oleh bule – turis luar negeri. Sejak check-in pada
malam harinya, kami belum bertemu dengan turis dalam negeri. Sandi tampak enjoy
menyantap breakfast yang benar-benar enak di penginapan endorse
kami tersebut.
Sehari
sebelumnya, 09 September, kami telah mampir ke salah satu warung makan yang
sempit, tertata seadanya, sepi dan tentu saja nyaman. Kekhawatiran saya akan
makanan tidak halal di Bali sirna sudah. Tenang saja, ada kok warung
makan halal di sudut-sudut kota tersembunyi. Asalkan jeli, kamu nggak akan nyasar
ke warung makan tidak halal.
Warung
makan ini terletak di Jalan Tukad Pakerisan, Panjer, Denpasar, Bali. Di pintu
masuk saja telah terlihat dengan jelas nama warung makan ini. Begitu duduk di
kursinya yang sederhana, keraguan itu benar-benar sirna saat wanita berjilbab
menghampiri. Warung Ayam Betutu Muslim Bu Agung Ulan bukanlah warung makan
berbintang dengan aneka makanan mahal. Warung makan ini cocok untuk
mengenyangkan perut kami; saya, Sandi, Pandu, Triadi dan Bli Kangin, driver
kami.
“Ayam
betutu itu seperti apa?” tanya saya. Agak lugu dan sebenarnya memang tidak
paham dengan nama kuliner ini.
“Lihat
saja nanti,” ujar Pandu.
“Sama
dengan ayam penyet?” kejar saya lagi.
“Beda!”
tegas Pandu.
“Beda
dia,” Sandi seakan-akan tahu juga kuliner yang akan kami santap nanti.
Celoteh
demi celoteh anak muda dalam kondisi perut keroncongan terjadi. Pikiran saya
benar-benar belum tenang sebelum sepiring nasi, ayam betutu, sambal yang pedas
itu sampai ke depan mata. Aromanya terasa khas. Ayam Betutu dibumbui dengan
kuah yang dikecap pedas walaupun telah saya sampaikan jangan terlalu pedas. Dasar
lidah yang tidak bisa merasakan pedas, saya tetap pedas meskipun mereka yang
lain terbahak saat mencicipi kuah di piring saya. Sandi lebih tertantang untuk
merasakan kuah Ayam Betutu dengan porsi sangat pedas. Tidak hanya itu, Sandi
juga mencolek sambal di piringnya dan di piring saya dengan lahap. Saya kira,
orang Jawa itu nggak begitu suka makan pedas. Sandi kok mau makan pedas?
– lupa saya tanya kepadanya waktu itu.
Ayam
Betutu disajikan dengan lebih besar dibandingkan dengan ayam penyet. Satu porsi
Ayam Betutu yang dijual sebesar 30 ribu dipotong besar-besar, baik dada maupun
paha. Untuk saya yang tidak banyak makan, satu porsi Ayam Betutu bisa disantap
sendirinya tanpa ditambah nasi. Bisa ditebak, saya menyisakan sedikit nasi
karena terlalu lahap menyantap Ayam Betutu. Mau meninggalkan potongan paha ayam
itu, kasihan telah bayar mahal, oh bukan yang itu, rugi benar karena di Aceh
saya tidak akan mendapatkan Ayam Betutu yang sama dengan di Bali, mungkin saja
di Aceh belum ada yang jual Ayam Betutu.
Ayam
Betutu terasa lebih istimewa di lidah saya. Barangkali karena ini kali pertama
saya merasakan kuliner ini. Satu kekurangan di lidah saya adalah makanan ini
terlalu lembek. Saya lebih menyukai ayam yang sedikit keras seperti ayam
kampung. Namun kuah dan sambal dari Ayam Betutu ini benar-benar belum pernah
saya rasakan. Kuahnya pas, semua bumbu terasa menusuk sampai ke daging ayam
yang lembut. Tulang-tulang ayam pun rasanya enggan untuk dibuang saking bisa
dikunyah.

Baca Juga

Keheningan
Pura Taman Ayun di Bali yang Eksotik danKental Ajaran Hindu

Bali
tidak selalu menyuarakan tentang panorama yang indah. Kuliner yang membuat
lidah bergoyang juga patut dicoba. Kamu yang seorang muslim tentu tak perlu
khawatir karena di Bali banyak sekali warung makan yang menghidangkan kuliner
halal. Cukup pasang mata dengan jeli, lirik kiri dan kanan, baca yang teliti,
kamu akan menemukan warung makan halal. Eh, bisa juga kamu searching di smartphone
mewah itu tempat makan halal di Bali.
ke Bali dan berburu kuliner halal, boleh kok kamu coba!
Categories
Uncategorized

Kemenangan Tim 22 ASUS The Incredible Race Dimulai dari Tebak Lagu

Juara Asus Incredible Race
Tim 22 Juara ASUS the Incedible Race, Nusa Dua, Bali, 08 September 2016
Nusa
Dua, Bali, yang tidak begitu bersahabat pagi itu, 08 September 2016, gerimis
tiba-tiba muncul, hujan melebat tak sengaja dan mendung membayang hampir
menutupi pandangan. Tertatih saya beserta blogger lain keluar dari Hotel Courtyard
by Marriot Bali menuju Inaya Putri Bali. ASUS The Incredible Race
Indonesia
dimulai dari sana. Jalan setapak yang dilalui untuk sampai ke
titik start berembun manja dengan rumput-rumput yang mengeluarkan aura
dingin. Sepanjang jalan yang basah, gelak tawa dan langkah cepat menghibur hari
menuju kemenangan di senja nanti. Game seru yang dilaksanakan oleh ASUS
Indonesia kali ini melibatkan lebih 500 peserta yang terdiri dari blogger,
media partner dan dealer.
Hotel Courtyard by Marriot Bali
Hotel Courtyard by Marriot Bali, Nusa Dua, Bali – Photo by Bai Ruindra
Sarapan dulu di Hotel Courtyard by Marriot Bali – Photo by Bai Ruindra
Sepanjang
jalan menuju Inaya Putri Bali, saya bertanya-tanya siapa saja yang tergabung
dengan Tim 22, sesuai dengan keterangan di tag name yang telah saya
kalungkan. Jalan menuju ke tempat kami berkumpul ini menampilkan pemandangan
yang menarik; bangunan eksotik, monumen, air mancur, pura, dan orang-orang
berjualan di bawah gerimis serta payung kuning seakan-akan di sana akan atau
baru saja digelar pesta pernikahan.
Patung dan Pura Nusa Dua Bali
Salah satu yang menarik di sepanjang jalan Nusa Dua, Bali – Photo by Bai Ruindra
petugas kebersihan di nusa dua bali
Petugas kebersihan di Nusa Dua, Bali – Photo by Bai Ruindra
Salah satu pintu masuk hotel yang memiliki ciri khas Bali – Photo by Bai Ruindra
Gaya Eropa menuju Inaya Hotel Bali – Photo by Bai Ruindra
Seorang ibu berjualan di jalan menuju Inaya Hotel Bali – Photo by Bai Ruindra
Jalanan yang sepi – Photo by Bai Ruindra
Setelah
melalui lorong yang bercita rasa Eropa, kami sampai ke “pintu” masuk ASUS The Incredible
Race. Lautan manusia putih dibaluti oleh mendung di bibir pantai ini. Suara
musik menghentakkan telinga. Pengumuman terdengar nyaring, mengabarkan untuk
semua peserta mencari kedudukannya masing-masing. Saya celingak-celinguk ke
papan nama yang diangkat tinggi-tinggi oleh Pemandu Tim 22, yang kemudian saya
tahu namanya Desi. Desi seorang wanita berkerudung yang terlihat sangat
antusias sejak perkenalan kami di
game ini.
Lautan manusia yang siap bertempur dalam ASUS The Incredible Race – Photo by Bai Ruindra
Mulai pertarungan – Photo by Bai Ruindra
Tim
22 terdiri dari media
partner dan blogger. Perkenalan yang singkat,
sambil lalu, di bawah gerimis yang tiba-tiba datang lagi, kami berkumpul jadi
satu dari Banda Aceh, Bandung dan Bali. Gerak cepat pun dimulai, penentuan
ketua tim dan grup
WhatsApp dibuat. Khirzan Noeman, seorang pria yang gagah,
tampan, lembut di sisi berbeda, mata sipit, berkacamata dan berasal dari
Bandung kami tunjuk sebagai ketua. Yudhi Raven kemudian mengemudi sebagai Group
Admin di
WhatsApp dengan lebel yang cukup keren, Zenfone 3 109 Juta.
Grup ini dibentuk untuk memudahkan komunikasi Tim 22. Bisik-bisik di grup mulai
terasa seperti perkenalan, saling menyemangati dan optimis menang.
ASUS
The Incredible Race mulai terasa auranya begitu melewati pukul 09.00 WITA. Semua
peserta tiap tim sudah menentukan ketua dan telah menerima arahan dari panitia.
Khirzan memberikan arahan kepada kami dengan cepat dan memburu waktu sambil menscan
barcode
yang telah diberikan untuk memulai game. Zenfone 3 yang
telah diisi baterai dengan penuh dan paket data dari simPATI sebesar 3GB siap
menemani keseruan ini. Barcode yang telah discan pada aplikasi
QR Droid menunjukkan arah station pertama, ke Novotel Bali Nusa Dua Hotel
& Recidences.

Baca Juga
Zenfone 3 dan Cita Rasa Bali dalam Zenvolution

Google
MAP pun dibuka. Arah jalan telah ditentukan. Khirzan mengomandoi kapal kami
dengan langkah cepat di depan barisan. Tim lain juga berburu waktu di samping
kanan, depan dan belakang. Semangat pagi masih terasa. Misteri di station
pertama masih tanda tanya. Satpam yang berdiri di entah pintu masuk hotel apa
menjadi pelipur sebuah pertanyaan, “Di mana Novotel?”
Arah
ditunjuk, langkah semakin cepat. Begitu Novotel Bali Nusa Dua Hotel &
Recidences terlihat di depan mata, kami bersorak. Hati kami berlabuh ke sini
dan memulai permainan dengan menakjubkan. Karena satu hal yang dimulai dengan
mudah, bisa saja langkah ke depan juga terasa ringan. Permainan pertama di
station pertama adalah Tebak Lagu, sebuah game yang
“ringan” untuk mereka yang datang dari Bandung. Aktivitas teman Bandung sebagai
penyair radio menyantap lagu-lagu barat yang diperdengarkan dengan rakus. Yudhi
dan Fearly adalah pahlawan kami di babak ini. Tak lebih 10 menit keduanya mampu
menebak 20 lagu. Bahkan, beberapa lagu langsung bisa ditebak walaupun baru mendengar
intro saja. 1 poin dikonversikan menjadi uang senilai Rp.100.000. Station
pertama kami telah mengantongi Rp.2.000.000 dengan landing sempurna.
Khirzan
kembali melakukan scan barcode yang telah diberikan oleh station
pertama ini. Gerak kami semakin semangat. Tebak-menebak permainan apalagi yang
akan kami lalui jadi semakin seru. Station kedua cukup jauh dari Novotel namun
kami begitu semangat mencapainya. Semangat itu luntur sejenak begitu tiba di
station kedua kami harus mengantre selama 30 menit untuk dapat berkeliling
dengan kendaraan yang telah disediakan panitia untuk menguji ketangkasan kamera
dan rekaman video Zenfone 3. Pernah berpikir bahwa kapal kami dengan nahkoda
yang tegas dan bijaksana ini akan mendayung lebih pelan. Namun tidak demikian,
station kedua ini kami lalui dengan hampir sempurna walaupun tidak sampai
membawa 20 poin.
Jalanan Nusa Dua, Bali yang romantis – Photo by Bai Ruindra
Istirahat sejenak Tim 22
Selanjutnya,
Paninsula Island! Itu hasil scan barcode untuk Tim 22. Desi sebagai
pemandu kami sedikit demi sedikit mulai mencair. Semula Desi cukup sukar
membuka diri, perlahan mulai mengiyakan. Entah karena panas yang semakin menyentak
kepala atau karena lelah begitu saja. Paninsula Island merupakan sebuah tempat
wisata di Nusa Dua. Jaraknya cukup jauh dari station kedua bahkan dari Bali Collection,
tempat seharusnya kami makan siang. Waktu telah sampai pukul 11.30, tiap
station akan tutup pada pukul 12.00 sampai 13.00. Kami mengalami pro dan
kontra. Ada yang ingin terus lanjut, ada yang berhenti sejenak. Setelah
berdekat panjang lebar, akhirnya kami makan siang terlebih dahulu di salah satu
restoran area Bali Colletion dengan voucher Rp.150.000.
Permainan
ini terasa telah sangat melelahkan di siang terik. Kami belum menyerah. Desi membisikkan
bahwa kami masih unggul dari tim-tim lain. Semangat kembali menyala. Gerak langkah
berpacu dengan cepat untuk mencapai Paninsula Island.
panisula island nusa dua bali
Paninsula Island yang menawan – Photo by Bai Ruindra
Wisatawan di Paninsula Island, Nusa Dua, Bali – Photo by Bai Ruindra
Berduaan itu berjuta rasanya – Photo by Bai Ruindra
Istirahat dulu sebelum panjat bambu kering – Photo by Bai Ruindra
Paninsula
Island yang menawan di bawah terik matahari membuat lelah terasa sepoi-sepoi. Di
setiap sudut pantai ini, orang-orang bercengkrama bersama keluarga mereka. Bule-bule
berjemur dan mandi laut seadanya pakaiannya. Tantangan pertama adalah melatih
keseimbangan kamera Zenfone 3. Tubuh yang lelah tetap saja tak melawan saat
ditatih ke atas bambu kering. 15 menit waktu yang diberikan telah kami lalui
dengan poin hampir 20, saya lupa jelasnya berapa.
Barcode discan
kembali dan kami menuju station berikutnya di dekat ini. Jalan tikus kami
tempuh untuk mencapai station yang ternyata sedang istirahat. Di station ini,
sedikit memaksa kami meminta panitia untuk segera memberikan tantangan yang
kemudian kami tahu untuk menguji fitur HDR Pro dari Zenfone 3. 20 foto
diberikan, kami menyebar, namun hanya 16 foto yang kembali kami bawa pulang dengan
hasil tangkapan kamera sesuai foto yang diberikan panitia tepat waktu sebelum
usai 15 menit.
Ada
beberapa pos lagi yang kami lalui, sebagian mencapai poin 20, sebagian tidak. Kisah
lucu tentu saat kami ditantang untuk menari Bali. Gerak yang sama sekali belum
kami tahu, kecuali peserta dari Bali. Permainan yang tercepat setelah menebak
lagu adalah memotret dengan fitur Low Light di Hotel Courtyard by Marriot Bali.
Khirzan begitu tangkas membagi tugas kepada semua anggota tim sehingga tak
sampai 10 menit, kami telah berhasil memotret 20 objek di dalam gelap dengan
sempurna. Tentu yang menjadi kelucuan lain adalah bermain Pokemon GO di Zenfone
3 pada area Bali Collection. Rata-rata dari Tim 22 belum mahir bermain Pokemon
GO namun kami berhasil menangkap 50 lebih Pokemon sebelum 15 menit.

Titik
finish itu pukul 15.30 WITA. Desi mengabarkan bahwa poin kami telah
sampai 144, lebih besar dari tim lain. Namun, Desi juga mengatakan bahwa telah
ada tim lain yang finish terlebih dahulu. Cemas mulai muncul. Pengumuman
kemenangan baru akan dilakukan di Gala Dinner. Tetapi, medali tanda jadi juara
telah kami kalungkan.
Gigit medali biar kayak orang-orang, Tim 22 yang kompak.
Selfie lagi bareng seleb blog
Penat
dan kusut telah tak lagi didefinisikan. Bus-bus telah berderet untuk mengantar
kami ke hotel untuk persiapan Gala Dinner. Kepala terayun ke kiri dan kanan. Sampai
di Hotel Courtyard by Marriot Bali, penyambutan sempurna dilakukan oleh seorang
gadis Bali dengan pakaian adatnya. Istirahat sejenak, lalu persiapan menuju
Nusa Dua Convention Centre. Gala Dinner akan dimulai pukul 19.00 WITA.
gadis bali
Gadis Bali – Photo by Bai Ruindra
Senja dari Nusa Dua, Bali – Photo by Bai Ruindra
Inilah
kemenangan Tim 22, dimulai dengan landasan mulus, tersendat-sendat di bagian
tengah dan kembali melaju kencang di babak akhir. Semua lelah itu terjawab sudah
saat pembawa acara Gala Dinner menyebut Tim 22 menjuarai ASUS The Incredible
Race
dengan total poin 194 – 144 ditambah bonus 50. Sorak membahak. Kami
terpingkal. Terima kasih untuk Desi sebagai pemandu. Terima kasih untuk
semangat dan kekompakan Tim 22. Terima kasih untuk ASUS. Terima kasih
untuk Zenvolution. Dan terima kasih untuk Zenfone 3. Kalian luar
biasa!
Sang Juara ASUS the Incredible Race, Tim 22
Categories
Uncategorized

Zenfone 3 dan Cita Rasa Bali dalam Zenvolution

Hasil kamera Zenfone 3 16MP – Photo by Bai Ruindra

BALI. Aromanya begitu
kentara. Semerbak cinta yang diangan-angankan,  sekonyong-konyong bermula dari sini. Ilustrasi
cinta sejati seakan-akan adalah Bali itu sendiri. Kekuasaannya dalam menarik
minat wisatawan tak terlepas dari keunikan, kemewahan sejarah, perpaduan
adat-istiadat dengan masyarakat modern, dan kekayaan alam yang mendunia.

Aku
terhempas ke Bali, cita-cita yang lama terpendam. Ayolah, teman. Bali memang
sesuatu. Bagiku yang merindu kokohnya candi-candi tempat peribadatan Hindu, Tari
Kecak yang gaduh, wanita-wanita dalam Tari Pendet yang melotot, dipadu dengan
deru ombak membuatku terpesona lebih panjang.
Kali
ini, cita rasa Bali ada dalam Zenvolution, acara besar ASUS
tahun ini yang menyusun kemolekan Zenfone 3 di atas rak berkilau.
Balutan hangat dari Zenfone generasi terbaru langsung terasa begitu tangan
menyentuh bodinya. Tekstur lembut yang harus dipegang erat. Tatapan tajam
dengan Full HD. Kecepatan yang mengalahkan kuda kencana. Pendar-pendar
warna yang menggoda. Hasil klik kamera yang memesona.

Foto bersama blogger Travelerien malam Gala Dinner, Zenvolution, Nusa Dua Convention Center, Bali. Foto diambil menggunakan Zenfone 3 
Zenvolution
bersenandung begitu syahdu di Pulau Dewata. Deru ombak yang mendayu-dayu tidak
membuat Zenfone 3 jatuh dari rak yang tersusun rapi. Inilah Bali. Kekuatannya adalah
mahakarya dari semesta. Kekuatan magis itu pula yang menghipnotisku untuk enggan
berpaling dari Zenfone 3, mahakarya Asus yang lebih ringan berlari, lentur
menari, dan aduhai merayu. Sekali kusentuh saja tak cukup untuk memanjakan
aroma di dalam dirinya. Berkali-kali kusentuh, rasa itu tak lagi terdefinisi,
aku telah berbaur dengan generasi smartphone terbaru Asus ini.
Ibarat
Bali yang menggoda untuk kembali, Zenvolution juga membuatku rindu untuk ada
kembali di sini. Pesonanya penuh sensasi, menggairahkan, menguak semua keelokan
yang ada dalam diri Zenfone 3. Tentu tak ragu untuk meminang kemulusan bodinya.
Zenfone 3 untuk kamu yang ingin segera memeluk generasi terbaru ini. Zenfone 3
Deluxe untuk kamu yang mencintai kemewahan dalam balutan bening bodinya. Zenfone
3 Ultra untuk kamu yang tak bisa lepas dari live streaming video terbaru
atau game online yang penuh gairah. Zenfone 3 Max untuk kamu yang lebih
sering menghabiskan waktu di luar ruangan. Zenfone 3 Laser untuk kamu yang ingin
segera upgrade dari varian sebelumnya.

Baca Juga
Kemenangan Tim 22 ASUS Incredible Race Dimulai dari Tebak Lagu

Bali
yang menyimpan berbagai candi, ras, kasta, seni dan tarian indah, juga sama
dengan Zenvolution yang melahirkan Zenfone 3 dari dapur picu terkencang
Snapdragon 821, RAM terbesar 6 GB, memori terluas 256 GB sampai ke RAM rendah 3
GB, memori internal 32 GB. Kamu yang mencintai fotografi sama sepertiku tak
akan kecewa dengan kamera 16 megapixel.
Zenvolution
masih berbinar di Nusa Dua, Bali. Gemerlapnya masih terpantul ke mana-mana. Blitz
kamera Zenfone 3 menyisakan kenangan-kenangan manis dari kami, terutama
blogger yang dimanjakan Asus dalam acara besar ini. Hentakan musik mengalunkan
irama semangat untuk berdua saja dengan Zenfone 3. Memang benar, era digital
ini, pacaran jadi lebih asyik dengan smartphone. Aku pun telah merasakan
ini. Saat bersama Zenfone 3, pesona yang lain di sekitarku seakan telah senyap.
Sentuhan di layar berpendar warna ini tak membuatku berpaling. Preview hasil
bidikan kamera berulangkali kulakukan. Takjub dan mengharu-biru bidikan
kameranya.

Evolusi
Zenfone 3 yang menggelora. Pancaran silaunya tak pudar dari awal Zenvolution
sampai akhir. Pulau Dewata menjadi saksi telah lahirnya mahakarya dari Asus
tahun ini. Rasanya, tidak sabar gempita ini menerangi seluruh negeri. Kamu tunggu
saja update lain di sini, tentang Bali, Zenvolution
dan Zenfone 3!

Hasil foto yang bagus dari Zenfone 3 – Photo by Bai Ruindra