![]() |
Apartemen mewah di Jakarta. |
![]() |
Kenyamanan tinggal di apartemen di Jakarta. |
![]() |
Apartemen mewah di Jakarta. |
![]() |
Kenyamanan tinggal di apartemen di Jakarta. |
Semakin lama
disetor biaya perjalanan haji, semakin lama pula nomor antrian panggilan
didapat. Tak bisa dipungkiri bahwa pendaftar haji dari Indonesia memiliki masa
tunggu yang cukup panjang. Tiap tahun bertambah saja umat Islam yang mampu
melunasi biaya perjalanan haji. Jika dikalkukasikan dengan usia, saat sudah tua
baru melunasi biaya perjalanan haji entah kapan bisa berangkatnya.
Sesuatu yang mustahil bagi perempuan
yang lahir tanggal 1 Juli 1956 karena dirinya bukanlah seseorang yang memiliki
penghasilan tetap. Ia mulai memikirkan pekerjaan yang tidak begitu rumit,
sesuai dengan kemampuannya, dan dapat menghasilan lebih besar keuntungan supaya
dapat melunasi biaya perjalanan menuju Mekkah.
Daun layah yang telah dikeringkan kemudian
dianyam menggunakan bili (jenis tanaman belukar) dengan metode khusus
sehingga membentuk sange. Bagian permukaan sange dilekatkan rotan
supaya lebih kokoh. Usaha yang ditekuni Sapiah semenjak tahun 2006 perlahan-lahan
mulai menghasilkan.
Semakin hari semakin banyak orang yang membeli sange
darinya. Sange yang dihasilkan Sapiah merupakan karya industri rumah
tangga dalam skala kecil. Sapiah tidak memiliki modal untuk mempromosikan sange-sange
tersebut dalam skala lebih besar.
Permintaan sange dari orang-orang yang
telah mengetahui dirinya sebagai pengrajin pun tidak selalu dalam jumlah besar.
Dalam sebulan Sapiah bisa menjual 15-20 buah sange ukuran kecil, sedang
dan besar. Masing-masing ukuran tersebut dihargai Rp.10.000 Rp.20.000 dan
Rp.30.000. Apabila masuk musim Maulid Nabi Muhammad saw., antara bulan Rabiul
Awal sampai Rabiul Akhir, Sapiah akan membuat sange untuk ukuran lebih
besar dari biasanya yang dihargai sampai Rp.60.000 perbuah.
Hal ini karena di
Aceh memiliki tradisi kenduri besar-besaran dalam rangka memperingati hari
lahir Rasulullah saw. Bekerja seorang diri dan bukan termasuk perusahaan besar,
Sapiah tidak memiliki pembukuan yang jelas.
Kepada saya, Sapiah menyebutkan
bahwa penghasilan bersihnya dalam sebulan antara Rp.700.000 sampai dengan
Rp.1.000.000 dan tidak rutin. Jika musim maulid, penghasilannya bisa mencapai
angka Rp.3.000.000. Ia mulai menabung dari hasil penjualan sange tersebut.
Tak mungkin pula ia selalu berharap
kepada menantu yang bekerja sebagai petani membawa pulang bekal tiap hari. Ia sadar
bahwa dirinya memiliki penghasilan yang bisa disisihkan untuk membuat asap
tetap mengepul tiga kali sehari dari dapurnya.
Cukup lama ia bersabar untuk
mendengar panggilan itu. Jika tak ada halangan, dua tahun lagi ia akan
dipanggil menuju baitullah. Cita-cita yang cukup lama ia pendam. Ia dapat
menghela napas panjang karena impiannya akan segera terwujud.
Ia kerap panas
dingin mendengar saudara, tetangga maupun orang-orang di sekitarnya dipanggil
terlebih dahulu. Ia masih punya sabar untuk menunggu. Sabar yang panjang sekali
seperti usahanya mengumpulkan lembar demi lembar rupiah dalam mewujudkan
cita-citanya.
Saat iuran listrik menunggak, ia harus
rela mengeluarkan selembar lagi dari tabungannya. Saat ke pesta di kampung ia
pun harus ikhlas memberikan selembar kepada anak bungsunya. Lembar-lembar yang
ia keluarkan bisa lima puluh sampai seratus ribu rupiah. Selembar saja
berkurang ia tidak bisa menggenapkan sejumlah biaya perjalanan haji yang telah
ditetapkan untuk wilayah Aceh.
Berbicara dengannya
harus dengan suara lebih keras dibandingkan dengan orang lain. Memang, Sapiah
telah membeli alat bantu pendengaran namun enggan ia gunakan karena cepat habis
baterai dan alasan swing di telinga. Bahkan, saat saya menulis artikel
ini kesehatan Sapiah bertambah buruk.
Sebulan yang lalu, Sapiah mengalami stroke
sehingga badan sebelah kiri mati rasa. Proses penyembuhan terus dilakukan. Namun
matanya berlinang mengutarakan sebuah cita-cita yang belum tercapai. Ia takut
sekali jika dipanggil ke tanah suci dengan kondisi tidak sehat.
Saya bukan
pula pengusaha kaya yang gampang sekali mengeluarkan biaya besar untuk melunasi
biaya perjalanan haji. Saya masih gali lobang tutup lobang. Ada beras belum
tentu ada lauk. Ada garam belum tentu ada gula. Ada minyak belum tahu apa yang
mesti digoreng.
Bahkan, untuk makan saja selama pemulihan
harus disuapi orang lain. Bagaimana saya mencari uang lagi untuk melunasi
perjalanan haji? Sapiah telah melunasinya, ia tinggal menunggu panggilan. Sakitnya
akan berkurang dengan izin-Nya dan dengan usaha serta doa.
Tidak mudah
mengumpulkan biaya perjalanan haji yang besar – mencapai 30 juta rupiah untuk
calon jamaah dari Aceh – di usianya yang tak lagi muda. Niat dan rencana yang
matang mengantarkan Sapiah ke satu tujuan; mampu melunasi biaya
perjalanan haji!