Categories
Uncategorized

Blog Sebagai Penyumbang Konten Marketing di Era Digital

Bicara
marketing, tentu saja pikiran saya langsung tertuju pada media
periklanan. Benar bukan? Marketing adalah iklan itu sendiri!
Marketing.

Berapa
besar pengaruh iklan terhadap sebuah produk? Takaran penghasilan dari sebuah
produk memang bukan aturan main kita, namun produsen yang telah malang
melintang di dunia periklanan paham betul bahwa sebuah iklan produk terbaru
akan membawa pengaruh besar terhadap finansial mereka.


Mau produk sabun mandi,
sabun cuci, sampai ikat rambut – misalnya – wajib diiklankan apabila ingin
mendatangkan banyak pembeli. Dari iklan ini pula kita mengenal merek tertentu
dengan kualitas barangnya seperti ini dan itu.

Semakin gencar produsen
mengiklankan produk mereka, semakin besar pula pemasukan untuk produsen
tersebut. Belum lagi saat produsen menggunakan selebriti sebagai brand
ambassador
. Secara tidak tertulis, para penggemar telah tersihir untuk
membeli produk yang “dipakai” oleh pujaan hati mereka.

Banyak iklan yang tayang, banyak pula pengaruh terhadap masyarakat!
 “Marketing ialah kegiatan sosial dan sebuah pengaturan yang dikerjakan
oleh individu atau sekelompok agar mendapatkan apa yang diinginkan dengan
membuat sebuah produk lalu menukarnya dengan nominal tertentu kepada pihak lain
.” – Philip Kotler
 “Marketing ialah berbagai usaha yang harus dilakukan agar membuat suatu
bisnis atau usaha selalu tampak lebih baik di kalangan pasar dibanding para
pesaing bisnis
.” – Laksita Utama Suhud
Dua
pendapat dari pakar marketing di atas menegaskan bahwa begitu pentingnya iklan
untuk sebuah produk. Tak usah muluk-muluk, saya tak tahu merek smartphone
tanpa melihat dari iklan. Saya tak tertarik membeli makanan ringan tanpa
melihat iklan terlebih dahulu. Liur saya tentu tak akan ngiler mencoba es
krim apabila iklan tidak menggodanya.
Dan,
perubahan zaman juga mengubah tata cara produsen untuk memasarkan produk
mereka. Apabila selama ini produsen mengeluarkan biaya cukup mahal untuk
menempatkan iklan di televisi maupun radio, sekarang jauh lebih mudah dengan menempatkan
iklan di media online dengan biaya relatif murah.
Seberapa efektifkah iklan di media online?
Jika
saya bertanya berapa banyak pengguna internet di era digital ini, tentu saja
jawabannya akan mengambang. Tiap hari pengguna internet terus bertambah. Tidak hanya
di Indonesia namun di seluruh negeri berkat gempuran smartphone murah
Android dari berbagai produsen dunia.

Para pengguna internet tidak hanya
menggunakan media sosial seperti facebook, twitter maupun instagram
saja. Pengguna internet cukup cerdas untuk mengakses mesin pencari supaya tidak
ketinggalan informasi terkini.

Kemudahan ini membuat sebagian anak muda yang
dahulu gemar mendengar radio maupun menonton televisi telah beralih ke media online.
Asalkan kuota internet mencukupi maka mereka dapat terhubung ke internet
sepanjang waktu.

Ngapain saja di dunia maya?
Browsing dan searching
telah menjadi kebutuhan khusus para pengguna internet. Begitu masuk ke mesin
pencari, mengetik satu kata kunci maka internet akan mengarahkan ke laman
yang dituju. Di sinilah letak keunggulan media online.

Tiap laman
yang muncul di halaman pertama mesin pencari adalah laman yang paling
sering di­klik. Bisa dikalkulasikan jika tiap detik ribuan orang mengeklik
informasi di laman yang sama. Berapa banyak konstribusi laman tersebut
kepada produsen iklan?

Mesin
pencari tidak selamanya menyentuh media arus utama untuk mejeng di
halaman pertama. Dunia blog yang semakin populer membuat blogger
begitu gencar menggempur dunia maya dengan artikel menarik dan bermanfaat,
bahkan artikel-artikel dengan kata kunci paling sering dicari.

Berbagai rumus
pun diterapkan oleh blogger profesional untuk “menempatkan” laman
blog
mereka di halaman pertama mesin pencari. Akhirnya, blog dengan
kekuatan SEO mumpuni begitu mudah nangkring di halaman pertama mesin
pencari.

Entah karena “malas” atau karena alasan lain, pengguna internet
cenderung – lebih suka – mengeklik informasi di pilihan laman
nomor satu atau nomor dua di halaman pertama mesin pencari. Tak bisa dihindari
berbondong-bondongnya pengunjung di sebuah blog.


Pengunjung
blog yang banyak cukup besar pengaruhnya terhadap konten marketing. Blog
telah menjadi salah satu bagian dari penyumbang klik iklan terbanyak.

Informasi yang dihadirkan lebih menarik dibandingkan media arus utama yang
cenderung kaku. Dari ratusan bahkan ribuan pengunjung, tidak tertutup
kemungkinan sebagian dari mereka akan mengeklik bahkan membeli produk
yang dipasarkan oleh produsen melalui iklan ini.

Lantas,
blog seperti apa yang disukai oleh penyedia iklan?

Blog yang informatif

Blog yang informatif
paling tidak memuat informasi-informasi yang dekat dengan pembaca, atau
informasi yang paling sering dicari pembaca melalui mesin pencari. Informasi mengenai
wisata atau teknologi – misalnya – merupakan dua dari informasi yang sangat
dibutuhkan oleh pembaca.

Pembaca yang ingin mengunjungi suatu tempat telah
menjadi keharusan untuk mencari informasi mengenai tempat tersebut di internet.
Orang yang ingin membeli smartphone baru lebih sering mencari
spesifikasinya di internet sebagai pembanding dengan produk yang dijual di
pasaran.

Blog yang responsif

Blog yang nyaman
dikunjungi adalah blog yang cepat merespon konektivitas internet. Blog
yang “ringan” lebih disukai oleh pengunjung karena tidak memperlambat gerak
mereka atau bahkan menguras kuota internet.


Blog responsif memberikan
kenyamanan tersendiri bagi pengguna internet. Para pengguna internet akan mudah
berpindah dari satu informasi ke informasi lain dengan cepat.

Blog yang terpercaya

Blog yang terpercaya
adalah blog yang berisi tulisan yang bisa dipertanggung-jawabkan. Blogger
yang menulis maupun mempublikasikan foto di blog wajib mencantumkan
sumber apabila bukan milik sendiri. Blog terpercaya ini pula kemudian
menjadi referensi pembaca mengenai informasi yang dibutuhkannya.
Salah
satu indikasi blog terpercaya saat ini adalah yang “mau” dipasang iklan
oleh Google Adsense. Iklan dari Google Adsense begitu sulit ditembus. Banyak
sekali produsen menawarkan iklan ke mesin pencari ini.

Google Adsense terlebih
dahulu akan menilai dan memverifikasi akun pemilik blog, terutama
mengenai plagiatisme dan sejenisnya. Blog yang “bagus” menurut Google Adsense
akan langsung menerima iklannya.

Tak tanggung-tanggung, iklan yang tayang bisa
beragam. Apa pengaruh iklan ini terhadap produsen sebuah produk? Dengan trafic blog
yang meningkat pengeklik iklan pun akan semakin banyak. Siapa yang tidak
tergiur memasang iklan di blog?

Blog yang populer

Banyak
pengunjung dan artikel menarik tentu akan menjadikan blog tersebut
populer. Kita mengenal fashion blogger, food blogger maupun titel
lainnya. Update terus-menerus yang dilakukan oleh blogger ini
menempatkan mereka sebagai sosok yang dicari di dunia maya.

Ingin restorannya terkenal,
cukup undang food blogger lalu minta dituliskan review menu favorit. Baru
launching baju terbaru, minta blogger untuk mereviewnya di blog.
Imbasnya, pengunjung blog membludak dan produk tersebut dicari oleh
banyak orang.

Blog sebagai penyumbang konten marketing?
Di
era digital benar adanya. Iklan di blog lebih murah, simpel, mudah diakses
setiap saat, dan durasi singkat.
Tertarik menawari kerjasama dengan blogger?

Affiliate Marketing Solusi Blogger

Saat ini program affiliate marketing menjadi solusi terbaik bagi blogger yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan. Salah satu program ini datang dari platform dr.cash yang termasuk platform affiliate marketing terbesar di dunia. 
Publisher dan adversiter yang ada di dr.cash akan mendapatkan komisi yang menarik. Jika pertumbuhan sangat baik maka keduanya akan mendapatkan keuntungan yang berimbang yang selama ini jarang ditemukan di platform lain. 
Sebagai informasi saat ini dr.cash telah memiliki lebih dari 2400 penawaran dari berbagai afiliasi. Pembayaran yang dilakukan oleh dr.cash adalah dengan metode PayPal dan Paxum yang otomatis masuk ke akun apabila mencapai batas minimum $50. Namun jika ingin menggunakan akun bank maka pembayaran baru dapat dilakukan apabila saldo minumum $1500 tiap bulannya. 
Bagaimana pun perkembangan teknologi saat ini sangat menarik dan dapat dijadikan pegangan jika ingin sukses. Tergantung bagaimana kita mau mengarahkan ke mana tujuan dari bentuk pekerjaan ini. 
Categories
Uncategorized

Sebelum 40, Guru Blogger Inspiratif Telah Saya Genggam

Inspirasi datang dari mana saja. Saya pikir, memulai sesuatu yang digemari adalah hal yang wajar selama masih berada di batas kemampuan. Saat melihat anak-anak antusias mendengar cerita di kelas yang sesekali ribut, saat itu pula cerita saya menjadi lebih bernyawa. Begitu mereka bertanya tentang makna tersembunyi dari perkataan tersurat, saya dengan bangga menjelaskannya.

Maka, di sinilah kedudukan saya sebagai seorang guru dan blogger. Dua profesi yang menghadirkan kesejukan dan rasa lelah tak terperi. Namun, saya merasa nyaman dengan kondisi yang memungkinkan cerita-cerita lain hadir dengan sendirinya. Meskipun saya tidak selalu bercerita tentang siswa yang ribut di dalam kelas, siswa yang suka menganggu teman belajar, siswa yang sulit menerima pelajaran maupun siswa yang disebut bandel, saya tetap bercerita karena itulah jiwa yang membuat saya ada dalam dunia blogging.
Langkah
maju ke depan dan bicara tentang angan-angan dan pencapaian, saya telah
menghunuskan pedang ke jantung seperti Ji Eun Tak menusuk Kim Tan si Goblin
tampan. Tidak mati dan juga tidak sakit. Tetapi, malah kekuatan yang saya
dapatkan untuk ‘memamerkan’ yang terbaik dalam bentuk usaha yang nyata.
Saya
berdiri di depan kelas sebagai seorang guru, teriak sekuat tenaga dalam
mengajar, memberikan tugas sampai siswa bosan, dan juga bercerita tentang masa
depan yang akan segera mereka lewati. Di sisi lain, saya bercerita dari
kacamata seorang blogger yang jiwanya
terbang bebas, lalu menghentakkan peluru ke ulu hati mereka yang mendengar. Pun
demikian, cerita dari satu perjalanan ke perjalanan lain menjadi lebih
menggugah daripada pelajaran itu sendiri di hari yang sama.
Saya
bercerita tentang Bali, mereka terpana dengan segenap keseksian yang ada di
sana. Cerita saya beralih ke Bangkok, mereka memasang aba-aba pada sebuah tanya
tentang negeri tetangga yang terkenal dengan film hantu dan kehidupan glamor
transgender. Padatnya Jakarta kemudian menjadi cerita lain tentang perjalanan
‘gratis’ seorang guru blogger.


Tiba masa
saya mengeluarkan smartphone keluaran
terbaru dari dalam saku celana, mereka kerap bertanya tipe apa, berapa besar
Random Access Memory (RAM), bagaimana hasil foto maupun ketahanan dalam bermain
game. Di akhir cerita nanti, mereka
akan bertanya dengan lugas, “Bagaimana Bapak mendapatkan smartphone gratis itu?”
“Dari
menulis!” tegas dan penuh semangat saya menjawab pertanyaan itu. Tiap kali ada
yang tanya, tiap kali ada yang ingin tahu, tiap kali ada yang ingin belajar
bagaimana mendapatkan ‘sesuatu’ dari menulis, tak enggan saya membagikannya. Saya
bangga menyebut diri sebagai seorang yang menyukai menulis, terharu mengajarkan
menulis, dan terkenang dalam memberikan catatan penting, serta bercerita soal
pengalaman mendapatkan hadiah dalam jumlah besar dari menulis.
Bagi
mereka, itu adalah inspirasi tiada henti. Di usia yang masih belia, mereka
tentu memiliki angan-angan, khayalan tingkat tinggi maupun keinginan pada
segenap harapan yang belum pasti. Saya ingin membuka jalan – untuk mereka yang
berdedikasi tinggi – bahwa dengan menulis saya telah menjadi ‘sesuatu’ yang
menarik, terutama bagi diri saya sendiri. Saya kerap berujar, “Tidak mungkin
seorang guru honorer naik pesawat terbang!”
Benar tidak
mungkin jika ingin mengalkulasikan penghasilan bulanan yang hanya mampu
menutupi sabun mandi. Saya juga tidak mau lagi mengeluh nasib sebagai guru
honorer karena posisi ini telah membuat saya tegar, posisi di mana juga saya
melahirkan karya-karya yang dibaca banyak orang dan posisi di mana saya dengan
bangga menyebut, “Saya guru blogger!”
Saya telah
membuktikan bahwa guru honorer yang selama ini dipandang sebelah mata bisa
berprestasi dalam hal yang digemari. Inspirasi yang saya hadirkan hanya secuil
dari pengalaman panjang penulis hebat lain, atau konten kreator lain yang terus
berkarya dalam ragam bentuk keahlian. Saya ingin dikenal sebagai seorang guru
yang menginspirasi, membawa perubahan, mengubah pola pikir dan memberikan
tantangan kepada siswa-siswa di sekolah agar berbenah.
“Ayo gali
keahlian!” saya terus memotivasi mereka dengan sebutan serupa. Saya kerap
membandingkan beberapa atlet profesional yang fokus sehingga mendapatkan hasil
dari jerih payah. Saya juga memberikan arahan kepada siswa yang gemar melakukan
ini itu agar meluruskan hobi tersebut menjadi sebuah ‘pekerjaan’nya kelak. Tiada
yang tidak mungkin asalkan usaha mereka sampai ke puncak tertinggi.
Dalam
‘paksaan’ di sela-sela pembelajaran berlangsung, saya mengajarkan mereka
menulis blog. Kisah ini tentu bermula
dari pertanyaan mereka sendiri, “Bagaimana menulis di blog, Pak?” atau “Bagaimana bisa jalan-jalan gratis, Pak?” atau
“Bagaimana mendapatkan smartphone
gratis, Pak?” dan seterusnya sampai saya membuka jalan kepada mereka.
Tidak ada
alasan khusus mengapa saya mengajarkan hal ini. Namun, kembali kepada apa yang
saya bisa, maka itu yang saya ajarkan. Tidak mungkin saya mengajarkan sepakbola
sedangkan bola tak pernah saya sentuh. Tidak mudah saya mengajarkan bela diri,
sedangkan sabuk terendah sekalipun tidak terikat di pinggang saya. Saya hanya
memiliki senjata paling ampuh, yaitu menulis!
Jalan yang
tidak mudah, berliku dan berlumpur tetapi harus saya lewati. Maka, ini pula
yang saya ‘kabari’ kepada mereka
sebagai kabar burung yang tidak sedap didengar. Saya terus memamerkan prestasi
dari menulis blog, baik itu berupa
hadiah lomba dalam bentuk smartphone
maupun notebook, serta perjalanan ke
negeri yang jauh dari pelosok Aceh.
Saya ingin
mereka percaya satu hal; usaha tidak
pernah menipu hasil
!
Sebelum 40
nanti, saya ingin menjadi seorang guru blogger
yang menginspirasi. Inspirasi ini setidaknya dirasakan oleh siswa-siswa di
sekolah. Bukan karena dikenal dengan jabatan sebagai guru honorer. Saya ingin
dikenang dan diingat sebagai guru yang berbeda, sebagai guru blogger!
Categories
Uncategorized

Panggilan Mesra Pawang Laut kepada Pemakai Underwear di Pantai Kuta Bali

Pantai Kuta, Bali,
hampir seluruh pandangannya adalah mereka yang mengenakan underwear saja. Salah sendiri jika memilih pantai ini untuk berlibur, jika tidak sanggup
menahan napsu. Jangan salahkan mereka yang berjemur dengan pakaian dalam saja di
Pantai Kuta ini jika langkahmu masih tetap kokoh ke sana.

Panggilan Mesra Pawang Laut kepada Pemakai Underware di Pantai Kuta Bali
Pria ini adalah pawang laut di Pantai Kuta, Bali – Photo by bai Ruindra

Senja
yang menanti rindu ke peraduan menjadi sebuah hal yang sangat dinantikan. Pantai
Kuta menjadi sangat padat pada sore, 10 September 2016. Saya, Sandi dan Pandu
baru saja sampai ke pantai ini setelah sebelumnya ke Pura
Ulun Danu Bratan di Bedugul. Kami menyiapkan kamera untuk membidik sunset
yang sebentar lagi turun.
“Di
mana-mana bule berjemur ya?” seru saya yang membuat Sandi dan Pandu terkekeh. Bidikan
kamera smarphone baru kami pun menjelma menjadi monster dalam film laga,
menangkap setiap objek yang sudut pandangnya menarik dan unik.
“Puas-puasin
deh, Bang, lihat bule berjemur pakai underwear,” celutuk Pandu
dengan senda gurau. Eh, memang benar sih, bule-bule itu santai
saja berjemur, berkeliaran di seputaran Pantai Kuta hanya menggunakan pakaian ‘renang’
saja. Pakai kacamata hitam sekalipun, pemandangan ini akan terasa putih
berseri-seri. Kecuali, jika kamu memakai penutup mata warna hitam pekat. Ruginya
tentu saja, kamu akan meraba-raba dan intinya nggak penting banget
capai-capai ke Pantai Kuta
!
Sepasang
bule melintas di depan kami. Matanya sempat terarah kepada kami namun terlanjur
berhadapan dengan seorang keturunan Cina. Suaminya meminta kepada si Cina untuk
memotret mereka dengan background matahari terbenam. Saya berulangkali
mengucap syukur. Bukan tidak mau menolong namun istrinya itu lho, hanya
memakai underware saja. Tangan saya bisa saja gemetar duluan memotret
mereka yang mesra, manja dan penuh gaya persis di depan mata.
Matahari
kian terbenam, anak-anak berkeliaran di bibir pantai dengan papan selancar. Orang-orang
dewasa surfing jauh ke dekat ombak. Sesekali mereka bermain dengan ombak
besar, dihantam dan jatuh ke laut. Satu dua ada yang ngotot melewati
ombak pertama.
Tiga
gadis Jepang melintas dengan cekikian manja. Entah lupa kepada kami. Entah
karena begitulah Pantai Kuta di Bali, mereka mengambil beberapa foto persis di
depan kami. Tiga gadis Jepang ini pun tidak kalah seksinya, walaupun mereka
tidak memakai underwear namun celana di atas lutut cukup membuat saya
ingin segera berpaling.
Gadis Jepang sedang memotret temannya di bawah sunset Pantai Kuta, Bali – Photo by Bai Ruindra
“Prittt!!!”
Suara peluit terdengar di samping kami. Saya kaget bukan main. Saya pikir siapa
pula pria yang berdiri saja dengan peluit digantung di lehernya. Pria itu
kembali meniupkan peluit berulangkali. Ia berlari ke dekat anak-anak yang
sedang bermain pasir di antara ombak yang mulai surut. Peluitnya makin tak
henti. Tangannya memanggil-manggil peselancar yang belum juga memeluk
selancarnya.
Penjagaan ketat dari pawang laut yang ada di segala sisi – Photo by Bai Ruindra
Saya
kemudian mulai peka. Dalam radius beberapa meter terdapat seorang pria yang
menggantungkan peluit di lehernya. Saya mengira mereka adalah wisatawan yang
menunggu anak berenang. Saya juga berpikir mereka adalah ayah dan suami dari
anak dan istri yang sedang berkeliaran di pantai ini. Saya tidak tahu badan
tegap dengan mata menyelidik ke mana-mana adalah orang penting di pantai ini. Mereka
kemudian menghalau siapa saja yang melewati batas di Pantai Kuta. Tidak hanya
anak-anak, orang dewasa yang melewati ombak pertama juga mendapat teguran untuk
kembali. Para bule yang sedang berselancar rupanya paham betul dengan hal ini. Dari
kejauhan terlihat semangat mereka keluar dari ombak pertama, lalu berselancar
kembali di ombak yang pecah.
Pawang laut yang berjaga – Photo by Bai Ruindra
Hari
yang semakin senja, wisatawan semakin mendekat ke bibir pantai. Waktu yang
ditunggu adalah saat-saat matahari berbentuk bulat dengan warna keemasan. Lembaran
kuning telah tersirat di kaki langit. Tak lama setelah itu, matahari menukik
tajam. Peluit pria-pria yang bertugas dengan lantang meniupkan perintah. Panggilan
kepada mereka yang memakai underwear, yang masih berselancar di bawah sunset
orange
.
Tampak
beberapa bule berlari ke daratan. Langkah mereka gagah. Pahanya berisi
otot-otot terlatih. Dada mereka bidang. Lengan gempal. Seksi dengan underwear sehabis surfing di Pantai Kuta yang indah dan adem. Jika boleh
membandingkan, ombak di pantai ini memang memiliki irama yang lebih lembut,
mendayu semerdu piano lagu slow. Hentakannya satu-satu dengan bunyi khas
dan dentuman yang tak garang seperti pantai yang pernah saya temui selama ini. Ombak
tempat para surfer mengalunkan keseksian mereka, naik turun seirama
dengan detak jantung mereka yang hati-hati dan penuh pertimbangan akan
keselamatan.
Surfing adalah aktivitas yang indah di Pantai Kuta, Bali – Photo by Bai Ruindra
Mereka
yang meniup peluit, pawang laut di Pantai Kuta menghalau semua
orang yang masih mandi di bibir pantai. Matahari yang terlihat lembut dan manis
tampak garang sedetik kemudian dengan panasnya masih terasa. Pawang laut itu
sesekali menarik lengan anak bule untuk keluar dari bibir pantai. Rupanya,
inilah aturan yang berlaku di Pantai Kuta. Sunset mengucap salam, saat
itu juga semua orang tidak dibenarkan lagi mandi atau berselancar!
“Itu
pawang laut?” tanya saya.
“Begitulah
kira-kira,” jawab Pandu.
Peran
yang begitu penting untuk sebuah tempat wisata. Memang, pawang laut ini bisa
menjadi bagian kecil dari keindahan alam di pantai. Seorang pawang yang
bertugas di bibir pantai begini membuat semua wisatawan aman dan terjaga. Patut
kiranya peran ini mengambil andil besar dalam hal keselamatan wisatawan.
“Mereka
selalu ada ya, Pan?”
“Iyalah,
Bang. Mereka jaga-jaga di sini!”
Menikmati orang surfing di Pantai Kuta, Bali – Photo by Bai Ruindra

Jaga-jaga.
Tapi ya bukan penjaga bule yang memakai underwear saja. Mereka menjaga agar
wisatawan tidak melewati batas sehingga akan pulang dengan selamat. Kamu tahu
pasti bahwa pengunjung pantai ini rata-rata mereka yang bukan berasal dari
Bali. Hampir semua orang menginginkan kaki terinjak di Bali. Aroma keindahannya
semerbak kasturi. Wisatawan lokal dan mancanegara berbondong-bondong mendekati
Bali. Kekhawatiran seperti ini telah dicemaskan oleh pemerintah Bali sehingga
menitipkan beberapa pria sebagai pawang di pantai yang membentang sampai ke Bandara
I Gusti Ngurah Rai. Dari sini pula kita bisa melihat pesawat yang sedang take
off
atau landing. Di senja begini, pesawat yang baru saja tiba dan
berangkat seperti kerlap-kerlip lampu disko di atas awan. Indahnya tentu tak
terkira dan manis semanis madu menjelang istirahat malam.
Sunset telah tenggelam
sempurna di Pantai Kuta. Wisatawan pun gerak jalan ke penginapan masing-masing,
atau bersantai lagi di kafe-kafe mewah dan mahal di seputaran pantai ini. Kafe-kafe
itu telah menghidupkan lampu-lampu di segala sudut. Campur aduk antara
kelembutan dan romantisme malam. Pawang laut yang tidak saya hapal wajahnya
juga tidak terlihat lagi di bibir pantai yang sepi. Sunyi yang seketika
menimbulkan auman romantis saat ombak memecah pasir satu persatu.
Seorang bule yang tampak kelelahan setelah surfing – Photo by Bai Ruindra

“Ayo
kita pulang!” Karena kisah Jalan-Jalan dengan pantai indah Kuta, Bali, telah berakhir sampai di sini, nanti, di waktu yang tak tentu, mungkin bisa bersua kembali!
Categories
Uncategorized

Apa yang Kamu Lakukan Jika Ditolak Terus oleh Google Adsense

tips agar diterima oleh google adsense
Google Adsense – learn2free.com
“Bai…,
blog aku ditolak lagi sama Google Adsense!” Ferhat, seorang sahabat yang sudah
lama saya kenal ‘memprotes’ di pesan instan. Jika dibandingkan dengan saya, blog
sahabat yang saya kenal sejak bergabung dengan Forum Lingkar Pena (FLP) Aceh itu,
lebih populer di Aceh dan sudah lama ber
domain .com. Namun, lamarannya
ke Google Adsense sudah ditolak tiga kali.

Baca Juga
Keunggulan Menggunakan Top Domain Level .net atau .com Untuk Blogging Bisa Traveling Gratis sampai Menang Lomba

Tampaknya,
Ferhat lelah untuk bermain dengan aturan main dari Google yang semakin hari
semakin semaraknya. Google memang bermain lebih ‘kasar’ terhadap blog-blog yang
ingin menerima iklan dari mereka. Blogger profesional sekalipun bisa juga dibanned
oleh Google bahkan sampai dimatikan iklan akibat kesalahan kecil saja.
“Malas
ah, ajuin Google Adsense. Saya masih ngeblog cuma untuk mengeluarkan
ide-ide brilian saja!” celutuk Fardelyn Hacky suatu ketika. Hacky memang belum
pernah mengajukan permohonan kepada Google Adsense. Saya sih menerima
alasan-alasan Hacky karena semua orang punya pertimbangan tersendiri sebelum
mengirim lamaran tersebut.
Google
Adsense memang sangat menggiurkan. Belum lagi jika berbicara dengan mereka yang
rutin mendapatkan puluhan juta dari klik iklan ini. Mereka yang termasuk ke dalam
golongan ‘master’ blog, waktu kerja bisa dikatakan 24 jam. Update blog
persekian menit telah menjadi keharusan untuk menaklukkan laman pertama
pencarian Google.
Ambisi
untuk menaklukkan Google Adsense pun dimulai sejak dunia blogger semakin
populer. Mereka yang belum memiliki blog, tiba-tiba ingin belajar ngeblog,
terbinar mata dengan pemasukan dari Google, namun tidak tahu bagaimana
perjuangan untuk sampai ke arah itu. Bermain Google Adsense memang tidak bisa
setengah hati. Bukan pula saya sudah rutin dapat penghasilan dari Google. Malah
bisa dikatakan, saya masih dapat secuil dan belum rutin tiap bulannya. Saya
hanya mengandalkan satu blog, bukan beberapa blog pada satu akun Google
Adsense.
Apa yang harus kamu lakukan jika ditolak terus oleh Google Adsense? Pertanyaan ini lumrah terjadi saat ini. Bahkan,
lebih sakit hati dan kecewa ditolak Google Adsense daripada gebetan. Pesona
Google Adsense luar biasa sejauh perkembangan teknologi.
yang harus kamu lakukan adalah…
Revisi Seluruh Konten
“Revisi
semua, Bai?” Ferhat seakan-akan tidak percaya dengan apa yang saya katakan.
Benar. Saya merevisi semua isi blog sejak awal sampai pada hari terakhir saya
menerima email penolakan kedua dari Google Adsense.
Apa
yang harus saya revisi? Artikel yang telah dipublikasikan setidaknya memuat
gambar yang jelas, video yang jelas, animasi yang jelas. Jelas yang bagaimana? Pencantuman
sumber gambar, video maupun animasi harus tertera pada konten.
Bagaimana
dengan artikel? Karena kebiasaan saya menulis artikel antara 500 sampai 1000
lebih kata, saya tidak menambah dan mengubah artikel sama sekali. Revisi semua
artikel yang telah dimuat membutuhkan waktu seharian dan benar-benar harus
dilakukan dengan teliti. Waktu itu, saya tidak mau mengulang kesalahan yang
sama dan ingin segera melihat iklan Google tayang di blog.
“Capek
kali revisi semua, Bai!” keluh Ferhat. Semua kembali pada pemilik blog. Mau
bertahan dengan kondisi saat ini atau revisi yang membutuhkan waktu satu hari. Blog
yang tidak direvisi sama sekali lalu diajukan kembali proposal ke Google
Adsense, kesimpulannya bisa ditarik sendiri. Blog yang kemudian telah direvisi,
pertimbangan tertentu pasti akan ada dari Google.
Akun Email Baru
“Jadi
aku buat email baru, Bai?” Ferhat kembali bertanya. Ya. email baru. Gmail
adalah layanan email gratis dari Google dan bisa dibuat kapan saja. Dalam
pembuatan email baru ini pula identitas yang diisi harus sebenarnya. Kode
verifikasi yang akan dikirim ke nomor ponsel wajib dibubuhkan karena berkenaan
dengan ‘kepercayaan’ Google terhadap pemilik akun.
“Blog
yang sama tidak masalah?” Ferhat masih penuh ragu. Jika blog tersebut telah
direvisi, tidak masalah.
Pengajuan
akun ke Google Adsense sejatinya membutuhkan akun email. Alamat blog boleh saja
sama. Google akan menilai konten yang ada di dalam blog sesuai syarat dan
ketentuan dari mereka. S & K ini sewaktu-waktu diperbaharui oleh Google dalam
rangka memudahkan maupun penyulitkan pengguna internet. Kita tidak tahu kode
html ini telah berubah. Kita juga tidak tahu kapan Google membanned
sebuah blog.
Hindari Plagiatisasi
Masa
penulis blog ‘nyuri’ artikel orang lain? Memang, banyak sekali blog maupun
portal berita yang hadir saat ini, menculik artikel dari blog lain. Parahnya,
blog-blog dan portal berita ini sama sekali tidak menyebutkan sumber. Dengan
senang hati pula mereka mengambil keuntungan dari klik iklan.
Google
sangat peka terhadap publikasi sebuah artikel. Jika konten yang dipublikasikan tidak
bisa dideteksi secara keseluruhan; seluruh isi tulisan, waktu publikasi di blog
menjadi titik tolak siapa yang asli dan palsu. Misalnya, saya tayangkan artikel
ini pada pukul 15.00 WIB, lima menit kemudian, artikel dengan isi yang sama dan
diubah judulnya dimuat oleh blog lain. Indeks yang tercatat dalam database
Google adalah waktu pemuatan pertama.
Memang,
tidak tertutup kemungkinan hal-hal lain bisa saja terjadi. Tetapi seorang
blogger dianggap benar-benar profesional apabila tidak mengopi artikel orang
lain lalu menempelnya begitu saja.
Unik dan Menarik
Artikel
unik dan menarik sebenarnya kembali ke penilaian pembaca. Tugas blogger adalah
menulis yang beda dari orang lain. Artikel-artikel yang unik akan lebih mudah
mengangkat nama blogger. Hal ini tentu perlu untuk mendongkrak popularitas. Hubungannya
dengan Google Adsense adalah tidak jauh beda dengan itu. Kronologinya begini, ada
blog yang isinya ‘biasa’ mengajukan lamaran ke Google Adsense. Satu sisi akan
diterima karena keberuntungan. Sisi lain ditolak karena view blog cuma sedikit.
“Orang
akan memasang iklan di blog kita apabila ada manfaatnya!” ujar saya kepada
Ferhat. Begitu juga dengan Google Adsense. Efek timbal-balik semestinya telah
berlaku dalam pengajuan lamaran ini. Iklan Google yang tayang di sebuah blog
lebih dari yang diharapkan. Pada laman muka bisa sampai tiga. Di dalam
artikel bisa sampai tiga. Belum lagi versi mobile yang baru saja
dikembangkan oleh Google.
Kita
tidak akan pernah tahu kapan Google benar-benar percaya dengan blog kita. Masuk
di laman pertama pencarian Google saja tidak cukup. Penilaian dari
Google sejatinya ketika kita mengajukan lamaran untuk Google Adsense. Google
akan mengulik semua konten yang ada di blog kita sesuai ‘kaidah’ dan ‘faedah’
yang berlaku di manajemen mereka. Apa itu? Tentu tidak ada yang tahu. Blog ini
bisa lolos. Blog itu belum tentu bisa lolos polisi Google.
“Blog
dia biasa-biasa saja kok lolos, Bai!” tanya seorang blogger. Saya tidak
tahu. Penilaian itu sepenuhnya ada di pihak Google Adsense. Namun, tips yang
telah saya jabarkan tidak ada salah dipraktikkan sebelum mengajukan lamaran
kembali.
“Bagaimana
cara agar diterima Google Adsense?” ajukan dulu. Kita tidak tahu blog ini akan
diterima dan blog itu akan ditolak. Jika diterima, jaga baik-baik akunnya. Jika
ditolak, mulai merangkai kisah seperti tips saya ini. 
Categories
Uncategorized

Keunggulan Menggunakan Top Domain Level .net atau .com Untuk Blogging Bisa Traveling Gratis sampai Menang Lomba

“Ayo,
Bai, ganti terus ke domain Dotcom!”
seru Fardelyn Hacky tahun 2014. Saya tidak ingat kapan tepatnya. Eki – sebutan
keren wanita ini – telah saya kenal cukup lama. Sama-sama memulai ‘karir’
kepenulisan di Forum Lingkar Pena (FLP) Aceh, main-main di rumah bernama multiply
di era jayanya, sebelum benar serius di blogspot. Ngeblog kemudian menjadi
keasyikan tersendiri. Saya belum tahu keunggulan menggunakan top domain level .net/.com.

Masa
itu, saya tidak begitu paham, kurang yakin dan entah alasan apalagi sehingga
tidak mengubah domain gratisan ke berbayar. Padahal, dunia blog telah
cukup berkembang pesat. Rata-rata blogger telah bermigrasi ke domain
berbayar, termasuk Eki yang lebih dahulu melakukannya. Saya belum tahu apa yang
benar-benar saya dapatkan setelah domain blog diubah.
“Banyak
kok yang kita dapatkan setelah Dotcom!” Eki tidak berhenti menyemangati
saya. Ia juga menjabarkan beberapa bentuk kerjasama yang telah dijalinnya
karena domain berbayar. Mulai dari itu, saya iri, menyesal sedikit namun
belum juga mengubah domain ke bentuk berbayar.

Menang Lomba Jalan-jalan ke Lombok

“Bai…,
kamu menang lomba ke Lombok!” Eki juga yang mengirim pesan sekitar pukul 10
malam kala itu. Saya panas dingin. Antara yakin dan tidak bahwa Pemenang Utama
lomba menulis yang diadakan oleh sebuah lembaga kemanusiaan adalah diri saya
sendiri.
Lama
saya perhatikan, mata melotot sampai perih, jantung berdetak cukup lama, nama
saya benar tertera di pengumuman lomba. Keyakinan itu menguat setelah judul
artikel mengarahkan ke judul yang sama dari artikel yang saya ikutsertakan.
Saya menang lomba!
Lomba
yang cukup prestisius untuk seorang blogger yang belum begitu dikenal orang. Hadiah
utama yaitu jalan-jalan ke Lombok, Nusa Tenggara Barat dan sebuah smartphone
senilai Rp.2.000.000 beserta uang tunai Rp.3.500.000.
Jetlag benar terasa
menggelora karena ini adalah perjalanan pertama saya menggunakan pesawat terbang.
Malam sudah tidak bisa tidur. Sebentar-sebentar ingin ke kamar mandi. Makan tak
selera dan kantuk pun tak muncul. Penerbangan yang sejatinya enjoy untuk
mereka yang sering bepergian, malah menjadi mual untuk saya. Saya berangkat
dari Banda Aceh menuju Jakarta pukul 6 pagi. Di Bandara Internasional Soekarno-Hatta,
Mas Dian Mulyadi, pendamping kami, dan pemenang utama lomba video, Zakaria
Dimyati, menunggu dengan cemas. Siang dari bandara padat tersebut, malam
harinya kami baru mendarat di Bandara Internasional Praya, Lombok.
Sebuah
keberkahan dari menulis blog. Bergegas saya mengubah domain dari gratis
ke Dotcom sepulang dari NTB. Bahwa, saya tidak bisa ‘main-main’ lagi, tidak
bisa cuma latah lagi di dunia blogging. Ada harapan yang telah nyata
saya dapatkan dan kemudian semakin mempermudah langkah saya menuai
harapan-harapan yang lain.
Pantai Senggigi, Lombok – Photo by Bai Ruindra

Undangan ke Jakarta

Selalu
saja, saya ingin ke Ibu Kota. Rindu yang teramat sangat karena Jakarta adalah
impian. Tahun 2015, tiba-tiba saja saya menerima surat elektronik dari seorang
wanita yang menyebut dirinya sebagai penanggung jawab lini smartphone
sebuah perusahaan multinasional. Antara percaya dan tidak, sama seperti menang
lomba ke NTB, saya mengecek berulangkali bahwa undangan tersebut tidak nyasar.
Semanis
isi email dari wanita keturunan Cina itu, semanis itu pula saya membalasnya. Jika
tidak salah perkiraan, lebih dari dua minggu baru saya mendapat balasan email
lanjutan. Saya memang tidak berpikir ini adalah undangan palsu, saya telah
ditipu atau lain-lain. Saya cuma berharap kelanjutan dari undangan yang keburu
saya dapatkan. Balas-balasan email kemudian saya dapatkan, termasuk permintaan extend
untuk dua hari di Jakarta. Permintaan saya terkabul dan benar kemewahan itu
telah saya dapatkan.
Domain blog Dotcom
menerbangkan saya dengan pesawat bintang lima dari Skytrax. Duduk di kelas
ekonomi di atas ketinggian ribuan kaki, menikmati hidangan makanan dan minuman
enak, menikmati tontonan di layar seukuran 10 inci, tak lain sebuah penghargaan
dari isi pemikiran yang selama ini terus-terusan saya keluarkan.
Acara
launching produk smartphone dari produsen asal Taiwan tersebut
begitu mewah dan megah. Terharu tidak bisa saya jabarkan lebih detail. CEO dari
Taiwan maupun staf ahli silih berganti berbicara di depan. Lampu di ruangan itu
menyentak-nyentak seperti musik yang juga cukup keras. Saya seperti telah
berada di salah satu konser terbaik dan memiliki tiket yang dijual mahal. Benar
anggapan tersebut setelah saya ‘histeris’ dengan penampilan penyanyi Rossa di
malam gala dinner.
Tidak
berhenti sampai di sini, sebelum pamit dengan mereka yang mengundang, kembali
ke kamar masing-masing, kami mengantri di antara lelah untuk menerima
‘oleh-oleh’ sebuah smartphone dengan kualitas terbaik.
Inilah
momen di mana saya terhempas ke langit dengan awan-awan seperti permandani. Blog
saya yang telah memiliki domain Dotcom terus perkasa sesuai kesanggupan
saya mendongkraknya. Memang, blog ini belum sebesar orang lain, tetapi ketika
undangan kedua datang dari produsen smartphone yang sama, saya merasa
bahwa dunia blogger yang saya jalani harus digarap lebih serius lagi.
Hello, Jakarta! – Photo by Bai Ruindra

Impian Tercapai ke Bali

Mimpi
ke Bali tak bisa saya jabarkan. Saya begitu ingin ke Bali. Mimpi itu terwujud
juga karena ngeblog. Domain Dotcom yang telah saya manjakan
dengan titel lifestyle terus mencintai saya seadanya, sesuai definisi
cinta darinya. September tahun ini saya berangkat ke Bali untuk menghadiri launching
smartphone terbaru yang elegan dan mewah.
Bali
adalah impian. Permintaan extend saya juga dikabulkan. Dua hari saya
bersenang-senang bersama dua orang sahabat, Sandi Iswahyudi dan Pandu Dryad. Kami
mengitari Bali ke Tanah Lot, Pura Ulun Danu Bratan, Pura Taman Ayun, Taman
Nasional Perjuangan Rakyat Bali, kuliner halal sampai ke Pantai Kuta.
Perjalanan
yang cukup menggiurkan selama di Bali membuat saya terus bersyukur. Tidak hanya
perjalanan gratis, kami juga diberikan smartphone high end yang
baru saja dilaunching sebagai ‘oleh-oleh’ untuk dipromosikan kembali
pada blog masing-masing.
Suasana
Bali; keindahannya, kekhusyukan umat beragama di sana, bahkan keangkuhannya,
telah saya tulis di domain Dotcom ini. Sebelum semua lupa, kenangan itu
mesti disemarakkan.
Tanah Lot, Bali – Photo by Bai Ruindra

Kerjasama Publikasi Artikel di Blog

Perjalanan
blog saya yang telah memiliki domain Dotcom terus menaiki tangga dengan
tertatih. Sejak tahun 2015 saya terus-menerus menerima email kerjasama
penulisan artikel maupun placement di blog. Nilai yang ditawarkan
beragam. Blog saya yang masih bayi tentu menerima tawaran kerjasama dengan
senang hati dan sukacita. Saya tidak mementingkan nominal yang tertera karena
saya percaya bahwa tangga yang saya naiki tak selamanya berada di situ saja.
Benar
atas keyakinan itu, semakin hari tawaran kerjasama semakin membaik. Saya
menerima banyak tawaran berupa penulisan artikel maupun placement dari
berbagai agency. Saya juga tidak lupa menjalin kerjasama yang baik
dengan agency-agency yang sebelumnya menerima saya. Tiap bulan agency
yang telah saya hormati tak jemu kembali mengirim email. Besar kecil price
yang saya dapatkan tidak lagi menjadi soal tentang kehebatan, namun lebih dari
itu. Saya menerima sedikit menurut ukuran orang lain, tetapi lebih dari yang
saya bayangkan. Tak apa soal itu, asalkan agency masih percaya, blog
saya tetap dilirik berulangkali. Daripada menawarkan fee begitu besar,
lama-kelamaan blog saya akan ditinggalkan karena dianggap ‘belagu’ dan tak tahu
malu.
Ke
depan juga tidak ada yang tahu. Saat saya menulis artikel ini, sebuah email
baru saya balas dari agency yang meminta kerjasama placement. Tinggal
saya menanti invoice cair tiga hari dari sekarang!

Seperti Benar Jadi Raja Endorse

Apakah
cuma seleb saja yang menjadi raja dan ratu endorse? Saya rasa anggapan
demikian bisa segera disingkirkan. Entah mujur, entah karena alasan lain, belakangan
saya juga cukup sering menerima email penawaran barang. Oh, bukan barang
untuk didagangkan melainkan barang bermerek yang harus saya endorse.
“Kamu
enak, Bai, sudah jadi raja endorse!” celutuk seorang teman begitu saya
menerima paket sepatu seharga Rp.300.000 bulan lalu.
Tidak
hanya sepatu itu saja, saya juga pernah mendapatkan makanan, minyak rambut,
pakaian dan deodoran untuk kemudian diendorse pada laman blog Dotcom.
Lirikan mata para agency semakin menggoda para pemilik blog dengan domain
berbayar. Sejatinya, saya juga tidak mau terlena dan cuma menulis kapan ada
orang endorse. Endorse adalah bonus dari kerja keras yang saya
lakukan tak kenal waktu.

Menang Lomba Blog dari Waktu ke Waktu

Lomba
blog semakin hari semakin menggiurkan. Hadiahnya berjuta rasanya. Wajar jika
penulis blog mencari sudut pandang yang ngena, unik dan tepat sasaran
sehingga keluar sebagai pemenang. Bagi saya, menang lomba adalah bonus lain
dari usaha dan kerja ‘paksa’. Berlomba tidak sama dengan menulis tentang gaya
hidup. Artikel untuk lomba tentu telah melewati masa seleksi di alam bawah
sadar dengan matang. Tingkat kematangan ini perlu diperhatikan sebelum menelur
ke ranah maya yang tak bisa diketahui tingkat keganasannya.
Saya menang lomba, kemudian saya senang!
Perasaan
menang lomba cukup beragam. Sejak mengganti ke domain Dotcom, saya pun
semakin sering menang lomba. Tentu saja saya tidak muluk-muluk harus di
peringkat pertama. Juara apa saja saya terima karena keberkahan dari hadiah itu
terasa begitu sampai. Jika hadiah dalam bentuk uang, rasa syukur itu seperti
traktir makan teman-teman atau bentuk lain yang tidak bisa saya sebutkan. Jika
hadiah dalam bentuk smartphone, saya kasih ke adik, atau dijual ke orang
terdekat dengan harga lebih murah bahkan kredit tanpa bunga.
Saya
cukup senang ‘membagi’ hadiah lomba kepada orang lain. Sampai artikel ini saya
tulis, masih ada dua orang saudara yang kredit smartphone, belum lunas
dan saya tidak memintanya. Kapan mereka ada rejeki dan bisa disisihkan untuk
saya, saya terima. Kredit yang tak berbatas tahun ini menjadi berkah di
kemenangan saya pada episode-episode lomba yang lain.

Diterima ‘Lamaran’ oleh Google Adsense

Diterima
‘lamaran’ oleh Google Adsense itu memang sesuatu. Bangganya luar dalam. Walaupun
pada perjalanannya jumlah klik iklan dari Google yang tayang di blog
belum maksimal, saya tetap merasa bersyukur. Karena apa? Tentu perjalanan
lamaran ke Google Adsense memerlukan mahar tidak sedikit. Setidaknya, dua kali
blog saya ditolak sebelum memiliki domain Dotcom.
Saya
tidak berhenti sampai di situ. Saya pun tidak mau ditolak ketiga kalinya. Saya baca
kembali surat elekronik dari Google Adsense berulangkali. Saya baca referensi
di blog lain. Lalu, saya ubah – lebih tepatnya revisi total – seluruh isi
konten; terutama gambar, video maupun animasi, dari pertama posting sampai hari
terakhir sebelum saya kirimkan kembali lamaran dengan menggunakan alamat email
yang berbeda.
Apa
yang terjadi setelah itu? Tak sampai satu jam Google Adsense membalas email
dengan isi bahwa akun saya telah disetujui. Girang luar biasa. Saya langsung
memasang iklan Google di tempat-tempat strategis. Menulis lebih sering. Menghajar
beragam tema. Share ke media sosial maupun ke kanal berita nasional yang
mau menerima publikasi artikel. Blog saya yang bukanlah ‘pencari’ pundi-pundi
uang seperti master lain, naik-turun dalam klik iklan.
Tiba
juga pada masa saya harus melonjat. Google mengirimkan surat cinta ke alamat
rumah saya melalui pos. Para publikasi Google Adsense tentu tahu maksud saya. Ketika
surat cinta ini sampai, isinya singkat, sebuah kode rahasia, artinya jumlah klik
iklan di blog saya telah mencapai batas minimal yang ditentukan Google. Tanggal
20 setelah saya masukkan kode dalam surat cinta ke akun Google Adsense, notifikasi
dari bank saya terima.
Siapapun
blogger, akan setuju jika saya katakan bahwa bermain dengan Google Adsense
sulit sekali. Namun, dua kali saya menerima notifikasi bank soal pengiriman
dana lebih dari cukup bahwa blog saya masih dipercaya.
Soal
kepercayaan ini pula menjurus ke blog dengan domain berbayar seperti
Dotcom atau Dotnet. Google telah percaya dengan blog saya dan pembaca juga
ingin saya dipercayai.
Keunggulan menggunakan top domain level .net atau .com nyata sekali untuk seorang blogger. Empat keunggulan ini bisa menjadi
referensi agar segera mengubah domain ke Dotcom ataupun Dotnet.

Cepat Terindeks Google

Google
sejatinya telah memberikan nilai tambah untuk blogger. Banyak sekali penulis
blog mengupdate konten tiap hari. Beragam tema juga menjadikan blog
lebih menarik dan dicari orang. Hal ini pula yang ingin didapatkan oleh
blogger, muncul di laman pertama pencarian Google. Blog saya memang
belum sekuat blog lain, tetapi beberapa kata kunci mengarahkan ke laman
blog saya yang telah berubah menjadi Dotcom. Saya menyadari pasti bahwa pilihan
mengubah domain ke Dotcom tidak salah. Tidak hanya satu, beberapa
artikel saya dengan isu populer masih tetap duduk manis di laman pertama
pencarian Google.

Serius Ngeblog

Serius
itu wajib. Blog yang telah diubah ke Dotcom sejatinya telah menjadi bagian dari
kata profesionalisme. Saya ingin sekali dianggap sebagai blogger profesional. Blog
berbayar memiliki kesan ke arah sana. Dengan kata lain; sudah beli domain
kok nggak update!
Keseriusan
dalam ngeblog dimulai dengan rutin menulis sesuai isi kategori. Saya memilih
kategori lifestyle atau gado-gado agar memudahkan menulis. Jika niche
blog cuma satu, saya akan kebingungan mencari tema. Saya bukan seorang traveler,
bukan gadget mania, bukan pula penulis galau. Tetapi, saya akan menulis tempat
menarik jika pernah ke sana, saya akan mereview smartphone apabila
memegang barangnya dan saya pun bisa menulis kisah galau untuk menaikkan rating
blog.

Blog Dipercaya

Google
telah percaya dengan memasang iklan di blog saya. Saya juga ingin dipercaya
oleh pembaca. Tingkat kepercayaan itu memang berbeda namun blog dengan domain
Dotcom atau Dotnet telah dipercaya oleh pembaca. Alasannya kembali kepada
istilah bahwa pemilik blog benar serius menulis, bukan konten plagiat maupun
mencuri dari pihak lain. Penulis blog Dotcom maupun Dotnet telah tahu syarat
dan ketentuan dari Google. Pemilik blog juga tidak akan main-main mengisi
konten jika tidak ingin dibanned oleh Google.

Kesan Beken

Istilah
beken memang dapat diartikan beragam. Dunia maya yang semakin bercahaya, blog
semakin banyak, blog dengan Dotcom maupun Dotnet memiliki kesan lebih ‘kece’
dibandingkan blog yang masih memilih bertahan di domain gratis. Ke mana-mana,
saat orang tanya, mulut sudah tidak kaku lagi menyebut alamat blog.
Domain berbayar memang
menyejukkan di satu sisi. Rejeki ngeblog yang datang silih berganti
patut disyukuri. Apapun alasan kamu mengubah domain gratis ke berbayar, Dotcom
atau Dotnet, saya percaya
bahwa dunia blogger ke depan akan semakin cerah. 
Categories
Uncategorized

Jalan Berliku Kehidupan Seorang Blogger

Terdiam
di warung kopi dengan laptop menyala telah sangat wajar, di mana saja, tidak
hanya di Aceh. Tiba-tiba notifikasi pertanda e-mail masuk juga tidak
dapat membuat jantung berdetak lebih kencang seperti hendak melamar pujaan
hati.

Mereka adalah blogger, dikenal juga dengan freelancer. Surat
elektronik telah menjadi makanan sehari-hari seorang blogger saat ini. Jika
bukan pemberitahuan komentar di blog, newsletter, kerjasama pemasangan
iklan, kerjasama menulis artikel, ajakan lomba atau invitation untuk
menghadiri suatu acara bahkan jalan-jalan gratis.
blogger sejati
Blogger Sejati – blogherald.com

Blogger
telah menjadi anak emas di zaman serba instan. Apa-apa yang ingin dicari orang
mudah saja menyebut,
googling saja. Orang awam sekalipun saat ini telah
menyebut internet sebagai sarana yang seperti membalik telapak tangan. Masukkan
kata kunci lalu semua yang dicari akan keluar dengan sendirinya. 



Positif dan
negatif. Kamu ingin mencari resep kue bolu rasa
strawberry langsung
ditemukan tak lebih sedetik setelah tertekan
enter. Apa muncul kemudian adalah
deretan blog yang berisi resep kue dan cara membuatnya, bahkan ada pula
tutorial dalam bentuk video. Siapa yang membuatnya, adalah blogger!
Pada
awalnya, menulis blog itu sama dengan menulis catatan harian. Belakangan, blog
menyebar luas sesuai niche masing-masing. Mereka yang hobi jalan-jalan
membuat blog traveling seperti mantan reporter MetroTV, Marischka Prudence.
Agustinus Wibowo dan Trinity malah lebih berani dengan mengumpulkan kisah
perjalanan keliling dunia dari blog menjadi buku.

Agustinus menggebrak dengan
kisah-kisah dari negeri berakhiran Tan, penuh instrik, godaan, ketakutan
dan kemunafikan yang ditulis dengan berat dan berfilosofi tinggi. Trinity
adalah mbak kantoran yang menulis ringan saja walaupun ia sedang
berkisah hampir ditinggal pesawat dan terancam dideportasi dari negeri jauh.

Perjalanan
kedua blogger dan penulis buku ini memakan waktu cukup lama, setahun bahkan
lebih untuk mengumpulkan kisah yang diposting ke blog lalu dikirim ke
penerbit untuk dijadikan buku.


Niche blog traveling
memang berat untuk mereka yang nggak suka jalan-jalan, kekurangan dana dan
tidak ada waktu untuk menjelajah. Namun blog yang “main-main” juga membuat
seseorang melambung karena coretan hati yang terluka, salah satunya adalah
Raditya Dika. 



Raditya Dika memulai kisah patah hati di blog sebelum menjadi
penulis buku dan selebriti terkenal. Belum lagi berbicara blogger lain yang
belum seterkenal mereka. Blogger yang seperti saya sebutkan tadi, paling keren
diundang jalan-jalan oleh produsen telekomunikasi dengan transportasi dan
akomodasi ditanggung semua. 



Salah satunya, Asus Indonesia yang menjaga hubungan
baik dengan blogger. Asus mengundang blogger untuk menghadiri peluncuran produk
terbaru sejak dua tahun lalu. Dari kacamata blogger pemula tentu luar biasa
karena hanya satu artikel dua halaman Microsoft Word dapat naik pesawat gratis,
tidur di hotel berbintang, jalan-jalan, dan bahkan dapat oleh-oleh berupa
smartphone
high end.

Blogger
yang lain masuk ke dalam kategori raja lomba. Produsen-produsen nasional dan
multinasional telah bermain aman dengan menggelar lomba blog untuk menaikkan nama
dan rating website mereka. Cukup buat lomba dengan hadiah puluhan juta,
laptop atau smartphone, maka blogger akan mengikutinya dengan senang
hati.

Blogger dapat hadiah, penyelenggara dapat input luar biasa dari mesin
pencari Google. Sebagaimana kita ketahui, pengguna smartphone jutaan orang
mulai dari kampung sampai kota besar. Daripada menonton iklan di televisi orang
lebih memilih mencari di internet, lengkap dengan harga dan bisa dibaca
berulang-ulang bahkan bisa di simpan atau bookmark.

Kategori
blogger yang paling menggiurkan adalah pemain Google AdSense. Sekadar
pengetahuan, Google AdSense adalah layanan iklan yang disediakan Google
untuk publisher lalu dipasang di website atau blog mereka.

Google
akan menghitung klik unik dari pengunjung pada iklan yang tayang. Layanan
ini bisa bermain di dalam mata uang negara asal atau dalam Dollar Amerika
Serikat. Tiap tanggal 22, Google regional yang dimaksud akan mentransfer ke
rekening publisher apabila telah melampaui batas minimal.

Blogger
yang bermain di iklan Google ini adalah mereka yang tahan banting, tidak tidur
semalaman, memposting puluhan sampai ratusan artikel dalam sehari, memanipulasi
mesin pencari, melakukan klik otomatis, menentukan apa yang paling sering
dicari orang, dan hasilnya tentu tidak main-main.


Publisher Google AdSense
dari satu bahkan lebih blog bisa mendapatkan puluhan juta tiap bulannya. Semua
terbayar sudah dan tinggal menikmati pundi-pundi “amal” dari jerih payah tanpa
potong kredit bank atau dana koperasi atau pajak negara.
Kehidupan
seorang blogger tidak seinstan mi ayam. Jalan berliku yang dilalui memiliki
aturan sama halnya dengan pegawai negeri atau swasta. Setiap aturan harus
dipatuhi apabila ingin aman dan tidak ditalak tiga oleh Google.

Google akan menganaktirikan
blogger bandel yang tidak membaca tata tertib dari mereka. Pornografi dan
pornoaksi, di antara sekian tema yang dipangkas Google. Semakin dikenal oleh
Google semakin baik bagi seorang blogger.

Kata kunci tertentu akan nangring di
halaman pertama mesin pencari, inilah yang dikejar oleh blogger dengan sekuat
tenaga.

Siapa
saja yang bisa menjadi blogger? Jawabannya siapa yang tangguh, sabar, berkorban
dan mau menulis. Persaingan blogger sekarang ini bukan cuma dengan blogger saja
tetapi dengan kanal berita media massa versi online. Selain media massa
arus utama, banyak pola portal berita online yang hadir mendadak karena
ingin mengeruk keuntungan dari segala sisi, termasuk dari iklan Google.

Blogger
yang tangguh adalah mereka yang tidak mudah menyalin artikel orang lain ke blog
mereka. Blogger yang sabar adalah mereka yang akan terpana apabila mendapat
undangan jalan-jalan gratis.

Blogger yang mengorbankan banyak waktu akan
menerima imbalan yang sesuai dengan itu, bisa berupa finansial maupun barang. Blogger
yang mau menulis dengan hati, dengan rasa, dengan fakta, akan terbahak saat
memenangkan hadiah puluhan juta rupiah.

Masihkah
blogger dipandang sebelah mata? Pertanyaan ini saya jawab sendiri, masih.
Alasan mengapa saya berani mengatakan ini karena blogger tidak memiliki nomor
induk, tidak memiliki kantor, tidak memakai seragam rapi tiap hari, tidak
memakai sepatu mengilap, tidak ada slip gaji yang bisa dipamerkan ke media
sosial dan tidak bisa menjelaskan berapa nominal bulanan yang masuk ke rekening
karena bisa berubah-ubah.
Lalu,
siapakah blogger ini? Entahlah. Mungkin saja yang sedang duduk di salah satu
sudut warung kopi dengan mata sembab. Mungkin saja yang tak tidur seharian. Mungkin
saja yang jemarinya telah lentur akibat mengetik puluhan artikel. Mungkin saja
seorang pegawai negeri.

Mungkin saja pegawai swasta. Mungkin saja seorang guru.
Mungkin saja seorang dokter. Mungkin saja ibu rumah tangga. Mungkin saja anak
jalanan. Mungkin saja anak mama. Mungkin saja anak paling bandel di sekolah. Mungkin
saja mereka yang sering terlihat mengkhayal. Mungkin saja mereka yang….


Tidak ada yang tahu. Kecuali, kita membaca blog mereka! 
Categories
Uncategorized

5 Keuntungan Menjadi Seorang Blogger

5 Keuntungan Menjadi Seorang Blogger. Namun, belakangan Blogger makin ditinggal karena adanya YouTuber dan Instagramer. Tetapi jangan khawatir, Blogger tetap menjanjikan apabila memiliki kemampuan lebih.
Keuntungan Menjadi Blogger – Keepo.me

Kesannya
tuh keren banget. Profesi yang diremehkan dan di sisi lain ditakuti oleh
sejuta umat. Profesi ini diremehkan karena tidak ada kantor, bukan pekerjaan
tetap, tidak ada penghasilan bulanan yang jelas, bukan berpakaian rapi tiap
hari maupun nggak memiliki nomor induk.

Blogger
ditakuti karena sebuah tulisan viral akan menjadi senjata paling mematikan. Tulisan
blogger yang secuil bisa menghasut, membunuh bahkan menjatuhkan seseorang dari
kekuasaan.

Tahu dong beberapa blogger Timur Tengah di penjara bahkan di
hukum mati. Karena tulisan dari blog tidak bisa dibendung.

Detik itu dishare,
sekali hembusan angin, fuih, meledak di jagad maya, reshare di
mana-mana, disalin oleh kanal berita atau blog lain, bendungan yang kuat
sekalipun akan roboh karena tali-temali terlanjur putus.

Profesi
blogger memang terkesan main-main. Apalagi jika blogger itu bukan seorang
punggawa Google Adsense.

Seperti saya, saya memasang Google Adsense tetapi
tidak memakai trik khusus sehingga mengibuli pengunjung untuk klik iklan.

Saya bagai penulis buku catatan harian yang curhat colongan tiap waktu. Apa-apa
ditulis. Tangan digigit semut ditulis. Mata perih kena angin ditulis.

Habis menangis
karena iris bawang jadi sebuah tulisan. Curhat yang biasanya coret-coret di
buku lusuh, sekarang mainnya di internet.


Kali saja ada yang numpang lewat
eh dia kedip-kedip mata karena silau oleh sebuah kisah mengharu-biru.

Setidaknya,
lima keuntungan menjadi seorang blogger bisa membakar semangat kamu yang hampir
padam.  

Berbagi Pengalaman

Pengalaman
apa yang menarik untuk dibagi? Sering sekali saya menerima pertanyaan ini
melalui pesan di Facebook, dari orang yang mengenal saya sebagai blogger.
“Pengalaman
kamu,”
Tentu,
bukan pengalaman saya. Apapun silakan ditulis. Nggak mesti nulis cuma kisah
perjalanan. Nggak harus menulis tentang cinta yang baru putus dua detik
kemudian nyambung lagi.

Nggak terlalu susah menulis pengalaman karena
kamu merasa sendiri, melihat sendiri, menyelami sendiri makna kehidupan di
sekitar.

Kamu
yang suka traveling, tulis deh kisah kamu ketemu aktor dan artis
Korea yang ganteng dan cantik di salah satu show di Seoul.


Upload semua
foto lalu bubuhi kenangan manis berdiri di tengah-tengah kota Paris. Ceritakan semua
keluh-kesah kamu mendaki gunung Himalaya.

Nggak apa-apa kamu menulis perihnya tinggal
di kampung yang nggak ada listrik dan air bersih selama acara bakti sosial
berlangsung.

Kamu
yang suka dunia fashion, coret-coret deh blog tentang desain
pakaian yang menarik.

Rancangan kamu yang gagal total. Rancangan kamu yang
paling imut. Rancangan kamu yang laku di pasaran.

Kamu
yang suka teknologi, review saja produk-produk seperti komputer, laptop,
tablet maupun smartphone.
Saya
sih, menulis campur-campur. Semua yang ingin dibagi, saya tulis. Semua kisah
di sini ada yang baca.

Semua tulisan di sini mempunyai pembaca masing-masing. Jadi
jangan takut tulisan kamu nggak bakal ada yang baca. Ada kok.

Dikenal Orang

Semula
ngeblog itu kesannya untuk diri sendiri. Dibaca orang sudah selesai
sampai di situ saja. Belakangan malah berbeda. Orang-orang pada nanyain terutama
di media sosial.
“Kamu
blogger dari Aceh ya?”
“Kamu
nulis blog lifestyle bukan?”
“Aku
baca kisah inspiratif di blog kamu lho!”
Tulisan
di blog yang terindeks di Google kemudian dibaca oleh banyak orang. Orang-orang
kemudian memfollow akun media sosial dan mulai interaksi secara
personal.

Tentu jika tulisan kamu dirasa bermanfaat mereka akan hubung. Jika blog
kamu cuma berisi download lagu dan iklan-iklan apa yang mau ditanyai.


Share
tulisan ke media sosial juga sangat berpengaruh terhadap intensitas
perkenalan di dunia maya. Semakin banyak yang share dan reshare
maka semakin kuat suhu untuk dikenal.

Dan ini tidak bisa dibendung sama sekali
apalagi jika kamu terus menulis. Senjata
yang mesti kamu siapkan adalah menerima pujian dan makian. 



Nggak semua tulisan
di blog itu nyaman dan aman. Tulisan yang dipuji kamu berhak terbang ke
angkasa. Tulisan yang dihujat kamu jatuh lagi ke Bumi akibat tarikan gaya
gravitasi. 



Keduanya harus disiapkan karena kamu nggak bakal tahu tulisan mana
yang
bakal viral dan tulisan mana yang melempen.

Saya
sudah mengalami keduanya. Siap-siap nggak siap tulisan yang telah dilempar ke “pasaran”
nggak mungkin ditarik kembali.

Akun media sosial yang telah dikenal orang nggak
mungkin ditutup. Nggak semua orang itu memiliki nilai negatif, masih ada kok
yang bisa nyemangatin kamu untuk terus menulis.


Menang Lomba

Lomba
blog wajib diikuti oleh kamu yang ngaku blogger, menurut saya. Kenapa? Karena
persaingan yang menarik itu ada di lomba blog.

Tulisan di blog kamu akan
dinilai secara profesional bukan cuma ngandalin rating Google saja.

Tulisan
kamu akan dinilai tentang kesesuaian tema lomba, gaya menulis yang tidak kaku, Ejaan
Yang Disempurnakan benar pada tempatnya, tanda baca tepat sasaran, kerapian dan
lain-lain.

Keuntungan ini nggak bakal kamu dapat tanpa mengikuti lomba blog
atau tanyain ke orang yang paham kepenulisan.

Namun bertanya kepada orang nggak
semudah itu karena satu tulisan dikasih masukan, tulisan lain bisa lupa.

Menang
lomba blog berarti tulisan kamu telah lolos verifikasi data. Kamu layak
dikatakan penulis berkelas.

Karena apa? Yang ikut lomba blog bukan kamu saja kan?
Ratusan bahkan ribuan. Kamu menang, mendapatkan hadiah, wajar kamu buat hajatan
tujuh hari tujuh malam.

Soal
lomba blog, menang nggak menang itu wajar. Kamu menang, berbahagia. Kamu nggak
menang ada yang perlu dipelajari lagi seperti yang telah saya sebutkan.

Apakah tulisan
masih kurang rapi. Apakah EYD amburadul. Apakah tanda baca kacau balau. Nggak ikut
lomba ya nggak tahu apa yang mesti diperbaiki dari sebuah tulisan.

Tanyain teman?
Jika dia sempat, jika kagak? Jika teman kamu paham sedikit bagaimana?

Jika teman
kamu nyembunyiin kritik bagaimana? Dia ada sisi kasihannya lho
saat memberi masukan.

Saya
sudah beberapa kali menang lomba blog. Lengkapnya kamu colek deh
Portofolio.

Hadiahnya tuh cukup untuk tertawa terbahak. Ada uang tunai,
paket buku, pernak-pernik, smartphone, tablet sampai jalan-jalan
gratis.

Jalan-jalan Gratis

Nah,
ini dia jalan-jalan gratis. Saya nggak pernah menyangka akan naik pesawat
terbang. Jujurlah, saya nggak akan mampu membeli selembar tiket pesawat.

Tetapi
karena sebuah artikel di blog, kurang lebih empat halaman di Microsoft Word
spasi satu, saya terbang pertama kali ke Lombok, Nusa Tenggara Barat.


Jetlagnya
jangan ditanya. Panas dingin dan muntah-muntah sebelum berangkat dari Bandara
Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar.

Transit di Bandara Soekarno-Hatta,
Cengkareng, pun masih terasa di dalam mimpi sebelum benar-benar terjatuh dengan
hentakan parah di landasan pacu Bandara Praya, Lombok.

Saya
pikir, mungkin ini pertama dan terakhir saya naik pesawat. Saya kemudian
menarik kesimpulan tersebut karena undangan lainnya datang karena saya sering
menulis review smartphone.

Sebuah brand telekomunikasi
yang berpusat di Taiwan mengundang blogger untuk ikut dalam acara besar mereka.

Saya yang merasa entah berada di langit mana tersentil ke permukaan karena
tulisan di blog. Saya diundang, senang, bangga dan terharu.

Kamu
tahu apa yang terjadi jika mendapat undangan gratis ini?

Kamu dijadikan raja. Kebutuhan
kamu dimanja.

Bahkan, seekor nyamuk pun nggak boleh mencium bau tubuhmu apalagi
sampai menggigit.

Saya
bahkan berani bermimpi suatu saat nanti saya akan sering naik pesawat karena
menulis, di blog dan di media lain.

Endorse Produk

Saya
pikir, empat persoalan tadi sudah lebih dari cukup mendapat tempat yang layak
sebagai seorang blogger.

Namun, tahukah kamu jika banyak produsen sekarang
menarik blogger ke dalam pelukan mereka?

Saya
juga ditarik. Arus ini cukup kuat untuk ditolak. Tarikan ini tentu berbeda. Ada
yang mendapat barang, uang dan penginapan.

Di kota besar, kamu bisa mereview
hotel dan di kemudian hari akan mendapat penginapan gratis di hotel tersebut.

Saya
memang belum banyak melakukan endorse tetapi yang sedikit ini patut
disyukuri sebelum jadi bukit. Ada tawaran nulis artikel lalu dibayar cukup
untuk pulsa, saya terima.


Toh, di lain kesempatan saya mendapat sebuah smartphone
untuk direview. Nggak ada yang tidak mungkin, bukan?
Saya
sedang menikmati pasang-surut keuntungan menjadi seorang blogger.

Kamu yang
sudah siap di dalam pusaran air ini, asah semangat menulis karena kamu akan
dikenal karena sebuah blog, dari sebuah tulisan. Cukup itu saja. Kamu bersedia?

Categories
Uncategorized

Niat Ngeblog, Master Blog dan Blogger Paid View

Ngomongin ngeblog sudah
wajar saat ini. Blog kamu apa ya? Berapa DA blog kamu? PA berapa? Dan seterusnya.
Jarang banget ada yang nanyain tulisan “terbaik” dari blog kamu
yang mana? Tulisan terpopuler dari blog kamu yang mana? Tulisan paling
bermanfaat dari blog kamu yang mana? – misalnya.
Menulis blog.

Orientasi
ngeblog sudah bercabang-cabang. Ada yang benar-benar nulis untuk
kesenangan. Ada yang nulis karena tuntutan pekerjaan. Ada yang nulis supaya
dapat uang banyak. Ada pula yang blognya cuma berisi artikel titipan.

Sebenarnya,
ngapain sih kamu ngeblog? Ini nih yang mesti diluruskan. Jangan
sampai saat membangun diskusi mengenai niat ngeblog, kamu sudah jetlag
duluan. Fine, jika niat ngeblog kamu karena hobi menulis dan
menyalurkan bakat.

Nggak masalah kok asalkan kamu nulisnya rutin. Tulisan
apa ya sesuaikan dengan passion kamu menulis. Kebiasaan dalam diri kamu.
Kisah jalan-jalan kamu. Kisah inspiratif di sekiling kamu. Terserah mau nulis
apa.

Asalkan nggak ngeblog sebulan sekali. Paling parah malah nggak
dirawat lagi sampai waktu lebih dari sebulan. Tetapi tetap bangga bahwa, saya
blogger!

Definisi
blog menurut saya adalah rumah berbentuk maya. Kunci pintu blog itu ada di kamu
bukan di saya atau pembaca setia tulisan kamu. Kamu bebas mau buka kunci kapan
saja. Kamu bebas mau ngisi artikel cabul atau curhat colongan siang bolong.

Terserah
kamu mau pasang foto cuma pakai underware atau berbusana lengkap bahkan
pakai cadar segala. Mau tulisan satu paragraf berisi lima baris, itu hak kamu. Asalkan
konsisten memasukkan “barang” ke rumah kamu sampai ke sudut-sudut agar tak
berdebu.


Oh, kamu serius kok ngeblog tetapi cuma blogwalking
doang. Ada blogger yang curcol soal kucing bunuh diri, buru-buru
kamu klik lalu komentar. Itu nggak cukup lho. Rumah orang kamu kunjungi
tetapi rumah sendiri nggak kamu bukain pintunya. Terus, kamu nginap
di mana?

Aku blogger profesional lho, dapet duit banyak dari blog! 

Begitu
yang dinamakan dengan master blog? Saya sih nggak paham betul
yang mana master yang mana nonmaster. Saya cuma tahu sarjana itu
tingkat strata satu dan master itu strata dua.


Master blog? Katanya
sih mereka yang telah malang-melintang di dunia blog dan dapat
banyak uang dari blog terutama dari Google Adsense.

Lantas, bagaimana dengan
anak kemarin sore yang ngeblog copy paste artikel dari blog lain
namun mendapatkan uang berjibun dari Google Adsense, tak kena tilang pula.

Apakah
mereka juga master blog? Kerjanya cuma semalam doang dengan copas
sana sini, langsung dapat ribuan sampai jutaan klik.

Secara
pribadi, master blog di mata saya adalah blogger yang profesional dalam
arti sebenarnya. Tulisan yang ada di blog master ini murni buah
pikirannya.

Semua konten dalam blognya adalah hasil survei panjang. Pengalaman ngeblog
juga bukan sehari dua hari.

Ilmu HTML dasar setidaknya paham, paling nggak tahu
ubah template blog dari pihak ketiga, atau bisa alihkan blog gratis ke
berbayar dengan pengaturan di setting blog dan provider penyedia layanan.

Belum
lagi bicara SEO, Konten setema dan lain-lain. Jika belum sampai ke taraf ini, stop
deh
ngatain diri master blog!

Dan jangan pernah lupa, blogger itu penulis
maka blogger menulis. Tanpa menulis apakah benar disebutkan blogger? Bahkan sampai
ada tingkatan master pula!

Bagaimana dengan aku yang dapat ratusan juta dari Google Adsense?
Master cari uang benar.
Master blog belumlah sampai. Banyak cara mendapatkan uang dari Google
Adsense dengan beberapa manipulasi sehingga klik bisa terjadi sendiri, atau
menempatkan iklan di bagian-bagian strategis, atau bermain SEO yang “dilarang”
Google.

Mau konten bermanfaat whatever. Mau pembaca betah peduli amat
yang penting banyak klik. Kalau ditanya soal konten yang disukai Google,
misalnya, si master ini akan gagap dan galau tingkat tinggi.

Banyak
jalan menuju Roma, banyak jalan pula mendapatkan penghasilan dari blog tanpa
perlu embel-embel master blog atau sejenisnya. Dunia blogging ini
bukan perguruan tinggi yang “menjual” titel untuk dapat pekerjaan.

Kamu mau
bertahan di dunia blog, perbaiki dan perbaharui konten, update rutin
sesuai jadwal yang kamu inginkan. Titel master blog nggak ada apa-apanya
jika cuma menghujat, memaki, membully blogger lain yang update blog
hampir tiap hari.

Nah kamu, kok repot banget nyari ide? Di sekitar
kamu banyak kok. Tulis seringan atau seberat sesuai gaya bahasa kamu. Posting.

Beres. Jangan salah, satu paragraf saja tulisan kamu jika bermanfaat untuk
pembaca lebih bagus dari pada ribuan paragraf namun mendaya pembaca untuk klik
ke halaman selanjutnya untuk membaca artikel utuh!

Lupakan
mereka yang punya titel master blog berdompet tebal. Selain mereka ada
pula blogger paid view. Konten di blog blogger ini hampir semua titipan.
Saya juga nggak bersih dari konten titipan, ada beberapa dengan label Review.

Paling nggak cukup untuk pulsa internet. Tetapi mereka yang cuma ngandalin
kiriman artikel dari sponsor, benar itu namanya blogger sejati?

Atau mereka
yang cuma nunggu ada sponsor minta ditulis sesuatu dengan titipan hyperlink,
benar blogger itu ikhlas ngeblog?

Blogger paid view
ketar-ketir saat Google mengeluarkan aturan baru. Blog premium yang telah
dibangun dengan sepenuh cinta bisa-bisa hilang dari peredaran hanya karena satu
link hidup saja.

Google membatasi dofollow untuk review sebuah produk. Aturan
Google nggak ada yang tahu “seketat” apa dan “kapan” berlaku hukuman ini. Tahu-tahu
blog yang telah memiliki rangking Alexa kurus sekali hilang dari mesin pencari.

Naif
memang blogger sekarang ini. Di lain kesempatan koar-koar nggak mau
terima paid view. Di kesempatan lain terima saja dengan senang hati. Termasuk
saya di barisan kedua.

Namun apakah benar “kita” bagian ini? Coba deh cek
lagi blog kamu. Apa benar di halaman utama yang berisi sepuluh lebih artikel
itu tulisan kamu atau titipan? Jika satu dua artikel titipan, bolehlah. Jika semua?

Ngeblog itu modalnya
ikhlas. Soal rejeki bukan saya yang bisa menjelaskannya. Rejeki saya selama ngeblog
boleh kamu colek di Portofolio.
Rejeki kamu dari ngeblog?

Buat tantangan. Lupakan soal lurus-melurus niat
ngeblog. Sudah ada rumah dirawat saja. Tutup telinga soal master blog. Kamu bakal
jadi master suatu saat nanti. Ambil paid view jika kamu benar-benar “butuh”. Isi
konten dengan rutin dan artikel bermanfaat. Kamu nggak bakal hilang kok dari
peredaran.