Categories
Uncategorized

Suatu Ketika, Guru Komputer Ajarkan Siswanya Ngeblog

Laboratorium
komputer begitu pengap ketika saya membuka kuncinya. Gorden berwarna biru
melambai-lambai mesra kepada angin yang masuk melalui – entah dari mana. Sakelar
lampu saya tekan ke atas, seketika remang yang menjadi-jadi di pukul 07.30 itu
mengubah posisi duduk ke lebih terang. Komputer server saya hidupkan dalam beberapa menit menyala karena termakan
usia. Mungkin terlalu banyak data tetapi juga tidak karena di sana hanya
kumpulan tugas-tugas siswa dalam bentuk Microsoft Word, Excel maupun Power
Point. Serta, beberapa slideshow yang
saya simpan untuk mendukung pembelajaran.

Saya
termangu beberapa detik, menelusuri tiap sudut yang kusam dengan warna dinding
dan berdebu di atas monitor maupun meja komputer klien. Lantai keramik seolah-olah
tak pernah kena air pel. Mungkin juga diabaikan karena ini tempat ‘umum’
sehingga suka-suka piket kapan mau menyapu dan mengepel. Saya sekonyong-konyong
berteriak kepada beberapa siswa yang lewat, terburu, mengejar hapalan pagi di
perkarangan sekolah, untuk mengambil sapu di kelasnya. Entah tak mendengar atau
terburu, siswa itu tak kembali dengan sapu di tangannya.
Hal biasa,
jika engkau diabaikan siswa di
sekolah. Bahkan, bicara anak-anak zaman now
yang engkau sebutkan terlalu sibuk
dengan media sosial dan game online.
Maka, jangan salahkan guru jika dalam keseharian mereka lebih banyak ‘bengong’
di dalam kelas daripada menerima pelajaran singkat. Demikian pula hari itu,
bahkan hari-hari yang lewat nantinya, saya menunggu dan terduduk diam tanpa
irama menanti siswa datang.
Tiap kali,
saya berujar, “Jika pintu lab terbuka, langsung masuk saja!” namun berkali-kali
pula saya diabaikan oleh siswa sendiri. Tiap pagi, saya terbirit-birit mengejar
mereka ke kelas, ke kantin, bahkan ke parkiran sepeda motor, “Ayo masuk ke
kelas!” dan seribu alasan mereka “Belum makan,” atau mungkin, “Belum datang,”
Saya
teramat terbiasa dengan deadline
sehingga mengabaikan yang selalu excuse terhadap
apapun. Sebut saya suatu ketika, “Waktu itu kita yang kejar, di antara seratus
cuma seorang saja yang selalu terlambat, maka saya buang keterlambatan itu!”
Dinamika,
berbagai alasan, demikianlah keadaan di sekolah, tidak hanya di sini, tetapi di
mana-mana saya yakin akan serupa. Mungkin di sekolah engkau yang hebat, pintu pagar langsung ditutup pukul delapan.
Namun, di sekolah kami di rimba ‘belantara’ pintu pagar terbuka dari pagi
sampai pulang sekolah. Maka, jangan engkau
tanya betapa mudahnya siswa datang terlambat ke sekolah. Tetapi, patut engkau sesali satu hal; adalah dia lagi, dia lagi, dia lagi, yang
memiliki peringkat nomor satu atau dua terakhir dari rangking sebenarnya di
dalam kelas!
Tiba saya
memulai. Entah itu ricuh. Entah komputer menyala dengan sendirinya. Entah
mungkin pintu laboratorium akan berderit sebentar lagi menerima seorang siswa
yang terlambat. Pelajaran komputer tak lain sebuah mata uji idaman siswa-siswa
saya. Alasannya tentu saja bersenang-senang dengan perangkat keras dan lunak di
depan mereka. Di waktu senggang usai materi pokok, saya biarkan mereka
melakukan apa saja dan mendiamkan mereka main game sebatas bongkar-pasang kartu atau ganti baju boneka Barby. Toh, game-game sekelas DotA
(Defense of the Ancients) atau GTA (Grand Theft Auto) tidak akan pernah ada di
komputer sekolah.
Meski
nanti, di Kurikulum 2013 pelajaran ini dikucilkan karena dianggap ‘tidak
penting’ walaupun ujian akhir pakai komputer. Catatan penting bahwa – kami yang
paham siswa-siswa bisa pakai komputer atau tidak bukan peraturan seenaknya
saja. Catatan lain adalah, pelajaran komputer itu praktik – psikomotor
– bukan teori dari Bumi ke Bulan
. Tanpa praktik jangan coba-coba,
bahkan orang yang mengaku bisa komputer beberapa bulan tak pegang lenyap sudah
ilmunya!
Dan saya
adalah guru komputer meskipun bukan tamatan sarjana komputer. Di ruang yang
sering pengap, saya menghardik, saya menghujat, saya mencambuk siswa, “Paling
tidak kalian bisa mengetik!” atau juga, “Lulus dari sini kalian bisa hidupkan
dan matikan komputer!” bagaimana jika
pelajaran ini dihilangkan? Ya sudah, merabalah mereka yang tak punya komputer
dan biaya les yang mahal!
Di tingkat
akhir, kelas tiga menengah atas. Saya mencambuk siswa-siswa dengan pelajaran
penting nggak penting. Mungkin engkau
mengira pelajaran ini tidak penting sama sekali karena tidak akan mengangkat engkau yang hebat jadi pegawai. Mungkin engkau menganggap materi ajar ini
hanyalah isapan jempol belaka, tetapi tampak nyata bahwa ‘mereka’ di sana yang
tidak bergantung hidupnya dari gaji pemerintah dan perusahaan besar, adalah
yang tiap hari berada di depan komputer. Mereka adalah konten kreator;
orang-orang kreatif dalam membuat tulisan, animasi bahkan video.
Dari sini
saya memulai sebagai materi ajar kepada siswa-siswi. Saya ingin membuka jalan,
memberi tahu, mencoba mereka cicipi dan rasakan nikmatnya nanti. Jika engkau bertanya, sebelum itu saya jawab
saja, belajar menjadi konten kreator di luar sana, di kota-kota besar, telah
mahal biayanya. Saya hadirkan kemudahan. Membentak dengan beberapa pandangan.
Menatih mereka mencari tahu dan mengajar yang tidak tahu.
Mungkin
lagi, engkau berkilah. Siapa sih yang tidak bisa internet zaman ini?
Oh, mungkin saja maksud engkau itu
adalah smartphone dengan game online, Youtube, media sosial,
baca-baca berita, mengunduh dan menginput data. Ini hanyalah bersifat
konsumtif. Kita pemakai. Kita penikmat. Tetapi, bukan pemberi ‘suaka’ terhadap
konten-konten yang selama ini engkau
pamerkan kepada banyak orang.
“Kalian
bisa jadi begini dan begitu!” ujar saya sebagai pemantik semangat pagi. “Lulusan
kuliah di daerah kita banyak sekali, kampus tempat kuliah juga begitu banyak,
namun hanya sebagian dari mereka yang kemudian mendapatkan pekerjaan layak,”
Siswa-siswa
menyimak. Entah tahu arahnya ke mana. Entah bingung. Saya mau, mereka paham
karena kelas dua belas adalah masa paling rentan untuk mengubah posisi hidup
menjadi lebih baik. “Tak sedikit dari lulusan kampus terbaik sekalipun, pulang
kampung halaman, menanti tes pegawai negeri atau menjadi tenaga honorer seperti
saya!”
Mulai
panas, gaduh seketika. “Kalian mau memilih yang mana? Apakah menanti dapat
pekerjaan dengan terus meminta jajan kepada orang tua? Atau SPP kuliah terus
dibayar oleh orang tua?”
Maka
jangan. “Jadilah seorang yang kreatif, gunakan internet sebagai sarana untuk
itu!”
“Karena
mudah, kamu bebas mau duduk di warung kopi mana di Aceh ini karena internet
gratis dalam secangkir kopi!”
Mulailah
cara yang mudah itu. Engkau tentu
tahu Raditya Dika, bukan? Jauh sebelum terkenal sebagai selebriti atau mungkin
juga Youtuber kondang, pria ini adalah penulis blog rasa bunga-bunga asmara yang lucu dan nikmat. Kumpulan kisah
lucunya di blog kemudian diterbitkan
menjadi buku, best seller, lalu merambahlah
dia ke Youtube dengan konten-konten serupa. Meledak. Kini, dia dikejar-kejar
‘setoran’ karena kreatifitas tanpa batas.
Saat saya
mulai membuka slide Power Point,
sedikit khawatir bahwa siswa-siswa di depan adalah mereka yang memiliki
cita-cita pemain bola andal, dokter bedah plastik atau guru dengan tunjangan
sertifikasi berlimpah. Saya membuka tabir, karena masa ke masa, belum tentu apa
yang diidamkan tercapai maka mulailah dengan ‘sedikit’ aroma berbeda. Saya
ingin mereka membuka mata, ragam profesi tidak membatasi dalam membuat konten
di internet.
Materi
singkat saya berikan sebagai candu untuk mereka memulai. Lantas, praktik
langsung mulai dari membuat surat elektronik sampai akun blog terjadi begitu saja. Mudah. Simpel. Ringan dan gesit. Namun,
lepas dari itu adalah konten. Engkau mau
memasukkan apa ke dalam blog yang
indah itu? Engkau ingin berbagi
tentang apa?
“Kamu tulis
tentang lutut yang sakit setelah main bola kemarin sore!”
“Tulis saja
kamu ditinggal pergi pacar karena telah gemuk!”
“Nggak
masalah. Mulailah dari hal-hal terdekat denganmu, biasakan dengan itu sebelum
kamu benar-benar ‘profesional’ nantinya!”
Kita,
kadang terlarut dalam khayalan tingkat tinggi, ingin langsung terbang padahal
sayap belum utuh. Saya mengubah pandangan itu, kepada siswa-siswa ini. Biar
mereka mulai dari awal. Biar mereka merasakan perihnya karena dengan itu indah
pada masanya akan terjadi. Saya ‘pamer’ sedikit kepada engkau bahwa masa eranya Multiply, warna-warni template sering saya ganti untuk mengindahkan tulisan berupa puisi,
curahan hati patah hati, maupun cerita pendek yang gagal dipublikasikan media
massa. Multiply raib entah ke mana, tulisan-tulisan saya ikut dengannya.
Beranjak
waktu, saya mengenal Kompasiana sebagai blog
warga, lalu BlogDetik, sampai kemudian benar-benar aktif menulis di akun
personal menggunakan Blogger. Waktu terus berpacu, saya terus mengejar personal branding dalam dunia literasi
maya yang kian hari kian digempur oleh konten-konten beragam dari blog individu maupun kanal berita. Kemudian,
travel blogger menjadi salah satu
sosok yang dipandang indah oleh pemberi rejeki kepadanya. Blog-blog traveling
bertebaran di mana-mana. Saya bukan traveler,
saya guru, maka sedikit sekali pelajaran yang bisa dibagikan tentang
perjalanan.
Makin ke
sini, blog komunitas yang menawarkan
pembayaran menggiurkan tak bisa dielak. Jika akun blog personal adalah suka-suka lalu dapat hadiah, maka saya beralih
ke UC News untuk mendapat pemasukan dan ke Steemit untuk membangun komunitas
lain yang – mungkin – suatu saat bisa ‘kaya raya’ dengannya!
Perjalanan
panjang. Melelahan. Saya ingin berhenti. Tapi, engkau tahu? Sekali engkau candu
dalam menulis – membuat konten lainnya – maka tak mudah untuk meletakkan ‘pena’
itu!
Pada
siswa-siswa di sekolah saya minta izin libur beberapa hari setelah menerima e-ticket sebuah perjalanan dari buah
karya. Kembali dengan siswa-siswa, saya meminta mereka menjadi objek foto
karena permintaan sponsor atau sedang ingin menulis sesuatu tentangnya. Maka,
wajar jika saya tantang mereka untuk membuahkan karya, melalui blog, perlahan-lahan sebelum nantinya
menuai hasil yang sempurna.
Suatu
ketika, guru komputer mengajar siswanya ngeblog,
mungkin tidak wajar karena saya bukanlah ahli CMS, master Google Adsense, peraih
keuntungan besar dari UC News atau Steemit, juga bukan guru Bahasa Indonesia
yang paham sekali kaidah kepenulisan. Saya adalah saya, begitu saja dan
mengajarkan dari pengalaman yang entah diterima atau tidak.
Jika engkau membaca ini dan menganggapnya
sebuah kecemasan, engkau belumlah
melihat betapa cemasnya siswa-siswa tentang masa depan mereka. Saat lapangan
pekerjaan makin rumit, jalan itu menjadi terang dengan konten kreator. Engkau melarang materi ini, saya tidak
mau siswa-siswa tidak memiliki bekal nantinya. Paling tidak, jika mereka
kuliah, ada cara untuk menutupi SPP dan biaya makan sehari-hari!
Ketika guru
komputer mengajar siswanya ngeblog,
ketika itu pula saya tahu perjalanan mereka masih sangat panjang. Begitu tirai
jendela laboratorium komputer saya tutup, pintu dikunci kembali, siang telah
terik, saat itu pula catatan dari sebuah pengalaman dimulai!
Categories
Uncategorized

Sebelum 40, Guru Blogger Inspiratif Telah Saya Genggam

Inspirasi datang dari mana saja. Saya pikir, memulai sesuatu yang digemari adalah hal yang wajar selama masih berada di batas kemampuan. Saat melihat anak-anak antusias mendengar cerita di kelas yang sesekali ribut, saat itu pula cerita saya menjadi lebih bernyawa. Begitu mereka bertanya tentang makna tersembunyi dari perkataan tersurat, saya dengan bangga menjelaskannya.

Maka, di sinilah kedudukan saya sebagai seorang guru dan blogger. Dua profesi yang menghadirkan kesejukan dan rasa lelah tak terperi. Namun, saya merasa nyaman dengan kondisi yang memungkinkan cerita-cerita lain hadir dengan sendirinya. Meskipun saya tidak selalu bercerita tentang siswa yang ribut di dalam kelas, siswa yang suka menganggu teman belajar, siswa yang sulit menerima pelajaran maupun siswa yang disebut bandel, saya tetap bercerita karena itulah jiwa yang membuat saya ada dalam dunia blogging.
Langkah
maju ke depan dan bicara tentang angan-angan dan pencapaian, saya telah
menghunuskan pedang ke jantung seperti Ji Eun Tak menusuk Kim Tan si Goblin
tampan. Tidak mati dan juga tidak sakit. Tetapi, malah kekuatan yang saya
dapatkan untuk ‘memamerkan’ yang terbaik dalam bentuk usaha yang nyata.
Saya
berdiri di depan kelas sebagai seorang guru, teriak sekuat tenaga dalam
mengajar, memberikan tugas sampai siswa bosan, dan juga bercerita tentang masa
depan yang akan segera mereka lewati. Di sisi lain, saya bercerita dari
kacamata seorang blogger yang jiwanya
terbang bebas, lalu menghentakkan peluru ke ulu hati mereka yang mendengar. Pun
demikian, cerita dari satu perjalanan ke perjalanan lain menjadi lebih
menggugah daripada pelajaran itu sendiri di hari yang sama.
Saya
bercerita tentang Bali, mereka terpana dengan segenap keseksian yang ada di
sana. Cerita saya beralih ke Bangkok, mereka memasang aba-aba pada sebuah tanya
tentang negeri tetangga yang terkenal dengan film hantu dan kehidupan glamor
transgender. Padatnya Jakarta kemudian menjadi cerita lain tentang perjalanan
‘gratis’ seorang guru blogger.


Tiba masa
saya mengeluarkan smartphone keluaran
terbaru dari dalam saku celana, mereka kerap bertanya tipe apa, berapa besar
Random Access Memory (RAM), bagaimana hasil foto maupun ketahanan dalam bermain
game. Di akhir cerita nanti, mereka
akan bertanya dengan lugas, “Bagaimana Bapak mendapatkan smartphone gratis itu?”
“Dari
menulis!” tegas dan penuh semangat saya menjawab pertanyaan itu. Tiap kali ada
yang tanya, tiap kali ada yang ingin tahu, tiap kali ada yang ingin belajar
bagaimana mendapatkan ‘sesuatu’ dari menulis, tak enggan saya membagikannya. Saya
bangga menyebut diri sebagai seorang yang menyukai menulis, terharu mengajarkan
menulis, dan terkenang dalam memberikan catatan penting, serta bercerita soal
pengalaman mendapatkan hadiah dalam jumlah besar dari menulis.
Bagi
mereka, itu adalah inspirasi tiada henti. Di usia yang masih belia, mereka
tentu memiliki angan-angan, khayalan tingkat tinggi maupun keinginan pada
segenap harapan yang belum pasti. Saya ingin membuka jalan – untuk mereka yang
berdedikasi tinggi – bahwa dengan menulis saya telah menjadi ‘sesuatu’ yang
menarik, terutama bagi diri saya sendiri. Saya kerap berujar, “Tidak mungkin
seorang guru honorer naik pesawat terbang!”
Benar tidak
mungkin jika ingin mengalkulasikan penghasilan bulanan yang hanya mampu
menutupi sabun mandi. Saya juga tidak mau lagi mengeluh nasib sebagai guru
honorer karena posisi ini telah membuat saya tegar, posisi di mana juga saya
melahirkan karya-karya yang dibaca banyak orang dan posisi di mana saya dengan
bangga menyebut, “Saya guru blogger!”
Saya telah
membuktikan bahwa guru honorer yang selama ini dipandang sebelah mata bisa
berprestasi dalam hal yang digemari. Inspirasi yang saya hadirkan hanya secuil
dari pengalaman panjang penulis hebat lain, atau konten kreator lain yang terus
berkarya dalam ragam bentuk keahlian. Saya ingin dikenal sebagai seorang guru
yang menginspirasi, membawa perubahan, mengubah pola pikir dan memberikan
tantangan kepada siswa-siswa di sekolah agar berbenah.
“Ayo gali
keahlian!” saya terus memotivasi mereka dengan sebutan serupa. Saya kerap
membandingkan beberapa atlet profesional yang fokus sehingga mendapatkan hasil
dari jerih payah. Saya juga memberikan arahan kepada siswa yang gemar melakukan
ini itu agar meluruskan hobi tersebut menjadi sebuah ‘pekerjaan’nya kelak. Tiada
yang tidak mungkin asalkan usaha mereka sampai ke puncak tertinggi.
Dalam
‘paksaan’ di sela-sela pembelajaran berlangsung, saya mengajarkan mereka
menulis blog. Kisah ini tentu bermula
dari pertanyaan mereka sendiri, “Bagaimana menulis di blog, Pak?” atau “Bagaimana bisa jalan-jalan gratis, Pak?” atau
“Bagaimana mendapatkan smartphone
gratis, Pak?” dan seterusnya sampai saya membuka jalan kepada mereka.
Tidak ada
alasan khusus mengapa saya mengajarkan hal ini. Namun, kembali kepada apa yang
saya bisa, maka itu yang saya ajarkan. Tidak mungkin saya mengajarkan sepakbola
sedangkan bola tak pernah saya sentuh. Tidak mudah saya mengajarkan bela diri,
sedangkan sabuk terendah sekalipun tidak terikat di pinggang saya. Saya hanya
memiliki senjata paling ampuh, yaitu menulis!
Jalan yang
tidak mudah, berliku dan berlumpur tetapi harus saya lewati. Maka, ini pula
yang saya ‘kabari’ kepada mereka
sebagai kabar burung yang tidak sedap didengar. Saya terus memamerkan prestasi
dari menulis blog, baik itu berupa
hadiah lomba dalam bentuk smartphone
maupun notebook, serta perjalanan ke
negeri yang jauh dari pelosok Aceh.
Saya ingin
mereka percaya satu hal; usaha tidak
pernah menipu hasil
!
Sebelum 40
nanti, saya ingin menjadi seorang guru blogger
yang menginspirasi. Inspirasi ini setidaknya dirasakan oleh siswa-siswa di
sekolah. Bukan karena dikenal dengan jabatan sebagai guru honorer. Saya ingin
dikenang dan diingat sebagai guru yang berbeda, sebagai guru blogger!
Categories
Uncategorized

Niagahoster: Layanan Domain dan Hosting Murah untuk Blog Kamu

Sudah tidak asing lagi
di kalangan blogger jika sebuah domain itu
bagai ‘nyawa’ blog mereka.
Perkembangan dunia blogging yang
sangat pesat, membuat blogger
membutuhkan sebuah sebutan yang dikenal dengan personal branding. Namun, untuk mencapai ke posisi ini, blogger bersangkutan ‘seolah’ wajib
untuk melepas atribut ‘kegratisan’ agar mudah menaikkan nama, mendapatkan
kepercayaan dan juga mendapatkan sponsor. Dan, sudah menjadi pertimbangan
khusus seorang blogger mengubah domain gratis ke berbayar agar mudah
mencapai kesuksesan.

Ngeblog itu menyenangkan.
Pemilihan layanan domain dan hosting juga
mendapatkan catatan khusus bagi seorang blogger.
Saya sendiri sering mendapatkan pertanyaan serupa, “Beli domain di mana?” atau “Di mana mendapatkan domain dan hosting
murah?”
Tiap blogger
memiliki sudut pandang masing-masing dalam mengubah domain gratis ke berbayar. Sedikit tidaknya, ada nada khawatir
takut telah bayar mahal tetapi hasil yang didapatkan tidak setimpal. Pengubahan
domain ini dilakukan sebenarnya
kembali kepada niat tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tren mendapatkan
dukungan sponsor telah menjadi nyata. Domain
berbayar menjadi primadona karena lebih mudah terdeteksi oleh mesin pencari
dan juga telah masuk ke ranah profesional karena pemiliknya tidak menjadikan blog sebagai rumah tidak terawat.

Hosting berkualitas dan murah.
Di antara banyak pilihan layanan domain dan juga hosting, niagahoster.co.id merupakan salah satu layanan yang
menawarkan domain dan hosting murah, cepat dalam penyajian dan juga memberikan layanan secara teknis
secara berkala. Kamu bisa mendapatkan domain terbaik dan termurah di
niagahoster dengan mudah dan cepat. Jika selama ini blogger terkendala mendapatkan hosting
murah, di sini bisa mendapatkan harga yang cukup ramah kantong. Diskon yang
diberikan oleh niagahoster.co.id dari 40% sampai 50%, dengan harga paket
dimulai dari Rp 19.800 perbulan. Biaya yang dikeluarkan ini untuk mendapatkan
layanan gratis dan unlimited. Di
antara layanan yang didapatkan adalah gratis SSL unlimited, gratis SSL grade A+,
dukungan SEO, unlimited Disk Space, unlimited Bandwidth, unlimited Databases, layanan 24 jam selama 7 hari, garansi
resmi dan lain-lain. 
Beli hosting diskon besar-besaran.
Layanan
dan Paket Niagahoster
Terkadang, blogger sedikit galau soal paket yang ditawarkan oleh penyedia domain dan hosting. Saat memilih domain
dan hosting ini biasanya terkendala
dengan nama yang unik, target pengunjung atau seberapa kuat layanan yang
diberikan sehingga mudah ‘nangkring’ di
laman pertama mesin pencari. Di niagahoster.co.id sendiri terdapat dua layanan server yaitu Indonesia dan Singapura.
Kamu bisa memasang target untuk pembaca Indonesia maupun Singapura. Jika kamu
murni menulis dalam bahasa Indonesia dan tidak berharap visitor dari luar negeri, maka server
Indonesia adalah pilihannya. Namun, jika kamu memiliki banyak artikel dalam
bahasa Inggris dan menargetkan pembaca luar negeri, maka server Singapura adalah pilihan terbaik.
Meskipun kamu telah memilih server Singapura, paket layanan juga
tidak berubah. Niagahoster.co.id menyediakan paket untuk blogger personal dan juga paket bisnis. Kamu bisa membeli Share
Hosting maupun Cloud VPS Hosting dengan harga murah. Share Hosting bisa
didapatkan dengan harga Rp 19.800 perbulan untuk blog personal dan Rp 91.800 perbulan untuk bisnis. Jika kamu
pengguna WordPress, kedua paket ini telah mendukung layanan yang telah tersedia
di WordPress Hosting sehingga tidak perlu meng-instal berbagai layanan lain untuk optimalisasi blog.

Paket murah dan unlimited.

Niagahoster memiliki paket lain yaitu Cloud
VPS Hosting yang terdiri dari 6 paket dengan harga termurah Rp 134.000 perbulan
untuk Paket Nano dan sampai Rp 660.000 perbulan untuk Paket Enterprise. Paket
yang ditawarkan ini sangat murah dibandingkan oleh kompetitor dan juga
mendapatkan jaminan garansi selama 30 hari. Apabila kamu tidak puas dengan
pelayanan yang diberikan maka niagahoster.co.id akan mengembalikan sejumlah
biaya berdasarkan paket pembelian. Niagahoster.co.id juga menjanjikan bahwa server mereka akan selalu aktif sehingga
kamu tidak perlu khawatir blog akan
mengalami kendala.
Paket yang ditawarkan sangat sejalan dengan
pelayanan yang diberikan oleh niagahoster.co.id kepada pelanggan. Kamu tidak
perlu khawatir jika suatu waktu mengalami kendala berarti karena langsung
mendapatkan jawaban dari server.
Niagahoster.co.id menyediakan dukungan pernuh kepada blog yang berada di bawah server
mereka. Layanan yang diberikan berupa garansi dalam waktu tertentu, harga
termurah, dukungan terbaik di Indonesia, server
uptime
mencapai 99,98% dan uang kembali jika pelanggan tidak puas.
Pelayanan terbaik dari niagahoster.co.id

Selain itu,
niagahoster.co.id juga memiliki layanan Live Chat yang memudahkan kamu dalam
menyampaikan keluhan. Layanan ini tersedia dengan mudah didapatkan oleh
pelanggan, dan jawaban akan didapatkan berdasarkan dari waktu keaktifkan
layanan – waktu kerja. Live Chat ini merupakan salah satu keunggulan dari
layanan terbaik. Kamu bisa bertanya soal domain
maupun hosting, pelayanan lain maupun
menyampaikan kendala selama menggunakan niagahoster.co.id tanpa perlu mengirim e-mail yang membutuhkan waktu lebih lama
dalam mendapatkan jawaban.  
Niagahoster.co.id
adalah tempat untuk mendapatkan hosting
terbaik dan domain termurah. Dengan
diskon yang besar, paket unlimited,
dan juga kepercayaan konsumen menjadi nilai tambah dari niagahoster.co.id. Kamu
akan mendapatkan pelayanan terbaik untuk menaikkan branding di dunia blogging
yang makin ketat dan kreatif. Layanan terbaik sangat dibutuhkan oleh blogger dalam rangka menentukan arah dan
tujuan ngeblog. Domain dan hosting bukan
lagi sekadar gaya-gayaan tetapi telah menjadi sebuah identitas seorang blogger profesional.
Kondisi yang
memungkinkan pembaca percaya bahwa dengan mengembangkan sayap menjadi lebih
nyaman dan aman. Salah satu caranya adalah dengan blog berbayar sehingga pembaca tidak takut untuk berkunjung
kembali. Perilaku di internet sangat berbeda sekali dengan di dunia nyata.
Pembaca yang dihujani oleh ribuan blog
akan melimpahkan kepercayaan kepada blog
yang memiliki gaya dan kemasan menarik.
Dalam pengembangan
kepercayaan ini, perilaku pengguna internet lebih mudah percaya kepada blog dengan domain berbayar dibandingkan blog gratisan. Hal ini memperlihatkan
keseriusan maupun profesionalisme seorang blogger.
Blog dengan domain berbayar lebih sering ‘dirawat’ daripada blog dengan layanan gratisan yang masih
diisi kapan suka saja. Survei perilaku pelanggan bisnis online Merril Research
Online Consumer and SMB Survey tahun 2016 menyebut bahwa 92% domain berbayar atau domain.com dan sejenisnya memiliki
peluang yang lebih besar untuk mendapatkan klik.
Hal ini berkaitan dengan bisnis di internet dalam meningkatkan rasa percaya.
Perilaku pengguna internet.

Siapkah kamu bersaing dalam dunia blogging yang makin meriah ini? Maka,
jangan menunggu lama untuk mengubah domain
gratis ke domain berbayar. Seiring
waktu, kamu akan merasakan banyak manfaat. Namun, catatan akhir dari saya bahwa
‘perjalanan’ itu tidak mudah dan tidak secepat yang dibayangkan. Pengorbanan
kamu harus lebih besar, waktu yang disisihkan jauh lebih lama, sehingga saat
sampai pada titik kesuksesan itu kamu akan merasakan sendiri kenyamanan
dimaksud. Jalan ke sana adalah dengan ubah domain,
serius menulis, menemukan arah, menentukan tujuan. Jika terlambat sedikit saja,
kamu akan tertinggal. Jika kamu beralasan, dalam detik itu juga ribuan domain telah aktif. Cari tahu domain apa yang menarik dan hosting terbaik di niagahoster.co.id lalu pesankan satu untuk blog kamu agar lebih semarak!
Categories
Uncategorized

Crop Foto Itu Wajib sebelum Tayang di Blog

Crop Foto Itu Wajib sebelum Tayang di Blog
Foto ini telah mengalami perubahan resolusi dari ukuran besar menjadi versi web. Crop foto ini dilakukan menggunakan Microsoft Picture Manager – Photo by Bai Ruindra
Seorang traveler ke
mana-mana akan menyimpan segenap kenang-kenangan dalam bentuk foto
. Saya yang baru menjalani kehidupan manis ini
juga tak elok rasanya tanpa menyimpan foto dengan baik. Apapun itu akan difoto
dengan kamera smartphone yang telah dibenamkan fitur autofocus
maupun hampir setara dengan kamera DSLR. Foto yang diambil pun tidak hanya satu,
pada satu tempat sudut pandang bisa berbeda-beda dan akan dipilih untuk
kemudian diposting dalam sebuah artikel di blog.

“Foto
ini bagus untuk dibuatkan storynya!”
Saya
akan menulis tentang itu. Penting sekali mengambil beberapa foto di satu tempat
agar sebuah tulisan yang tayang di blog tampak semakin menarik. Foto telah
menjadi sarana pendukung utama untuk sebuah tulisan. Tidak bisa dipungkiri
lagi, bahwa dunia blogging telah menjadi media ‘utama’ untuk mencari
informasi. Bahkan, media arus utama bisa kalah saing dengan salah satu blog travel
yang menjelaskan secara detail suatu tempat dan dilengkapi dengan foto-foto
unik dan bagus.
Sama
seperti artikel yang tayang, melewati waktu revisi yang rumit, sebuah foto yang
menjadi pemanis sebuah artikel di blog juga mengalami seleksi ketat serta crop
di beberapa bagian.
“Foto
itu harus tampil cantik banget di blog!”
Betul.
Foto yang dipilih pun benar-benar mewakili perasaan seorang penulis. Namun,
tahukah kamu bahwa dunia internet ini setali tiga uang dengan dunia nyata. Rumus-rumus
‘html’ tertentu membuat sebuah fungsi jadi gagal memanggil sebuah blog yang
pada dasarnya sangat bagus dan runut penulisannya. Salah satu kendala karena
blog tersebut lambat loading atau memang telah kalah di mesin pencari
tanpa sempat bertempur dengan bijaksana.
Kok
berat banget ini blog!”
Kesal
pasti. Pembaca yang sebenarnya ingin berlama-lama di blog kamu akan segera
menekan tombol back. Loading blog sangat memengaruhi kenyamanan
seorang pembaca. Foto yang kamu upload menjadi salah satu penghambat
kecepatan sebuah blog. Foto yang diupload dalam bentuk original
– apa adanya dari hasil kamera – tentu saja sangat berat. Foto asli ini
besarnya mencapai 4565 pixel x 3492 pixel atau ukuran 5 MB lebih.
Ukuran foto yang besar ini akan membuat sebuah blog tertahan, tersendat-sendat
mencari jaringan yang sesuai.
Blogger
yang keceh setidaknya paham betul rumus apa yang akan digunakan
agar blog mereka melesat bagai kilat. Salah satu solusi yang bisa kamu lakukan
adalah melakukan crop sebuah foto, mengecilkan resolusi, meminimalkan
diameter dan lain-lain sehingga saat diupload menjadi cepat dan tidak
pula mengaburkan hasil. Crop sebuah foto untuk blog bahkan website
besar sangat wajib sekali. Konten yang dihasilkan oleh sebuah blog akan dibaca
dengan ‘serius’ oleh mesin pencari seperti Google. Foto atau gambar yang
diinput menjadi salah satu keistimewaan dan mudahnya mesin pencari mendeteksi
sebuah tulisan. Foto yang besar tentu saja akan dianaktirikan oleh mesin
pencari. Mesin pencari dalam waktu yang sama memanggil banyak kanal dengan kata
kunci tertentu.
Crop sebuah foto memang
ada untung dan rugi. Misalnya, takut foto buram, kabur, tidak lagi cantik. Kamu
juga boleh memilih nggak perlu melakukan crop. Toh, tujuan ngeblog
juga untuk senang-senang saja dan kamu berhak melakukan apapun terhadap
kesenangan demikian. Tetapi, untuk kamu yang butuh pembaca, mencintai pembaca
blog seperti kamu menulisnya untuk dibaca banyak orang, crop saja semua
foto dan kamu dapat menyetelnya didashboard blog. Apakah tampil kecil,
medium bahkan lebih besar.
Aplikasi
– program – untuk melakukan crop foto bisa beragam. Program yang paling
mudah bagi kamu pengguna Windows adalah Microsoft Picture Manager atau Paint
untuk generasi Windows terbaru. Pada bagian Edit Picture kamu
dapat memilih Crop atau Resize. Foto yang bagus untuk sebuah blog
setidaknya telah disetel oleh Picture Manager. Pada bagian Predefined
width x height
terdapat beberapa pilihan, Document atau Web. Agar foto
yang mau diupload tidak terlalu kecil, kamu bisa mengambil pilihan Large
dengan lebar dan tinggi masing-masing 640 pixel x 480 pixel. Pilihan
ini sangat relatif dan kamu bisa menentukan sendiri ukuran foto pada Custom
width x height
dengan memasukkan angka-angka sesuai selera seperti 663 pixel
x 768 pixel.
Foto
yang telah dicrop sejatinya tidak mengalami perubahan berarti saat diupload
ke blog. Crop ini dilakukan agar memudahkan upload dan loading
sebuah blog atau website. Kualitas foto yang diupload ke dalam
blog masih tetap sama tanpa menimbulkan keburaman, kecuali terjadi kesalahan
pada saat crop.
Crop foto aman namun
jangan lupa melakukan back-up untuk berjaga-jaga. Artikel yang telah ditulis
pun siap untuk tayang dengan foto-foto menarik ini. Jika kamu menggunakan blogger.com
proses upload foto akan semakin cepat setelah dicrop. Pada
bagian pengaturan foto kamu dapat memilih Large atau ExtraLarge
agar foto tampak lebih besar dan menyesuaikan dengan template blog.
Lalu,
bagaimana dengan gambar yang diambil dari internet? Gambar-gambar yang diambil
dari internet pada dasarnya juga harus dilakukan crop agar tidak sama
dengan sumber utama. Walaupun pada pemuatan kita harus menyebutkan sumber
dengan jelas. Crop dilakukan agar mesin pencari ‘menganggap’ bahwa
gambar tersebut adalah ‘milik’ blog kita bukan cuma menyalin saja dari blog
lain. Crop yang dilakukan untuk gambar-gambar dari internet sama dengan
foto original tadi. Kamu menyimpan gambar terlebih dahulu lalu mengeditnya
sesuai dengan kebutuhan, baru kemudian ditambahkan ke dalam artikel.
Gambar ini diambil dari wallpapercave.com maka sebutkan sumber dengan jelas walaupun tidak menanamkan link.
Crop foto memang bagian
yang ‘enteng’ untuk sebuah blog. Namun semakin besar resolusi foto maka semakin
berat pula sebuah blog. Bayangkan saja, dalam satu artikel kamu bisa
menambahkan lebih 10 foto. Loading yang butuh waktu lebih 1 menit,
pembaca akan segera kabur ke blog lain.
Blog
tidak hanya membutuhkan pembaca langganan saja. Pemerangkingan blog akan
menilai visitor uniq dalam satu waktu. Pembaca unik ini penting untuk
meningkatkan rating blog dan teman-temannya. Pilihan membuat nyaman dan
tidaknya pembaca, kembali lagi kepada kamu sebagai pemilik blog. Satu hal yang
nggak bisa dilupa, persaingan dalam dunia blog sama halnya dengan fenomena gunung
es. Dan kini, gunung itu telah meletus, siap atau tidak siap, kita nggak bisa
selamanya terlena! 
Categories
Uncategorized

Apa yang Kamu Lakukan Jika Ditolak Terus oleh Google Adsense

tips agar diterima oleh google adsense
Google Adsense – learn2free.com
“Bai…,
blog aku ditolak lagi sama Google Adsense!” Ferhat, seorang sahabat yang sudah
lama saya kenal ‘memprotes’ di pesan instan. Jika dibandingkan dengan saya, blog
sahabat yang saya kenal sejak bergabung dengan Forum Lingkar Pena (FLP) Aceh itu,
lebih populer di Aceh dan sudah lama ber
domain .com. Namun, lamarannya
ke Google Adsense sudah ditolak tiga kali.

Baca Juga
Keunggulan Menggunakan Top Domain Level .net atau .com Untuk Blogging Bisa Traveling Gratis sampai Menang Lomba

Tampaknya,
Ferhat lelah untuk bermain dengan aturan main dari Google yang semakin hari
semakin semaraknya. Google memang bermain lebih ‘kasar’ terhadap blog-blog yang
ingin menerima iklan dari mereka. Blogger profesional sekalipun bisa juga dibanned
oleh Google bahkan sampai dimatikan iklan akibat kesalahan kecil saja.
“Malas
ah, ajuin Google Adsense. Saya masih ngeblog cuma untuk mengeluarkan
ide-ide brilian saja!” celutuk Fardelyn Hacky suatu ketika. Hacky memang belum
pernah mengajukan permohonan kepada Google Adsense. Saya sih menerima
alasan-alasan Hacky karena semua orang punya pertimbangan tersendiri sebelum
mengirim lamaran tersebut.
Google
Adsense memang sangat menggiurkan. Belum lagi jika berbicara dengan mereka yang
rutin mendapatkan puluhan juta dari klik iklan ini. Mereka yang termasuk ke dalam
golongan ‘master’ blog, waktu kerja bisa dikatakan 24 jam. Update blog
persekian menit telah menjadi keharusan untuk menaklukkan laman pertama
pencarian Google.
Ambisi
untuk menaklukkan Google Adsense pun dimulai sejak dunia blogger semakin
populer. Mereka yang belum memiliki blog, tiba-tiba ingin belajar ngeblog,
terbinar mata dengan pemasukan dari Google, namun tidak tahu bagaimana
perjuangan untuk sampai ke arah itu. Bermain Google Adsense memang tidak bisa
setengah hati. Bukan pula saya sudah rutin dapat penghasilan dari Google. Malah
bisa dikatakan, saya masih dapat secuil dan belum rutin tiap bulannya. Saya
hanya mengandalkan satu blog, bukan beberapa blog pada satu akun Google
Adsense.
Apa yang harus kamu lakukan jika ditolak terus oleh Google Adsense? Pertanyaan ini lumrah terjadi saat ini. Bahkan,
lebih sakit hati dan kecewa ditolak Google Adsense daripada gebetan. Pesona
Google Adsense luar biasa sejauh perkembangan teknologi.
yang harus kamu lakukan adalah…
Revisi Seluruh Konten
“Revisi
semua, Bai?” Ferhat seakan-akan tidak percaya dengan apa yang saya katakan.
Benar. Saya merevisi semua isi blog sejak awal sampai pada hari terakhir saya
menerima email penolakan kedua dari Google Adsense.
Apa
yang harus saya revisi? Artikel yang telah dipublikasikan setidaknya memuat
gambar yang jelas, video yang jelas, animasi yang jelas. Jelas yang bagaimana? Pencantuman
sumber gambar, video maupun animasi harus tertera pada konten.
Bagaimana
dengan artikel? Karena kebiasaan saya menulis artikel antara 500 sampai 1000
lebih kata, saya tidak menambah dan mengubah artikel sama sekali. Revisi semua
artikel yang telah dimuat membutuhkan waktu seharian dan benar-benar harus
dilakukan dengan teliti. Waktu itu, saya tidak mau mengulang kesalahan yang
sama dan ingin segera melihat iklan Google tayang di blog.
“Capek
kali revisi semua, Bai!” keluh Ferhat. Semua kembali pada pemilik blog. Mau
bertahan dengan kondisi saat ini atau revisi yang membutuhkan waktu satu hari. Blog
yang tidak direvisi sama sekali lalu diajukan kembali proposal ke Google
Adsense, kesimpulannya bisa ditarik sendiri. Blog yang kemudian telah direvisi,
pertimbangan tertentu pasti akan ada dari Google.
Akun Email Baru
“Jadi
aku buat email baru, Bai?” Ferhat kembali bertanya. Ya. email baru. Gmail
adalah layanan email gratis dari Google dan bisa dibuat kapan saja. Dalam
pembuatan email baru ini pula identitas yang diisi harus sebenarnya. Kode
verifikasi yang akan dikirim ke nomor ponsel wajib dibubuhkan karena berkenaan
dengan ‘kepercayaan’ Google terhadap pemilik akun.
“Blog
yang sama tidak masalah?” Ferhat masih penuh ragu. Jika blog tersebut telah
direvisi, tidak masalah.
Pengajuan
akun ke Google Adsense sejatinya membutuhkan akun email. Alamat blog boleh saja
sama. Google akan menilai konten yang ada di dalam blog sesuai syarat dan
ketentuan dari mereka. S & K ini sewaktu-waktu diperbaharui oleh Google dalam
rangka memudahkan maupun penyulitkan pengguna internet. Kita tidak tahu kode
html ini telah berubah. Kita juga tidak tahu kapan Google membanned
sebuah blog.
Hindari Plagiatisasi
Masa
penulis blog ‘nyuri’ artikel orang lain? Memang, banyak sekali blog maupun
portal berita yang hadir saat ini, menculik artikel dari blog lain. Parahnya,
blog-blog dan portal berita ini sama sekali tidak menyebutkan sumber. Dengan
senang hati pula mereka mengambil keuntungan dari klik iklan.
Google
sangat peka terhadap publikasi sebuah artikel. Jika konten yang dipublikasikan tidak
bisa dideteksi secara keseluruhan; seluruh isi tulisan, waktu publikasi di blog
menjadi titik tolak siapa yang asli dan palsu. Misalnya, saya tayangkan artikel
ini pada pukul 15.00 WIB, lima menit kemudian, artikel dengan isi yang sama dan
diubah judulnya dimuat oleh blog lain. Indeks yang tercatat dalam database
Google adalah waktu pemuatan pertama.
Memang,
tidak tertutup kemungkinan hal-hal lain bisa saja terjadi. Tetapi seorang
blogger dianggap benar-benar profesional apabila tidak mengopi artikel orang
lain lalu menempelnya begitu saja.
Unik dan Menarik
Artikel
unik dan menarik sebenarnya kembali ke penilaian pembaca. Tugas blogger adalah
menulis yang beda dari orang lain. Artikel-artikel yang unik akan lebih mudah
mengangkat nama blogger. Hal ini tentu perlu untuk mendongkrak popularitas. Hubungannya
dengan Google Adsense adalah tidak jauh beda dengan itu. Kronologinya begini, ada
blog yang isinya ‘biasa’ mengajukan lamaran ke Google Adsense. Satu sisi akan
diterima karena keberuntungan. Sisi lain ditolak karena view blog cuma sedikit.
“Orang
akan memasang iklan di blog kita apabila ada manfaatnya!” ujar saya kepada
Ferhat. Begitu juga dengan Google Adsense. Efek timbal-balik semestinya telah
berlaku dalam pengajuan lamaran ini. Iklan Google yang tayang di sebuah blog
lebih dari yang diharapkan. Pada laman muka bisa sampai tiga. Di dalam
artikel bisa sampai tiga. Belum lagi versi mobile yang baru saja
dikembangkan oleh Google.
Kita
tidak akan pernah tahu kapan Google benar-benar percaya dengan blog kita. Masuk
di laman pertama pencarian Google saja tidak cukup. Penilaian dari
Google sejatinya ketika kita mengajukan lamaran untuk Google Adsense. Google
akan mengulik semua konten yang ada di blog kita sesuai ‘kaidah’ dan ‘faedah’
yang berlaku di manajemen mereka. Apa itu? Tentu tidak ada yang tahu. Blog ini
bisa lolos. Blog itu belum tentu bisa lolos polisi Google.
“Blog
dia biasa-biasa saja kok lolos, Bai!” tanya seorang blogger. Saya tidak
tahu. Penilaian itu sepenuhnya ada di pihak Google Adsense. Namun, tips yang
telah saya jabarkan tidak ada salah dipraktikkan sebelum mengajukan lamaran
kembali.
“Bagaimana
cara agar diterima Google Adsense?” ajukan dulu. Kita tidak tahu blog ini akan
diterima dan blog itu akan ditolak. Jika diterima, jaga baik-baik akunnya. Jika
ditolak, mulai merangkai kisah seperti tips saya ini. 
Categories
Uncategorized

Keunggulan Menggunakan Top Domain Level .net atau .com Untuk Blogging Bisa Traveling Gratis sampai Menang Lomba

“Ayo,
Bai, ganti terus ke domain Dotcom!”
seru Fardelyn Hacky tahun 2014. Saya tidak ingat kapan tepatnya. Eki – sebutan
keren wanita ini – telah saya kenal cukup lama. Sama-sama memulai ‘karir’
kepenulisan di Forum Lingkar Pena (FLP) Aceh, main-main di rumah bernama multiply
di era jayanya, sebelum benar serius di blogspot. Ngeblog kemudian menjadi
keasyikan tersendiri. Saya belum tahu keunggulan menggunakan top domain level .net/.com.

Masa
itu, saya tidak begitu paham, kurang yakin dan entah alasan apalagi sehingga
tidak mengubah domain gratisan ke berbayar. Padahal, dunia blog telah
cukup berkembang pesat. Rata-rata blogger telah bermigrasi ke domain
berbayar, termasuk Eki yang lebih dahulu melakukannya. Saya belum tahu apa yang
benar-benar saya dapatkan setelah domain blog diubah.
“Banyak
kok yang kita dapatkan setelah Dotcom!” Eki tidak berhenti menyemangati
saya. Ia juga menjabarkan beberapa bentuk kerjasama yang telah dijalinnya
karena domain berbayar. Mulai dari itu, saya iri, menyesal sedikit namun
belum juga mengubah domain ke bentuk berbayar.

Menang Lomba Jalan-jalan ke Lombok

“Bai…,
kamu menang lomba ke Lombok!” Eki juga yang mengirim pesan sekitar pukul 10
malam kala itu. Saya panas dingin. Antara yakin dan tidak bahwa Pemenang Utama
lomba menulis yang diadakan oleh sebuah lembaga kemanusiaan adalah diri saya
sendiri.
Lama
saya perhatikan, mata melotot sampai perih, jantung berdetak cukup lama, nama
saya benar tertera di pengumuman lomba. Keyakinan itu menguat setelah judul
artikel mengarahkan ke judul yang sama dari artikel yang saya ikutsertakan.
Saya menang lomba!
Lomba
yang cukup prestisius untuk seorang blogger yang belum begitu dikenal orang. Hadiah
utama yaitu jalan-jalan ke Lombok, Nusa Tenggara Barat dan sebuah smartphone
senilai Rp.2.000.000 beserta uang tunai Rp.3.500.000.
Jetlag benar terasa
menggelora karena ini adalah perjalanan pertama saya menggunakan pesawat terbang.
Malam sudah tidak bisa tidur. Sebentar-sebentar ingin ke kamar mandi. Makan tak
selera dan kantuk pun tak muncul. Penerbangan yang sejatinya enjoy untuk
mereka yang sering bepergian, malah menjadi mual untuk saya. Saya berangkat
dari Banda Aceh menuju Jakarta pukul 6 pagi. Di Bandara Internasional Soekarno-Hatta,
Mas Dian Mulyadi, pendamping kami, dan pemenang utama lomba video, Zakaria
Dimyati, menunggu dengan cemas. Siang dari bandara padat tersebut, malam
harinya kami baru mendarat di Bandara Internasional Praya, Lombok.
Sebuah
keberkahan dari menulis blog. Bergegas saya mengubah domain dari gratis
ke Dotcom sepulang dari NTB. Bahwa, saya tidak bisa ‘main-main’ lagi, tidak
bisa cuma latah lagi di dunia blogging. Ada harapan yang telah nyata
saya dapatkan dan kemudian semakin mempermudah langkah saya menuai
harapan-harapan yang lain.
Pantai Senggigi, Lombok – Photo by Bai Ruindra

Undangan ke Jakarta

Selalu
saja, saya ingin ke Ibu Kota. Rindu yang teramat sangat karena Jakarta adalah
impian. Tahun 2015, tiba-tiba saja saya menerima surat elektronik dari seorang
wanita yang menyebut dirinya sebagai penanggung jawab lini smartphone
sebuah perusahaan multinasional. Antara percaya dan tidak, sama seperti menang
lomba ke NTB, saya mengecek berulangkali bahwa undangan tersebut tidak nyasar.
Semanis
isi email dari wanita keturunan Cina itu, semanis itu pula saya membalasnya. Jika
tidak salah perkiraan, lebih dari dua minggu baru saya mendapat balasan email
lanjutan. Saya memang tidak berpikir ini adalah undangan palsu, saya telah
ditipu atau lain-lain. Saya cuma berharap kelanjutan dari undangan yang keburu
saya dapatkan. Balas-balasan email kemudian saya dapatkan, termasuk permintaan extend
untuk dua hari di Jakarta. Permintaan saya terkabul dan benar kemewahan itu
telah saya dapatkan.
Domain blog Dotcom
menerbangkan saya dengan pesawat bintang lima dari Skytrax. Duduk di kelas
ekonomi di atas ketinggian ribuan kaki, menikmati hidangan makanan dan minuman
enak, menikmati tontonan di layar seukuran 10 inci, tak lain sebuah penghargaan
dari isi pemikiran yang selama ini terus-terusan saya keluarkan.
Acara
launching produk smartphone dari produsen asal Taiwan tersebut
begitu mewah dan megah. Terharu tidak bisa saya jabarkan lebih detail. CEO dari
Taiwan maupun staf ahli silih berganti berbicara di depan. Lampu di ruangan itu
menyentak-nyentak seperti musik yang juga cukup keras. Saya seperti telah
berada di salah satu konser terbaik dan memiliki tiket yang dijual mahal. Benar
anggapan tersebut setelah saya ‘histeris’ dengan penampilan penyanyi Rossa di
malam gala dinner.
Tidak
berhenti sampai di sini, sebelum pamit dengan mereka yang mengundang, kembali
ke kamar masing-masing, kami mengantri di antara lelah untuk menerima
‘oleh-oleh’ sebuah smartphone dengan kualitas terbaik.
Inilah
momen di mana saya terhempas ke langit dengan awan-awan seperti permandani. Blog
saya yang telah memiliki domain Dotcom terus perkasa sesuai kesanggupan
saya mendongkraknya. Memang, blog ini belum sebesar orang lain, tetapi ketika
undangan kedua datang dari produsen smartphone yang sama, saya merasa
bahwa dunia blogger yang saya jalani harus digarap lebih serius lagi.
Hello, Jakarta! – Photo by Bai Ruindra

Impian Tercapai ke Bali

Mimpi
ke Bali tak bisa saya jabarkan. Saya begitu ingin ke Bali. Mimpi itu terwujud
juga karena ngeblog. Domain Dotcom yang telah saya manjakan
dengan titel lifestyle terus mencintai saya seadanya, sesuai definisi
cinta darinya. September tahun ini saya berangkat ke Bali untuk menghadiri launching
smartphone terbaru yang elegan dan mewah.
Bali
adalah impian. Permintaan extend saya juga dikabulkan. Dua hari saya
bersenang-senang bersama dua orang sahabat, Sandi Iswahyudi dan Pandu Dryad. Kami
mengitari Bali ke Tanah Lot, Pura Ulun Danu Bratan, Pura Taman Ayun, Taman
Nasional Perjuangan Rakyat Bali, kuliner halal sampai ke Pantai Kuta.
Perjalanan
yang cukup menggiurkan selama di Bali membuat saya terus bersyukur. Tidak hanya
perjalanan gratis, kami juga diberikan smartphone high end yang
baru saja dilaunching sebagai ‘oleh-oleh’ untuk dipromosikan kembali
pada blog masing-masing.
Suasana
Bali; keindahannya, kekhusyukan umat beragama di sana, bahkan keangkuhannya,
telah saya tulis di domain Dotcom ini. Sebelum semua lupa, kenangan itu
mesti disemarakkan.
Tanah Lot, Bali – Photo by Bai Ruindra

Kerjasama Publikasi Artikel di Blog

Perjalanan
blog saya yang telah memiliki domain Dotcom terus menaiki tangga dengan
tertatih. Sejak tahun 2015 saya terus-menerus menerima email kerjasama
penulisan artikel maupun placement di blog. Nilai yang ditawarkan
beragam. Blog saya yang masih bayi tentu menerima tawaran kerjasama dengan
senang hati dan sukacita. Saya tidak mementingkan nominal yang tertera karena
saya percaya bahwa tangga yang saya naiki tak selamanya berada di situ saja.
Benar
atas keyakinan itu, semakin hari tawaran kerjasama semakin membaik. Saya
menerima banyak tawaran berupa penulisan artikel maupun placement dari
berbagai agency. Saya juga tidak lupa menjalin kerjasama yang baik
dengan agency-agency yang sebelumnya menerima saya. Tiap bulan agency
yang telah saya hormati tak jemu kembali mengirim email. Besar kecil price
yang saya dapatkan tidak lagi menjadi soal tentang kehebatan, namun lebih dari
itu. Saya menerima sedikit menurut ukuran orang lain, tetapi lebih dari yang
saya bayangkan. Tak apa soal itu, asalkan agency masih percaya, blog
saya tetap dilirik berulangkali. Daripada menawarkan fee begitu besar,
lama-kelamaan blog saya akan ditinggalkan karena dianggap ‘belagu’ dan tak tahu
malu.
Ke
depan juga tidak ada yang tahu. Saat saya menulis artikel ini, sebuah email
baru saya balas dari agency yang meminta kerjasama placement. Tinggal
saya menanti invoice cair tiga hari dari sekarang!

Seperti Benar Jadi Raja Endorse

Apakah
cuma seleb saja yang menjadi raja dan ratu endorse? Saya rasa anggapan
demikian bisa segera disingkirkan. Entah mujur, entah karena alasan lain, belakangan
saya juga cukup sering menerima email penawaran barang. Oh, bukan barang
untuk didagangkan melainkan barang bermerek yang harus saya endorse.
“Kamu
enak, Bai, sudah jadi raja endorse!” celutuk seorang teman begitu saya
menerima paket sepatu seharga Rp.300.000 bulan lalu.
Tidak
hanya sepatu itu saja, saya juga pernah mendapatkan makanan, minyak rambut,
pakaian dan deodoran untuk kemudian diendorse pada laman blog Dotcom.
Lirikan mata para agency semakin menggoda para pemilik blog dengan domain
berbayar. Sejatinya, saya juga tidak mau terlena dan cuma menulis kapan ada
orang endorse. Endorse adalah bonus dari kerja keras yang saya
lakukan tak kenal waktu.

Menang Lomba Blog dari Waktu ke Waktu

Lomba
blog semakin hari semakin menggiurkan. Hadiahnya berjuta rasanya. Wajar jika
penulis blog mencari sudut pandang yang ngena, unik dan tepat sasaran
sehingga keluar sebagai pemenang. Bagi saya, menang lomba adalah bonus lain
dari usaha dan kerja ‘paksa’. Berlomba tidak sama dengan menulis tentang gaya
hidup. Artikel untuk lomba tentu telah melewati masa seleksi di alam bawah
sadar dengan matang. Tingkat kematangan ini perlu diperhatikan sebelum menelur
ke ranah maya yang tak bisa diketahui tingkat keganasannya.
Saya menang lomba, kemudian saya senang!
Perasaan
menang lomba cukup beragam. Sejak mengganti ke domain Dotcom, saya pun
semakin sering menang lomba. Tentu saja saya tidak muluk-muluk harus di
peringkat pertama. Juara apa saja saya terima karena keberkahan dari hadiah itu
terasa begitu sampai. Jika hadiah dalam bentuk uang, rasa syukur itu seperti
traktir makan teman-teman atau bentuk lain yang tidak bisa saya sebutkan. Jika
hadiah dalam bentuk smartphone, saya kasih ke adik, atau dijual ke orang
terdekat dengan harga lebih murah bahkan kredit tanpa bunga.
Saya
cukup senang ‘membagi’ hadiah lomba kepada orang lain. Sampai artikel ini saya
tulis, masih ada dua orang saudara yang kredit smartphone, belum lunas
dan saya tidak memintanya. Kapan mereka ada rejeki dan bisa disisihkan untuk
saya, saya terima. Kredit yang tak berbatas tahun ini menjadi berkah di
kemenangan saya pada episode-episode lomba yang lain.

Diterima ‘Lamaran’ oleh Google Adsense

Diterima
‘lamaran’ oleh Google Adsense itu memang sesuatu. Bangganya luar dalam. Walaupun
pada perjalanannya jumlah klik iklan dari Google yang tayang di blog
belum maksimal, saya tetap merasa bersyukur. Karena apa? Tentu perjalanan
lamaran ke Google Adsense memerlukan mahar tidak sedikit. Setidaknya, dua kali
blog saya ditolak sebelum memiliki domain Dotcom.
Saya
tidak berhenti sampai di situ. Saya pun tidak mau ditolak ketiga kalinya. Saya baca
kembali surat elekronik dari Google Adsense berulangkali. Saya baca referensi
di blog lain. Lalu, saya ubah – lebih tepatnya revisi total – seluruh isi
konten; terutama gambar, video maupun animasi, dari pertama posting sampai hari
terakhir sebelum saya kirimkan kembali lamaran dengan menggunakan alamat email
yang berbeda.
Apa
yang terjadi setelah itu? Tak sampai satu jam Google Adsense membalas email
dengan isi bahwa akun saya telah disetujui. Girang luar biasa. Saya langsung
memasang iklan Google di tempat-tempat strategis. Menulis lebih sering. Menghajar
beragam tema. Share ke media sosial maupun ke kanal berita nasional yang
mau menerima publikasi artikel. Blog saya yang bukanlah ‘pencari’ pundi-pundi
uang seperti master lain, naik-turun dalam klik iklan.
Tiba
juga pada masa saya harus melonjat. Google mengirimkan surat cinta ke alamat
rumah saya melalui pos. Para publikasi Google Adsense tentu tahu maksud saya. Ketika
surat cinta ini sampai, isinya singkat, sebuah kode rahasia, artinya jumlah klik
iklan di blog saya telah mencapai batas minimal yang ditentukan Google. Tanggal
20 setelah saya masukkan kode dalam surat cinta ke akun Google Adsense, notifikasi
dari bank saya terima.
Siapapun
blogger, akan setuju jika saya katakan bahwa bermain dengan Google Adsense
sulit sekali. Namun, dua kali saya menerima notifikasi bank soal pengiriman
dana lebih dari cukup bahwa blog saya masih dipercaya.
Soal
kepercayaan ini pula menjurus ke blog dengan domain berbayar seperti
Dotcom atau Dotnet. Google telah percaya dengan blog saya dan pembaca juga
ingin saya dipercayai.
Keunggulan menggunakan top domain level .net atau .com nyata sekali untuk seorang blogger. Empat keunggulan ini bisa menjadi
referensi agar segera mengubah domain ke Dotcom ataupun Dotnet.

Cepat Terindeks Google

Google
sejatinya telah memberikan nilai tambah untuk blogger. Banyak sekali penulis
blog mengupdate konten tiap hari. Beragam tema juga menjadikan blog
lebih menarik dan dicari orang. Hal ini pula yang ingin didapatkan oleh
blogger, muncul di laman pertama pencarian Google. Blog saya memang
belum sekuat blog lain, tetapi beberapa kata kunci mengarahkan ke laman
blog saya yang telah berubah menjadi Dotcom. Saya menyadari pasti bahwa pilihan
mengubah domain ke Dotcom tidak salah. Tidak hanya satu, beberapa
artikel saya dengan isu populer masih tetap duduk manis di laman pertama
pencarian Google.

Serius Ngeblog

Serius
itu wajib. Blog yang telah diubah ke Dotcom sejatinya telah menjadi bagian dari
kata profesionalisme. Saya ingin sekali dianggap sebagai blogger profesional. Blog
berbayar memiliki kesan ke arah sana. Dengan kata lain; sudah beli domain
kok nggak update!
Keseriusan
dalam ngeblog dimulai dengan rutin menulis sesuai isi kategori. Saya memilih
kategori lifestyle atau gado-gado agar memudahkan menulis. Jika niche
blog cuma satu, saya akan kebingungan mencari tema. Saya bukan seorang traveler,
bukan gadget mania, bukan pula penulis galau. Tetapi, saya akan menulis tempat
menarik jika pernah ke sana, saya akan mereview smartphone apabila
memegang barangnya dan saya pun bisa menulis kisah galau untuk menaikkan rating
blog.

Blog Dipercaya

Google
telah percaya dengan memasang iklan di blog saya. Saya juga ingin dipercaya
oleh pembaca. Tingkat kepercayaan itu memang berbeda namun blog dengan domain
Dotcom atau Dotnet telah dipercaya oleh pembaca. Alasannya kembali kepada
istilah bahwa pemilik blog benar serius menulis, bukan konten plagiat maupun
mencuri dari pihak lain. Penulis blog Dotcom maupun Dotnet telah tahu syarat
dan ketentuan dari Google. Pemilik blog juga tidak akan main-main mengisi
konten jika tidak ingin dibanned oleh Google.

Kesan Beken

Istilah
beken memang dapat diartikan beragam. Dunia maya yang semakin bercahaya, blog
semakin banyak, blog dengan Dotcom maupun Dotnet memiliki kesan lebih ‘kece’
dibandingkan blog yang masih memilih bertahan di domain gratis. Ke mana-mana,
saat orang tanya, mulut sudah tidak kaku lagi menyebut alamat blog.
Domain berbayar memang
menyejukkan di satu sisi. Rejeki ngeblog yang datang silih berganti
patut disyukuri. Apapun alasan kamu mengubah domain gratis ke berbayar, Dotcom
atau Dotnet, saya percaya
bahwa dunia blogger ke depan akan semakin cerah. 
Categories
Uncategorized

Jalan Berliku Kehidupan Seorang Blogger

Terdiam
di warung kopi dengan laptop menyala telah sangat wajar, di mana saja, tidak
hanya di Aceh. Tiba-tiba notifikasi pertanda e-mail masuk juga tidak
dapat membuat jantung berdetak lebih kencang seperti hendak melamar pujaan
hati.

Mereka adalah blogger, dikenal juga dengan freelancer. Surat
elektronik telah menjadi makanan sehari-hari seorang blogger saat ini. Jika
bukan pemberitahuan komentar di blog, newsletter, kerjasama pemasangan
iklan, kerjasama menulis artikel, ajakan lomba atau invitation untuk
menghadiri suatu acara bahkan jalan-jalan gratis.
blogger sejati
Blogger Sejati – blogherald.com

Blogger
telah menjadi anak emas di zaman serba instan. Apa-apa yang ingin dicari orang
mudah saja menyebut,
googling saja. Orang awam sekalipun saat ini telah
menyebut internet sebagai sarana yang seperti membalik telapak tangan. Masukkan
kata kunci lalu semua yang dicari akan keluar dengan sendirinya. 



Positif dan
negatif. Kamu ingin mencari resep kue bolu rasa
strawberry langsung
ditemukan tak lebih sedetik setelah tertekan
enter. Apa muncul kemudian adalah
deretan blog yang berisi resep kue dan cara membuatnya, bahkan ada pula
tutorial dalam bentuk video. Siapa yang membuatnya, adalah blogger!
Pada
awalnya, menulis blog itu sama dengan menulis catatan harian. Belakangan, blog
menyebar luas sesuai niche masing-masing. Mereka yang hobi jalan-jalan
membuat blog traveling seperti mantan reporter MetroTV, Marischka Prudence.
Agustinus Wibowo dan Trinity malah lebih berani dengan mengumpulkan kisah
perjalanan keliling dunia dari blog menjadi buku.

Agustinus menggebrak dengan
kisah-kisah dari negeri berakhiran Tan, penuh instrik, godaan, ketakutan
dan kemunafikan yang ditulis dengan berat dan berfilosofi tinggi. Trinity
adalah mbak kantoran yang menulis ringan saja walaupun ia sedang
berkisah hampir ditinggal pesawat dan terancam dideportasi dari negeri jauh.

Perjalanan
kedua blogger dan penulis buku ini memakan waktu cukup lama, setahun bahkan
lebih untuk mengumpulkan kisah yang diposting ke blog lalu dikirim ke
penerbit untuk dijadikan buku.


Niche blog traveling
memang berat untuk mereka yang nggak suka jalan-jalan, kekurangan dana dan
tidak ada waktu untuk menjelajah. Namun blog yang “main-main” juga membuat
seseorang melambung karena coretan hati yang terluka, salah satunya adalah
Raditya Dika. 



Raditya Dika memulai kisah patah hati di blog sebelum menjadi
penulis buku dan selebriti terkenal. Belum lagi berbicara blogger lain yang
belum seterkenal mereka. Blogger yang seperti saya sebutkan tadi, paling keren
diundang jalan-jalan oleh produsen telekomunikasi dengan transportasi dan
akomodasi ditanggung semua. 



Salah satunya, Asus Indonesia yang menjaga hubungan
baik dengan blogger. Asus mengundang blogger untuk menghadiri peluncuran produk
terbaru sejak dua tahun lalu. Dari kacamata blogger pemula tentu luar biasa
karena hanya satu artikel dua halaman Microsoft Word dapat naik pesawat gratis,
tidur di hotel berbintang, jalan-jalan, dan bahkan dapat oleh-oleh berupa
smartphone
high end.

Blogger
yang lain masuk ke dalam kategori raja lomba. Produsen-produsen nasional dan
multinasional telah bermain aman dengan menggelar lomba blog untuk menaikkan nama
dan rating website mereka. Cukup buat lomba dengan hadiah puluhan juta,
laptop atau smartphone, maka blogger akan mengikutinya dengan senang
hati.

Blogger dapat hadiah, penyelenggara dapat input luar biasa dari mesin
pencari Google. Sebagaimana kita ketahui, pengguna smartphone jutaan orang
mulai dari kampung sampai kota besar. Daripada menonton iklan di televisi orang
lebih memilih mencari di internet, lengkap dengan harga dan bisa dibaca
berulang-ulang bahkan bisa di simpan atau bookmark.

Kategori
blogger yang paling menggiurkan adalah pemain Google AdSense. Sekadar
pengetahuan, Google AdSense adalah layanan iklan yang disediakan Google
untuk publisher lalu dipasang di website atau blog mereka.

Google
akan menghitung klik unik dari pengunjung pada iklan yang tayang. Layanan
ini bisa bermain di dalam mata uang negara asal atau dalam Dollar Amerika
Serikat. Tiap tanggal 22, Google regional yang dimaksud akan mentransfer ke
rekening publisher apabila telah melampaui batas minimal.

Blogger
yang bermain di iklan Google ini adalah mereka yang tahan banting, tidak tidur
semalaman, memposting puluhan sampai ratusan artikel dalam sehari, memanipulasi
mesin pencari, melakukan klik otomatis, menentukan apa yang paling sering
dicari orang, dan hasilnya tentu tidak main-main.


Publisher Google AdSense
dari satu bahkan lebih blog bisa mendapatkan puluhan juta tiap bulannya. Semua
terbayar sudah dan tinggal menikmati pundi-pundi “amal” dari jerih payah tanpa
potong kredit bank atau dana koperasi atau pajak negara.
Kehidupan
seorang blogger tidak seinstan mi ayam. Jalan berliku yang dilalui memiliki
aturan sama halnya dengan pegawai negeri atau swasta. Setiap aturan harus
dipatuhi apabila ingin aman dan tidak ditalak tiga oleh Google.

Google akan menganaktirikan
blogger bandel yang tidak membaca tata tertib dari mereka. Pornografi dan
pornoaksi, di antara sekian tema yang dipangkas Google. Semakin dikenal oleh
Google semakin baik bagi seorang blogger.

Kata kunci tertentu akan nangring di
halaman pertama mesin pencari, inilah yang dikejar oleh blogger dengan sekuat
tenaga.

Siapa
saja yang bisa menjadi blogger? Jawabannya siapa yang tangguh, sabar, berkorban
dan mau menulis. Persaingan blogger sekarang ini bukan cuma dengan blogger saja
tetapi dengan kanal berita media massa versi online. Selain media massa
arus utama, banyak pola portal berita online yang hadir mendadak karena
ingin mengeruk keuntungan dari segala sisi, termasuk dari iklan Google.

Blogger
yang tangguh adalah mereka yang tidak mudah menyalin artikel orang lain ke blog
mereka. Blogger yang sabar adalah mereka yang akan terpana apabila mendapat
undangan jalan-jalan gratis.

Blogger yang mengorbankan banyak waktu akan
menerima imbalan yang sesuai dengan itu, bisa berupa finansial maupun barang. Blogger
yang mau menulis dengan hati, dengan rasa, dengan fakta, akan terbahak saat
memenangkan hadiah puluhan juta rupiah.

Masihkah
blogger dipandang sebelah mata? Pertanyaan ini saya jawab sendiri, masih.
Alasan mengapa saya berani mengatakan ini karena blogger tidak memiliki nomor
induk, tidak memiliki kantor, tidak memakai seragam rapi tiap hari, tidak
memakai sepatu mengilap, tidak ada slip gaji yang bisa dipamerkan ke media
sosial dan tidak bisa menjelaskan berapa nominal bulanan yang masuk ke rekening
karena bisa berubah-ubah.
Lalu,
siapakah blogger ini? Entahlah. Mungkin saja yang sedang duduk di salah satu
sudut warung kopi dengan mata sembab. Mungkin saja yang tak tidur seharian. Mungkin
saja yang jemarinya telah lentur akibat mengetik puluhan artikel. Mungkin saja
seorang pegawai negeri.

Mungkin saja pegawai swasta. Mungkin saja seorang guru.
Mungkin saja seorang dokter. Mungkin saja ibu rumah tangga. Mungkin saja anak
jalanan. Mungkin saja anak mama. Mungkin saja anak paling bandel di sekolah. Mungkin
saja mereka yang sering terlihat mengkhayal. Mungkin saja mereka yang….


Tidak ada yang tahu. Kecuali, kita membaca blog mereka! 
Categories
Uncategorized

5 Keuntungan Menjadi Seorang Blogger

5 Keuntungan Menjadi Seorang Blogger. Namun, belakangan Blogger makin ditinggal karena adanya YouTuber dan Instagramer. Tetapi jangan khawatir, Blogger tetap menjanjikan apabila memiliki kemampuan lebih.
Keuntungan Menjadi Blogger – Keepo.me

Kesannya
tuh keren banget. Profesi yang diremehkan dan di sisi lain ditakuti oleh
sejuta umat. Profesi ini diremehkan karena tidak ada kantor, bukan pekerjaan
tetap, tidak ada penghasilan bulanan yang jelas, bukan berpakaian rapi tiap
hari maupun nggak memiliki nomor induk.

Blogger
ditakuti karena sebuah tulisan viral akan menjadi senjata paling mematikan. Tulisan
blogger yang secuil bisa menghasut, membunuh bahkan menjatuhkan seseorang dari
kekuasaan.

Tahu dong beberapa blogger Timur Tengah di penjara bahkan di
hukum mati. Karena tulisan dari blog tidak bisa dibendung.

Detik itu dishare,
sekali hembusan angin, fuih, meledak di jagad maya, reshare di
mana-mana, disalin oleh kanal berita atau blog lain, bendungan yang kuat
sekalipun akan roboh karena tali-temali terlanjur putus.

Profesi
blogger memang terkesan main-main. Apalagi jika blogger itu bukan seorang
punggawa Google Adsense.

Seperti saya, saya memasang Google Adsense tetapi
tidak memakai trik khusus sehingga mengibuli pengunjung untuk klik iklan.

Saya bagai penulis buku catatan harian yang curhat colongan tiap waktu. Apa-apa
ditulis. Tangan digigit semut ditulis. Mata perih kena angin ditulis.

Habis menangis
karena iris bawang jadi sebuah tulisan. Curhat yang biasanya coret-coret di
buku lusuh, sekarang mainnya di internet.


Kali saja ada yang numpang lewat
eh dia kedip-kedip mata karena silau oleh sebuah kisah mengharu-biru.

Setidaknya,
lima keuntungan menjadi seorang blogger bisa membakar semangat kamu yang hampir
padam.  

Berbagi Pengalaman

Pengalaman
apa yang menarik untuk dibagi? Sering sekali saya menerima pertanyaan ini
melalui pesan di Facebook, dari orang yang mengenal saya sebagai blogger.
“Pengalaman
kamu,”
Tentu,
bukan pengalaman saya. Apapun silakan ditulis. Nggak mesti nulis cuma kisah
perjalanan. Nggak harus menulis tentang cinta yang baru putus dua detik
kemudian nyambung lagi.

Nggak terlalu susah menulis pengalaman karena
kamu merasa sendiri, melihat sendiri, menyelami sendiri makna kehidupan di
sekitar.

Kamu
yang suka traveling, tulis deh kisah kamu ketemu aktor dan artis
Korea yang ganteng dan cantik di salah satu show di Seoul.


Upload semua
foto lalu bubuhi kenangan manis berdiri di tengah-tengah kota Paris. Ceritakan semua
keluh-kesah kamu mendaki gunung Himalaya.

Nggak apa-apa kamu menulis perihnya tinggal
di kampung yang nggak ada listrik dan air bersih selama acara bakti sosial
berlangsung.

Kamu
yang suka dunia fashion, coret-coret deh blog tentang desain
pakaian yang menarik.

Rancangan kamu yang gagal total. Rancangan kamu yang
paling imut. Rancangan kamu yang laku di pasaran.

Kamu
yang suka teknologi, review saja produk-produk seperti komputer, laptop,
tablet maupun smartphone.
Saya
sih, menulis campur-campur. Semua yang ingin dibagi, saya tulis. Semua kisah
di sini ada yang baca.

Semua tulisan di sini mempunyai pembaca masing-masing. Jadi
jangan takut tulisan kamu nggak bakal ada yang baca. Ada kok.

Dikenal Orang

Semula
ngeblog itu kesannya untuk diri sendiri. Dibaca orang sudah selesai
sampai di situ saja. Belakangan malah berbeda. Orang-orang pada nanyain terutama
di media sosial.
“Kamu
blogger dari Aceh ya?”
“Kamu
nulis blog lifestyle bukan?”
“Aku
baca kisah inspiratif di blog kamu lho!”
Tulisan
di blog yang terindeks di Google kemudian dibaca oleh banyak orang. Orang-orang
kemudian memfollow akun media sosial dan mulai interaksi secara
personal.

Tentu jika tulisan kamu dirasa bermanfaat mereka akan hubung. Jika blog
kamu cuma berisi download lagu dan iklan-iklan apa yang mau ditanyai.


Share
tulisan ke media sosial juga sangat berpengaruh terhadap intensitas
perkenalan di dunia maya. Semakin banyak yang share dan reshare
maka semakin kuat suhu untuk dikenal.

Dan ini tidak bisa dibendung sama sekali
apalagi jika kamu terus menulis. Senjata
yang mesti kamu siapkan adalah menerima pujian dan makian. 



Nggak semua tulisan
di blog itu nyaman dan aman. Tulisan yang dipuji kamu berhak terbang ke
angkasa. Tulisan yang dihujat kamu jatuh lagi ke Bumi akibat tarikan gaya
gravitasi. 



Keduanya harus disiapkan karena kamu nggak bakal tahu tulisan mana
yang
bakal viral dan tulisan mana yang melempen.

Saya
sudah mengalami keduanya. Siap-siap nggak siap tulisan yang telah dilempar ke “pasaran”
nggak mungkin ditarik kembali.

Akun media sosial yang telah dikenal orang nggak
mungkin ditutup. Nggak semua orang itu memiliki nilai negatif, masih ada kok
yang bisa nyemangatin kamu untuk terus menulis.


Menang Lomba

Lomba
blog wajib diikuti oleh kamu yang ngaku blogger, menurut saya. Kenapa? Karena
persaingan yang menarik itu ada di lomba blog.

Tulisan di blog kamu akan
dinilai secara profesional bukan cuma ngandalin rating Google saja.

Tulisan
kamu akan dinilai tentang kesesuaian tema lomba, gaya menulis yang tidak kaku, Ejaan
Yang Disempurnakan benar pada tempatnya, tanda baca tepat sasaran, kerapian dan
lain-lain.

Keuntungan ini nggak bakal kamu dapat tanpa mengikuti lomba blog
atau tanyain ke orang yang paham kepenulisan.

Namun bertanya kepada orang nggak
semudah itu karena satu tulisan dikasih masukan, tulisan lain bisa lupa.

Menang
lomba blog berarti tulisan kamu telah lolos verifikasi data. Kamu layak
dikatakan penulis berkelas.

Karena apa? Yang ikut lomba blog bukan kamu saja kan?
Ratusan bahkan ribuan. Kamu menang, mendapatkan hadiah, wajar kamu buat hajatan
tujuh hari tujuh malam.

Soal
lomba blog, menang nggak menang itu wajar. Kamu menang, berbahagia. Kamu nggak
menang ada yang perlu dipelajari lagi seperti yang telah saya sebutkan.

Apakah tulisan
masih kurang rapi. Apakah EYD amburadul. Apakah tanda baca kacau balau. Nggak ikut
lomba ya nggak tahu apa yang mesti diperbaiki dari sebuah tulisan.

Tanyain teman?
Jika dia sempat, jika kagak? Jika teman kamu paham sedikit bagaimana?

Jika teman
kamu nyembunyiin kritik bagaimana? Dia ada sisi kasihannya lho
saat memberi masukan.

Saya
sudah beberapa kali menang lomba blog. Lengkapnya kamu colek deh
Portofolio.

Hadiahnya tuh cukup untuk tertawa terbahak. Ada uang tunai,
paket buku, pernak-pernik, smartphone, tablet sampai jalan-jalan
gratis.

Jalan-jalan Gratis

Nah,
ini dia jalan-jalan gratis. Saya nggak pernah menyangka akan naik pesawat
terbang. Jujurlah, saya nggak akan mampu membeli selembar tiket pesawat.

Tetapi
karena sebuah artikel di blog, kurang lebih empat halaman di Microsoft Word
spasi satu, saya terbang pertama kali ke Lombok, Nusa Tenggara Barat.


Jetlagnya
jangan ditanya. Panas dingin dan muntah-muntah sebelum berangkat dari Bandara
Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar.

Transit di Bandara Soekarno-Hatta,
Cengkareng, pun masih terasa di dalam mimpi sebelum benar-benar terjatuh dengan
hentakan parah di landasan pacu Bandara Praya, Lombok.

Saya
pikir, mungkin ini pertama dan terakhir saya naik pesawat. Saya kemudian
menarik kesimpulan tersebut karena undangan lainnya datang karena saya sering
menulis review smartphone.

Sebuah brand telekomunikasi
yang berpusat di Taiwan mengundang blogger untuk ikut dalam acara besar mereka.

Saya yang merasa entah berada di langit mana tersentil ke permukaan karena
tulisan di blog. Saya diundang, senang, bangga dan terharu.

Kamu
tahu apa yang terjadi jika mendapat undangan gratis ini?

Kamu dijadikan raja. Kebutuhan
kamu dimanja.

Bahkan, seekor nyamuk pun nggak boleh mencium bau tubuhmu apalagi
sampai menggigit.

Saya
bahkan berani bermimpi suatu saat nanti saya akan sering naik pesawat karena
menulis, di blog dan di media lain.

Endorse Produk

Saya
pikir, empat persoalan tadi sudah lebih dari cukup mendapat tempat yang layak
sebagai seorang blogger.

Namun, tahukah kamu jika banyak produsen sekarang
menarik blogger ke dalam pelukan mereka?

Saya
juga ditarik. Arus ini cukup kuat untuk ditolak. Tarikan ini tentu berbeda. Ada
yang mendapat barang, uang dan penginapan.

Di kota besar, kamu bisa mereview
hotel dan di kemudian hari akan mendapat penginapan gratis di hotel tersebut.

Saya
memang belum banyak melakukan endorse tetapi yang sedikit ini patut
disyukuri sebelum jadi bukit. Ada tawaran nulis artikel lalu dibayar cukup
untuk pulsa, saya terima.


Toh, di lain kesempatan saya mendapat sebuah smartphone
untuk direview. Nggak ada yang tidak mungkin, bukan?
Saya
sedang menikmati pasang-surut keuntungan menjadi seorang blogger.

Kamu yang
sudah siap di dalam pusaran air ini, asah semangat menulis karena kamu akan
dikenal karena sebuah blog, dari sebuah tulisan. Cukup itu saja. Kamu bersedia?

Categories
Uncategorized

Niat Ngeblog, Master Blog dan Blogger Paid View

Ngomongin ngeblog sudah
wajar saat ini. Blog kamu apa ya? Berapa DA blog kamu? PA berapa? Dan seterusnya.
Jarang banget ada yang nanyain tulisan “terbaik” dari blog kamu
yang mana? Tulisan terpopuler dari blog kamu yang mana? Tulisan paling
bermanfaat dari blog kamu yang mana? – misalnya.
Menulis blog.

Orientasi
ngeblog sudah bercabang-cabang. Ada yang benar-benar nulis untuk
kesenangan. Ada yang nulis karena tuntutan pekerjaan. Ada yang nulis supaya
dapat uang banyak. Ada pula yang blognya cuma berisi artikel titipan.

Sebenarnya,
ngapain sih kamu ngeblog? Ini nih yang mesti diluruskan. Jangan
sampai saat membangun diskusi mengenai niat ngeblog, kamu sudah jetlag
duluan. Fine, jika niat ngeblog kamu karena hobi menulis dan
menyalurkan bakat.

Nggak masalah kok asalkan kamu nulisnya rutin. Tulisan
apa ya sesuaikan dengan passion kamu menulis. Kebiasaan dalam diri kamu.
Kisah jalan-jalan kamu. Kisah inspiratif di sekiling kamu. Terserah mau nulis
apa.

Asalkan nggak ngeblog sebulan sekali. Paling parah malah nggak
dirawat lagi sampai waktu lebih dari sebulan. Tetapi tetap bangga bahwa, saya
blogger!

Definisi
blog menurut saya adalah rumah berbentuk maya. Kunci pintu blog itu ada di kamu
bukan di saya atau pembaca setia tulisan kamu. Kamu bebas mau buka kunci kapan
saja. Kamu bebas mau ngisi artikel cabul atau curhat colongan siang bolong.

Terserah
kamu mau pasang foto cuma pakai underware atau berbusana lengkap bahkan
pakai cadar segala. Mau tulisan satu paragraf berisi lima baris, itu hak kamu. Asalkan
konsisten memasukkan “barang” ke rumah kamu sampai ke sudut-sudut agar tak
berdebu.


Oh, kamu serius kok ngeblog tetapi cuma blogwalking
doang. Ada blogger yang curcol soal kucing bunuh diri, buru-buru
kamu klik lalu komentar. Itu nggak cukup lho. Rumah orang kamu kunjungi
tetapi rumah sendiri nggak kamu bukain pintunya. Terus, kamu nginap
di mana?

Aku blogger profesional lho, dapet duit banyak dari blog! 

Begitu
yang dinamakan dengan master blog? Saya sih nggak paham betul
yang mana master yang mana nonmaster. Saya cuma tahu sarjana itu
tingkat strata satu dan master itu strata dua.


Master blog? Katanya
sih mereka yang telah malang-melintang di dunia blog dan dapat
banyak uang dari blog terutama dari Google Adsense.

Lantas, bagaimana dengan
anak kemarin sore yang ngeblog copy paste artikel dari blog lain
namun mendapatkan uang berjibun dari Google Adsense, tak kena tilang pula.

Apakah
mereka juga master blog? Kerjanya cuma semalam doang dengan copas
sana sini, langsung dapat ribuan sampai jutaan klik.

Secara
pribadi, master blog di mata saya adalah blogger yang profesional dalam
arti sebenarnya. Tulisan yang ada di blog master ini murni buah
pikirannya.

Semua konten dalam blognya adalah hasil survei panjang. Pengalaman ngeblog
juga bukan sehari dua hari.

Ilmu HTML dasar setidaknya paham, paling nggak tahu
ubah template blog dari pihak ketiga, atau bisa alihkan blog gratis ke
berbayar dengan pengaturan di setting blog dan provider penyedia layanan.

Belum
lagi bicara SEO, Konten setema dan lain-lain. Jika belum sampai ke taraf ini, stop
deh
ngatain diri master blog!

Dan jangan pernah lupa, blogger itu penulis
maka blogger menulis. Tanpa menulis apakah benar disebutkan blogger? Bahkan sampai
ada tingkatan master pula!

Bagaimana dengan aku yang dapat ratusan juta dari Google Adsense?
Master cari uang benar.
Master blog belumlah sampai. Banyak cara mendapatkan uang dari Google
Adsense dengan beberapa manipulasi sehingga klik bisa terjadi sendiri, atau
menempatkan iklan di bagian-bagian strategis, atau bermain SEO yang “dilarang”
Google.

Mau konten bermanfaat whatever. Mau pembaca betah peduli amat
yang penting banyak klik. Kalau ditanya soal konten yang disukai Google,
misalnya, si master ini akan gagap dan galau tingkat tinggi.

Banyak
jalan menuju Roma, banyak jalan pula mendapatkan penghasilan dari blog tanpa
perlu embel-embel master blog atau sejenisnya. Dunia blogging ini
bukan perguruan tinggi yang “menjual” titel untuk dapat pekerjaan.

Kamu mau
bertahan di dunia blog, perbaiki dan perbaharui konten, update rutin
sesuai jadwal yang kamu inginkan. Titel master blog nggak ada apa-apanya
jika cuma menghujat, memaki, membully blogger lain yang update blog
hampir tiap hari.

Nah kamu, kok repot banget nyari ide? Di sekitar
kamu banyak kok. Tulis seringan atau seberat sesuai gaya bahasa kamu. Posting.

Beres. Jangan salah, satu paragraf saja tulisan kamu jika bermanfaat untuk
pembaca lebih bagus dari pada ribuan paragraf namun mendaya pembaca untuk klik
ke halaman selanjutnya untuk membaca artikel utuh!

Lupakan
mereka yang punya titel master blog berdompet tebal. Selain mereka ada
pula blogger paid view. Konten di blog blogger ini hampir semua titipan.
Saya juga nggak bersih dari konten titipan, ada beberapa dengan label Review.

Paling nggak cukup untuk pulsa internet. Tetapi mereka yang cuma ngandalin
kiriman artikel dari sponsor, benar itu namanya blogger sejati?

Atau mereka
yang cuma nunggu ada sponsor minta ditulis sesuatu dengan titipan hyperlink,
benar blogger itu ikhlas ngeblog?

Blogger paid view
ketar-ketir saat Google mengeluarkan aturan baru. Blog premium yang telah
dibangun dengan sepenuh cinta bisa-bisa hilang dari peredaran hanya karena satu
link hidup saja.

Google membatasi dofollow untuk review sebuah produk. Aturan
Google nggak ada yang tahu “seketat” apa dan “kapan” berlaku hukuman ini. Tahu-tahu
blog yang telah memiliki rangking Alexa kurus sekali hilang dari mesin pencari.

Naif
memang blogger sekarang ini. Di lain kesempatan koar-koar nggak mau
terima paid view. Di kesempatan lain terima saja dengan senang hati. Termasuk
saya di barisan kedua.

Namun apakah benar “kita” bagian ini? Coba deh cek
lagi blog kamu. Apa benar di halaman utama yang berisi sepuluh lebih artikel
itu tulisan kamu atau titipan? Jika satu dua artikel titipan, bolehlah. Jika semua?

Ngeblog itu modalnya
ikhlas. Soal rejeki bukan saya yang bisa menjelaskannya. Rejeki saya selama ngeblog
boleh kamu colek di Portofolio.
Rejeki kamu dari ngeblog?

Buat tantangan. Lupakan soal lurus-melurus niat
ngeblog. Sudah ada rumah dirawat saja. Tutup telinga soal master blog. Kamu bakal
jadi master suatu saat nanti. Ambil paid view jika kamu benar-benar “butuh”. Isi
konten dengan rutin dan artikel bermanfaat. Kamu nggak bakal hilang kok dari
peredaran.