Categories
Uncategorized

5 Faktor Lulus Tes Kuliah Jalur SNMPTN dan SBMPTN

5 Penentu Kelulusan Kuliah Jalur SNMPTN dan SBMPTN. Faktor-faktor lulus SNMPTN dan SBMPTN. Lulus SNMPTN karena nilai raport tinggi. Lulus SBMPTN karena belajar. 

Kamu
pasti sedang mengalami masa-masa sulit, bukan? Gagal move on atau gagal
paham mengenai masa depan. Soal move on dari mantan pacar yang enggan
kamu ceritakan, nggak masalah sih. Tetapi soal gagal paham mengenai bagaimana
dan apa yang harus saya lakukan untuk masa depan,
saya punya solusi untuk
itu.
Duduk
di kelas Duabelas selalu dihantui perasaan galau, bahkan lebih galau saat kamu
diPHPin sama siapa itu namanya. Galau gagal dapetin pacar gampang
banget kamu dapetin yang lain, belum lagi jika rupa kamu itu
ganteng luar dalam. Aih! Nggak tahanlah siapapun yang lirik kamu. Cewek maupun
cowok. Eh, masa kini memang lagi heboh model begituan kan? Pacarnya nggak cukup
cewek saja!
Rahasia sukses kuliah – scholarsofficial.com

Tapi
ni, galau memilih jurusan kuliah bahkan lebih miris dari yang kamu
bayangkan. Rata-rata siswa kelas Duabelas kepala
bakal pecah ketika
melihat deretan jurusan pilihan di kampus plat merah. Kedokteran sudah pasti
masih ke dalam kantong orang tua kamu, atau malah kamu sendiri.


Psikologi termasuk
jurusan favorit walaupun agak membingungkan kamu jika selesai kuliah pulang
kampung. Kamu tahu dong ya orang kampung itu jarang sakit jiwanya, yang
ada cuma lelah ke sawah saja. Teknik adalah pilihan jurusan untuk mereka yang macho­-macho
saja sih, walaupun sekarang agak susah membedakan arti macho
sebenarnya.

Ilmu Keguruan kayaknya jadi pertimbangan khusus karena iming-iming
gaji besar jika lulus PNS nanti. Tapi ya begitulah, guru PNS dan sertifikasi
banyak sangat banyak dan nggak bakal pensiun saat kamu lulus 4 tahun ke
depan. Jurusan-jurusan lain nggak kalah menggiurkan untuk kamu yang
galau tingkat dewa. Iya sih, dewa itu nggak tahu berada di tingkatan
mana tetapi kemampuan dalam diri, kamu tahu berada di tingkat mana.

Pilih
jurusan, baik melalui jalur undangan – sekarang SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri) – maupun testing, sama-sama memperhitungkan lima
faktor ini. Kamu nggak perlu ikut-ikutan si Ganteng masuk kedokteran atau si
Cantik masuk psikologi. Kamu hanya perlu mantapkan diri, saat ini kamu sedang
berada di tingkat mana?

Kenali Kemampuan Kamu

Dari
kecil hingga kelas Duabelas, kamu paham betul bisa
ngitung atau ngapal.
Saat guru Fisika menjabarkan rumus kecepatan maupun penerapan Hukum Hewton
tentang gerak, pikiran kamu ada di mana. Bisa saja kamu cepat sekali
nangkep
soal rumus segitiga jika diketahui a dan v ditanya t. 


Bisa saja kamu malah
nggak tahu siapa si a, si v dan si t. Otomatis jurusan berbau IPA jauh-jauh deh
dari hasratmu. Namun jika guru Bahasa Indonesia masuk dengan sejurus
puisi-puisi Pujangga Lama kamu pun nggak bisa hapal, nah ini ni yang malah
kelimpungan.

Kemampuan kamu ada di mana? Jangan-jangan cuma bisa main bola
saja. Jika demikian, jurusan kuliah yang wajib kamu isi di kolom formulir
adalah yang berkaitan dengan kemampuan fisik!

Kenali Bakat Kamu sebelum Menyesal Salah Jurusan

Sejak
kecil, kamu suka main bola. Rata-rata anak cowok
kan begitu. Namun itu
bukanlah tolak-ukur untuk memilih jurusan. Bakat itu mengalir seiring kamu
mempelajari pelajaran di sekolah dan ilmu sosial. 



Misalnya, saat ibu kamu masak
tiba-tiba
blender mati mendadak. Tahu-tahu tangan kamu mencokeh di salah
satu bagian dan
blender hidup kembali. Inilah bakat alami bahwa kamu
akan bermain dengan ilmu-ilmu terapan. Jika kamu gemar mengkhayal rumah mewah,
gedung tinggi, terbang ke angkasa, atau soal-soal hantu cantik rupa. 



Kamu akan
menjadi sastrawan perkasa dengan imajinasi tersebut. Jurusan apa yang mesti
dipilih, kamu selaraskan kembali dengan bakat yang sebenarnya tidak terpendam
dalam diri kamu. Asalkan kamu berani mengeluarkan bakat tersebut dengan benar,
kamu telah berada di garis yang seharusnya.


Baca Juga:

Karena ZenBook, Cinta Sejati Enggan Dibagi Dua

Bakat ada karena terus diasah. Tanpa diasah bakat kamu akan sia-sia dan tidak berguna sama sekali. Meskipun sadar akan kemampuan tetapi tanpa tahu bakat maka pengorbanan akan sia-sia.

Kenali Minat Agar Sukses Saat Kuliah

Bakat saja tidak cukup tanpa minat. Bakat kamu mengutak-atik listrik tapi kamu sama sekali nggak berminat untuk menjadi pekerja PLN. 
Kamu boleh tinggalkan jurusan yang berkenaan dengan hal tersebut. Kamu memang sangat berbakat menghitung tetapi kamu sangat berminat menjadi penulis terkenal. Kamu dapat memilih jurusan yang ada hitung-hitungnya dan menulis sambil lalu. 
Kamu tinggalkan jurusan eksakta dan pilih jurusan sastra. Tapi jangan lupa, ilmu pasti butuh tentor untuk diajarkan sedangkan ilmu sastra cukup dengan membaca dan menulis. Sama saja bohong jika kamu ingin menjadi penulis tetapi tidak menulis dan membaca namun hanya belajar soal tata bahasa saja!

Cari Tahu Peluang Lulus di Jurusan yang Kamu Incar

Memilih
jurusan sama dengan mencuri. Ketepatan pilihan sangat tergantung pada
persaingan. Ingat, bukan cuma kamu saja yang memilih Farmasi. Bukan cuma siswa
kelas Duabelas di Jakarta saja yang memilih Hukum di UI. 



Bukan hanya anak-anak
Bandung saja yang memilih Pertambangan di ITB. Kamu ciptakan peluang itu dengan
mengamati nilai-nilai di rapor saat melalui jalur undangan. Jangan paksa untuk
memilih Sastra Inggris sedangkan nilai Bahasa Inggris selalu pas-pasan. 



Kamu yakinkan
diri bahwa mampu menjawab soal-soal testing dengan benar jika ingin memilih kedokteran.
Jangan pula sudah beli formulir mahal eh kamunya malah tidur-tiduran sebelum
hari ujian dimulai.

Soal Keberuntungan Itu Pasti Berpihak

Ini
sih soal “perjudian” selama mengikuti jalur masuk perguruan tinggi, baik
melalui jalur undangan maupun testing. Soal beruntung dan tidak sebenarnya
kembali kepada empat hal di atas. Kamu benar-benar yakin sekali bisa fokus
kuliah Statistik namun lulus di Sastra Arab. 



Kamu yakin betul akan jadi dokter
terhebat maupun psikolog terbaik, sayangnya keduanya tidak lulus. Jika jalur
undangan dan testing telah dilalui dengan pemilihan jurusan yang sama dan tidak
lulus juga. 



Kembali ke empat hal di atas. Selaraskan kembali dan pilih jurusan
berbeda. Peruntungan kamu bisa jadi bukan sebagai dokter atau guru. Kamu lebih
baik jadi arsitek. Kamu lebih ulet jadi programmer. Keberuntungan ini akan
berujung pada masa depan kamu, setelah lulus kuliah nanti.



Nah,
mau kemana kamu setelah hari ini? Keputusan hari ini adalah jawaban
kehidupannya berikutnya. Saat tak lagi manja kepada orang tua. Saat tak lagi
galau karena putus pacar. Saat kamu fokus pada kuliah itulah kehidupan dewasa
kamu dimulai.



Salah pilih jurusan, siap-siap kamu galau sepanjang perkuliahan. Sebelum memulai kuliah beberapa bulan lagi, kamu bisa cek terlebih dahulu Promo Maret Tokopedia untuk mendapatkan segala kebutuhan kuliah dengan harga murah. Jangan lupa juga catat Kalender Promo Tokopedia karena segala kebutuhan kulian bisa didapatkan dengan mudah. 

Promo Tokopedia Maret.

Tentu saja, kamu akan membutuhkan laptop, sepatu model terbaru, baju baru, beberapa potong celana baru, bahkan ransel yang benar-benar stylish dan sesuai gaya anak kuliahan. Belanja secara online tidak hanya memudahkan kamu tetapi juga bisa berhemat. Jangan lupa juga, alasan kamu berhemat tak lain solusi untuk menutupi tahun pertama kuliah seperti SPP, uang pembangunan, sewa kamar dan lain-lain yang sekali bayar. Jadi, belanja dar sekarang bisa membuat kamu lega saat sudah memulai perkuliahan nanti. 

Categories
Uncategorized

Honor 10 Lite Kejutan Murah untuk Pecinta Selfie

Honor 10 Lite adalah kejutan manis untuk pecinta selfie namun dalam harga murah. Saya bisa sebut bahwa gebrakan produsen Tiongkok ini cukup baik karena generasi milenial menyukai selfie. Kemampuan yang baik di kamera depan menjadi nilai jual yang sangat tinggi untuk Honor 10 Lite ini.

Peluncuran Honor 10 Lite di Jakarta.
Smartphone yang selama ini hadir di pasaran memang belum maksimal dalam menangkap soal kepercayaan diri maupun sifat ekspresif seseorang. Datangnya Honor 10 Lite di segmen ini menjadi cikal-bakal bahwa sifat percaya diri wajib dimiliki oleh mereka yang gemar selfie.
Pada peluncuran Honor 10 Lite di Jakarta, diungkapkan bahwa smartphone ini akan mendorong batas lebih jauh untuk selfie berkat kemera yang disemat. Kamera yang dipakai adalah 24 MP dengan teknologi pengenalan wajah AI 8 Skenario dan beberapa pilihan pencahayaan.
Honor 10 Lite smartphone selfie.
Kamera depan dari Honor 10 Lite didukung kompensasi eksposur teknologi fusi cahaya 4-in-1. Teknologi ini akan membantu hasil foto selfie jadi lebih detail, indah dan jelas meskipun diambil pada malam hari. Teknologi lain di kamera depan Honor 10 Lite ini adalah pengenalan wajah 3D serta fungsi kecantikan AI yang ditingkatkan. Jadi, saat menyesuaikan wajah kala selfie kamera dengan mudah menentukan usia, jenis kelamin maupun warna kulit.

Dapur Picu Honor 10 Lite

Honor 10 Lite bukanlah smartphone selfie biasa. Desain yang elegan dengan delapan lapisan bahan berkilauan membuat bodinya benar-benar keren. Honor 10 Lite sangat mengerti milenial dengan warna Sky Blue dan Midnight Black Klasik. Warna bisa menjadi daya tarik tersendiri sebelum menggenggam smartphone ini.
Dapur picu Honor 10 Lite adalah prosesor Kirin 710 dengan RAM 4GB dan memori internal 64GB. Dapur picu ini tentu saja cukup kuat untuk memainkan beberapa game favorit sehingga tak hanya mengandalkan selfie saja.
Honor 10 Lite memiliki daya tahan baterai sebesar 3400 mAh dengan dukungan penuh dari GPU Turbo. Dengan demikian, bisa dipastikan bahwa baterai Honor 10 Lite bisa bertahan lebih lama meskipun bermain game berjam-jam.
Honor 10 Lite menunjang gaya hidup milenial. 
Tak hanya mengandalkan sisi selfie semata, Honor 10 Lite didukung oleh Android 9 dengan interface bawaan EMUI 9.0 sehingga membuatnya makin cantik. Layar sebesar 6.12 inci juga menarik perhatian dengan resolusi 2340×1080 piksel. Selain itu, rasio layar juga menarik sebesar 90% dan bezelnya 19.5:9. Layar smartphone ini begitu sensitif sehingga mudah digunakan.
Honor 10 Lite adalah smartphone selfie murah yang bisa didapatkan seharga Rp 3.299.000 saja. Dengan spesifikasi yang ada, barangkali Honor 10 Lite cocok untuk didapatkan dalam menunjang gaya hidup kekinian.

Baca Juga: 

Nggak Zaman Lagi Main Game Pakai HP Mahal

Presiden Honor Indonesia menyebut, “HONOR 10 Lite hadir untuk memanjakan mereka yang aktif, energik, percaya diri, dan ekspresif. Fitur kamera kami dengan teknologi pengenalan AI dan beberapa opsi pencahayaan akan memungkinkan Anda bermain dengan gambar selfie. Saat ini, ada banyak influencer media sosial termasuk vloggers, yang sangat bergantung pada kinerja smartphone mereka, apalagi kamera depan. HONOR 10 Lite akan membantu mereka dan Anda semua untuk mengeksplorasi kreativitas kami,”
Kamera belakang Honor 10 Lite juga bisa diandalkan.
Masa kini yang bermunculan vlog-vlog ala anak muda bisa terbantu dengan kamera depan dan kamera belakang dari Honor 10 Lite. Kamera belakang 13 MP juga akan menghadirkan foto-foto menarik. Bisa dipastikan bahwa smartphone dengan bodi mengilap ini adalah suguhan termanis untuk generasi milenial.
Dedikasi untuk pecinta Honor 10 Lite.
Bagaimana? Tertarik dengan Honor 10 Lite?

Name Honor 10 Lite
Desain DewDrop FullView Screen,
3D Curved Design,
Vibrant Gradient Color
Colors/Warna Sky Blue,
Midnight Black
Processor dan Memori Huawei Kirin 710, Octa Core (4 x Cortex A73 2.2 GHz + 4 x Cortex A53 1.7 GHz)
RAM : 4 GB
ROM : 64 GB GPU
Turbo 2.0
Software EMUI 9.0 (Based On Android 9)
Display 6.21 – inch 2340 x 1080p FHD display,
Over 90% screen-to-body ration,
19.5:9 bezel-less display,
Multi touch-sensitive screen
Front Camera 24 MP AI Front Camera,
F/2.0 aperture,
AI recognition of 8 scenarios,
4-in-1 light fusion technology exposure compensation technology,
3D Potrait lighting with multiple lightning option,
Soft Lightning, Butterfly Lightning,
Split Lightning, Classic Lightning, Stage Lightning
Rear Camera 13 MP + 2 MP Kamera utama,
F/1.8 + F/2.4 Aperture,
Handheld night photography enabled by Ai Powered Image stabilization (AIS),
AI Portrait mode
Size & Weight 154.8 mm (H) * 73.64 mm (W) * 7.95 mm (D),
Approx. 162g ( include the Batterai)
Baterai 3400 mAh, 3G Call standby Up To 19 Jam,
Standbye Time : Up To 612 Jam
Interface Headset Type 3.5mm,
Micro USB, Nano-SIM or MicroSD card slot
Sensors Fingerprint sensor, Proximity Sensor,
Ambient light sensor, Digital Compass, Gravity Sensor
Harga Rp 3.299.000
Categories
Uncategorized

Kampung Bekelir dalam Warna-warni Pemukiman Bergaya Seni Tinggi

Tiap mau traveling, tak bisa dilepaskan dari budget hemat. Destinasi yang telah ditentukan saja tidak cukup karena tanpa rencana yang matang semua akan sia-sia. Sebelum memulai sebuah perjalanan, saya selalu mencari tips low budget untuk melakukan traveling sendirian. Bukan soal hemat pangkal kaya, tetapi untuk seorang yang gemar jalan-jalan, budget itu begitu sensitif sekali.

Awal tahun, saya pikir tidak ada salahnya untuk traveling yang ‘dekat-dekat’ saja. Sebab, nggak ada yang tahu rencana ke depan. Kalau misalnya di awal tahun sudah terjadi banyak sekali pemborosan, bisa-bisa rencana lain berantakan. Soal traveling ini pula, saya tak hanya berpaku pada having fun semata; seperti istilah anak muda zaman now. Jadi, nggak ke tempat-tempat dengan musik menghentak, nggak ada acara minum-minum sampai galau sepanjang malam, juga nggak ada acara cuci mata di mal.
Kampung Bekelir di Tangerang menjadi salah satu destinasi awal tahun saya. Perkampungan ini berbeda dengan daerah lain, penuh warna dan dekat sekali dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Tentu, saya bisa berhemat soal perjalanan panjang dan tidak perlu terburu-buru ke bandar udara.
Kampung Bekelir, Tangerang.
Kampung Bekelir sejatinya sebuah kampung yang unik dan eksotik. Kita akan menemukan tiap dinding dilukis indah dalam bentuk mural. Mural yang ada di sekeliling kampung rupanya dilukis oleh 120 seniman mural seluruh Indonesia.
Saya cukup terhenyak. Takjub. Menarik. Unik dan berbeda dengan daerah lain yang sudah pernah saya singgahi. Begitu masuk ke dalam perkampungan, adalah mural yang berwarna kuning, merah dan biru yang akan diinjak. Lukisan yang ada di sekeliling tempat ini beragam. Saya menemukan sayap kupu-kupu, lukisan abstrak, ataupun atap warna-warni.

Baca Juga:

Hotel Dekat Bandara Soekarno-Hatta; Sensasi Kota Tangerang dan Ketepatan Waktu

Destinasi yang dekat dari bandar udara begini memang punya cita rasa tersendiri. Penginapan yang beragam di dekat bandara juga menjadi pilihan terbaik. Saya bahkan baru tahu kalau di daerah Tangerang begitu banyak sekali destinasi wisata. Biasanya, kita langsung ke Jakarta begitu landing, lalu cek harga big bird bus online dan melupakan Kota Tangerang begitu saja.

Kenapa Mesti Pilih Destinasi Dekat Bandara?

Sebenarnya, apa yang kita abaikan bisa saja menjadi sangat menarik. Kampung Bekelir misalnya, sangat eksotik dan memiliki nilai seni terlalu tinggi. Kita dihadapkan pada perpaduan antara gaya hidup di daerah perkampungan dengan keindahan.
Semua tempat penuh warna di Kampung Bekelir.
Mau pilih tujuan traveling ke tempat yang jauh, sah-sah saja. Namun, apabila transit terlalu lama mungkin saja kita bisa melirik daerah terdekat. Traveling singkat namun bisa mendapatkan banyak sekali pengetahuan. Apalagi  bicara transportasi dari bandara ke tempat wisata yang cukup baik, nggak ada salahnya ke sini daripada menunggu jadwal terbang yang lama di hotel saja.

Dekat Bandara Lebih Hemat

Sambil nyelam minum air. Mungkin demikian. Sekali jalan buat apa disia-siakan begitu saja. Nggak mungkin di lain kesempatan kita akan melakukan hal serupa. Apalagi kalau bicara traveling seorang diri, jadi bebas saja naik taksi ke destinasi wisata, menyusuri keindahan di dalamnya, pulang ke hotel langsung tidur.
Biasanya akan jenuh saja sambil menunggu penerbangan berikutnya di dalam hotel saja. Nggak perlu keluar uang banyak, kita bisa siasati untuk jalan ke destinasi yang dekat dengan bandara. Tak hanya membunuh jenuh tetapi bisa mendapatkan pengalaman berada di tempat-tempat yang jarang terpublikasikan.
Destinasi dekat bandara jadi hemat di ongkos karena taksi pun mudah ditemui. Kita juga bebas mau pulang jam berapa saja karena memang kemudahan akses.
Salah satu yang unik di Kampung Bekelir.

Di dinding banyak pot bunga.

Suasana jalanan di Kampung Bekelir. 


Selain pilih destinasi dekat bandara, sebenarnya apalagi tips low budget untuk orang yang gemar traveling sendirian?

Cari Tiket Pesawat Promo

Kalau mau traveling jangan mendadak langsung jalan. Biasanya, kita akan mendapatkan tiket pesawat yang lumayan mahal. Jadi, kalau mau traveling, pesan tiketnya jauh-jauh hari dan rutin cek promo dari maskapai dimaksud.
Sekarang ini, hampir semua maskapai menawarkan tiket promosi pada bulan-bulan tertentu. Kita bisa berlangganan newsletter, atau follow media sosial mereka untuk mengetahui kapan pembelian tiket promo tersebut. Dengan tiket promo, traveling kita benar-benar hemat.

Cari Kamar Hotel Paling Murah

Tak hanya tiket pesawat, hotel promo pun mudah ditemui saat ini. Melalui aplikasi online yang bisa diunduh gratis, kita bisa mendapatkan potongan harga dalam minimal pemesanan atau tanpa minimal pembelanjaan. Jadi, kita bisa mendapatkan kamar hotel dengan harga yang miring.
Promo hotel ini juga banyak sekali dan hampir tiap bulan. Dengan promo dan ambil hotel paling murah, kita bisa sangat berhemat.

Cari Makan ‘Paling’ Murah

Makanan murah itu ada di mana-mana. Kita tinggal pilih makanan mana yang aman dan sehat. Soal makanan ini bisa jadi besar sekali pengeluarannya karena kita makan sehari 3 kali. Tetapi, dengan mengatur tempat yang sesuai kita bisa berhemat soal budget.
Jangan malu bertanya tempat makan yang enak dan murah. Biasanya, tempat makan populer menjadi tujuan traveler. Jadi, kita bisa ke sana.

Cari Teman Sekamar

Teman sekamar bukan berarti harus jalan bersama. Teman sekamar bisa untuk menekan biaya sewa kamar. Jadi, kalau ada teman sekamar kita bisa bagi dua meskipun nantinya jalan ke tempat berbeda.

Cari Oleh-oleh Termurah

Oleh-oleh bagian ‘terpenting’ kalau sudah pulang dari jalan-jalan. Bisa beli, bisa juga tidak. Namun, untuk saya pribadi tetap beli meskipun hanya sedikit. Nanti, sesampai di rumah, keponakan yang kecil-kecil tidak kecewa begitu tahu kita sudah pulang.
Meskipun sering jalan, oleh-oleh bisa didapatkan di mana saja. Oleh-oleh yang berbeda atau unik dengan harga murah bisa menjadi cendera mata untuk sanak-keluarga yang selalu mendoakan perjalanan kita.
Saat ini, hampir semua orang membutuhkan informasi berupa tips low budget untuk melakukan traveling sendirian. Barangkali, tips dari saya bisa berguna dan diterapkan untuk perjalanan berikutnya.
Categories
Uncategorized

Pendidikan yang Benar Saat Ini: Guru Tak Pernah Salah

Bacalah dengan (menyebut)
nama Tuhan-mu yang menciptakan
. Demikian, bunyi al-Quran Surat al-Alaq ayat
1. Anjuran pertama untuk membaca yang kemudian dimaknai sebagai suatu proses
pembelajaran. Wahyu pertama yang diturunkan Allah swt. kepada Nabi Muhammad
saw. di Gua Hira’ menjadi pedoman dalam belajar – menuntut ilmu. Sejatinya,
belajar menjadi pokok masalah pendidikan kita saat ini. Dalam konsep keilmuan,
belajar ditafsirkan sebagai tata cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan baik
ilmu agama maupun ilmu alam.

Anak-anak ikut UNBK.
Kisruh yang kemudian menjadi perdebatan adalah saat
pembelajaran secara tradisional dan pendidikan terkonsep matang dalam kurikulum,
yang sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, dipandang tidak
sejalan. Di mana, tarik-ulur sebuah pembenaran menjadi ‘hukum’ halal atau haram
belajar ilmu alam.

Santri di pendidikan nonformal seolah-olah didoktrin untuk
menyebut, pendidikan umum – ilmu alam – tidak akan dibawa mati (akhirat).
Sebaliknya, siswa di sekolah berlomba-lomba mendapatkan nilai, belajar dari
satu tingkat ke tingkat lebih tinggi, menjadi sarjana, sebelum mendapatkan
pekerjaan layak dalam memenuhi hajat hidup lebih baik.

Perbedaan yang kentara sekali justru terjadi dalam sikap
santri dan siswa. Santri masih sangat patuh kepada pengajarnya di pendidikan
nonformal. Meskipun terdapat anggapan keliru, santri tidak akan berkutik untuk
menyanggah dan cenderung kualat jika berdebat. Sebaliknya, di pendidikan
formal, siswa yang dinina-bobokan oleh pengaruh zaman, kian tergerus emosinya
untuk mengkritik bahkan telah lupa tata cara hormat kepada guru.

Hormati guru. Hormati guru. Hormati guru. 

Meskipun sampai
seribu kali saya menulis kalimat yang sama, perilaku ahli di luar perkarangan
sekolah menjadi sebuah pembenaran atas tindakan seorang guru yang dipandang
salah. Siapa saja boleh berpendapat dan menyalahkan guru, namun jangan pernah
lupa dari jam 07.00 pagi sampai jam 14.00 siang, mereka yang acapkali lantang
berbicara menitipkan nasib anaknya kepada guru. Guru tidak hanya mengajarkan
membaca semata tetapi telah berbicara soal masa depan bahkan cita-cita anak
yang dilupakan orang tua di rumah.

Penguatan pendidikan di sekolah nonformal dan formal
sebenarnya telah terarah sesuai bahan ajar yang baku. Semua berpaku kepada ‘Iqra’ atau bacalah atau diminta kita
membaca. Makin banyak membaca maka makin bertambah ilmu. Konsep dasar dalam
pendidikan yang sebenarnya di manapun tempat belajar adalah sama. Meskipun
seseorang telah mendapat gelar profesor, tanpa membaca, status keilmuannya
patut dicurigai antara benar atau khilaf mendapatka titel tersebut.
Fenomena yang kemudian terjadi saat ini adalah ikut
campurnya orang tua dalam kelangsungan pendidikan. Isu Hak Asasi Manusia (HAM)
menjadi tunggangan yang membenarkan segala bentuk tindakan. Orang tua
seolah-olah lupa bahwa tiap semester anaknya mendapat nilai merah. Kebaikan
seorang guru yang mengubah nilai menjadi hitam sesuai keinginan kurikulum dan
juga orang tua tak pernah mendapatkan ucapan terima kasih.

Menguatkan Pendidikan Bisa Lemah Karena Efek Semua Tahu Orang Tua

Efek semua tahu dari orang tua anak-anak zaman now sangat memengaruhi kehidupan normal
di sekolah. Tiap jam pelajaran adalah kewaspadaan dalam mengajar karena salah
tindakan akan berdampak masuk bui. Guru yang diam dianggap lemah padahal
diamnya seorang guru dalam menerima sebutan babi,
anjing, mati kau
, dan ragam kosa kata lain karena ‘menghormati’ orang tua
anak yang sok berkuasa.
Simpel saja soal hormat-menghormati ini. Terserah anak-anak
bisa apa, atau cuma bisa memukul bola voli saja. Kalimat-kalimat ejekan dan
cemoohan dari siswa tentu berangkat dari rumah yang orang tua abai – bahkan
pura-pura tidak tahu. Guru yang sekali menyentil karena anak tidak mengerjakan
tugas, mungkin karena ribut di kelas, lantas menjadi pelampiasan dari mati kau atau anjing kau.
Memang, saya akui sangat kasar sekali. Bahkan, saya malu
untuk menulis di sini karena orang tua yang memiliki titel doktor, mungkin juga
tokoh masyarakat tidak akan pernah menerima pembelaan seorang guru. Namun,
pernahkah kami merekam ucapan culas tersebut? Tentu, saya tidak – entah bagaimana
dengan yang lain.
Saya biarkan karena berpikir bahwa anak-anak memiliki mental
tersendiri dalam menghadapi tabiat mereka. Berangkat dari nama-nama binatang
itu, guru yang tidak sanggup menerima barangkali akan mencubit, bahkan sampai
memukul. Buru-buru orang tua datang karena fisik anaknya telah lembam. Maka,
guru ‘dianiaya’ ke kantor polisi, meninggalkan tugas mengajar 9 kelas dengan
siswa masing-masing kelas 27 orang. Putusan terakhir adalah divonis bersalah
karena ‘mencubit’ anak rangking 30 dari 30 siswa di kelas tersebut!
Saya selalu berkata kepada siapa saja, jika ada yang
bertanya soal pengalaman mengajar. Saya berani menjamin, anak-anak pintar dan
rangking tak pernah mengumpat dengan nama-nama binatang atau kalimat lain yang
dilupakan guru begitu saja. Niscaya, anak-anak yang butuh perhatian adalah
mereka yang perkalian angka 5 saja dibuatnya jadi penjumlahan.
Guru tidak akan mampu menguatkan pendidikan ‘seorang’ diri
tanpa dukungan orang tua. Ikut campurnya orang tua karena merasa telah hebat
mengenal anaknya. Kembali lagi bahwa anak-anak akan takut kepada orang tua
daripada guru yang mereka nilai hanya ‘mengajar’ di dalam kelas.
Murka orang tua tidak akan dikasih smartphone, hasilnya tidak bisa bermain game atau mengumpat di media sosial. Marah orang tua tidak akan
dikasih jajan harian yang berakibat anak-anak ini merampok tas anak-anak
pendiam di dalam kelas. Namun, marahnya guru tetap akan memberikan nilai kepada
anak bandel sekalipun sesuai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Selain karena
tuntutan kurikulum juga supaya naik kelas atau lulus ujian akhir nantinya.

Menguatkan Pendidikan dari Belajar Proses Bukan Nilai Akhir

Akhir-akhir ini pendidikan kita menjadi sorotan karena nilai
akhir. Saya akui, begitu beratnya mengajar di dalam kelas karena tuntutan harus
membubuhkan nilai siswa di angka KKM. Apabila belum tuntas, wajib memberikan
remedial, jika tidak tuntas juga, kasih tugas. Belum tuntas juga, harus tuntas
dengan berbagai cara.
Anak-anak seolah melupakan proses mendapatkan nilai itu
sendiri. Bagi mereka, dapat nilai sempurna adalah kebanggaan meskipun
pengetahuan yang diterima hanya sedikit. Apapun cara dilakukan agar bisa
menaikkan nilai.
Saya melihat anak-anak yang tidak menikmati proses belajar
itu sama sekali, tidak mencintai pelajaran – satupun. Hal ini terjadi karena
sejak awal masuk kelas telah dituntut nilai sekian agar bisa lulus, nilai begini
tidak akan mendapatkan rangking dan seterusnya. Proses belajar mengajar yang seharusnya
‘dienakkan’ dengan bersenang-senang menjadi sangat monoton.
Guru tidak dihormati. Siswa santai, terkantuk-kantuk, tunggu
jam istirahat untuk main voli dan bel pulang. Akibat guru ‘lemah’ yang tidak
dihormati ini pula proses pendidikan kita sangatlah berada di ambang batas.
Belok kanan hutan belantara. Belok kiri jurang terjal. Lurus saja tak mungkin
kena siswa karena bui yang mengakhiri karir dengan mudah.
Proses dan proses. Anak yang tidak bisa hapal perkalian,
dikasih hukuman berdiri, pulang ke rumah lapor orang tua. Anak yang tidak bisa
membaca ayat al-Quran, juga diberi hukuman, pulang ke rumah menangis di pundak
orang tua. Lantas, proses apa yang mereka nikmati?
Tidak ada. Orang tua dengan bangga, penuh keangkuhan datang
ke sekolah dan menuntut guru dimaksud. Sedangkan guru, sama sekali tidak
meminta anak-anak menghapal perkalian atau membaca ayat al-Quran di depan orang
tua, karena masih mempertimbangkan rasa malu si anak.
Demikian ribetnya konsep di kehidupan nyata sehingga
pendidikan tidak dinikmati sebagaimana mestinya. Buah jambu butuh proses
sebelum bisa kita makan. Kue pie membutuhkan proses panjang agar bisa dihidangkan.
Pendidikan yang berproses dari awal sampai akhir sebenarnya adalah milik mereka
yang tidak cengeng dan tahan banting.
Dalam berproses ini pula pendidikan butuh sosok yang tegas,
berani mengambil tindakan meskipun nantinya orang tua berbondong-bondong ke
sekolah. Sekali lagi saya tegaskan, anak-anak yang kena getah tak lain mereka
yang duduk paling belakang dan rangking terakhir.
Pendidikan zaman dulu dikenal sangat keras meskipun ‘hanya’
Kurikulum 1994 saja dengan titel CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). CBSA kemudian
diplesetkan menjadi Catat Buku Sampai Abis karena didominasi mengajar dalam
kelas dan mencatat. Tetapi, kerasnya guru dalam mengajar menghadirkan generasi
yang hormat terhadap guru. Anak tidak bisa hapal perkalian lantas dipukul pakai
rol, pulang ke rumah akan mendapatkan cap jari lima di pipi.
Proses ini yang telah hilang dari pendidikan kita. Anak
tidak hormat, saat disuruh maju ke depan akan mengejek guru dengan hapalan nama
binatang. Saya tidak memberikan gambaran bahwa pendidikan saat ini tidak bagus
tetapi hilangnya proses karena tindakan-tindakan dari mereka di luar pagar
sekolah.
Guru ciut. Guru tidak dihormati karena siapa? Baiklah tidak
kita salahkan orang tua yang gemar melapor polisi. Namun kehati-hatian guru
dalam mengajar dan menegur saat ini telah membuat buram pendidikan kita.
Serahkan anak kepada guru lalu lupakan. Baiknya kita kembali
ke konsep, guru tak pernah salah atau guru selalu benar. Konsep zaman dulu yang
ditakuti banyak orang ini tak lain senjata mematikan untuk menyukseskan
generasi. Tak mungkin guru mengajarkan kejelekan karena kurikulum terintegrasi
dengan nilai kognitif, afektif dan psikomotor. Jangan pernah mendikte aturan
sekolah karena itulah kebaikan untuk anak kita. Jikapun guru bersikap jahat,
telah dipasang CCTV tiap kelas lalu disebarkan kepada orang tua yang ngotot anaknya baik.
Pendidikan kita tak akan pernah kuat selama guru tidak
dihargai. Apabila konsep yang ada saat ini terus menjadi ketakutan tersendiri,
pendidikan yang baik akan menjadi kenangan terindah di Indonesia.
Categories
Uncategorized

Karena ZenBook, Cinta Sejati Enggan Dibagi Dua

Alunan nada indah Cinta Sejati dari Bunga Citra Lestari mengakhiri ketukan terakhir tulisan ini. Helaan napas yang tak sepanjang biasanya, tetapi masih berada dalam ‘konteks’ puas pada hakiki keinginan saya sendiri. Original soundtrack Film Habibie & Ainun membubuhkan makna terdalam soal cinta dan juga kasih sayang. Begitu kuatnya cinta, karena ia saya enggan membagi kasih dari ASUS ZenBook dengan laptop lain. ZenBook adalah laptop terbaik ASUS dalam waktu yang lama.

Cinta sejati sulit untuk dibagi, karena jika sudah cinta ya cinta saja. Naluri berkata soal cinta pada pekerjaan, sah saja karena dengan begitu kita mendapatkan kebahagiaan. Namun, cinta itu bermuara kepada ASUS ZenBook karena dengannya tak hanya cumbuan, kasih sayang maupun kecupan mesra, bahkan lebih dari itu bisa saya dapatkan. Papan ketik yang lembut, kinerja yang sangat kencang didampingi oleh desain mewah, tak mudah membuat saya berpaling.
ZenBook 13 yang membuat saya terpesona.
Jakarta di siang 17 Januari 2019 kembali menjadi saksi lahirnya sebuah notebook kelas atas yang menawan. Adalah ASUS yang dengan bangga mengenalkan ZenBook 13, 14 dan 15 inci untuk pasar Indonesia. Saya akui, pesona ASUS ZenBook telah merambah banyak kalangan di Indonesia. Bodi yang halus, bahan baku yang juga kuat serta desain yang indah menjadi nilai jual tersendiri.
Kesan pertama menyentuh ZenBook dengan beberapa pilihan warna ini tak lain segera ingin memilikinya. ZenBook 2019 menjadi sebuah produk yang memberikan kesegaran tersendiri namun tidak melupakan konsep laptop premium. ASUS membagi segmen menjadi 3 yaitu ZenBook 13 untuk ukuran layar 13 inci dengan kode jual UX333, ZenBook 14 untuk layar sebesar 14 inci dengan kode jual UX433, dan ZenBook 15 untuk ukuran layar lebih besar yaitu 15 inci dengan kode jual UX533.
Ketiga ukuran ZenBook ini memberikan sentuhan yang benar-benar elegan. Jimmy Lin, bos ASUS yang tampan ini berani menjamin bahwa ZenBook 13 tak lebih besar dari ukuran kertas A4. Dan benar, di atas panggung utama, pria berkacamata itu, dalam senyum manisnya, membandingkan besar ZenBook yang dikeluarkan dari amplop berwarna cokelat.
Jimmy Lin, Region Director ASUS South East Asia.
Saya pikir, mungkin hanya omongan pemanis saja dari Jimmy, selaku Region Director ASUS South East Asia, tetapi saat melihat sendiri dan memegangnya langsung, ZenBook 13 sangatlah ‘kecil’ untuk ukuran laptop kelas atas.
Mungkin, kita akan tertipu dengan ukuran layarnya tersebut. Bodi yang dibungkus dengan aluminium ini sangatlah kokoh namun dalam pandangan dirinya begitu halus. Saat bersentuhan dengan bodi bagian depan, teksturnya mencerminkan identitas sebenarnya dari ASUS ZenBook.

Laptop Tipis dengan Desain Indah

Begitu mengangkat ZenBook 13 lebih tinggi, saya langsung sadar bahwa perkataan Jimmy benar adanya. Ringan dan tipis sangatlah terasa. Ketiga ZenBook ini didesain frameless NanoEdge Display sehingga menjadikannya memiliki bezel sangat tipis. Namun di sisi lain, saat melihat engsel dari laptop ini kita langsung membayangkan betapa gagahnya bodi yang ditopang itu.

Bezel yang tipis bukan berarti ASUS membuang beberapa komponen, melainkan membuat laptop ini makin menarik. Bezel tipis rupanya membawa pengalaman visual lebih baik karena screen-to-body yang memiliki rasio sampai 92 persen. Dari beberapa sudut pandang, kita masih bisa melihat layar dengan baik dan menjadikan ZenBook 2019 sebagai laptop paling ringkas.
Ada bagian yang menarik di ZenBook 13 – juga di ZenBook 14 – yaitu numpad virtual yang bisa diaktifkan secara khusus. Tombol untuk menghidupkan numpad di touchpad itu ada di sisi kanan atas touchpad. Kita cukup menekannya dalam beberapa detik lampu LED langsung menyala. Indah sekali dan saya suka!
Desain numpad virtual yang diletakkan di dalam touchpad adalah hal baru. Paling simpel adalah menggunakan kalkulator – dan fungsi lain yang lebih rumit. Lampu LED yang menyala memberikan kesegaran yang tak terlupa karena biasanya touchpad adalah papan kaku yang selalu padam.
Sentuhan warna di touchpad yang sedang aktif numpad virtual menjadi lebih indah saat keyboard juga memancarkan lampu LED. Gagasan baru ini menjadikan ASUS ZenBook terdepan dalam inovasi sehingga disegani lawan dan disenangi oleh penggemarnya. Selain itu, biasanya kita hanya mengenal buka kunci layar dengan password yang berisi angka-angka. Di seri ZenBook kali ini telah mendukung face login ke Windows Hello berkat kamera infra-merah.
Numpad virtual yang menggoda di ZenBook 13.
Elegan sudah pasti. Mewah jelas sudah. Gahar dan tahan banting menjadi nilai tambah di mana ASUS ZenBook 2019 telah mengantongi sertifikat standar militer MIL-STD-810G. Di mana telah lolos uji ketinggian, uji suhu dan kelembapan serta uji banting dan getar. Semua hal ini menjadikan ZenBook sebagai produk yang unggul dari kompetitor.
Desain indah sudah dimiliki. Komposisi yang pas adalah saat memilih warna antara Royal Blue, Icicle Silver maupun Burgundy Red (khusus untuk ZenBook 13). Warna yang cocok untuk menopang gaya hidup lebih mewah, didukung pula oleh konsep Zen pada bodi dengan spun-metal finish di bagian belakang layar.
ZenBook 13, meskipun sangatlah imut tetapi telah mendukung banyak hal dalam aktivitas beragam. Dalam bodi yang tipis, ASUS masih mampu menyiasati portable agar muncul lebih banyak. Port USB 3.1 Type-A yang selama ini kerap hilang di laptop tipis kembali muncul di laptop ini. Tentus saja sangat membantu aktivitas penyimpanan data. Selain itu, port USB 3.1 Gen 2 Type-C juga tidak dilupakan bahwa mengalami peningkatan kinerja dengan 10Gbps transfer data.
Port USB yang membantu transfer data.
Barangkali, kita kesulitan memindahkan foto dari kamera dengan kartu memory. ZenBook 13 memiliki port kartu MicroSD yang bisa digunakan untuk kebutuhan ini. Selain itu terdapat juga port HDMI dan juga combo audio jack yang akan memudahkan pengguna mendengar suara menggunakan earphone.
Audio jack juga disematkan di ZenBook 13.
Bahan baku yang kuat telah teruji didukung oleh fitur ErgoLift Design yang mana bodi akan terangkat membentuk sudut 3 derajat ketika layarnya dibuka. Biasanya, kita mengetik dengan posisi laptop horizontal saja namun karena fitur ini membuat kita mudah mengetik karena bagian bodi yang terangkat. Posisi yang pas untuk mereka yang lebih banyak menggunakan keyboard agar jari tidak mudah lelah.

Tangguh ‘Masih’ Jadi Ciri Khas ZenBook

Bagi saya, salah satu ciri khas ASUS ZenBook adalah laptop tangguh. Meskipun bodi yang selintas begitu halus namun dalam bekerja laptop ini sangat bisa diadu. Demikian pula dengan ZenBook 13, ZenBook 14 dan ZenBook 15. Dalam menunjang kinerja lebih cepat, ASUS menanamkan prosesor Intel Core generasi ke-8 yang dipadu dengan GPU Nvidia GeForce.
Memang, ASUS membedakan model grafis untuk ZenBook 13 dan ZenBook 14 dengan ZenBook 15. ZenBook 13 dan 14 menggunakan Nvidia GeForce MX150 sedangkan ZenBook 15 menggunakan grafis Nvidia GeForce GTX 1050 Max-Q, yang lebih kencang. Saat saya menggunakan ZenBook 13, kinerjanya cukup baik dan tidak ada kendala sama sekali dan visual yang dihadirkan sudah lebih dari cukup untuk menikmati banyak drama Korea.
Papan ketik yang lembut dari ZenBook 13.
Dapur picu yang kencang saja tidak cukup sebelum kita berbicara soal media penyimpanan. Ketiga ZenBook yang diluncurkan hari itu telah menggunakan media penyimpanan terbaik NVMe PCIe SSD dengan kapasitas 512GB, yang dipercaya memiliki performa tinggi. Media penyimpanan luas ini didukung oleh RAM sebesar 16GB yang membuatnya akan cepat bekerja. Saya bisa pastikan bahwa pekerjaan tidak akan tersendat-sendat dan bahkan untuk bermain game juga tidak ada masalah. Untuk saya sendiri lebih menggemari menikmati drama Korea karena tingkat ketahanan beterai cukup lama.
Penting sekali bicara baterai untuk sebuah laptop kelas atas. ZenBook 13 dan ZenBook 14 memiliki baterai dengan ketahanan sampai 14 jam. Sedangkan ZenBook 15 memiliki ketahanan daya sampai 16 jam. Untuk kita yang sering berada di luar ruangan, daya tahan ketiga laptop ini benar-benar membuat tak ingin berpaling.
Ketahanan baterai didukung pula oleh kecepatan akses internet karena ASUS membekali gigabit-class WiFi dan ASUS WiFi Master Technology. Koneksi yang stabil akan diterima oleh laptop ini meskipun di tempat WiFi begitu banyak laptop maupun smartphone yang terhubung ke jaringan.
Nyaman mengetik, aman bermain internet di ASUS ZenBook.
Ketika di warung kopi dengan WiFi – katanya terkencang – dihuni oleh banyak gamer, bahkan Youtuber, kekencangan internet di ZenBook 13 ini tak pernah pudar. Dual-band 802.11ac gigabit-class Wi-Fi tidak hanya sekadar tertulis di spesifikasi laptop terbaik ini. Pembuktiannya adalah saat ZenBook 13 ini mencuri start di manapun kita berada. Saat orang lain masih mencari jaringan, kita telah terkoneksi. Saat orang lain mengunduh data 200MB baru jalan seperempatnya, kita malah telah selesai dalam waktu hanya 2 menit saja.
Begitulah. Imut dan halus tekstur bodinya namun tidak lemah. Kita juga dimanjakan dengan visual yang keren dari layar resolusi Full HD dengan kerapatan 1920×1080 pixel. Reproduksi warna tinggi yaitu mencapai 100% dalam color space sRGB yang membuat kita betah berlama-lama di depannya. Viewing angle yang lebar mencapai 178 derajat terasa lebih sempurna saat menonton video yang mana bantuan dari ASUS Splendid dan ASUS Tru2Life Video sangat berarti.
Tak bisa dipungkiri lagi demam drama Korea saat ini begitu merajalela. Drama seri yang tidak ada di bioskop ini sejatinya ditonton melalui laptop, baik offline maupun online. Dengan visual yang baik dari ASUS ZenBook, oppa-oppa ganteng itu makin tambah bening di mata. Sasaran yang tepat dari ASUS karena saat ini adalah zamannya menonton di laptop!
Main Spec. ASUS ZenBook 13 UX333, ZenBook 14 UX433, ZenBook 15 UX533
CPU Intel Core i5 8265U Quad Core Processor (6M Cache, up to 3.4GHz)
Intel Core i7 8565U Quad Core Processor (8M Cache, up to 4.6GHz)
Operating System Windows 10 Home
Memory Up to 16GB LPDDR3 RAM
Storage 512GB M.2 NVMe PCIe SSD
Display 13,3” (16:9) FHD (1920×1080) with NanoEdge Display (UX333)
14” (16:9) FHD (1920×1080) with NanoEdge Display (UX433)
15,6” (16:9) FHD (1920×1080) with NanoEdge Display (UX533)
Graphics Discrete graphics NVIDIA GeForce GTX 1050 Max-Q (UX533)
Discrete graphics NVIDIA GeForce MX150 (UX333 & UX433)
Integrated Intel UHD Graphics 620
Input/Output 1 x USB3.1 Type-C (GEN 2),
1x USB 3.1 Type-A (Gen 2),
1x USB 3.1 Type-A (Gen 1), 1 x HDMI,
1 x Microphone-in/Headphone-out jack,
1 x MicroSD Card Reader
Camera HD IR/RGB Combo Camera
Connectivity Dual-band 802.11ac gigabit-class Wi-Fi,
Bluetooth 5.0
Audio Harman Kardon certified audio system
with ASUS SonicMaster surround-sound technology,
Array microphone with Cortana voice-recognition support
Battery 50WHrs 3-cell battery (UX333 & UX433)
73WHrs 4-cell battery (UX533)
Dimension (WxDxH) 302 x 189 x 16,9 mm (UX333)
(WxDxH) 319 x 199 x 15,9 mm (UX433)
(WxDxH) 354 x 220 x 17,9 mm (UX533)
Weight 1,19Kg with Battery (UX333 & UX433)
1,67Kg with Battery (UX533)
Colors Royal Blue,
Icicle Silver,
Burgundy Red
Warranty 2 tahun garansi global

Tak Ada Alasan, Miliki Saja ASUS ZenBook

Mungkin, istilah
PHP di mana-mana tetap ada. Alasan ini dan itu karena kita tidak sanggup
memberikan yang terbaik. Meski pesona yang dihadirkan sudah cukup kuat tetapi
karena alasan sepele, mudah saja kita meninggalkan apa yang dicintai.
Tak ada alasan
untuk tidak memiliki ZenBook di tahun 2019. Di saat produsen lain seolah-olah
berhenti dalam inovasi laptop, ASUS semakin maju selangkah. Inovasi yang
dihasilkan tidak hanya sebuah halusinasi tetapi berangkat dari pengembangan
oleh tim profesional.
Cukup miliki saja
dan langsung bisa merasakan bagaimana kinerja terbaik dari ASUS ZenBook. Memang,
pilihan bisa beragam, ZenBook 13 inci, ZenBook 14 inci maupun ZenBook 15 inci. Sesuai
kebutuhan dan keindahan maka kita memilih menentukan ukuran layar ini. Saat
saya memasukkan ZenBook 13 ke dalam ransel, mengangkatnya dan menyangkut di
pundak, tidak terasa berat meski berdiri dalam waktu lama.
Ukuran layar
hanyalah pilihan namun kinerja tetap sama. ZenBook 13 tampil lebih imut, cocok
untuk saya yang sering bekerja di luar ruangan. Ringan bodinya cuma 1,19
kilogram sangat sepadan dengan gaya traveler
di mana harus menyelesaikan pekerjaan dalam suatu waktu.
ASUS ZenBook 13 dengan warna Icicle Silver.
Laptop pada
umumnya hanya menghiasi bodi maupun keyboard
dengan warna dasar saja. ZenBook 13 sangatlah berbeda. Bodi yang tidak ringkih.
Bahan baku yang sangat baik. Papan ketik yang begitu lembut maupun keindahan
lain di sisi touchpad, dengan numpad virtual yang bisa dion-offkan. 
Keindahan dalam
sebuah inovasi adalah nilai yang mahal harganya. ASUS berani menjawab tantangan
karena pengguna laptop saat ini tak sekadar monoton. Maka, alasan yang diukir
untuk melupakan ASUS ZenBook adalah hal yang sia-sia. Coba rasakan, nikmati
kesegaran dalam dirinya dan kamu pasti akan ketagihan!

Serba-serbi Launching ZenBook 13, 14 dan 15

ZenBook 13 menjadi ambisi saya tahun 2019. Tak ada yang nggak mungkin selama kamu
bermimpi
. Saya selalu berujar demikian untuk sebuah ambisi. Ada hasil
maupun tidak adalah urusan belakangan. Usai mengelus bodi halus ZenBook di
acara peluncuran saya telah terpesona dengannya.
Launching ASUS
ZenBook yang selalu gempita. Januari itu menjadi awal yang indah dari ASUS
dalam memulai tahun di Pullman Jakarta Central Park. Sebuah inovasi. Gebrakan. Dan dikenalkan oleh bos tampan,
Jimmy Lin, nama ASUS telah memikat hati banyak orang – sekali lagi.
Jimmy berujar, “Lini ZenBook terbaru kali ini bukan hanya sekadar canggih, tetapi juga
sangat elegan berkat bezel-nya yang sangat tipis. Dengan screen-to-body-ratio
mencapai 92%, laptop ini mampu menghadirkan pengalaman visual tanpa batas dan
belum pernah ada sebelumnya. Ia merupakan standar baru untuk perangkat
ultraportable!
Senyumnya yang menawan memberi inspirasi kepada
kita bahwa ZenBook benar-benar sebuah laptop impian. Kilauan kamera seolah-olah
membuat mata Jimmy makin sipit saja. Saat tangannya mengangkat ZenBook dengan keyboard dan touchpad bertabur lampu LED, mungkin saja tak ada yang berpaling
dari lesung pipit pria berkacamata itu.
Jimmy Lin dalam bingkai kamera.
Inilah ZenBook. Ujarnya dalam Bahasa
Inggris berulangkali. Tepuk tangan merebak di dalam ballroom. Diiringi oleh Sandra Dewi dan Nagita Slavina sebagai KOL
hari untuk naik ke atas panggung utama. Kedua selebriti ini mengaku terbantu
pekerjaannya berkat ASUS ZenBook.
Sandra Dewi dan Nagita Slavina bersama Jimmy Lin.
Senyum Jimmy semakin sumringah saat membocorkan
harga dari ASUS ZenBook 2019 ini. ZenBook 13 dan ZenBook 14 sejatinya memiliki
3 model dengan beda harga. Sedangkan ZenBook 15 hanya memiliki 1 model saja. Perbedaannya
adalah pada jenis prosesor yang digunakan maupun besar layar.
Harga ZenBook 13, diumumkan oleh Jimmy Lin.

Harga ZenBook 14, diumumkan oleh Jimmy Lin.

Harga ZenBook 15, diumumkan oleh Jimmy Lin.
ZenBook 13 benar-benar menarik hati saya. Seolah
terhipnotis dengan ringan bobotnya dan imut bodinya. Berulangkali memegang,
mengangat bodinya, justru membuat hati tidak bisa berpaling. Coba saja bekerja
dengannya beberapa waktu, maka dipastikan saya enggan berbagi cinta.
Kesan memenang ZenBook 13.
Lepas peluncuran masih ada pemaparan singkat tentang
ASUS ZenBook yang diluncurkan hari itu. Muhammad Firman memberikan beberapa
poin penting dari penerus ZenBook. Misalnya, penekanan pada sertifikat militer
yang telah saya sebutkan di awal. Yang mana, ASUS ZenBook 2019 telah melewati
proses yang panjang soal uji ketahanan. Dengan demikian, pengguna tidak perlu
khawatir soal jatuh dari ketinggian tertentu atau bahkan terinjak.
Muhammad Firman, Head of Public Relations and E-Marketing ASUS Indonesia.
Akhir yang indah selalu menyertai tiap peluncuran
produk ASUS. Demikian juga dengan Launching
ASUS ZenBook
kali ini, DJ Diskopantera menghentakkan ruangan dengan musik
indahnya. Kejutan manis tentu saja.
DJ Diskopantera dengan musik indahnya.
Kebersamaan BLUS Community bersama Jimmy Lin.
ASUS telah meluncurkan ZenBook 2019. Sekarang,
saatnya kita menentukan pilihan. Catatan akhir dari saya sebagai pengguna
ZenBook, laptop ASUS ini adalah terbaik untuk semua kebutuhan. Kapan kamu
menjadi bagian dari keluarga ZenBook?
Categories
Uncategorized

Suami Pengangguran, Wanita Mantan Pengawai Ini Menangis karena Makin Banyak Anak

Wanita selalu sedih kalau suami pengangguran. Wanita pasti sedih suami pengangguran. Suami pengangguran buat wanita tertekan. Suami pengangguran salahkan wanita bekerja?

Aku bekerja menafkahi keluarga kecilku. Setiap hari tiada tanggal merah dalam kalender tak tertulis hidupku. Dari pagi sampai malam menjelang waktu kuistirahatkan penat, masih saja tersisa pekerjaan yang membuatku tak bisa memejamkan mata. Sehingga jadi benar filosofi yang kudengar selama ini, tugasku tak akan pernah lekang dari dapur, kasur dan sumur!

Aku keberatan? Rasa lelah kujawab iya. Jika kulayangkan somasi atas berat tanggung jawabku, aku harus mengirim surat permohonan ganti posisi kepada Tuhan. 

Kodratku adalah perempuan yang secara tidak tertulis wajib menjalankan tiga kewajiban tersebut. Mau tidak mau, dari masa ke masa aku memikul beban yang sama dengan perempuan mana pun. 
Ilustrasi.
Saat mengandung, akulah yang susah menunggu kelahiran anak sampai sembilan bulan. Saat menyusui, akulah yang terbangun di tengah malam gulita. 
Saat mengajarkan huruf-huruf abjad, akulah yang ditanyai. Saat anakku paham bahasa, akulah yang menjadi pusat kebenaran. Saat semua masih terlelap, akulah yang pontang-panting menyiapkan sarapan di pagi buta untuk keluarga. 
Saat semua sudah tertidur, akulah yang rutin memeriksa seluruh isi rumah sampai benar-benar aman tak ada pintu atau jendela yang masih terbuka. 

Wanita Sabar Jalani Rumah Tangga Meski Suami Pengangguran

Kujalani semua amanah Tuhan kepadaku, menjaga suami dan anak-anak selalu dalam keadaan baik-baik saja. Mungkin orang menganggap baik, keluargaku selalu baik. 

Aku pun membenarkan jika keluargaku tak ada prahara yang sampai membuat suami main perempuan lain, atau anak-anak mencari kesenangan masing-masing. 
Selama ini, aku masih mampu mengendalikan keluarga kami agar tetap harmonis. Dalam hal apa pun, aku selalu menuruti keinginan suami dan anak-anak. 
Namun, dalam hal tertentu aku kadang sangat lelah ingin segera membaringkan tubuh di alas lembut. 
Aku punya suami seorang pengangguran. Seharusnya tidak perlu kukatakan begitu, tapi aku harus mengatakannya. Di kota kami, suamiku termasuk seorang lelaki yang tidak punya pekerjaan tetap. 
Sewaktu lajang, suamiku kerja semrautan memenuhi kebutuhan hidupnya yang tak seberapa. Benar saja, suamiku tidak merokok sehingga tidak perlu merongoh kocek lebih banyak dibandingkan laki-laki lain. 
Untuk urusan keluarganya pun, suamiku tak ambil pusing karena anak bungsu dengan suka hati menjalani hidupnya yang mewah. Kebutuhan suamiku ditanggung saudaranya yang lain, bahkan mertuaku. 

Istri Tetap Tabah Suami Pengangguran

Kini? Semua beban material rumah tangga aku yang pikul. Akulah perempuan penuh kekuatan yang bekerja siang malam. 
Sebagai seorang pegawai negeri, tentu aku harus menghemat tenaga agar pekerjaanku tidak menumpuk. Sebagai ibu rumah tangga, aku juga punya tanggung jawab yang tidak sedikit dibandingkan laki-laki mana pun. 
Aku bekerja di salah satu kantor milik pemerintah di kota kecil kami. Keseharianku penuh dengan pekerjaan yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat, sesekali aku melakukan penyuluhan keluarga sehat ke kampung-kampung terpencil. 
Aku memang bukan seorang dokter, namun pekerjaanku sangat berhubungan dengan dunia medis. Di bawah perlindungan kantorku, para dokter bisa mengepak sayap ke mana-mana memberikan pelayanan kesehatan mereka. 
Aku mengejar rejeki yang berserak, kebutuhan suami dan anak-anak harus terpenuhi sampai akhir bulan. Suamiku sudah mengganti posisi ibu untuk kedua anak kami. Nayla yang berumur enam tahun sudah duduk dibangku kelas satu sekolah dasar. 

Adiknya Nayla, Raka, baru saja berumur satu setengah tahun. Dan kedua anakku ini dibawah kendali ayah mereka. Sering pula Nayla jadi sangat keras kepala waktu kuminta mengerjakan tugas sekolah, kuperhatikan sejenak, hal itu tak lain dari watak suamiku yang sering mengajarkannya pada Nayla. 
Putri sulung kami ini sudah sangat berprinsip, di usianya yang masih kanak-kanak Nayla sudah berpikir kritis akan banyak hal dan tentu saja sudah punya keputusan kuat. Sekali Nayla katakan benar, tak akan pernah Nayla udah jadi tidak. 
Sekali Nayla ingin baju yang baru dilihat di iklan, sampai kapan pun Nayla tak akan pernah mau menerima baju yang sama walau harganya lebih mahal. 

Suami Pengangguran Makin Banyak Anak

Entahlah, aku tidak begitu tahu apa yang dilakukan suamiku sejak pagi sampai sore hari dengan kedua anak kami. Sedikit tidaknya, watak suamiku sebagai lelaki keras dan tangguh sudah tertular pada Nayla. 
Aku pun tidak bisa memungkiri bahwa anak seusia Nayla sangat mudah meniru sesuatu yang baru. Dan yang lebih mencengangkan bagiku, Raka pun ikut-ikutan rewel saat tidak ayahnya tak ada di rumah. Raka sering melimpahkan airmata di tengah malam buta saat suamiku keluar rumah nonton bola bersama teman-temannya. 
Raka pun tidak pernah mau menerima dongeng sebelum tidur saat susu formula kebanggaannya habis di lemari kaca rumah kami. Raka juga sama kerasnya dengan Nayla, dalam usia balita putra kami ini kerap menunjuk mainan mobil-mobilan mahal. 
Entah apa yang terjadi, setiap kali Raka melihat mainan di iklan kami harus membeli yang sama. Aku malah bingung bagaimana Raka bisa membedakan kemauannya. 
Suamiku punya tanggung jawab lain diluar pekerjaannya mengurus Nayla dan Raka. Di lorong rumah kami, suami dipercaya jadi ketua lorong. 
Setiap warga yang tinggal di lorong B perumahan pegawai ini wajib melapor masalah kepada suamiku. Posisi ini menjadikan suamiku bukan lagi pengangguran banyak acara, yang banyak menghabiskan waktu di warung kopi tanpa ada inti pembicaraan berarti. 
Suamiku sudah dituakan, walau gaji tak seperapa yang sering direkap menjadi tiga bulan sekali, aku patut menghela nafas setengah panjang. 

Suami Tak Ada Inisiatif Bekerja Tetap Jadi Pengangguran

Pekerjaan sebagai ketua lorong tidak sama dengan kepala desa. Suamiku tidak berkantor, tidak punya tanggung jawab khusus, tidak punya jam kerja padat pula. Orang-orang baru akan mengedor pintu rumah kami saat suatu masalah terjadi, selain rapat sesekali di balai kampung. 
Biar kupaksakan tentang apa pun, dari segi keuangan suamiku tetap seorang pengangguran. Hari itu Nayla sangat terburu. Tidak seperti biasanya Nayla ingin cepat-cepat ke sekolah. Suamiku masih belum siap dan aku pun masih mengurus Raka yang banyak tingkah sejak subuh. 
Nayla mengeluarkan lengkingan panjang di depanku. 
“Mama nggak ada sedikit pun perhatian kepada kakak!” 
Aku terperangah. Belum pernah kudengar Nayla mengeluarkan kata-kata seperti itu. Kulirik suamiku yang masih terbuai dengan berita korupsi di pagi hari. 
Suara televisi tak kalah besarnya dari suami Nayla. Seandainya rumah kami tak kedap suara, mungkin saja para tetangga akan mendengar pekikan Nayla. 
“Sabar dulu, kakak,” ujarku menenangkan. 
“Nayla tak sabar, Ma! Selalu Raka, selalu dia!” Nayla mulai mengumpat. Herannya, suamiku tak bergeming. Setiap pagi hanya aku yang sibuk menyiapkan keperluan keluarga, suamiku malah duduk manis denga secangkir kopi di depan televisi. 
Berita-berita terbaru dari media nasional akan memperkaya bahan debat suamiku dengan teman-temannya di warung kopi. 
Nayla terus mengeluarkan nada protes di sampingku. Raka pun melotot karena perhatianku terbagi. Nayla malah makin tak karuan, menarik-narik lenganku yang sedang menyuapi Raka sarapan. 
Karena aku tidak mengubris maunya, Nayla menyenggol piring nasi Raka sampai tumpah ke lantai berkeramik putih susu. 
“Nayla!” 
Mata Nayla malah menatapku tajam. Raka mulai menangis. Dan suamiku masih belum beranjak. 
“Pa, isiinlah sebentar nasi Nayla ke tempatnya!” perintahku. 
“Biasanya Mama yang isi,” jawab suamiku tak bergeming. 
Mulai lagi?

Suami Pengangguran Makin Hari Makin Egois

Pertengkaran di pagi hari hampir selalu terjadi. Tidak hanya karena alasan Nayla atau Raka. Banyak hal sepele yang membuat sabarku hilang entah ke mana. Seharusnya suamiku paham sedikit saja posisiku, paling tidak membantu pekerjaan rumah di pagi hari. 
Suami sangat mengerti aku sering tidur larut karena Raka mengamuk minta ini itu. Suami tahu juga rutinitasku di pagi hari, tidak hanya menyiapkan keperluan rumah tangga kami namun harus bergegas ke kantor yang jaraknya lima belas menit perjalanan. 
Dan suami sangat-sangat tahu, di kantor pekerjaanku menggunung sedangkan suamiku hanya menidurkan Raka lalu bisa duduk kembali di depan televisi. 
“Jam segitu mana ada berita lagi, paling berita gosip artis!” alasan suamiku setiap saat ditegur. 
Aku mendengus. Nayla tidak diam setelah menumpahkan nasi Raka. Raka menangis, Nayla ikut-ikutan adu suara dengan adiknya. Pikiranku tambah kacau. Suamiku seperti sudah tutup telinga mendengar kedua anaknya tersedu-sedan. 
Kutinggalkan Raka dan Nayla yang terus berlomba dengan suara paling keras, kudekati suami dan menyambar remote lalu kumatikan televisi yang sedang memberikan pejabat korupsi. Berita-berita itu lagi. Tidak penting-pentingnya untuk kelangsungan keluarga kami. 
“Lho? Kok dimatikan?” protes suamiku. 
“Itu!” tunjukku ke arah Nayla dan Raka. Kedua anak kami masih berlinang air mata. Raka guling-guling di lantai. Nayla berdiri dengan seragam sekolah sudah rapi. 
“Itu kan tugas Mama,” 
“Tugasku? Papa bantu dong sesekali! Sambil nonton berita tak penting itu Raka bisa disuapi, kan?” 
“Setelah Mama pergi kerja, Papa juga yang suapi Raka!” suamiku malah ngotot. 
“Oya? Jadi menurut Papa, Mama tidak ada campur tangan apa-apa dalam keluarga kita? Dari pagi sampai malam, Mama habiskan waktu untuk keluarga ini. Kok tega-teganya Papa berkata begitu?” suaraku meninggi. 
“Jadi Mama sudah capai bekerja? Pensiun saja!” 
Percuma!
Aku tidak akan pernah menang berdebat dengan suamiku. Laki-laki ini selalu berada di garis batas keinginannya. Aku sangat paham, bahkan sudah kuselami wataknya semenjak kami belum menikah. 
“Terserah! Papa ambil Nayla dan antar dia ke sekolah sekarang, biar saja tasnya kosong tak ada makan apa-apa!” putusku. Kularikan badanku ke tempat Raka. Kupungut putra bungsu kami lalu kubawa ke kamar mandi. Biasanya Raka akan mengakhiri tangisannya selesai dimandikan. 
Mudah sekali suamiku bicara putusan pensiun. Dia pikir hidup kami akan sejahtera saat aku pensiun? Tidak akan pernah. Karena akulah tulang punggung keluarga ini! 
Tak lama suara Nayla pun reda, rayuan suamiku berhasil membuat Nayla berhenti menangis. Dari sudut mata kulihat mereka berlalu. Tak lama suara dengungan sepeda motor keluar dari perkarangan rumah kami. 
Aku terpengkur. Kuperhatikan Raka lekat-lekat. Putraku itu sedang memainkan percikan air. 
Apa jadinya putra kami ini kelak? Beban istrinya juga?

Cerita ini hanya Cerpen Terbaik saja

Categories
Uncategorized

Ingatlah Hai Pria! Rahim Wanita Cantik Bukan Cuma Untuk Menampung Benihmu

Rahim wanita cantik selalu jadi incaran. Rahim wanita untuk menampung benih pria. Rahim wanita melahirkan bayi. Rahim wanita banyak lahirkan anak bagaimana bentuknya?

Ternyata menikah dan melahirkan tidak semudah yang kupikirkan seperti sebelumnya. Menikah dan punya anak jadi sesuatu yang berbeda, yang kemudian kuketahui sudah mengubah hidupku dari kebiasaan-kebiasaan yang tidak ingin kutinggalkan sebenarnya. 
Aku menikah dan meninggalkan kedua orang tua, hal yang sangat ingin aku lakukan sejak dulu. Ada beberapa alasan sehingga aku sangat ingin segera mengakhiri hidup bersama keluarga sendiri. Pertama, karena aku sudah seperti babu di rumah sendiri. Lahir dari keluarga kaya raya tidak serta-merta membuat aku sejahtera. 
Ilustrasi – hipwee.com
Keluargaku tidak mempunyai sikap dan sopan santun seperti yang kuinginkan. Ayah dan Ibu masih sangat berpikiran sempit waktu itu, kurasa memang begitu pola pikir orang kampung. Semua kesalahan ini terjadi karena aku terlahir sebagai perempuan!

“melahirkan sudah tugas seorang perempuan, jika sudah menikah. Perempuan mana pun pasti akan hamil jika Tuhan berkehendak. Perempuan pasti ingin mengandung dan melahirkan.”

Ayah punya dua istri. Istri pertama punya tiga orang anak, dua laki-laki dan satu perempuan. Setelah istri pertamanya meninggal Ayah menikah lagi. Dia adalah perempuan malang yang kusebut Ibu. 
Saudara kandungku ada tiga juga dan sama dengan keluarga tiri, satu perempuan di dalamnya. Entah karena apa, mungkin karena kakak tiriku terlalu cepat menikah akhirnya aku tinggal sendiri di rumah. Jadilah aku perempuan satu-satunya. 
Semua hal yang berhubungan dengan dapur, kasur dan sumur adalah tugas rutinku setiap hari. Keempat saudara laki-lakiku termasuk Ayah tak pernah jemu menyiksaku. 
Pagi buta aku harus menyiapkan sarapan, belum lima menit aku istirahat baju kotor sudah menumpuk, belum lagi matahari beranjak terik aku harus membersihkan perkarangan rumah yang sangat luas untuk kubersihkan seorang diri. 

Dan perempuan yang kusebut Ibu? 

Ibu tiri dua saudara laki-laki itu. Duduk berleha-leha di teras sambil memberi perintah. Ayah pun tak pernah memintaku istirahat, pagi pergi pulang sore menjelang magrib. 
Kuakui, Ibuku sangat bosan dengan rutinitas yang dia lakukan sejak kecil. Ibu yang terlahir sebagai keluarga miskin menjadi sangat ego setelah menikah dengan Ayah yang kaya raya. 
Aku tidak pernah membantah mau ibu, aturan yang tidak boleh aku bangkang karena aku sebagai anaknya. Ibu pun tidak pernah kulihat berinisiatif mengambil seperempat pekerjaan yang kukerjakan sendiri. 
Napasku menjadi lega saat Ayah mengabarkan aku akan dipinang orang ternama. Aku tidak begitu kenal laki-laki yang akan menjadi suamiku. 
Karena aku tak pernah berinteraksi dengan seorang manusia pun selain saudaraku dan Ayah Ibu di rumah. Aku bisa menghitung berapa kali aku keluar pagar tembok rumah besar kami. Bahkan aku sampai lupa kapan terakhir keluar melihat keramaian. 
Di usia gadis sepertiku, dunia luar adalah sebuah warna pekat, seperti malam. Aku pun tidak mengenal seorang teman dekat pun untuk sekadar bercerita. 

Pria Cuma Bisa Menghamilli Wanitanya

Teman sekolah? Tetap sama saja. Aku hanya seorang perempuan yang lulus SMP. Tingkat pendidikan yang sangat rendah untuk seorang anak orang kaya raya. 
Aku tidak tahu alasan Ayah dan Ibu tidak menyekolahkanku sampai tinggi, paling tidak sama seperti saudaraku yang lain sampai SMA. 
Dan hubunganku dengan teman-teman semasa sekolah pun tidak biasa, aku hanya punya waktu lebih kurang setengah jam untuk bisa bercakap-cakap dengan teman di jam istirahat. 
Selebihnya aku selalu buru-buru, agar tidak kena pukul Ibu jika terlambat pulang sekolah.
Menikah menjadi sebuah jalan pintas keluar dari masalah yang kuhadapi. Aku akan bebas dari amukan kata dan fisik Ibu. 
Aku pun tidak memikirkan lagi dengan siapa aku menikah dan bagaimana kehidupanku kelak. Yang kutahu, calon suamiku seorang yang gagah rupawan! 

Sudahkah Aku Terbebas? 

Pernikahanku berlangsung tanpa kusadari sejak awal. Perjodohan yang dilakukan Ayah Ibu secepat kilat menyambar ulu hatiku. 
Tanpa meminta jawaban pasti dariku, Ayah sudah menggelar acara lamaran. Bukan aku tidak setuju dengan cara Ayah, namun aku sedikit keberatan jika aku “dijual” begitu saja tanpa konfirmasi terlebih dahulu. 
Aku akan mengiyakan maunya, alangkah baiknya jika Ayah mendiskusikan terlebih dahulu masalah ini denganku. Tak perlu berdebat, aku sudah sangat paham ego Ayah. 
Dari kecil sampai menjelang lepas masa gadis, Ayah tak pernah ubah terhadapku. Ayah masih menutup mata bahwa aku bukan boneka yang seenak ingin Ayah perlakukan. 
Setelah menikah aku sudah terbebas? Ternyata tidak. Suamiku belum mempunyai apa-apa. Setahun terakhir aku masih tinggal di rumah orang tua. 
Kesibukan yang selama ini kujalani masih terus kuemban tanpa pernah kutahu akan berakhir. Meminta bantuan suami yang sibuk membangun karirnya. 
Suamiku pergi di pagi hari, pulang di malam hari saat mataku sudah sangat lelah menunggu. Aku masih dalam keadaan sendiri, tak pernah merasa bahwa aku sudah dimiliki. 
Keluh kesah yang kualami selama ini kudiamkan dalam sepi. Suami yang selama ini kudamba membebaskanku dari derita tak bisa kujadikan teman. 
Dalam sendiri aku tak pernah tahu bahwa aku sudah mengandung. Pikiranku sering kosong. Kadang kuhabiskan waktu di belakang rumah menemani kandang ayam yang ramai suara kokok. 

Wanita Sedih Hamil Tak Dipeduli Suami

Baru setelah masuk bulan keenam kehamilan aku baru tahu bahwa kandunganku semakin membesar. Hal ini pun kutahu saat suami meminta melayani maunya di malam hari. Rasa yang tak biasa dan perih yang tak bertepi. 
Hamil sendiri, ngidam sendiri dan menahan sakit sendiri di saat lelah menerpa. Aku bahkan tidak bisa bertanya kapan ada waktu suami mengurusi kebutuhanku. 
Aku bangga dengan suami yang gagah dan dipuja banyak orang. Aku pun bangga dengan aktivitas suami yang sibuk mencari rejeki. 
Aku melahirkan putri pertama kami, ditemani Ibu yang saban waktu banyak menghabiskan hari di depan televisi. Kebutuhan bayi dan kebutuhanku kadang terbengkalai. 
Bahkan untuk ke kamar kecil saja aku terseot-seot tanpa ada yang pegang. Sesekali Ibu mertua menjenguk, itu pun tak berbeda dengan kebiasaan Ibuku. Ibu mertua bahkan lebih mementingkan kebersihannya sendiri dari pada memandikan cucunya. 
Barulah saat pikiran ku tak wajar mereka diam. Menatap bahwa aku sedang bernyanyi dan tertawa sendiri. 
Kuabaikan putri merah ku, kubuang malu lantas berjalan-jalan sekeliling rumah dengan baju seadanya dan sehelai kain sarung melilit di pinggang. Darah mengalir pun tak pernah ku sadari memerahkan seluruh kain yang menutup tubuhku. 
Aku lupa. Aku tidak ingat apa-apa selain nyanyian dan tertawa. Lagu-lagu yang sering kudengar disetel dengan kencang oleh Ibu kunyanyikan ulang. 
Tangis putri mungilku meminta ASI kutertawakan. Begitu seterusnya sampai kutahu semua usai. Saat umur persalinanku lebih empat puluh hari. 
Aku tak pernah meminta lagi kemauan yang selama ini terpendam kepada suami. Bahkan aku tidak ingat apa inginku. 
Aku hanya ingat bahwa aku sudah sadar dari tidur panjang. Ibuku tak pernah jera. Dalam kondisi normalku yang malu, Ibu mempromosikan ke semua orang yang berkunjung bahwa aku sudah “setengah gila”. 
Tak lupa Ibu memintaku menyanyikan kembali lagu-lagu yang sering kubawa saat sadarku menghilang selama empat puluh hari tersebut. Bagaimana Ibu tidak memikirkan perasaanku? Aku sendiri tidak pernah sadar apa yang kuucapkan di masa itu! 

Belum Setahun Rehat Hamil Lagi

Keinginanku untuk pindah dari derita rumah tangga orang tuaku tak kunjung datang. Satu persatu abang-abangku menikah dan meninggalkan rumah kami. Tinggal aku sendiri di rumah bersama Ibu yang tak ubah seperti Ibu tiri. 
Aku bahkan pernah membayangkan Ibuku sebagai Ibu tiri yang menyiksa anak-anaknya dengan besi panas. Ibuku masih memperlakukanku sebagai seorang gadis yang belum bersuami. Kebutuhan sehari-hari Ibu kulayani dengan benar, jika tidak tak segan Ibu memukulku dengan sapu lidi yang sudah sangat usang. 
Padahal aku sudah bersuami dan beranak satu. Ibu lupa bahwa kepatuhanku bukan lagi padanya melainkan pada suami yang juga tak pernah mengerti mauku. 
Putri pertamaku belum berusia lebih setahun ketika aku merasa perutku kembali mual dan aku ingin makan aneka rasa. Suamiku memberi isyarat kebahagiaan tiada tara saat masa datang bulan tak menghampiriku. 
Kejantanannya menusuk-nusuk ulu hatiku saban waktu aku bersamanya, dia bahagia aku bisa hamil lagi, bagiku tidak. Dia bangga dengan aura laki-laki perkasanya. Dia senang dengan keturunannya. 
Sakitku tidak menjadi pertimbangan suami, dia bahkan belum terpikir untuk berpindah rumah ke tempat yang lebih baik. Rumah gubuk saja sudah cukup untuk mengistirahatkan penatku. 
Aku ingin duduk tenang di rumah kami, bukan menjalani rutinitas yang sama setiap hari. Aku akan melakukannya, cukup untuk suami dan anak-anakku saja! 
Kehamilanku semakin membulat. Suamiku pun semakin senang. Karir yang dia bangun semakin hari semakin menanjak. 

Hamil Lagi Hamil Lagi

Kesibukannya pun semakin bertambah. Waktunya lebih banyak di luar rumah dibandingkan menemani sepiku yang terbengkalai. 
Aku tidak pernah tahu pekerjaan suami seperti apa dan berapa gajinya. Kehidupanku tetap sama, tidak pernah keluar rumah dan jauh dari keributan. 
Satu-satunya teriakan yang sering kudengar adalah perintah Ibu dan satu-satu tangisan yang kudengar adalah tangisan putri kami. 
Ketika anak kedua kami lahir, seorang putra gagah, aku belum merasakan ketenangan batin yang semestinya kuraih. Rasa sakit yang kurasa saat melahirkan anak pertama seakan hanya berselang hari. 
Begitu dekatnya umur kedua anakku. Dan semua kembali terulang, selama empat puluh hari aku sibuk dengan pikiran alam bawah sadar. Aku tidak pernah merasa menginjakkan kaki di bumi, suaraku yang keluar hanya lirik-lirik lagu yang tak pernah didengar sebelumnya. 
Aku bernyanyi dengan kata-kata tak bermakna bagi orang lain, hanya hujatan dan keluhan terhadap kehidupanku yang tidak normal. 
Penyakitku tidak biasa, pikiranku seakan kosong dan aku tak sadar dengan apa yang kuucapkan setelah melahirkan. Entah karena beban pikiran yang membuncah, entah karena memang ada penyakit demikian. 
Aku hanya mengalami sakit saat proses lahiran usai, dan penyakit aneh ini terus menggerogotiku sampai berumur empat puluh hari. 
Kejadian itu terus terulang ketika aku melahirkan anak ketiga, keempat, kelima dan keenam dalam waktu sangat berdekatan!
Beban pikiranku yang hilang, berganti dengan suara-suara yang berloncatan keluar menjadi nyanyian. Seakan ada yang bisik untukku nyanyikan lagu-lagu dengan lirik sekenanya. 
Hanya pikiranku yang sakit, sedangkan fisikku tetap sehat-sehat saja sampai empat puluh tahun setelah itu.
Categories
Uncategorized

Ngotot Banget! Ibu Pakai Tas Mahal Itu Mau Bawa Turun Sendok Garuda Indonesia

Penumpang bawa turun sendok Garuda Indonesia. Penumpang bawa turun sendok pesawat. Bolehkah penumpang bawa turun sendok pesawat terbang?

Hal aneh di dalam pesawat bisa dialami oleh siapa saja. Pesawat terbang yang menyediakan makan gratis bisa menjadi rebutan. Pertanyaannya, bolehkah bawa turun sendok atau garpu bekas makan di dalam pesawat?

Peawat yang bersiap untuk terbang – Photo by Official Twitter Bandar Udara Sultan Iskandar Muda
Pulang
dari Denpasar, Bali, 11 September 2016 membawa syahdu yang merindu kalbu. Entah
kenapa, terasa ada yang kurang dan tersisa di Pulau Dewata. Empat hari
menjelajah dari panorama sawah menuju Tanah Lot, bukit menggulung ke Pura Ulun
Danu Bratan dan tentu saja kemewahan di segenap penjuru Nusa Dua.

Saya
telah terpisah dengan dua karib.
Pandu yang stay
di Denpasar cuma melambai-lambai manja begitu malam menjelang di hari terakhir
kami bertemu.
Sandi yang memiliki
penerbangan berbeda mesti menunggu dengan sabar di Terminal Keberangkatan
menuju Malang. Saya langsung
check in di konter agar bisa segera boarding
menuju Aceh, tanah tercinta.
Waktu
keberangkatan telah tiba. Petugas bandara memanggil seluruh penumpang Garuda
Indonesia tujuan Jakarta untuk segera memasuki pintu pesawat. Saya bergegas
mengantri di antara wisatawan domestik dan mancanegara.

Naik Pesawat Garuda Indonesia Gratis Siapa yang Tidak Mau?

Di antara mereka ada
yang pakai jilbab dan berpakaian seksi. Giliran saya memberikan boarding
pass
kepada petugas bandara. Memasuki ke lorong menuju pintu pesawat, rasa jet
lag
tiba-tiba mendera. Masuk ke dalam pesawat, saya merasa sedikit baikan,
entah karena diterpa hawa dingin atau karena aura lain. Saya mencari seat
di bagian paling belakang.

Tak perlu heran sih, walaupun saya termasuk
cepat check in dan mendapatkan kursi paling belakang. Mungkin saja
penumpang lain kebanyakan telah check in secara online.

Garuda Indonesia – Photo by Bai Ruindra
Saya
menghempaskan lelah di seat baris kelima dari kamar kecil. Lagu-lagu
kebanggaan negeri kita diperdengarkan dengan sayup-sayup. Saya memperhatikan
suasana yang sibuk di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai.

Ada pesawat yang baru saja
landing. Mobil yang menarik troli menepi dari pesawat kami setelah
menempatkan barang di bagasi. Petugas bandara melambai-lambai dengan mesra.

Seat yang belum terisi penuh – Photo by Bai Ruindra
Satu
lagu habis berganti lagu lain. Lagu Ayam Den Lapeh menyeruak di antara
penumpang yang mencari seat. Di samping saya telah duduk dua orang yang
usianya tidak jauh beda dengan saya. Tampaknya, mereka dari Timur Tengah.

Si pria
memiliki hidung mancung dan rahang yang kokoh. Warna kulit lebih terang dari
warga pribumi atau keturunan campuran. Si wanita memakai jilbab lebih panjang
dan pakaian yang sangat longgar. Keduanya terlihat mesra dan membuat saya iri.

Lima
menit saya menunggu belum juga ada kawan di dua seat kosong. Seat
ini tetap kosong sampai saya mendarat di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang,
Banten.

Di atas awan bersama Garuda Indonesia – Photo by Bai Ruindra
Saya
– kemudian – menikmati kembali kesendirian. Perjalanan yang cukup lelah ke
Jakarta sebelum berlanjut ke Banda Aceh. Garuda Indonesia yang kami tumpangi
mulai menarik diri dari parkiran. Ia mengitari ‘arena’ panjang, menepi ke
lautan yang menampakkan Pantai Kuta, lalu berdiri tegak sebelum gas ditangcap.
Menikmati awan dan gunung yang tinggi – Photo by Bai Ruindra

Kejadian Lucu di Pesawat Garuda Indonesia

Tiba
waktu yang dinanti, pramugari yang cantik dan ramah membagikan menu spesial
untuk kami santap. Saya memilih nasi dengan ayam, minum juice apel. Goyangan
pesawat plat merah ini membuat saya tertegun sesaat.

Awan putih terlihat
mengambang dari kaca jendela. Sesekali badan pesawat bergetar memasuki kumpulan
awan yang hampa. Saya yang biasanya makan cukup lama dibuat lebih lama lagi. Saya
menyendok dengan perlahan-lahan.

Menghabiskan makanan itu tanpa sisa dan
meminum juice apel sampai habis lalu meminta air putih kepada pramugari.

Menu yang enak di angkasa – Photo by Bai Ruindra
Ribut-ribut
di belakang saya terdengar tidak teratur. Saya memalingkan wajah sejenak. Tampak
pramugari sedang berdebat dengan seorang ibu yang duduk di belakang pasangan
Timur Tengah tadi.
“Saya
sering kok bawa pulang ini!” suara ibu-ibu itu melengking. Pramugari yang
menangkap basah ibu itu membawa pulang entah apa itu tampak pias.
“Mohon
maaf, Ibu, maskapai tidak membenarkan penumpang membawa turun apapun dari dalam
pesawat,” nada bicara pramugari itu tetap teratur.


“Saya
sudah bilang, kemarin-kemarin nggak masalah kok, kenapa pula kali ini
nggak boleh?” ibu-ibu itu tetap ngotot mau membawa turun apa yang telah
diambilnya.
“Kami
pastikan kenyamanan penumpang, Ibu. Kru pesawat juga menjamin keamanan dan
kenyamanan penumpang. Namun, barang-barang yang ada di kabin hanya bersifat
sementara bukan hak milik penumpang!” tampak pramugari itu mencapai batas
kesabaran.
“Saya
selalu naik Garuda kok, Mbak. Biasanya nggak ada masalah!” lho,
ibu-ibu itu tetap keukeh pada pendiriannya. Pramugari mendorong troli
makanan ke samping saya. Saya memberikan tempat makan beserta kawan-kawannya
kepada pramugari yang tersenyum manis.
Sayap yang mengepak di atas laut – Photo by Bai Ruindra
“Kenapa?”
tanya pramugari yang mengambil tempat makan saya kepada temannya.
“Ibu
itu mau bawa pulang sendok dan garpu,” ujarnya setengah berbisik namun cukup
bisa saya dengar.
Aduh,
luar biasa keren jika ibu-ibu itu bisa membawa landing sendok dan garpu
berlogo Garuda Indonesia. Saya kayak mau bawa pulang juga. Saya mau
pamer-pamer ke orang-orang pernah naik pesawat ekslusif Indonesia ini. Saya
taruh di lemari kaca kek, atau di gantung dekat ruang tamu biar
benar-benar norak.
Tampaknya,
aksi ibu itu menyimpan sendok dan garpu ke dalam tasnya telah digagalkan. Misi yang
berdarah hati. Benar memang, semakin sering kita naik pesawat terbang, semakin
aneh-aneh tingkah laku penumpang. Biasanya saya hanya mendengar anak-anak
menangis maupun suara orang mengucap syukur begitu pesawat landing
sempurna.
Lautan yang membelah – Photo by Bai Ruindra
Saya
kembali fokus pada hiburan di layar 10 inci. Nonton film lebih menarik daripada
mendengar celoteh penumpang lain. Rasa kantuk setelah makan tidak datang saat
itu.

Aba-aba akan mendarat di Cengkareng juga belum ada. Awan putih menebal di
mana-mana. Bandar Udara Sultan Iskandar Muda masih sangat jauh dari yang saya
khayalkan. 

Categories
Uncategorized

Hotel Dekat Bandara Soekarno-Hatta; Sensasi Kota Tangerang dan Ketepatan Waktu

Hotel dekat bandara
Soekarno-Hatta dengan fasilitas lengkap. Aeropolis dekat dengan bandara hindari
kemacetan. Hotel dekat bandara mudahkan traveler.


Saya pesan minuman es leci yakult seperti yang dipesan Mbak Katerina
kemarin. Mas Said yang menemani saya malam itu juga memesan minuman yang sama. Obrolan
kami melayang ke dunia yang benar-benar berbeda. Perbaduan antara kampung dan kota
yang melankolis satu sama lain. Malam Minggu itu menjadi malam terakhir saya menginap
di Swift Inn Aeropolis di Tangerang. Sebuah hotal yang ada di kompleks perumahan
Aeropolis yang dekat sekali dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Rasa leci itu sangat melegakan tenggorokan, setelah siang
berkeliling Jakarta. Mas Said mulai mencairkan suasana dan kami menjadi akrab
satu sama lain. Manager hotel Swift Inn itu begitu ramah sehingga sulit untuk
saya lupakan senyumnya. Di depan hotel, terdapat beberapa restoran kecil dan
swalayan. Malam hari menjadi tempat berkumpul pekerja bandara, pramugara yang ganteng
dan pramugari yang cantik. Namun, kami tak sedikit pun menyinggung soal
ketampanan maupun kecantikan mereka yang lalu-lalang dan bahkan duduk bersinggungan
dengan kami.
Hotel dekat bandara, Swift Inn Aeropolis – Photo by Katerina
Isi cerita yang semula banyak dari saya berubah menjadi rasa
Korea saat Mbak Sulis ikut nimbrung. Rekan
sekantor Mas Said itu bercerita soal Korea yang sudah saya gemari sejak dulu. 
Es leci yakult yang nikmat – Photo by Afit.
Malam
yang beranjak pergi sepertinya makin syahdu sembari saya menanti Bang Dwi
yang masih melanglang buana di bawah gemerlap langit Ibu Kota. Lepas magrib
tadi, saya dan Mas Said memang sempat menemani Mas
Ihwan
berkeliling kompleks sampai ke kolam renang dan arena gym.

Cerita Kami Sebelum
Hari Ini di Kampung Bekelir Tangerang

Awal 2019 menempatkan awal cerita tentang traveling itu. Saya pikir, tidak ada
salahnya untuk jalan-jalan sebentar setelah launching
laptop terbaik di Pullman Jakarta Central Park pada 17 Januari. Buru-buru
pulang ke Aceh mungkin saja akan cepat frustasi dalam kesendirian dan
menyibukkan diri dengan drama Korea yang sedang tayang. Rencana keliling Jakarta
kemudian disambut oleh Mbak Katerina meskipun kemudian batal karena lelah nge-DJ
di malamnya.
Mungkin, karena wisata Jakarta yang begitu-begitu saja kemudian
batal tidak membuat kami kecewa. Saya pun tidak begitu ngebet ini ke mana dan ikut rencana yang sudah disusun Mbak Katerina.
Menjelang siang dari Central Park ditemani jalanan yang mulus ke Kota
Tangerang. Mobil yang kami tumpangi masuk ke perkampungan penduduk, sawah
terhampar luas, bandara yang mulai terlihat dan pesawat take-off dan landing
mulai terdengar. Begitu dekatnya dengan bandara sampai-sampai saya hapal kapan
deru mesin di udara itu memekik keras.

Baca Juga: 

Secangkir Kopi Aceh untuk Temani Hari

Aeropolis diketuk dengan sebuah senyuman. Kompleks yang
lengkap di mana hotel, hiburan malam, sport
center
, tempat makan dan tempat nongkrong
dipadu menjadi satu yang bisa diakses oleh siapa saja. Kami saling berkenalan
dengan blogger yang ikut tur santai
ini, ada Mbak
Utami
dan Mbak
Vita
. Cerita yang kemudian menjadi dekat karena alasan yang tidak bisa
dijabarkan begitu saja.
Sore yang tiba-tiba menyalak, langit bergemuruh dipadu
dengan deru mesin pesawat terdengar sangat syahdu – dan juga garang. Kami cuma istirahat
sejenak di dalam kamar Swift Inn karena harus mengejar waktu ke Kampung Bekelir
serta kuliner Kota Tangerang.
Saya cukup terkejut saat Mbak Katerina bilang kalau pihak Aeropolis
dan Swift Inn akan mengajak kami wisata Kota Tangerang. Rencana semula otomatis
batal lagi namun kali ini sangat terbantu dengan tawaran dari manajemen hotel. Kami
mengitari taman kota, sunset di Sungai
Cisadane, Kampung Bekelir yang penuh warna dan tentu saja wisata kuliner.
Selain kami, media lokal juga meliput aktivitas ini serta Kang
Ikbal dan Nong Kharisma Kota Tangerang yang menjadi guide. Sayangnya, hari itu gerimis menyelimuti hawa panas dari tubuh
kami. Sebelum ke Kampung Bekelir, kami makan Laksa di tempat khusus. Jadi,
kalau ke Tangerang ada tempat khusus untuk kuliner ini.
Laksa, kuliner wajib Kota Tangerang.

Laksa dan otak-otak yang nikmat.

Siapa yang tidak tergoda di saat gerimis?
Kampung Bekelir terlihat begitu saja. Saya salut dengan ide
dan kreativitas yang tertuang di sini. Adalah warna-warni yang menyemarak hidup
dari segala sudut. Selama ini, saya cuma melihat rumah, jalan setapak maupun
dinding-dinding sampai atap diwarnai sedemikian indahnya dalam liputan
televisi. Kali ini, saya melihat langsung dan merasakan sendiri perpaduan antara
keindahan dan juga ide yang mahal untuk menghadirkan sebuah karya seni.
Kampung Bekelir menjadi objek wisata menarik di Kota
Tangerang. Mural yang dibuat menjadi daya tarik yang tak bisa dilupakan begitu
saja. Tak ada yang berwarna putih atau satu warna saja di sini. Di mana-mana
adalah perpaduan warna dan lukisan dengan beragam makna. Disebut, mural di
Kampung Bekelir ini dibuat oleh 120 seniman mural dari seluruh Indonesia. Wajar
jika Kampung Bekelir dijejaki oleh banyak orang, termasuk rombongan tur kami.
Mas Priyo jadi model sesaat dalam diam.

Begini warna-warni Kampung Bekelir Tangerang.

Senyum anak-anak di Kampung Bekelir Tangerang.

Nah, keren bukan? Apapun diwarnai.

Salah satu tempat yang menarik perhatian.
Senja di Kampung Bekelir Tangerang yang indah sekali.

Letih berkeliling Kota Tangerang itu sudah pasti. Malam yang
sendu dalam gerimis membuat kami ingin segera tidur pulas. Kampung Bekelir
menyisakan cerita tersendiri di benak kami masing-masing.

Kamar Sejuk Swift Inn
Aeropolis Tangerang

Afit sekamar sama
saya di Swift Inn. Padahal, sejak beberapa kali event di Jakarta, saya selalu ingin sekamar sama Afit. Entah kenapa
itu, pokoknya ingin saja demikian. Kamar
Swift Inn di Aeropolis Tangerang ini tergolong nyaman untuk traveler, apalagi jika kamu cuma singgah
sesaat sebelum melanjutkan penerbangan. Swift Inn tak lain anak perusahaan dari
IntiWhiz Internasional yang dikelola oleh PT Intiland Development Tbk.
Perusahaan ini telah memiliki banyak sekali penginapan murah di hampir seluruh Indonesia.
Swift Inn yang terdapat di kompleks apartemen Aeropolis ini termasuk
salah satu hotel murah yang sangat direkomendasikan untuk hotel transit. Selain
murah, hotel ini sangat dekat dengan bandara dan juga terdapat Shuttle Bus
dalam 2 jam sekali. Jadi, untuk kita yang ingin ke bandara cukup pakai bus ini
saja dengan biaya Rp. 15.000, lebih murah daripada naik taksi.
Swift Inn Aeropolis di Tangerang memiliki 140 kamar dengan
84 kamar Standar dan 56 kamar Transit. Kamar hotel ini berada di lantai dasar
yang bentuknya sangat menarik dan memiliki lorong dengan warna khas. Lantai 2
merupakan apartemen yang bisa dibeli maupun disewa menurut kebutuhan. Rata-rata
pembeli dan penyewa adalah mereka yang bekerja di bandara.
Kamar yang rapi itu bisa disewa dengan harga Rp. 223.000
untuk kamar Standar Hollywood 8 jam, dan Rp. 280.000 untuk kamar Standar Twin. Menginap
di sini akan mendapatkan fasilitas berupa Wi-Fi gratis, AC, air mineral, parkir
yang luas, resepsionis yang melayani 24 jam, pengamanan selama 24 jam sarapan gratis
dan juga hiburan malam yaitu tiap malam Jumat ada live music.
Hotel murah ini cukup dekat dengan masjid, mesin ATM,
swalayan, kolam renang dan juga bisa fitnes di area sport club. Lokasi yang dekat dengan bandara dan semua fasilitas
mendukung membuat Swift Inn menjadi hotel pilihan untuk hotel transit. Biasanya,
saya transit di hotel biasa yang cuma bisa tidur manis di dalam kamar tanpa
bisa berbuat apa-apa sebelum melanjutkan penerbangan keesokan harinya.
Lorong menuju kamar.

Kamar yang nyaman di Swift Inn.

Peralatan mandi yang lengkap.

Lobi yang nyaman untuk tempat ngobrol
Live musik tiap malam Jumat.

Afit ngapain itu?

Oryx Restoran
Aeropolis

Sarapan dan makan malam kami di Oryx Restoran, persis di
depan hotel. Mungkin agak aneh melihat restoran hotel dibangun terpisah. Namun,
sekali lagi, kawasan Aeropolis adalah kompleks untuk semua orang. Demikian pula
dengan restoran ini yang bebas dimasuki oleh siapa saja yang ada di sekitar
kompleks, baik untuk sarapan, makan siang maupun makan malam.
Menu yang dihadirkan beragam. Kami menikmati menu seperti mie
rebus, mie goreng, soto, capcay, cah kangkung telur puyuh, omelet dan nasi
goreng. Tiap sesi makan berbeda menu dan dihidangkan dengan cepat oleh
pramusagi. Sambil makan, kita akan ditemani oleh musik lembut.
Menu yang lezat.

Dagingnya renyah.

Mie yang lezat.
Ayo siapa yang mau ikut makan?

Apartemen Aeropolis
yang Mewah

Saya sudah sebut di awal, selain hotel ada pula apartemen
siap huni di kawasan Aeropolis Tangerang. Apartemen ini bisa dibeli maupun
disewa. Selain pekerja di bandara terdapat pilot, pramugari dan pramugara yang
tinggal di apartemen ini. Beberapa kali saya berpas-pasan dengan pramugari dan
pramugara yang sedang berangkat ke bandara ataupun baru saja pulang.
Nama juga apartemen tentu saja harganya juga tidak main-main.
Belum lagi bicara keamanan yang sangat terjamin di kawasan ini. Aeropolis memiliki
2 tipe apartemen yaitu Crystal dengan 2 kamar dijual dengan harga Rp. 700-800
juta per unit. Tipe Studio dijual dengan harga Rp. 200-300 juta per unit. Harga
sewa untuk tipe Crystal adalah Rp. 5-6 juta perbulan dan tipe Studio dengan
harga Rp. 1,8-2 juta perbulan.
Dekorasi apartemen di Aeropolis sangat menarik dan memiliki
cita rasa tersendiri, baik dalam penempatan isi ruangan maupun pemilihan warna
yang cerah. Saya suka pemilihan warnanya yang melambangkan bahwa hidup ini
harus selalu berbahagia.
Bolehlah jika berkhayal suatu saat tinggal di kawasan
Aeropolis, mungkin saya akan memiliki satu di antara apartemen yang dijual ini.
Selain dekat dengan bandara juga tidak begitu kesulitan untuk ke Jakarta. Toh, transportasi ke Ibu Kota dari Kota
Tangerang juga beragam. Pesan online
langsung diantar ke kompleks, mau naik kereta api juga tidak masalah. Vina
sesekali nyelutuk untuk beli
apartemen ini. Sayangnya, Mbak Dian
nggak ikutan sampai melihat mewahnya tata letak apartemen di sini.
Kamar yang mewah di apartemen Aeropolis.

Peralatan dapur yang disusun rapi.

Ruang tamu yang berwarna.

Kamar ini juga menarik bukan?

Susun baju yang rapi.

Nyaman dan aman tinggal di apartemen Aeropolis.

Berenang Bersama
Pramugara Ganteng atau Dilatih Instruktur Gym Tampan

Aeropolis termasuk sebuah kompleks yang lengkap. Sehat badan
juga menjadi perhatian khusus sehingga penghuninya benar-benar nyaman. Sport club tidak hanya memberikan
pemandangan soal ganteng dan gagah semata, tetapi bisa membuat kita awet muda.
Mas instruktur yang lupa saya tanya namanya, akan membantu kita
untuk mengecek kesehatan secara berkala. Jadi, saat berlatih usai atau
sebelumnya, kita cek dulu apa yang perlu ditambah atau dikurangi. Senyum mas instruktur
tampan ini bisa menghipnotis saat memberikan aba-aba.
Peralatan gym yang lengkap.

Mau ikut yoga sama Mbak Utami?

Sanggup berapa kilo angkatnya?

Mas instruktur tampan kasih tahu Mbak Vita apa yang kurang dan lebih di kesehatannya.

Siap berlatih dengan mas instruktur tampan ini?
Di sini, alat untuk latihan sangat lengkap. Bisa angkat
beban sampai yoga. Tidak puas berlatih dengan alat, bisa langsung turun ke
bawah untuk berenang. Jadi, bisa pilih antara dua; berenang bersama pramugara
ganteng
atau dilatih oleh instruktur gym tampan.
Kolam renang yang menggoda.

Di depan itu, ada pramugara ganteng sedang berenang.

Rekomendasi Hotel
Transit Murah

Hotel Swift Inn Aeropolis Tangerang.
Swift Inn Hotel di Aeropolis Tangerang merupakan salah satu
hotel transit terlengkap dan termurah. Hotel ini masuk ke dalam list saat saya bepergian nanti dan butuh
penginanap murah. Alasan utama adalah dekat dengan bandara, fasilitas lengkap, mudah
akses ke ruang publik, memiliki jadwal Shuttle Bus yang bisa disesuaikan dengan
jadwal penerbangan, pelayanan yang ramah dan kamar yang nyaman.
Categories
Uncategorized

Lamaran Ditolak Orang Tua, Wanita Cantik Ini Rela Berzina dengan Pacarnya

Lamaran ditolak. Lamaran ditolak orang tua pacar bertindak. Lamaran ditolak orang tua gadis hilang keperawanan. Kisah cinta lamaran ditolak lalu berzina. 

Setiap wanita ingin punya suami, bukan? Wanita mana yang tidak ingin berpasangan. Wanita mana yang tidak ingin hidupnya terlindungi.
Wanita mana yang tak ingin hidupnya ada pegangan. Wanita mana yang selalu ingin sendiri. Wanita mana yang tidak ingin mengandung lalu punya anak. Sebagai wanita normal saya ingin mendapatkan semua itu! 
wanita cantik berzina
Ilustrasi – tribunnews.com
Saya hidup di pelosok, kehidupan yang biasa-biasa saja sebagai seorang kampung. Pagi hari saya ke kebun karet, pulangnya ke sawah. 
Begitu terus rutinitas yang saya lakukan bersama kedua orang tua. Malam hari saya mengaji kitab kuning di pesantren kampung yang namanya sudah melambung sampai ke hampir seluruh kota. 
Semua berawal ketika saya sadar bahwa umur sudah terus beranjak naik. Teman-teman sepermainan, adik-adik di bawah saya, sudah banyak yang menikah dan mempunyai anak. 
Saya pun ingin mengalami hal yang sama. Saya punya rahim untuk melahirkan, dan saya ingin punya suami!

Petaka Zina Itu Datang Tiba-tiba

Saya menjalani hidup tak ubah sebagai bidadari kesepian. Beberapa kumbang hinggap namun tak satu pun yang mengajak saya menikah. 
Saya sadar kelemahan itu datang dari dalam diri saya yang tidak bisa memberikan lebih kepada para kumbang.
Ada yang cocok di hati saya ternyata tidak dengan Ibu. Cocok dengan Ibu hati saya menolak. Kepala tiga sudah saya lewati satu, artinya umur saya sudah sangat sesuai jika punya pasangan. 
Wajah saya pun tidak jelek-jelek amat, standar gadis kampung yang bisa menggaet pria. Paling tidak sebagian pria yang mengajak pacaran aman nyaman saja dengan saya, hanya belum ada yang mengajak menikah! 
Semenjak saya terlibat dalam kegiatan pertanian di kampung saya mengenal seorang pria. Lebih muda enam tahun dengan saya. 
Kegiatan ini melibatkan kami, sebagai orang yang ditunjuk kampung saya kerap menghabiskan waktu bersamanya. Kegiatan kami adalah mendampingi warga membuat pupuk alami dan menanam padi secara alami. 
Kami dekat, mungkin sebagai sahabat, baginya. Sebut saja namanya Wadi. Orangnya tinggi berotot, wajahnya babyface dan warna kulitnya lebih terang dariku. 
Kedekatan kami memuncak mulai Februari, waktu kami sama-sama mendapat undangan ke pulang Jawa. Mulai Jakarta sampai Jawa Tengah kami melintasi pertanian melihat bagaimana masyarkat sana bercocok tanam. 
Selama sebulan – bersama lima teman lain – kami mendapat pelatihan di kantor pusat Jakarta dan terjung lapangan. 
Aktivitas yang kami lalui pun semakin padat, kami sering bersama dan mengabaikan teman-teman lain. Rupanya, Wadi pun merasa nyaman dengan kehadiran saya dalam hidupnya. 
Bahkan, Wadi yang sudah beberapa kali ke Jakarta mengajak saya ke mall, nonton film dan makan bersama saat waktu senggang. Tentu saja tanpa mengajak teman-teman lain, karena kami hanya ingin berdua saja. 
Wadi berkata jujur, bahwa dia punya kekasih. Saya pun tak memaksa dia memutuskan kekasihnya. Wadi yang entah apa yang dia rasakan, mengatakan bahwa dia akan memutuskan kekasihnya jika saat ingin menjalin kasih bersamanya. 
Dalam pesawat pulang dari Jakarta ke Aceh, saya menerima tawarannya. Kami tertawa saat orang lain terlelap, kusandarkan lelah di pundaknya, dibelainya tangan saya mesra. Semua dilakukan Wadi atas dasar sayang, katanya. 

Hamil Sendiri Setelah Berzina dengan Pacar Semalam

Hubungan kami berlangsung sangat cepat. Wadi sering datang ke rumah saya. Saya pun beberapa kali diajak main ke rumahnya. Keluarga kami sudah mengenal dekat, Ibu suka dengan Wadi dan Ibu Wadi ternyata tidak senang. 
Kedekatan yang saya artikan bukanlah sebagai kedekatan khusus bagi Ibu Wadi. Ibu Wadi tetap menganggap saya sebagai rekan kerja dan tidak mau lebih dari itu. 
Wadi yang sudah gelap mata dan saya yang sudah terlena, mengabaikan restu Ibu Wadi. Apalagi saat di rumah saya, Wadi diperlukan bagai raja oleh Ibu dan saya pun memperlakukannya sebagai orang yang sangat istimewa. 
Di malam yang tak pernah terlintas akan ada pria lain di rumah saya, selain Ayah. Wadi pun menginap. Sekali dua kali bahwa berkali-kali. Sebagai pemuda wajar saja Wadi tidak pulang ke rumahnya karena orang tua sudah lepas tanggung jawab terhadapnya. 
Kejadian itu terjadilah. Saya dan Wadi melakukan yang tidak seharusnya kami lakukan. Waktu berjalan tanpa berdampak apapun. 
Sampai di Juni saya merasa keraguan mendalam. Sudah tiga bulan saya merasa janggal dengan siklus bulanan wanita. Saya tak pernah merasa ada darah yang berkucuran dari bawah sana. 
Saya ke puskesmas di temani Ibu, positiflah saya mengandung tiga bulan. Wajah saya pias dan Ibu mendadak hampir pingsan. 
Ke depan saya akan menerima petaka yang selama ingin selalu ingin dihindari wanita. Hamil diluar nikah! Bukan pilihan tepat! 
Sebelum saya sampaikan pada Wadi, berbagai cara saya lakukan sesuai anjuran Ibu guna melunturkan kandungan. 
Berobat obat-obatan kampung. Hasilnya, tidak berdampak apa-apa. Apalah luntur setetes darah pun, mual saja tidak saya rasakan. 
Dua minggu sebelum bulan puasa saya menikah dengan Wadi. Nikah yang tidak diketahui oleh semua orang. Dibantu paman saya yang bekerja di KUA saya menikah dengan Wadi. Raut wajah Wadi tidak seperti biasanya. 
Dia terlihat tertekan. Kami menikah bukan di KUA kecamatan saya dan Wadi berdomisili, paman saya merekomendasikan ke kecamatan lain. Kami menikah di bawah tangan. Rasanya tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Saya lihat Wadi melafalkan akad nikah dengan terpaksa. 

Pacar Lari Setelah Menghamili

Hari-hari setelah itu kami tak pernah tegur sapa. Wadi pun punya alasan sendiri tidak menjumpai saya. Entah siapa yang mengabarkan berita itu, pernikahan kami menyeruak sampai ke seluruh kecamatan. 
Wadi yang sebelumnya sebagai penanggungjawab fasilitator pertanian di kecamatan, menerima keputusan pahit. Wadi dipecat dan mendadak menghilang. 
Keputusan ini bukan dari kecamatan langsung, namun dari pihak lembaga yang berpusat di Jakarta. 
Menghilangnya Wadi berimbas pada saya yang semakin hari semakin membuncit. Dua hari sebelum puasa, orang tua kampung Wadi datang ke rumah kepala desa saya. 
Meminta pertanggungjawaban karena sudah mengambil Wadi tanpa diketahui oleh warga sana. Apalagi orang tua Wadi tidak tahu-menahu pernikahan kami. 
Kurasa dunia mendadak semakin gemerlap dengan cemoohan. Kepala desa kami memang tidak tahu bahwa kami akan menikah. Kepala desa lepas tangan dan tidak mau terlibat dalam perkara ini. Tinggallah saya dan keluarga yang dirong-rong keluarga 
Wadi. Ibu Wadi yang semula sudah berkhutbah bahwa Wadi tidak berbuat apapun dengan saya, datang ke rumah, mengatakan bahwa Wadi tidak akan diberikan kepada saya! 
Wadi benar-benar pergi. Entah atas desakan Ibunya entah karena keinginannya sendiri. Berulang kali saya hubungan ke nomor ponsel Wadi selalu mailbox. 
Saya tidak mengerti apa yang terjadi. Tidak ada penjelasan Wadi akan masalah besar dan perut saya yang semakin membesar. 
Mencari ke kampung Wadi bukan keputusan tepat, kabar yang kutahu dari teman-teman lain Wadi pun tak pernah melintas lagi di kampungnya. 

Hujatan dan Makian untuk Wanita Hamil di Luar Nikah

Wadi sudah menghilang. Sebulan puasa, seminggu Idu Fitri. Wadi tak pernah menampakkan kehidupannya dalam kehidupanku. Orang-orang terus berkata; 
“Sudah ngaji di pesantren masih berbuat zina!”
“Alumni pesantren dan santri kesayangan ustad hamil diluar nikah!” 
“Panutan kampung kok jadi hama di kampung!” 
Dan lain-lain. 
Kuterima dalam sendiri, tanpa Wadi. Bukan hanya Wadi yang menerima perlakuan tidak enak, saya sebagai wanita lebih parah dari itu. Wadi tidak berbentuk fisik atas nafsu yang sudah kita perbuat, saya membuah hasil yang akan dibuahi setelah sembilan bulan. 
Wadi bisa lari ke mana saja tanpa dianggap cacat, saya yang menerima cacat setelah melahirkan dan punya anak. Wadi bebas bisa menikah dengan wanita lain. 
Saya? Menikah dengan siapa lagi? Wadi tidak sadar, bahwa kita melakukan perbuatan dosa itu lantaran kita sama-sama ingin melakukannya. 
Bukan karena saya paksa, bukan karena saya mau. Wadi nginap di rumah saya pun karena Wadi ingin, jika tak mau dengan hubungan kami kenapa Wadi tidak menolak semua permintaan saya? 
Hidup tanpa suami – ditinggal suami – setelah hamil rasanya tidak bisa dikatakan dengan kata-kata. Saya ingin bahagia bukan menderita sendiri. Saya ingin punya suami dan anak. Saya ingin anak saya punya ayah. 
Wadi, dia menjadi pengecut! Saya baru sadar dia lebih lemah dari fisiknya. Begitu indahnya bagi pria, setelah menabur benih bisa bebas melayap keliling dunia! 
***

Seperti yang diceritakan wanita itu kepada penulis.