Tag: #ASUS
Model
|
Harga Lama
|
Harga Baru
|
Selisih
|
ZenFone Max ZC550KL 2/16GB
|
2.199.000
|
1.799.000
|
400.000
|
ZenFone Max ZC550KL 2/32GB
|
2.299.000
|
1.899.000
|
400.000
|
ZenFone Selfie ZD551KL 3/16GB
|
2.499.000
|
2.099.000
|
400.000
|
ZenFone Selfie ZD551KL 3/32GB
|
2.699.000
|
2.299.000
|
400.000
|
ZenFone 2 ZE550ML 2/16GB
|
2.499.000
|
1.849.000
|
650.000
|
ZenFone 2 ZE551ML 2/16GB
|
2.499.000
|
1.699.000
|
800.000
|
ZenFone 2 ZE551ML 4/32GB
|
2.999.000
|
1.999.000
|
1.000.000
|
ZenFone 2 Laser ZE601KL 3/32
|
2.699.000
|
2.299.000
|
400.000
|
“ASUS ZenBook Flip UX360UAK merupakan bukti nyata bahwa ASUS sangat serius menggarap pasar ultrabook dan convertible di Indonesia. Setiap ada inovasi terbaru yang dihasilkan oleh perusahaan pengembang teknologi komputasi kelas dunia, ASUS segera menghadirkannya pada pengguna.” Juliana Cen, Country Product Group Leader ASUS Indonesia.
![]() |
Foto bunga kamera smartphone yang detail dan fokus – photo by Bai Ruindra |
kok difoto!”
yang ngena jika saya sangat sensitif terhadap segala rasa. Benar sih,
ngapain foto bunga? Konteks keindahan itu sebenarnya terletak pada
bunga. Jika saya kembali bertanya, siapa yang nggak suka bunga?
Baca Juga
Eksplore
Bali dengan Kamera Zenfone 3
alasannya, setiap orang suka bunga. Jika tidak bunga hidup, suka kepada bunga
mati, atau aroma bunga di parfum. Intinya, suka atau tidak dengan bunga itu
sangat universal sekali. Bukan pula seorang pria suka bunga karena hidupnya
melankolis, melodrama, sensitif atau berperangai seperti wanita. Ada alasan
yang membuat seorang pria mengarahkan indera ke bunga, membidik kamera ke
bunga, dan itu hanya pria tersebut yang tahu.
kamera smartphone saat ini tidak bisa lagi dimanipulasi. Memang, banyak
aplikasi pemanis yang bisa diinstal dari Google Play atau App Store. Seiring perkembangan
teknologi, smartphone yang digagahi dengan segenap fitur menarik,
fitur-fitur kamera DSRL kemudian juga diboyong ke kamera ponsel pintar. Smartphone
high end yang laris bagai kacang rebus membuat produsen berlomba-lomba
dalam memamerkan hasil tangkapan kamera ponsel tersebut. Salah satu fitur yang
dibenamkan adalah autofocus. Bunga menjadi salah satu objek yang mudah
didapat, mudah ditangkap oleh autofocus kamera ponsel, warna yang
mencolok, dan detail yang rapi.
![]() |
Bunga ini ada di Terima 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten – Photo by Bai Ruindra |
![]() |
Bunga ini biasa saja tetapi tampak sangat detail dari kamera smartphone yang dibekali fitur autofocus – Photo by Bai Ruindra |
![]() |
Sudut pandang yang berbeda membuat bunga juga tampil unik dan menaik. Bunga ini ada di Pura Ulun Danu Bratan, Bedugul, Bali – Photo by Bai Ruindra |
smartphone high end yang ada saat ini telah mampu menangkap detail bunga
dengan jelas, jernih dan tidak pecah walau dilakukan pembesaran. Memotret bunga
pada dasarnya tidak memerlukan teknik khusus, kamu hanya memerlukan kamera yang
“bagus” dengan autofocus, objek bunga akan langsung ditangkap dengan
mudah. Teknik-teknik dasar dalam memotret bunga sebenarnya kembali kepada
pembiasaan kamu. Seberapa sering memotret, mau atau tidak mencoba memotret
bunga, nyaman nggak dengan hasil foto tentang bunga, dan tentu kendala lain.
fotografi untuk kamera smartphone dapat dimulai dengan memotret bunga. Toh,
di mana-mana kamu dengan mudah bisa melihat bunga. Bunga yang sedang mekar
menjadi objek yang begitu menarik. Pertama kali mengarahkan kamera smartphone
ke bunga sedang mekar, kamu memang tidak akan mendapatkan detail yang
akurat. Mengejek orang sedang memoret bunga memang sangat mudah, memoret bunga
sehingga dapat hasil yang benar-benar fokus, detail, unik dan backgroud yang
blur tidak mudah.
![]() |
Fokus ke langit dengan bunga kecil juga menjadi menarik. Ranting dan bunga ini ada di Pura Taman Ayun, Bali – Photo by Bai Ruindra |
![]() |
Belajar fokus dan blur bisa diawali dari memoret bunga. Kebiasaan ini bisa diterapkan pada objek yang lain. Bunga ini terdapat di Pura Taman Ayun, Bali – Photo by Bai Ruindra |
memotret bunga!”
Sederhana pula. Tetapi lihat dulu hasil tangkapan kamera smartphone mahal
kamu itu. Sudah fokus? Masih goyang? Sudah detail? Sudah blur bagian belakang?
memoret bunga adalah mendekatkan kamera smartphone ke objek. Kamera
smartphone seperti ASUS Zenfone 3 yang telah dibekali autofocus
dengan mudah akan mengunci objek. Saat mengambil foto bunga berbeda dengan
foto alam. Bunga adalah objek yang sederhana namun belum tentu mudah ditangkap
dengan kamera. Bunga adalah objek biasa saja sehingga memerlukan sudut pandang
yang berbeda sehingga hasilnya tampil lebih manis.
kamera ponsel harus didekatkan dengan bunga? Karena tangkapannya akan lebih
detail, lebih fokus dan juga latar belakang yang dapat disamarkan atau tidak
sesuai selera pemotret.
![]() |
Rangkaian bunga yang sudah layu ini terdapat di kamar kecil Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali – Photo by Bai Ruindra |
bunga dari kamera smartphone sangat beragam. Semua ini tergantung dari
sudut pandang kamu mengarahkan kamera. Sudut pandang dalam mengambil foto
dengan objek bunga juga sangat diperlukan. Sekeliling bunga tentu memiliki
pemandangan tersendiri. Apakah kamu mengabaikannya. Apa akan dijadikan latar
belakang. Apa akan dibiarkan sekenanya saja.
coba-coba yang saya lakukan dalam memotret bunga perlahan-lahan mendapat hasil.
Dukungan kamera smartphone mumpuni membuat bunga lebih hidup di layar
ponsel maupun laptop.
saya memotret semua bunga? Tentu tidak. Ibarat menyukai seseorang, feeling
itu juga datang dengan sendirinya. Bunga ini layak nggak difoto. Bunga ini
memiliki sudut pandang yang bagus atau nggak. Bunga ini memiliki rentang yang
luas atau kecil. Latar belakang bunga ini akan seperti apa. Semua pertimbangan
ini akan muncul tiba-tiba saja begitu melihat bunga sedang mekar. Tak heran
jika ada hasil foto yang biasa-biasa saja padahal sudah sangat yakin dengan
objek yang dimaksud.
Baca Juga
Pura
Ulun Danu Bratan Ikon Lima Puluh Ribu Rupiah yang Bersih dan Nyaman
memang selalu indah. Belajar memotret terutama soal fokus, detail, dan insting
tentang objek, bunga bisa menjadi pilihan. Tips ini berdasarkan pengalaman
pribadi. Teori perlu dipelajari seperlunya saja. Praktik jauh lebih penting
dari itu. Saya tidak mempelajari teori ini dan itu. Smartphone dengan
kualitas kamera bagus ada di tangan, coba-coba itu perlu dilakukan. Soal keindahan,
begitu saja seadanya, mengalir seperti air!
![]() |
Tim 22 Juara ASUS the Incedible Race, Nusa Dua, Bali, 08 September 2016 |
Dua, Bali, yang tidak begitu bersahabat pagi itu, 08 September 2016, gerimis
tiba-tiba muncul, hujan melebat tak sengaja dan mendung membayang hampir
menutupi pandangan. Tertatih saya beserta blogger lain keluar dari Hotel Courtyard
by Marriot Bali menuju Inaya Putri Bali. ASUS The Incredible Race
Indonesia dimulai dari sana. Jalan setapak yang dilalui untuk sampai ke
titik start berembun manja dengan rumput-rumput yang mengeluarkan aura
dingin. Sepanjang jalan yang basah, gelak tawa dan langkah cepat menghibur hari
menuju kemenangan di senja nanti. Game seru yang dilaksanakan oleh ASUS
Indonesia kali ini melibatkan lebih 500 peserta yang terdiri dari blogger,
media partner dan dealer.
![]() |
Hotel Courtyard by Marriot Bali, Nusa Dua, Bali – Photo by Bai Ruindra |
![]() |
Sarapan dulu di Hotel Courtyard by Marriot Bali – Photo by Bai Ruindra |
jalan menuju Inaya Putri Bali, saya bertanya-tanya siapa saja yang tergabung
dengan Tim 22, sesuai dengan keterangan di tag name yang telah saya
kalungkan. Jalan menuju ke tempat kami berkumpul ini menampilkan pemandangan
yang menarik; bangunan eksotik, monumen, air mancur, pura, dan orang-orang
berjualan di bawah gerimis serta payung kuning seakan-akan di sana akan atau
baru saja digelar pesta pernikahan.
![]() |
Salah satu yang menarik di sepanjang jalan Nusa Dua, Bali – Photo by Bai Ruindra |
![]() |
Petugas kebersihan di Nusa Dua, Bali – Photo by Bai Ruindra |
![]() |
Salah satu pintu masuk hotel yang memiliki ciri khas Bali – Photo by Bai Ruindra |
![]() |
Gaya Eropa menuju Inaya Hotel Bali – Photo by Bai Ruindra |
![]() |
Seorang ibu berjualan di jalan menuju Inaya Hotel Bali – Photo by Bai Ruindra |
![]() |
Jalanan yang sepi – Photo by Bai Ruindra |
melalui lorong yang bercita rasa Eropa, kami sampai ke “pintu” masuk ASUS The Incredible
Race. Lautan manusia putih dibaluti oleh mendung di bibir pantai ini. Suara
musik menghentakkan telinga. Pengumuman terdengar nyaring, mengabarkan untuk
semua peserta mencari kedudukannya masing-masing. Saya celingak-celinguk ke
papan nama yang diangkat tinggi-tinggi oleh Pemandu Tim 22, yang kemudian saya
tahu namanya Desi. Desi seorang wanita berkerudung yang terlihat sangat
antusias sejak perkenalan kami di game ini.
![]() |
Lautan manusia yang siap bertempur dalam ASUS The Incredible Race – Photo by Bai Ruindra |
![]() |
Mulai pertarungan – Photo by Bai Ruindra |
22 terdiri dari media partner dan blogger. Perkenalan yang singkat,
sambil lalu, di bawah gerimis yang tiba-tiba datang lagi, kami berkumpul jadi
satu dari Banda Aceh, Bandung dan Bali. Gerak cepat pun dimulai, penentuan
ketua tim dan grup WhatsApp dibuat. Khirzan Noeman, seorang pria yang gagah,
tampan, lembut di sisi berbeda, mata sipit, berkacamata dan berasal dari
Bandung kami tunjuk sebagai ketua. Yudhi Raven kemudian mengemudi sebagai Group
Admin di WhatsApp dengan lebel yang cukup keren, Zenfone 3 109 Juta.
Grup ini dibentuk untuk memudahkan komunikasi Tim 22. Bisik-bisik di grup mulai
terasa seperti perkenalan, saling menyemangati dan optimis menang.
The Incredible Race mulai terasa auranya begitu melewati pukul 09.00 WITA. Semua
peserta tiap tim sudah menentukan ketua dan telah menerima arahan dari panitia.
Khirzan memberikan arahan kepada kami dengan cepat dan memburu waktu sambil menscan
barcode yang telah diberikan untuk memulai game. Zenfone 3 yang
telah diisi baterai dengan penuh dan paket data dari simPATI sebesar 3GB siap
menemani keseruan ini. Barcode yang telah discan pada aplikasi
QR Droid menunjukkan arah station pertama, ke Novotel Bali Nusa Dua Hotel
& Recidences.
MAP pun dibuka. Arah jalan telah ditentukan. Khirzan mengomandoi kapal kami
dengan langkah cepat di depan barisan. Tim lain juga berburu waktu di samping
kanan, depan dan belakang. Semangat pagi masih terasa. Misteri di station
pertama masih tanda tanya. Satpam yang berdiri di entah pintu masuk hotel apa
menjadi pelipur sebuah pertanyaan, “Di mana Novotel?”
ditunjuk, langkah semakin cepat. Begitu Novotel Bali Nusa Dua Hotel &
Recidences terlihat di depan mata, kami bersorak. Hati kami berlabuh ke sini
dan memulai permainan dengan menakjubkan. Karena satu hal yang dimulai dengan
mudah, bisa saja langkah ke depan juga terasa ringan. Permainan pertama di
station pertama adalah Tebak Lagu, sebuah game yang
“ringan” untuk mereka yang datang dari Bandung. Aktivitas teman Bandung sebagai
penyair radio menyantap lagu-lagu barat yang diperdengarkan dengan rakus. Yudhi
dan Fearly adalah pahlawan kami di babak ini. Tak lebih 10 menit keduanya mampu
menebak 20 lagu. Bahkan, beberapa lagu langsung bisa ditebak walaupun baru mendengar
intro saja. 1 poin dikonversikan menjadi uang senilai Rp.100.000. Station
pertama kami telah mengantongi Rp.2.000.000 dengan landing sempurna.
kembali melakukan scan barcode yang telah diberikan oleh station
pertama ini. Gerak kami semakin semangat. Tebak-menebak permainan apalagi yang
akan kami lalui jadi semakin seru. Station kedua cukup jauh dari Novotel namun
kami begitu semangat mencapainya. Semangat itu luntur sejenak begitu tiba di
station kedua kami harus mengantre selama 30 menit untuk dapat berkeliling
dengan kendaraan yang telah disediakan panitia untuk menguji ketangkasan kamera
dan rekaman video Zenfone 3. Pernah berpikir bahwa kapal kami dengan nahkoda
yang tegas dan bijaksana ini akan mendayung lebih pelan. Namun tidak demikian,
station kedua ini kami lalui dengan hampir sempurna walaupun tidak sampai
membawa 20 poin.
![]() |
Jalanan Nusa Dua, Bali yang romantis – Photo by Bai Ruindra |
![]() |
Istirahat sejenak Tim 22 |
Paninsula Island! Itu hasil scan barcode untuk Tim 22. Desi sebagai
pemandu kami sedikit demi sedikit mulai mencair. Semula Desi cukup sukar
membuka diri, perlahan mulai mengiyakan. Entah karena panas yang semakin menyentak
kepala atau karena lelah begitu saja. Paninsula Island merupakan sebuah tempat
wisata di Nusa Dua. Jaraknya cukup jauh dari station kedua bahkan dari Bali Collection,
tempat seharusnya kami makan siang. Waktu telah sampai pukul 11.30, tiap
station akan tutup pada pukul 12.00 sampai 13.00. Kami mengalami pro dan
kontra. Ada yang ingin terus lanjut, ada yang berhenti sejenak. Setelah
berdekat panjang lebar, akhirnya kami makan siang terlebih dahulu di salah satu
restoran area Bali Colletion dengan voucher Rp.150.000.
ini terasa telah sangat melelahkan di siang terik. Kami belum menyerah. Desi membisikkan
bahwa kami masih unggul dari tim-tim lain. Semangat kembali menyala. Gerak langkah
berpacu dengan cepat untuk mencapai Paninsula Island.
![]() |
Paninsula Island yang menawan – Photo by Bai Ruindra |
![]() |
Wisatawan di Paninsula Island, Nusa Dua, Bali – Photo by Bai Ruindra |
![]() |
Berduaan itu berjuta rasanya – Photo by Bai Ruindra |
![]() |
Istirahat dulu sebelum panjat bambu kering – Photo by Bai Ruindra |
Island yang menawan di bawah terik matahari membuat lelah terasa sepoi-sepoi. Di
setiap sudut pantai ini, orang-orang bercengkrama bersama keluarga mereka. Bule-bule
berjemur dan mandi laut seadanya pakaiannya. Tantangan pertama adalah melatih
keseimbangan kamera Zenfone 3. Tubuh yang lelah tetap saja tak melawan saat
ditatih ke atas bambu kering. 15 menit waktu yang diberikan telah kami lalui
dengan poin hampir 20, saya lupa jelasnya berapa. Barcode discan
kembali dan kami menuju station berikutnya di dekat ini. Jalan tikus kami
tempuh untuk mencapai station yang ternyata sedang istirahat. Di station ini,
sedikit memaksa kami meminta panitia untuk segera memberikan tantangan yang
kemudian kami tahu untuk menguji fitur HDR Pro dari Zenfone 3. 20 foto
diberikan, kami menyebar, namun hanya 16 foto yang kembali kami bawa pulang dengan
hasil tangkapan kamera sesuai foto yang diberikan panitia tepat waktu sebelum
usai 15 menit.
beberapa pos lagi yang kami lalui, sebagian mencapai poin 20, sebagian tidak. Kisah
lucu tentu saat kami ditantang untuk menari Bali. Gerak yang sama sekali belum
kami tahu, kecuali peserta dari Bali. Permainan yang tercepat setelah menebak
lagu adalah memotret dengan fitur Low Light di Hotel Courtyard by Marriot Bali.
Khirzan begitu tangkas membagi tugas kepada semua anggota tim sehingga tak
sampai 10 menit, kami telah berhasil memotret 20 objek di dalam gelap dengan
sempurna. Tentu yang menjadi kelucuan lain adalah bermain Pokemon GO di Zenfone
3 pada area Bali Collection. Rata-rata dari Tim 22 belum mahir bermain Pokemon
GO namun kami berhasil menangkap 50 lebih Pokemon sebelum 15 menit.
finish itu pukul 15.30 WITA. Desi mengabarkan bahwa poin kami telah
sampai 144, lebih besar dari tim lain. Namun, Desi juga mengatakan bahwa telah
ada tim lain yang finish terlebih dahulu. Cemas mulai muncul. Pengumuman
kemenangan baru akan dilakukan di Gala Dinner. Tetapi, medali tanda jadi juara
telah kami kalungkan.
![]() |
Gigit medali biar kayak orang-orang, Tim 22 yang kompak. |
![]() |
Selfie lagi bareng seleb blog |
dan kusut telah tak lagi didefinisikan. Bus-bus telah berderet untuk mengantar
kami ke hotel untuk persiapan Gala Dinner. Kepala terayun ke kiri dan kanan. Sampai
di Hotel Courtyard by Marriot Bali, penyambutan sempurna dilakukan oleh seorang
gadis Bali dengan pakaian adatnya. Istirahat sejenak, lalu persiapan menuju
Nusa Dua Convention Centre. Gala Dinner akan dimulai pukul 19.00 WITA.
![]() |
Gadis Bali – Photo by Bai Ruindra |
![]() |
Senja dari Nusa Dua, Bali – Photo by Bai Ruindra |
kemenangan Tim 22, dimulai dengan landasan mulus, tersendat-sendat di bagian
tengah dan kembali melaju kencang di babak akhir. Semua lelah itu terjawab sudah
saat pembawa acara Gala Dinner menyebut Tim 22 menjuarai ASUS The Incredible
Race dengan total poin 194 – 144 ditambah bonus 50. Sorak membahak. Kami
terpingkal. Terima kasih untuk Desi sebagai pemandu. Terima kasih untuk
semangat dan kekompakan Tim 22. Terima kasih untuk ASUS. Terima kasih
untuk Zenvolution. Dan terima kasih untuk Zenfone 3. Kalian luar
biasa!
![]() |
Sang Juara ASUS the Incredible Race, Tim 22 |
kentara. Semerbak cinta yang diangan-angankan, sekonyong-konyong bermula dari sini. Ilustrasi
cinta sejati seakan-akan adalah Bali itu sendiri. Kekuasaannya dalam menarik
minat wisatawan tak terlepas dari keunikan, kemewahan sejarah, perpaduan
adat-istiadat dengan masyarakat modern, dan kekayaan alam yang mendunia.
terhempas ke Bali, cita-cita yang lama terpendam. Ayolah, teman. Bali memang
sesuatu. Bagiku yang merindu kokohnya candi-candi tempat peribadatan Hindu, Tari
Kecak yang gaduh, wanita-wanita dalam Tari Pendet yang melotot, dipadu dengan
deru ombak membuatku terpesona lebih panjang.
ini, cita rasa Bali ada dalam Zenvolution, acara besar ASUS
tahun ini yang menyusun kemolekan Zenfone 3 di atas rak berkilau.
Balutan hangat dari Zenfone generasi terbaru langsung terasa begitu tangan
menyentuh bodinya. Tekstur lembut yang harus dipegang erat. Tatapan tajam
dengan Full HD. Kecepatan yang mengalahkan kuda kencana. Pendar-pendar
warna yang menggoda. Hasil klik kamera yang memesona.
![]() |
Foto bersama blogger Travelerien malam Gala Dinner, Zenvolution, Nusa Dua Convention Center, Bali. Foto diambil menggunakan Zenfone 3 |
bersenandung begitu syahdu di Pulau Dewata. Deru ombak yang mendayu-dayu tidak
membuat Zenfone 3 jatuh dari rak yang tersusun rapi. Inilah Bali. Kekuatannya adalah
mahakarya dari semesta. Kekuatan magis itu pula yang menghipnotisku untuk enggan
berpaling dari Zenfone 3, mahakarya Asus yang lebih ringan berlari, lentur
menari, dan aduhai merayu. Sekali kusentuh saja tak cukup untuk memanjakan
aroma di dalam dirinya. Berkali-kali kusentuh, rasa itu tak lagi terdefinisi,
aku telah berbaur dengan generasi smartphone terbaru Asus ini.
Bali yang menggoda untuk kembali, Zenvolution juga membuatku rindu untuk ada
kembali di sini. Pesonanya penuh sensasi, menggairahkan, menguak semua keelokan
yang ada dalam diri Zenfone 3. Tentu tak ragu untuk meminang kemulusan bodinya.
Zenfone 3 untuk kamu yang ingin segera memeluk generasi terbaru ini. Zenfone 3
Deluxe untuk kamu yang mencintai kemewahan dalam balutan bening bodinya. Zenfone
3 Ultra untuk kamu yang tak bisa lepas dari live streaming video terbaru
atau game online yang penuh gairah. Zenfone 3 Max untuk kamu yang lebih
sering menghabiskan waktu di luar ruangan. Zenfone 3 Laser untuk kamu yang ingin
segera upgrade dari varian sebelumnya.
Baca Juga
Kemenangan Tim 22 ASUS Incredible Race Dimulai dari Tebak Lagu
yang menyimpan berbagai candi, ras, kasta, seni dan tarian indah, juga sama
dengan Zenvolution yang melahirkan Zenfone 3 dari dapur picu terkencang
Snapdragon 821, RAM terbesar 6 GB, memori terluas 256 GB sampai ke RAM rendah 3
GB, memori internal 32 GB. Kamu yang mencintai fotografi sama sepertiku tak
akan kecewa dengan kamera 16 megapixel.
masih berbinar di Nusa Dua, Bali. Gemerlapnya masih terpantul ke mana-mana. Blitz
kamera Zenfone 3 menyisakan kenangan-kenangan manis dari kami, terutama
blogger yang dimanjakan Asus dalam acara besar ini. Hentakan musik mengalunkan
irama semangat untuk berdua saja dengan Zenfone 3. Memang benar, era digital
ini, pacaran jadi lebih asyik dengan smartphone. Aku pun telah merasakan
ini. Saat bersama Zenfone 3, pesona yang lain di sekitarku seakan telah senyap.
Sentuhan di layar berpendar warna ini tak membuatku berpaling. Preview hasil
bidikan kamera berulangkali kulakukan. Takjub dan mengharu-biru bidikan
kameranya.
Zenfone 3 yang menggelora. Pancaran silaunya tak pudar dari awal Zenvolution
sampai akhir. Pulau Dewata menjadi saksi telah lahirnya mahakarya dari Asus
tahun ini. Rasanya, tidak sabar gempita ini menerangi seluruh negeri. Kamu tunggu
saja update lain di sini, tentang Bali, Zenvolution
dan Zenfone 3!
![]() |
Hasil foto yang bagus dari Zenfone 3 – Photo by Bai Ruindra |
perjalanan teknologi, kamera ponsel telah menjadi sarana yang mematikan untuk
mengabadikan momen-momen terindah.
Smartphone atau ponsel pintar telah
menjadi menjadi sarana yang menjerumuskan orang-orang awam untuk memotret
fenomena alam.
Kemunculan smartphone dengan kamera mumpuni bahkan sampai
autofocus membuat hasil jepretannya semakin menggugah.
Setidaknya, foto
dari kamera smartphone dapat berbicara tentang suasana hati fotografer
pemula.
![]() |
Foto itu berbicara seadanya – Photo by Bai Ruindra |
termasuk bagian dari fotografer pemula ini. Saya tentu tidak mau terlena dengan
kamera smartphone kelas atas namun tak mampu mengabadikan momen dengan
baik.
Saya memakai smartphone Asus Zenfone Selfie dengan kekuatan
kamera 13 megapixel dan disertai autofocus.
tidak ada tips khusus untuk dapat menangkap momen berharga tersebut.
Rasa alam
itu kembali ke bagaimana menarik jiwa tersembunyi untuk memotret dengan tangan
tidak bergetar.
Autofocus saja tidak cukup untuk dapat mengabadikan
momen menarik, sudut pandang yang berbeda akan membuat sebuah hasil karya akan
berbicara walaupun tidak dibumbuhi keterangan sama sekali.
yang baik adalah bagian dari gubahan arti hidup.
Foto yang diambil dengan
kamera smartphone high end sekalipun jika tidak memahami
bagaimana membidik dengan rasa tetap akan terasa hambar.
Setiap foto akan
menjelma menjadi informasi paling berharga kepada orang yang melihatnya.
Tangkapan
kamera ini benar-benar mempunyai nyali kuat agar orang datang berkunjung, jika
panorama yang dihadirkan itu adalah tempat wisata.
Foto tidak selalu mengangkat
aroma wisata, bagi saya apapun dapat kamu foto asalkan itu menarik dan bisa
dijadikan kenang-kenangan.
akan membagi tujuh tips untuk kamu yang baru saja memegang smartphone dengan
kamera terbaik.
Tips ini mungkin akan berharga jika kamu sedang tidak ingin
mengeluarkan biaya lebih untuk dapat mengikuti kelas fotografer.
Apapun smartphone
di tangan kamu, pastikan sudut pandang itu menarik, abaikan jika hasilkan buram
atau penuh blur.
Kamu tidak sedang mengejar deadline ke editor
majalah foto.
Kamu cukup arahkan kamera, rasakan alam yang sedang berbicara di
sekitarmu, kunci percakapan tersebut lalu klik.
telah maju selangkah dalam memulai karya foto!
Baca
Juga
Gadis
Aceh, Maukah Kau Kupinang dengan Mahar Selain Emas
pertama, jika kamu sudah pernah mengutak-atik kamera smartphone,
kembalikan ke pabrikan agar hasilnya tidak kacau.
Kamu boleh mengubah resolusi
dari 8 MP ke 13 MP misalnya, tetapi tidak mengubah iming-iming lain sehingga
hasil foto kamu akan diragukan keelokannya.
Kamera asli dari pabrik akan menghasilkan
foto sebenarnya tanpa tipu daya sehingga daya tariknya keluar sebagaimana yang
diharapkan.
kedua, foto apa saja. Jangan pedulikan cemoohan orang saat kamu memotret katak
sedang meloncat.
Tugasmu adalah bagaimana menangkap loncatan katak tersebut sehingga
tampak terbang di hasil kamera. Tentu itu tidak mudah dalam sekali klik.
Kamu hanya perlu berdiam diri sejenak, bersadar, dan biarkan kamera smartphone
melakukan klik berulangkali sehingga tangkapan kemera itu dapat.
ketiga, abaikan blur. Tangan yang belum terbiasa memotret tentu mudah
bergetar.
Hasil foto yang blur membuat kamu patah semangat untuk memulai
buruan yang lain.
Tugasmu setelah itu adalah mengambil ponsel pintar, buat dia
berdiri vertikal atau horizontal lalu arahkan ke sudut yang menurutmu menarik.
Dua
tangan di smartphone lebih baik daripada cuma satu tangan.
keempat, foto tiap saat. Jangan pernah menunggu momen lalu baru diarahkan
kemera smartphone ke bidikan tersebut.
Momen apapun tidak akan pernah
terulang kembali.
Klik saja momen itu berulangkali kemudian lihat
hasilnya dan perbaiki di kemudian hari pada bagian yang goyang atau sudut
pandang yang tidak menarik.
kelima, hindari berhadapan dengan matahari.
Kamera smartphone berbeda
dengan DSLR. Fokus yang baik adalah jauh dari sinar matahari.
Misalnya, saat
matahari pukul sepuluh pagi, objek ada di deretan pukul sembilan, maka hasilnya
tidak akan menarik karena kamera smartphone akan berbenturan dengan
sinar matahari.
Suatu keberuntungan apabila hasil kameranya menangkap sesuatu,
sinar ultra yang berkunang-kunang, namun fotografer pemula sulit untuk
mendapatkan bagian ini.
keenam, dekatkan kamera dengan objek. Kamera smartphone tidak diciptakan
untuk bermain dalam jarak jauh.
Untuk hasil yang lebih baik, kamu perlu
mendekatkan kamera ke objek bukan dengan menarik resolusi agar objek lebih
dekat.
Kamera smartphone dengan autofocus akan mengunci objek
sehingga fotografer langsung klik di bagian itu.
ketujuh, selalu landscape untuk hasil yang memuaskan. Ruang kamera akan
lebih terbuka dan hasil lebih maksimal.
Kamera dalam posisi horizontal akan
menangkap detail semua yang ada di sekitar objek.
Kamera tidak akan menampilkan
semua namun bagian blur di belakang objek membuat hasil foto lebih
mengelegar.
tips ini hanya secuil pengalaman saya dalam memotret. Saya masih pemula, kamu
juga pemula, mari rayakan hasil kamera dengan objek yang sedang berbicara
kepada kita. Cukup itu saja!.
hasil bidikan kamera saya. Saya memakai kamera smartphone Asus
Zenfone Selfie yang menampilkan gambar lebih detail, fokus dan berbicara
soal rasa.
![]() |
Seekor kucing seakan tengah menanti ikan dari kail – Photo by Bai Ruindra |
![]() |
Hasilnya tidak seberapa, namun detailnya yang mengundang selera – Photo by Bai Ruindra |