Categories
Uncategorized

Beranikah Apple Menyerang Google?

Samsung baru saja
memamerkan hanset terbaru mereka, Galaxy S5. Walaupun dari segi bentuk maupun
bawaaan dasarnya tidak jauh berbeda dengan model terdahulu, Samsung masih mampu
menduduki puncak tertinggi sebagai vendor smartphone
paling berkuasa di Asia, bahkan secara global. Para pencinta produk dari
produsen yang berdomisili di negeri gingseng tersebut tetap memilih seri S5
sebagai peningkatan S4. Tidak main-main, kekuatan yang dihadirkan seri S5 bisa
dikatakan sangat mumpuni di kelas premium, termasuk aplikasi bawaan seperti
kesehatan dan sidik jari.
Belum juga Samsung
meraup banyak keuntungan dari Galaxy S5 seperti saat S4 diserbu banyak
penggemar, lagi-lagi masalah lama muncul ke permukaan. Sebagian besar netizen,
khususnya di kanal DetikNet laman detik.com, memberikan beragam argumen. Tepatnya
lebih banyak yang memberi kritikan pedas terhadap sikap Apple. Inc yang kini
digawangi Tim Cook dalam menyerang kembali Samsung. Masalahnya tentu tidak jauh
dari paten dan royalti. Sebenarnya, kisruh ini sudah berulang kali dimenangkan
oleh Apple sebagai vendor egois dan merasa hebat dengan jenis smartphone maupun tablet yang
dimilikinya. Namun kedigdayaan iPhone maupun iPad digadang-gadang akan bernasib
sama dengan BlackBerry jika masih mempertahankan ego masing-masing tanpa berinovasi
lebih baik dan menarik.
Tahun lalu, saat
Samsung menang di meja hijau di kandang Apple, vendor ini malah mengemis pada
Presiden Obama untuk membela dan menjatuhkan Samsung. Dan benar, Samsung
dicerca dan Apple dibela. Sikap ini menjadi senjata makan tua bagi Apple,
kurang inovatif dan selalu mencari kesalahan orang lain membuatnya tidak lagi
jadi penghasil ponsel kelas atas. Banyak berita yang menyudutkan Apple terhadap
produk mereka yang dikatakan murah tetapi juga tidak termasuk low end, malah terkatung-katung
penjualannya. Serbuan Android yang dipimpin Samsung semakin mendominasi dan
mengalahkan kekuasaan Apple yang tidak pernah mau menjual produk mereka dengan
harga murah. Barangkali, Apple berpikir harga murah berarti murahan, jika lebih
teliti Samsung menjual produk mereka dengan harga relatif murah dan menjangkau
semua elemen. Apakah ini murahan? Anda bisa membandingkan sendiri jika memiliki
produk Samsung. Satu catatan penting, bahwa Samsung memiliki semua komponen
untuk menciptakan puluhan maupun raturan seri smartphone setara S5 maupun tablet seri Note 10 dalam waktu
berdekatan. Sedangkan Apple, harus ngemis ke mana-mana untuk mendapatkan hardware mumpuni untuk layar, kamera
maupun otak utama menjalankan produk mereka ke banyak vendor lain, khususnya di
Asia dan Samsung-lah pahlawan Apple dalam melahirkan iPhone dan iPad andalan
mereka.
Kembali ke masalah
yang muncul sekarang, Apple mengajak kembali Samsung berlaga di meja hijau
karena dianggap telah melanggar paten semisal slide to unlock, koreksi huruf, link
kontekstual, universal search dan backgound
syncing
data. Hal inilah yang dikatakan “gila” oleh pengacara Samsung, John
Quinn, dialamatkan kepada Apple. Siapapun juga tahu, kelima paten yang dituntut
Apple kepada Samsung tersebut bukanlah bawaan vendor Korea Selatan tersebut. Kelima
software bawaan Android tersebut
dimiliki semua smartphone bersistem
operasi milik Google seperti LG, HTC, Lenovo, Huawei, Oppo, bahkan merek yang
tidak sekuat vendor tersebut seperti Mito, Evercoss, dan merek-merek cina
lainnya juga menggunakannya.
Lantas, kenapa hanya
Samsung yang diserang? Apakah hanya Samsung yang melanggar “paten” tersebut? Apple
terlalu membesar-besarkan masalah paten ini, semua dipatenkan sama perusahaan
Amerika tersebut. Bahkan bentuk ponsel yang “bulat” di setiap sudut
dipermasalahkan. Samsung sangat baik memberi royalti karena masalah ini untuk
Apple, bagaimana produk lain yang membuat ponsel model demikian? Bukan tidak
mungkin suatu saat vendor-vendor Android menyerang balik Apple saat ada iPhone
layar di atas 5 inci. Barangkali juga, vendor Android yang rata-rata berada di
Asia ini akan mendiamkannya, toh memang Apple satu saja yang ribut di kandang
sendiri sedangkan vendor lain malah adem ayem di Asia.
Serangan yang
dilakukan Apple kali ini jelas sekali salah alamat. Tidak salah jika pengacara
Samsung naik pitam mendapatkan teguran dari pengadilan di kandang Apple,
Amerika. Ujung-ujungnya Apple kembali menang, dan seandainya tidak menang
seperti tahun lalu akan meminta bantuan presiden walaupun sebenarnya Obama
secara nyata tidak menggunakan iPhone melainkan BlackBerry.
Lima paten yang
dianggap Apple telah dilanggar Samsung merupakan fitur bawaan Android. Semua juga
tahu Android itu milik Google dan dinahkodai pakar software kelas atas di perusahaan mesin pencari ini. Jika ingin
menang, Apple seharusnya memberikan tuntutannya ke alamat Google, sama-sama di
Amerika. Mungkin Samsung memang pernah melanggar paten Apple, tetapi sudah
berulang kali ditebus. Pelanggaran lima paten ini bukan untuk Samsung tetapi
untuk Google. Semasa Steve Jobs, Apple pernah menggugat Google tetapi
perusahaan dengan logo buah apel itu membusuk di pengadilan. Hemat saya, sekali
ini saja Apple menuntut paten dan sejenisnya dari Google maka tamatlah riwayat
perusahaan produk mahal tersebut. Tidak tertutup kemungkinan Google akan
menyerang balik dengan menghilangkan Apple di semua ranah pemberitaan mesin
mencari, menuntut Apple Maps yang tak lain adalah gadungan Google Maps, bahkan
menarik semua layanan Google di iPhone maupun iPad seperti Youtube, Google Maps
(Apple Maps masih belum akurat), Gmail, Search engine yang dialamatkan ke
google. Tentu saja Apple tidak ingin ini terjadi, bukan karena sama-sama
Amerika, Google memilih diam dan menciptakan banyak inovasi, selama ini Google
terlalu berbaik hati menghadapi keangkuhan Apple.
Akhirnya, Samsung-lah
menjadi sasaran amukan emosi Apple karena vendor pencipta seri Galaxy yang
sukses besar ini berada di negara kecil, seakan tidak berkutik jika diperang,
sampai saat ini vendor cina yang jelas-jelas menjiplak Apple tidak pernah
dituntut seperti menyerang Samsung. Kita tidak tahu apa yang sebenarnya
terjadi, tetapi keserakahan Apple ingin mengambil modal dari perusahaan lain
tidak logis di saat vendor lain berkutat dengan produk inovatif.
Urusan jiplak-menjiplak
tidak ada yang tahu siapa yang benar pernah dan tidak pernah. Ponsel layar
sentuh sebenarnya sudah ada jauh sebelum iPhone lahir, IBM bahkan
menciptakannya di tahun 1994 dengan IBM Simon Personal Commulator, pernahkah
terdengar kabar IBM menuntut Apple melanggar paten mereka? Barangkali Apple
merasa sangat hebat telah melahirkan ponsel inovasi terbaru, padahal Nokia
telah melahirkan banyak seri yang tidak jauh beda dengan iPhone seperti Nokia
9300 Komunikator sekitar 2004, jauh meninggalkan iPhone yang lahir di 2007.
Masalah pembajakan
pula dialami Microsoft yang diam saja menghadapi softwarenya dipakai gratis banyak orang seluruh dunia. Nyatanya,
Microsoft tetap kaya raya dan disegani.
Tidak ada yang
benar-benar tidak menjiplak di ranah teknologi ini. Tetapi lain orang memang
lain bersikap, Apple yang semakin tergerus gempuran Android wajib waspada
tetapi bukan dengan “mencuri” ke pihak lain. Mungkin saja, jika ada iPhone dan
iPad yang relatif murah ada sebagian orang yang ingin membelinya bukan lagi
menghujat seperti saat ini.

Kita, nikmati saja
produk Asia yang inovatif, layar bening dan besar, dan banyak aplikasi gratis
terjamin dari Google! 
Berikut contoh beberapa touchwiz Samsung, mungkin bisa dibedakan dengan Apple iPhone, khususnya kunci yang tidak lagi berbentuk slide.