Categories
Uncategorized

Kisah Profesor Sombong dan Angkuh Naik Haji Tidak Dapat Mabrur

Profesor sombong naik haji tidak mabrur – Sunyi yang melabuhkan rindu. Rasman berdiri di ambang pintu. Malam kian berderit. Nyanyian bersenandung dari dahan pohon rumbia di belakang rumahnya. 
Naik haji ke Baitullah.
Telah lama sekali ia menikmati kesyahduan alam ini. Hawa menggelora yang menggetarkan nada-nada cinta dalam dirinya. Ia telah melayang tinggi. 
Ke puncak menara tak bernama dan tak bertuan. Ia menyaksikan kain-kain putih beterbangan. Mungkin saja membawa harapan, bisa juga karena angin terlalu kencang.
Pada
biduk yang meliuk asa itu. Rasman menaruh harap. Oh, bukanlah semata khayalan
atau mimpi. Ia bersemangat menggapai tujuan karena mata memandang penuh iri
dari orang lain.

Kemenangan untuknya semata-mata ia dapat karena pandangan
berbeda di sekitar nyawanya terkembang.

Rasman
meraih cita-cita. Ia bersikap layaknya anak kecil yang mengimpikan mainan baru.
Ia pamerkan kepada semua khayalak.

Bahwa dirinya yang mampu mendapatkan mainan
tersebut. Ia merasa tidak goyah atau terhina dengan ucapan orang lain. Ia
merasa setiap omongan adalah motivasi untuk meluruskan yang benar dalam
dirinya.

Ibarat
cobaan, Rasman merasa itulah masanya. Silih berganti orang memandangnya iri.
Berpacu dalam waktu orang menyela keinginannya. Ia tak habis pikir dengan
ucapan demi ucapan. Ia tak terkendali pula untuk memamerkan kekuasaan dirinya. 

Ke
mana-mana ia berkata, “Menuntut ilmu itu wajib!”
Di
lain kesempatan ia pula menyuarakan dengan tegas, “Menunaikan ibadah haji wajib
bagi yang mampu!”
Namun
Rasman alpa. Ia terus mengejar cita-cita. Harta dan tahta ia raih dalam sekejap
mata.

Tiap Jumat ia berkhotbah di masjid-masjid berbeda. Mendengungkan
keagungan ilahi. Mendendangkan ayat-ayat tentang haji tatkala musim haji
tiba. Meneriaki orang-orang berharta untuk segera menunaikan ibadah haji.

Padahal, dirinya sendiri belum melangkah ke tanah suci.

Khotbahnya
tak berhenti sampai di mimbar Jumat. Di warung kopi kampung sebelah, hampir
tiap malam ia bercakap-cakap hingga larut.

Rasman menjelaskan secara detail
pengetahuannya mengenai haji. Orang-orang yang awam – kebanyakan tak sekolah –
menyimak dengan saksama ceramah agama.

Rasman semakin menggelora. Sesekali ia
berucap, “Saya sedang menempuh pendidikan tinggi di Kota!”

Rasman
tak pernah berhenti menceritakan mengenai hajar aswad di dalam kabah, kemegahan
Masjidil Haram, kemewahan Masjid Nabawi, orang-orang yang berlari kecil antara
bukit Safa dan Marwah, tangan-tangan yang melempar batu, dan semua rukun serta
syarat haji lainnya.

Tiap malam Rasman duduk di warung kopi, tiap malam pula ia
menceritakan hal yang sama.

Berulang kali pula ia berucap dengan makna yang
sama sambil tertawa kecil, “Sebentar lagi saya selesai pendidikan tinggi di
Kota!”

Jika
mendengar penjelasan haji dari Rasman, benarlah adanya jikalau ia telah
menunaikan ibadah wajib tersebut. Ceritanya tak pernah terpenggal. Ia
menceritakan sekonyong-konyong telah berhaji puluhan kali.

Seakan-akan Rasman
paham betul letak koordinat utara, selatan, barat dan timur di tanah Arab. Sepertinya,
Rasman paham benar toko-toko penjual aksesoris di Mekkah maupun Madinah.

Padahal,
langkah kaki Rasman belum pernah tersentuh di bandar udara Jeddah sekalipun. Dan
di akhir cerita, Rasman akan menambahkan, “Tak lama lagi saya akan menerima
gelar profesor!”

Orang-orang
terkagum. Entah karena bodoh. Entah karena tak mau tahu. Entah karena pura-pura
tuli. Entah karena sudah tahu ucapan cerita pengantar tidur dari Rasman.

Di
malam berikutnya, saat Rasman menceritakan hal serupa, orang-orang juga
mendengarnya. Karena tak ada orang lain yang pandai menceritakan banyak ilmu
agama selain Rasman.

Di sana pula, hanya Rasman seorang saja yang menempuh
pendidikan tinggi. Katanya akan mendapat gelar profesor.

Walaupun, Rasman
kuliah ke Kota pada hari Sabtu dan Minggu saja. Orang-orang di warung kopi
tetap tak mengambil tanya, karena mereka tidak tahu soal itu, juga karena
mereka tak berani menyanggah omongan Rasman.

“Mana
kau tahu, kau tidak sekolah setinggi aku!” begitu kilah Rasman saat ada suara
bising di dekatnya.
Cerita
Rasman selalu mengenai haji. Seakan-akan ia paham betul bagaimana cara melunasi
dana pembayaran haji. Ia menjelaskan seluk-beluk pembayaran haji kepada
orang-orang.

Ia mengatakan betapa rumitnya mengurus haji kepada orang-orang. Ia
mengatakan kenal si ini dan si itu yang bisa meluruskan orang yang ingin
menunaikan ibadah haji.

Di akhir cerita ia mengulang, “Aku selesaikan profesor
terlebih dahulu, haji itu tak pandang umur!”

Di
lain waktu, Rasman mengatakan kenal dengan petugas haji dari kampung sebelah.
Tak lama setelah itu ia mengatakan mengetahui tata cara manasik haji.

Bahkan,
ia pernah mengikutinya untuk coba-coba. Seperti biasa, di akhir cerita ia
mengatakan, “Aku tak mau membuang waktu meraih profesor selagi muda!”

Tak
hanya di warung kopi saja Rasman bercakap banyak. Di dalam rumah, ia pun
demikian. Istri dan anaknya meraung dalam gelap. Istrinya meratap sedih.
Anaknya menyendiri.
Rasman
sering berujar, “Minta saja uang jajan pada ibu kau itu!”
Pada
istrinya, Rasman berucap, “Belilah kebutuhan rumah tangga ini dengan gaji kau
itu!”
Karena
gaji Rasman tak pernah lagi keluar serupiah saja semenjak dirinya mengejar
profesor. Pulang pergi ke Kota dalam jarang lima jam perjalanan darat, membuat
tabungan Rasman berkurang dengan cepat.

Gajinya sebagai guru pegawai negeri
sudah tak cukup menampung semua kebutuhan ini dan itu. Pendidikan doktoral yang
telah selesai belum terasa cukup sebelum profesor tersemat di depan namanya.

Gaji
tambahan dari perguruan tinggi swasta tempatnya mengajar sore juga tak bisa
menambal kebolongan di sana-sini.

Istrinya,
sebagai guru pegawai negeri harus menambal bolong-bolong di tubuh suaminya yang
penuh gengsi.
Rasman
tak pernah mau mendengar kata tidak ada. Setiap kali ia membutuhkan, pada masa
itu pula semua harus tersedia.

Wewenang pendidikan anaknya ia limpahkan kepada
istri. Ia tak akan melepaskan cita-cita yang sebentar lagi akan tercapai.

“Kapan abang melunasi biaya haji?” tanya istri Rasman malam itu.

“Nantilah.
Kau tak tahu aku sedang fokus pada penelitian profesor?”
“Profesor
itu milik dunia, sedangkan haji tidak demikian…,”
“Banyak
kali cakap kau. Kau cuma lulus sarjana, aku sebentar lagi akan dapat
profesor. Seharusnya kau bangga punya suami hebat macam aku ini!”
“Haji
itu lebih wajib…,”
“Aku
lebih paham soal itu. Kau pun cuma pelajari dan mengajar ilmu hitung. Aku ini
mempelajari dan mengajari ilmu agama sejak jadi guru sampai dosen.

Apa yang aku
tak bisa? Aku bisa bercakap-cakap dalam bahasa Arab, aku bisa mengartikan
al-Quran dengan benar, aku memahami isi kandungan al-Quran dan hadits, aku tahu
betul ajaran agama karena telah kumakan sampai habis semua itu!”

Rasman berkacak
pinggang. “Soal haji itu, aku sudah hapal di luar kepala tata cara
pelaksanaannya,”

“Abang
kan belum menunaikannya,”

“Panggilan
haji itu telah ada, aku saja belum sempat mengerjakannya. Sampai di tanah suci,
aku sudah tahu ibadah apa saja dan tempat pelaksanaannya. Kau tak perlu ragu!”

“Apakah
abang akan membawa kami serta jika menunaikan haji?”
“Oh
tidak! Kau lunasi sendiri biaya haji itu. Kau sudah tahu biaya kuliah sampai
mendapat profesor sering tak cukup. Aku wajib melakukan penelitian dan membuat
karya ilmiah dengan bagus supaya cepat mendapat profesor,”
“Kami belum mampu melunasinya,” istri Rasman menggigit bibir. Pikirannya
menari-nari akan biaya pendidikan anak mereka dan kebutuhan rumah tangga yang
diabaikan Rasman.

“Kau
sabarlah kalau begitu,”
“Kenapa
tidak abang tunaikan haji terlebih dahulu, lalu menunaikan haji kami sekalian,”
“Aku
fokus dulu ke penelitian ini,”
“Penelitian
abang tentang haji, alangkah baiknya jika dipraktikkan langsung,”
“Ilmu
haji yang kumiliki telah cukup. Tak perlu buang-buang uang penelitian ke tanah
suci. Orang-orang yang telah pulang dari sana cukup sebagai sampel penelitian
ini.

Lagi pula, masa tunggu haji itu bertahun-tahun, tak akan dapat gelar
profesor itu lagi nanti!”

Istri
Rasman tak lagi berkutik. Rasman mengacungkan tangan. Tanda bahwa dirinya tak
lagi mau diganggu.
Malam
semakin larut. Besok wukuf di Arafah. Salat hari raya sudah lebih dari cukup
bagi yang tak mampu ke Padang Arafah.
Di
pagi yang begitu cerah. Takbir berkumandang. Rasman berkemas dengan rapi karena
ia akan menjadi khatib di kampungnya sendiri.
Berdirilah
Rasman di atas mimbar setelah salat hari raya. Rasman berapi-api menerangkan
perjalanan Ibrahim dan Ismail. Di akhir khotbah, Rasman menambahkan jurus
ampuh, ia terlupa posisinya sebagai khatib, bukan penceramah di warung kopi.
“Sebentar
lagi saya akan menjadi profesor!”
Rasman
lupa mengucap salam penutup khutbah. Rindu tak lagi menggetarkan hatinya…
Categories
Uncategorized

5 Kebiasaan Buruk Siswa di Sekolah yang Tak Boleh Dicontoh

5 Kebiasaan Buruk Siswa di Sekolah yang Tak Boleh Dicontoh – Belajar
itu sangat membosankan! Kata siswa sih begitu. Bagi mereka, ke sekolah
itu have fun saja. Mau guru masuk atau kagak, no problem. Asalkan
bola voli nyasar di lapangan seharian di sekolah nggak kenapa.

Siswa tidak rapi.

Siswa memang
cenderung suka yang tidak disukai guru. Namun tahukah kamu jika guru itu bosan
mengajar? Apalagi saat menghadapi siswa nonbandel. Susahnya lebih daripada
siswa yang benar-benar bandel.

Kalau siswa bandel mah sudah ketahuan
belangnya. Awut-awutkan di kelas. Siswa yang setengah bandel ini, susahnya
minta ampun. Lebih baik ni, kalau mau jadi siswa bandel ya bandel banget
jangan tanggung-tanggung.

Kalau setengah jadi begitu, guru pun susah ngasih
surat panggilan kepada orang tua. Mau tulis alasan apa coba? Padahal guru sudah
geram sampai tingkat tinggi.

Lima
alasan sepele ini yang membuat guru bosan banget duduk manis atau
mengajar di kelas. Alasan yang terkadang dibuat-buat karena malas belajar.

Pura-pura Sakit

Banyak
mah yang pura-pura sakit saat pelajaran dimulai. Bahkan guru sudah
tanda, jika pelajaran Matematika atau Fisika di Putri pasti sakit. Kebiasaan ini
mendarah daging dan tidak akan dibuang oleh si siswa sebelum ditegur oleh guru.

Terkadang, guru cuek saja saat mengajar dan percaya nggak percaya. Giliran sakit
beneran guru sudah nggak yakin lagi.

Sakitnya
siswa yang nggak mau terima pelajaran itu beragam. Ada yang ringan-ringan saja
seperti sakit perut, yang intinya lebih baik tiduran di kantor guru atau ruang
UKS. Ada pula yang kesurupan tiap guru masuk.

Padahal jika dilihat dari
tabiatnya malah ingin cari perhatian lebih. Di sekolah kesurupan eh di Facebook
malah selfie haha hihi. Katanya lihat hantu eh pulang sekolah ngakak-ngakak.
Ada juga jenis sakit seperti pingsan tiba-tiba saat upacara atau di kelas
sebelum jam istirahat. Eh tahu-tahu si siswa ini nggak sarapan!

Sebentar-sebentar ke Kamar Mandi

Kesal
memang jika ada siswa yang keluar kelas saat jam pelajaran. Apalagi yang minta
permisi itu dia lagi dia lagi. Pokoknya, tiap ada guru di kelas selalu dia saja
yang keluar untuk pipis. Sekali dua kali sih guru akan percaya.

Berkali-kali
mah kebangetan namanya. Selidik punya selidik ternyata si siswa ini
keluar kelas karena ada yang bening-bening di kelas sebelah. Sengaja keluar
saat guru di dalam kelas supaya mudah curi-curi pandang ke si doi yang entah
pacarnya atau gebetan semata!

Tidur di Kelas

Siswa
tipe ini sebenarnya mudah diatasi. Biarkan saja dia tertidur dan guru lanjutkan
pelajaran. Namun jika tiap saat tertidur saja sangat menganggu kehidupannya. Dengan
mudah nanti mengatakan guru tidak menjelaskan materi ini dan itu, padahal dia
saja yang tukang tidur.

Tanggung-jawab guru sebenarnya dipertaruhkan untuk
siswa yang suka tidur ini. Satu sisi dia memang nggak menganggu namun sisi lain
sangat mengganggu. Siswa lain akan nyelutuk kok dia bebas tidur
sedangkan mereka belajar.

Ajak Teman Bicara

Tidur
sih nggak apa-apa karena rugi cuma dia seorang. Nah siswa yang ajak
teman bicara sangat tidak menarik. Tiap guru masuk dia-dia saja yang ngomong.
Rasanya gudang informasi hanya dia yang miliki. Jika teman bicaranya aktif,
maka bisik-bisik di kelas tak bisa dihindari.

Jika teman pasif hanya suara dia
yang terdengar. Coba saja tanyakan padanya mengenai penjelasan mata pelajaran,
paling hanya lima menit dia diam sebelum mulai bicara kembali. Herannya tak
pernah habis dia bicara. Jika dikasih hukuman ke depan kelas, satu kata pun
nggak akan keluar!

Sibuk Sendiri

Tiba-tiba
guru marah karena dirinya dilukis oleh seorang siswa. Siswa yang cenderung
sibuk sendiri memang ada-ada saja tabiatnya. Kalau nggak melukis pasti
buat tugas pelajaran lain. Kesibukan-kesibukannya tersebut seakan nggak pernah
habis. Kebiasaan itu berlanjut.

Pekerjaan rumah nggak pernah dikerjakan di
rumah karena bisa dikerjakan waktu pelajaran lain. Hapalan nggak perlu
dilakukan karena waktu guru lain masuk bisa menghapal. Jika pelajarannya jam
terakhir, jika jam pertama? Tetap saja sama. Datang lebih cepat lalu nodong
teman minta tugas. Begitu seterusnya.

Kesadaran
siswa patut ditingkatkan untuk setiap pelajaran. Jika siswa terus beralasan dan
guru mengabaikan alasan tersebut maka tak tertutup kemungkinan prestasi siswa
semakin hari semakin terjun payung. Sekarang, tinggal kita mau pilih yang mana! 
Categories
Uncategorized

Jangan Berpaling! 3 Hal Ini Hanya Dimiliki oleh Gadis Aceh Saja

Dara Aceh cukup terkenal karena pesona yang dimilikinya. Dara Aceh tak lain mereka yang lahir dan besar di Aceh, maupun mereka yang merupakan keturunan Aceh.
Pernikahan di Aceh.
Dara Aceh bukanlah mereka saja yang tersematkan gelar cut atau syarifah. Dara Aceh adalah dara yang hapal lagu bungoeng jeumpa bahkan bisa menarikan tarian ranup lampuan dengan indah sekali. Karena dua hal ini pula yang menjadi identitas dara di Aceh ke mana pun langkahnya tertuju.
Mengenal dara Aceh tak cukup tahu nama atau menyebutnya sebagai inong – sebutan jenis kelamin perempuan. Tahu benar dara Aceh saat mengetahui kedudukannya sebagai perempuan yang…

Dara Aceh Itu Menanti Dipinang bukan Meminang

Tepat sekali. Sebaik-baiknya dara di Aceh adalah mereka yang menunggu pinangan. Dara Aceh dipinang karena keelokan wajah maupun kepribadiannya. Dara Aceh dipinang setelah dua keluarga menyetujui untuk mengawinkan pasangan mencintai. 
Proses meminang yang tidak mudah membuat kedudukan dara Aceh ke posisi tertinggi. Dara Aceh dipinang dengan mahar berupa emas. Tanpa emas dara Aceh tak bisa di peristri. Keistimewaan ini telah diturunkan dari nenek moyang Aceh yang menjunjung tinggi harkat dan martabat dara Aceh. 
Terkadang, karena menunggu pinangan ini pula dara Aceh tidak berani meminta laki-laki yang dicintainya untuk melamar. 
Dara Aceh masih memegang teguh rasa &malu& diri dan keluarga jika mengutarakan keinginan menikah kepada laki-laki. Dipinang adalah jalan keluar dari kegalauan ini karena dara Aceh tidak pernah meminang laki-laki secara langsung.

Sebagian Dara Aceh Itu Bermata Biru

Dara Aceh dikenal cantik. Kata cantik memang mengandung makna bias tetapi karena cantik identik sekali dengan perempuan maka saya berani menyebutkannya untuk dara Aceh. Dara Aceh tak hanya cantik saja namun juga bermata biru. 
Memang tidak semua dara Aceh bermata biru, hanya mereka yang tinggal di Lamno, Aceh Jaya, saja yang memilikinya. Konon, nenek moyang dari orang Lamno pada masa lalu dinikahi oleh orang Portugis. Dara bermata biru di sana masih dipercaya sebagai titisan keturunan barat itu. 
Cukup mudah menemukan dara bermata biru di Lamno. Jika Anda melintasi wilayah barat Aceh, singgah saja di Lamno dan berinteraksi sebentar dengan masyarakat setempat. Di antara dara Lamno yang ditemui pasti ada yang bermata biru. Tak perlu jauh-jauh ke Eropa (Portugis) untuk melihat dara bermata biru, bukan?

Dara Aceh Itu Wanita Berkerudung

Dara Aceh itu menutup kepala mereka dengan kain. Awalnya karena penerapan syariat Islam semenjak tahun 2001. Perlahan namun pasti semua dara di Aceh berkerudung rapi. Di mana-mana adalah lautan perempuan berkerudung.
Dara Aceh ini pun tidak terpaksa untuk mengenakan kerudung lantaran perintah hukum yang berlaku saja. Dara Aceh selalu mengenakan kerudung mereka jika keluar rumah. 
Tak ada yang memaksa namun telah menjadi kewajiban dalam masyarakat Aceh, walaupun sebenarnya Islam secara terang-terangan mewajibkan dalam al-Quran surat al-Ahzab maupun surat an-Nur. Susah sekali menemukan dara Aceh yang tidak berkerudung. Kerudung telah mendarah daging dan menjadi pakaian sehari-hari.
Pesona dara Aceh sulit sekali dibuang percuma. Dara Aceh lahir dan berbaur dengan lingkungan tanpa mengubah paradigma menjadi moderat. Dara Aceh selalu menjaga diri, keluarga, dan agama sebagai landasan kuat bermasyarakat. Akankah dara Aceh memesona Anda mengenalinya lebih jauh?
Categories
Uncategorized

Aceh Terkenal Karena Ganja, Dihujat Karena Hukum Cambuk

Aceh Terkenal Karena Ganja, Dihujat Karena Hukum Cambuk – Masyarakat Aceh sangat menjungjung tinggi identitas dirinya, jika saja ada yang menyinggung sedikit saja tentang hal sensitif, parang pun siap melayang. Contoh saja begini, &Kau bukan orang Islam!
Ilustrasi.

Tanggapan yang muncul lebih besar dari itu, orang Aceh sangat marah sekali jika disebut bukan orang Islam. Diajak bertarung pun berani demi mempertahankan keimanan ini. Islam telah menjadi sebuah &kebiasaan& yang mengakar dan tak bisa dipisahkan dari masyarakat Aceh. 


Namun apabila kalimat yang keluar bernada beda walaupun maknanya sama, masyarakat Aceh bisa nyengir saja. Sebutan ini bisa berupa, Kau ini Islam KTP saja!
Tirai Aceh tidak hanya persoalan ringan seperti di atas saja yang musti disibak. Aceh dikenal sebagai sebuah negeri dengan penuh pesona. Bahkan, semua model rasa dalam hidup bahagia ini bisa dipastikan ada di Aceh. Membicarakan Aceh, sedikitnya inilah yang akan terngiang di telinga…

Negeri Ganja

Aceh dan ganja adalah perpaduan yang begitu sempurna. Aceh identik dengan ganja karena tanaman liar jenis ini begitu mudah &tumbuh& di tanah Aceh. Bahkan, di kamar mandi pun bisa terdapat satu pot berisi ganja hidup yang dipanen saat ingin mengisapnya saja. 
Fenomena ganja Aceh menjadi semakin semarak saat media massa meliput aksi pihak berwajib dalam rangka membersihkan ladang ganja yangn – katanya – tumbuh liar. Keuntungan dari ganja ini pun tak bisa menipu kantong, sungguh menyilaukan mata. Tak ayal banyak pihak ingin menjajah hutan Aceh, berharap menemukan tanaman ganja liar yang akan memperkaya dirinya. 
Ganja di Aceh menjadi sebuah aset yang cukup menggiurkan. Bicara Aceh, sebagian orang akan menyebutkan negeri ganja, selain konflik berkepanjangan. Ganja juga menjadi sebuah pemanis makanan yang menjadi rahasia umum di Aceh. 
Bahkan, bisa dikatakan daun ganja kering ini dimasukkan sedikit ke dalam gulai kambing atau mie Aceh supaya rasanya tambah makyus. Memang tidak secara terang-terangan mengenai ini, tapi begitulah rahasia yang terungkap seadanya. 
Jika Anda tidak percaya, barangkali bisa mencoba menelusuri kuliner di Aceh. Tandanya, jika merasa pusing atau sejenisnya sehabis menyantap makanan, buktinya tanaman kering ini telah merasuk ke tubuh.

Ranah Konflik

Derita konflik memang telah lewat. Namun sisa-sisa konflik di Aceh tak pernah bisa dibuang begitu saja. Konflik yang terjadi puluhan tahun menjadi sebuah mementum menakutkan bagi masyarakat Aceh. Konflik yang terjadi menyisakan airmata, janda, yatim piatu, kehilangan harta benda bahkan kehilangan kepercayaan. 
Aroma konflik ini pula yang membuat sebagian orang nyaris ketakutan untuk dapat menginjak tanah Aceh. Sebagian orang lainnya, sangat ingin berlabuh ke Aceh karena di sini ladang uang bisa bermekaran dari berbagai sektor. 
Bahkan, sampai kini aroma konflik masih merebak karena alasan ini dan itu. Sehingga alasan perang senjata ini pula yang membuat orang luar ragu-ragu bertandang ke Aceh. Padahal, Aceh itu sungguhlah aman. Canda tawa di mana-mana. 
Kesibukan semerbak harum kesturi. Orang-orang Aceh sangat mencintai kedamaian. Jika ada tamu yang datang maka akan sangat dimuliakan. Apapun akan dihidangkan untuk menjamu tamu walaupun diri sendiri makan nasi dengan garam. Amannya Aceh bisa ditandai dengan lahirnya warung kopi.

Surga Warung Kopi 

Tempat nongkrong di Aceh tak lain warung kopi dengan fasilitas internet gratis. Di mana-mana dengan mudah didapatkan warung kopi jenis ini, terlebih di Banda Aceh. Beragam pilihan warung kopi dengan mudah didapatkan dan menyuguhkan aneka menu. 
Menariknya, walaupun penikmat kopi duduk manis di warung kopi dengan laptop menyala, smartphone maupun tablet terus terkoneksi internet, pelanggan ini cukup membayar minuman saja walaupun duduk dari pagi sampai malam, bahkan sampai pagi lagi. 
Contoh saja memesan kopi seharga lima ribu rupiah. Anda tertarik duduk di warung kopi di Aceh? Jangan khawatir, Anda bebas melakukan apapun, sampai siap pekerjaan sekalipun, Anda tidak akan diusir bahkan diminta bayaran lebih jika pun menggunakan internet berlebih maupun mengisi daya perangkat elektronik.

Bekas Tsunami

Tsunami akhir 2004 sungguh pilu yang tak terperi. Walau bagaimanapun, kisah pilu ini akan selalu dikenang dan akan diceritakan kepada anak-cucu di kemudian hari. Ada anggapan yang mengatasnamakan musibah sebagai penghalang untuk berkunjung ke Aceh. 
Musibah besar itu telah lewat, banyak cerita lain yang bisa dilihat dari musibah. Tengoklah ketegaran masyarakat Aceh, mereka tetap melaut dan kembali ke pinggir pantai karena di sanalah penghidupan sebenarnya. 
Dari tsunami sejarah mencetak banyak kenangan berharga. Anda bisa mengunjungi Museum Tsunami, PLTD Apung, bahkan Masjid Raya Baiturrahman yang menjadi saksi bisu musibah besar ini.

Syariat Islam

Hanya orang-orang Islam yang boleh datang ke Aceh! Belum tentu. Syariat Islam di Aceh tidaklah mengekang melainkan memberi kenyamanan. Islam menjaga muslim dan nonmuslim untuk bertahan dalam damai. 
Syariat Islam yang berlaku di Aceh justru menjadi benteng untuk menjaga keimanan. Walaupun ada hukuman yang tegas, itu semata-mata karena kesalahan. Mana mungkin orang baik-baik dihukum juga. Jika tidak mau dihukum jangan berbuat kesalahan. 
Syariat Islam bukan alasan untuk menjauhi Aceh. Percaya atau tidak, syariat ini memberi ketenangan lahir dan batin. 
Hal yang tabu memang sulit dibuang, dari yang tabu ini pula keingintahuan merebak ke permukaan. Sudah siapkah Anda menjenguk kami di Aceh?
Categories
Uncategorized

BlackBerry ‘Segera’ Gulung Tikar Dua Kali dengan Seri Android KEYone Seharga Rp.8 Juta

Penyebab kehancuran BlackBerry – Harga
mati BlackBerry kembali dipertaruhkan. MWC di Barcelona akan menjadi saksi
proses rekonstruksi BlackBerry dari yang pernah sangat berkuasa dalam sekejap
dan jatuh terguling-guling dalam sekejap pula. BlackBerry rupanya tidak mau
belajar dari pengalaman dan tetap mempertahankan ego, bahwa mereka masih
memiliki penggemar terkuat. Keypad fisik yang masih dipertahankan belum tentu
memberi nilai lebih apabila tidak didukung oleh spesifikasi dan harga
terjangkau.

BlackBerry KEYone – detik.com

BlackBerry
akan siap-siap terjungkal dua kali dengan seri BlackBerry Android KEYone. Alasan
terkuat tentang itu adalah soal harga yang tidak sejalan dengan spesifikasi
sebuah smartphone. Dengan spesifikasi BlackBerry KEYone, konsumen bisa memiliki
smartphone dengan harga pada kisaran Rp.3 juta.

Tampaknya BlackBerry menutup
mata dan dengan bangga menghadirkan seri Android tanpa memedulikan kompetitor
yang semakin banyak. Tidak hanya banyak, kompetitor bahkan melahirkan
produk-produk dalam sekali waktu dengan beragam harga (beberapa seri).

BlackBerry
mempercayakan TCL Communications sebagai produsen yang melahirkan BlackBerry
KEYone. Dilihat sekilas, BlackBerry ini tidak jauh berbeda dengan generasi
terdahulu. Namun sayang dengan harga antara Rp.7,3 juta sampai Rp.8 juta
(tergantung negara penjualan), BlackBerry telah kalah terlebih dahulu sebelum
pedang terangkat dalam perang sengit tahun ini.


Spesifikasi BlackBerry KEYone Tidak Menjual

Layar
BlackBerry KEYone mungkin saja ingin memodifikasi seri terdahulu dengan bentang
layar 4,5 inci. Layar ini cukup populer di kalangan penggemar BlackBerry namun
tidak lagi untuk pencinta Android.

Layar ini tidak cukup karena rata-rata
smartphone dengan harga Rp.3 juta saja telah memiliki layar 5 inci ke atas.
Layar yang kecil rupanya berdampak pada resolusi yang tidak memukau. BlackBerry
KEYone memiliki resolusi 1620×1080 pixel dengan kerapatan 434 ppi yang cukup
rendah untuk ukuran sebuah smartphone dengan harga mahal.

Bicara
kamera, angka 12 MP dengan fitur sederhana bukan lagi barang mewah ditengah
gempuran smartphone lain di harga yang sama namun fitur kamera tingkat dewa. Fitur
rekaman video yang sampai 4K belum tentu menarik perhatian karena tidak semua
pengguna merekam video atau bisa disebut rata-rata pengguna hanya mengandalkan
foto saja. Sisi kamera depan sebesar 8 MP barangkali cukup untuk selfie namun
belum bisa diandalkan atau tidak sebanding dengan spesifikasi lainnya.
Barangkali,
yang membuat mencengangkan adalah BlackBerry KEYone cukup percaya diri dengan
besar RAM 3GB dan internal memori sebesar 32GB. Barangkali, orang akan berpikir
keras untuk membeli seri ini, orang akan tertawa karena di rentang harga ini, mereka
dapat membeli smartphone dengan RAM 4GB bahkan 6GB dengan internal memori
sebesar 64GB atau lebih besar dari itu.

Kepercayaan diri BlackBerry juga terlihat
dari baterai yang sangat kecil yaitu sebesar 3505 mAh. Memang belum diketahui
bagaimana optimalisasi baterai namun bisa diprediksi seperti pendahulu bahwa
baterai BlackBerry selalu membuat emosi atau harus dekat-dekat dengan colokan
listrik.

BlackBerry
KEYone rupanya tidak hanya menantang saja tetapi cukup berani berspekulasi akan
laku keras. Dukungan Google dengan Android 7.1 Nougat saja tidak cukup untuk
prosesor Qualcomm Snapdragon 625. Dari sini, terlihat bahwa BlackBerry telah
kehilangan arah namun tidak tahu kiblat mana yang akan dituju. Kepercayaan diri
BlackBerry tersirat dari anggapan petinggi perusahaan ini.
“Bayangkan, (menekan tombol) F untuk Facebook
dan U untuk Uber. Ini dirancang untuk lebih sekadar perusahaan, tapi ini untuk konsumen
profesional dan orang yang mencari (smartphone) yang berbeda.” Logan Bell,
Senior Product Manager untuk BlackBerry Mobile, dikutip dari Detik.com
bersumber dari PC World.
Jalan
pintas sebuah smartphone bukanlah hal yang penting untuk saat ini. Jika
berbicara jalan pintar, pengguna akan lebih memilih pemindai sidik jari dari
pada menekan tombol fisik yang jauh lebih ribet. Pada rentang harga yang
demikian mahal pula, kompetitor telah membenarkan pemindai sidik jari dengan
akurasi yang cukup ramah pada persekian detik.
Kebanggaan
BlackBerry tampaknya hanya pada nama besar saja jika melirik ke belakang, saat
mereka masih berkuasa dengan keypad fisik.

Apakah Itu Cukup?

Sejatinya,
BlackBerry telah kalah. Di ajang yang sama saja, kompetitor menghadirkan
beberapa seri dari termahal, menengah dan termurah. BlackBerry tidak cukup
membuang muka saja dalam hal BlackBerry KEYone.

Juga tidak cukup untuk membuang
hajat pada ajang teknologi terpopuler dunia. Tidak juga untuk dikenang bahwa
mereka masih ada. BlackBerry harus memberikan terobosan yang cukup baik agar
mampu bersaing bersama kompetitor dengan spesifikasi tinggi namun harga lebih bersaing.

BlackBerry
KEYone merupakan satu lagi penerus keterpurukan brand asal Kanada. Ramalan ini
mungkin saja salah tetapi coba dilihat ke sekitar, gemerlap MWC di Barcelona
atau lirik saja toko-toko terdekat, bahkan toko online yang menjual smartphone.

Rata-rata produsen bermain ‘cantik’ dengan banyak pilihan. Konsumen juga berhak
memilih harga satu juga sampai sepuluh juta sekalipun. Dengan satu produk saja,
BlackBerry akan kembali terjungkal, gulung tikar kedua kali dengan harapan tak
bisa bangkit lagi.

BlackBerry
sungguh kebal terhadap pemberitaan. Dihujat tak jatuh. Dicemooh tak diambil
pusing. Ulasan di media-media besar menyebutkan bahwa riwayat BlackBerry telah
tamat.

Kini pembuktian itu segera terjadi dengan memperkenalkan produk harga
mahal (seperti yang sudah-sudah). Namun sekali lagi, saran terbaik untuk
BlackBerry dihadirkan pada akhir bagian ini.

Pertama, jangan lupakan
kompetitor yang telah meluncurkan produk-produk dengan beragam seri dan rentang
harga (termurah sampai termahal).
Kedua, spesifikasi
sebuah smartphone harus sesuai dengan harga. Spesifikasi rendah maka harga juga
tidak mahal. Harga yang masuk akal akan membuat pembeli mendekat.
Ketiga, nama besar
BlackBerry telah dilupakan dalam 2 atau 3 tahun terakhir. Untuk bangkit ke
tahta, paling tidak merangkak ke peringkat beberapa besar, BlackBerry harus
menjual produk dengan harga Rp.2 juta sampai Rp.3 juta, bahkan lebih rendah
dari itu.
Keempat, interface
BlackBerry telah sangat ‘kuno’ untuk bersaing dengan interface smartphone
Android masa kini. Maka pembaharuan interface mutlak dilakukan untuk menarik
minat pasar.
Kelima, BlackBerry
sepertinya belum membuka diri untuk media, tidak ada salahnya untuk menarik
media ke dalam pusaran ‘kasih’ mereka agar mendapat pembelaan. Jika media
dibungkam maka segala apapun akan musnah juga.

Saran
ini hanya sebagian kecil dari harapan. Tetapi keputusan mutlak ada di penggemar
setia BlackBerry. Seri terbaru, BlackBerry Android KEYone, mungkin saja
pertarungan terakhir BlackBerry sebelum menutup episode terindah dalam hidup
mereka. Kita tunggu berapa ribu episode lagi BlackBerry memainkan drama penuh
haru. Demikianlah Kehancuran BlackBerry yang kini masih disesali. 
Categories
Uncategorized

5 Penulis Wanita Paling Populer Indonesia yang Wajib Kamu Idolakan

Siapa bilang menjadi penulis akan “miskin”? 5 Penulis Wanita Indonesia ini justru membuktikan sebaliknya. Asma Nadia, Dee Lestari, Hanum Rais, Ilana Tan dan Ika Natassa tak lain penulis-penulis wanita paling populer.

Tak usah jauh-jauh melangkah ke luar negeri di mana profesi menulis telah sangat dihargai. Penulis dunia yang bukunya bestseller dan telah difilmkan sekarang ini hidup bagai di negeri dongeng. Kekayaan mereka berlimpah. Kepopuleran mereka pun tak kalah dengan para selebriti yang memerankan tokoh antagonis dan protagonis dari buku mereka.
Dunia kepenulisan Indonesia pun tampaknya telah menuju ke arah sana. Apabila penulis bestseller dunia dikuasai oleh penulis wanita, maka dunia tulis-menulis Indonesia juga demikian. Penulis wanita di Indonesia cukup banyak. 
Jika dulu terdengar bahwa penulis wanita hanya sebagai pelengkap saja namun saat ini penulis wanitalah yang menguasai perbukuan Indonesia. Lima nama yang saya sebutkan di bawah ini adalah para penulis yang bukunya laku bak pisang goreng di pasaran. Bahkan, baru dibuka pre-order saja buku mereka bisa dikatakan telah habis dijual! 

Asma Nadia; Penulis Buku Islami Produktif

Asma Nadia memulai karir kepenulisannya sejak kecil, dan namanya dikenal banyak orang semenjak tulisan wanita berjilbab ini sering muncul di majalah Annida. Genre Islami yang diusung Asma membuat bukunya disukai banyak kalangan, terutama ibu-ibu. 
Asma Nadia saya tempatkan di posisi pertama karena karir wanita dua anak ini sangat mulus di tahun 2015. Bukunya tidak hanya bestseller dan difilmkan saja, buku-buku dari pendiri Forum Lingkar Pena (FLP) ini telah dijadikan sinetron kejar tayang di salah satu televisi swasta Indonesia. 
Nama Asma Nadia cukup populer dibandingkan penulis wanita lain semenjak buku Assalamualaikum Beijing dan Surga yang Tak Dirindukan difilmkan serta mendapat apresiasi dari banyak kalangan. Namanya semakin meroket sejak Catatan Hati Seorang Istri dibuat drama seri yang mengalahkan sinetron lain di masa tayangnya. Bahkan, sampai saat ini rumor CHSI, Hana dan Hello Kitty masih ramai dibicarakan. 
Asma Nadia juga termasuk salah seorang penulis – bukan saja penulis wanita – yang telah mengikuti banyak aktivitas kepenulisan tingkat dunia. Tidak hanya sebagai peserta, Asma juga menjadi pembicara di belahan dunia yang disinggahinya. 

Baca:Review Buku Asma Nadia; Love Spark in Korea 

Selain itu, sosoknya yang religius kerap kali menimbulkan kontroversi begitu sebuah isu dikaitkan dengan agama. Tampaknya, Asma tak pernah goyah dan terus melahirkan karya-karya fenomenal sepanjang tahun ini. Dua bukunya yang sedang difilmkan adalah Pesantren Impian dan Love Sparks in Korea. 
Asma Nadia penulis Surga yang Tak Dirindukan.

Dewi Lestari; Ibu Suri dengan Khayalan Tingkat Tinggi

Nama Dewi Lestari – lebih dikenal Dee – sebenarnya telah lama dikenal sebagai penulis buku-buku berkualitas negeri ini. Serial Supernova masih ditunggu-tunggu pembacanya sampai kini. Dee dikenal sebagai penulis yang tidak terlalu produktif melahirkan karya dan gemar sekali melakukan riset mendalam sebelum menulis. 
Contohnya saja, saat menulis Gelombang ia harus bersemedi terlebih dahulu bersama orang-orang Batak. Hasilnya? Seperti yang Anda baca. Setiap kata dalam buku serial Supernova ini bermakna sekali. 

Baca Review Buku Supernova; Gelombang Bahwa Aku, Takut Jika Tertidur

Dee tidak hanya menulis buku saja namun menulis lagu dan menyanyi. Dulu kita mengenal Rida Sita Dewi yang bisa dikatakan girlband di eranya. Kesibukan Dee dalam menulis membuat grup bermusik itu vakum dan tenggelam entah ke mana. 
Namun Dee membuktikan bahwa dirinya adalah penulis sejati dengan melahirkan karya-karya spektakuler. Perahu Kertas merupakan salah satu buku Dee yang pertama diedarkan dalam bentuk “pesan singkat” oleh salah satu provider di Indonesia. 
Buku ini pula yang mengantarkan kesuksesan Dee dalam mengantarkan buku-buku lainnya untuk difilmkan. Sebut saja Supernova seri pertama dan Filosofi Kopi yang menggebrak perfilman Indonesia. Buku-buku Dee masih diburu pembaca karena kekayaan bahasa dan alur cerita yang menarik. Saat ini Dee sedang fokus melanjutkan seri Supernova yang sangat ditunggu-tunggu oleh pembacanya. 
Dee Lestari penulis serial Supernova.

Hanum Rais; Penulis Novel Kisah Hidup

Hanum Salsabila Rais tiba-tiba mengobrak dunia kepenulisan dengan buku kisah perjalanannya di Eropa. Mantan presenter televisi ini menuliskan kisah perjalanan dalam bentuk novel yang langsung bestseller di Indonesia. 
Bersama sang suami, Rangga Almahendra, Hanum memulai pertualangan di Austria dan bermain api dengan mereka yang mengucilkan Islam. Sama halnya dengan Asma Nadia yang mengantarkan Islam sebagai ruh dalam setiap bukunya, Hanum berjaya dengan tulisan “ringan” yang semula dianggap hanya roman picisan suami istri. 
99 Cahaya di Langit Eropa merupakan cikal-bakal sebuah film yang akan kontroversi di luar negeri, jika ditayangkan di sana. Hanum menulis kisah ini dengan sangat apik sehingga pembaca terkesima. 
Pesan sejarah, renungan, pencarian jati diri, nilai-nilai keislaman merupakan titik awal dari kisah Hanum. Sukses dengan buku yang filmnya syuting di Eropa, Hanum kembali bertualang dalam buku Bulan Terbelah di Langit Amerika yang tak lain mengisahkan tentang keterasingan Islam setelah 11 September 2001 di Amerika Serikat. 
Bekal sebagai reporter membuat Hanum bebas bercerita dalam bukunya. Tidak hanya buku yang populer namun film yang diangkat dari bukunya masuk ke dalam jajaran box office di Indonesia. 
Hanum Rais.

Ilana Tan; Penulis Novel Roman Picisan

Sosok misterius ini saya masukkan saja ke dalam jenis kelamin wanita. Nama Ilana Tan memang dikenal sebagai Mira W di era modern. Karya-karya Ilana Tan memang tidak seambisius tiga penulis yang saya sebutkan di atas. 
Namun karya-karya Ilana Tan merupakan buku mega bestseller. Penulis yang entah bagaimana rupanya – benar nggak dia manusia? – menulis ringan sekali namun disukai oleh banyak pembaca terutama para pecinta buku-buku teenlit. Gaya bahasa yang ringan dan tidak bertele-tele membuat karya Ilana Tan cepat habis dalam sekali baca walaupun bukunya cukup tebal. 
Nama Ilana Tan akan populer sepanjang tahun 2015 karena Sunshine Becomes You akan segera ditayangkan ke layar lebar. Sosok Ilana Tan akan diburu oleh paparazi kesiangan yang haus akan informasi mengenai dirinya. Saya pun cukup ini saja menulis karena tak pernah tahu, siapa Ilana Tan sebenarnya! 

Ika Natassa; Trend Penulis Baru Wanita Indonesia

Kenapa saya memasukkan Ika Natassa ke dalam penulis wanita paling populer sepanjang tahun ini? Ika termasuk penulis yang konsisten menulis dan menghasilan karya berkualitas. Walaupun belum ada buku Ika yang difilmkan namun kehadiran Antologi Rasa maupun Critical Eleven cukup menarik perhatian. 
Buku-buku Ika laris manis di pasaran karena penjabaran yang kuat dan gaya tulisan yang asyik. Ika hadir dengan nuansa tersendiri dan jauh berbeda dari empat penulis wanita di atas. Ika menggebrak sesuatu yang biasa namun ditulis dengan tidak biasa. Itulah kekuatan Ika Natasha. 
Critical Eleven salah satu contoh tema ringan namun dikemas dengan apik oleh Ika Natassa. Karakter yang kuat, ilustrasi yang menarik, serta alur memukau membuat buku ini sebagai track record Ika mencapai kesuksesan di tahun depan. 
Memang, perjalanan Ika masih sangat panjang tetapi kekuatan yang telah dimilikinya untuk menuju kesuksesan empat penulis di atas tidaklah sulit. Ika akan melaju sebagai penulis wanita selanjutnya yang karya-karyanya ditunggu oleh pembaca. 
Ika Natassa penulis asal Medan dengan karakter yang khas.
5 Penulis Beken Indonesia mana idola kamu? Kelima penulis wanita ini memiliki ciri khas masing-masing yang sulit dilewatkan begitu saja oleh penggemarnya.