Categories
Uncategorized

Guru Blogger Sejalan dengan Repotnya Ngeblog, Mengajar dan Mendengarkan Ocehan Siswa

Acer Switchable Me, Acer Indonesia, Acer Switch Alpha 12
Acer Switch Alpha 12
Ngomongin dunia blogging,
kini semakin melambung tinggi di jagad maya. Apa-apa blogger yang kena getah untuk endorse sebuah produk. Karena apa? Tentu saja tulisan dari
sebuah blog akan abadi di mesin pencari walaupun backlink telah dihapus
oleh pemilik blog. Saya dan blogging sudah tidak dapat dipisahkan
lagi. Sejak kuliah sudah aktif curhat-curhatan di blog seperti Multiply
maupun kanal khusus di Friendster. Dulu itu, tiap nggak ada jadwal kuliah saya
selalu melipir ke warung internet untuk sekadar posting yang lucu-lucu
atau bergalau ria. Seiring perkembangan, pada tahun 2007, saya akhirnya membeli
laptop pertama. Harganya cukup mahal waktu itu, Rp.6.300.000 dengan bodi yang
tebal namun begitu populer. Acer Aspire – saya lupa kode tipenya berapa –
adalah pilihan saya. Layar 14 inci cukup baik untuk multitasking kala
itu.

“Kenapa
kamu nggak beli komputer saja?” Awan, sahabat saya seakan-akan protes karena
saya memilih laptop daripada komputer. Memang diakui, waktu itu komputer masih
menjadi primadona pada sebagian orang karena lebih gahar dan garang. Saya yang
tidak mau ‘ribet’ memilih laptop yang mudah dibawa ke mana-mana. Pilihan saya
kemudian terbukti sangat tepat dibandingkan pilihan Awan yang membeli komputer.
“Ayo
kita ngopi!” masuk ke tahun 2008 warung kopi di Banda Aceh telah
bertabur dengan fasilitas internet gratis, lebih dikenal dengan Wi-Fi. Di sinilah
kemenangan saya terhadap Awan. Awan jadi sering meminjam atau mengajak saya
duduk di warung kopi untuk akses internet. Satu alasan terpenting karena
menggunakan laptop – Acer Aspire – kami tidak dibatasi waktu. Secangkir kopi
kami bisa duduk sampai setengah hari bahkan seharian. Berbeda dengan duduk di warnet
yang dibatasi jam pemakaian.
Saya
pun tetap aktif menggalau di Multiply sebelum dinonaktifkan oleh pemiliknya dan
dialihfungsi ke media lain. Tahun 2010 saya mulai mengenal Kompasiana dan cukup
aktif menulis di sana. Saya mulai aktif menulis ke hal-hal yang menarik, posting
yang lebih ‘berisi’ walaupun masih kalah dibandingkan dengan kompasianer lain. Tahun
ini pula nahas tidak bisa dibendung, Acer Aspire saya mengalami kerusakan parah.
Kondisinya tidak baik setelah jatuh beberapa kali dan terpaksa disimpan sebagai
kenang-kenangan.

Kemudian, saya kembali seperti dulu, bolak-balik ke warung
internet hanya untuk posting satu tulisan. Namun hal ini tidak
berlangsung lama karena warung kopi lebih gagah yang mematikan warung internet.
Saya kemudian fakum ngeblog dalam waktu yang singkat saja. Saya membuka
diri untuk membuat blog pribadi di blogspot.com –blogger.com – pada
tahun 2011. Tentu saja malam-malam ke warung internet untuk mengetik sebuah
tulisan lalu mempublikasikannya. Baru tahun 2013 saya mendapatkan Acer  Aspire One, merah menyala, ukuran layar 10
inci, dengan harga Rp.3.200.000 cukuplah untuk membantu aktivitas ngeblog.
Notebook ini kemudian saya gunakan bergantian bersama adik yang masih
kuliah.

Baiklah.
Lalu kapan saya mengajar di sekolah? Awal 2011 sebenarnya saya telah pulang
kampung ke Meulaboh, Aceh Barat. Saya mengajar di sekolah negeri sebagai guru
bakti, guru honorer, guru yang sering mengajar dengan ikhlas dan sering pula
menjadi cemoohan rekan kerja bahkan siswa. Awal pulang kampung saya pikir
memang bukan waktu untuk menjadi blogger sampai selebblog sekalipun.
Fasilitas yang tidak memadai, saya harus ke warung internet yang jaraknya
memakan waktu 25 menit ke kota, biaya pemakaian komputer yang mahal untuk
seorang guru tanpa gaji bulanan, saya memilih menulis kapan-kapan suka saja.

Aspire
One di tangan baru saja benar-benar aktif menulis di blogger.com maupun
Kompasiana. Dua media yang tidak seimbang saya aktifkan. Seakan-akan satu
menjadi anak tiri dan satu lagi anak kandung. Namun saya masih aktif di blog blog
berbeda ini. Lalu saya membenahi segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia blogging.
Saya mulai belajar banyak hal. Saya menarik kesimpulan untuk membeli domain
agar saya benar-benar serius dalam menjadi seorang blogger sejati.
Saya
mengatur pola yang cukup berat. Pola ini yang kemudian membuat saya dapat
menyeimbangkan antara dunia blogging, mengajar dan tertawa terbahak
sampai selfie bersama siswa-siswi. Guru honor yang mencari upah dari jam
pelajaran membuat saya harus mengajar di dua sekolah. Saya tidak bisa meminta
harus mengajar sesuai bidang studi waktu kuliah. Saya harus mengajar – mau
tidak mau – sesuai dengan jam kosong di sekolah. Saya mendapatkan mata
pelajaran Teknologi dan Informasi, sejalan dengan aktivitas di luar sekolah. Rata-rata
guru honor lain tidak mau mengajarkan komputer karena keterbatasan pengetahuan
tentang ini. Akhirnya saya cukup kewalahan mengajar semua kelas.
Saya
tidak ingin berhenti karena saya tidak tahu harus berbuat apa. Pagi sampai
siang adalah aktivitas formal yang menuntut semua perfect. Siang sampai
malam nggak ada yang mau peduli apakah saya awut-awutan, di warung kopi
seharian, dianggap nggak punya pekerjaan lain selain ngopi. Tetapi lepas
dari semua itu saya bisa pamer smartphone baru yang didapatkan gratis
dari ngeblog. Saya dengan bangga dan terharu minta izin di dua sekolah
untuk traveling gratis atas berkah ngeblog.
Pulang
dari traveling itu, terakhir ke Bali, teman-teman saya di sekolah nggak
mau tahu kondisi keuangan seorang guru honor, mereka tetap saja nagih.
Kenang-kenangan dari Pantai Kuta, Bali.
“Mana
oleh-oleh dari Bali?”
“Mana
cendera mata dari Bali, Bai?”
“Mana
kain Bali?”
“Alhamdulillah,
semoga kamu bisa keliling dunia, Bai!” ada juga yang dengan legowo menerima
oleh-oleh berupa gantungan kunci. Memang, itulah yang bisa saya bawa pulang
karena keterbatasan tempat dan penghematan besar-besaran.
Lain
teman guru, lain pula siswa dan siswi.
“Mana
oleh-olehnya, Pak?” tentu saja tidak mungkin saya kasih karena satu sekolah
bisa lebih 250 orang.
“Pak,
selfie dong dengan smartphone baru!” tentu ini akan saya
kabulkan. Lalu posting ke media sosial yang mereka berteman dengan saya.

“Bapak
enak kali dapat smartphone gratis!” lalu saya akan berkuah
menceritakan bagaimana mendapatkan barang-barang gratis.

Saya
bukan artis, saya blogger tetapi saya mendapat barang endorse!
Dan,
apa-apa siswa dan siswi akan melimpahkan curahan hati kepada saya. Kebanyakan
dari mereka adalah siswi yang terlanjur kalut setelah mengambil foto tanpa
kerudung di smartphone yang telah disinkronkan akun ke penyimpanan awan.
Ada pula yang kemudian minta solusi smartphone apa yang bagus untuk
dibeli. Ada juga yang curhat ala-ala anak remaja masa kini.
“Laptop
Bapak sudah usang kali!” lain waktu mereka mengkritik notebook
saya. Mungkin saja, bagi mereka, saya yang seperti ini banyak rejeki dan mudah
mendapatkan laptop baru. Namun belum tentu demikian.
Saya
ingin mengganti laptop baru agar kehidupan nyata dan maya dapat sejalan
berdampingan. Salah satu notebook yang mendukung aktivitas saya adalah Acer Switch Alpha 12. Kenapa
dengan notebook hybrid dari Acer ini mendapatkan tempat layak?
Mengajar Lebih Nyaman dengan Acer Switch Alpha 12
Acer Switch Alpha 12 mendukung aktivitas saya sebagai seorang guru.
Hal ini karena performa dan bodi dari notebook ini mendukung pengajaran
di dalam dan di luar ruangan. Notebook hybrid adalah perpaduan antara
layar dan keyboard yang dapat dipisahkan. Saya dengan mudah mengajar di
dalam ruangan, menyambungkan ke infocus maupun mengajar di luar ruangan sambil
bermain game dengan tema teknologi.
Acer
Switch Alpha 12 telah dibenamkan Acer LiquidLoop™ yang merupakan salah satu teknologi terkini, berguna
sebagai pendingin yang menstabilkan suhu pada prosesor Intel Core i Series agar
lebih optimal. Notebook ini tidak lagi dibenamkan kipas sehingga waktu
penggunaan pun terasa lebih senyap. Satu keunggulan dari pendingin tanpa kipas
adalah tidak berdebu. Pendingin yang seperti ini sangat membantu saya saat
mengajar di luar ruangan atau menulis tanpa meja.
Proses
belajar mengajar lebih enak karena saya tidak ribet membawa keyboard
saat di luar ruangan. Keyboard docking Acer Switch Alpha 12 telah
dilengkapi dengan engsel magnet sehingga mudah dan cepat dicopot dalam keadaan
aman. Keyboard docking di notebook ini juga digunakan sebagai screen
protection
dengan lampu backlit yang mudah digunakan dalam cahaya
remang. Tidak hanya itu, notebook ini juga dilengkapi dengan kickstand
yang berguna untuk mengatur sudut hingga 165 derajat
Ukuran
layar 12 inci dengan resolusi QHD (2160 x 1440 pixel) cukup puas dalam
mengajar. Acer Switch Alpha 12 tidak hanya membantu pengajaran di kelas, namun
dalam kondisi di bawah matahari pun aman karena telah dilengkapi Acer BlueLight
Shield
, sebuah teknologi yang melindungi mata dari cahaya biru perangkat
elektronik. Saya pun bisa menggunakan stylus pen dalam aktivitas cepat
yang mampu mendeteksi sensor tekanan layar hingga 256 tingkat secara lebih
presisi. Acer Switch Alpha 12 dengan berat 1.25 kg setidaknya mampu memanjakan
waktu mengajar saya selama di sekolah.
Ngeblog Lebih Santai dengan Acer Switch Alpha 12
Charger dipinjam orang
lain padahal sedang mengejar deadline? Ini paling kesal sekali. Namun
Acer Switch Alpha 12 telah dibekali port USB Type-C dengan USB 3.1 gen
1. Saya lebih aman karena belum banyak teman-teman lain yang menggunakan
colokan listrik dengan model begini. Saat ada yang minta pinjam charger
saya cukup katakan, “Portablenya berbeda!”
USB
Type-C tidak hanya sebatas pengisi daya saja. Melalui port ini saya bisa
mengirim data dengan kecepatan hingga 5 Gbps, 10 kali lebih kencang dari USB
2.0. Port USB ini juga difungsikan sebagai output video yang menghasilkan
gambar lebih menarik untuk ditonton. Saya yang kehabisan daya di smartphone
bisa dicolokkan ke USB ini yang dapat mengalirkan daya hingga 4.5 watt.
Desain
yang menarik dan lebih ringan membuat aktivitas ngeblog lebih terjamin. Acer
meyakini bahwa Switch Alpha 12 dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna,
termasuk blogger yang memiliki jam kerja tidak tentu. Notebook hybrid
ini akan lebih kencang dan menawan dengan Windows 10 Home 64-bit dari
Microsoft. Saya juga tidak perlu khawatir jika baterai smartphone sedang
sedikit, kamera 5 MP dari Acer Switch Alpha 12 dapat menangkap beberapa gambar
untuk media pendukung tulisan. Aktivitas ngeblog juga lebih nyaman
dengan baterai 4.870 mAh yang bertahan sampai 8 jam pemakaian normal.
Tidak
ada yang saya khawatirkan dalam memadukan aktivitas ngeblog dengan
mengajar di sekolah. Acer
Switch Alpha 12
memberikan pengalaman menarik untuk menonton video atau
bahkan main game dengan Intel® HD Graphics 520. Penyimpanan cukup melegakan antara 256GB SSD
atau 512GB SSD. RAM dalam menunjang kinerja cukup besar yaitu 4GB DDR3 atau 8
GB DDR3. Notebook hybrid dengan warna silver dari Acer layak saya
miliki nanti, jika berkah ngeblog datang lagi!
***
Categories
Uncategorized

Hotel Termewah Pantai Barat Aceh Masih Kokoh di 12 Tahun Tsunami

Hotel Termewah Pantai Barat Aceh Masih Kokoh di 12 Tahun Tsunami
Ini
Desember. My December. Memori tak terhingga dari seluruh masyarakat
Aceh. Namun tahukah kamu kalau Aceh semakin memesona? Destinasi wisata di Aceh
semakin diburu, dibuka tabirnya hingga benar-benar menjadi salah satu pilihan
terbaik. Ngomongin traveling ke Aceh, tentu saja bicara di mana akan
menginap dan bagaimana mendapatkan tempat terbaik.

Kamu,
saya tunggu di Aceh Barat. Kota Meulaboh yang dikenal dengan Kota Johan
Pahlawan, kota Teuku Umar dan Cut Nyak Dien, merupakan salah satu destinasi
untuk kamu kunjungi di akhir tahun. Soal penginapan, beragam pilihan tentu
menjadi alternatif terbaik. Namun jangan khawatir akan penginapan yang mewah,
megah dan sunyi untuk menikmati romantis berdua pasangan, hotel ini bisa
menjadi pilihan terbaik.
Hotel
Meuligou merupakan satu-satunya hotel yang mewah dan memiliki bangunan terbesar
di pantai barat Aceh. Meuligou dalam kata lain adalah seuramo. Seuramo
diartikan sebagai teras depan atau tempat peristirahatan sementara. Sekilas hotel
ini cukup sempit dari pandangan pertama. Namun begitu masuk ke dalamnya, kita
akan disuguhkan pemandangan yang lebih luas. Terdiri dari tiga tingkat, Hotel
Meuligou memberikan fasilitas beragam. Hotel ini memiliki bangunan yang unik dan
menarik. Perpaduan antara modern dan tradisional Aceh sehingga dapat menawarkan
pengalaman lebih saat berada di sini. Ciri khas Aceh dari hotel ini adalah
pahatan kayu yang sering dijumpai pada rumoh Aceh, terdapat pada pintu
utama masuk ke dalam hotel.

Seni
keacehan melekat sekali dengan ukiran-ukiran lain begitu masuk ke dalam hotel
yang terletak di Jl. Iskandar Muda No. 35, Meulaboh. Hotel ini diresmikan oleh
Bupati Aceh Barat, Drs. H.T.Rosman pada 27 Agustus 1992. Hotel ini kemudian
menjadi pilihan terbaik dari wisatawan Aceh, luar Aceh dan luar negeri. Hotel Meuligou
pertama kali membuka operasional pada 1 Juni 1994.
Pemandangan
kota Meulaboh dapat dinikmati dari hotel yang terdiri dari 60 kamar  dengan fasilitas berbeda. Pihak managemen
hotel membagi masing-masing kamar ke dalam Suite Room, Excekutif, Deluxe dan
Standar. Standar harga pun ditetapkan sesuai dengan fasilitas
yang dapat dinikmati.

Kamar
tidur yang nyaman terlihat di dalam hotel ini. Untuk ruangan paling mahal, Suite
Room
, kamu akan mendapatkan meja meeting untuk skala kecil. Tidak hanya
itu, fasilitas lain berupa kulkas dan televisi akan kamu dapakan di kamar ini. Demi
menjamin kenyamanan, kamar mandi yang ada juga memberikan pelayanan terbaik
dengan shower.
Bagaimana
dengan pelayanan di hotel ini?
Kamu
akan dilayani oleh karyawan Hotel Meuligou yang terdiri dari 24 orang. Hotel ini
membangun mushalla terpisah yang berbentuk rumoh Aceh di sisi
kanan bangunan hotel. Untuk aktivitas formal, meeting room menyediakan
pelayanan terbaik yang luas dan nyaman. Kamu yang tidak sempat mencuci pakaian
bisa menitipkannya jasa laundry. Laundry pakaian akan dikenakan
biaya tambahan selain biaya sewa kamar.
Hotel
Meuligou yang terletak di posisi strategis menjadi sebuah penginapan yang mudah
dan layak dipilih. Segenap kebutuhan selama di kawasan pantai barat Aceh mudah
kamu dapatkan. Kamu yang ingin terburu-buru pulang, bisa mencapai ke Bandara
Tjut Nyak Dien di Nagan Raya dalam waktu lebih 40 menit saja.
Sebagai
bahan pertimbangan, kamu bisa melirik harga kamar permalam di bawah ini:
Suite
Room                 :
Rp.1.760.000,00
Executif
I                    :
Rp.   660.000,00
Executif
II                  :
Rp.   550.000,00
Executif
III                 :
Rp.   495.000,00
Deluxe
                        : Rp.   605.000,00
Standar
Lantai 2         : Rp.   396.000,00
Standar
Lantai 3         : Rp.   352.000,00
*Harga ini tentatif dan telah termasuk pajak hotel dan sarapan.
Informasi
lebih lanjut, bisa menghubungi managemen hotel di:
Jl. Iskandar Muda No. 35 Meulaboh, Aceh Barat
Telp.   : 0655-7551550
HP.      : 085102397171
Categories
Uncategorized

Apakah Kamu Kangen Bahagia? Datanglah ke Tempat Ini

jangan lupa bahagia, kangen bahagia, bahagia sederhana, bahagia apa adanya
Kangen Bahagia – liputan6.com
Jangan
lupa bahagia
!” kata kamu.
Bahagia
itu tidak bisa ditebak, kawan. Ini soal rasa yang barangkali dijual dengan
harga yang sangat mahal sekali. Bahagia seseorang tidak akan pernah dapat
dilihat hanya dari bahasa tubuh, kata-kata atau hanya dari sebuah senyuman dan
tawa terbahak.

Bahagia
itu apa adanya
!” kata kamu lagi.
Dalam
menguraikan rasa bahagia, tidak semudah memulai sesuatu dengan helaan napas
saja. Ibarat meneguk secangkir kopi
yang dapat menghilangkan rasa kantuk
, bahagia adalah kafein kehidupan yang
membuat candu. Orang yang pernah merasakan bahagia akan terus-menerus
mencarinya. Orang yang belum pernah mendapatkan bahagia akan merajuk sepanjang
waktu untuk memilikinya. Orang yang tidak pernah mengilhami bahagia akan
membuang rasa itu sampai beban mengangkasa hilang tanpa jejak.
Bahagia
itu sederhana
!” kata kamu saat gerimis mengiris hari.
Bahagia
itu tidak dapat diciptakan, bahkan dilahirkan begitu saja. Bahagia datang dan
pergi karena sebuah keajaiban dalam hidup. Lalu bagaimana jika kamu kangen
bahagia?
Mari
kita membangun memori dari tidur panjang. Ada saat yang membuat emosi
menggebu-gebu bila kata tentang bahagia diisyaratkan ada. Tempat kejadian
bahagia menjadi salah satu bagian penting untuk memutar waktu dan memulai
kembali bahagia. Di mana saja tempat itu?
Lokasi Pertama Bertemu Bahagia
Ini
bicara tentang cinta. Mau tidak mau, bahagia selalu dikaitkan dengan perasaan
menggoda terhadap seseorang yang dianggap penting dalam kehidupan berikutnya. Tempat
di mana kamu bertemu dengan ‘cinta pertama’ menjadi pertimbangan penting untuk
kembali ke sana. Nostalgia bahagia akan menimbulkan kembali rasa bahagia yang
pernah ada.
Di
mana tempat itu? Hanya kamu sendiri yang benar-benar tahu di mana letaknya. Bisa
saja kamu bertemu dengannya di suatu senja Pantai Kuta, Bali. Mungkin, kamu
merasakan bahagia tak terkira saat-saat sibuk di bandar udara. Saat gerimis
senja hari, bisa saja itu saat yang menjadi momentum bahagia terburai dengan
indah.
Kembali
ke gubuk pinggir sungai, di mana kamu pernah bermanja dengannya, sebuah
alternatif untuk meraih kembali bahagia. Kegundahan hati yang selama ini
menggelora manja, akan diobati dengan secawan bahagia. Kelelahan akibat
aktivitas panjang, akan tertutupi dengan sehela napas bahagia. Memori terindah
untuk membentuk sugesti bahwa bahagia pernah ada di dalam kehidupan kita.
Sunset di Senja
Minggu
Kamu
pernah merasakan pikiran tenang saat melihat sunset? Mungkin saja
itulah saat-saat bahagia pertama itu. Datang kembali ke pantai yang sama, di
saat sunset menukik tajam, kamu akan merasakan kembali bahagia diburai
menjadi serpihan-serpihan penuh kasih.
Suasana
pantai memang tempat yang paling rentan terhadap bahagia. Aura yang dihadirkan
oleh lautan lepas, ombak yang garang, angin sepoi-sepoi tak lain sebagai
penyejuk jiwa yang telah penuh terisi beban.
“Teriak
saja di bibir pantai untuk melepas masalah!” mungkin kamu pernah mendengar
saran ini. Sah-sah saja kamu melakukan hal demikian. Namun itu bukanlah faktor
pendukung bahwa kamu akan bahagia selamanya, atau akan melepas beban hidup
selamanya.
Saat-saat
sendiri di pantai menghadirkan sepi yang cukup mengisi ulu hati yang beku. Pantai
dengan debur ombak memberikan kesejukan tersendiri yang tidak akan kamu rasakan
di tempat lain. Hal ini pula membuat orang berbondong-bondong menjadikan pantai
sebagai objek wisata. Bahagia suatu ketika saat berada di bibir pantai, bisa
kamu ulang kembali dengan manis manja.
Kafe dengan Aroma Kopi Menggoda Rasa
Kafe
menjadi tempat bahagia lain yang pernah terukir di dalam hidup kamu. Kafe mana
yang pernah membuat kamu ingin loncat-loncat manja? Kamu mana yang membuat kamu
merasa sangat tampan sekali? Karena ukiran di langit-langit. Karena seorang
yang kemudian menjadi pasangan hidup? Karena aroma kopi yang menggoda rasa?
Segala
kemungkinan bisa saja terjadi. Kafe di mana kamu merasakan bahagia itu seadanya
saja, layak untuk dikunjungi kembali. Kenangan demi kenangan akan menjadi
pecahan puzzle terbaik untuk membongkar rasa bahagia yang kini semraut. Duduk sejenak
dengan secangkir kopi terbaik membuat kamu bertanya-tanya, apakah benar kamu
pernah bahagia di sini?
Benar
kamu kangen bahagia? Atau kamu sosok yang mengabaikan bahagia. Atau juga kamu
orang yang mengatakan, “Ini semua untuk dunia!”
Lalu,
untuk kamu itu apa?
Bahagia.
Tentu, karena kata ini begitu menggoda! 
Categories
Uncategorized

Kantuk Hilang dengan Secangkir Kopi di Gunung Terindah di Aceh

Kopi terenak di Aceh
Kopi yang bikin candu! – photo by Bai Ruindra
Kopi bisa menghilangkan kantuk? Seorang traveler wajib tahu tentang ini. Namun semua kembali ke
soal rasa sih. Saya mengatakan kopi bisa menghilangkan kantuk,
belum tentu kamu mengiyakan.

Sepeda
motor matic saya melaju kencang di jalan lintas barat Aceh. Saya memang
bukan pengendara ulung namun cukup sering berkendara selama 4 sampai 5 jam ke
Banda Aceh. Nikmat saja berkendara sambil menikmati pemandangan laut yang biru,
alam yang sejuk, pengunungan yang tinggi, sisa-sisa tsunami yang membisu dan
hal-hal lain yang membuat rasa syukur itu melankolis.
Lelah
sudah pasti, kantuk bisa saja datang. Saya harus mencari tempat yang cocok
untuk berhenti sejenak. Selain SPBU, puncak gunung ini menjadi salah satu pilihan
terbaik untuk istirahat sejenak.
Karena
apa?
Saya ingin ngopi, ingin makan mi atau minum air kelapa muda.
Saya
menepikan sepeda motor di tempat parkiran yang telah tersedia. Angin sepoi-sepoi
dari laut terasa menyejukkan wajah. Jalanan sepi berbaur dengan keheningan yang
kemudian menjadi kekhusyukan tersendiri. Adik saya telah terbirit-birit
terlebih dahulu, mencari kamar kecil. Saya memilih tempat yang cocok untuk
menghadap ke lautan lepas. Sebuah pulau dengan megah dan kokoh ada di sana. Pulau
itu tak goyah bahkan menghilang akibat tsunami akhir tahun 2004. Pulau itu
tetap saja menarik dan eksotik. Entah siapa yang pernah ke sana. Entah siapa
pula yang tinggal di sana.
“Mau
pesan apa, Bang?” seorang wanita yang saya taksir berusia 35 tahun itu bertanya
saat adik saya telah duduk dan mengarahkan kamera ponselnya ke segala sisi.
“Kopi,
kelapa muda dan mi,” tiga menu ini adalah favorit di sini. Terlebih kopi itu. Aromanya
khas sekali. Kekentalannya terasa sampai ke ubun-ubun. Ampasnya bahkan lebih
banyak dari kopi itu sendiri. Namun soal rasa, kopi ini bisa menghilangkan
kantuk seketika!

Pesanan
kami datang kira-kira sepuluh menit kemudian. Kami siap menyantap mi dengan
lahap, mengisi perut yang keroncongan. Setengah perjalanan telah dilalui dan
kami butuh tenaga untuk menggerakkan tubuh kembali. Kelapa muda yang segar
menambah kebutuhan akan air di dalam tubuh. Sebagai candu yang kuat, kopi telah
tersedia dengan manis, menggoda, kafein tingkat tinggi dan sekali aduk aromanya
langsung menyengat.
“Inilah
kopi Geurute!” seru saya seakan kepada diri sendiri. Cangkir kopi yang
sederhana. Kemasan yang sama sekali tidak menarik untuk pecinta kuliner kelas
atas. Ampas yang nggak banget jika menilai dari estetika sebuah minuman
berdasarkan level lebih tinggi. Cara seduh yang ‘kampungan’ sekali padahal
harganya jauh lebih mahal. Tetapi, tahukah kamu keunikan dan kenikmatan itu
bisa datang dengan sendirinya?
Rasa
kopi di atas Gunung Geurute ini memang tidak seberapa dengan kafe-kafe kelas
atas. Kopi ini diseduh dan disajikan dengan rasa kampung. Keunikan inilah yang
kemudian membuat kamu terbelalak dan membahak dalam hati. Sedikit saja kamu
meneguk kopi ini, pelurunya langsung menancap ke dasar otak, memberikan
atmosfer lebih baik, membidik kantuk, meledakkannya seketika. Kekuatan kopi
Aceh di atas Gunung Geurute memang tiada tanding. Kopi ini sangat cocok untuk
kamu yang melintasi barat selatan Aceh. Persinggahan yang beraroma laut, gunung
tinggi, jalan sepi dan aneka makanan yang dijual lebih mahal jika kamu turun ke
bawah gunung ini.

Gunung
Geurute dikenal sebagai salah satu tempat termenarik jika kamu melintasi barat
Aceh. Gunung ini adalah akhir dari perjalanan panjang untuk melepas lelah. Terletak
di kawasan Aceh Jaya, Gunung Geurute menjadi objek wisata tersendiri. Tidak hanya
kopi yang bisa menghilangkan rasa kantuk saja, pemandangan Lamno di bawah sana
cukup baik seperti hamparan lukisan mahakarya. Hitung-hitung, jika kamu sedang
mencari wanita mata biru di kawasan Lamno, secangkir kopi di atas Gunung
Geurute ini bisa mengobati rasa penasaran terlebih dahulu. Dari atas ini pula
kita dapat melihat panorama alam yang terhampar luas. Laut biru mengarung
dengan kencang.
Kopi
di atas Gunung Geurute membuat saya kangen sesekali. Jika bepergian dengan
sepeda motor, saya sempatkan untuk berleha-leha sejenak di sini. Sebenarnya rasa
yang membuat kopi di sini nikmat karena saya butuh tenaga lebih kuat agar
sampai ke Banda Aceh atau sebaliknya ke Meulaboh. Rasa kantuk itu tentu perlu
obat agar saya tidak kelabakan dalam berkendara.
Jalan
yang dilalui juga menarik kok. Gunung terbelah menjadi objek foto
menarik jika kamu berani di tengah jalan. Kudu hati-hati kalau soal ini,
kendaraan yang melintasi jalanan ini selalu dalam kecepatan tinggi. Eh, kamu
boleh juga menyediakan pisang untuk memberikan kepada tamu istimewa di
tengah-tengah jalan.
Tamu
itu adalah monyet yang selalu manja jika ada yang menepikan kendaraan mereka. Pasukan
monyet tak akan malu menyerbu karena insting akan pisang enak akan mereka
dapatkan begitu saja. Monyet-monyet ini biasanya berkelompok dan mereka cukup
sering bermain di jalanan yang sepi, yang tiba-tiba dilintasi oleh kendaraan
satu persatu.
Kamu
yang akan melintasi barat Aceh, boleh deh mampir dulu di atas Gunung
Geurute ini. Secangkir kopi akan membuat kamu kangen akan keindahan alam Aceh
dari atas gunung ini. Saya juga yakin, kantuk
kamu akan hilang karen secangkir kopi
di sini!