Pernah terpikir, suatu saat game di smartphone mendapat perhatian khusus. Selama ini, orang yang menghabiskan banyak waktu di depan layar smartphone – bahkan notebook – untuk memainkan game, dianggap ‘mereka’ yang membuang-buang waktu saja. Perlakuan yang mendetail lain adalah dikucilkan oleh lingkungan sekitar karena disebut tidak bekerja, tidak memiliki penghasilan maupun problema lain yang menjurus kepada hukum sosial. Padahal, waktu yang dihabiskan seorang gamer di depan layar sentuh itu sama seperti pekerja kantoran. Bedanya, jika kamu bekerja di kantor pergi pagi sekali mengejar fingerprint, lalu pulang menjelang magrib, maka seorang gamer bisa tidur 2 jam sehari untuk mengejar ketertinggalan.
Jika pekerjaan konvensional; ada pangkat, jabatan, golongan, dipromosikan, kenaikan gaji secara intensif dan perkara administrasi lain, pekerjaan sebagai gamer sebenarnya hanya ‘khayalan’ yang ‘untung-untung’ berhadiah. Tetapi, soal naik pangkat, dipromosikan sebenarnya hampir sama meskipun tidak melalui proses administrasi ribet. Seorang gamer cukup memainkan peran, menaikkan level lebih tinggi, fokus pada gamer tertentu agar disebut profesional atau membangun personal branding sehingga kelak menjadi terkenal dan dipercaya suatu brand.
Seorang gamer tidak memiliki penghasilan? Atau mungkin, seorang gamer hanya bersenang-senang saja? Dalam konteks senang-senang saya akui memang benar tetapi konsep tidak ‘digaji’ melalui game itu relatif. Banyak jalan menuju Roma. Banyak cara pula untuk mendapatkan penghasilan dari game. Tak bisa saya tampik juga bahwa beberapa permainan menjurus kepada judi tetapi jika bicara kompetisi akan bereda penafsirannya. Kompetisi game saat ini tidak hanya di tingkat anak-anak yang berlomba siapa menang beli permen, tetapi juga sudah naik ke level internasional – global – yang mana penjurian dilakukan oleh profesional di bidangnya dan juga hadiah miliran rupiah.
Saat menghadiri Opening Ceremony Asian Games 2018 di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, atas undangan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI. Saya sama sekali tidak menyangka bahwa game menjadi salah satu ‘olahraga’ yang dipertandingkan. Waktu itu, kami hanya menikmati megahnya pembukaan acara setelah 50 tahun lalu digelar di Indonesia, berteriak saat stuntman Presiden Jokowi memasuki arena dengan sepeda motor sambil melambai-lambai tangan, atau terharu saat tarian Ratoh Jaroe ditarikan dengan indah oleh 1.500 penari.
Begitu mendarat di Aceh pada 19 Agustus, saya baru mengetahui bahwa tidak hanya bulutangkis, bukan saja pencaksilat, juga tidak hanya sepakbola yang dipertandingkan di Asian Games 2018 tetapi game populer seperti Arena of Valor (AoV). Kompetisi game di Asian Games 2018 tentu saja mengingatkan saya kepada olahraga sejenis yang mengandalkan kinerja otak, yaitu catur. Permainan asah otak ini telah lama di pertandingan di tingkat dunia. Tidak sedikit pula atlet catur yang terkenal dari Indonesia, salah satunya Edhi Handoko, Grand Master (GM) catur yang mendapat medali perak beregu di SEA Games 2003. Pecatur kemudian mendapat gelar atlet catur, gamer juga layak disebut atlet game bahkan memiliki tokoh penting seperti atlet catur saat ini.
Pola yang sama tentu akan berlaku di game. Seiring perubahan zaman, perkembangan teknologi, maka game menjadi perhatian khusus di dunia. Di awal, catur adalah hobi, hampir semua orang memainkan catur di rumah tangga mereka. Ayah sama anak laki-lakinya. Kakak dengan adiknya. Mereka memainkan catur untuk melepas jenuh, menunggu waktu, mengasah otak, dan segala kemungkinan lain yang jika diintepretasikan dengan pola game adalah serupa.
Catur berawal dari rumah tangga. Game juga permainan yang berangkat dari individu. Kemudian catur memiliki klub dan game juga demikian. Atlet catur yang profesional telah dilatih, memiliki strategi yang kuat untuk bertahan di kompetisi. mereka punya jam terbang tinggi dan dihargai sebagai atlet. Nah, gamer yang semula main-main saja tidak tertutup kemungkinan akan menjadi profesional yang tiada lawan. Saat game masuk ke Asian Games 2018, saya berpikir bahwa inilah era perubahan yang mengikuti arah zaman. Tentu, kita tidak bisa tinggal diam. Tidak pula mengabaikan karena jumlah gamer saat ini jauh lebih banyak dibandingkan pecatur.
Catur tetap di ranah konvensional sedangkan game melangkah lebih modern yang selalu mendapat upgrade sistem. Konsep yang sama tetapi perangkat yang berbeda. Bahkan, tidak tertutup kemungkian catur akan beralih ke permainan online di ajang dunia nantinya mengingat pengembang game terus berbenah. Jauh sebelum itu, sebagai calon gamer, mungkin juga sebagai seorang yang senang bermain game, kita membutuhkan sebuah smartphone yang selaras dengan kebutuhan tersebut.
Smartphone Idaman Gamer
Jika Asian Games 2018 telah melegalkan game sebagai salah satu jenis ‘olahraga’ maka ajang dunia lain bisa mengikuti. Jika catur bertahan lama di Asian Games maka game juga akan demikian. Hari ini kita bicara AoV, besok bisa jenis game lain. Perangkat yang digunakan tetap sama yaitu smartphone yang ikut arus dikembangkan menjadi lebih baik dan keren. Hari ini trik catur mudah ditebak, pengembang game bisa memanipulasi enkripsi data agar gamer tidak mudah naik level. Senjata pecatur adalah lentikan jari, senjata gamer tak lain adalah sebuah smartphone yang bisa diandalkan dalam hal kecepatan dan daya tahan.
|
ASUS ZenFone Max Pro M1 pilihan terbaik gamer! |
Tiap orang memiliki sebuah perangkat idaman karena memang butuh, bukan karena ingin tampil gaya. Papancatur mudah diangkat ke mana-mana, jatuh tidak mudah rusak, namun berbeda dengan smartphone yang lebih sensitif. Apabila di kompetisi catur masih mengandalkan papancatur, maka ayah dan anak di rumah tangga bisa saja telah menanggalkannya karena ribet lalu beralih ke smartphone. Di smartphone telah terdapat aplikasi catur yang bisa diunduh oleh siapa saja dan bisa dimainkan oleh siapa saja, meskipun tanpa ada lawan. Kamu masih bisa memainkan catur dengan komputer atau bermain dengan orang lain.
Instan? Tentu saja. Smartphone memudahkan segala urusan maka ia menjadi idaman. Seorang gamer membutuhkan sebuah smartphone yang tidak cepat panas, responsif, baterai yang tahan lama, maupun layar yang lebih lebar. Urusan layar, kita tentu akan mengarah kepada kecerahan yang lebih baik dibandingkan smartphone pada umumnya. Saat kamu main catur di smartphone, layar lebih gelap nggak masalah. Namun, saat kamu main AoV, layar yang dipakai harus benar-benar selaras dengan identitas game tersebut.
Kamu tidak cukup hanya mengandalkan kepekaan, menghafal di mana musuh bersembunyi, tahu cara menaikkan level dengan mudah jika belum dibekali smartphone mumpuni. Kesal pasti saat hampir menang smartphone kehabisan baterai. Kecewa jelas sekali begitu klik finish tiba-tiba smartphone padam. Siapapun akan demikian dan merasa tertindas oleh perangkat yang digunakan.
Tidak ada salahnya mengidamkan sebuah smartphone bertaraf tinggi dalam hal gaming. Game kelas berat sekalipun akan mudah dilidas, tidak mudah mati mendadak, tidak pula cepat habis baterai. Teriakan tak terkendali. Meja bisa dibanting. Kawan bisa dipukul. Gelas kopi bisa dicampakkan hingga pecah. Bahkan, smartphone bisa saja dilempar sampai layar dan bodinya hancur. Rugi tentu pada diri sendiri. Uang keluar lagi untuk mengganti perangkat yang baru. Saat demikian, kita hanya membutuhkan sebuah smartphone gaming terbaik!
Smartphone Gaming Terbaik Kendalikan Emosi Saat Main Game
Game mengendalikan emosi kamu? Percaya atau tidak, emosi seorang gamer begitu mudah diaduk saat bermain game. Kesal bisa dibuang ke tetikus jika memainkan game di komputer. Geram bisa dihempaskan pada sepotong roti hambar jika kamu main game di smartphone. Amarah bisa sampai ke ubun-ubun saat smartphone mati kehabisan baterai. Semua ini akan dialami – bahkan pernah – oleh seorang gamer yang tidak bisa dihindari sama sekali.
Emosi stabil juga didukung oleh perangkat yang stabil pula. Jika selama ini kita dikendalikan oleh smartphone maka saatnya mengubah haluan, kita yang mengendalikan smartphone tersebut. Smartphone gaming terbaik akan mengetahui mana tuan mereka dan akan memberikan alternatif saat jalan buntu. Seperti apa smartphone gaming terbaik itu? Smartphone yang dimaksud telah melewati proses panjang sebelum dilabeli smartphone gaming. Baik dari segi ketahanan bodi, daya tahan baterai maupun kejernihan layar. Hal ini sangat dibutuhkan mengingat smartphone gaming akan diajak bekerja dalam waktu lama dan kontinu. Berbeda dengan smartphone yang sering dipakai untuk menunjang gaya hidup; media sosial atau sekadar foto saja. Smartphone gaming sejatinya memiliki falsafah; mainkan smartphone sampai habis baterai, isi lagi, main lagi!
Smartphone yang tahan lama itu cuma ASUS ZenFone Max Pro M1. Alasan saya merekomendasikan smartphone ini karena memang begitu. Ibarat cinta, ya cinta saja. Tak ada alasan untuk dijabarkan. Jika bicara dapur picu, smartphone ini telah dibekali prosesor yang sangat mumpuni untuk kelas menengah ke bawah. Bila mengangkat sisi layar, ASUS juga telah mengikuti perkembangan zaman yaitu menyematkan layar Fullview sehingga gamer akan mudah memainkan peran di dalam game.
Mainkan saja banyak game di ZenFone Max Pro M1 karena kamu akan menyenangi momen itu. Si seksi dalam gambar di bawah ini tentu saja kamu mengenalinya dengan baik. Perannya cukup ditunggu dan punya trik khusus untuk melawan musuh. Saya punya hero kesukaan saat memainkan game Mobile Legends: Bang Bang, misalnya. Kamu juga demikian. Namun kita sama-sama membutuhkan ‘senjata’ yang sangat ampuh untuk menaklukkan tiap level. Baterai cepat habis, kita terseok-seok. Smartphone berhenti bekerja, kita ikut-ikutan termenung.
|
ZenFone Max Pro M1 mampu lahap game kelas atas dengan baik. |
Tidak demikian dengan ZenFone Max Pro M1. ASUS membekali smartphone ini dengan senjata paling tangguh di kelasnya yaitu Snapdragon 636. Varian yang saya pegang saat ini adalah dengan memori internal 32 GB dan RAM 3 GB. Media sosial sudah pasti aplikasi wajib agar terus terkoneksi dengan teman di luar sana. Lagu-lagu juga tersimpan di sebagian besar memori yang tentu saja dari idola Korea – tetap ya. Keunggulan kamera juga membuat saya ketagihan untuk memotret momen, belum lagi aktivitas di sekolah yang mau tidak mau menjadi masa terindah untuk saya dan anak-anak. Tak lupa, beberapa game mulai dari ringan sampai berat. Game ringan yang biasa saya mainkan dengan sepupu adalah Ludo dan Ular Tangga. Asyik saja main kedua game ini karena siapa yang kalah pasti ada saja hukumannya.
Game kelas menengah yang tak pernah saya tinggal, sejak memakai smartphone dan game ini dirilis adalah My Tom. Mungkin terkesan ‘ah biasa saja’ tetapi bagi pecinta kucing, game ini memiliki keasyikan tersendiri. Saat notifikasi si kucing ingin makan atau baru bangun kayak ada yang tertinggal dan harus segera mengunjungi rumahnya. Lalu, game yang naik setingkat levelnya barangkali adalah Megapolis yang mana kayak ‘membangun’ masa depan lebih cerah. Dan, di kelompok game kelas berat saya memilih Mobile Legends: Bang Bang, yang jika ditanya alasan mungkin ya ‘main’ saja karena memang mau main game ini. Apapun game pilihan kamu, asalkan bersenang-senang dengannya, ayo mainkan!
|
Sudah siap main game favorit di ZenFone Max Pro M1? |
Apakah saya pernah merasa geram dan kesal selama menggunakan ZenFone Max Pro M1? Sejauh ini tidak, kecuali saat Game Over. Yang artinya, itu adalah kesalahan saya sendiri yang tidak punya trik atau karena jarang bermain game. Namun, secara performa, smartphone ini cukup baik dan tidak pernah ngelag sekalipun karena dapur picu yang kuat didukung oleh Android 8.0 Pure. Penting digarisbawahi bahwa sistem operasi ini membawa pengaruh besar terhadap ZenFone Max Pro M1 sehingga lebih ringan, tidak tersendat-sendat dan juga menjaga kestabilan baterai. Kita seperti sedang memegang smartphone Google Pixel karena sensasi yang dihadirkan sangat berbeda karena tanpa ZenUI, ciri khas smartphone ASUS.
Smartphone seperti ini sulit sekali ditemui di pasaran saat ini. ASUS memberikan keseimbangan yang pasti, meski ada yang melayangkan protes terhadap sistem operasi yang dipakai, namun saat kamu mengoperasikan smartphone ini; main banyak game, buka banyak aplikasi, mendengar musik, menonton video, maka rasakan bagaimana sensasi yang dihadirkan.
Sangat berbeda. Di kelasnya – bahkan – naik kelas sekalipun, ZenFone Max Pro M1 sangat membantu keseharian seorang gamer dan juga mereka yang lebih sering bekerja di luar ruangan. Hasil Benchmark dari AnTuTu memperlihatkan hasil yang memuaskan untuk sebuah smartphone Rp 2 jutaan ini. Angka penilaian ini tidak menipu hasil. Pemakaian maksimal masih belum membuat smartphone ini terdiam dalam waktu lama sehingga kita harus menekan tombol Power + Volume Up untuk mematikannya.
|
Hasil benchmark AnTuTu ZenFone Max Pro M1. |
Dari tadi saya terus berbicara soal daya tahan. Seri Max dari smartphone ASUS memang sudah terkenal sebagai salah satu ponsel pintar yang unggul di baterai. ASUS membenamkan baterai sebesar 5.000 mAh dengan fitur isi cepat, di mana pengisian bisa memakan waktu antara 1 jam sampai 1 jam 20 menit. Pemakaian normal seharian adalah 13 jam lebih yang tentu saja menghadirkan kenyamanan tersendiri. Aktivitas saya yang lebih banyak di internet sangat terbantu dengan baterai mumpuni ini. Saya tidak tertinggal informasi penting bahkan saya menjadikan ZenFone Max Pro M1 untuk menyimpan materi ajar. Jadi, sampai di kelas, saya cukup membuka smartphone ini lalu mengajar seperti biasa tanpa repot membawa buku ke dalam kelas.
Layar penuh tentu saja sangat membantu saya di dalam kelas – selain bermain game tadi. Jika main game saya mudah menemukan celah melawan musuh, maka di dalam kelas dengan materi yang diketik lebih responsif akan membuat semangat mengajar lebih tinggi. Sebenarnya, bisa disebut saya adalah guru yang lebih banyak mengandalkan teknologi dalam mengajar. Entah mungkin orang lain menyebut saya ‘sombong’ karena tidak membawa buku ke dalam kelas, tetapi bantuan smartphone yang menyimpan banyak hal lebih memudahkan saya dalam segala urusan sebagai guru.
Rasio layar 18:9 membuat ZenFone Max Pro M1 terkesan seperti smartphone dengan ukuran 5,5 inci padahal ukuran sebenarnya adalah 5,99 inci. Dalam urusan gaming sudah tidak diragukan lagi. Saya mudah mengibuli sepupu yang masih kelas 3 sekolah dasar saat main Ular Tangga, juga membaca dengan benar materi ajar sebelum diberikan kepada siswa di dalam kelas. Kedua hal ini membuat saya cukup bersenang-senang dengan layar luas; selain menikmati lagu-lagu terbaru dari K-Pop di Youtube.
ASUS membawa ZenFone Max Pro M1 dengan bodi metal yang alot. Kesan gaharnya bisa didapat selain kesan elegan untuk kelas menengah. Meskipun harga cukup murah, ASUS tidak membuang fitur kekinian yaitu sidik jari yang terletak di bagian tengah belakang bodi. Sidik jari ini juga cukup responsif. Jadi sebuah kebiasaan kita untuk membuka smartphone dengan cepat tanpa perlu menarik pola atau memasukkan PIN.
3 Fitur Unggulan ZenFone Max Pro M1
ASUS ZenFone Max Pro M1 memiliki banyak fitur, tentu saja. Namun jika diminta untuk memilih 3 fitur saja lalu menjadi rekomendasi untuk siapa saja yang ingin mendapatkan smartphone gaming terbaik, saya memilih Android 8.0 Pure, Baterai dan Kamera (diulas pada poin berikutnya).
Android 8.0 Pure atau sistem operasi tanpa kostumisasi tentu sangat menarik sekali – ibarat bicara yang alami dan murni kita yang merasakannya. Apapun yang di-update oleh Google kita yang akan menerima pertama sekali. Begitu pula dengan pengguna ZenFone Max Pro M1. Sebenarnya, banyak sekali keunggulan dari Android 8.0 Pure yang berjalan di satu-satunya smartphone ASUS saat ini. Salah satunya, dalam menghemat daya maka sistem operasi ini akan membatasi aplikasi yang berjalan di latar belakang. Seperti diketahui bahwa aplikasi yang berjalan di latar belakang sangat menguras baterai namun dengan Android 8.0 Pure ini, ZenFone Max Pro M1 bekerja lebih maksimal dalam penghematan daya.
Hal menarik lain dari Android 8.0 Pure adalah proses booting yang memiliki kecepatan 2x lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya. Proses ini sangat membantu kinerja smartphone sehingga tidak akan mudah ngelag seperti yang sering dialami pengguna smartphone. Selain cepat dalam booting juga memiliki fitur autofill yang memungkinkan smartphone akan menyimpan ID dan password media sosial di Google Crome tanpa menanyakan lagi kepada pengguna.
|
Keunggulan Android 8.0 Pure di ZenFone Max Pro M1. |
Google juga menyertakan fitur menarik seperti Picture in Picture yang mana memungkinkan pengguna untuk memainkan 2 aplikasi secara bersamaan. Jadi, untuk pengguna yang sibuk bisa mengandalkan fitur ini untuk membuka e-mail sambil membalas chat. Fitur menarik lain adalah notification dot yang memungkinkan pengguna mendapatkan titik berwarna kuning di atas sebelah kanan aplikasi yang dimaksud; Instagram, Facebook, Gmail, Twitter dan lain-lain. Fitur ini berbeda dengan fitur lain di mana saat ditekan akan keluar pop-up yang mana memberikan opsi tentang pemberitahuan yang baru saja diterima.
|
ZenFone Max Pro M1 bekerja dengan baik berkat Android 8.0 Pure. |
Yang menarik adalah fitur Google Play Protect di mana akan mendeteksi dan menghapus secara otomatis aplikasi berbahaya. Jadi, di satu sisi kita sangat aman dalam menggunakan smartphone yang telah diproteksi lebih lanjut. Kita terhindar dari mallware juga terhindar dari hal-hal negatif. Keamanan kita dijaga dengan baik sampai benar-benar nyaman selama menggunakan perangkat.
|
Perlindungan terbaik dari Google untuk ZenFone Max Pro M1. |
Baterai menjadi bagian terpenting untuk sebuah smartphone. Daya tahan baterai membuat smartphone dicintai oleh penggunanya. Memang, di Android 8.0 Pure terdapat fitur Life Saver yang akan menjaga kestabilan baterai. Perpaduan perangkat yang dibenam ASUS dengan Google akan membawa pengaruh besar terhadap kelangsungan hidup ZenFone Max Pro M1. Dalam kondisi normal; bekerja, bermain game, mendengar musik dan membaca, smartphone ini akan menyisakan angka 5 di pemberitahuan baterai menjelang tidur pukul 22.00. Isi cepat daya juga dilakukan malam hari menjelang tidur atau sehabis subuh.
Semua serba cepat dan instan. Kenapa saya mengunggulkan baterai dari ZenFone Max Pro M1? Karena memang demikian adanya. Baterai tahan lama sangat membantu aktivitas. Saya pikir, hampir semua pengguna smartphone jika diminta untuk memilih maka lebih memilih daya tahan lama dibandingkan dengan fitur lain. Smartphone padam sama saja tidak bisa berkomunikasi, meskipun 5% daya tahan ZenFone Max Pro M1 setidaknya masih bisa bertahan sampai 30 menit. Kita masih bisa mengirim pesan bahkan menelepon kerabat di saat-saat genting.
Kamera Bokeh Terbaik di Kelasnya
Fitur ini sangatlah penting sehingga saya tempatkan di akhir. Kenapa? Ya, intensitas pengguna smartphone saat ini adalah berfoto. Orang main game banyak, tetapi orang yang berfoto jauh lebih banyak. Orang main game tentu suka foto namun orang suka foto belum tentu suka main game. Maka, kamera ZenFone Max Pro M1 menjadi pilihan tepat di kelas menengah ke bawah.
Kamu mencari kamera dengan bokeh terbaik? Coba lihat beberapa hasil foto yang saya lampirkan di sini. Untuk smartphone murah, saya berani menyebut bahwa fitur bokeh yang dimilikinya sangatlah baik.
|
Kamera utama ZenFone Max Pro M1 yang unggul foto bokeh. |
Dua kamera belakang ditempatkan secara vertikal di sebelah kiri. Kamera utama memiliki resolusi 13 megapixel dengan bukaan lensa f/2.0 dan kamera untuk fitur bokeh adalah 5 megapixel. ASUS membekali kamera ini dengan fitur fokus yang cepat sekali menangkap objek dan fitur mengenali objek dengan baik sebelum dikunci. Tak lupa, ASUS membekali kamera depan sebesar 5 megapixel yang bisa kamu gunakan untuk selfie lebih cantik dan menarik. ASUS memang menanggalkan PixelMaster Camera dan menggantikannya dengan Snapdragon Camera yang memiliki fitur seperti umumnya kamera smartphone lain, tetapi ciri khas dari kamera ASUS masih tetap terjaga.
|
Hasil foto selfie ZenFone Max Pro M1. |
|
Hasil foto dekat ZenFone Max Pro M1. |
|
Foto objek yang natural dari ZenFone Max Pro M1. |
|
Kamera ZenFone Max Pro M1 mampu menangkap warna dengan baik. |
|
Objek bokeh yang cantik bukan? |
Bagi saya, di kelas menengah yang unggul sisi baterai dan berlabel smartphone gaming, kamera ZenFone Max Pro M1 akan menjadi teman baik dalam menangkap momen sejati di sekitar kita. Saya telah mencoba dan cukup puas dengan hasilnya.
Kenapa Memilih ZenFone Max Pro M1?
Barangkali, catatan ini menjadi kesimpulan dan rekomendasi. Dengan apa yang saya ulas di atas, kita bisa tahu benar posisi ZenFone Max Pro M1. Unggul di baterai, cepat dalam bekerja dan kamera bokeh terbaik di kelasnya. Dengan harga yang sangat murah, kita mendapatkan keuntungan lebih besar. Jika berpikir demikian, segeralah genggam ZenFone Max Pro M1!