Sebentar
lagi akan senja di Minggu menyengat. Langkah lunglai tak tentu arah ingin
segera dimanjakan. Tubuh lelah membutuhkan formalin secepatnya agar mampu
bergerak melakukan hal-hal lain. Kota Meulaboh yang kecil membuat pikiran
buntu. Warung kopi ini. Warung kopi itu. Hampir semua warung kopi berinternet
gratis sudah dijajaki di Ibu Kota Kabupaten Aceh Barat. Perlu rasanya duduk
santai tanpa memandangi laptop. Perlu senang-senang bersama teman-teman yang
terlampau penat mengejar udara hampa di sana-sini. Penat perlu dibumbui dengan
canda tawa. Tak ada laptop. Tak ada debat bahan bakar minyak yang naik kian
meresahkan. Tak ada jari kebas di atas keyboard maupun keypad
smartphone lima inci. Hanya senang-senang saja.
lagi akan senja di Minggu menyengat. Langkah lunglai tak tentu arah ingin
segera dimanjakan. Tubuh lelah membutuhkan formalin secepatnya agar mampu
bergerak melakukan hal-hal lain. Kota Meulaboh yang kecil membuat pikiran
buntu. Warung kopi ini. Warung kopi itu. Hampir semua warung kopi berinternet
gratis sudah dijajaki di Ibu Kota Kabupaten Aceh Barat. Perlu rasanya duduk
santai tanpa memandangi laptop. Perlu senang-senang bersama teman-teman yang
terlampau penat mengejar udara hampa di sana-sini. Penat perlu dibumbui dengan
canda tawa. Tak ada laptop. Tak ada debat bahan bakar minyak yang naik kian
meresahkan. Tak ada jari kebas di atas keyboard maupun keypad
smartphone lima inci. Hanya senang-senang saja.
Berdua
dengan seorang teman yang baru saja lelah meliput berita banjir. Kami mendaki
jembatan di atas sungai tak terurus. Terjun bebas dari jalan menanjak ke sebuah
warung kopi terisolir. Katanya terisolir, karena di sini tidak ada fasiliti
Wi-Fi. Hanya ada gubuk-gubuk kecil dan minuman serta makanan. Area khusus penikmat
hari tanpa dibebani masalah ini itu. Tujuan kami berdua juga sama. Melepas
masalah. Berhubung teman lain tidak bisa ikut, kami brdua saja di bawah gubuk
yang terbuat dari kayu hampir usang dan atap rumbia. Eksotisme di pinggir kota
Meulaboh yang dihiasi warung kopi modern, di mana hampir semua orang sibuk online
walaupun hanya memesan segelas kopi.
dengan seorang teman yang baru saja lelah meliput berita banjir. Kami mendaki
jembatan di atas sungai tak terurus. Terjun bebas dari jalan menanjak ke sebuah
warung kopi terisolir. Katanya terisolir, karena di sini tidak ada fasiliti
Wi-Fi. Hanya ada gubuk-gubuk kecil dan minuman serta makanan. Area khusus penikmat
hari tanpa dibebani masalah ini itu. Tujuan kami berdua juga sama. Melepas
masalah. Berhubung teman lain tidak bisa ikut, kami brdua saja di bawah gubuk
yang terbuat dari kayu hampir usang dan atap rumbia. Eksotisme di pinggir kota
Meulaboh yang dihiasi warung kopi modern, di mana hampir semua orang sibuk online
walaupun hanya memesan segelas kopi.
Nah,
kopi. Itu dia daya magis mengapa kami melancong ke Waroeng Kenangan. Warung
kopi tradisional ini termasuk salah satu warung kopi populer di Meulaboh. Selain
tempat nongkrongnya yang terdiri dari gubuk-gubuk secara terpisah, juga menu
yang ditawarkan beragam. Para pengunjung terdiri dari muda-mudi serta keluarga.
Kita bisa memilih tempat sesuai selera, menghadap ke sungai, ke pinggir laut,
selama masih kosong. Jangan salah, warung kopi ini sering kali penuh setiap
akhir pekan.
kopi. Itu dia daya magis mengapa kami melancong ke Waroeng Kenangan. Warung
kopi tradisional ini termasuk salah satu warung kopi populer di Meulaboh. Selain
tempat nongkrongnya yang terdiri dari gubuk-gubuk secara terpisah, juga menu
yang ditawarkan beragam. Para pengunjung terdiri dari muda-mudi serta keluarga.
Kita bisa memilih tempat sesuai selera, menghadap ke sungai, ke pinggir laut,
selama masih kosong. Jangan salah, warung kopi ini sering kali penuh setiap
akhir pekan.
Daya
tarik pertama adalah kupie khoep. Anda belum pernah dengar? Jika tinggal
di Aceh tentu saja sangat paham dan tahu artinya. Kopi Terbalik. Bukan kopinya
yang dibalik. Bukan pula aroma kopinya yang diubah. Bukan pula pahit. Bukan pula
sangat manis. Kopi terbalik ini terletak pada penyajiannya saja. Jika gelas
kopi biasanya terbuka ke atas, maka kopi terbalik permukaan terbuka itu
diarahkan ke bawah, menyatu dengan piring. Untuk menikmati kopi terbalik,
sederhana saja, Anda cukup meniup di setiap sisi piring, maka kopi akan keluar
dari persembunyiaannya. Kopi yang keluar dari gelas terbalik itu sudah hangat diminum
dengan pipa plastik kecil.
tarik pertama adalah kupie khoep. Anda belum pernah dengar? Jika tinggal
di Aceh tentu saja sangat paham dan tahu artinya. Kopi Terbalik. Bukan kopinya
yang dibalik. Bukan pula aroma kopinya yang diubah. Bukan pula pahit. Bukan pula
sangat manis. Kopi terbalik ini terletak pada penyajiannya saja. Jika gelas
kopi biasanya terbuka ke atas, maka kopi terbalik permukaan terbuka itu
diarahkan ke bawah, menyatu dengan piring. Untuk menikmati kopi terbalik,
sederhana saja, Anda cukup meniup di setiap sisi piring, maka kopi akan keluar
dari persembunyiaannya. Kopi yang keluar dari gelas terbalik itu sudah hangat diminum
dengan pipa plastik kecil.
![]() |
Photo by Bai Ruindra |
Seorang
pelayan muda menghampiri kami di gubuk paling sudut. Pelayan itu menawarkan dua
rasa Kupie Khoep. Biasa atau nenen. Biasa artinya kopi campur
gula. Nenen mempunyai arti yang vulgar dalam budaya Aceh. Secara kasar,
kopi terbalik rasa nenen itu adalah kopi susu. Jangan heran jika Anda
mampi ke warung ini. Pelayannya tetap akan bertanya demikian. Kami memesan si nenen
karena rasanya akan lebih nikmat dicampur susu. Namun, jangan khawatir, untuk
Anda yang tidak bisa minum kopi dengan alasan pencernaan (sakit lambung
misalnya), Anda bisa memesan minuman lain. Kelapa muda bisa jadi alternatif. Atau
aneka juice. Atau teh panas, teh dingin, boleh-boleh saja.Selain ciri khas yang kental ini, kopi terbalik merupakan kopi yang dibuat dengan bubuk kopi terbaik Aceh. Kental dan pahit. Anda bisa bergadang sampai pagi jika tidak sanggup menahan pengaruh kafein ini.
pelayan muda menghampiri kami di gubuk paling sudut. Pelayan itu menawarkan dua
rasa Kupie Khoep. Biasa atau nenen. Biasa artinya kopi campur
gula. Nenen mempunyai arti yang vulgar dalam budaya Aceh. Secara kasar,
kopi terbalik rasa nenen itu adalah kopi susu. Jangan heran jika Anda
mampi ke warung ini. Pelayannya tetap akan bertanya demikian. Kami memesan si nenen
karena rasanya akan lebih nikmat dicampur susu. Namun, jangan khawatir, untuk
Anda yang tidak bisa minum kopi dengan alasan pencernaan (sakit lambung
misalnya), Anda bisa memesan minuman lain. Kelapa muda bisa jadi alternatif. Atau
aneka juice. Atau teh panas, teh dingin, boleh-boleh saja.Selain ciri khas yang kental ini, kopi terbalik merupakan kopi yang dibuat dengan bubuk kopi terbaik Aceh. Kental dan pahit. Anda bisa bergadang sampai pagi jika tidak sanggup menahan pengaruh kafein ini.
Kami
juga memesan tahu goreng. Tahu ini juga merupakan makanan khas warung kopi
pinggir sungai ini. Tahu goreng ini merupakan campuran tahu, telur rebus dan
timun, lalu dicampur dengan kuah kacang dan kecap. Selain tahu goreng, Anda
juga bisa memesan rujak Aceh maupun mie Aceh.
juga memesan tahu goreng. Tahu ini juga merupakan makanan khas warung kopi
pinggir sungai ini. Tahu goreng ini merupakan campuran tahu, telur rebus dan
timun, lalu dicampur dengan kuah kacang dan kecap. Selain tahu goreng, Anda
juga bisa memesan rujak Aceh maupun mie Aceh.
Pesanan
kami datang. Saatnya menikmati senja bersama kopi terbalik, kelapa muda, dan
dua piring tahu goreng. Tentu saja kami berbagi sesuai pesanan masing-masing.
kami datang. Saatnya menikmati senja bersama kopi terbalik, kelapa muda, dan
dua piring tahu goreng. Tentu saja kami berbagi sesuai pesanan masing-masing.
Akhir
pekan yang menyenangkan. Tidak perlu mahal. Anda cukup mengeluarkan empat
ribuan untuk kopi terbalik biasa, lima ribuan untuk kopi nenen, lima
ribuan untuk kelapa dan delapan ribuan untuk sepiring tahu goreng. Anda
tertarik? Kami tunggu di Meulaboh!
pekan yang menyenangkan. Tidak perlu mahal. Anda cukup mengeluarkan empat
ribuan untuk kopi terbalik biasa, lima ribuan untuk kopi nenen, lima
ribuan untuk kelapa dan delapan ribuan untuk sepiring tahu goreng. Anda
tertarik? Kami tunggu di Meulaboh!
![]() |
Photo by Bai Ruindra |
![]() |
Photo by Bai Ruindra |
![]() |
Photo by Bai Ruindra |
![]() |
Photo by Bai Ruindra |