![]() |
Harga gula pasir naik jelang Idul Fitri – konfrontasi.com |
Siapa yang berada di
jajaran garis terdepan rakyat kecil
di negeri ini?
jajaran garis terdepan rakyat kecil
di negeri ini?
Gula Pasir Naik – Mereka yang mengemis
di pinggir jalan. Mereka yang mengais rejeki dari tumpukan sampah. Mereka yang
pantas menerima santunan. Mereka yang layak diberikan jaminan kesehatan gratis.
Mereka yang mendapatkan uang saku dari pemerintah melalui program BSM atau KIP. Mereka
yang tidur di kolong jembatan. Mereka yang mencangkul sawah tak pernah lelah. Mereka
yang menjerit saat semua barang yang mesti dibeli naik tiba-tiba bagai tensi
darah sehingga menyebabkan strok, penyakit kronis lain, sampai akhirnya
terkapar di rumah sakit.
di pinggir jalan. Mereka yang mengais rejeki dari tumpukan sampah. Mereka yang
pantas menerima santunan. Mereka yang layak diberikan jaminan kesehatan gratis.
Mereka yang mendapatkan uang saku dari pemerintah melalui program BSM atau KIP. Mereka
yang tidur di kolong jembatan. Mereka yang mencangkul sawah tak pernah lelah. Mereka
yang menjerit saat semua barang yang mesti dibeli naik tiba-tiba bagai tensi
darah sehingga menyebabkan strok, penyakit kronis lain, sampai akhirnya
terkapar di rumah sakit.
Beginilah nasib. Saat
Pegawai Negeri Sipil goyang-goyang kaki menerima bonus tahunan berupa gaji
ketiga belas dan Tunjangan Hari Raya (THR) atau gaji keempat belas, rakyat
kecil yang lupa didefinisikan dengan benar, bahkan tak tertera di dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, tercekat dan dipaku dengan palu sampai napas enggan
keluar. Suasana tercekik menghantam seluruh tubuh karena anggota keluarga butuh
banyak aroma, makanan enak untuk berbuka dan sahur maupun pakaian baru untuk
lebaran.
Pegawai Negeri Sipil goyang-goyang kaki menerima bonus tahunan berupa gaji
ketiga belas dan Tunjangan Hari Raya (THR) atau gaji keempat belas, rakyat
kecil yang lupa didefinisikan dengan benar, bahkan tak tertera di dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, tercekat dan dipaku dengan palu sampai napas enggan
keluar. Suasana tercekik menghantam seluruh tubuh karena anggota keluarga butuh
banyak aroma, makanan enak untuk berbuka dan sahur maupun pakaian baru untuk
lebaran.
Satu jenis sembako
mendadak naik membuat rakyat kecil tanpa gaji bulanan dan tunjangan apapun,
melompat ke tangga paling tinggi sebelum jatuh sampai patah di kaki dan lengan. Sorotan gula naik oleh
media massa cetak, elektronik maupun online menjadi satu-satunya
kecemasan. Di beberapa daerah gula dijual pada kisaran Rp.17,000 dan bahkan di
Aceh sampai naik menjadi Rp.20,000.
mendadak naik membuat rakyat kecil tanpa gaji bulanan dan tunjangan apapun,
melompat ke tangga paling tinggi sebelum jatuh sampai patah di kaki dan lengan. Sorotan gula naik oleh
media massa cetak, elektronik maupun online menjadi satu-satunya
kecemasan. Di beberapa daerah gula dijual pada kisaran Rp.17,000 dan bahkan di
Aceh sampai naik menjadi Rp.20,000.
Gula memang sangat
manis, kawan. Makanan dan minuman yang dicampur gula terasa sangat nikmat
sampai ke ubun-ubun. Gula itu adalah candu yang tidak pernah dibuang sampai
akhir hayat. Satu sen saja gula naik maka semua akan keteteran. Pedagang kue
yang menjual jajanan berbuka mau tidak mau harus menaikkan harga satu potong
kue mereka. Es cendol yang dijual pinggir jalan terlihat lesu saat ngabuburit
karena satu bungkus telah naik harga maupun dikurangi volumenya.
manis, kawan. Makanan dan minuman yang dicampur gula terasa sangat nikmat
sampai ke ubun-ubun. Gula itu adalah candu yang tidak pernah dibuang sampai
akhir hayat. Satu sen saja gula naik maka semua akan keteteran. Pedagang kue
yang menjual jajanan berbuka mau tidak mau harus menaikkan harga satu potong
kue mereka. Es cendol yang dijual pinggir jalan terlihat lesu saat ngabuburit
karena satu bungkus telah naik harga maupun dikurangi volumenya.
Menaikkan harga
sembako sepertinya juga sebuah candu. Pemerintah terlalu santai dalam
menindaklanjuti proses demi proses yang dilalui rakyat kecil. Pemerintah berdalih
bahwa uang santunan yang tercantum di dalam BSM atau KIP, uang fakir miskin, bahkan
dana sosial dari Kementerian Sosial, lebih dari cukup untuk membuat rakyat
kecil hidup sejahtera. Data-data yang ada itu terkadang hanya baku di satu
tempat tetapi tumpul di tempat lain. Coba lihat di sekeliling, berapa banyak
rakyat kecil yang tinggal di rumah kumuh, makan nasi secuil namun tidak
memegang kartu BSM atau KIP, tidak terdata sebagai penerima bantuan sosial dari
program Keluarga Harapan.
sembako sepertinya juga sebuah candu. Pemerintah terlalu santai dalam
menindaklanjuti proses demi proses yang dilalui rakyat kecil. Pemerintah berdalih
bahwa uang santunan yang tercantum di dalam BSM atau KIP, uang fakir miskin, bahkan
dana sosial dari Kementerian Sosial, lebih dari cukup untuk membuat rakyat
kecil hidup sejahtera. Data-data yang ada itu terkadang hanya baku di satu
tempat tetapi tumpul di tempat lain. Coba lihat di sekeliling, berapa banyak
rakyat kecil yang tinggal di rumah kumuh, makan nasi secuil namun tidak
memegang kartu BSM atau KIP, tidak terdata sebagai penerima bantuan sosial dari
program Keluarga Harapan.
Uang jaminan hidup
dari pemerintah pun jika ada yang menerima bukan diberikan bulanan namun
caturwulan bahkan semesteran. Berapa besarnya? Rp.300,000? Rp.600,000? Sampaikah
ke tarif Upah Minimun Provinsi? Dengan uang segitu “banyaknya” apa yang didapat
oleh rakyat kecil apabila cahaya lilin tiba-tiba menyala di sebuah ruangan. Seluruh
ruangan itu akan terang, terimbas, terinfeksi virus cahaya, perlahan-lahan
menggegoti tubuh sampai benar-benar padam dalam waktu lama.
dari pemerintah pun jika ada yang menerima bukan diberikan bulanan namun
caturwulan bahkan semesteran. Berapa besarnya? Rp.300,000? Rp.600,000? Sampaikah
ke tarif Upah Minimun Provinsi? Dengan uang segitu “banyaknya” apa yang didapat
oleh rakyat kecil apabila cahaya lilin tiba-tiba menyala di sebuah ruangan. Seluruh
ruangan itu akan terang, terimbas, terinfeksi virus cahaya, perlahan-lahan
menggegoti tubuh sampai benar-benar padam dalam waktu lama.
Sembako yang naik –
saat ini gula – akan bertahan lama setidaknya baru turun setelah Idul Fitri 1
Syawal 1437 H. Jika benar-benar turun. Jika tidak rakyat kecil tak tahu ke mana
akan menjerit. Rakyat kecil kembali ikut arus mengikuti pergulatan oleh
pemerintah dengan iming-iming akan ada dana bahagia dari berbagai simpanan kas
negara.
saat ini gula – akan bertahan lama setidaknya baru turun setelah Idul Fitri 1
Syawal 1437 H. Jika benar-benar turun. Jika tidak rakyat kecil tak tahu ke mana
akan menjerit. Rakyat kecil kembali ikut arus mengikuti pergulatan oleh
pemerintah dengan iming-iming akan ada dana bahagia dari berbagai simpanan kas
negara.
Gula naik memang
perkara kecil, kawan. Tetapi tahukah bahwa kopi itu terasa sangat nikmat saat
sahur? Aroma kopi saja sudah membuat tidak mengantuk bagaimana setelah meneguk
secangkir lalu mulai beraktivitas di pagi buta. Rakyat kecil yang ke sawah, ke
ladang, ke laut, ke hutan, tak luput dari sejumput gula untuk mengaduk kopi
agar kafein itu menambah tenaga mereka.
perkara kecil, kawan. Tetapi tahukah bahwa kopi itu terasa sangat nikmat saat
sahur? Aroma kopi saja sudah membuat tidak mengantuk bagaimana setelah meneguk
secangkir lalu mulai beraktivitas di pagi buta. Rakyat kecil yang ke sawah, ke
ladang, ke laut, ke hutan, tak luput dari sejumput gula untuk mengaduk kopi
agar kafein itu menambah tenaga mereka.
Rakyat kecil akhirnya
benar-benar menikmati permainan ini seperti yang sudah-sudah. Saat semua harga
sembako naik, semua kebutuhan lain ikut-ikutan gelombang tersebut. Jeritan
mereka tertahan. Hanya nikmat yang tertekan saat mulut-mulut besar berkhotbah
bahwa hidup ini akan sejahtera di bawah pemerintahan nyata. Dari tahun ke
tahun, berlalu begitu saja. Pernahkah sekali harga sembako turun ke titik
terendah setelah naik mendadak?
benar-benar menikmati permainan ini seperti yang sudah-sudah. Saat semua harga
sembako naik, semua kebutuhan lain ikut-ikutan gelombang tersebut. Jeritan
mereka tertahan. Hanya nikmat yang tertekan saat mulut-mulut besar berkhotbah
bahwa hidup ini akan sejahtera di bawah pemerintahan nyata. Dari tahun ke
tahun, berlalu begitu saja. Pernahkah sekali harga sembako turun ke titik
terendah setelah naik mendadak?
Nyawa rakyat kecil itu
ada pada sembako, kawan. Dapur mengebul tiap hari walaupun cuma menanak air
untuk membuat kopi. Rakyat kecil bahkan cukup meneguk satu kali tegukan kopi
untuk menarik pukat, untuk menarik cangkul, untuk menanam sayur-mayur yang
kemudian di jual dengan harga murah, bahkan tak cukup untuk membeli satu
kilogram gula, atau mungkin hanya cukup untuk membeli satu kilogram gula tetapi
tanpa dipenuhi oleh pernak-pernik lain di dalam kantong plastik itu.
ada pada sembako, kawan. Dapur mengebul tiap hari walaupun cuma menanak air
untuk membuat kopi. Rakyat kecil bahkan cukup meneguk satu kali tegukan kopi
untuk menarik pukat, untuk menarik cangkul, untuk menanam sayur-mayur yang
kemudian di jual dengan harga murah, bahkan tak cukup untuk membeli satu
kilogram gula, atau mungkin hanya cukup untuk membeli satu kilogram gula tetapi
tanpa dipenuhi oleh pernak-pernik lain di dalam kantong plastik itu.
Pada siapa kemudian
mereka mengadu? Hanya wartawan yang datang silih berganti meliput berita. Berita
tayang di mana-mana. Rakyat kecil menonton dirinya sendiri dengan bangga telah
masuk televisi. Tetapi di sudut hati yang lain, rakyat kecil mengeluh, suaranya
hanya untuk sebuah tayangan, untuk kebutuhan siar, untuk dipertontonkan tetapi
bukan untuk mengambil kesimpulan.
mereka mengadu? Hanya wartawan yang datang silih berganti meliput berita. Berita
tayang di mana-mana. Rakyat kecil menonton dirinya sendiri dengan bangga telah
masuk televisi. Tetapi di sudut hati yang lain, rakyat kecil mengeluh, suaranya
hanya untuk sebuah tayangan, untuk kebutuhan siar, untuk dipertontonkan tetapi
bukan untuk mengambil kesimpulan.
Berapa banyak tayangan
dan berapa orang narasumber yang telah bersuara. Di Sumatera, di Jawa, di
Kalimantan, di mana-mana. Beda suara tetapi satu tujuan, keluhan saja, sambil
tertawa tertahan, mendesah penuh harap, merayu dalam iba, lepas dari tayangan begitu
itu nama mereka diabadikan sebagai orang yang pernah masuk televisi oleh
orang-orang sekampung.
dan berapa orang narasumber yang telah bersuara. Di Sumatera, di Jawa, di
Kalimantan, di mana-mana. Beda suara tetapi satu tujuan, keluhan saja, sambil
tertawa tertahan, mendesah penuh harap, merayu dalam iba, lepas dari tayangan begitu
itu nama mereka diabadikan sebagai orang yang pernah masuk televisi oleh
orang-orang sekampung.
Adakah petisi saat
gula naik? Berapa yang akan tanda tangan petisi tentang sembako naik? Apakah
akan ada orang baik hati untuk menggalang dana dalam rangka mensejahterakan rakyat
kecil yang berjumlah jutaan di negeri ini? Akankah terkumpul dana sampai ratusan juta? Apakah mengorbankan satu orang lebih baik dari
orang banyak?
gula naik? Berapa yang akan tanda tangan petisi tentang sembako naik? Apakah
akan ada orang baik hati untuk menggalang dana dalam rangka mensejahterakan rakyat
kecil yang berjumlah jutaan di negeri ini? Akankah terkumpul dana sampai ratusan juta? Apakah mengorbankan satu orang lebih baik dari
orang banyak?
Harga gula naik
seminggu lalu. Harga sembako lain bahkan telah naik di awal Ramadhan. Tak ada petisi. Tak
ada aksi galang dana. Tak ada isu bahwa ini bencana nasional. Tak ada aksi
tanggap darurat. Tak ada penyelesaian karena ini bukan bencana alam yang
menimbulkan kelaparan, walaupun di dapur rakyat kecil hanya ada bongkahan
lantai dari tanah tak bisa dijadikan makanan halal. Cuma tersisa soalan harga
sapi yang menanjak menyengsarakan rakyat di kelas mereka yang sanggup beli
daging saja, itu yang kemudian dicari solusi terbaik dan sebaik-baiknya. Hanya ada kisah anak pejabat ke luar negeri
dengan fasilitas negara dan memamerkan keangkuhan yang ada di dalam diri
mereka.
seminggu lalu. Harga sembako lain bahkan telah naik di awal Ramadhan. Tak ada petisi. Tak
ada aksi galang dana. Tak ada isu bahwa ini bencana nasional. Tak ada aksi
tanggap darurat. Tak ada penyelesaian karena ini bukan bencana alam yang
menimbulkan kelaparan, walaupun di dapur rakyat kecil hanya ada bongkahan
lantai dari tanah tak bisa dijadikan makanan halal. Cuma tersisa soalan harga
sapi yang menanjak menyengsarakan rakyat di kelas mereka yang sanggup beli
daging saja, itu yang kemudian dicari solusi terbaik dan sebaik-baiknya. Hanya ada kisah anak pejabat ke luar negeri
dengan fasilitas negara dan memamerkan keangkuhan yang ada di dalam diri
mereka.
“Bagaimana dengan
kami rakyat kecil ini?”
kami rakyat kecil ini?”
Baca Juga Gara-gara Kafe Jamban Saya Tidak Makan