Gerakan
Antar Anak ke Sekolah yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Anies Baswedan sejatinya “hanya” program mulus sang menteri dalam rangka
meninabobokan anak-anak usia sekolah. Surat Edaran nomor 4 tahun 2016
menerangkan bahwa orang tua wajib mengantar anak pada hari pertama sekolah.
Antar Anak ke Sekolah yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Anies Baswedan sejatinya “hanya” program mulus sang menteri dalam rangka
meninabobokan anak-anak usia sekolah. Surat Edaran nomor 4 tahun 2016
menerangkan bahwa orang tua wajib mengantar anak pada hari pertama sekolah.
“Hari pertama sekolah juga menjadi kesempatan
mendorong interaksi antara orang tua dengan guru di sekolah untuk menjalin
komitmen bersama dalam mengawal pendidikan anak selama setahun ke depan. Kampanye
ini juga bertujuan meningkatkan kepedulian dan keterlibatan publik dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah.” – Anies Baswedan dikutip di laman
detik.com –
Anak-anak
usia sekolah saat ini sedang berada di awan manja tingkat tinggi. Semua diperhatikan
dan benar-benar mulus dalam berjalan selama pendidikan tersebut berada di ranah
sekolah negeri. Biaya pendidikan yang gratis, perlengkapan sekolah yang lengkap
dan guru-guru yang profesional membuat anak-anak di sekolah negeri mendapatkan tempat
khusus. Belum lagi jika berbicara tentang hukuman berat untuk guru apabila
menyentuh siswa dalam bentuk fisik.
usia sekolah saat ini sedang berada di awan manja tingkat tinggi. Semua diperhatikan
dan benar-benar mulus dalam berjalan selama pendidikan tersebut berada di ranah
sekolah negeri. Biaya pendidikan yang gratis, perlengkapan sekolah yang lengkap
dan guru-guru yang profesional membuat anak-anak di sekolah negeri mendapatkan tempat
khusus. Belum lagi jika berbicara tentang hukuman berat untuk guru apabila
menyentuh siswa dalam bentuk fisik.
Sebenarnya,
gerakan mengantar anak ke sekolah telah terjadi sejak waktu yang lama. Saya ingat
hari pertama sekolah di antar oleh Ibu untuk mendaftar semua kebutuhan tingkat
dasar. Memasuki tingkat menengah pertama dan menengah atas, saya malah
mendaftar sendiri mulai dari pendaftaran, ikut tes, sampai sekolah di hari
pertama. Kemudian berlanjut ke universitas yang semua dilakukan sendiri-sendiri
dan bersama teman-teman. Ke mana-mana harus dilakukan dengan mandiri tanpa
dibantu oleh orang tua. Lari ke sana-kemari untuk menyerap informasi akurat
saya lakukan bersama.
gerakan mengantar anak ke sekolah telah terjadi sejak waktu yang lama. Saya ingat
hari pertama sekolah di antar oleh Ibu untuk mendaftar semua kebutuhan tingkat
dasar. Memasuki tingkat menengah pertama dan menengah atas, saya malah
mendaftar sendiri mulai dari pendaftaran, ikut tes, sampai sekolah di hari
pertama. Kemudian berlanjut ke universitas yang semua dilakukan sendiri-sendiri
dan bersama teman-teman. Ke mana-mana harus dilakukan dengan mandiri tanpa
dibantu oleh orang tua. Lari ke sana-kemari untuk menyerap informasi akurat
saya lakukan bersama.
Sifat
manja yang telah berlaku di dunia pendidikan membuat anak-anak harus disuapi
dari lahir sampai mati. Sekarang wajar melihat anak-anak sampai di daftar masuk
perguruan tinggi didampingi orang tua. Wajar juga melihat anak-anak menangis
meraung-raung karena nggak lulus Kedokteran Universitas Indonesia. Jarang kita
lihat anak-anak ngambek karena nggak lulus di Teknik Sipil Universitas Gajah
Mada.
manja yang telah berlaku di dunia pendidikan membuat anak-anak harus disuapi
dari lahir sampai mati. Sekarang wajar melihat anak-anak sampai di daftar masuk
perguruan tinggi didampingi orang tua. Wajar juga melihat anak-anak menangis
meraung-raung karena nggak lulus Kedokteran Universitas Indonesia. Jarang kita
lihat anak-anak ngambek karena nggak lulus di Teknik Sipil Universitas Gajah
Mada.
Saya
dan teman-teman waktu itu, nggak lulus di Universitas Syiah Kuala saja biasa
saja. Karena tidak lulus itu pula kami mencari perguruan tinggi lain yang lebih
rendah grade dan mudah untuk lulus. Anak-anak sekarang sangat mudah
terpangku kepada orang tua karena semua di antar dan disuapi. Jika jalur
reguler tidak masuk mudah saja mereka membayar biaya masuk ratusan juta untuk
dapat kuliah di kedokteran.
dan teman-teman waktu itu, nggak lulus di Universitas Syiah Kuala saja biasa
saja. Karena tidak lulus itu pula kami mencari perguruan tinggi lain yang lebih
rendah grade dan mudah untuk lulus. Anak-anak sekarang sangat mudah
terpangku kepada orang tua karena semua di antar dan disuapi. Jika jalur
reguler tidak masuk mudah saja mereka membayar biaya masuk ratusan juta untuk
dapat kuliah di kedokteran.
Kembali
ke poin penting judul artikel ini. Mana yang lebih mandiri antar anak ke
sekolah atau berangkat sendiri? Keduanya punya keunggulan dan kekurangan masing-masing.
ke poin penting judul artikel ini. Mana yang lebih mandiri antar anak ke
sekolah atau berangkat sendiri? Keduanya punya keunggulan dan kekurangan masing-masing.
Antar Anak ke Sekolah
Anak
di antar ke sekolah memiliki nilai tambah karena orang tua dapat mengontrol
langsung. Anak-anak yang masih belum berani akan memiliki rasa percaya diri
lebih besar karena orang tua masih menemani. Anak-anak yang belum terbiasa
dengan suasana sekolah dan belajar di sekolah akan mendapatkan tempat khusus
karena masih dalam jangkauan orang tua.
di antar ke sekolah memiliki nilai tambah karena orang tua dapat mengontrol
langsung. Anak-anak yang masih belum berani akan memiliki rasa percaya diri
lebih besar karena orang tua masih menemani. Anak-anak yang belum terbiasa
dengan suasana sekolah dan belajar di sekolah akan mendapatkan tempat khusus
karena masih dalam jangkauan orang tua.
Banyak
hal yang anak-anak pelajari selama orang tua mengantar mereka. Anak-anak yang
belum terbiasa dengan isi ransel bisa mendapatkan perhatian khusus untuk ini. Anak-anak
yang masih takut berinteraksi dengan teman-teman dan guru baru tidak langsung
menangis dan ingin pulang karena orang tua masih berada di sekolah.
hal yang anak-anak pelajari selama orang tua mengantar mereka. Anak-anak yang
belum terbiasa dengan isi ransel bisa mendapatkan perhatian khusus untuk ini. Anak-anak
yang masih takut berinteraksi dengan teman-teman dan guru baru tidak langsung
menangis dan ingin pulang karena orang tua masih berada di sekolah.
Antar
anak ke sekolah di satu sisi memang menimbulkan keakraban antara anak,
temannya, guru dan orang tua. Namun anak antar ke sekolah pada tingkat dasar
masih bisa diterima dengan baik karena anak-anak memang membutuhkan pendamping.
Antar anak ke sekolah pada tingkat menengah pertama dan atas justru menjadi sebuah
bumerang bagi anak-anak. Tidak semua anak nyaman di antar orang tua. Tidak
semua anak mau di antar orang tua. Karena anak-anak pada masa ini telah
terbiasa dengan kalimat mandiri.
anak ke sekolah di satu sisi memang menimbulkan keakraban antara anak,
temannya, guru dan orang tua. Namun anak antar ke sekolah pada tingkat dasar
masih bisa diterima dengan baik karena anak-anak memang membutuhkan pendamping.
Antar anak ke sekolah pada tingkat menengah pertama dan atas justru menjadi sebuah
bumerang bagi anak-anak. Tidak semua anak nyaman di antar orang tua. Tidak
semua anak mau di antar orang tua. Karena anak-anak pada masa ini telah
terbiasa dengan kalimat mandiri.
“Aku
bisa sendiri!”
bisa sendiri!”
“Aku
mau mengerjakan sendiri!”
mau mengerjakan sendiri!”
Orang
tua yang ingin anak-anaknya berada di garis terbaik adakala harus menerima dan melihat
dari berbagai sisi. Kacamata yang dibutuhkan bahwa anak-anak ingin dilepas dan
mandiri dengan hal ini. Orang tua yang tidak bisa mengontrol, anak kemudian
jadi manja, semua perkataan guru dimasukkan ke hati, sifat sensitif merajalela
sampai pada akhirnya sedikit saja guru menegur anak yang demikian akan melapor.
Padahal, dari 24 sampai 30 siswa dalam kelasnya hanya dia seorang yang
lapor-melapor ke orang tua sedangkan sisa yang lain malah nggak peduli dan lupa
tentang teguran guru.
tua yang ingin anak-anaknya berada di garis terbaik adakala harus menerima dan melihat
dari berbagai sisi. Kacamata yang dibutuhkan bahwa anak-anak ingin dilepas dan
mandiri dengan hal ini. Orang tua yang tidak bisa mengontrol, anak kemudian
jadi manja, semua perkataan guru dimasukkan ke hati, sifat sensitif merajalela
sampai pada akhirnya sedikit saja guru menegur anak yang demikian akan melapor.
Padahal, dari 24 sampai 30 siswa dalam kelasnya hanya dia seorang yang
lapor-melapor ke orang tua sedangkan sisa yang lain malah nggak peduli dan lupa
tentang teguran guru.
Laporan
anak ke orang tua memang perkara kecil. Namun jangan salah, tiap hari anak
melapor jika dibuat laporan akan menumpuk. Orang tua yang terbawa arus akan
mengikuti setiap laporan anak dan di mata anak semua guru tidak pernah benar. Padahal
di dalam kelas bukan hanya dia seorang namun masih ada 23 atau 29 anak lain
yang belum tentu penuh laporan.
anak ke orang tua memang perkara kecil. Namun jangan salah, tiap hari anak
melapor jika dibuat laporan akan menumpuk. Orang tua yang terbawa arus akan
mengikuti setiap laporan anak dan di mata anak semua guru tidak pernah benar. Padahal
di dalam kelas bukan hanya dia seorang namun masih ada 23 atau 29 anak lain
yang belum tentu penuh laporan.
Antar
anak ke sekolah bagi saya pribadi lebih banyak efek manja daripada menumbuhkan
kemandirian.
anak ke sekolah bagi saya pribadi lebih banyak efek manja daripada menumbuhkan
kemandirian.
Anak Berangkat Sendiri
Anak-anak
bebas melakukan apa saja. Kontrol orang tua penting namun tidak selalu
menyalahkan. Orang tua benar namun tidak selalu tidak membenarkan pergaulan
anak-anak mereka. Anak nggak boleh ini dan nggak boleh itu membuat sesuatu yang
lama terpendam akan meledak. Lama-kelamaan anak akan memberontak dan menerima
stimulus dari golongan lain yang belum tentu baik untuk mereka.
bebas melakukan apa saja. Kontrol orang tua penting namun tidak selalu
menyalahkan. Orang tua benar namun tidak selalu tidak membenarkan pergaulan
anak-anak mereka. Anak nggak boleh ini dan nggak boleh itu membuat sesuatu yang
lama terpendam akan meledak. Lama-kelamaan anak akan memberontak dan menerima
stimulus dari golongan lain yang belum tentu baik untuk mereka.
Anak
yang di antar tiap hari ke sekolah berbeda dengan anak yang selalu berangkat
sendiri. Anak yang di antar ke sekolah cenderung lemah dalam melakukan banyak
hal walaupun berprestasi dalam pelajaran. Anak yang demikian nggak boleh ini
dan nggak boleh itu. Dalam pikirannya telah terpola bahwa orang tua tidak
membenarkan apa yang seharusnya dikerjakan pada masa-masa sekolah. Dia nggak
boleh jajan sembarangan takut sakit, padahal anak-anak yang loncat sana-sini nggak
pernah sakit walaupun jajan di pinggir jalan. Dia nggak boleh main voli nanti
berkeringat, anak-anak yang main voli tidak semuanya bau keringat.
yang di antar tiap hari ke sekolah berbeda dengan anak yang selalu berangkat
sendiri. Anak yang di antar ke sekolah cenderung lemah dalam melakukan banyak
hal walaupun berprestasi dalam pelajaran. Anak yang demikian nggak boleh ini
dan nggak boleh itu. Dalam pikirannya telah terpola bahwa orang tua tidak
membenarkan apa yang seharusnya dikerjakan pada masa-masa sekolah. Dia nggak
boleh jajan sembarangan takut sakit, padahal anak-anak yang loncat sana-sini nggak
pernah sakit walaupun jajan di pinggir jalan. Dia nggak boleh main voli nanti
berkeringat, anak-anak yang main voli tidak semuanya bau keringat.
Anak
yang berangkat sendiri ke sekolah justru lebih mandiri melakukan banyak hal. Karena
apa? Anak-anak ini tidak menunggu. Anak-anak ini tidak terbiasa menunggu yang
belum pasti, tidak bergantung kepada orang lain. Hal-hal kecil sudah dilakukan
oleh dirinya sendiri maka akan mudah pula baginya untuk melakukan hal-hal
besar. Anak-anak yang terbiasa mandiri kemudian tidak menyusahkan orang lain
apabila terjadi sesuatu. Anak-anak yang begini tidak mudah merengek cuma karena
pensil hilang di dalam tas.
yang berangkat sendiri ke sekolah justru lebih mandiri melakukan banyak hal. Karena
apa? Anak-anak ini tidak menunggu. Anak-anak ini tidak terbiasa menunggu yang
belum pasti, tidak bergantung kepada orang lain. Hal-hal kecil sudah dilakukan
oleh dirinya sendiri maka akan mudah pula baginya untuk melakukan hal-hal
besar. Anak-anak yang terbiasa mandiri kemudian tidak menyusahkan orang lain
apabila terjadi sesuatu. Anak-anak yang begini tidak mudah merengek cuma karena
pensil hilang di dalam tas.
Sifat
mandiri seorang anak sangat ditentukan sejak usia sekolah. Jika semua dibatasi
maka akan menjadi kebiasaan sampai akhir. Nggak boleh ini dan nggak boleh itu
akan dipikirkannya sampai tak batas waktu. Jika demikian terus terjadi, urusan
pakaian dalam saja tak bisa ia cuci sendiri.
mandiri seorang anak sangat ditentukan sejak usia sekolah. Jika semua dibatasi
maka akan menjadi kebiasaan sampai akhir. Nggak boleh ini dan nggak boleh itu
akan dipikirkannya sampai tak batas waktu. Jika demikian terus terjadi, urusan
pakaian dalam saja tak bisa ia cuci sendiri.
Sekarang,
tinggal kita memilih antar anak ke sekolah atau berangkat sendiri. Mana yang
lebih mandiri itulah yang terbaik sebagai pilihan.
tinggal kita memilih antar anak ke sekolah atau berangkat sendiri. Mana yang
lebih mandiri itulah yang terbaik sebagai pilihan.