Categories
Uncategorized

Mengapa Aceh Layak Bawa Pulang Piala Wisata Halal Dunia?

masjid raya baiturrahman ikon wisata halal di Aceh
Masjid Raya Baiturrahman menjadi ikon wisata halal di Aceh – Photo by Bai Ruindra
Ke
Aceh saja jika kamu ingin menyantap santapan halal!
Aceh
dan halal di Indonesia memang telah bersatu. Aceh dan halal menjadi satu
kesatuan yang mudah, ada di mana-mana, dan semarak di berbagai elemen. Masyarakat
Aceh memandang ‘halal’ sebagai definisi yang lumrah dan memang begitu adanya.

Ke
Aceh saja tidak cukup untuk makan mi Aceh, singgah sebentar di Masjid Raya
Baiturrahman, berfoto di Museum Tsunami atau menikmati ombak di Pantai Lampuuk.
Aceh menyimpan beragam cita rasa yang kemudian diapresiasikan dalam Wisata
Halal. Jika sebelumnya Aceh telah menang setidaknya 5 penghargaan di Wisata
Halal Indonesia, kini nama Aceh menjadi harum di kancah internasional. Sebuah penghargaan
bergengsi memulai kata halal sebagai hal yang seharusnya dari dulu
dilaksanakan.
World Halal Tourism
Award
adalah sebuah ajang penghargaan pariwisata
internasional yang dinilai secara independen dan diakui dunia. Kandidat
diseleksi dengan sangat ketat sampai didapatkan sejumlah nominator untuk 15
kategori.
Panitia
akan memilih 5 finalis dengan suara terbanyak
, pada 7-25 November akan menjadi ajang voting
untuk 5 finalis. J
uara World Halal Tourism Award 2016 akan diumumkan pada 7 Desember 2016
di Abu Dhabi, U
ni Emirat Arab. Indonesia sendiri masuk ke dalam 12 nominasi dalam ajang ini. (detikcom,
26/10/16).
Bagaimana
dengan Aceh? Aceh berhasil masuk ke dalam 2 nominasi yaitu  World’s Best Airport
for Halal Travellers: Sultan Islandar Muda International Airport
dan World’s Best Halal Cultural Destination. Untuk dapat masuk ke dalam 5 finalis, Aceh
perlu dukungan dari voter di laman vote ini.
Kategori
pertama, Aceh harus bersaing dengan nama-nama besar seperti Abu Dhabi Internasional Airport, Dubai UEA, Ataturk Internasional Airport, Turki, Cairo Internasional
Airport, Mesir
, King Abdul Azeez Internasional Airport, Jeddah, Arab Saudi, Kuala Lumpur
Internasional Airport, Malaysia

dan lain-lain. Pada ketegori kedua Aceh juga memiliki saingan cukup berat
antara lain Arab Saudi, Kairo, Istanbul, Madinah, Makkah, Malaysia, Palestina, Turki dan lain-lain.
Mampukah
Aceh membawa pulang piala World Halal Tourism Award 2016? Apakah Aceh akan tersenggol dari 5 besar?
Aceh
layak keluar sebagai pemenang World Halal Tourism Award
2016
. Alasannya karena saya orang
Aceh. Traveling yang saya lakukan pun baru di Indonesia saja. Airport
yang saya singgahi; Soekarno-Hatta Internasional Airport, Praya
Internasional Airport, Adisucipto Internasional Airport, Kualanamu
Internasional Airport, dan I Gusti Ngurah Rai Internasional Airport. Namun dari
semua Airport yang saya singgahi baru Sultan Iskandar Muda Internasionl Airport
yang menyuguhkan pemandangan halal secara keseluruhan. Kamu akan jarang
menemukan wanita dengan rambut terburai. Kamu akan mudah menemukan makanan halal
– makanan tidak halal malah tidak tersedia. Kamu akan menemukan musalla dengan
mudah. Kamu juga akan melihat arsitektur berbentuk kubah yang identik dengan
Islam. Alasan-alasan lain tentu saja akan kamu rasakan jika mendarat di bandara
yang berada di kawasan Aceh Besar ini.
Kategori
kedua, World’s Best Halal Cultural Destination, juga Aceh layak menang. Kekentalan Islam di
Aceh dapat dirasakan dari kota sampai ke pelosok. Kamu akan sulit menemukan
wanita tidak berkerudung. Kamu akan terbiasa dengan azan bertalu-talu dari
masjid-masjid yang berjarak beberapa meter dari satu dengan lainnya. Kamu akan
terpesona dengan penuhnya masjid di hari Jumat. Kamu tak akan heran jika
makanan yang dijual adalah berlebel halal.
Wisatawan
muslim yang ke Aceh akan santai-santai saja menghadapi pernak-pernik yang ada
di Serambi Mekkah. Walaupun Aceh dikenal dengan banyaknya warung kopi dan aroma
kopi, tetapi mayoritas masyarakat Aceh masih berpegang pada Islam. Kehidupan modern
yang ingin kamu ketahui seperti diskotik, dugem, hura-hura yang mewah tentu
tidak ada di Aceh. Bahkan, bioskop
pun telah dilarang di Aceh
.

Baca
Juga
Hebatnya
Wali Kota Banda Aceh Main Film Saat Bioskop Haram di Aceh

Ciri
khas Islam yang bertalu-talu di Aceh tidak hanya dapat dirasakan saat azan 5
kali sehari. Suasana ‘khusyuk’nya Islam dapat dirasakan begitu masuk bulan
Ramadhan. Menjalani puasa di Aceh terasa cepat sekali berlalu karena beragam
alasan, salah satunya susah mendapatkan warung yang buka atau semua orang
berpuasa.
Mungkin,
pandangan seperti ini karena saya belum ke Arab Saudi atau ke Malaysia yang
paling dekat. Masuknya Aceh ke dalam dua kategori penghargaan tingkat dunia
menjadi terobosan yang menarik. Selama ini Bandung dan Surabaya merupakan dua
daerah yang selalu menyabet piala dari ajang dunia. Tidak salah jika Aceh
membawa pulang piala kali ini!
Referensi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *