Aisha mungkin masih ada atau telah tiada – suara hati Fahri.
dimulai dengan getaran asmara seorang suami kepada istrinya. Cinta yang belum
bisa digantikan dengan yang lain. Keperihan selalu hadir ketika ingin mengganti
kedudukan wanita tercinta dengan wanita lain, walaupun bayangan semesta
menghadirkan pesona-pesona wanita tak terkira.
elok pesonanya, matanya berbinar-binar, alangkah indahnya, bibirnya, mawar
merekah di taman surga – puisi Fahri kepada Aisha di musim salju kota Freiburg.
cinta Fahri belumlah usai. Ia masih mengarungi bahtera kesucian cinta sebelum
menemukan akhir dari semua. Habiburrahman El Shirazy menawarkan pesona
lain dalam Ayat-Ayat Cinta 2. Pesona ini justru menjadi cambuk
dalam melahirkan novel setebal lebih kurang 696 halaman. Tak cukup sehari untuk
menghabiskan buku ini.
Tak ada padang pasir di novel ini. Tak ada Fahri yang
tinggal di flat kecil Kairo. Tak ada pula mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang
ramai seperti di Ayat-Ayat Cinta sebelumnya. Sekadar mengulang memori, saya
hadirkan untuk Anda soundtrack Ayat-Ayat Cinta untuk mengulang sedikit
kenangan.
cinta Fahri kepada Aisha tetap sama? Getaran nada lagu dari Rossa memang
menyisakan sejuta pesona antara Fahri dan Aisha, waktu itu. Namun kebahagiaan
tersebut sirna begitu membuka Ayat-Ayat Cinta 2.
Tak ada Aisha yang mengalunkan
cinta kepada Fahri. Hanya Fahri yang selalu mendamba cinta dalam dirinya. Fahri
belum beranjak dari butiran cinta untuk Aisha walaupun waktu hampir membuatnya
pudar.
tidak ada wanita lain datang mengenalkan diri atau dikenalkan kepadanya. Fahri masih
belum mampu berpaling sebelum Aisha benar-benar sempurna hilang atau sempurna
datang kembali.
Perasaan bersalah Fahri tak bisa diganti dengan Aisha yang lain
biarpun anggun seperti bidadari, kaya hampir bisa membeli seluruh dunia. Fahri yang
salah membiarkan Aisha menjemput bahaya ke Palestina, melintasi Israel yang angkuh
kepada dunia.
nyata. Fahri melepas kepergian Aisha ke Palestina untuk sebuah penelitian
novelnya. Aisha berangkat ke Palestina bersama wartawan Amerika, Alicia. Pada November
2007 itu Aisha dan Alicia dengan gagah menepi ke Tepi Barat.
Fahri terlalu
egois dengan persiapan sidang akhir Ph.D di Uni-Freiburg. Aisha melayang. Tak kembali.
Kabar perih datang dengan ditemukannya jasad Alicia yang hampir membusuk.
Fahri terlanjur membeku untuk memulai dari awal. Cinta itu benar-benar tidak
mudah. Tiap saat adalah Aisha. Bahkan, gesekan biola Keira saat memainkan nada Viva
La Vida sekonyong-konyong tangan Aisha yang menggesekkannya.
Keira – si tetangga
sombong dan anti Islam – teramat sering memainkan biola, bahkan di tengah malam
buta. Ingatan Fahri akan Aisha terngiang tak bisa dibuang. Hati Fahri teramat
perih. Satu hela napas saja tentang Aisha bisa membuatnya terkapar, bagaimana
dengan sebuah nada yang teramat panjang untuk ia tutup telinga mendengarnya.
untuk menikah lagi datang dari Ozan, orang terdekat dengan Aisha. Ozan bersama
Paman Aisha, Eqbal mengenalkan Hulya yang bersaudara dekat dengan Aisha dengan
perawakan hampir sama. Syaikh Utsman, guru talaqqi dari Mesir juga
menyarankan hal serupa dengan mengenalkan Salma.
akan semakin kurang ajar dan tidak tahu diri! Jangan pernah berdamai dengan
nafsu! Sekali kau berdamai, maka nafsu itu akan menginjak harga dirimu dan
menjajahmu! Jangan beri kehormatan sedikit pun pada nafsumu. Perlakukan dia
sebagai makhluk hina, pengkhianatan yang tidak boleh diberi ampun! – nasihat
Syaikh Utsman Abdul Fatah.
Fahri memanjakan nafsu sedangkan ia belum tahu nasib Aisha. Permainan emosi
Fahri lebih condong kepada salah langkah seperti sebelumnya. Aisha hilang di
Palestina karena dirinya. Ia masih berharap Aisha kembali dengan selamat dan mereka
bisa kembali membina rumah tangga bahagia.
Orang lain memang menilai Fahri
terlalu egois untuk membujang walaupun banyak wanita yang cocok untuknya. Paman
Hulusi yang tiap saat bersamanya malah tidak menyarankan Fahri kembali menikah
karena pria setengah baya ini paham betul kondisi Fahri. Paman Hulusi teramat
sering mendapati Fahri menangis saat mengingat Aisha.
ada kepastian, harapan itu selalu ada! – anonim.
sebuah kenangan bersama Aisha, puisi Kekasih karya Paul Eluard membuat
keduanya terlena semakin lama.
taruh bibirmu seperti bintang di langit kata-katamu, ciuman dalam malam yang
hidup, dan deras lenganmu memeluk daku, seperti suatu bertanda kemenangan
mimpiku pun berada dalam benderang dan abadi – Paul Eluard, penyair Prancis
abad ke-19.
bersama Aisha terus hadir dan tidak bisa dibuang oleh Fahri. Walaupun ia telah “menyendiri”
ke Edinburgh, Skotlandia, Aisha hadir begitu saja dalam ingatannya. Sedikit saja
ada yang sentil perihal Aisha, ia akan terlarut dalam sedih. Wajar saja Fahri
bersedih karena Aisha bukanlah meninggal namun hilang di negeri zionis.
Fahri terus menanjak di tangga The University of Edinburgh. Fahri dipercaya
oleh Profesor Charlotte sebagai pengajar tetap di kampus tersebut.
Artikel-artikel
ilmiah Fahri terus dipublikasikan dalam bentuk jurnal, tidak hanya di kampusnya
namun juga di Turki dan di negara lain. Tidak hanya dipercaya menjadi pengajar,
Fahri juga menjadi pembimbing tesis mahasiwa Cina, Ju Se yang tak lain temannya
Heba, putri Tuan Taher, seorang wanita cantik yang diam-diam mengagumi Fahri.
Abik mengaduk pembaca sampai ke titik sabar tertinggi. Perlahan-lahan
permasalahan diangkat sampai benar-benar meledak. Hulya yang semula hanya
menyukai dari jarak jauh telah mulai nekad mencuri start.
Berbekal biola
milik Aisha, Hulya ikut kompetisi biola dunia di Italia bersama Keira. Hulya
mendapat juara kedua dan Keira juara ketiga. Sebelumnya, Fahri membantu Keira
untuk dapat ikut kompetisi atas bantuan karyawannya, Nyonya Suzan dan Madam
Varenka, seorang pelatih biola dunia.
Keira yang membenci Islam karena ayahnya
meninggal akibat bom orang Islam menganggap Fahri sebagai biang teror. Tabiat Keira
diwarisi kepada Jason yang ikut-ikutan membenci Fahri – muslim. Jason lebih
cepat berubah dibandingkan Keira karena sikap lembut Fahri.
Keira yang tidak
mengetahui bahwa malaikat penyelamat hidupnya adalah Fahri kembali menodong
dengan serentetan peluru. Emosi Keira membludak saat mengetahui Jason ingin
memeluk Islam.
Fahri dengan para tetangga semakin nyata. Brenda yang berhutang budi telah
ditolong semakin baik kepada Fahri. Nenek Caterina – seorang Yahudi – tak pernah
menyangka Fahri begitu baik kepadanya.
Berulangkali Fahri menolong Nenek
Caterina, mengantar ke tempat ibadah, membagikan makanan bahkan menyelesaikan
masalah dengan anak tiri Nenek Caterina yang seorang tentara Israel.
Perlahan-lahan
pengetahuan Fahri mengenai Yahudi semakin membaik, termasuk satu kata dari
orang Yahudi yang selalu disematkan kepada umat Islam. Amalek. Kata tersebut
lebih hina dari binatang dan Fahri menerima ejekan tersebut dengan lapang dada.
dengan Hulya pun semakin tidak bisa dibendung. Hulya lebih berani karena
baginya Aisha telah tiada.
kerinduan tak jelas yang berlebihan? Bukankah berlebih-lebihan itu tidak baik
dalam ajaran agama kita? Maafkan jika pesan ini mengganggu – pesan Hulya kepada
Fahri.
hanya Hulya yang berani menantang Fahri, Ibu menitipkan pesan lebih bermakna
dan dalam. Ibu tentu tidak ingin Fahri berlama-lama merenung nasib hidupnya
yang tidak kunjung membaik.
segala cara kau gunakan untuk mencarinya tapi tidak juga ketemu, itu adalah
takdir. Kau harus cari Aisha yang lain! – Ibu kepada Fahri.
telah mencari, berulangkali namun hasilnya nihil. Kang Abik menghadirkan sosok
sabar yang teramat dalam dari seorang Fahri. Memang tidak mudah namun Fahri
menunggu kepastiaan mengenai Aisha karena Ayat-Ayat Cinta itu tak pernah ada
selagi Aisha belum kembali.
sampai ia menikah! – Ibnu Abbas.
ibadah Fahri tidak berguna? Fahri pasrah pada keadaan dan terus menunggu
sebelum perkataan Ibu membentuk rona bahagia kembali ke keadaan sebenarnya.
istri itu pakaian bagi suami dan suami pakaian bagi istri – Ibu kepada Fahri.
meminang Hulya karena Aisha tak kunjung tiba. Namun keputusan Fahri kali ini
teramat salah. Kesalahan yang serupa pernah ia lakukan saat melepas Aisha. Kesalahan
Fahri setelah menikahi Hulya karena beragam kejadian sebelumnya tidak terbaca
oleh Fahri.
Sabina telah menancapkan peluru secara diam-diam. Sabina mengejar
Fahri ke manapun langkah gagah itu berjalan. Sabina mengemis di mana Fahri ada.
Sabina yang buruk rupa sampai masuk media massa dan online karena
dianggap sebagai penganggu kota nyaman tersebut.
Fahri kemudian menolong Sabina
dan menjadikannya pembantu rumah tangga. Tak cuma sampai di situ, Sabina bahkan
memasak dengan cita rasa Aisha. Sayangnya, Fahri hanya curiga seadanya. Fahri
tidak peka. Fahri terlampau bahagia bersama kedudukannya sebagai orang kaya,
orang terpandang, dosen terkemuka, alim agama, dan suami setia pada Hulya.
Pernikahan
Fahri dengan Hulya teramat bahagia untuk diganggu. Fahri menolong orang tanpa
pamrih. Uang tak lagi berharga di matanya. Ia membiaya kuliah Misbah yang
hampir terbengkalai. Jason dapat bersekolah bola karena beasiswa penuh dari
Fahri.
Keira menang dua kompetisi biola dunia karena uluran tangan Fahri. Dan Nenek
Caterina bisa kembali ke rumahnya setelah Fahri membeli rumah tersebut. Hulya
membuat Fahri lupa kepada Aisha. Hingga suatu ketika, Aisha kembali dengan
selamat, dalam balutan orang lain yang begitu dekat dengan Fahri.
adalah manusia sempurna. Kang Abik menjadikan Fahri tanpa cacat sedikitpun. Fahri
yang sering menangis apabila mengingat Aisha hidup dalam pujian orang banyak. Bahkan
debat bersama Yahudi dan Nasrani yang dipandu oleh Profesor Charlotte
dimenangkan Fahri secara sempurna. Fahri alim ulama yang menguasai ilmu dunia
sampai ke detailnya.
Fahri masih sempurna sebelum Paman Hulusi menegurnya?
semua mau diselesaikan dengan uang. Masalah Keira diselesaikan dengan uang. Sabina
dengan uang. Nenek Caterina dengan uang. Semua dengan uang. Tapi apa hasilnya? Hanya
kemubaziran belaka! Inilah jadinya kalau Hoca terperangkap cara kapitalis! –
Paman Hulusi kepada Fahri.
Abik menghadirkan Ayat-Ayat Cinta 2 di tengah gempuran novel populer. Ayat-Ayat
Cinta lahir dengan segudang ilmu agama yang sulit dilewatkan begitu saja. Melalui
Fahri, Kang Abik telah “berdakwah” dengan sempurna. Petikan hadis, ayat
al-Quran bahkan kutipan dari kitab Yahudi maupun Nasrani menambah alot cerita
dalam novel ini. Ayat-Ayat Cinta 2 tak lain novel terlengkap pada tahun
2015!
racikan Kang Abik yang mengejutkan. Lebih berani dan dinamis. Tapi tetap sarat
makna dan pesan! – Melly Goeslaw.
kesempurnaan Ayat-Ayat Cinta 2, Kang Abik – dengan penerbit – sangat kecolongan
dalam beberapa hal. Alasan ini sepatutnya tak pernah terjadi karena penulis
maupun editor bekerja sama untuk menghilangkan typo – kesesuaian EYD.
Misalnya,
dalam percakapan hadir “aku” padahal Kang Abik menulis dari sudut pandang orang
ketiga yaitu Fahri. Fahri adalah Fahri namun satu kesalahan terjadi saat Fahri
menjadi Fahmi. Lantas, saat berdialog dengan Heba, malah muncul Hulya.
lain adalah sosok Fahri yang teramat sempurna. Bagi saya. Entah bagi Anda. Hidup
Fahri sempurna dari segala rupa. Saya bahkan bertanya-tanya apakah ada di dunia
nyata yang seperti ini adanya?
Sulit sekali orang “membuang” materi dalam
jumlah besar untuk orang tanpa ikatan keluarga. Urusan sedekah pun seadanya
saja karena hidup ini bukanlah pada hari itu saja namun pada hari-hari
berikutnya yang belum tentu gagah perkasa.
pernah bermimpi setting Ayat-Ayat Cinta 2 akan selembut, sedalam,
sepeka, sedetail Ayat-Ayat Cinta 1. Kota Skotlandia hanya sepenggal-penggal
yang merupakan loncatan Fahri berpindah dari suatu tempat ke tempat lain. Padahal,
jika lebih fokus pada setting seperti novel pertama, novel ini akan
lebih nendang bagi pembaca.
telah hadir dalam fiksi. Akankah Fahri akan lahir di dekat kita?
berakhlakul karimah pada siapa saja! Itulah pesan kuat novel dahsyat ini. –
Fahmi Salim, MA., Wasekjen MIUMI dan Anggota Majelis Tarjih PP. Muhammadiyah.
1 reply on “Syair Ayat-Ayat Cinta yang Memudar Hampir Senjakala”
Waktu tayang di bioskop saya nonton ma sekeluarga nih. Lumayan pesan2 religinya ditangkap ma anak2