Begitu
sampai di rumah senja itu, saya langsung mengaktifkan kembali jaringan data. Kebiasaan
saya, selama berkendara data seluler dimatikan saja untuk menghemat pemakaian
dan hemat baterai. Notifikasi dari grup di WhatsApp tak bisa dibendung. Saya biarkan
jaringan kembali normal sebelum membuka beberapa grup yang informasinya
penting. Tak lama saya beralih ke e-mail,
sekadar memastikan tidak ada surat yang mendadak.
sampai di rumah senja itu, saya langsung mengaktifkan kembali jaringan data. Kebiasaan
saya, selama berkendara data seluler dimatikan saja untuk menghemat pemakaian
dan hemat baterai. Notifikasi dari grup di WhatsApp tak bisa dibendung. Saya biarkan
jaringan kembali normal sebelum membuka beberapa grup yang informasinya
penting. Tak lama saya beralih ke e-mail,
sekadar memastikan tidak ada surat yang mendadak.
Saya disibukkan
dengan aktivitas menjelang magrib. Tentu saja, saya kembali mematikan data
seluler agar tidak terganggu saat salat dan makan malam. Satu jam setelah itu,
data seluler baru saya nyalakan kembali dan mengabaikan pesan di WhatsApp yang
kembali penuh. Kali ini, saya langsung membuka Instagram, untuk ‘cuci mata’
dengan foto-foto keren dari akun yang saya ikuti.
dengan aktivitas menjelang magrib. Tentu saja, saya kembali mematikan data
seluler agar tidak terganggu saat salat dan makan malam. Satu jam setelah itu,
data seluler baru saya nyalakan kembali dan mengabaikan pesan di WhatsApp yang
kembali penuh. Kali ini, saya langsung membuka Instagram, untuk ‘cuci mata’
dengan foto-foto keren dari akun yang saya ikuti.
Notifikasi Instagram
juga saya matikan untuk alasan tertentu; terutama agar baterai lebih hemat. Saat
aplikasi ini terbuka, beberapa love
langsung terlihat dan saya abaikan karena di sudut kanan atas terdapat angka 1
dalam warna merah. Artinya, saya menerima pesan dari ‘seseorang’ yang belum
diketahui. Saya tekan layar di sudut itu, mengerutkan kening, sebuah akun
meminta untuk mengirimkan pesan secara pribadi.
juga saya matikan untuk alasan tertentu; terutama agar baterai lebih hemat. Saat
aplikasi ini terbuka, beberapa love
langsung terlihat dan saya abaikan karena di sudut kanan atas terdapat angka 1
dalam warna merah. Artinya, saya menerima pesan dari ‘seseorang’ yang belum
diketahui. Saya tekan layar di sudut itu, mengerutkan kening, sebuah akun
meminta untuk mengirimkan pesan secara pribadi.
Penasaran? Tentu
saja. Feeling saya, akun itu mungkin
saja siswa yang ingin bertanya sesuatu. Tak bisa dielak memang. Rata-rata siswa
di sekolah tahu akun media sosial saya, termasuk Instagram di mana hampir semua
siswa memilikinya. Rasa penasaran itu kemudian terobati setelah saya menerima
pesan dari pengirim.
saja. Feeling saya, akun itu mungkin
saja siswa yang ingin bertanya sesuatu. Tak bisa dielak memang. Rata-rata siswa
di sekolah tahu akun media sosial saya, termasuk Instagram di mana hampir semua
siswa memilikinya. Rasa penasaran itu kemudian terobati setelah saya menerima
pesan dari pengirim.
Kening saya
kembali berkerut di pukul 9 malam lewat itu. ‘Seseorang’ yang tidak saya
kenali, menyapa dengan renyah dan langsung ke point tanpa basa-basi seperti yang selama ini saya terima. Saya mendapat
surprise karena tulisan Bunga
Aceh; Engkau Harum di Angkat Besi Asian Games 2018 yang telah tayang siang
tadi di blog, rupanya dibaca oleh
atlet yang bersangkutan.
kembali berkerut di pukul 9 malam lewat itu. ‘Seseorang’ yang tidak saya
kenali, menyapa dengan renyah dan langsung ke point tanpa basa-basi seperti yang selama ini saya terima. Saya mendapat
surprise karena tulisan Bunga
Aceh; Engkau Harum di Angkat Besi Asian Games 2018 yang telah tayang siang
tadi di blog, rupanya dibaca oleh
atlet yang bersangkutan.
Saya amati
baik-baik salam yang tertulis di pesan itu. Benar, salam itu untuk saya dan
terima kasih itu sangat tulus karena tulisan yang telah dibagikan ke media
sosial tersebut. Saya tidak menyebut viral namun saya sangat bersyukur bahwa
sosok yang saya tulis telah menerima pesan tersebut. Pesan yang saya maksud
adalah dukungan terhadapnya untuk bertanding di Asian Games 2018. Dirinya adalah
Nurul Akmal, lifter pertama Aceh yang
akan berlaga di angkat besi plus 75 Kg.
baik-baik salam yang tertulis di pesan itu. Benar, salam itu untuk saya dan
terima kasih itu sangat tulus karena tulisan yang telah dibagikan ke media
sosial tersebut. Saya tidak menyebut viral namun saya sangat bersyukur bahwa
sosok yang saya tulis telah menerima pesan tersebut. Pesan yang saya maksud
adalah dukungan terhadapnya untuk bertanding di Asian Games 2018. Dirinya adalah
Nurul Akmal, lifter pertama Aceh yang
akan berlaga di angkat besi plus 75 Kg.
Satu kutipan
dari pesan Nurul, “Saya di kasih tau sama
pelatih saya dari Aceh #pak Fendi di kirim link nya ….. terima kasih dukungan
nya untuk masyarakat Aceh, mohon doa untuk warga Aceh supaya saya bisa kasih
yang terbaik untuk Indonesia khusus nya tempat kelahiran saya ACEH,”
dari pesan Nurul, “Saya di kasih tau sama
pelatih saya dari Aceh #pak Fendi di kirim link nya ….. terima kasih dukungan
nya untuk masyarakat Aceh, mohon doa untuk warga Aceh supaya saya bisa kasih
yang terbaik untuk Indonesia khusus nya tempat kelahiran saya ACEH,”
Saya lantas
membalas untuk memotivasi dirinya. Saya tahu bahwa tidak mudah untuk lolos
kualifikasi berlaga di Asian Games 2018. Belum lagi jika engkau berkata itu
tentang Aceh yang mana lebih banyak selegram
dengan aroma kecantikan dan pamer busana. Tak banyak yang berkata tentang
atlet Aceh yang akan berlaga. Lagipula, ini bukan sepakbola yang dicintai
sejuta umat sehingga sosoknya mudah tenggelam atas kemenangan negara mana di
Piala Dunia 2018.
membalas untuk memotivasi dirinya. Saya tahu bahwa tidak mudah untuk lolos
kualifikasi berlaga di Asian Games 2018. Belum lagi jika engkau berkata itu
tentang Aceh yang mana lebih banyak selegram
dengan aroma kecantikan dan pamer busana. Tak banyak yang berkata tentang
atlet Aceh yang akan berlaga. Lagipula, ini bukan sepakbola yang dicintai
sejuta umat sehingga sosoknya mudah tenggelam atas kemenangan negara mana di
Piala Dunia 2018.
Saya tidak
mau itu kembali terjadi. Siapapun dia yang sedang berlaga di Asian Games 2018,
mereka adalah atlet kita. Dukungan saya tentu saja tidak seberapa dibandingkan
dengan sorak-sorai bergembira di dini hari tiap malam kini. Tetapi, bagi saya,
dukungan dalam cuplikan kata ini akan dikenang, terkekang sepanjang waktu. Tak sama
dengan dukungan terhadap Jerman yang baru saja dipulangkan oleh Korea Selatan. Tak
sama teriakan keras saat Cristiano Ronaldo menendang bola hampir sampai ke gawang lawan. Tak
akan sama juga ketika ejekan dituju kepada Lionel Messi yang membawa Argentina pulang bersama Portugal
di ‘menit’ yang sama.
mau itu kembali terjadi. Siapapun dia yang sedang berlaga di Asian Games 2018,
mereka adalah atlet kita. Dukungan saya tentu saja tidak seberapa dibandingkan
dengan sorak-sorai bergembira di dini hari tiap malam kini. Tetapi, bagi saya,
dukungan dalam cuplikan kata ini akan dikenang, terkekang sepanjang waktu. Tak sama
dengan dukungan terhadap Jerman yang baru saja dipulangkan oleh Korea Selatan. Tak
sama teriakan keras saat Cristiano Ronaldo menendang bola hampir sampai ke gawang lawan. Tak
akan sama juga ketika ejekan dituju kepada Lionel Messi yang membawa Argentina pulang bersama Portugal
di ‘menit’ yang sama.
Nurul Akmal
berbeda irama dengan itu. Saya tidak tahu bagaimana reaksinya ketika membaca tulisan
tentang dirinya. Di pesan yang ia kirim, saya merasa bahwa dirinya terharu
karena dukungan ini berbeda. Mungkin juga, belum pernah ada dukungan yang
serupa. Mungkin juga karena ia merasa bahwa warga Aceh hanya ‘mencintai’ sepak bola
semata.
berbeda irama dengan itu. Saya tidak tahu bagaimana reaksinya ketika membaca tulisan
tentang dirinya. Di pesan yang ia kirim, saya merasa bahwa dirinya terharu
karena dukungan ini berbeda. Mungkin juga, belum pernah ada dukungan yang
serupa. Mungkin juga karena ia merasa bahwa warga Aceh hanya ‘mencintai’ sepak bola
semata.
Gadis Aceh
ini patut dikenalkan kepadamu, kepada kita yang selama ini begitu mengabaikan
olahraga angkat besi. Perjuangan berat gadis ini tentu saja tidak begitu mudah
dilewati. Mungkin saja tidak ada yang suka karena tubuhnya demikian. Tetapi, begitulah
seorang lifter. Demikianlah halter
dengan barbel yang telah menjadi makanannya sehari-hari.
ini patut dikenalkan kepadamu, kepada kita yang selama ini begitu mengabaikan
olahraga angkat besi. Perjuangan berat gadis ini tentu saja tidak begitu mudah
dilewati. Mungkin saja tidak ada yang suka karena tubuhnya demikian. Tetapi, begitulah
seorang lifter. Demikianlah halter
dengan barbel yang telah menjadi makanannya sehari-hari.
Bagi seorang
wanita, cabang angkat besi plus 75 Kg tentu saja sangat membanggakan. Saya sendiri
mengakui, tidak mudah. Butuh latihan yang berkali lipat dibandingkan orang
lain. Butuh stamiga yang benar-benar di atas rata-rata. Butuh energi yang lebih
besar daripada dirinya dan orang lain.
wanita, cabang angkat besi plus 75 Kg tentu saja sangat membanggakan. Saya sendiri
mengakui, tidak mudah. Butuh latihan yang berkali lipat dibandingkan orang
lain. Butuh stamiga yang benar-benar di atas rata-rata. Butuh energi yang lebih
besar daripada dirinya dan orang lain.
Di saat suporter
bola teriaknya kencang sekali, pendukung Nurul Akmal mungkin hanya satu atau dua
orang saja di arena. Di saat lapangan bulu tangkis ramai sekali pendukungnya,
di depan lifter mungkin saja hanya pelatih
dan manajer. Di saat kamera televisi menjurus ke pemain dengan nomor punggung 5
atau 13, di saat yang sama seorang kameramen mungkin lupa mengarahkan kamera ke
barbel yang baru saja diangkat melewati kepala lifter.
bola teriaknya kencang sekali, pendukung Nurul Akmal mungkin hanya satu atau dua
orang saja di arena. Di saat lapangan bulu tangkis ramai sekali pendukungnya,
di depan lifter mungkin saja hanya pelatih
dan manajer. Di saat kamera televisi menjurus ke pemain dengan nomor punggung 5
atau 13, di saat yang sama seorang kameramen mungkin lupa mengarahkan kamera ke
barbel yang baru saja diangkat melewati kepala lifter.
Irama ini
tidak bisa diubah. Maka, saya memberi dukungan, membuatnya lebih bernyawa dan
menjadikannya sebagai rasa tahu bagi yang tidak mengetahui. Inilah Nurul Akmal,
lifter wanita kebanggaan Indonesia di
Asian Games 2018. Bukankah kita harus #dukungbersama semua atlet yang akan berlaga nanti?
tidak bisa diubah. Maka, saya memberi dukungan, membuatnya lebih bernyawa dan
menjadikannya sebagai rasa tahu bagi yang tidak mengetahui. Inilah Nurul Akmal,
lifter wanita kebanggaan Indonesia di
Asian Games 2018. Bukankah kita harus #dukungbersama semua atlet yang akan berlaga nanti?
***
Sumber foto:
1. suara.com
2. Instagram: https://www.instagram.com/amel_fr210614/
3. Screenshot pesan dari Nurul Akmal di
Instagram @bairuindra
Instagram @bairuindra