Pengalaman pertama tidak selamanya membawa pengaruh besar dan tidak semuanya berdampak baik terhadap kelangsungan ke depannya. Demikian pula dengan pelaksanaan UNBK di MTsN 1 Aceh Barat di mana kami baru memulai untuk tahun ini dan tidak mungkin mencapai taraf sempurna tetapi hanya berada pada tingkat mendekati sempurna. Kami telah mengerahkan kekuatan sampai lebih besar daripada sebelumnya dan mampu melewati masa sulit seperti yang telah disebutkan. Maka, kami mengapresiasikan kesuksesan ini untuk semua komponen pendukung dan juga kepada siswa-siswi sebagai peserta ujian yang tidak mengeluh meskipun internet ngadat maupun menunggu TOKEN bagai seabad purnama.
![]() |
Catatan UNBK. |
Tantangan ke depan justru lebih besar di mana ketika kami memulai pelaksanaan ujian berbasis komputer tahun ini, maka tahun-tahun selanjutnya adalah ‘wajib’ untuk ujian serupa. Apabila kami tidak melaksanakan maka disebut telah mengalami kemunduran. Pilihan yang akan dibuat adalah tetap melaksanakan ujian berbasis komputer ini meskipun banyak kendala dan hambatan yang bisa saja terjadi, terutama perangkat pendukung yang tidak selamanya tersedia dengan baik.
Tahun ini semua laptop disediakan oleh orang tua peserta ujian dengan berbagai cara namun tahun berikutnya belum tentu orang tua memiliki kemampuan yang sama. Kekhawatiran ini barangkali menjadi dasar pertimbangan bahwa permulaan yang sukses menjadi cambuk yang sangat sakit di masa mendatang. Pertarungan yang sebenarnya di masa mendatang yang tidak diketahui keberadaannya.
Pelaksanaan UNBK untuk seluruh sekolah dan madrasah maupun ujian penyetaraan akan terus disempurnakan menjadi 100%. Meskipun di lapangan terkendala teknis maupun perangkat pendukung tetapi pemerintah telah berniat kuat untuk melaksanakannya. Strategi dan cara terbaik diberikan keluasaan kepada sekolah atau madrasah yang menjadi pelaksana ujian berbasis komputer ini.
MTsN 1 Aceh Barat tak lain sebuah madrasah yang cukup terpandang di Kecamatan Samatiga bahkan Kabupaten Aceh Barat. Meskipun berada di suasana pedesaan yang adem tetapi tidak menutup kemungkinan nama madrasah ini dikenal lebih luas. Tidak hanya angka 1 tetapi sarat prestasi dan juga keberanian untuk melaksanakan ujian berbasis komputer. Di saat madrasah lain berpikir dua kali untuk meminjamkan laptop kepada siswa, maka kami telah berani bertaruh untuk itu. Tidak mudah mengumpulkan kepercayaan dari orang tua dan siswa soal laptop ini.
Seandainya orang tua siswa tidak mau meminjamkan laptop untuk pelaksanaan ujian berbasis komputer tahun ini maka tak akan ada UNBK di MTsN 1 Aceh Barat. Kepercayaan orang tua siswa terhadap madrasah telah menjadi sebuah apresiasi yang tidak bisa diganti dengan apapun. Bagaimana tidak? 30 laptop dengan rata-rata harga Rp 5.000.000 maka setidaknya membutuhkan dana sebesar Rp 150.000.000 (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah).
Angka tersebut tidak sebanding dengan kepercayaan yang telah diberikan orang tua kepada madrasah yaitu MTsN 1 Aceh Barat. Laptop yang dipinjamkan itu hampir 1 bulan penuh dengan memisahkan hari berdasarkan simulasi, gladi bersih, UNBK, dan juga UAMBK. Risiko yang muncul bahkan jauh lebih besar tetapi berhasil dilewati sehingga kepercayaan orang tua masih tetap bisa dijaga dengan baik.
Waktu yang dihabiskan pelaksana ujian; termasuk di dalamnya, teknisi, operator, waka kurikulum yang bertugas lebih besar, kepala sekolah dan juga pihak lain yan terlibat memang tidak bisa diganti dengan materi dalam jumlah banyak. Teknisi dan operator adalah dua sosok yang lebih banyak menghabiskan waktu sebelum dan sesudah ujian. Kekhawatiran teknisi dan operator melebihi siapapun meskipun tidak dijabarkan dalam kata-kata dan bahkan emosi. Sesekali tidak bisa dielak saat siswa yang melakukan kesalahan atau sengaja mengangkat laptop sehingga kabel LAN terputus.
Proses yang dinikmati ini akan kembali terjadi di tahun-tahun berikutnya di mana pelaksanaan ujian berbasis komputer kembali digelar. Apakah akan sama atau berbeda? Tiada yang tahu. Pelaksanaan UNBK dan UAMBK tahun ini saja banyak sekali perubahan aturan dan bisa saja di tahun-tahun ke depan akan dilakukan penyempurnaan kembali, meskipun – sekali lagi – sekolah atau madrasah harus meminjam laptop kepada orang tua siswa.
Di akhir tulisan ini, UNBK baru dimulai dan belum berakhir dalam beberapa tahun ke depan. Semoga semangat dan menikmati setiap proses karena senyum siswa lebih menyenangkan daripada mengerutkan kening akan proses yang tersendat-sendat. []