Categories
Uncategorized

Semua Orang Pernah Bercita-cita Jadi Polisi, Nyatanya Tak Demikian

Semua Orang Pernah Bercita-cita Jadi Polisi, Nyatanya Tak Demikian. Cita-cita jadi polisi anak kecil sejak dulu. Anak kecil jika ditanya jadi apa, jadi polisi. 

Jika ditanya mau jadi apa, jawabannya polisi!
Itu waktu kecil. Karena apa? Polisi itu tampaknya gagah sekali. Entah bagaimana mendefinisikan kata “gagah” itu pada masa kecil.
Barangkali lebih kepada arti perlindungan. Polisi itu melindungi. Jiwa kecil saya menarik kesimpulan demikian pada sosok polisi. Walaupun terkadang saya kerap panas dingin apabila bertemu dengan polisi. 
Cita-cita jadi polisi – campus.imcnews.id
Sosok polisi di mata saya tak ubah sebagai pahlawan dalam angan-angan. Sering menonton drama seri seperti Power Rangers ataupun Satria Baja Hitam membuat saya mengidam-idamkan sosok yang diperankan oleh pahlawan super dalam keseharian. 
Pahlawan itu membela kebenaran, menumpas kejahatan dan menyayangi anak-anak. 
Namun seiring berjalannya waktu, saya tidak pernah lagi bercita-cita menjadi polisi karena postur tubuh yang tidak mendukung. Polisi tetap menjadi sosok yang membanggakan. Senang sekali rasanya mendengar teman sekolah yang menjadi polisi. 
Cerita-ceritanya mengundang decak kagum. Belum lagi harus berdiri di panas matahari saat pengamanan pejabat lewat di jalur utama. Melakukan razia kendaraan yang kadang awut-awutan dan tidak lengkap administrasi. Melaksanakan piket malam yang melelahkan. Menginterogasi para pelaku tindak kejahatan dengan berbagai macam taktik. 
Akhirnya, saya merasa bahwa beban polisi itu cukup berat sekali. Terutama pada Polisi Lalu Lintas (Polantas). Menjaga lalu lintas termasuk salah satu poin penting bagi sosok polisi. 
Lalu lintas yang padat membuat kekacauan mudah sekali terjadi. Tidak hanya di kota besar saja, di kota kecil kerap sekali terjadi kemacetan saat lampu merah tiba-tiba padam, misalnya. 
Tugas polisi semakin berat manakala terdapat pengendara yang suka menang sendiri, menerobos kemacetan dengan suka hati, menabrak pengendara lain lantas lari. 
Polisi satu-satunya penjaga jalan yang menerima tanggung jawab berat tersebut. 
Dalam rangka mencegah kemacetan yang terus-menerus terjadi, polisi setidaknya menyiapkan sabuk pengaman sejak dini. 

Sosialisasi Tugas Polisi Sejak Dini

Seberapa pentingnya sosialisasi terhadap suatu isu, tergantung pada manfaat yang diterima kemudian hari. Banyak sekali anak kecil yang masih menyebutkan polisi sebagai cita-cita mereka di masa depan. 
Sosialisasi ke berbagai elemen masyarakat masih sangat diperlukan untuk menguatkan teori mengenai apa yang terjadi di lapangan. Setidaknya, polisi menegaskan bahwa tugas mereka bukan sekadar mengatur lalu lintas sehingga tidak macet saja tetapi lebih dari pada itu. 
Kemacetan memang memuakkan, namun imbas dari kemacetan itu justru lebih parah. Pengendara yang tidak sabar bisa berbuat onar, merusak dan macam sebagainya yang tak mudah dilerai oleh polisi yang bertugas di lapangan. 
Elemen penting yang disosialisasi adalah mereka yang berusia aktif. Masa ini di mana darah masih segar dan suka sekali kebut-kebutan di jalan. 
Memberikan pengarahan yang mendasar dan benar kepada pengendara aktif (usia sekolah khususnya) supaya menghindari terjadinya petaka. Memang usia aktif dimaksud belum dibenarkan untuk mengendara tetapi mereka akan tiba masanya menjadi pengendara setelah lepas 17 tahun (menerima SIM). 
Dengan menanamkan pemahaman yang benar kepada usia aktif ini, setidaknya menghilangkan sedikit keresahan yang muncul akibat kemacetan. Sosialisasi kepada 100 orang, 70 orang menjalankan lalu lintas dengan tertib sudah termasuk kategori baik, walaupun 30 orang lainnya tidak menjalankannya.

Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Pada Tugas sebagai Polisi

Tidak mudah menumbuhkan rasa bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Tanggung jawab itu baru terasa manfaatnya ketika kehilangan, misalnya setelah terjadi kecelakaan lalu lintas. 
Padahal, jauh sebelumnya terdapat tugas individu yang musti diingatkan terhadap tanggung jawab terhadap keselamatan. 
Dalam perjalanan (berlalu lintas) rasa tanggung jawab tidak serta-merta untuk diri sendiri saja. Di jalan terdapat banyak sekali pengendara lain yang juga ingin cepat sampai ke tujuan. 
Jalanan yang macet justru lebih mudah menimbulkan masalah. Tersenggol sedikit saja bisa memunculkan goresan pada kendaraan orang lain. 
Tersenggol pada bagian lain, bisa saja kendaraan bermotor terjungkal ke aspal yang memungkinkan kecelakaan lain muncul. 
Polisi memberikan pengarahan yang tepat mengenai tanggung jawab seorang pengendara. Pengamanan ini jauh lebih penting dibandingkan dengan razia kelengkapan administrasi. 
Benar SIM dan STNK itu sangat wajib tetapi kewajiban ini sama-sama dipatuhi oleh semua pengendara. 
Sedangkan rasa tanggung jawab bisa saja luput dari pengendara karena tidak dalam bentuk tertulis (dokumen). 
Sosialisasi dalam rangka menumbuhkan rasa tanggung jawab setidaknya diberikan sejak dini. Pencegahan lebih baik dibandingkan tidak ada sama sekali. 
Kemacetan memang tidak mudah dihapus seketika mengingat volume kendaraan semakin hari semakin bertambah. Kesadaran pemilik kendaraan untuk tertib di jalan yang telah ditetapkan boleh tidaknya dilalui merupakan solusi terbaik. 
Polisi hanya berjaga saja, mengarahkan dan membantu jika terjadi kesalahan lalu lintas. 

Komunikatif Tugas Polisi Paling Utama

Polisi yang baik tak lain mereka yang ganteng luar dan dalam. Penampilan ganteng fisik saja bisa menipu jika aura dalamnya tidak terpancar. Hal ini ditandai dengan komunikasi antara polisi dengan pengguna lalu lintas. 
Polisi yang baik adalah mereka yang membangun komunikasi dengan benar sehingga pengendara merasa aman dan nyaman berlalu lintas. Polisi yang tegang dan jarang tersenyum membuat pengendara ketakutan dan lari terbirit-birit. 
Jika hal ini terjadi bisa saja kecelakaan lalu lintas tidak bisa dihindari. 
Membangun komunikasi yang baik sangat dibutuhkan karena berhubungan dengan emosi manusia. Sebagai pengendara kami sangat mengerti betapa lelahnya para polisi berjaga di tengah terik matahari atau hujan. 
Sebagai pelayan masyarakat polisi berhak memberikan pelayanan terbaik kepada pengendara. Memberikan arahan baik-baik kepada pengendara yang bandel misalnya menjadi salah satu poin tersendiri. 
Cita-cita menjadi polisi masih menjadi bumbu manis masa kecil. Polisi adalah sosok idaman. Kami tunggu pelayanan terbaik dari Pak Polisi di bawah panas matahari dan gerimis!

cita-cita jadi polisi. Polisi itu selalu menarik perhatian. Polisi itu harus ganteng dan tampan. Polisi itu harus cantik untuk polwan. Polisi ganteng menjadi idaman masyarakat. Polisi ganteng calon suami terbaik. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *