Categories
Uncategorized

ASUS Gathering ZenFone Max Pro M2 di Aceh

ASUS ke Aceh setelah beberapa purnama dirayu. Aceh itu di
ujung barat Indonesia dengan segala keindahan dan gahar dalam dirinya. Keputusan
yang sulit mungkin untuk ke Aceh; karena isu-isu yang berkembang di luar lebih
mengerikan. Namun, lets see? Ini lho, Aceh sebenarnya yang begitu ramah
kepada semua orang. Termasuk, ASUS Gathering di Aceh yang awalnya membuat saya
begitu khawatir. Ternyata, tidak demikian. Aceh selalu aman untuk siapa saja!
Diskusi beberapa waktu lalu, sebelum tanggal di 5 Maret, tim
Public Relation dan Marketing ASUS benar-benar sampai di Aceh. Saya bernapas
lega. Meskipun di dalam hati sangat harap cemas dengan blogger yang akan ikut temu-ramah ini. Saya sudah tegaskan di jauh
hari, bagi blogger yang mendaftar
wajib ikut gathering di jam 4 sore
itu.
Panas Banda Aceh yang seperti biasa – sampai sore – lebih
lagi membuat saya khawatir. Saya menyusun beberapa rencana meskipun hanya
tinggal rencana saja. Marissa, Caroline, Danu dan Frandy, tiba di Hotel Hanifi
sekitar pukul 12 siang. Saya bergegas ke sana menyambut tamu yang sudah –
sangat – ditunggu kedatangannya.
Sahabat saya, Yelli,
Ferhat, dan juga Hacky, berulangkali menanyakan kepada
saya, “Kapan ASUS Gathering di Banda Aceh?” tidak hanya saat kami bertemu namun
juga di grup perpesanan instan. Sulit memang menyakinkan tim ASUS ke Aceh
meskipun kemudian terkabulkan.
Hacky yang sangat antusias dengan ASUS Gathering di Aceh.
Saya begitu harap cemas menanti jam 4 sore waktu Aceh – berbeda
1 jam dengan Jakarta. Sedikit cerita dengan Marissa yang langsung bertemu, soal
suasana Aceh maupun hal-hal lain yang sudah lupa begitu saja. Danu mungkin
lebih banyak diam dalam pertemuan kami. Juga dengan Frandy yang jika acara ASUS
di Jakarta belum berani saya tegur sapa. Sedangkan Caroline, beberapa waktu
sebelum sampai di Aceh, begitu sering mengirim pesan; termasuk hal-hal ringan
misalnya cara berbusana selama di Aceh.
Kemudian, saya melihat Marissa, Caroline, Frandy dan juga
Danu, sangat menikmati keakraban di antara blogger
yang diundang. Mungkin, karena berbenturan dengan jadwal salat Ashar di jam 4 itu,
beberapa blogger terlambat datang. Namun,
tidak menutup kemeriahan suasana di dalam ruang meeting Hotel Hanifi.
Sedikit bicara Hotel Hanifi. Hotel ini memiliki arsitektur bergaya
Timur Tengah yang kental sekali. Perpaduan dengan gaya modern membuat hotel
yang berada di Jalan Gabus, Lamprit, tersebut cukup menarik perhatian. 
Salah satu sudut keren Hotel Al-Hanifi.
Ornamen di Hotel Al-Hanifi.
Sejenis bar di Hotel Al-Hanifi.
Blogger Aceh antusias ikut ASUS Gathering di Hotel Al-Hanifi.
Bukan
saja harga yang lumayan terjangkau tetapi juga suasana yang tidak begitu ramai
sehingga blogger yang hadir, dengan
bebas meng-eksplore ASUS
ZenFone Max Pro M2
.

Pengenalan Singkat ZenFone Max Pro M2

Frandy dan Danu bergantian mengenalkan ASUS ZenFone Max Pro
M2 kepada lebih 25 bloger yang hadir
hari itu. Saya bisa bernapas lega karena semua blogger yang diundang meluangkan waktu untuk acara kami ini. Saya pahami
benar, kesibukan blogger di Banda
Aceh tidaklah luang tetapi, “Demi ASUS,” kata mereka semua bisa diluangkan.
Technical seminar
yang pendek saja dari Frandy soal tantangan dan harapan ASUS ZenFone ke depan,
serta pengenalan produk yang cukup singkat dari Danu, setidaknya memberikan
wajah baru soal industri smartphone,
terutama ZenFone Max Pro M2 yang menyasar gamer
– atau mereka yang gemar bermain game.
Singkat dan padat saya pikir telah sesuai karena selebihnya adalah membaca
sendiri review di blog lain atau menonton ulasan di Youtube.
Bahkan, Iqbal maupun Irfan, sudah tahu lebih banyak soal smartphone yang dikenalkan itu.
Perkenalan singkat dengan ASUS ZenFone Max Pro M2.
ASUS ZenFone Max Pro M2 dan juga ZenFone Max M2 tak lain dua
produk yang memiliki keunikan tersendiri. Keduanya menyasar gamer maupun mereka yang senang dengan
multimedia namun ingin smartphone yang
lebih bertenaga dan tahan lama.
Dengan bodi mengilap dan kemera yang lebih mumpuni, ZenFone
Max Pro M2 menawarkan suguhan yang benar-benar menarik. Baterai yang cukup kuat
yaitu 5.000 mAh mendukun kinerja lebih baik. Saya merasakan sendiri bagaimana
ketahanan baterai smartphone ini. Tidak
diragukan lagi dan soal panas benar-benar telah lama ditinggal oleh ASUS. ZenFone
Max Pro M2 adalah pembaharuan yang sangat nyata dari ASUS.

Baca Review ZenFone Max Pro M2:

Pelipur Lara Gamer yang Sering Galau Baterai Cepat Habis

Adiknya ZenFone Max Pro M2 adalah ZenFone Max M2 dengan
baterai 4.000 mAh. Dari fisik tentu sangat berbeda di mana bodi tidak mengilap
dan baterai yang lebih rendah. Namun bukan berarti ketangkasan dan keunggulan
yang dimilikinya juga menjadi rendah. ZenFone Max M2 juga memiliki keunggulan
hampir setara dengan ZenFone Max Pro M2. Lahirnya ZenFone Max M2 tak lain untuk
mereka yang mengidamkan smartphone gahar
dan tahan lama namun dengan budget terbatas.

Baca Review ZenFone Max M2: 

Nggak Zaman Lagi Main Game Pakai HP Mahal

Dua smartphone
yang dikenalkan ASUS di hadapan blogger Aceh
– juga media pada siangnya – memberikan sensasi yang berbeda. Blogger yang hadir tampaknya tidak hanya
tertarik tetapi ingin memiliki salah satu di antara ZenFone Max M2 atau bahkan
ZenFone Max Pro M2. Keduanya tak diragukan lagi soal performa dan juga purna
jual di Indonesia.

Colek ZenFone Max Pro M2 di Aceh

Usai technical seminar
yang tak lebih 1 jam itu, blogger di
bagi dalam beberapa kelompok untuk colek-colek ZenFone Max Pro M2. Suasana Hotel
Hanifi cukup baik untuk berfoto. Eksplore foto dengan menggunakan kamera
ZenFone Max Pro M2 sangatlah layak di hotel ini. Gaya Timur Tengah dan modern
menjadi panorama yang berbeda sekali.
Hacky begitu antusias mengarahkan kamera yang beberapa
objek. Bahkan, untuk dirinya sendiri menjadi sangat apik di dalam kamera smartphone kelas menengah tersebut. Saya
yang menjepret saja terpukau dengan hasil bokeh
dari kamera smartphone ini.
Hacky bergaya dengan kamera ZenFone Max Pro M2.
Di sisi lain, Yelli menjadi objek foto yang tak kalah
menarik. Suasana yang berbeda di rooftop
Hotel Hanifi. Rooftop hotel ini
terbilang unik, dengan berada di atasnya kita bisa menikmati pemandangan kota
Banda Aceh. Di waktu senja, pemandangan di sini mungkin akan lebih terasa.
Yelli tak mau kalah ingin coba efek bokeh ZenFone Max Pro M2.
Satu jam saja waktu untuk memotret dengan ZenFone Max Pro
M2. Blogger Aceh yang ikut ASUS
Gathering hari itu tampak antusias sekali. Mungkin juga mereka ingin
mendapatkan hadiah dari foto terbaik. Di akhir acara, jelang magrib, Mira
sungguh tidak menduga akan mendapatkan juara pertama eksplore foto dengan ASUS
ZenFone Max Pro M2.
Ferhat dan Nana juara 3 dan 2 lomba foto Instagram.
Mira juara 1 lomba foto Instagram.
Juara kedua dan ketiga dari foto Instagram itu adalah Nana
dan Ferhat. Mungkin lain waktu bisa mencari objek lebih menarik lagi agar bisa
menang!

Kejutan Tak Terduga dari ASUS di Gathering Aceh

Kejutan lain tentu saja saat bermain Kahoot. Sebuah game yang untuk mengasah kemampuan dan
kecepatan. Karena tema hari itu adalah ZenFone Max M2 dan ZenFone Max Pro M2,
maka pertanyaan yang diberikan tak jauh seputar itu. Tim ASUS memberikan
pertanyaan sebanyak 10 buah dengan pilihan jawaban 4 buah.
Di akhir game, Irfan,
Iqbal dan Risa, membawa pulang voucher
belanja. Kejutan ini tentu menambah suasana kaku di awal pertemuan. Saya pun
menjadi sangat lega dengan keramahan blogger
Aceh. Mungkin lain kesempatan bisa bermain kembali game Kahoot bersama ASUS Indonesia.
Risa juara 3 game Kahoot.
Iqbal juara 2 game Kahoot.
Irfan juara 1 game Kahoot.
Kejutan lain adalah lomba blog untuk blogger yang
hadir hari itu. Lomba blog adalah
menulis tentang ZenFone Max M2 yang diperuntukkan kepada gamer. Meskipun beberapa blogger
mengaku kesulitan menulis tentang smartphone
pertama sekali, saya tetap menyemangati mereka. Akan ada hasil dari sebuah
perjuangan, begitu ujar saya.

Eksplore Banda Aceh ‘Cuma’ 2 Jam Saja

Malam yang menggoda dan tidak mendung membuat saya lebih lega.
Beberapa rencana telah saya siapkan untuk menjamu tim ASUS yang bertandang ke
Aceh. Caroline tak henti meminta mie Aceh di Aceh. Ngopi juga menjadi irama yang menarik untuk diikuti, serta mampir
sebentar ke Masjid Raya Baiturrahman.
Waktu yang terburu-buru mungkin. Kami makan mie Aceh di Mie
Razali, Peunayong, lalu berburu oleh-oleh sesaat lantas ke Masjid Raya Baiturrahman. 
Marissa di Masjid Raya Baiturrahman.
Caroline di Masjid Raya Baiturrahman.

Malam yang begitu cepat berlalu kami sisakan di Canai Mamak KL, Setui. Rasanya memang
tidak cukup untuk meng-eksplore Banda
Aceh selepas magrib. Namun, karena besoknya mereka harus kembali ke Jakarta mau
tidak mau malam itu harus jalan-jalan terlebih dahulu.
Ngopi di Canai Mamak KL.
Aceh yang terbuka untuk siapa saja tampaknya membuat Caroline
begitu lega. Saya hanya menganjurkan Caroline memakai penutup kepala saat ke
Masjid Raya Baiturrahman semata. Lepas dari itu, bahkan di warung kopi
sekalipun, nggak masalah jika tidak memakai lagi. Memang, selama perjalanan dan
sampai di tempat umum, orang lain cuek saja terhadap Caroline dan itu
membuatnya nyaman.
Sampai bertemu di event ASUS lainnya di Aceh.
Tim ASUS yang sudah berkenan ke Aceh, terima kasih. Saya harap
bersenang-senang dengan kami di sini. Lain waktu, kami akan menjamu lagi dengan
nuansa yang lebih beraroma lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *